2. PENGERTIAN INFAQ (1)
Infak berasal dari Bahasa Arab, "anfaqa" yang berarti membelanjakan harta atau memberikan harta.
Sedangkan infak berarti keluarkanlah harta. Infaq adalah mengeluarkan harta dengan suka rela yang di
lakukan seseorang. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta,
berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia
kehendakinya.
Dalil mengenai anjuran untuk berinfak ini tertera dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 267:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah
Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267).
3. Sejatinya infak dibagi menjadi dua, ada infak untuk kebaikan, dan infak untuk keburukan. infak
kebaikan ini dilakukan atau dibelanjakan untuk di jalan Allah, yang juga dengan harta berasal dari hal
baik.
Sedangkan infak keburukan contohnya, dijelaskan dalam Surat Al-Anfal Ayat 36 yaitu:
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi
(orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka,
dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan" (QS.
Al-Anfal: 36).
PENGERTIAN INFAQ (2)
4. Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada keampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang takwa. Yaitu orang-orang yang menginfakkan
(hartanya) baik di waktu senang atau di waktu susah, dan orang-orang yang menahan kemarahannya
dan memaafkan kesalahan orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Ali Imran:
133-134).
Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan setiap hambanya agar menyisihkan hartanya untuk
berinfak yang hal ini masuk dalam kebaikan, dan Allah mencintai hambanya yang berbuat baik.
Hal ini dijelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 133-134.
PENGERTIAN INFAQ (3)
5. HUKUM INFAQ (1)
Terdapat dua jenis hukum infaq, yaitu :
1. Infaq Wajib.
Yang termasuk golongan infaq wajib adalah pemberian nafkah kepada keluarga terdekat.
Mereka yang dimaksud keluarga terdekat adalah anak, istri, serta kedua orang tua. Kewajiban
memberikan infaq kepada keluarga terdekat ada di dalam aturan Al-Qur’an salah satunya
surah An-Nisa ayat 36 yang berbunyi :
Artinya : “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (QS. An nisa ayat 36).
6. 2. Infaq Sunnah.
Infaq yang memiliki hukum sunnah merupakan jenis pemberian sebagian harta yang
ditujukan kepada orang selain keluarga dekat. Infaq selain kepada keluarga dekat, yaitu infaq
kepada dhuafa, miskin, ataupun anak yatim. Pemberian infaq sunnah tetap harus
mengedepankan hubungan kedekatan. Tetapi, sebelum melakukan infaq kepada orang-orang
tersebut, ada baiknya untuk lebih mendahulukan keluarga dekat, keluarga jauh, tetangga,
ataupun teman sejawat yang tengah dalam kondisi membutuhkan bantuan secara ekonomi.
HUKUM INFAQ (2)
7. RUKUN DAN SYARAT INFAQ (1)
Dalam berinfaq, ada 4 rukun infaq yang harus dipenuhi ketika melakukan atau mengerjakan infaq.
Keempat rukun tersebut dituliskan Abd Al-Rahman Al-Jazairi dalam buku Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib
Al-‘Arba’ah, yaitu;
1. Penginfaq atau orang yang melakukan infaq atau disebut dengan munfiq.
2. Orang yang diberi infaq atau orang yang berhak dan menerima manfaat infaq atau biasa
disebut dengan munfiq lahu.
3. Materi yang diinfaqkan; sebab dalam infaq hanya sebatas pada materi, tidak seperti sedekah
yang mencakup selain materi atau non-materi.
4. Ijab dan Qabul atau serah terima atau proses penyerahan.
Infaq dapat dianggap syah apabila pemberian itu sudah mengalami proses serah terima. Jika
Infaq itu baru diucapkan dan belum terjadi serah terima maka yang demikian itu belum termasuk
Infaq. Jika barang yang dihibahkan itu telah diterima maka yang menghibahkan tidak boleh
meminta kembali kecuali orang yang memberi itu orang tuanya sendiri (ayah/ibu) kepada anaknya
8. Syarat menurut ulama Hanabilah ada 11:
1. Infaq dari harta yang boleh di tasharrufkan
2. Terpilih dan sungguh-sungguh
3. Harta yang diperjualbelikan
4. Tanpa adanya pengganti
5. Orang yang sah memilikinya
6. Sah menerimanya
7. Walinya sebelum pemberi dipandang cukup waktu
8. Menyempurnakan pemberian
9. Tidak disertai syarat waktu
10. Pemberi sudah dipandang mampu tasharruf (merdeka, dan mukallaf)
11. Mauhub harus berupa harta yang khusus untuk dikeluarkan.
Syarat-syarat barang yang di infaqkan adalah:
1. Barang yang di infaq itu jelas terlihat wujudnya,
2. Barang yang di hibahkan adalah barang yang memiliki nilai atau harga.
3. Barang yang di hibahkan itu adalah betul-betul milik orang yang memberikan hibah dan
berpindahstatus pemiliknya dari tangan pemberi hibah ke tangan penerima hibah.
RUKUN DAN SYARAT INFAQ (2)
9. JENIS INFAQ (1)
1. Infak Wajib
Hukum infak pertama yaitu wajib. Infak berhukum wajib ini dikeluarkan agar seseorang
yang melakukan tidak mendapat dosa. Contoh infak wajib adalah membayar mas kawin, menafkahi
istri, dan menafkahi istri yang ditalak yang masih dalam keadaan masa 'iddah. Contoh infak wajib
lainnya adalah Kifarat atau kafarat. Kafarat atau kifarat adalah denda yang harus dibayarkan oleh
seorang musim atau muslimah karena melanggar hukum Allah. Besaran kifarat ini tergantung dari
jenis kesalahan yang dilakukan. Penerima infak wajib ini bisa siapa saja, termasuk keluarga yang
membutuhkan.
2. Infak Sunah
Jenis infak yang kedua adalah Sunnah. Infak sunnah ini dikerjakan untuk bertujuan untuk
berbagi kebaikan. Misalnya berinfak untuk keperluan anak yatim dan dhuafa, atau bisa juga untuk
menolong orang lain yang tertimpa masalah.
10. 3. Infak Mubah
Macam Infak selanjutnya adalah infak mubah. Jenis Infak ini sangat sering dilakukan.
Contohnya seperti memberikan harta untuk kegiatan bercocok tanam, atau bisa juga untuk
berbisnis. Infak mubah tentu tidak wajib dilakukan. Setiap orang yang melakukannya tidak akan
berdosa namun juga tidak akan mendapatkan pahala.
4. Infak Haram
Jenis Infak yang terakhir adalah infak haram. Infak haram adalah infak yang dilarang oleh
agama. Misal, berinfak yang tidak ikhlas karena Allah. Contoh lain adalah berinfak untuk
menghalangi syiar agama islam. Seperti yang tertuang dalam QS. An-Anfal ayat 36, bahwa
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi
(orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan
menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang
kafir itu akan dikumpulkan"
JENIS INFAQ (2)
11. HIKMAH BERINFAQ (1)
1. Membersihkan Harta
Hikmah berinfaq dan bersedekah yang pertama adalah membersihkan harta yang dimiliki. Setiap harta
yang didapatkan sebagiannya adalah milik orang yang membutuhkan.
2. Hikmah Infaq Menambah Rezeki
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 261.
Artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
12. 3. Menolak Bala atau Musibah
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat At-Thabrani. “Bersegeralah bersedekah, sebab bala
bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.
Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70
macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).”
4. Dilindungi Pada Hari Kiamat
Keajaiban lainnya yang akan didapatkan dari beinfaq dan bersedekah adalah dilindungi ketika hari
kiamat. Hal ini disampaikan dalam hadits berikut, “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat
adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad).
5. Hikmah Infaq Diampuni Segala Dosanya
Orang yang berinfaq dan bersedekah akan terhindar dari siksa neraka karena semua dosanya
sudah diampuni.
HIKMAH BERINFAQ (2)
13. 6. Menyempurnakan Ibadah
Di dalam surat Al Imran ayat 92 Allah berfirman:
Artinya: Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.
Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa kebajikan atau ibadah yang dikerjakan tidak akan sempurna jika tidak
berinfaq dan bersedekah. Jika sholat adalah ibadah yang berhubungan kepada Allah maka infaq adalah
ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia.
7. Masuk Surga dengan Pintu Khusus
Orang yang gemar berinfaq dan bersedekah termasuk orang yang dermawan dan Allah sudah
menjanjikan pintu khusus untuk orang-orang yang dermawan. Pintu surga ini bernama Babus Shadaqah
yang berada di urutan ketiga setelah pintu surganya untuk para nabi dan para ahli ibadah.