SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi
Abstrak-Judul dari percobaan ini yakni kisi
difraksi. Tujuan dari percobaan ini yakni untuk
mempelajari gejala difraksi, menentukan konstanta difraksi
dan mengetahui pengaruh jarak kisi –layar terhadap pola
gelap terang yang dihasilkan. Percobaan ini dilakukan
dengan persiapan alat dan bahan diantaranya layar , rel
presisi, statip, mistar, laser..untuk percobaan pertama
menetukan konstanta kisi ditentukan jarak laser kisi 30 cm
dan kisi ke layar sebesar 50 cm lalu layer dihidupkan dan
diukur jarak pola terang ke pusat lalu untuk percobaan
pengaruh jarak kisi layar yakni divariasi jarak kisi-layar 25
cm, 50 cm, 75 cm lalu diamati dan diukur pola gelap terang
ke pusat. Kesimpulan dari percobaan kisi difraksi ini
yakni pertama, semakin besar jarak antara kisi ke
layar maka semakin besar pula jarak antara pola
terang ke pusat. Kedua, konstanta yang dihasilkan
untuk konstanta kisi celah 1 yakni rata-rata 1,1 105
dan untuk kisi 2 sebesar 2,1 105
Kata kunci – difraksi, kisi difraksi, konstanta kisi,
pola terang
I. PENDAHULUAN
Cahaya merupakan komponen alam yang sering
dijumpai. Hal ini dikarenakan cahaya merupakan salah
satu sumber kehidupan dibumi. Pada dasarnya dalam
sebuah tinjauan berbagai konsep ilmu, cahaya memiliki
perannya masing-masing. Dalam tinjauan analisa secara
fisika, cahaya merupakan salah satu gelombang
elektromagnetik. Karena cahaya merupakan gelombang
maka secara sifatnya dapat dipantulkan ,dibiaskan atau
istilah umumnya difraksi, refleksi atau yang lain. Namun
pada kali ini akan dikhususkan pada difraksi cahaya.
Banyak sekali aplikasi dari difraksi cahaya ini
misal warna-warni permukaan CD (compact disc), sinar
cahaya matahari pada atmosfer dan spektroskop namun
pada spektroskopi modern yang menggunakan kisi
difraksi. Dari beberapa aplikasi diatas akan memberi
alasan kuat untuk dilakukan suatu percobaan kisi difraksi
cahaya agar memahami secara langsung tentang konsep
kisi difraksi dan proses difraksi itu sendiri yang nantinya
diharapkan dapat ditemukan jawabannya pada praktikum
kisi difraksi ini.
II. DASAR TEORI
2.1 Difraksi cahaya
Suatu penghalang ditempatkan diantara layar
dan sumber cahaya (sumber titik), maka akan tampak
bayangan lebih berupa garis gelap terang disekitar
bayangan utama pada layar, seperti ditunjukkan
pada gambar berikut
Gambar 1. Difraksi
Leonardo Davinci (1542-1519) dan studi tentang
fenomena ini dipublikasikan pertama kali oleh Fransesco
Maria Grinaldi (1618-1663) pada tahun 1665 yakni
tentang deviasi cahaya yang merambat lurus, yang
kemudian disebut diffractio. Pembelokan arah cahaya
pada proses difraksi tidak dapat diterangkan dengan
hukum pemantulan dan pembiasan. Karakterisitik
fenomena ini terjadi bila bagian muka gelombang cahaya
terhambat selama merambat . jika dibandingkan dengan
inteferensi, maka pada difraksi juga terjadi superposisi,
keduanya tidak berbeda secara fisik. Bedanya hanya pad
jumlah gelombang yang bersuperposisi lebih banyakn
dibandingkan pada interferensi[4].
2.2 Eksperimen Young
Dalam percobaan yang terkenal dilakukan oleh
Thomas Young pada tahun 1801. Beliau menyatakan sifat
gelombang cahaya, dua sumber cahaya koheren
dihasilkan dengan menerangi dua celah sejajar dengan
sumber cahaya tunggal dan di celah yang sangat sempit .
ketika gelombang menghadapi sebuah rintangan yang
memiliki lubang yang kecil , lubang kecil itu bertindak
sebagai sumber titik gelombang.
Pada percobaan young setiap celah bertindak
sebagai sumber garis yang ekivalen dengan sumber titik
dalam 2 dimensi. Pola inteferensi tersebut diamati pada
layar yang jauh dari celah tadi., yang dipisahkan sejarak
d. Pada jarak yang sangat jauh dari celah, garis-garis dari
kedua celah kesatu ke p dilayar akan hampir sejajar . dan
perbedaan lintasan kira-kira sebesar d sin Ө, seperti
gambra berikut
Kisi Difraksi
Aris Widodo,Arum puspitasari, Umi Maslakah, M. zainuri
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: aris.prof@yahoo.co.id
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi
Gambar 2. Geometri Percobaan young
Sehingga didapatkan persamaan berikut
 md sin m= 0,1,2..................(1)
Dan untuk interferensi minimum
 )
2
1
(sin  md m= 0,1,2.....................(2)
Karena sudut sangat kecil maka
L
y
  tansin .......................................(3)
[5].
2.3 Prinsip Huygens
Pada gambar berikut memprlihatkan sebagian
bidang gelombang (wavefront) seperti memancar dari
sebuah titik
Gambar 3. Bidang gelombang sferis dari sumber titik
Adalah laju gelombang. Namun jika sebagian
gelombang itu dihadang hambatan atau jika gelombang
melewati medium berbeda. Maka penentuan gelombang
baru pada saat t +dt menjadi lebih sulit. Perambatan
gelombang apapaun melalui ruang dapat digambarkan
menggunakan metode geometris yang ditemukan
Huygens sebagai prinsip huygens “ setiap titik pada
bidang gelombang primer (utama) bertindak sebagai
sumber anak gelombang (wavelets) sekunder yang
merupakan perkembangan dengan laju dan frekuensi
sama dengan gelombang primernya [1].
2.4 Difraksi Celah Banyak
Kisi difraksi disebut juga celah majemuk yaitu
celah-celah sempit yang
tertata rapi dengan jarak yang cukup dekat. Pada
kisi ini biasanya tertulis data N garis/cm. Dari nilai N
ini dapat ditentukan jarak antara celah d dengan
hubungan sebagai berikut: Jika cahaya melawati celah
majemuk (kisi) maka cahaya itu akan mengalami
difraksi. Bukti difraksi pada kisi ini dapat dilihat dari
pola-pola interferensi yang terjadi pada layar yangh
dipasang dibelakangnya. Pola interferensi yang
dihasilkan memiliki syarat-syarat seperti pada celah
ganda percobaan Young. Syarat interferensi tersebut
dapat dilihat pada persamaan berikut.
d
N
1
 ......……….,.…………………..….(4)
Dimana N adalah banyaknya celah (konstanta
kisi )[5].
2.5 Laser
Difraksi terjadi akibat gelombang cahaya secara
transversal yang dihambat namun hal itu sangat tidak
mungkin untuk mendapatkan pancaran cahaya yang
sempurna. Dengan adanya pancara sinar laser sehingga
proses difraksi berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini
dikarenakan sinar dari laser sangat kecil dalam
penyebarannya sehingga dapat menghasilkan pancaran
yang akurat. Hal ini dikarenakan bentuk gelombang
cahaya dari laser yakni berbentuk bidang datar sempurna
sehingga sangat presisi untuk percobaan difraksi .
panjang gelombang Laser yakni untuk cahaya merah
sekitar 650 nm [3].
2.6 Aplikasi dari Difraksi Cahaya
Hologram merupakan jelmaan dari gudang
informasi yang mutakhir. Kelebihan hologram ialah
mampu menyimpan obyek 3D. Dengan menggunakan
prinsip kerja difraksi dan Inteferensi . dengan sistem pada
hologram berkas dipindah ke dua berkas, berkas acuan
dan berkas benda . berkas laser koheren sehingga
perbedaan fase relatif dengan berkas acuan dan berkas
benda dapat dipertahankan selama bertindak sebagai kisi
difraksi [2]. Data yang akan didapat pada percobaan
difraksi diantaranya jarak antara pola terang gelap ke
pusat sebagai penentu konstanta kisi dan sebagi acuan
perbandingan jarak layar-kisi terhadap pola gelap terang.
III. METODE
Jenis praktikum kisi difraksi ini yakni
kuantitatif, hal ini dikarenakan output dari praktikum ini
yakni nilai jarak antara pola terang ke pusat dari berbagai
variasi orde , kisi dan jarak antara layar dengan kisi.Dan
sesuia dengan penjelasan diatas yang dikur yakni jarak
anatara pola terang ke pusat sehingga nantinya dapat
digunakakan untuk mencari besar konstantta kisi dan
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi
mengetahui pengaruh jarak kisi –layar terhadap pola
gelap terang.
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
ini yakni diantaranya, dua buah kisi dengan konstanta
yang berbeda, laser, layar, rel presisi, mistar dan statip.
Untuk langkah percobaan yakni di rangkai alat
sepertigambar berikut
Gambar 1. Skema Alat
Setelah alat dirangkai lalu Untuk percobaan
menera Konstanta kisi dilakukan dengan cara yakni
dipasang laser pada rel presisi, setelah itu dipasang kisi
pada statip dan ditempatkan pada rel presisi dengan
ketinggian yang sama dengan laser. Diatur jarak antara
kisi dengan laser sejauh 30 cm. Lalu diatur jarak kisi
kelayar sejauh 50 cm . Dinyalakan laser dan diamatipola
gelap terang yang dihasilkan. Lalu dicatat kedudukan
masing-masing pola terang yang tampak pada layar
dengan mistar. Setelah itu dengan langkah yang sama ,
kisi pertama diganti dengan kisi yang kedua. Dan untuk
percobaan pengaruh jarak kisi ke layar terhadap pola
gelap terang yang dihasilkan yakni sebagai berikut.
Langkah yang dilakukan sama seperti percobaan menera
konstantta kisi namun pada kali ini jarak kisi ke layar
divariasi yakni 25 cm, 50 cm dan 75 cm.
Untuk validitas data ternyata untuk percobaan
menera konstanta kisi dan pengaruh jarak layar-kisi
digunakan berbagai variasi jarak layar-kisi dan variasi
kisi dan pengukuran pola terang kanan -kiri
Untuk metode pengolahan data yakni
dengametode error rambatan untuk mengetahui besar
error dan untuk konstanta kisi dipergunakan persamaan
sebagai berikut
d
N
1
 ...........................(5)
Dan nilai d didapat dari persamaan berikut
 nd sin ....................(6)
Dengan λ sebesar 650 nm (cahaya laser merah).
Skema kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas didapatkan nilai y= jarak
orde terang ke pusat sesuai orde (n) dan jarak layar ke kisi
(L) dalam satuan m (meter ) sebagai berikut
Tabel 1. Hasil data percobaan untuk kisi 1
Tabel 2. Data hasil percobaan untuk kisi 2
L n y kanan y kiri λ
0,25 1 0,037 0,035 0,00000065
0,25 2 0,077 0,074 0,00000065
0,25 3 0,114 0,115 0,00000065
L n y kanan y kiri λ
0,5 1 0,07 0,068 0,00000065
0,5 2 0,14 0,137 0,00000065
0,5 3 0,224 0,214 0,00000065
L n y kanan y kiri λ
0,25 1 0,017 0,018 0,00000065
0,25 2 0,033 0,038 0,00000065
0,25 3 0,051 0,051 0,00000065
L n y kanan y kiri λ
0,5 1 0,035 0,035 0,00000065
0,5 2 0,069 0,069 0,00000065
0,5 3 0,105 0,104 0,00000065
L n y kanan y kiri λ
0,75 1 0,05 0,05 0,00000065
0,75 2 0,1 0,101 0,00000065
0,75 3 0,155 0,154 0,00000065
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi
L n y kanan y kiri λ
0,75 1 0,102 0,102 0,00000065
0,75 2 0,21 0,207 0,00000065
0,75 3 0,322 0,319 0,00000065
Untuk selanjutnya dicari nilai sudutnya dan
sinusny dengan persamaan (3) sehingga didapat nilai
berikut ini
Tabel 3. Data nilai Sinus untuk kisi 1
Tabel 4. Data nilai Sinus untuk kisi 2
L = 25 cm
y/L
kanan
y/L
kiri
Arctan(y/L)
sinӨ
kanan
sin
Ө
kiri
y
kanan
y
kiri
Ө
kanan
Ө
kiri
0,017 0,018 0,068 0,072 3,890 4,110 0,068 0,072
0,033 0,038 0,132 0,152 7,510 8,640 0,131 0,150
0,051 0,051 0,204 0,204 11,530 11,530 0,200 0,200
L = 50 cm
y/L
kanan
y/L
kiri
Arctan(y/L)
sinӨ
kanan
sin
Ө
kiri
Y
kanan
Y
kiri
Ө
kanan
Ө
kiri
0,035 0,035 0,070 0,070 4,000 4,000 0,070 0,070
0,069 0,069 0,138 0,138 7,850 7,850 0,137 0,137
0,105 0,104 0,210 0,208 11,850 11,750 0,205 0,204
L = 75 cm
y/L
kanan
y/L
kiri
Arctan(y/L)
sinӨ
kanan
sin
Ө
kiri
Y
kanan
y
kiri
Ө
kanan
Ө
kiri
0,05 0,05 0,067 0,067 3,830 3,830 0,067 0,067
0,1 0,101 0,133 0,135 7,570 7,680 0,132 0,134
0,155 0,154 0,207 0,205 11,690 11,580 0,203 0,201
Setelah itu dicari nilai jarak antar celah dengan
menggunakan persamaan (1) sehingga didapat nilai d
sebesar berikut :
Tebel 5. Data nilai d (jarak antar celah ) kisi 1
sinӨ
kanan
sin Ө
kiri
nλ
d kiri d kanan
0,068 0,072 0,00000065 9,1E-06 9,6E-06
0,131 0,150 0,0000013 8,7E-06 9,9E-06
0,200 0,200 0,00000195 9,8E-06 9,8E-06
sinӨ
kanan
sin Ө
kiri nλ d kiri d kanan
0,070 0,070 0,00000065 9,3E-06 9,3E-06
0,137 0,137 0,0000013 9,5E-06 9,5E-06
0,205 0,204 0,00000195 9,6E-06 9,5E-06
sinӨ
kanan
sin Ө
kiri nλ d kiri d kanan
0,067 0,067 0,00000065 9,7E-06 9,7E-06
0,132 0,134 0,0000013 9,7E-06 9,9E-06
0,203 0,201 0,00000195 9,7E-06 9,6E-06
Tebel 5. Data nilai d (jarak antar celah ) kisi 2
sinӨ
kanan
sinӨ
kiri nλ d kiri d kanan
0,146 0,138 0,00000065 4,7E-06 4,4E-06
0,294 0,284 0,0000013 4,6E-06 4,4E-06
0,409 0,418 0,00000195 4,7E-06 4,8E-06
sinӨ
kanan
sin Ө
kiri nλ d kiri d kanan
0,138 0,135 0,00000065 4,8E-06 4,7E-06
0,270 0,264 0,0000013 4,9E-06 4,8E-06
0,409 0,393 0,00000195 5,0E-06 4,8E-06
sinӨ
kanan
sin Ө
kiri nλ d kiri d kanan
0,135 0,135 0,00000065 4,8E-06 4,8E-06
0,270 0,266 0,0000013 4,9E-06 4,8E-06
0,394 0,391 0,00000195 5,0E-06 4,9E-06
Setelah itu dicari nilai konstanta difraksi dengan
persamaan (4) sehingga didapat nilai berikut.
Tabel 6. Data nilai konstanta kisi (N) kisi 1
d kiri d kanan N kiri N kanan
9,1E-06 9,6E-06 1,1,E+05 1,04E+05
8,7E-06 9,9E-06 1,2,E+05 1,0,E+05
9,8E-06 9,8E-06 1,0,E+05 1,0,E+05
d kiri d kanan N kiri N kanan
9,3E-06 9,3E-06 1,1,E+05 1,1,E+05
9,5E-06 9,5E-06 1,1,E+05 1,1,E+05
L = 25 cm
y/L
kanan
y/L
kiri
Arctan(y/L)
sinӨ
kanan
sin
Ө
kiri
y kanan
y
kiri
Ө
kanan
Ө
kiri
0,037 0,035 0,148 0,140 8,410 7,960 0,146 0,138
0,077 0,074 0,308 0,296 17,110 16,480 0,294 0,284
0,114 0,115 0,456 0,460 24,130 24,700 0,409 0,418
L = 50 cm
y/L
kanan
y/L
kiri
Arctan(y/L)
sinӨ
kanan
sin
Ө
kiri
y kanan
Y
kiri
Ө
kanan
Ө
kiri
0,07 0,068 0,140 0,136 7,960 7,740 0,138 0,135
0,14 0,137 0,280 0,274 15,640 15,320 0,270 0,264
0,224 0,214 0,448 0,428 24,130 23,170 0,409 0,393
L = 75 cm
y/L
kanan
y/L
kiri
Arctan(y/L)
sinӨ
kanan
sin
Ө
kiri
y kanan
Y
kiri
Ө
kanan
Ө
kiri
0,102 0,102 0,136 0,136 7,740 7,740 0,135 0,135
0,21 0,207 0,280 0,276 15,640 15,420 0,270 0,266
0,322 0,319 0,429 0,425 23,210 23,020 0,394 0,391
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi
9,6E-06 9,5E-06 1,0,E+05 1,1,E+05
d kiri d kanan N kiri N kanan
9,7E-06 9,7E-06 1,0,E+05 1,0,E+05
9,7E-06 9,9E-06 1,0,E+05 1,0,E+05
9,7E-06 9,6E-06 1,0,E+05 1,0,E+05
Tabel 7. Data Konstanta kisi (N) kisi 2
d kiri d kanan N kiri N kanan
4,7E-06 4,4E-06 2,1,E+05 2,3,E+05
4,6E-06 4,4E-06 2,2,E+05 2,3,E+05
4,7E-06 4,8E-06 2,1,E+05 2,1,E+05
d kiri d kanan N kiri N kanan
4,8E-06 4,7E-06 2,1,E+05 2,1,E+05
4,9E-06 4,8E-06 2,0,E+05 2,1,E+05
5,0E-06 4,8E-06 2,0,E+05 2,1,E+05
d kiri d kanan N kiri N kanan
4,8E-06 4,8E-06 2,1,E+05 2,1,E+05
4,9E-06 4,8E-06 2,0,E+05 2,1,E+05
5,0E-06 4,9E-06 2,0,E+05 2,0,E+05
Dari percobaan kisi difraksi diatas didapatkan
data bahwa setiap kali pertambahan jarak antara kisi
dengan layar maka didapatkan pertambahan pula jarak
antara pola terang terhadap pusat . dilihat dari tabel (1)
didapatkan pada jarak 25 cm sebesar 1,7 cm dan
menigkat menjadi 5 cm pada hal ini dikarenakan adanya
sudut awal yang dihasilkan ketika keluar d. apabila dari
kisi.apabila dianalogikan dengan sebuah segitiga siku-
siku dengan sudut tetap maka apabila sisi horozontal
diperpanjang maka sisi tegak pun menjadi besar agar
menghasilkan nilai sudut yang tetap.tapi bila dianalisa
dari beberapa hukum gelombang diantaranya hukum
hyugens dari fenomena tersebut didaptakn bahwa dimana
ketika suatu geombang dari sebuah titik celah kisi
bergerak dengan beda sudut sebesar teta maka
gerakannya akan sama untuk gelombang anaknya sebesar
teta dengan kenaikan dislokasi sesuai jarak jauh
gelombang tersebut ditangkap seingga didaptkan
perbedaan besar jarak antara kisi dengan layar yang terus
bertambah apabila jarak antara layar dengan kisi
bertambah.
Dan ternyata pada fenomena dari data diatas
terdapat perbedaan antara jarak pola terang kepusat kanan
dengan kiri. Hal ini dikarenakan pada saat percobaan
terdapat pola terang yang berbentuk titik yang sempurna
alias seperti 2 bulatan yang disatukan tapi tidak smperna
sehingga jarak yang dihasilkan pun berselisihan dan pula
diakibatkan human error yakni pada saat pengukuran titik
mistar agak miring penempatannya dan laser nya
dipegang dengan tanga sehingga bergetar-getar.
Dan untuk analisa besar konstanta kisi (N) atau
biasa disebut rapat celah dihasilkan bahwa untuk kisi 1
dihasilkan sebesar 110.000 celah dalm rata-rata namun
sebenarnya terdapat besar perbedaan hal ini dikarenakan
karena terdapat faktor dasar pengukuran yang telah error
sebelumnya yakni faktor pengukuran pola terang kepusat
sehingga error merambat pada besar konstanta celah yang
dihasilkan . pada dasarnya kostanta celah seharusnya
sama hal ini dikarenak rapat celah untuk satu model kisi
yang digunakan sudah punya nilai kosntanta masing-
masing.untuk besarnya error akan dilampirkan pada
laporan ini. Dan pada kisi kedua dihasilkan besar
konstanta kisi sebsear rata-rata 210.000 celah tapi apabila
dilihat pada tabel (7) terdapat perbedaan yang besar hal
ini dikarenakan semakin tidak presisi pengukuran nilai
jarak pola terang ke pusat akbiat human error lagi yakni
tidap menggunakan mistar yang panjang yakni 30.cm dan
untuk mengukur 50 cm sehingga tidak presisi karena
metode penggabungan penggaris. Atau secara garis besar
error terjadi diakibatkan metode pengukuran dan alat.
Dan juga apabila dihubungkan antara konstanta
kisi dengan jarak pola gelap terang dihasilkan ternyata
semakin besar konstanta kisi menghasilkan jarak pola
gelap terang pun semakin kecil . dan apabila dianalogika
dengan sebuah analogi air yang masuk pad lubak dengan
luas yang sama namun dengan banyak lubang yang
semakin banyak semakin kecil maka akan banyak air
yang terhambat sehingga akan keluar dengan
kemelencengan kecil alias analogi besar teta (sudut) itu
sendiri.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan kisi difraksi ini
yakni pertama, semakin besar jarak antara kisi ke layar
maka semakin besar pula jarak antara pola terang ke
pusat. Kedua, konstanta yang dihasilkan untuk konstanta
kisi celah 1 yakni rata-rata 1,1 105
dan untuk kisi 2
sebesar 2,1 105
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium gelombang untuk percobaan kisi difraksi
Arum Puspitasari dan Umi maslakah yang telah bersedia
membantu baik pada saat sebelum,sedang dan setelah
dilaksanakannya percobaan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada rekan satu kelompok atas kerja
samanya dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli,Fisika edisi 5.Jakarta:Erlangga,2001.
[2] Hendra,Jurnal teknologi Holografi untuk Pembelajaran Virtual
pada SMK.Makassar:UMM,2010.
[3] Meller,Introduction of Laser.USA:Mc Graw hill,2009.
[4] Rohedi,Optika.Surabaya:ITS,2003.
[5] Tipler,Fisika untuk Sains Teknik.Jakarta:Erlangga,2001.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioTifa Fauziah
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”
“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”
“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”Millathina Puji Utami
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Erva Eriezt
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayafikar zul
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
 
Laporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikumLaporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikumSylvester Saragih
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Nita Mardiana
 

Mais procurados (20)

Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”
“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”
“Energi dan Momentum pada Gelombang Elektromagnetik”
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Kunci LKPD Hukum Archimedes
Kunci LKPD Hukum ArchimedesKunci LKPD Hukum Archimedes
Kunci LKPD Hukum Archimedes
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014
 
LAPORAN GALVANOMETER
LAPORAN GALVANOMETERLAPORAN GALVANOMETER
LAPORAN GALVANOMETER
 
Laporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegasLaporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegas
 
Hukum Hooke dan Ayunan Sederhana
Hukum Hooke dan Ayunan SederhanaHukum Hooke dan Ayunan Sederhana
Hukum Hooke dan Ayunan Sederhana
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Laporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikumLaporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikum
 
Laporan koreksi ke-2
Laporan koreksi ke-2Laporan koreksi ke-2
Laporan koreksi ke-2
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 

Semelhante a Kisi Difraksi

Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporanrhyshe
 
12 gelombang-2
12 gelombang-212 gelombang-2
12 gelombang-2KranA Paga
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Felice Vallensia
 
interferometer michelson
interferometer michelsoninterferometer michelson
interferometer michelsonSaad Baruqi
 
4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisiHarlaniws
 
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Paarief Udin
 
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Paarief Udin
 
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaPpt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaRizky Hutami
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongEva Musifa
 
Kelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisisKelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisisNanda Reda
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 

Semelhante a Kisi Difraksi (20)

O3 difraksi
O3 difraksiO3 difraksi
O3 difraksi
 
O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
 
24 sifat gel-cahaya
24 sifat gel-cahaya24 sifat gel-cahaya
24 sifat gel-cahaya
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
12 gelombang-2
12 gelombang-212 gelombang-2
12 gelombang-2
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
 
interferometer michelson
interferometer michelsoninterferometer michelson
interferometer michelson
 
4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisi
 
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
 
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaPpt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahaya
 
Difraksi gelombang
Difraksi gelombangDifraksi gelombang
Difraksi gelombang
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
 
Kelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisisKelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisis
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Bahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyayaBahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyaya
 
Pw point physic
Pw point physicPw point physic
Pw point physic
 

Mais de Aris Widodo

Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik diodaAris Widodo
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Aris Widodo
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriAris Widodo
 
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Aris Widodo
 
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Aris Widodo
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Aris Widodo
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Aris Widodo
 
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)Aris Widodo
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelAris Widodo
 
PPT spektrometer
PPT spektrometerPPT spektrometer
PPT spektrometerAris Widodo
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1Aris Widodo
 

Mais de Aris Widodo (17)

Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
Polarimeter
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
 
Tetes milikan
Tetes milikanTetes milikan
Tetes milikan
 
Spektrometer
SpektrometerSpektrometer
Spektrometer
 
Photovoltaic
PhotovoltaicPhotovoltaic
Photovoltaic
 
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
 
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
 
PPT spektrometer
PPT spektrometerPPT spektrometer
PPT spektrometer
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1
 

Último

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Último (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Kisi Difraksi

  • 1. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi Abstrak-Judul dari percobaan ini yakni kisi difraksi. Tujuan dari percobaan ini yakni untuk mempelajari gejala difraksi, menentukan konstanta difraksi dan mengetahui pengaruh jarak kisi –layar terhadap pola gelap terang yang dihasilkan. Percobaan ini dilakukan dengan persiapan alat dan bahan diantaranya layar , rel presisi, statip, mistar, laser..untuk percobaan pertama menetukan konstanta kisi ditentukan jarak laser kisi 30 cm dan kisi ke layar sebesar 50 cm lalu layer dihidupkan dan diukur jarak pola terang ke pusat lalu untuk percobaan pengaruh jarak kisi layar yakni divariasi jarak kisi-layar 25 cm, 50 cm, 75 cm lalu diamati dan diukur pola gelap terang ke pusat. Kesimpulan dari percobaan kisi difraksi ini yakni pertama, semakin besar jarak antara kisi ke layar maka semakin besar pula jarak antara pola terang ke pusat. Kedua, konstanta yang dihasilkan untuk konstanta kisi celah 1 yakni rata-rata 1,1 105 dan untuk kisi 2 sebesar 2,1 105 Kata kunci – difraksi, kisi difraksi, konstanta kisi, pola terang I. PENDAHULUAN Cahaya merupakan komponen alam yang sering dijumpai. Hal ini dikarenakan cahaya merupakan salah satu sumber kehidupan dibumi. Pada dasarnya dalam sebuah tinjauan berbagai konsep ilmu, cahaya memiliki perannya masing-masing. Dalam tinjauan analisa secara fisika, cahaya merupakan salah satu gelombang elektromagnetik. Karena cahaya merupakan gelombang maka secara sifatnya dapat dipantulkan ,dibiaskan atau istilah umumnya difraksi, refleksi atau yang lain. Namun pada kali ini akan dikhususkan pada difraksi cahaya. Banyak sekali aplikasi dari difraksi cahaya ini misal warna-warni permukaan CD (compact disc), sinar cahaya matahari pada atmosfer dan spektroskop namun pada spektroskopi modern yang menggunakan kisi difraksi. Dari beberapa aplikasi diatas akan memberi alasan kuat untuk dilakukan suatu percobaan kisi difraksi cahaya agar memahami secara langsung tentang konsep kisi difraksi dan proses difraksi itu sendiri yang nantinya diharapkan dapat ditemukan jawabannya pada praktikum kisi difraksi ini. II. DASAR TEORI 2.1 Difraksi cahaya Suatu penghalang ditempatkan diantara layar dan sumber cahaya (sumber titik), maka akan tampak bayangan lebih berupa garis gelap terang disekitar bayangan utama pada layar, seperti ditunjukkan pada gambar berikut Gambar 1. Difraksi Leonardo Davinci (1542-1519) dan studi tentang fenomena ini dipublikasikan pertama kali oleh Fransesco Maria Grinaldi (1618-1663) pada tahun 1665 yakni tentang deviasi cahaya yang merambat lurus, yang kemudian disebut diffractio. Pembelokan arah cahaya pada proses difraksi tidak dapat diterangkan dengan hukum pemantulan dan pembiasan. Karakterisitik fenomena ini terjadi bila bagian muka gelombang cahaya terhambat selama merambat . jika dibandingkan dengan inteferensi, maka pada difraksi juga terjadi superposisi, keduanya tidak berbeda secara fisik. Bedanya hanya pad jumlah gelombang yang bersuperposisi lebih banyakn dibandingkan pada interferensi[4]. 2.2 Eksperimen Young Dalam percobaan yang terkenal dilakukan oleh Thomas Young pada tahun 1801. Beliau menyatakan sifat gelombang cahaya, dua sumber cahaya koheren dihasilkan dengan menerangi dua celah sejajar dengan sumber cahaya tunggal dan di celah yang sangat sempit . ketika gelombang menghadapi sebuah rintangan yang memiliki lubang yang kecil , lubang kecil itu bertindak sebagai sumber titik gelombang. Pada percobaan young setiap celah bertindak sebagai sumber garis yang ekivalen dengan sumber titik dalam 2 dimensi. Pola inteferensi tersebut diamati pada layar yang jauh dari celah tadi., yang dipisahkan sejarak d. Pada jarak yang sangat jauh dari celah, garis-garis dari kedua celah kesatu ke p dilayar akan hampir sejajar . dan perbedaan lintasan kira-kira sebesar d sin Ө, seperti gambra berikut Kisi Difraksi Aris Widodo,Arum puspitasari, Umi Maslakah, M. zainuri Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: aris.prof@yahoo.co.id
  • 2. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi Gambar 2. Geometri Percobaan young Sehingga didapatkan persamaan berikut  md sin m= 0,1,2..................(1) Dan untuk interferensi minimum  ) 2 1 (sin  md m= 0,1,2.....................(2) Karena sudut sangat kecil maka L y   tansin .......................................(3) [5]. 2.3 Prinsip Huygens Pada gambar berikut memprlihatkan sebagian bidang gelombang (wavefront) seperti memancar dari sebuah titik Gambar 3. Bidang gelombang sferis dari sumber titik Adalah laju gelombang. Namun jika sebagian gelombang itu dihadang hambatan atau jika gelombang melewati medium berbeda. Maka penentuan gelombang baru pada saat t +dt menjadi lebih sulit. Perambatan gelombang apapaun melalui ruang dapat digambarkan menggunakan metode geometris yang ditemukan Huygens sebagai prinsip huygens “ setiap titik pada bidang gelombang primer (utama) bertindak sebagai sumber anak gelombang (wavelets) sekunder yang merupakan perkembangan dengan laju dan frekuensi sama dengan gelombang primernya [1]. 2.4 Difraksi Celah Banyak Kisi difraksi disebut juga celah majemuk yaitu celah-celah sempit yang tertata rapi dengan jarak yang cukup dekat. Pada kisi ini biasanya tertulis data N garis/cm. Dari nilai N ini dapat ditentukan jarak antara celah d dengan hubungan sebagai berikut: Jika cahaya melawati celah majemuk (kisi) maka cahaya itu akan mengalami difraksi. Bukti difraksi pada kisi ini dapat dilihat dari pola-pola interferensi yang terjadi pada layar yangh dipasang dibelakangnya. Pola interferensi yang dihasilkan memiliki syarat-syarat seperti pada celah ganda percobaan Young. Syarat interferensi tersebut dapat dilihat pada persamaan berikut. d N 1  ......……….,.…………………..….(4) Dimana N adalah banyaknya celah (konstanta kisi )[5]. 2.5 Laser Difraksi terjadi akibat gelombang cahaya secara transversal yang dihambat namun hal itu sangat tidak mungkin untuk mendapatkan pancaran cahaya yang sempurna. Dengan adanya pancara sinar laser sehingga proses difraksi berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini dikarenakan sinar dari laser sangat kecil dalam penyebarannya sehingga dapat menghasilkan pancaran yang akurat. Hal ini dikarenakan bentuk gelombang cahaya dari laser yakni berbentuk bidang datar sempurna sehingga sangat presisi untuk percobaan difraksi . panjang gelombang Laser yakni untuk cahaya merah sekitar 650 nm [3]. 2.6 Aplikasi dari Difraksi Cahaya Hologram merupakan jelmaan dari gudang informasi yang mutakhir. Kelebihan hologram ialah mampu menyimpan obyek 3D. Dengan menggunakan prinsip kerja difraksi dan Inteferensi . dengan sistem pada hologram berkas dipindah ke dua berkas, berkas acuan dan berkas benda . berkas laser koheren sehingga perbedaan fase relatif dengan berkas acuan dan berkas benda dapat dipertahankan selama bertindak sebagai kisi difraksi [2]. Data yang akan didapat pada percobaan difraksi diantaranya jarak antara pola terang gelap ke pusat sebagai penentu konstanta kisi dan sebagi acuan perbandingan jarak layar-kisi terhadap pola gelap terang. III. METODE Jenis praktikum kisi difraksi ini yakni kuantitatif, hal ini dikarenakan output dari praktikum ini yakni nilai jarak antara pola terang ke pusat dari berbagai variasi orde , kisi dan jarak antara layar dengan kisi.Dan sesuia dengan penjelasan diatas yang dikur yakni jarak anatara pola terang ke pusat sehingga nantinya dapat digunakakan untuk mencari besar konstantta kisi dan
  • 3. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi mengetahui pengaruh jarak kisi –layar terhadap pola gelap terang. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yakni diantaranya, dua buah kisi dengan konstanta yang berbeda, laser, layar, rel presisi, mistar dan statip. Untuk langkah percobaan yakni di rangkai alat sepertigambar berikut Gambar 1. Skema Alat Setelah alat dirangkai lalu Untuk percobaan menera Konstanta kisi dilakukan dengan cara yakni dipasang laser pada rel presisi, setelah itu dipasang kisi pada statip dan ditempatkan pada rel presisi dengan ketinggian yang sama dengan laser. Diatur jarak antara kisi dengan laser sejauh 30 cm. Lalu diatur jarak kisi kelayar sejauh 50 cm . Dinyalakan laser dan diamatipola gelap terang yang dihasilkan. Lalu dicatat kedudukan masing-masing pola terang yang tampak pada layar dengan mistar. Setelah itu dengan langkah yang sama , kisi pertama diganti dengan kisi yang kedua. Dan untuk percobaan pengaruh jarak kisi ke layar terhadap pola gelap terang yang dihasilkan yakni sebagai berikut. Langkah yang dilakukan sama seperti percobaan menera konstantta kisi namun pada kali ini jarak kisi ke layar divariasi yakni 25 cm, 50 cm dan 75 cm. Untuk validitas data ternyata untuk percobaan menera konstanta kisi dan pengaruh jarak layar-kisi digunakan berbagai variasi jarak layar-kisi dan variasi kisi dan pengukuran pola terang kanan -kiri Untuk metode pengolahan data yakni dengametode error rambatan untuk mengetahui besar error dan untuk konstanta kisi dipergunakan persamaan sebagai berikut d N 1  ...........................(5) Dan nilai d didapat dari persamaan berikut  nd sin ....................(6) Dengan λ sebesar 650 nm (cahaya laser merah). Skema kerja IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari percobaan diatas didapatkan nilai y= jarak orde terang ke pusat sesuai orde (n) dan jarak layar ke kisi (L) dalam satuan m (meter ) sebagai berikut Tabel 1. Hasil data percobaan untuk kisi 1 Tabel 2. Data hasil percobaan untuk kisi 2 L n y kanan y kiri λ 0,25 1 0,037 0,035 0,00000065 0,25 2 0,077 0,074 0,00000065 0,25 3 0,114 0,115 0,00000065 L n y kanan y kiri λ 0,5 1 0,07 0,068 0,00000065 0,5 2 0,14 0,137 0,00000065 0,5 3 0,224 0,214 0,00000065 L n y kanan y kiri λ 0,25 1 0,017 0,018 0,00000065 0,25 2 0,033 0,038 0,00000065 0,25 3 0,051 0,051 0,00000065 L n y kanan y kiri λ 0,5 1 0,035 0,035 0,00000065 0,5 2 0,069 0,069 0,00000065 0,5 3 0,105 0,104 0,00000065 L n y kanan y kiri λ 0,75 1 0,05 0,05 0,00000065 0,75 2 0,1 0,101 0,00000065 0,75 3 0,155 0,154 0,00000065
  • 4. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi L n y kanan y kiri λ 0,75 1 0,102 0,102 0,00000065 0,75 2 0,21 0,207 0,00000065 0,75 3 0,322 0,319 0,00000065 Untuk selanjutnya dicari nilai sudutnya dan sinusny dengan persamaan (3) sehingga didapat nilai berikut ini Tabel 3. Data nilai Sinus untuk kisi 1 Tabel 4. Data nilai Sinus untuk kisi 2 L = 25 cm y/L kanan y/L kiri Arctan(y/L) sinӨ kanan sin Ө kiri y kanan y kiri Ө kanan Ө kiri 0,017 0,018 0,068 0,072 3,890 4,110 0,068 0,072 0,033 0,038 0,132 0,152 7,510 8,640 0,131 0,150 0,051 0,051 0,204 0,204 11,530 11,530 0,200 0,200 L = 50 cm y/L kanan y/L kiri Arctan(y/L) sinӨ kanan sin Ө kiri Y kanan Y kiri Ө kanan Ө kiri 0,035 0,035 0,070 0,070 4,000 4,000 0,070 0,070 0,069 0,069 0,138 0,138 7,850 7,850 0,137 0,137 0,105 0,104 0,210 0,208 11,850 11,750 0,205 0,204 L = 75 cm y/L kanan y/L kiri Arctan(y/L) sinӨ kanan sin Ө kiri Y kanan y kiri Ө kanan Ө kiri 0,05 0,05 0,067 0,067 3,830 3,830 0,067 0,067 0,1 0,101 0,133 0,135 7,570 7,680 0,132 0,134 0,155 0,154 0,207 0,205 11,690 11,580 0,203 0,201 Setelah itu dicari nilai jarak antar celah dengan menggunakan persamaan (1) sehingga didapat nilai d sebesar berikut : Tebel 5. Data nilai d (jarak antar celah ) kisi 1 sinӨ kanan sin Ө kiri nλ d kiri d kanan 0,068 0,072 0,00000065 9,1E-06 9,6E-06 0,131 0,150 0,0000013 8,7E-06 9,9E-06 0,200 0,200 0,00000195 9,8E-06 9,8E-06 sinӨ kanan sin Ө kiri nλ d kiri d kanan 0,070 0,070 0,00000065 9,3E-06 9,3E-06 0,137 0,137 0,0000013 9,5E-06 9,5E-06 0,205 0,204 0,00000195 9,6E-06 9,5E-06 sinӨ kanan sin Ө kiri nλ d kiri d kanan 0,067 0,067 0,00000065 9,7E-06 9,7E-06 0,132 0,134 0,0000013 9,7E-06 9,9E-06 0,203 0,201 0,00000195 9,7E-06 9,6E-06 Tebel 5. Data nilai d (jarak antar celah ) kisi 2 sinӨ kanan sinӨ kiri nλ d kiri d kanan 0,146 0,138 0,00000065 4,7E-06 4,4E-06 0,294 0,284 0,0000013 4,6E-06 4,4E-06 0,409 0,418 0,00000195 4,7E-06 4,8E-06 sinӨ kanan sin Ө kiri nλ d kiri d kanan 0,138 0,135 0,00000065 4,8E-06 4,7E-06 0,270 0,264 0,0000013 4,9E-06 4,8E-06 0,409 0,393 0,00000195 5,0E-06 4,8E-06 sinӨ kanan sin Ө kiri nλ d kiri d kanan 0,135 0,135 0,00000065 4,8E-06 4,8E-06 0,270 0,266 0,0000013 4,9E-06 4,8E-06 0,394 0,391 0,00000195 5,0E-06 4,9E-06 Setelah itu dicari nilai konstanta difraksi dengan persamaan (4) sehingga didapat nilai berikut. Tabel 6. Data nilai konstanta kisi (N) kisi 1 d kiri d kanan N kiri N kanan 9,1E-06 9,6E-06 1,1,E+05 1,04E+05 8,7E-06 9,9E-06 1,2,E+05 1,0,E+05 9,8E-06 9,8E-06 1,0,E+05 1,0,E+05 d kiri d kanan N kiri N kanan 9,3E-06 9,3E-06 1,1,E+05 1,1,E+05 9,5E-06 9,5E-06 1,1,E+05 1,1,E+05 L = 25 cm y/L kanan y/L kiri Arctan(y/L) sinӨ kanan sin Ө kiri y kanan y kiri Ө kanan Ө kiri 0,037 0,035 0,148 0,140 8,410 7,960 0,146 0,138 0,077 0,074 0,308 0,296 17,110 16,480 0,294 0,284 0,114 0,115 0,456 0,460 24,130 24,700 0,409 0,418 L = 50 cm y/L kanan y/L kiri Arctan(y/L) sinӨ kanan sin Ө kiri y kanan Y kiri Ө kanan Ө kiri 0,07 0,068 0,140 0,136 7,960 7,740 0,138 0,135 0,14 0,137 0,280 0,274 15,640 15,320 0,270 0,264 0,224 0,214 0,448 0,428 24,130 23,170 0,409 0,393 L = 75 cm y/L kanan y/L kiri Arctan(y/L) sinӨ kanan sin Ө kiri y kanan Y kiri Ө kanan Ө kiri 0,102 0,102 0,136 0,136 7,740 7,740 0,135 0,135 0,21 0,207 0,280 0,276 15,640 15,420 0,270 0,266 0,322 0,319 0,429 0,425 23,210 23,020 0,394 0,391
  • 5. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBABG- Kisi Difraksi 9,6E-06 9,5E-06 1,0,E+05 1,1,E+05 d kiri d kanan N kiri N kanan 9,7E-06 9,7E-06 1,0,E+05 1,0,E+05 9,7E-06 9,9E-06 1,0,E+05 1,0,E+05 9,7E-06 9,6E-06 1,0,E+05 1,0,E+05 Tabel 7. Data Konstanta kisi (N) kisi 2 d kiri d kanan N kiri N kanan 4,7E-06 4,4E-06 2,1,E+05 2,3,E+05 4,6E-06 4,4E-06 2,2,E+05 2,3,E+05 4,7E-06 4,8E-06 2,1,E+05 2,1,E+05 d kiri d kanan N kiri N kanan 4,8E-06 4,7E-06 2,1,E+05 2,1,E+05 4,9E-06 4,8E-06 2,0,E+05 2,1,E+05 5,0E-06 4,8E-06 2,0,E+05 2,1,E+05 d kiri d kanan N kiri N kanan 4,8E-06 4,8E-06 2,1,E+05 2,1,E+05 4,9E-06 4,8E-06 2,0,E+05 2,1,E+05 5,0E-06 4,9E-06 2,0,E+05 2,0,E+05 Dari percobaan kisi difraksi diatas didapatkan data bahwa setiap kali pertambahan jarak antara kisi dengan layar maka didapatkan pertambahan pula jarak antara pola terang terhadap pusat . dilihat dari tabel (1) didapatkan pada jarak 25 cm sebesar 1,7 cm dan menigkat menjadi 5 cm pada hal ini dikarenakan adanya sudut awal yang dihasilkan ketika keluar d. apabila dari kisi.apabila dianalogikan dengan sebuah segitiga siku- siku dengan sudut tetap maka apabila sisi horozontal diperpanjang maka sisi tegak pun menjadi besar agar menghasilkan nilai sudut yang tetap.tapi bila dianalisa dari beberapa hukum gelombang diantaranya hukum hyugens dari fenomena tersebut didaptakn bahwa dimana ketika suatu geombang dari sebuah titik celah kisi bergerak dengan beda sudut sebesar teta maka gerakannya akan sama untuk gelombang anaknya sebesar teta dengan kenaikan dislokasi sesuai jarak jauh gelombang tersebut ditangkap seingga didaptkan perbedaan besar jarak antara kisi dengan layar yang terus bertambah apabila jarak antara layar dengan kisi bertambah. Dan ternyata pada fenomena dari data diatas terdapat perbedaan antara jarak pola terang kepusat kanan dengan kiri. Hal ini dikarenakan pada saat percobaan terdapat pola terang yang berbentuk titik yang sempurna alias seperti 2 bulatan yang disatukan tapi tidak smperna sehingga jarak yang dihasilkan pun berselisihan dan pula diakibatkan human error yakni pada saat pengukuran titik mistar agak miring penempatannya dan laser nya dipegang dengan tanga sehingga bergetar-getar. Dan untuk analisa besar konstanta kisi (N) atau biasa disebut rapat celah dihasilkan bahwa untuk kisi 1 dihasilkan sebesar 110.000 celah dalm rata-rata namun sebenarnya terdapat besar perbedaan hal ini dikarenakan karena terdapat faktor dasar pengukuran yang telah error sebelumnya yakni faktor pengukuran pola terang kepusat sehingga error merambat pada besar konstanta celah yang dihasilkan . pada dasarnya kostanta celah seharusnya sama hal ini dikarenak rapat celah untuk satu model kisi yang digunakan sudah punya nilai kosntanta masing- masing.untuk besarnya error akan dilampirkan pada laporan ini. Dan pada kisi kedua dihasilkan besar konstanta kisi sebsear rata-rata 210.000 celah tapi apabila dilihat pada tabel (7) terdapat perbedaan yang besar hal ini dikarenakan semakin tidak presisi pengukuran nilai jarak pola terang ke pusat akbiat human error lagi yakni tidap menggunakan mistar yang panjang yakni 30.cm dan untuk mengukur 50 cm sehingga tidak presisi karena metode penggabungan penggaris. Atau secara garis besar error terjadi diakibatkan metode pengukuran dan alat. Dan juga apabila dihubungkan antara konstanta kisi dengan jarak pola gelap terang dihasilkan ternyata semakin besar konstanta kisi menghasilkan jarak pola gelap terang pun semakin kecil . dan apabila dianalogika dengan sebuah analogi air yang masuk pad lubak dengan luas yang sama namun dengan banyak lubang yang semakin banyak semakin kecil maka akan banyak air yang terhambat sehingga akan keluar dengan kemelencengan kecil alias analogi besar teta (sudut) itu sendiri. V. KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan kisi difraksi ini yakni pertama, semakin besar jarak antara kisi ke layar maka semakin besar pula jarak antara pola terang ke pusat. Kedua, konstanta yang dihasilkan untuk konstanta kisi celah 1 yakni rata-rata 1,1 105 dan untuk kisi 2 sebesar 2,1 105 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium gelombang untuk percobaan kisi difraksi Arum Puspitasari dan Umi maslakah yang telah bersedia membantu baik pada saat sebelum,sedang dan setelah dilaksanakannya percobaan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan satu kelompok atas kerja samanya dalam melaksanakan praktikum. DAFTAR PUSTAKA [1] Giancoli,Fisika edisi 5.Jakarta:Erlangga,2001. [2] Hendra,Jurnal teknologi Holografi untuk Pembelajaran Virtual pada SMK.Makassar:UMM,2010. [3] Meller,Introduction of Laser.USA:Mc Graw hill,2009. [4] Rohedi,Optika.Surabaya:ITS,2003. [5] Tipler,Fisika untuk Sains Teknik.Jakarta:Erlangga,2001.