SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
Vibroseis
Materi Belajar
• Dasar Pengertian Vibroseis
Dasar Pengertian Vibroseis
• Salah satu kegiatan Explorasi hidrokarbon adalah dengan
pengambilan data Seismik bawah permukaan.
• Dengan cara memberikan gelombang seismik kedalam bumi
(transmitter), gelombang tersebut merambat ke lapisan
batuan di bawah permukaan bumi kemudian pantulannya
diterima kembali oleh sensor (receiver) dipermukaan.
• Gelombang seismik tersebut, secara umum dihasilkan dari
getaran ledakan dinamit (sebagai sumber getar).
• Vibroseismik atau disingkat Vibroseis adalah alat untuk
menghasilkan getaran gelombang seismik yang diangkut
menggunakan truck (Truck Vibroseismik), sehingga tidak
membutuhkan dinamit yang bersifat destruktif.
• Diproject Vibroseis Elnusa, Transmiter sumber getarannya
adalah Vibroseis dan sensor penerima gelombang (receiver)
menggunakan smart solo.
Ilustrasi Truck Vibroseis
Methode Vibroseismic VS Methode Dynamite
• Vibroseis lebih bersifat tidak destruktif
dibandingkan dengan metode penggunaan dinamit
• Vibroseis mobilisasinya lebih efektif dan efisien,
dengan truck yang disetting dapat melintas segala
medan morfologi, dibandingkan dengan dinamit.
• Dalam pekerjaannya metode Vibroseis tidak
membutuhkan orang yang terlalu banyak, seperti
menggunakan metode dinamit.
• Karena tidak memakai bahan peledak (dinamit)
yang dibor ditanam dibawah permukaan kemudian
diledakkan, vibroseismik lebih ramah lingkungan.
• Sinyal input vibroseis (sweep) biasanya berupa
frekuaensi sweep sinusoida yang berlangsung
sekitar 10 hingga 32 detik. yang lebih besar dari
interval waktu yang diharapkan antara reflektor.
Ilustrasi Vibroseis (atas) vs Peledak (Bawah)
VS
Akusisi Data Vibroseismik
• Vibroseismic merupakan sebuah metode
dimana mekanisme pembuat getaran
(vibrator) dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk menghasilkan sebuah gelombang
seismik yang dikontrol (controlled wavetrain)
dalam bentuk jangkauan frekuensi getar yang
umum disebut sebagai frequency sweep.
• Frequency sweep adalah jangkauan frekuensi
menggunakan prinsip transmisi getaran dalam
durasi tertentu (10s — 32s) untuk
menciptakan perubahan tetap frekuensi
getaran sinusoidal (linear ataupun non-linear)
selama waktu akuisisi tersebut.
Ilustrasi Linear Frequency Sweep Vibroseis
Akusisi Data Vibroseismik
• Perbedaan utama pada perekaman
menggunakan dinamit adalah durasi transmisi
yang pendek (getaran yang dihasilkan waktu
ledakan), sedangkan vibroseismic membutuhkan
waktu yang harus men-generate frekuensi
tersebut.
• Sehingga dibutuhkan Listening Time pada
metode Vibroseismic yang bermakna keharusan
adanya durasi waktu tambahan dalam setiap
perekaman yang melebihi durasi dalam men-
generate sweep.
Ilustrasi waktu (t) pada prosesi sweep frekuensi data seismik
Cross Correlation Vibroseismik
• Dalam perekaman akusisi data seismic
menggunakan metode Vibroseis, diperlukan
skema treatment atau pengolahan tambahan
data berupa Cross-correlation antara hasil
rekaman signal pada receiver dengan
sinyal sweep yang ter-generate.
• Cross-correlation merupakan sebuah metode
analisis secara time-series untuk
memprediksikan suatu hubungan series antar
data input (sinyal sweep) dan output (sinyal
rekaman).
Ilustrasi Cross Correlation data Vibroseis terhadap earth response
Parameter Cross Correlation Vibroseis
Input Sweep
Sinyal input adalah swept frequency sinusoid dari panjang gelombang T. Frekuensi pusat sinyal (f0)
adalah rata-rata frekuensi awal dan akhir:
f0 = (f1+ f2 )/2
- length of the sweep : T sec
- beginning frequency : f1 Hz
- ending frequency : f2 Hz
Bandwidth of the input sweep
Bandwith (Δ) tergantung pada perbedaan rasio f1/ f2 yang dinyatakan dalam oktaf (octave).
f1/ f2 = 2n
n =[ log (f1/ f2)]/ log 2
n represents the number of octaves between the frequencies f1 and f2
n =1 if f1 / f2 = 2
Dispersion
Adalah dispersi (distribusi) panjang swept dan bandwith oleh waktu
D = ΔT
Dispersi mewakili kekuatan korelasi dalam collapsed signal
Ilustrasi efek fungsi auto-korelasi dari
memvariasikan swept sambil menjaga
konstanta bandwidth dalam Hertz.
Karakter Fungsi Auto Korelasi (Klauder Wavelet)
• Teori auto korelasi dalam linear swept
frequency disebut dengan Klauder wavelet
dalam bentuk peak gelombang.
• 3 Faktor dalam fungsi auto correlation :
1. Amplitude: mepresentasikan energi
digelombang sweep. Contohnya sweep power
dari durasi waktu. Semakin besar tenaga energy
amplitude nya maka makin besar dan panjang
gelombang sweepnya.
2. Envelope: Envelope di Klauder wavelet adalah
satu fase gelombang maximum value di zero
lag, gelombang bergerak naik turun dan
kembali lagi ke bandwith sekuen sebelumnya.
3. Cosine wave: adalah peak gelombang pada
zero lag dan frequency nya berada ditengah
dari frekuensi sweep tetapi amplitude nya
masih dalam satu envelope.
1. Auto Korelasi : Konstan bandwith dalam satu oktaf
2. Efek tapering kembali pada gelombang datar diakhir
3. (a) auto-corr /amplitude (b) envelope (c) cosine wave
1
2
3
Tipe dari Gelombang Sweep
1. Linear sweep:
Gelombang sinusoidal dengan laju perubahan
frekuensi dan amplitudo yang konstan.
Spektrum amplitudonya datar.
2. Non-linear sweep:
Frekuensi instan dalam input sweep yang
dengan kecepatan sweep yang tidak lagi
konstan. Konsep dasar Sweep non-linier adalah
vibrator gelombang sweep secara perlahan ke
frekuensi-frekuensi yang perlu diperkuat dan
dengan cepat ke frekuensi-frekuensi yang lebih
lemah / lambat.
Liner Sweep
Non Liner Sweep
Vibroseis Data Result
Contoh Vibroseis Data Correlation :
1. Sweep data (6-60 Hz) in second
2. Uncorrelated seismograph : record
length (sweep length ditambah
dengan listening time 15s. (2a >> 2b
>>2c)
3. Correlated Seismograph : kurva
yang menonjol adalah kurva refleksi
hiperbolic
2a 2b 2c
1 3
Tipe Vibrator Vibroseis
MECHANICAL COMPONENTS OF VIBRATOR
• Base plate and accessories: Pelat kaku persegi panjang yang menyalurkan getaran ke tanah.
• Reaction Mass: beban berat (logam padat dengan berat 2-3 ton) pada porosnya.
• Hydraulic system (Torque motor, pumps and servo valve): memompa dan mengatur aliran oli hidraulik dari
piston ke katup servo
• Vibrator truck and engines
VIBRATOR ELECTRONICS
• Sweep generator: Penggerak untuk torsi motor berasal dari generator sweep (control sweep).
• The phase compensator: kecepatan pelat dasar dideteksi oleh geofon (akselerometer terintegrasi) yang
digabungkan ke pelat dasar, dan fasenya dibandingkan dengan sweep kontrol.
• Phase Shifter: Penggeser fase mengubah fase penggerak ke vibrator untuk menjaga kecepatan pelat dasar
dalam fase dengan sweep kontrol.
• Control of the baseplate lift system
• Control of the mid-position of the piston
• Reception of the start –sweep command from recording truck
• Various test facilities
• A drive control
• A radio carrier system : memprovide transmisi gelombang sweep dan signal baseplate ke recording truck.
Ilustrasi Vibrator Base Plate
Ilustrasi Phase Compensator System
Vibroseis Parameter Test
Eksperimen test untuk mengoptimalkan parameter Vibroseis adalah :
• Low End frequency test
• High End frequency test
• Sweep Length test
• Taper Length test
• Up Sweep / Down Sweep test
• Composites / No. of sweeps test
• Drive test
• Transposed wave test / Opposed wave test
• Vibro pattern test
• Receiver Array test
• Sweep types :
o Linear sweep test
o Non-linear sweep test
o User defined sweep test
o Pseudo-Random sweep test
o Sweeps with variable amplitude programmes
Purpose Test: Untuk mengoptimalkan lower end frekuwnsi sweep signal
Field parameters:
-Spread: Regular -High End frequency: 80 Hz
-No. of vibartors: 4 -Sweep length: 12 sec
-Sweep type: linear -Drive : 70%
Parameter Test:
Saat melakukan pengujian, parameter variabel adalah frekuensi low end.
Rekaman frekuensi low end yang bervariasi dari 6 hingga 16 Hz dan dilakukan per
2Hz.
Output Test:
 Continuity of the event
 Signal to source generated noise
 Signal strength
Low End Frequency Test
LF (Low Frequency) Test
High End Frequency Test
Purpose Test: study penetrasi high frekuensi
komponen dari in – out signal sweep
Parameter Test :
• Low-end frequency: As decided from the
Low-end frequency test.
• High-end frequency: 60, 70, 80, 90, 100 Hz.(in
steps)
Output Test :
• High Good Resolution
• Signal to noise ratio
• Continuity and strength of reflection at the
deeper level.
HF (High Frequency) Test
Sweep Length Test
Purpose Test: untuk mengetahui durasi panjang signal
gelombang sweep pada spectrum amplitude out put level.
Parameter Test :
-Low-end frequency: as decided above.
-Sweep length; 6,8,10,12,14,16,18,20,24 secs
-High-end frequency: as decided above.
Output Test :
-Deepest reflection continuity & strength
-Signal to noise ratio
Taper Length Test
Purpose Test: untuk mengurangi frekuensi superimposed lobes
di autocorrelation
Parameter test :
• Taper length: 0 to 500 msec with regular steps or above 50
msec.
Output Test : mengurangi noise dengan meningkatkan kualitas
resolusi data.
Up Sweep/ Down Sweep Test
Purpose: untuk mengetahui interfrensi dari noise
correlation ghost (bayangan/eror) yang direfleksikan dari
time signal.
Outputnya : setelah memasukan parameter high- low end
frequency, sweep dan taper, uji up-down sweep untuk
mengetahui kapan noise/ghost correlation akan muncul
untuk diperbaiki.
Ilustrasi Up-Down Sweep Test dan Taper Length Test
Composite Test / No of Sweep Test
Purpose: untuk mengoptimalkan berapa kali sweep yang
dibutuhkan untuk mengcover gelombang data
Parameter Test : menjaga jumlah nomor sweep per vibrator
Output Test:
- Mengetahui Signal di noise ratio
- Meningkatkan refleksi yang lemah didalam gelombang
Drive Test
Purpose : Untuk mengetahui pengaruh drive force (gaya kendaraan)
yang akan mempengaruhi signal saat vibrator base plate bekerja
Parameter Test :
Drive force: 50 to 80% in steps of 10%
Output Test :
- Continuity dan reflection (kuat /lemah) saat pengambilan data.
- Kekuatan sumber getar (vibrator) menghasilkan noise
Ilustrasi Multi Drive Test Vibroseis
Transposed Wave Test
Purpose : Di Vibroseis karakter noise lebih rumit daripada
dynamite, dikarenakan source (vibrator) sebagai sumber getar
berada diatas permukaan (tidak langsung berada dibawah
permukaan seperti dinamit). Transposed Wave Test bertujuan
untuk mengetahui noise saat pengambilan data yang akan
berpengaruh ke hasil pengambilan data.
Parameter Test:
• Spread: 96 channels
• Geophone interval: 5m
• Input sweep : as decided from the earlier experimentation.
• Posisi Vibro ditempatkan pada titik tembak (shoot point)
sampai panjang gelombang data tercapai
Output test :
• Air wave
• Shear / Head wave
• Rayleigh wave
Ilustrasi Transposed Wave Test
Opposed- Wave Test
Purpose: Untuk mengetahui noise dalam penyebaran data
Parameter Test:
Penyebaran pengambilan data secara regular melalui geophones
Output Test:
• Design array parameter untuk source dan receiver
• Correlogram
Vibro-Pattern Test
Purpose: untuk mengetahui vibro pattern (pola
gelombang yang dihasilkan vibroseis)
Outputnya :
• Peningkatan ratio signal terhadap noise yang dihasilkan
• Attenuasi (gelombang geser) dari shear wave dan air
wave
• Mengetahui kekuatan sinyal pada gelombang terendah
Ilustrasi Correlogram Vibro Pattern Test
Refrensi
• https://geophysicssolution.blogspot.com/2017/07/vibroseis.html?m=1
• https://web.ics.purdue.edu/~braile/sage/
• http://www.innoseis.com/seismic-surveying
Basic Vibroseis.pptx

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGPREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
Fajar Nawawi
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
heny novi
 
Jurnal geologi potensi hidrokarbon
Jurnal geologi potensi hidrokarbonJurnal geologi potensi hidrokarbon
Jurnal geologi potensi hidrokarbon
Aulia Nofrianti
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013
UDIN MUHRUDIN
 

Mais procurados (20)

PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGPREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
 
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
 
Bab ii tinjauan umum PTBA
Bab ii tinjauan umum PTBABab ii tinjauan umum PTBA
Bab ii tinjauan umum PTBA
 
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINVPengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
Pengolahan Data Resistivity dengan RES2DINV
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
 
OHT Perlengkapan peledakan.ppt
OHT Perlengkapan peledakan.pptOHT Perlengkapan peledakan.ppt
OHT Perlengkapan peledakan.ppt
 
Nuclear Methods and Radiometric Logging
Nuclear Methods and Radiometric LoggingNuclear Methods and Radiometric Logging
Nuclear Methods and Radiometric Logging
 
PERANCANGAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DRAINASE, RAB
PERANCANGAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DRAINASE, RABPERANCANGAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DRAINASE, RAB
PERANCANGAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DRAINASE, RAB
 
Paleontologi
Paleontologi Paleontologi
Paleontologi
 
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3
 
Jurnal geologi potensi hidrokarbon
Jurnal geologi potensi hidrokarbonJurnal geologi potensi hidrokarbon
Jurnal geologi potensi hidrokarbon
 
Seismic data processing
Seismic data processingSeismic data processing
Seismic data processing
 
Pengolahan data Gravity
Pengolahan data GravityPengolahan data Gravity
Pengolahan data Gravity
 
Tutorial mike 21 : input garis pantai
Tutorial mike 21 :  input garis pantaiTutorial mike 21 :  input garis pantai
Tutorial mike 21 : input garis pantai
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
GEOFISIKA DASAR.pptx
GEOFISIKA DASAR.pptxGEOFISIKA DASAR.pptx
GEOFISIKA DASAR.pptx
 
Survey design
Survey designSurvey design
Survey design
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013
 

Semelhante a Basic Vibroseis.pptx

20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik
Yanty Sovina
 
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
Bagusdepok
 
Review Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar Telekomunikasi
Review Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar TelekomunikasiReview Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar Telekomunikasi
Review Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar Telekomunikasi
SusiloRui
 

Semelhante a Basic Vibroseis.pptx (20)

Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik
 
Fisika sekolah 3
Fisika sekolah 3Fisika sekolah 3
Fisika sekolah 3
 
Function generator
Function generatorFunction generator
Function generator
 
Getaran dan Gelombang
Getaran dan Gelombang Getaran dan Gelombang
Getaran dan Gelombang
 
20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Gelombang bunyi11
Gelombang bunyi11Gelombang bunyi11
Gelombang bunyi11
 
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptxTUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
 
ppt pengukuran teknik.pptx
ppt pengukuran teknik.pptxppt pengukuran teknik.pptx
ppt pengukuran teknik.pptx
 
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
 
GELOMBANG_MEKANIS.pptx
GELOMBANG_MEKANIS.pptxGELOMBANG_MEKANIS.pptx
GELOMBANG_MEKANIS.pptx
 
Kuliah_2_Sistem_Transmisi_Telekomunikasi.pdf
Kuliah_2_Sistem_Transmisi_Telekomunikasi.pdfKuliah_2_Sistem_Transmisi_Telekomunikasi.pdf
Kuliah_2_Sistem_Transmisi_Telekomunikasi.pdf
 
Review Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar Telekomunikasi
Review Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar TelekomunikasiReview Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar Telekomunikasi
Review Materi Pendahuluan tentang Konsep Dasar Telekomunikasi
 
getaran gelombang bunyi.pptx
getaran gelombang bunyi.pptxgetaran gelombang bunyi.pptx
getaran gelombang bunyi.pptx
 
P2 Getaran Gelombang Grace
P2 Getaran Gelombang GraceP2 Getaran Gelombang Grace
P2 Getaran Gelombang Grace
 
Gelombang Elektromagnetik.pdf
Gelombang Elektromagnetik.pdfGelombang Elektromagnetik.pdf
Gelombang Elektromagnetik.pdf
 
Fisika (X) - Gelombang TV
Fisika (X) - Gelombang TVFisika (X) - Gelombang TV
Fisika (X) - Gelombang TV
 
SOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METERSOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METER
 
GELOMBANG MEKANIK FISIKA KELAS SEBELAS.ppt
GELOMBANG MEKANIK FISIKA KELAS SEBELAS.pptGELOMBANG MEKANIK FISIKA KELAS SEBELAS.ppt
GELOMBANG MEKANIK FISIKA KELAS SEBELAS.ppt
 

Mais de Ario Arief iswandhani (10)

Basic Slicklines Operation.pptx
Basic Slicklines Operation.pptxBasic Slicklines Operation.pptx
Basic Slicklines Operation.pptx
 
Dasar Acuan Harga Minyak.pptx
Dasar Acuan Harga Minyak.pptxDasar Acuan Harga Minyak.pptx
Dasar Acuan Harga Minyak.pptx
 
Basic Coiled Tubing Ops.pptx
Basic Coiled Tubing Ops.pptxBasic Coiled Tubing Ops.pptx
Basic Coiled Tubing Ops.pptx
 
Basic Drilling Operation.pptx
Basic Drilling Operation.pptxBasic Drilling Operation.pptx
Basic Drilling Operation.pptx
 
Basic Geothermal Indonesia.pptx
Basic Geothermal Indonesia.pptxBasic Geothermal Indonesia.pptx
Basic Geothermal Indonesia.pptx
 
Basic Petroleum System.pptx
Basic Petroleum System.pptxBasic Petroleum System.pptx
Basic Petroleum System.pptx
 
Basic Wireline Electrical and Well Log Analysist.pptx
Basic Wireline Electrical and Well Log Analysist.pptxBasic Wireline Electrical and Well Log Analysist.pptx
Basic Wireline Electrical and Well Log Analysist.pptx
 
Basic Workover dan Wellservices.pptx
Basic Workover dan Wellservices.pptxBasic Workover dan Wellservices.pptx
Basic Workover dan Wellservices.pptx
 
Basic CCUS.pptx
Basic CCUS.pptxBasic CCUS.pptx
Basic CCUS.pptx
 
Basic Gempa Bumi.pptx
Basic Gempa Bumi.pptxBasic Gempa Bumi.pptx
Basic Gempa Bumi.pptx
 

Último

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
ANTARASATU
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
SyabilAfandi
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
magfira271100
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
karamitha
 

Último (9)

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

Basic Vibroseis.pptx

  • 2. Materi Belajar • Dasar Pengertian Vibroseis
  • 3. Dasar Pengertian Vibroseis • Salah satu kegiatan Explorasi hidrokarbon adalah dengan pengambilan data Seismik bawah permukaan. • Dengan cara memberikan gelombang seismik kedalam bumi (transmitter), gelombang tersebut merambat ke lapisan batuan di bawah permukaan bumi kemudian pantulannya diterima kembali oleh sensor (receiver) dipermukaan. • Gelombang seismik tersebut, secara umum dihasilkan dari getaran ledakan dinamit (sebagai sumber getar). • Vibroseismik atau disingkat Vibroseis adalah alat untuk menghasilkan getaran gelombang seismik yang diangkut menggunakan truck (Truck Vibroseismik), sehingga tidak membutuhkan dinamit yang bersifat destruktif. • Diproject Vibroseis Elnusa, Transmiter sumber getarannya adalah Vibroseis dan sensor penerima gelombang (receiver) menggunakan smart solo. Ilustrasi Truck Vibroseis
  • 4. Methode Vibroseismic VS Methode Dynamite • Vibroseis lebih bersifat tidak destruktif dibandingkan dengan metode penggunaan dinamit • Vibroseis mobilisasinya lebih efektif dan efisien, dengan truck yang disetting dapat melintas segala medan morfologi, dibandingkan dengan dinamit. • Dalam pekerjaannya metode Vibroseis tidak membutuhkan orang yang terlalu banyak, seperti menggunakan metode dinamit. • Karena tidak memakai bahan peledak (dinamit) yang dibor ditanam dibawah permukaan kemudian diledakkan, vibroseismik lebih ramah lingkungan. • Sinyal input vibroseis (sweep) biasanya berupa frekuaensi sweep sinusoida yang berlangsung sekitar 10 hingga 32 detik. yang lebih besar dari interval waktu yang diharapkan antara reflektor. Ilustrasi Vibroseis (atas) vs Peledak (Bawah) VS
  • 5. Akusisi Data Vibroseismik • Vibroseismic merupakan sebuah metode dimana mekanisme pembuat getaran (vibrator) dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghasilkan sebuah gelombang seismik yang dikontrol (controlled wavetrain) dalam bentuk jangkauan frekuensi getar yang umum disebut sebagai frequency sweep. • Frequency sweep adalah jangkauan frekuensi menggunakan prinsip transmisi getaran dalam durasi tertentu (10s — 32s) untuk menciptakan perubahan tetap frekuensi getaran sinusoidal (linear ataupun non-linear) selama waktu akuisisi tersebut. Ilustrasi Linear Frequency Sweep Vibroseis
  • 6. Akusisi Data Vibroseismik • Perbedaan utama pada perekaman menggunakan dinamit adalah durasi transmisi yang pendek (getaran yang dihasilkan waktu ledakan), sedangkan vibroseismic membutuhkan waktu yang harus men-generate frekuensi tersebut. • Sehingga dibutuhkan Listening Time pada metode Vibroseismic yang bermakna keharusan adanya durasi waktu tambahan dalam setiap perekaman yang melebihi durasi dalam men- generate sweep. Ilustrasi waktu (t) pada prosesi sweep frekuensi data seismik
  • 7. Cross Correlation Vibroseismik • Dalam perekaman akusisi data seismic menggunakan metode Vibroseis, diperlukan skema treatment atau pengolahan tambahan data berupa Cross-correlation antara hasil rekaman signal pada receiver dengan sinyal sweep yang ter-generate. • Cross-correlation merupakan sebuah metode analisis secara time-series untuk memprediksikan suatu hubungan series antar data input (sinyal sweep) dan output (sinyal rekaman). Ilustrasi Cross Correlation data Vibroseis terhadap earth response
  • 8. Parameter Cross Correlation Vibroseis Input Sweep Sinyal input adalah swept frequency sinusoid dari panjang gelombang T. Frekuensi pusat sinyal (f0) adalah rata-rata frekuensi awal dan akhir: f0 = (f1+ f2 )/2 - length of the sweep : T sec - beginning frequency : f1 Hz - ending frequency : f2 Hz Bandwidth of the input sweep Bandwith (Δ) tergantung pada perbedaan rasio f1/ f2 yang dinyatakan dalam oktaf (octave). f1/ f2 = 2n n =[ log (f1/ f2)]/ log 2 n represents the number of octaves between the frequencies f1 and f2 n =1 if f1 / f2 = 2 Dispersion Adalah dispersi (distribusi) panjang swept dan bandwith oleh waktu D = ΔT Dispersi mewakili kekuatan korelasi dalam collapsed signal Ilustrasi efek fungsi auto-korelasi dari memvariasikan swept sambil menjaga konstanta bandwidth dalam Hertz.
  • 9. Karakter Fungsi Auto Korelasi (Klauder Wavelet) • Teori auto korelasi dalam linear swept frequency disebut dengan Klauder wavelet dalam bentuk peak gelombang. • 3 Faktor dalam fungsi auto correlation : 1. Amplitude: mepresentasikan energi digelombang sweep. Contohnya sweep power dari durasi waktu. Semakin besar tenaga energy amplitude nya maka makin besar dan panjang gelombang sweepnya. 2. Envelope: Envelope di Klauder wavelet adalah satu fase gelombang maximum value di zero lag, gelombang bergerak naik turun dan kembali lagi ke bandwith sekuen sebelumnya. 3. Cosine wave: adalah peak gelombang pada zero lag dan frequency nya berada ditengah dari frekuensi sweep tetapi amplitude nya masih dalam satu envelope. 1. Auto Korelasi : Konstan bandwith dalam satu oktaf 2. Efek tapering kembali pada gelombang datar diakhir 3. (a) auto-corr /amplitude (b) envelope (c) cosine wave 1 2 3
  • 10. Tipe dari Gelombang Sweep 1. Linear sweep: Gelombang sinusoidal dengan laju perubahan frekuensi dan amplitudo yang konstan. Spektrum amplitudonya datar. 2. Non-linear sweep: Frekuensi instan dalam input sweep yang dengan kecepatan sweep yang tidak lagi konstan. Konsep dasar Sweep non-linier adalah vibrator gelombang sweep secara perlahan ke frekuensi-frekuensi yang perlu diperkuat dan dengan cepat ke frekuensi-frekuensi yang lebih lemah / lambat. Liner Sweep Non Liner Sweep
  • 11. Vibroseis Data Result Contoh Vibroseis Data Correlation : 1. Sweep data (6-60 Hz) in second 2. Uncorrelated seismograph : record length (sweep length ditambah dengan listening time 15s. (2a >> 2b >>2c) 3. Correlated Seismograph : kurva yang menonjol adalah kurva refleksi hiperbolic 2a 2b 2c 1 3
  • 12. Tipe Vibrator Vibroseis MECHANICAL COMPONENTS OF VIBRATOR • Base plate and accessories: Pelat kaku persegi panjang yang menyalurkan getaran ke tanah. • Reaction Mass: beban berat (logam padat dengan berat 2-3 ton) pada porosnya. • Hydraulic system (Torque motor, pumps and servo valve): memompa dan mengatur aliran oli hidraulik dari piston ke katup servo • Vibrator truck and engines VIBRATOR ELECTRONICS • Sweep generator: Penggerak untuk torsi motor berasal dari generator sweep (control sweep). • The phase compensator: kecepatan pelat dasar dideteksi oleh geofon (akselerometer terintegrasi) yang digabungkan ke pelat dasar, dan fasenya dibandingkan dengan sweep kontrol. • Phase Shifter: Penggeser fase mengubah fase penggerak ke vibrator untuk menjaga kecepatan pelat dasar dalam fase dengan sweep kontrol. • Control of the baseplate lift system • Control of the mid-position of the piston • Reception of the start –sweep command from recording truck • Various test facilities • A drive control • A radio carrier system : memprovide transmisi gelombang sweep dan signal baseplate ke recording truck. Ilustrasi Vibrator Base Plate Ilustrasi Phase Compensator System
  • 13. Vibroseis Parameter Test Eksperimen test untuk mengoptimalkan parameter Vibroseis adalah : • Low End frequency test • High End frequency test • Sweep Length test • Taper Length test • Up Sweep / Down Sweep test • Composites / No. of sweeps test • Drive test • Transposed wave test / Opposed wave test • Vibro pattern test • Receiver Array test • Sweep types : o Linear sweep test o Non-linear sweep test o User defined sweep test o Pseudo-Random sweep test o Sweeps with variable amplitude programmes
  • 14. Purpose Test: Untuk mengoptimalkan lower end frekuwnsi sweep signal Field parameters: -Spread: Regular -High End frequency: 80 Hz -No. of vibartors: 4 -Sweep length: 12 sec -Sweep type: linear -Drive : 70% Parameter Test: Saat melakukan pengujian, parameter variabel adalah frekuensi low end. Rekaman frekuensi low end yang bervariasi dari 6 hingga 16 Hz dan dilakukan per 2Hz. Output Test:  Continuity of the event  Signal to source generated noise  Signal strength Low End Frequency Test LF (Low Frequency) Test
  • 15. High End Frequency Test Purpose Test: study penetrasi high frekuensi komponen dari in – out signal sweep Parameter Test : • Low-end frequency: As decided from the Low-end frequency test. • High-end frequency: 60, 70, 80, 90, 100 Hz.(in steps) Output Test : • High Good Resolution • Signal to noise ratio • Continuity and strength of reflection at the deeper level. HF (High Frequency) Test
  • 16. Sweep Length Test Purpose Test: untuk mengetahui durasi panjang signal gelombang sweep pada spectrum amplitude out put level. Parameter Test : -Low-end frequency: as decided above. -Sweep length; 6,8,10,12,14,16,18,20,24 secs -High-end frequency: as decided above. Output Test : -Deepest reflection continuity & strength -Signal to noise ratio
  • 17. Taper Length Test Purpose Test: untuk mengurangi frekuensi superimposed lobes di autocorrelation Parameter test : • Taper length: 0 to 500 msec with regular steps or above 50 msec. Output Test : mengurangi noise dengan meningkatkan kualitas resolusi data. Up Sweep/ Down Sweep Test Purpose: untuk mengetahui interfrensi dari noise correlation ghost (bayangan/eror) yang direfleksikan dari time signal. Outputnya : setelah memasukan parameter high- low end frequency, sweep dan taper, uji up-down sweep untuk mengetahui kapan noise/ghost correlation akan muncul untuk diperbaiki. Ilustrasi Up-Down Sweep Test dan Taper Length Test
  • 18. Composite Test / No of Sweep Test Purpose: untuk mengoptimalkan berapa kali sweep yang dibutuhkan untuk mengcover gelombang data Parameter Test : menjaga jumlah nomor sweep per vibrator Output Test: - Mengetahui Signal di noise ratio - Meningkatkan refleksi yang lemah didalam gelombang Drive Test Purpose : Untuk mengetahui pengaruh drive force (gaya kendaraan) yang akan mempengaruhi signal saat vibrator base plate bekerja Parameter Test : Drive force: 50 to 80% in steps of 10% Output Test : - Continuity dan reflection (kuat /lemah) saat pengambilan data. - Kekuatan sumber getar (vibrator) menghasilkan noise Ilustrasi Multi Drive Test Vibroseis
  • 19. Transposed Wave Test Purpose : Di Vibroseis karakter noise lebih rumit daripada dynamite, dikarenakan source (vibrator) sebagai sumber getar berada diatas permukaan (tidak langsung berada dibawah permukaan seperti dinamit). Transposed Wave Test bertujuan untuk mengetahui noise saat pengambilan data yang akan berpengaruh ke hasil pengambilan data. Parameter Test: • Spread: 96 channels • Geophone interval: 5m • Input sweep : as decided from the earlier experimentation. • Posisi Vibro ditempatkan pada titik tembak (shoot point) sampai panjang gelombang data tercapai Output test : • Air wave • Shear / Head wave • Rayleigh wave Ilustrasi Transposed Wave Test
  • 20. Opposed- Wave Test Purpose: Untuk mengetahui noise dalam penyebaran data Parameter Test: Penyebaran pengambilan data secara regular melalui geophones Output Test: • Design array parameter untuk source dan receiver • Correlogram Vibro-Pattern Test Purpose: untuk mengetahui vibro pattern (pola gelombang yang dihasilkan vibroseis) Outputnya : • Peningkatan ratio signal terhadap noise yang dihasilkan • Attenuasi (gelombang geser) dari shear wave dan air wave • Mengetahui kekuatan sinyal pada gelombang terendah Ilustrasi Correlogram Vibro Pattern Test