SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Metode dari sistem pencahayaan buatan SNI 2001 meliputi; 
1. Penentuan tingkat pencahayaan minimum (E) yang direkomendasikan, tingkat pencahayaan 
minimum yang direkomendasikan tercantum dalam tabel 1 Tingkat Pencahayaan minimum yang 
direkomendasikan. 
Tabel 1. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan 
Fungsi ruangan 
Tingkat 
Pencahayaan 
(lux) 
Kelompok 
renderasi 
warna 
Keterangan 
Rumah Tinggal : 
Teras 60 1 atau 2 
Ruang tamu 120~250 1 atau 2 
Ruang makan 120~250 1 atau 2 
Ruang kerja 120~250 1 
Kamar tidur 120~250 1 atau 2 
Kamar mandi 250 1 atau 2 
Dapur 250 1 atau 2 
Garasi 60 3 atau 4 
Perkantoran : 
Ruang Direktur 350 1 atau 2 
Ruang kerja 350 1 atau 2 
Ruang komputer 350 1 atau 2 
Ruang rapat 300 1 atau 2 
Ruang gambar 
750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan 
setempat pada meja gambar. 
Gudang arsip 150 3 atau 4 
Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2 
Lembaga Pendidikan : 
Ruang kelas 250 1 atau 2 
Perpustakaan 300 1 atau 2 
Laboratorium 500 1 
Ruang gambar 
750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan 
setempat pada meja gambar. 
Kantin 200 1 
Hotel dan Restauran : 
Lobby, koridor 100 1 
Pencahayaan pada bidang 
vertikal sangat penting untuk 
menciptakan suasana/kesan 
ruang yang baik. 
Ballroom/ruang sidang. 200 1 
Sistem pencahayaan harus di 
rancang untuk menciptakan 
suasana yang sesuai. Sistem
pengendalian “switching” 
dan “dimming” dapat 
digunakan untuk 
memperoleh berbagai efek 
pencahayaan. 
Ruang makan. 250 1 
Cafetaria. 250 1 
Kamar tidur. 150 1 atau 2 
Diperlukan lampu tambahan 
pada bagian kepala tempat 
tidur dan 
cermin. 
Dapur. 300 1 
Rumah Sakit/ 
Balai pengobatan: 
Ruang rawat inap. 
250 1 atau 2 
Ruang operasi, ruang 
bersalin. 
300 1 
Gunakan pencahayaan 
setempat pada tempat yang 
diperlukan. 
Laboratorium 500 1 atau 2 
Ruang rekreasi dan 
250 1 
rehabilitasi. 
Pertokoan/ 
Ruang pamer: 
Ruang pamer dengan obyek 
berukuran besar (misalnya 
mobil). 
500 1 
Tingkat pencahayaan ini 
harus di-penuhi pada lantai. 
Untuk 
beberapa produk tingkat 
pencahayaan pada bidang 
vertikal juga penting. 
Toko kue dan makanan. 250 1 
Toko buku dan alat 
300 1 
tulis/gambar. 
Toko perhiasan, arloji. 500 1 
Toko Barang kulit dan 
500 1 
sepatu. 
Toko pakaian. 500 1 
Pasar Swalayan. 500 1 atau 2 
Pencahayaan pada bidang 
vertical pada rak barang. 
Toko alat listrik (TV, 
Radio/tape, mesin cuci, dan 
lain-lain). 
250 1 atau 2 
Industri (Umum): 
Ruang Parkir 50 3 
Gudang 100 3 
Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3 
Pekerjaan sedang 200~500 1 atau 2
Pekerjaan halus 500~1000 1 
Pekerjaan amat halus 1000~2000 1 
Pemeriksaan warna. 750 1 
Rumah ibadah: 
Mesjid 200 1 atau 2 
Untuk tempat-tempat yang 
mem butuhkan tingkat 
pencahayaan yang lebih 
tinggi dapat digunakan 
pencahayaan setempat. 
Gereja 200 1 atau 2 Idem 
Vihara 200 1 atau 2 idem 
Sumber : SNI Pencahayaan buatan, 2001. 
2. Tingkat Pencahayaan Rata-rata (Erata-rata) 
lux 
F kp kd 
A 
E total 
rata rata 
  
  .....................(1) 
Dimana : 
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux) 
Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen). 
A = Luas bidang kerja (m2) 
kp = Koefisien penggunaan 
kd = Koefisien depresiasi (penyusutan) 
3. Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu. 
Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous total yang 
diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan menggunakan 
persamaan: 
(lumen) 
E  
A 
Ftotal  
 ........................(2) 
kp kd 
kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan: 
F 
N total 
total  
F n 
 
1 
........................................(3)
Dimana : 
Erata-rat a = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux) 
Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen). 
A = Luas bidang kerja (m2) 
kp = Koefisien penggunaan 
kd = Koefisien depresiasi (penyusutan) 
Ntotal = Jumlah armatur 
F1 = Fluks luminous satu buah lampu 
n = Jumlah lampu dalam satu armatur 
4. Kebutuhan daya 
Daya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan rata-rata tertentu pada 
bidang kerja dihitung dengan menghitung terlebih dahulu jumlah lampu yang diperlukan dengan 
persamaan: 
Nlampu = Narmatur x n..........................................(4) 
Dimana: 
Nlampu = Jumlah lampu 
n = Jumlah lampu dalam satu armatur 
Daya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan persamaan: 
Wtotal = Nlampu x W1............................................(5) 
dimana : 
Wtotal = daya total yang dibutuhkan (Watt) 
W1 = daya setiap lampu (Watt) 
Dengan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan kepadatan daya (Watt/m2) 
yang dibutuhkan untuk system pencahayaan tersebut.
Tabel 2. perhitungan Tingkat Pencahayaan 
Ruangan 
Kp Kd E 
(Lux) 
A 
(m2) 
E 
 
A Ftotal  
kd kp 
 
(lumen) 
F1 
(lumen) 
n 
total 
F 
N 
total 
F 
 
n  
1 
Nlampu = 
Narmatur x n 
W1 
(Wa 
tt) 
Wtotal = 
Nlampu x 
W1 
(Watt) PHILIPS 
1. Loby 0.95 0.8 100 486.4 64000 1800 2 18 36 26 936 PL-C 
2. Pengelola 
a. Pengelola 1 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80 
b. Pengelola 2 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80 
3. Bank 
a. Bank 1 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL 
b. Bank 2 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL 
4. Lavatory 1 
a. Lavatory Pria 
-toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 
ECOTONE 
PLE-U 
-toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 
ECOTONE 
PLE-U 
-pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO 
b. Lavatory Wanita 
-toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 
ECOTONE 
PLE-U 
-toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 
ECOTONE 
PLE-U 
-pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO
Nilai – nilai kp, F1, dan W1 pada tabel 2 diperoleh dari tabel katalog produk lampu philips 
yang terdapat pada lampiran 2 (tabel 1. Katalog lampu dan armatur). Nilai koefisien depresiasi (kd) 
adalah sebesar 0,8, nilai ini didasarkan pada standar SNI 2001 tentang tingkat pencahayaan buatan. 
Sedangkan pemilihan lampu dipilih berdasarkan tabel 1 Tingkat pencahayaan yang 
direkomendasikan. 
Pada tabel 2 untuk ruang pengelola pemilihan lampu jatuh pada lampu jenis TL-D Super 80 
(36 Watt) dengan F1 = 3250 lumen. Pemilihan ini berdasarkan dalam tabel 4.1, dari tabel tersebut 
dapat diketahui bahwa untuk ruang pengelola dapat dikategorikan sebagai ruang kantor dengan 
tingkat pencahayan yang dibutuhkan = 350 lux dan kelompok rendensi warna (Ra) yang 
direkomendasikan adalah kelompok 1 atau 2. Kelompok rendensi warna 1, merupakan kelompok 
dengan nilai Ra > 85 dan kelompok rendensi warna 2 adalah kelompok dengan nilai rendensi warna 
yaitu 70 < Ra < 85. 
Dari katalog produk lampu dan armatur Philips dalam lampiran 5, lampu TL-D Super 80 
dengan daya 36 Watt mempunyai Ra= 83 dan temperatur warna = 5000 kelvin. Jadi lampu TL-D 
Super 80 (36 Watt) dengan Ra= 83 nilai ini sesuai dengan kelompok rendensi warna 2, yaitu 70>Ra 
< 85 dan dari tabel yang sama pada lampiran 5 temperatur warna dari lampu TL-D Super 80 (36 
Watt) = 5000 K sehingga pemilihan temperatur warna dengan nilai 5000 K sudah sesuai, karena 
berdasarkan SNI 2001 tentang tampak warna dari lampu, temperatur warna = 5000 K termasuk 
dalam kategori warna sedang atau Neutral White. Hal ini sesuai dengan standar SNI bahwa untuk 
penerangan perkantoran di Indonesia disarankan memakai lampu dengan temperatur warna antara 
3300 - 5300 Kelvin. 
Pemilihan TL-D super 80 sudah tepat karena sesuai dengan SNI 2001 tentang perancangan sistem 
pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Pada tabel 2 semua lampu yang digunakan dipilih 
berdasarkan SNI 2001 tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung yang 
disesuaiakan dengan produk katalog lampu dalam tabel 3.
Tabel 3. tabel katalog lampu Philips 
Product Description Volt 
(V) 
Watt Cap Color 
Temp 
(K) 
Lumen 
(lm) 
CRI 
(Ra) 
PL-C 220 26 G24 2700 1800 83 
PL-C 220 20 G24 2700 600 87 
ECOTONE PLE-U 220 15 G24 2700 900 83 
ECOTONE PLE-U 220 20 G24 2700 1350 83 
ECOTONE HL 220 45 G24 3000 3000 83 
ECOTONE HL 220 65 G10 3000 4200 83 
PL-L 220 36 2G1 3500 2900 82 
PL-L 220 40 2G1 3500 3500 82 
ALTO 220 25 GX2 2700 1750 82 
ESENSIAL 220 25 G23 2700 1500 83 
ESENSIAL 220 20 G23 2700 1250 83 
TORNADO 220 20 G21 2700 1250 82 
DECOTWIST 220 25 G21 2700 1700 83 
TL-D Super 80 220 36 G13 5000 3250 83 
TL-5 220 35 G13 5000 3300 83 
ARENA VISION 220 1000 G40 5000 90000 87 
Sumber: Philips;2008
Beban Ruangan 
Beban Fase 
( VA) 
R S T 
Penerangan I 
- Pengelola 1 540 - - 
- Lavatori 1, kios1 dan 
teras 
- 550 - 
- Bank 1, ATM 1 dan 
Drop off 
- - 537, 5 
Penerangan II 
- Loby (10 titik), ATM 2 
dan Kios 2. 
800 - - 
- Loby (8 titik) dan Bank 
2 
- 745 - 
- Pengelola 2 dan 
lavatory 
- 
- 
802,5 
Penerangan III 
Ruang Serbaguna (6 
titik) 
2500 
2500 
2500 
Ruang Serbaguna (6 
titik) 
2500 2500 2500 
Ruang Panggung 
812.5 1300 1300 
Penerangan IV 
- Cafe1, cafe 2, cafe 3 
dan lavatory 
593,75 - -
- Rias Wanita, rias pria 
dan masing-masing 
lavatory ruang rias. 
- 575 - 
- Cafe 4, cafe 5, cafe 6 
dan lavatory 
- - 593,75 
Penerangan V 
- Toko 1 dan selasar 223,75 - - 
- Toko 2 dan selasar - 223,75 - 
- Tunggu pementasan 
dan selasar 
- - 217,5 
Penerangan VI 
- Selasar 1 (sirkit 1) 487,5 - - 
- Selasar 1 (sirkit 2) - 487,5 - 
- Selasar 1 (sirkit 3) - - 487,5 
Penerangan VII 
- Selasar 2 (sirkit 1) 487,5 - - 
- Selasar 2 (sirkit 2) - 487,5 - 
- Selasar 2 (sirkit 3) - - 487,5 
Penerangan VIII 
- Selasar 3 (6 titik) 487,5 - - 
- Selasar 3 (2 titik), 
Tangga 1dan 3 
- 422,5 - 
- Selasar 3 (2 titik), 
Tangga 2 dan 4 
- 422,5 
Total Beban 
9432.5 9791.25 9848.75

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...caturprasetyo11tgb1
 
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdfME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdfHarriPurnomo2
 
ded rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaided rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaiBasith Salam
 
Data arsitek jilid 1
Data arsitek  jilid 1Data arsitek  jilid 1
Data arsitek jilid 1romend08
 
8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi Listrik8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi ListrikSimon Patabang
 
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rian Irvandi
 
pencahayaan buatan
pencahayaan buatanpencahayaan buatan
pencahayaan buatanAy De Rosary
 
01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung
01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung
01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedungFirmansyah Kusasi
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5Agus Hendrowibowo
 
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiPihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiNurul Angreliany
 
18.) denah rencana &amp; detail plafond
18.) denah rencana &amp; detail plafond18.) denah rencana &amp; detail plafond
18.) denah rencana &amp; detail plafondcaturprasetyo11tgb1
 
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)PT. Hexamitra Daya Prima
 
perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4Subandri Oo
 
Buku pedoman standarisasi_bangunan
Buku pedoman standarisasi_bangunanBuku pedoman standarisasi_bangunan
Buku pedoman standarisasi_bangunanRenol Doang
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGMOSES HADUN
 

Mais procurados (20)

Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
 
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdfME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
ME 2. Sistem Utilitas Listrik Gedung.pdf
 
ded rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaided rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantai
 
Data arsitek jilid 1
Data arsitek  jilid 1Data arsitek  jilid 1
Data arsitek jilid 1
 
8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi Listrik8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi Listrik
 
2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan
 
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
 
pencahayaan buatan
pencahayaan buatanpencahayaan buatan
pencahayaan buatan
 
01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung
01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung
01.perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung
 
6 wiring diagram
6 wiring diagram6 wiring diagram
6 wiring diagram
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
 
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiPihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
 
Sistem penangkal petir
Sistem penangkal petirSistem penangkal petir
Sistem penangkal petir
 
18.) denah rencana &amp; detail plafond
18.) denah rencana &amp; detail plafond18.) denah rencana &amp; detail plafond
18.) denah rencana &amp; detail plafond
 
Sistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggiSistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggi
 
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
 
perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4
 
Struktur Rangka Ruang (space frame)
Struktur Rangka Ruang (space frame)Struktur Rangka Ruang (space frame)
Struktur Rangka Ruang (space frame)
 
Buku pedoman standarisasi_bangunan
Buku pedoman standarisasi_bangunanBuku pedoman standarisasi_bangunan
Buku pedoman standarisasi_bangunan
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 

Destaque

Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksiFilmIndie
 
Tugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikTugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikSimon Patabang
 
L3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listrikL3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listriksaharudin
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3Diana Amelia Bagti
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMMarcom Agency
 

Destaque (8)

Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
 
Script Film Dokumenter
Script Film DokumenterScript Film Dokumenter
Script Film Dokumenter
 
Tugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikTugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrik
 
L3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listrikL3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listrik
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
 
Tahap pra produksi film
Tahap pra produksi filmTahap pra produksi film
Tahap pra produksi film
 

Último

Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 

Último (9)

Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 

OPTIMALKAN SISTEM PENERANGAN

  • 1. Metode dari sistem pencahayaan buatan SNI 2001 meliputi; 1. Penentuan tingkat pencahayaan minimum (E) yang direkomendasikan, tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan tercantum dalam tabel 1 Tingkat Pencahayaan minimum yang direkomendasikan. Tabel 1. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux) Kelompok renderasi warna Keterangan Rumah Tinggal : Teras 60 1 atau 2 Ruang tamu 120~250 1 atau 2 Ruang makan 120~250 1 atau 2 Ruang kerja 120~250 1 Kamar tidur 120~250 1 atau 2 Kamar mandi 250 1 atau 2 Dapur 250 1 atau 2 Garasi 60 3 atau 4 Perkantoran : Ruang Direktur 350 1 atau 2 Ruang kerja 350 1 atau 2 Ruang komputer 350 1 atau 2 Ruang rapat 300 1 atau 2 Ruang gambar 750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar. Gudang arsip 150 3 atau 4 Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2 Lembaga Pendidikan : Ruang kelas 250 1 atau 2 Perpustakaan 300 1 atau 2 Laboratorium 500 1 Ruang gambar 750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar. Kantin 200 1 Hotel dan Restauran : Lobby, koridor 100 1 Pencahayaan pada bidang vertikal sangat penting untuk menciptakan suasana/kesan ruang yang baik. Ballroom/ruang sidang. 200 1 Sistem pencahayaan harus di rancang untuk menciptakan suasana yang sesuai. Sistem
  • 2. pengendalian “switching” dan “dimming” dapat digunakan untuk memperoleh berbagai efek pencahayaan. Ruang makan. 250 1 Cafetaria. 250 1 Kamar tidur. 150 1 atau 2 Diperlukan lampu tambahan pada bagian kepala tempat tidur dan cermin. Dapur. 300 1 Rumah Sakit/ Balai pengobatan: Ruang rawat inap. 250 1 atau 2 Ruang operasi, ruang bersalin. 300 1 Gunakan pencahayaan setempat pada tempat yang diperlukan. Laboratorium 500 1 atau 2 Ruang rekreasi dan 250 1 rehabilitasi. Pertokoan/ Ruang pamer: Ruang pamer dengan obyek berukuran besar (misalnya mobil). 500 1 Tingkat pencahayaan ini harus di-penuhi pada lantai. Untuk beberapa produk tingkat pencahayaan pada bidang vertikal juga penting. Toko kue dan makanan. 250 1 Toko buku dan alat 300 1 tulis/gambar. Toko perhiasan, arloji. 500 1 Toko Barang kulit dan 500 1 sepatu. Toko pakaian. 500 1 Pasar Swalayan. 500 1 atau 2 Pencahayaan pada bidang vertical pada rak barang. Toko alat listrik (TV, Radio/tape, mesin cuci, dan lain-lain). 250 1 atau 2 Industri (Umum): Ruang Parkir 50 3 Gudang 100 3 Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3 Pekerjaan sedang 200~500 1 atau 2
  • 3. Pekerjaan halus 500~1000 1 Pekerjaan amat halus 1000~2000 1 Pemeriksaan warna. 750 1 Rumah ibadah: Mesjid 200 1 atau 2 Untuk tempat-tempat yang mem butuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat digunakan pencahayaan setempat. Gereja 200 1 atau 2 Idem Vihara 200 1 atau 2 idem Sumber : SNI Pencahayaan buatan, 2001. 2. Tingkat Pencahayaan Rata-rata (Erata-rata) lux F kp kd A E total rata rata     .....................(1) Dimana : Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux) Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen). A = Luas bidang kerja (m2) kp = Koefisien penggunaan kd = Koefisien depresiasi (penyusutan) 3. Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu. Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous total yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan menggunakan persamaan: (lumen) E  A Ftotal   ........................(2) kp kd kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan: F N total total  F n  1 ........................................(3)
  • 4. Dimana : Erata-rat a = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux) Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen). A = Luas bidang kerja (m2) kp = Koefisien penggunaan kd = Koefisien depresiasi (penyusutan) Ntotal = Jumlah armatur F1 = Fluks luminous satu buah lampu n = Jumlah lampu dalam satu armatur 4. Kebutuhan daya Daya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan rata-rata tertentu pada bidang kerja dihitung dengan menghitung terlebih dahulu jumlah lampu yang diperlukan dengan persamaan: Nlampu = Narmatur x n..........................................(4) Dimana: Nlampu = Jumlah lampu n = Jumlah lampu dalam satu armatur Daya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan persamaan: Wtotal = Nlampu x W1............................................(5) dimana : Wtotal = daya total yang dibutuhkan (Watt) W1 = daya setiap lampu (Watt) Dengan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan kepadatan daya (Watt/m2) yang dibutuhkan untuk system pencahayaan tersebut.
  • 5. Tabel 2. perhitungan Tingkat Pencahayaan Ruangan Kp Kd E (Lux) A (m2) E  A Ftotal  kd kp  (lumen) F1 (lumen) n total F N total F  n  1 Nlampu = Narmatur x n W1 (Wa tt) Wtotal = Nlampu x W1 (Watt) PHILIPS 1. Loby 0.95 0.8 100 486.4 64000 1800 2 18 36 26 936 PL-C 2. Pengelola a. Pengelola 1 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80 b. Pengelola 2 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80 3. Bank a. Bank 1 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL b. Bank 2 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL 4. Lavatory 1 a. Lavatory Pria -toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U -toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U -pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO b. Lavatory Wanita -toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U -toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U -pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO
  • 6. Nilai – nilai kp, F1, dan W1 pada tabel 2 diperoleh dari tabel katalog produk lampu philips yang terdapat pada lampiran 2 (tabel 1. Katalog lampu dan armatur). Nilai koefisien depresiasi (kd) adalah sebesar 0,8, nilai ini didasarkan pada standar SNI 2001 tentang tingkat pencahayaan buatan. Sedangkan pemilihan lampu dipilih berdasarkan tabel 1 Tingkat pencahayaan yang direkomendasikan. Pada tabel 2 untuk ruang pengelola pemilihan lampu jatuh pada lampu jenis TL-D Super 80 (36 Watt) dengan F1 = 3250 lumen. Pemilihan ini berdasarkan dalam tabel 4.1, dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk ruang pengelola dapat dikategorikan sebagai ruang kantor dengan tingkat pencahayan yang dibutuhkan = 350 lux dan kelompok rendensi warna (Ra) yang direkomendasikan adalah kelompok 1 atau 2. Kelompok rendensi warna 1, merupakan kelompok dengan nilai Ra > 85 dan kelompok rendensi warna 2 adalah kelompok dengan nilai rendensi warna yaitu 70 < Ra < 85. Dari katalog produk lampu dan armatur Philips dalam lampiran 5, lampu TL-D Super 80 dengan daya 36 Watt mempunyai Ra= 83 dan temperatur warna = 5000 kelvin. Jadi lampu TL-D Super 80 (36 Watt) dengan Ra= 83 nilai ini sesuai dengan kelompok rendensi warna 2, yaitu 70>Ra < 85 dan dari tabel yang sama pada lampiran 5 temperatur warna dari lampu TL-D Super 80 (36 Watt) = 5000 K sehingga pemilihan temperatur warna dengan nilai 5000 K sudah sesuai, karena berdasarkan SNI 2001 tentang tampak warna dari lampu, temperatur warna = 5000 K termasuk dalam kategori warna sedang atau Neutral White. Hal ini sesuai dengan standar SNI bahwa untuk penerangan perkantoran di Indonesia disarankan memakai lampu dengan temperatur warna antara 3300 - 5300 Kelvin. Pemilihan TL-D super 80 sudah tepat karena sesuai dengan SNI 2001 tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Pada tabel 2 semua lampu yang digunakan dipilih berdasarkan SNI 2001 tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung yang disesuaiakan dengan produk katalog lampu dalam tabel 3.
  • 7. Tabel 3. tabel katalog lampu Philips Product Description Volt (V) Watt Cap Color Temp (K) Lumen (lm) CRI (Ra) PL-C 220 26 G24 2700 1800 83 PL-C 220 20 G24 2700 600 87 ECOTONE PLE-U 220 15 G24 2700 900 83 ECOTONE PLE-U 220 20 G24 2700 1350 83 ECOTONE HL 220 45 G24 3000 3000 83 ECOTONE HL 220 65 G10 3000 4200 83 PL-L 220 36 2G1 3500 2900 82 PL-L 220 40 2G1 3500 3500 82 ALTO 220 25 GX2 2700 1750 82 ESENSIAL 220 25 G23 2700 1500 83 ESENSIAL 220 20 G23 2700 1250 83 TORNADO 220 20 G21 2700 1250 82 DECOTWIST 220 25 G21 2700 1700 83 TL-D Super 80 220 36 G13 5000 3250 83 TL-5 220 35 G13 5000 3300 83 ARENA VISION 220 1000 G40 5000 90000 87 Sumber: Philips;2008
  • 8. Beban Ruangan Beban Fase ( VA) R S T Penerangan I - Pengelola 1 540 - - - Lavatori 1, kios1 dan teras - 550 - - Bank 1, ATM 1 dan Drop off - - 537, 5 Penerangan II - Loby (10 titik), ATM 2 dan Kios 2. 800 - - - Loby (8 titik) dan Bank 2 - 745 - - Pengelola 2 dan lavatory - - 802,5 Penerangan III Ruang Serbaguna (6 titik) 2500 2500 2500 Ruang Serbaguna (6 titik) 2500 2500 2500 Ruang Panggung 812.5 1300 1300 Penerangan IV - Cafe1, cafe 2, cafe 3 dan lavatory 593,75 - -
  • 9. - Rias Wanita, rias pria dan masing-masing lavatory ruang rias. - 575 - - Cafe 4, cafe 5, cafe 6 dan lavatory - - 593,75 Penerangan V - Toko 1 dan selasar 223,75 - - - Toko 2 dan selasar - 223,75 - - Tunggu pementasan dan selasar - - 217,5 Penerangan VI - Selasar 1 (sirkit 1) 487,5 - - - Selasar 1 (sirkit 2) - 487,5 - - Selasar 1 (sirkit 3) - - 487,5 Penerangan VII - Selasar 2 (sirkit 1) 487,5 - - - Selasar 2 (sirkit 2) - 487,5 - - Selasar 2 (sirkit 3) - - 487,5 Penerangan VIII - Selasar 3 (6 titik) 487,5 - - - Selasar 3 (2 titik), Tangga 1dan 3 - 422,5 - - Selasar 3 (2 titik), Tangga 2 dan 4 - 422,5 Total Beban 9432.5 9791.25 9848.75