SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
Baixar para ler offline
MODUL KULIAH
STRUKTUR BETON BERTULANG II
Bahan Kuliah E-Learning
Kelas Karyawan
Minggu ke : 1
PENDAHULUAN
Oleh
Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS
PRODI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2008
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
I Rencana Perkuliahan 1
I.1 Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.2 Deskripsi Perkuliahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.3 Tujuan Umum Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.4 Tujuan Khusus Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.5 Organisasi Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.6 Literatur yang Digunakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.7 Aktivitas Pembelajaran dan Aturan Perkuliahan . . . . . . . . . . . . . 2
I.7.1 Aktivitas Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.7.2 Sistim Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
II Pendahuluan 4
II.1 Review dasar-dasar Teori Beton Bertulang . . . . . . . . . . . . . . . . 4
II.1.1 Cara Perencanaan Komponen Beton Bertulang . . . . . . . . . 4
II.1.2 Perencanaan Dengan Beban Terfaktor . . . . . . . . . . . . . . 4
II.1.3 Tipe Keruntuhan pada Komponen Beton Bertulang . . . . . . . 4
II.1.4 Istilah-istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
II.2 Pengertian Kolom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
II.3 Jenis-jenis Kolom Beton Bertulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
II.4 Kolom Pendek versus Kolom Langsing . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
III Analisis dan Perencanaan 12
III.1 Analisis Versus Disain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
III.2 Perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
III.2.1 Anggapan Dasar Perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
III.2.2 Perencanaan Kolom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
i
BAB I Rencana Perkuliahan
I.1 Pengantar
Struktur Beton Bertulang II ini merupakan kelanjutan dari perkuliahan Struktur Be-
ton Bertulang I.
Berbeda dari bahan kuliah Struktur Beton Bertulang I yang lebih menekankan pem-
bahasan tentang perilaku elemen balok beton bertulang, bahan kuliah Struktur Beton
Bertulang II ini lebih menekankan pada elemen kolom Struktur Beton Bertulang.
I.2 Deskripsi Perkuliahan
Perkuliahan Struktur Bertulang ini meliputi :
Perilaku kolom beton bertulang akibat kombinasi beban lentur dan aksial, factor re-
duksi kekuatan, diagram interaksi, desain kolom pendek, desain kolom langsing, desain
sengkang kolom, panjang penyaluran.
I.3 Tujuan Umum Pembelajaran
Adapun sebagai tujuan umum pembelajaran adalah :
Agar mahasiswa memahami teori dasar karakteristik elemen kolom Beton Bertulang
dan panjang penyaluran tulangan.
I.4 Tujuan Khusus Pembelajaran
Selain tujuan umum pembelajaran diatas, perkuliahan ini juga mempunyai tujuan
khusus pembelajaran, yakni :
Agar mahasiswa mampu merencanakan kolom Struktur Beton Bertulang berdasarkan
teori dan Standar/Aturan yang berlaku, dan mampu merencanakan panjang penyalu-
ran tulangan beton.
1
I.5 Organisasi Materi
Materi perkuliahan terdiri dari :
Materi Jumlah minggu
1. Pendahuluan 1 x
2. Kolom Pendek 1 x
3. Diagram Interaksi 4 x
4. Disain Kolom Pendek 2 x
5. Kolom Langsing 1 x
6. Review Analisis Struktur Metoda Cross 1 x
7. Disain Kolom Langsing 1 x
8. Sengkang kolom 1 x
9. Perencanaan Kolom Biaksial 1 x
10. Panjang penyaluran 2 x
I.6 Literatur yang Digunakan
• Dept. Kimpraswil, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002
• MacGregor, J. G., dan Wight, J., K., 2005, Reinforced Concrete Structure, Prentice-
Hall,Inc, New Jersey.
• Vis, W. C., Kusuma, G., 1995, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang (Berdasarkan
SKSNI T-15-1991-03), Seri Beton 1, Erlangga, Jakarta.
• Vis, W. C., Kusuma, G., 1995, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang
(Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03), Seri Beton 4, Erlangga, Jakarta.
I.7 Aktivitas Pembelajaran dan Aturan Perkuliahan
I.7.1 Aktivitas Pembelajaran
1. Perkuliahan : pertemuan ke 1, 4, 7, 11 dan 14.
2. Pembelajaran melalui E-Learning setiap minggu.
2
3. Quiz, untuk setiap materi minggu terkait.
4. Diskusi melalui Forum E-Learning setiap minggu..
5. Ujian Tengah Semester.
6. Ujian Akhir Semester.
I.7.2 Sistim Evaluasi
Bentuk Evaluasi persentase nilai
1. Quiz 25 %
2. UTS 25 %
3. UAS 35 %
4. Aktif di Forum 15 %
3
BAB II Pendahuluan
II.1 Review dasar-dasar Teori Beton Bertulang
Sebelum masuk pada materi Struktur Beton Bertulang II, ada beberapa hal yang perlu
diingat kembali mengenai dasar-dasar teori bertulang yang telah dibahas pada Struktur
Beton Bertulang I, yakni :
II.1.1 Cara Perencanaan Komponen Beton Bertulang
Perencanaan komponen beton bertulang dapat dilakukan dengan cara :
• Beban Batas / Beban Terfaktor. Cara ini lebih disaran Peraturan Beton
Bertulang Indonesia untuk digunakan pada perencanaan.
• Beban Kerja. Cara ini merupakan cara alternatif dalam perencanaan. Pada
cara ini tegangan yang terjadi dibatasi oleh tegangan izin.
II.1.2 Perencanaan Dengan Beban Terfaktor
Pada perencanaan komponen beton bertulang dengan cara beban terfaktor, maka :
• Beban yang digunakan adalah beban yang sudah dikalikan dengan suatu faktor.
• Kekuatan beton yang digunakan adalah kekuatan batasnya ( fc ) x faktor reduksi
(φ) .
II.1.3 Tipe Keruntuhan pada Komponen Beton Bertulang
Ada 3 kemungkinan type / kasus keruntuhan yang terjadi pada perencanaan dengan
menggunakan kekuatan batas ini :
• Tulangan Kuat (Overreinvorced). Keruntuhan type ini terjadi akibat tulan-
gan terlalu banyak, sehingga beton yang tertekan hancur terlebih dahulu (beton
4
mencapai kekuatan batasnya terlebih dahulu). Keruntuhan ini terjadi secara
tiba-tiba (brittle failure).
Gambar II.1. Contoh Tulangan Kuat (Overreinvorced) dan Regangannya
• Tulangan Lemah (Underreinvorced). Pada kasus ini tulangan mencapai
tegangan lelehnya (fy) terlebih dahulu, setelah itu baru beton mencapai regangan
batasnya ( c ), dan selanjutnya struktur runtuh. Pada kasus ini terlihat ada
tanda-tanda berupa defleksi yang besar sebelum terjadi keruntuhan.
• Balanced Reinvorced. Pada type keruntuhan ini, saat terjadi keruntuhan (
beton mencapai regangan batasnya, c ), tulangan juga pas mencapai tegangan
lelehnya (fy) . Keruntuhan ini juga terjadi secara tiba-tiba.
II.1.4 Istilah-istilah
Beberapa istilah-istilah pada dasar-dasar perencanaan struktur beton bertulang :
• Tegangan : intensitas gaya per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan
kg/cm2
, Mpa atau N/mm2
.
5
Gambar II.2. Contoh Tulangan Lemah (Underreinvorced) dan Regangannya
Gambar II.3. Contoh Tulangan Seimbang (Balanced Reinvorced)dan Regangannya
6
• fc (kuat tekan beton yang disyaratkan) : tegangan beton yang ditetapkan/digunakan
pada perencanaan, dengan aplikasi pengujian di lapangan berupa hasil benda uji
berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
• fy ( kuat tarik leleh ) : tegangan tarik leleh minimum yang disyaratkan pada
tulangan.
• Kuat nominal : kemampuan elemen atau penampang struktur dalam menerima
beban yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi dari tata cara pada SNI
03-2847-2002.
– Jika berupa momen, maka kuat nominal dimaksud adalah momen nominal
( Mn ).
– Jika berupa gaya tekan, maka kuat nominal dimaksud adalah kuat tekan
nominal ( Pn ).
– Jika berupa gaya geser, maka kuat nominal dimaksud adalah kuat geser
nominal ( Vn ).
• Beban terfaktor : Beban kerja yang telah dikalikan dengan faktor beban yang
ditentukan dalam pasal 11.2 SNI 03-2847-2002.
• Kuat Perlu : kekuatan suatu komponen struktur / penampang yang diperlukan
untuk menahan beban terfaktor dalam suatu kombinasi beban.
• Kuat rencana : kuat nominal x faktor reduksi kekuatan komponen struktur (φ)
menurut pasal 11.3 SNI 03-2847-2002, yang mana nilai φ < 1. Artinya kekuatan
elemen struktur beton bertulang yang digunakan pada perencanaan lebih kecil
dari kemampuan elemen itu yang sesungguhnya (kuat nominalnya)
Selain itu pada setiap perencanaan elemen struktur beton bertulang, diharuskan
:
7
Kuat rencana ≥ Kuatperlu
artinya :
φMn ≥ Mu
φVn ≥ Vu
φPn ≥ Pu
dimana :
Mu, Vu dan Pu merupakan kekuatan momen, gaya geser dan gaya tekan yang
diperlukan untuk menerima beban terfaktor.
II.2 Pengertian Kolom
Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu / menahan balok yang memikul
beban-beban pada lantai. Sehingga kolom ini sangat berarti bagi struktur. Jika kolom
runtuh, maka runtuh pulalah bangunan secara keseluruhan. Elemen struktur beton
Gambar II.4. Kolom Beton
bertulang dikategorikan sebagai kolom jika,
• L
b
≥ 3 , L = panjang kolom , b = lebar penampang kolom
• Jika L
b
< 3 , elemen tersebut dinamakan pedestal.
Pada umumnya kolom beton tidak hanya menerima beban aksial tekan, tapi juga
momen.
8
II.3 Jenis-jenis Kolom Beton Bertulang
Berdasarkan bentuk dan komposisi material yang umum digunakan, maka kolom bertu-
lang dapat dibagi dalam beberapa type berikut :
1. Kolom empat persegi dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat
lateral / sengkang. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau
berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini meru-
pakan bentuk yang paling banyak digunakan, mengingat pembuatannya yang
lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih sederhana serta penggunaan tu-
langan longitudinal yang lebih efektif (jika ada beban momen lentur) dari type
lainnya.
2. Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau
tulangan pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yag lebih bagus diband-
ing bentuk yang pertama di atas, namun pembuatannya lebih sulit dan penggu-
naan tulangan longitudinalnya kurang efektif (jika ada beban momen lentur)
dibandingkan dari type yang pertama di atas.
3. Kolom komposit. Pada jenis kolom ini, digunakan profil baja sebagai pemikul
lentur pada kolom. Selain itu tulangan longitudial dan tulangan pengikat juga
ditambahkan bila perlu. Bentuk ini biasanya digunakan, apabila jika hanya meng-
gunakan kolom bertulang biasa diperoleh ukuran yang sangat besar karena be-
bannya yang cukup besar, dan disisi lain diharapkan ukuran kolom tidak terlalu
besar.
Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi atas :
• Kolom Pendek, dimana masalah tekuk tidak perlu menjadi perhatian dalam
merencanakan kolom karena pengaruhnya cukup kecil.
• Kolom Langsing, dimana masalah tekuk perlu diperhitungkan dalam meren-
canakan kolom.
9
(1) (2) (3)
Gambar II.5. Jenis Kolom Berdasrkan Betuk dan Komposisi Material
10
II.4 Kolom Pendek versus Kolom Langsing
Menurut peraturan beton bertulang Indonesia : SNI 03-2847-2002, masalah tekuk
dapat diabaikan atau kolom direncanakan sebagai kolom pendek, jika :
k u
r
≤ 34 − 12
M1
M2
dimana :
k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan (akan dibahas lebih lanjut pada
perkuliahan yang berkenaan dengan topik Kolom Langsing).
u = panjang bentang komponen struktur lentur (balok/pelat) yang diukur dari pusat
ke pusat titik kumpul.
r = jari-jari girasi penampang kolom.
M1 = momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada kolom.
M2 = momen ujung terfaktor yang lebih besar pada kolom.
M1
M2
bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan tunggal.
M1
M2
bernilai negatif bila kolom melentur dengan kelengkungan ganda.
Gambar II.6. Kelengkungan Tunggal dan Kelengkungan Ganda
11
BAB III Analisis dan Perencanaan
III.1 Analisis Versus Disain
Ada 2 macam perhitungan yang perlu dilakukan dalam mempelajari permasalahan
beton bertulang :
1. Analisis.
Pada perhitungan analisis, suatu penampang dengan data-data yang sudah dike-
tahui, antara lain
• ukuran penampang : lebar, tinggi.
• data tulangan : diameter dan jumlah tulangan.
• mutu beton.
• mutu baja.
ingin dicari kapasitas/kemampuan/kekuatan penampang menerima beban.
Kekuatan ini selanjutnya disebut sebagai kekuatan nominal penampang.
Kekuatan nominal penampang yang menerima beban aksial dan lentur adalah
gaya aksial nominal (Pn) dan momen nominal (Mn).
2. Disain.
Pada perhitugan ini, dengan data-data gaya-gaya yang bekerja pada penampang
akibat beban (beban yang sudah dikalikan faktor keamanan), setelah ditetapkan
kekuatan/mutu beton dan baja yang akan digunakan, dicari ukuran penampang
yang cocok serta tulangan yang diperlukan agar struktur dijamin dapat menahan
beban-beban tersebut.
III.2 Perencanaan
III.2.1 Anggapan Dasar Perencanaan
Kekuatan kolom beton bertulang direncanakan dengan anggapan-anggapan/asumsi-
asumsi sebagai berikut :
12
• Distribusi regangan disepanjang permukaan penampang kolom bersifat linier.
• Tidak terjadi slip antara beton dengan tulangan.
• Regangan tekan maksimum beton pada kondisi ultimit = 0.003
• Kekuatan tarik beton diabaikan, karena jauh lebih kecil dari kekuatan tarik baja
tulangan, sehingga tidak berarti.
III.2.2 Perencanaan Kolom
SNI Beton 03-2847-2002 pasal 12.9.1 membatasi rasio tulangan (ρ) pada kolom, sbb
0, 01 ≤ ρ ≤ 0, 08 dimana ρ =
Ast
Ag
Ag = luas total penampang kolom (termasuk luas penamp. tul.)
Ast = luas total penampang tulangan
Walaupun ρmax dapat diambil 0, 08, kenyataan di lapangan hal ini sulit dilaksanakan,
apalagi jika perlu ada sambungan lewatan.
Untuk Indonesia, karena harga besi tulangan jauh lebih mahal dari bahan beton, maka
biasanya rasio tulangan yang ekonomis berkisar antara 1-4%, tergantung lokasi daerah.
13

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Reski Aprilia
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
perkasa45
 

Mais procurados (20)

menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
Contoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapakContoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapak
 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
 
Pc spun piles wika
Pc spun piles wikaPc spun piles wika
Pc spun piles wika
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertLaporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
 
Baja - Batang Aksial Lentur
Baja - Batang Aksial Lentur Baja - Batang Aksial Lentur
Baja - Batang Aksial Lentur
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
 
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdfSNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
 
PENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASIPENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASI
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 

Destaque

2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
mrtunsyiah
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
inka -chan
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
Byox Olii
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
Abd Hamid
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Muh.Nasir Lewa
 

Destaque (20)

2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
 
Perencanaan Plat
Perencanaan PlatPerencanaan Plat
Perencanaan Plat
 
Cover pjr
Cover pjrCover pjr
Cover pjr
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
 
modul pelaksanaan proyek
modul pelaksanaan proyekmodul pelaksanaan proyek
modul pelaksanaan proyek
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
 
Perencanaan balok
Perencanaan balokPerencanaan balok
Perencanaan balok
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 
Laporan tugas besar
Laporan tugas besarLaporan tugas besar
Laporan tugas besar
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah Tinggal
 
Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
 
Sistem Pemeliharaan (01)
Sistem Pemeliharaan (01)Sistem Pemeliharaan (01)
Sistem Pemeliharaan (01)
 
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan Jalan
 

Semelhante a Beton bertulang

Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
Reski Aprilia
 
RPS Struktur Beton Bertulang(1).pdf
RPS Struktur Beton Bertulang(1).pdfRPS Struktur Beton Bertulang(1).pdf
RPS Struktur Beton Bertulang(1).pdf
Aceborg1
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
Deniyudi Jayaraya
 
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptxpresentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
ZikrullahZikrul
 

Semelhante a Beton bertulang (20)

Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
Its paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paperIts paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paper
 
RPS Struktur Beton Bertulang(1).pdf
RPS Struktur Beton Bertulang(1).pdfRPS Struktur Beton Bertulang(1).pdf
RPS Struktur Beton Bertulang(1).pdf
 
analisa-struktur
analisa-strukturanalisa-struktur
analisa-struktur
 
BAB 2.PDF
BAB 2.PDFBAB 2.PDF
BAB 2.PDF
 
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdfRPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
 
skripsi.pdf
skripsi.pdfskripsi.pdf
skripsi.pdf
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
 
Makalah tekprod flat top barge
Makalah tekprod flat top  bargeMakalah tekprod flat top  barge
Makalah tekprod flat top barge
 
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
 
Elemen mesin 1
Elemen mesin 1 Elemen mesin 1
Elemen mesin 1
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
 
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptxpresentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
 
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptxELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
 
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanJurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
 
Makalah statika
Makalah statikaMakalah statika
Makalah statika
 

Último

2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
taniaalda710
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
FujiAdam
 

Último (14)

BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 

Beton bertulang

  • 1. MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG II Bahan Kuliah E-Learning Kelas Karyawan Minggu ke : 1 PENDAHULUAN Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA 2008
  • 2. DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I Rencana Perkuliahan 1 I.1 Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 I.2 Deskripsi Perkuliahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 I.3 Tujuan Umum Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 I.4 Tujuan Khusus Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 I.5 Organisasi Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 I.6 Literatur yang Digunakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 I.7 Aktivitas Pembelajaran dan Aturan Perkuliahan . . . . . . . . . . . . . 2 I.7.1 Aktivitas Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 I.7.2 Sistim Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 II Pendahuluan 4 II.1 Review dasar-dasar Teori Beton Bertulang . . . . . . . . . . . . . . . . 4 II.1.1 Cara Perencanaan Komponen Beton Bertulang . . . . . . . . . 4 II.1.2 Perencanaan Dengan Beban Terfaktor . . . . . . . . . . . . . . 4 II.1.3 Tipe Keruntuhan pada Komponen Beton Bertulang . . . . . . . 4 II.1.4 Istilah-istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 II.2 Pengertian Kolom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 II.3 Jenis-jenis Kolom Beton Bertulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 II.4 Kolom Pendek versus Kolom Langsing . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11 III Analisis dan Perencanaan 12 III.1 Analisis Versus Disain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 III.2 Perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 III.2.1 Anggapan Dasar Perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 III.2.2 Perencanaan Kolom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 i
  • 3. BAB I Rencana Perkuliahan I.1 Pengantar Struktur Beton Bertulang II ini merupakan kelanjutan dari perkuliahan Struktur Be- ton Bertulang I. Berbeda dari bahan kuliah Struktur Beton Bertulang I yang lebih menekankan pem- bahasan tentang perilaku elemen balok beton bertulang, bahan kuliah Struktur Beton Bertulang II ini lebih menekankan pada elemen kolom Struktur Beton Bertulang. I.2 Deskripsi Perkuliahan Perkuliahan Struktur Bertulang ini meliputi : Perilaku kolom beton bertulang akibat kombinasi beban lentur dan aksial, factor re- duksi kekuatan, diagram interaksi, desain kolom pendek, desain kolom langsing, desain sengkang kolom, panjang penyaluran. I.3 Tujuan Umum Pembelajaran Adapun sebagai tujuan umum pembelajaran adalah : Agar mahasiswa memahami teori dasar karakteristik elemen kolom Beton Bertulang dan panjang penyaluran tulangan. I.4 Tujuan Khusus Pembelajaran Selain tujuan umum pembelajaran diatas, perkuliahan ini juga mempunyai tujuan khusus pembelajaran, yakni : Agar mahasiswa mampu merencanakan kolom Struktur Beton Bertulang berdasarkan teori dan Standar/Aturan yang berlaku, dan mampu merencanakan panjang penyalu- ran tulangan beton. 1
  • 4. I.5 Organisasi Materi Materi perkuliahan terdiri dari : Materi Jumlah minggu 1. Pendahuluan 1 x 2. Kolom Pendek 1 x 3. Diagram Interaksi 4 x 4. Disain Kolom Pendek 2 x 5. Kolom Langsing 1 x 6. Review Analisis Struktur Metoda Cross 1 x 7. Disain Kolom Langsing 1 x 8. Sengkang kolom 1 x 9. Perencanaan Kolom Biaksial 1 x 10. Panjang penyaluran 2 x I.6 Literatur yang Digunakan • Dept. Kimpraswil, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 • MacGregor, J. G., dan Wight, J., K., 2005, Reinforced Concrete Structure, Prentice- Hall,Inc, New Jersey. • Vis, W. C., Kusuma, G., 1995, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang (Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03), Seri Beton 1, Erlangga, Jakarta. • Vis, W. C., Kusuma, G., 1995, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang (Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03), Seri Beton 4, Erlangga, Jakarta. I.7 Aktivitas Pembelajaran dan Aturan Perkuliahan I.7.1 Aktivitas Pembelajaran 1. Perkuliahan : pertemuan ke 1, 4, 7, 11 dan 14. 2. Pembelajaran melalui E-Learning setiap minggu. 2
  • 5. 3. Quiz, untuk setiap materi minggu terkait. 4. Diskusi melalui Forum E-Learning setiap minggu.. 5. Ujian Tengah Semester. 6. Ujian Akhir Semester. I.7.2 Sistim Evaluasi Bentuk Evaluasi persentase nilai 1. Quiz 25 % 2. UTS 25 % 3. UAS 35 % 4. Aktif di Forum 15 % 3
  • 6. BAB II Pendahuluan II.1 Review dasar-dasar Teori Beton Bertulang Sebelum masuk pada materi Struktur Beton Bertulang II, ada beberapa hal yang perlu diingat kembali mengenai dasar-dasar teori bertulang yang telah dibahas pada Struktur Beton Bertulang I, yakni : II.1.1 Cara Perencanaan Komponen Beton Bertulang Perencanaan komponen beton bertulang dapat dilakukan dengan cara : • Beban Batas / Beban Terfaktor. Cara ini lebih disaran Peraturan Beton Bertulang Indonesia untuk digunakan pada perencanaan. • Beban Kerja. Cara ini merupakan cara alternatif dalam perencanaan. Pada cara ini tegangan yang terjadi dibatasi oleh tegangan izin. II.1.2 Perencanaan Dengan Beban Terfaktor Pada perencanaan komponen beton bertulang dengan cara beban terfaktor, maka : • Beban yang digunakan adalah beban yang sudah dikalikan dengan suatu faktor. • Kekuatan beton yang digunakan adalah kekuatan batasnya ( fc ) x faktor reduksi (φ) . II.1.3 Tipe Keruntuhan pada Komponen Beton Bertulang Ada 3 kemungkinan type / kasus keruntuhan yang terjadi pada perencanaan dengan menggunakan kekuatan batas ini : • Tulangan Kuat (Overreinvorced). Keruntuhan type ini terjadi akibat tulan- gan terlalu banyak, sehingga beton yang tertekan hancur terlebih dahulu (beton 4
  • 7. mencapai kekuatan batasnya terlebih dahulu). Keruntuhan ini terjadi secara tiba-tiba (brittle failure). Gambar II.1. Contoh Tulangan Kuat (Overreinvorced) dan Regangannya • Tulangan Lemah (Underreinvorced). Pada kasus ini tulangan mencapai tegangan lelehnya (fy) terlebih dahulu, setelah itu baru beton mencapai regangan batasnya ( c ), dan selanjutnya struktur runtuh. Pada kasus ini terlihat ada tanda-tanda berupa defleksi yang besar sebelum terjadi keruntuhan. • Balanced Reinvorced. Pada type keruntuhan ini, saat terjadi keruntuhan ( beton mencapai regangan batasnya, c ), tulangan juga pas mencapai tegangan lelehnya (fy) . Keruntuhan ini juga terjadi secara tiba-tiba. II.1.4 Istilah-istilah Beberapa istilah-istilah pada dasar-dasar perencanaan struktur beton bertulang : • Tegangan : intensitas gaya per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2 , Mpa atau N/mm2 . 5
  • 8. Gambar II.2. Contoh Tulangan Lemah (Underreinvorced) dan Regangannya Gambar II.3. Contoh Tulangan Seimbang (Balanced Reinvorced)dan Regangannya 6
  • 9. • fc (kuat tekan beton yang disyaratkan) : tegangan beton yang ditetapkan/digunakan pada perencanaan, dengan aplikasi pengujian di lapangan berupa hasil benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. • fy ( kuat tarik leleh ) : tegangan tarik leleh minimum yang disyaratkan pada tulangan. • Kuat nominal : kemampuan elemen atau penampang struktur dalam menerima beban yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi dari tata cara pada SNI 03-2847-2002. – Jika berupa momen, maka kuat nominal dimaksud adalah momen nominal ( Mn ). – Jika berupa gaya tekan, maka kuat nominal dimaksud adalah kuat tekan nominal ( Pn ). – Jika berupa gaya geser, maka kuat nominal dimaksud adalah kuat geser nominal ( Vn ). • Beban terfaktor : Beban kerja yang telah dikalikan dengan faktor beban yang ditentukan dalam pasal 11.2 SNI 03-2847-2002. • Kuat Perlu : kekuatan suatu komponen struktur / penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor dalam suatu kombinasi beban. • Kuat rencana : kuat nominal x faktor reduksi kekuatan komponen struktur (φ) menurut pasal 11.3 SNI 03-2847-2002, yang mana nilai φ < 1. Artinya kekuatan elemen struktur beton bertulang yang digunakan pada perencanaan lebih kecil dari kemampuan elemen itu yang sesungguhnya (kuat nominalnya) Selain itu pada setiap perencanaan elemen struktur beton bertulang, diharuskan : 7
  • 10. Kuat rencana ≥ Kuatperlu artinya : φMn ≥ Mu φVn ≥ Vu φPn ≥ Pu dimana : Mu, Vu dan Pu merupakan kekuatan momen, gaya geser dan gaya tekan yang diperlukan untuk menerima beban terfaktor. II.2 Pengertian Kolom Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu / menahan balok yang memikul beban-beban pada lantai. Sehingga kolom ini sangat berarti bagi struktur. Jika kolom runtuh, maka runtuh pulalah bangunan secara keseluruhan. Elemen struktur beton Gambar II.4. Kolom Beton bertulang dikategorikan sebagai kolom jika, • L b ≥ 3 , L = panjang kolom , b = lebar penampang kolom • Jika L b < 3 , elemen tersebut dinamakan pedestal. Pada umumnya kolom beton tidak hanya menerima beban aksial tekan, tapi juga momen. 8
  • 11. II.3 Jenis-jenis Kolom Beton Bertulang Berdasarkan bentuk dan komposisi material yang umum digunakan, maka kolom bertu- lang dapat dibagi dalam beberapa type berikut : 1. Kolom empat persegi dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat lateral / sengkang. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi ini meru- pakan bentuk yang paling banyak digunakan, mengingat pembuatannya yang lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih sederhana serta penggunaan tu- langan longitudinal yang lebih efektif (jika ada beban momen lentur) dari type lainnya. 2. Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau tulangan pengikat lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yag lebih bagus diband- ing bentuk yang pertama di atas, namun pembuatannya lebih sulit dan penggu- naan tulangan longitudinalnya kurang efektif (jika ada beban momen lentur) dibandingkan dari type yang pertama di atas. 3. Kolom komposit. Pada jenis kolom ini, digunakan profil baja sebagai pemikul lentur pada kolom. Selain itu tulangan longitudial dan tulangan pengikat juga ditambahkan bila perlu. Bentuk ini biasanya digunakan, apabila jika hanya meng- gunakan kolom bertulang biasa diperoleh ukuran yang sangat besar karena be- bannya yang cukup besar, dan disisi lain diharapkan ukuran kolom tidak terlalu besar. Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi atas : • Kolom Pendek, dimana masalah tekuk tidak perlu menjadi perhatian dalam merencanakan kolom karena pengaruhnya cukup kecil. • Kolom Langsing, dimana masalah tekuk perlu diperhitungkan dalam meren- canakan kolom. 9
  • 12. (1) (2) (3) Gambar II.5. Jenis Kolom Berdasrkan Betuk dan Komposisi Material 10
  • 13. II.4 Kolom Pendek versus Kolom Langsing Menurut peraturan beton bertulang Indonesia : SNI 03-2847-2002, masalah tekuk dapat diabaikan atau kolom direncanakan sebagai kolom pendek, jika : k u r ≤ 34 − 12 M1 M2 dimana : k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan (akan dibahas lebih lanjut pada perkuliahan yang berkenaan dengan topik Kolom Langsing). u = panjang bentang komponen struktur lentur (balok/pelat) yang diukur dari pusat ke pusat titik kumpul. r = jari-jari girasi penampang kolom. M1 = momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada kolom. M2 = momen ujung terfaktor yang lebih besar pada kolom. M1 M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan tunggal. M1 M2 bernilai negatif bila kolom melentur dengan kelengkungan ganda. Gambar II.6. Kelengkungan Tunggal dan Kelengkungan Ganda 11
  • 14. BAB III Analisis dan Perencanaan III.1 Analisis Versus Disain Ada 2 macam perhitungan yang perlu dilakukan dalam mempelajari permasalahan beton bertulang : 1. Analisis. Pada perhitungan analisis, suatu penampang dengan data-data yang sudah dike- tahui, antara lain • ukuran penampang : lebar, tinggi. • data tulangan : diameter dan jumlah tulangan. • mutu beton. • mutu baja. ingin dicari kapasitas/kemampuan/kekuatan penampang menerima beban. Kekuatan ini selanjutnya disebut sebagai kekuatan nominal penampang. Kekuatan nominal penampang yang menerima beban aksial dan lentur adalah gaya aksial nominal (Pn) dan momen nominal (Mn). 2. Disain. Pada perhitugan ini, dengan data-data gaya-gaya yang bekerja pada penampang akibat beban (beban yang sudah dikalikan faktor keamanan), setelah ditetapkan kekuatan/mutu beton dan baja yang akan digunakan, dicari ukuran penampang yang cocok serta tulangan yang diperlukan agar struktur dijamin dapat menahan beban-beban tersebut. III.2 Perencanaan III.2.1 Anggapan Dasar Perencanaan Kekuatan kolom beton bertulang direncanakan dengan anggapan-anggapan/asumsi- asumsi sebagai berikut : 12
  • 15. • Distribusi regangan disepanjang permukaan penampang kolom bersifat linier. • Tidak terjadi slip antara beton dengan tulangan. • Regangan tekan maksimum beton pada kondisi ultimit = 0.003 • Kekuatan tarik beton diabaikan, karena jauh lebih kecil dari kekuatan tarik baja tulangan, sehingga tidak berarti. III.2.2 Perencanaan Kolom SNI Beton 03-2847-2002 pasal 12.9.1 membatasi rasio tulangan (ρ) pada kolom, sbb 0, 01 ≤ ρ ≤ 0, 08 dimana ρ = Ast Ag Ag = luas total penampang kolom (termasuk luas penamp. tul.) Ast = luas total penampang tulangan Walaupun ρmax dapat diambil 0, 08, kenyataan di lapangan hal ini sulit dilaksanakan, apalagi jika perlu ada sambungan lewatan. Untuk Indonesia, karena harga besi tulangan jauh lebih mahal dari bahan beton, maka biasanya rasio tulangan yang ekonomis berkisar antara 1-4%, tergantung lokasi daerah. 13