SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
TUGAS MATA KULIAH EKOHIDROLOGI
(RE 185307)
KONSERVASI AIR SEBAGAI UPAYA MENCEGAH
KRISIS KETERSEDIAAN AIR
Oleh:
ANWAR ROSYID (6014202017)
PROGRAM MAGISTER
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
LATAR BELAKANG
Salah satu komponen penting dalam suatu ekosistem kehidupan yaitu air.
Fungsi utama air sebagai sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di
bumi. Secara alami air akan terus terproduksi ulang melalui siklus air, dimana air hujan
yang turun ke permukaan akan mengalami proses penyerapan pada daerah resapan
(catchment area) serta run-off. Jumlah air akan selalu dalam keadaan tercukupi
apabila sumber air dalam keadaan terjaga. Sebagai syaratnya jumlah air yang dapat
diresapkan jauh lebih banyak daripada jumlah air yang mengalir melalui run-off. Air
yang meresap tersebut akan tertampung dalam tanah dan selanjutnya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air tanah oleh masyarakat.
Kekeringan merupakan salah satu keadaan dimana dalam kondisi musim
kemarau jumlah air yang ada di sumber mengalami penurunan dan tidak dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibat dari adanya kekeringan ini tidak hanya
berdampak pada kehidupan manusia, namun berdampak juga pada hewan serta
tumbuhan. Apabila kondisi ini tidak segera diatasi dapat mengancam kesehatan
manusia, serta tidak menutup kemungkinan akan muncul masalah lain terkait dengan
konflik sosial.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Estika et al. (2017), terdapat kasus
krisis ketersediaan air di daerah transmigrasi Kecamatan Lasalimu Selatan,
Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, tepatnya pada Desa Harapan Jaya. Krisis air
ini terutama terjadi pada musim kemarau, dimana masyarakat kesusahan dalam
mengakses pasokan air bersih dan berkualitas. Hal ini dikarenakan pada musim
kemarau sebagian besar sumur galian penduduk mengalami kekeringan. Kondisi
daerah yang berada pada perbukitan menjadi hal yang memperparah akses air bersih.
Air bersih yang biasa didapatkan dari sumur galian tidak hanya menurun secara
kuantitas, secara kualitas juga mengalami penurunan. Krisis air ini menyebabkan
sulitnya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini untuk mengidentifikasi masalah ekohidrologi
dengan lingkungan serta mencari alternatif solusi yang dapat dilakukan menggunakan
pendekatan konservasi air secara alami.
PEMBAHASAN
1. Ketersediaan Sumberdaya Air
Hasil identifikasi potensi ketersediaan sumberdaya air di Desa Harapan Jaya
berasal dari air sumur dan air Sungai Tokulo serta air hujan. Dalam keseharian
masyarakat memanfaatkan air sumur sebagai sumber air bersih (Gambar 1) pada
kedalaman 0-5 meter. Pada musim kemarau digunakan air sungai dan air sumur yang
lebih dalam (Gambar 2). Untuk sumur yang mengandung minyak oleh masyarakat
langsung dilakukan penutupan sehingga tidak bisa digunakan sebagai sumber air
bersih.
Gambar 1 Ketersediaan Sumberdaya Air Desa Harapan Jaya (HJ), Laburunci (LB),
dan Sukamaju (SM)
Gambar 2 Alternatif Sumber Air Bersih di Desa Harapan Jaya (HJ), Laburunci (LB),
dan Sukamaju (SM)
2. Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi mutu air yang diuji parameter-parameter tertentu
dengan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Saparuddin (2010) menyatakan bahwa disamping jumlah/volume air besar yang tidak
kalah pentingnya adalah kualitas air yang memenuhi standar.
Sampel air yang diuji kualitasnya adalah air bersih yang dipergunakan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Untuk Desa Harapan Jaya
dan Desa Sukamaju uji kualitas air bersihnya menggunakan sumber air yang berasal
dari air sumur, sedangkan untuk Desa Laburunci menggunakan air bersih yang
bersumber dari mata air. Uji kualitas air dilakukan penilaian sesuai dengan baku mutu
yang berlaku di Indonesia. Penentuan terhadap keberadaan kualitas air sumur
dinyatakan dengan nilai beberapa parameter kualitas air yaitu parameter fisika dan
parameter kimia yang dilakukan di laboratorium.
Tabel 1 Kualitas Air Baku di Desa Harapan Jaya, Sukamaju, dan Laburunci
Parameter yang tidak memenuhi baku mutu Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990
yaitu kekeruhan (Desa Laburunci), kesadahan (Desa Sukamaju), amonia (Desa
Harapan Jaya, Sukamaju, dan Laburunci), mangan (Desa Harapan Jaya dan
Sukamaju), warna (Desa Harapan Jaya), minyak (Desa Harapan Jaya). Menurut
Pramudya et al. (2010), bila terdapat minimum satu parameter fisik-kimia yang nilai
minimum, rata-rata, dan nilai maksimum telah melampaui baku mutu air sesuai
peruntukannya, maka air tersebut dapat dikatakan tercemar berat.
PROGRAM KONSERVASI AIR
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan dan
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas
dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada
waktu sekarang maupun yang akan datang. Konservasi air dan konservasi tanah
merupakan dua kegiatan yang berhubungan sangat erat satu sama lainnya. Setiap
perlakuan yang dilakukan pada sebidang tanah akan memengaruhi tata air pada
tempat itu (on-site) dan areal-areal di hilirnya (off-site) (Sallata, 2015).
Prinsip tindakan konservasi didasari pada konsep siklus hidrologi dan
geomorfologi. Hal ini karena keberadaan SDA di bumi mengikuti keteraturan siklus
hidrologi yang dipengaruhi oleh komponen abiotik dan biotik seperti energi radiasi
sinar matahari. Siklus hidrologi dipicu oleh pancaran radiasi matahari sehingga terjadi
evapotranspirasi yaitu proses penguapan air di permukaan bumi dan tanaman.
Evaporasi dapat terhambat jika terjadi penumpukan sampah yang mengakibatkan
penutupan areal. Uap air yang dihasilkan dari evapotranspirasi akan bergerak akibat
adanya angin yang disebut dengan awan dan berlanjut dengan proses kondensasi
yaitu berubah menjadi cair di atmosfir. Jika uap air yang mengalami kondensasi di
awan sudah mencapai kejenuhan maka akan terjadi presipitasi dalam bentuk air hujan.
Selanjutnya air akan membasahi areal seperti jatuh di Daerah Aliran Sungai (DAS)
atau pepohonan.
Salah satu indikator siklus hidrologi yang berlangsung dengan baik ditunjukkan
dengan ketersediaan air di wilayah tersebut yang tetap tercukupi ketika musim
kemarau. Indikasi lain adalah tidak terjadinya banjir di wilayah tersebut pada musim
penghujan. Hal ini karena pada areal yang rendah seperti rawa dan danau mampu
menampung limpahan kelebihan air yang tidak terserap air di hulu DAS sehingga tidak
membanjiri permukiman. Jika dikaitkan dengan siklus hidrologi maka usaha
konservasi SDA perlu mengupayakan agar air hujan dikembalikan secara optimal ke
dalam tanah dengan meminimalkan evaporasi di dataran. Evaporasi maksimal
diharapkan terjadi di laut, sehingga air salin secara alami dapat mengalami
kondensasi menjadi uap air (hujan) yang selanjutnya jatuh di daratan dan mengisi
lapisan Cekungan Air Tanah (CAT).
Berikut merupakan program konservasi air dengan pendekatan alami:
Teknik Konservasi Vegetatif dengan Sistem Pertanaman Lorong (Alley
Cropping)
Sistem pertanaman lorong (alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif,
pada lahan berlereng ataupun datar. Tanaman legum pohon/semak ditanam rapat
dalam baris/pagar searah kontur, dengan jarak antar baris 5-10 meter, sehingga
membentuk lorong. Tanaman pangan semusim ditanam pada lorong-lorong di antara
dua baris tanaman legum tersebut. Sistem alley cropping selain dapat menurunkan
erosi dan run-off juga dapat mengendalikan kehilangan hara baik melalui erosi
maupun run-off. Pola usahatani dengan teknologi konservasi alley cropping dengan
tanaman hedgerows (tanaman pagar) melibatkan beberapa jenis tanaman akan
menghasilkan ekosistem yang saling menguntungkan, misalnya residu atau daun
yang diambil dari hasil pangkasan tanaman pagar yang dilakukan secara periodik
dapat dipakai sebagai mulsa atau dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau
bagi tanaman semusim (Ariani dan Haryati, 2018).
Pagar hidup merupakan tanaman tahunan yang ditanam mengikuti batas pemilikan
lahan. Tujuannya untuk mengamankan lahan dari ternak, penahan angin dan
pengendali erosi. Pagar hidup juga berfungsi sebagai mulsa penyubur tanah, bahan
organik dan kayu bakar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Purwanto (2007) bahwa
tanaman gamal mempunyai sifat merontokan daun, hal ini sangat baik untuk
meningkatkan bahan organik tanah dan kadar nitrogen tanah, menekan pertumbuhan
alang-alang dan mengurangi laju erosi. Pagar hidup yang terdapat dilokasi penelitian
berupa pohon gamal (Gliricidia sepium) pada kemiringan lereng 25―45% (Purwanto,
2007).
Gambar 3 Sistem Pertanaman Lorong (Alley Cropping)
Salah satu cara untuk menyediakan sumber pupuk hijau secara in situ adalah
dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong (alley cropping), dimana
tanaman pupuk hijau (berupa tanaman perdu dari jenis legum/legum tree) ditanam
sebagai tanaman pagar (hedge grow) berseling dengan tanaman utama (pangan atau
perkebunan) sebagai lorong. Tanaman pagar dapat menghasilkan bahan organik
secara periodik; pada musim hujan tanaman pagar dapat dipangkas hampir setiap 2
bulan. Aplikasi sistem pertanaman lorong pada lahan miring, dimana tanaman legum
pohon ditanam searah kontur juga sangat efektif menekan erosi. Kandungan unsur
hara tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.
KESIMPULAN
Masalah kekeringan yang terjadi sehingga menyebabkan krisis air pada musim
kemarau merupakan salah satu bentuk indikasi terjadinya ketidakstabilan dalam
ekosistem sekitar. Sumber air tanah yang menjadi poin penting bagi masyarakat tidak
dapat menyediakan air ketika musim kemarau, dikarenakan tidak tercukupinya air
yang dapat diserap kedalam tanah melalui infiltrasi ketika musim penghujan. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya penahan aliran hujan pada dataran, sehingga jumlah
run-off proporsinya terlalu besar dan proses infiltrasi air hujan tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu menggunakan
pendekatan penanaman vegetatif untuk memperbaiki kondisi lahan dan membantu
menyerap air kedalam tanah ketika musim hujan datang.
Tabel 2 Kandungan Unsur Hara pada Tanaman Pagar
REFERENSI
Ariani, R., dan Haryati, U. (2018). Sistem Alley Cropping: Analisis SWOT dan Strategi
Implementasinya di Lahan Kering DAS Hulu. Jurnal Sumberdaya Lahan, 12 (1),
13-31.
Estika, N., Suprihatin, dan Yani, M. (2017). Analisis dan Formulasi Strategi
Ketersediaan Air Bersih di Lokasi Transmigrasi (Studi Kasus: Kacamatan
Lasalimu Selatan Kabupaten Buton). Jurnal PengelolaanSumberdayaAlam dan
Lingkungan, 7 (2), 114-121.
Purwanto, R. (2007). Pendapatan Petani Dataran Tinggi sub-DAS Malino. Jurnal
Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan Makassar.
Sallata, M.K. (2015). Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan
Keberadaannya sebagai Sumber Daya Alam. Konservasi dan Pengelolaan
Sumber Daya Air, 12 (1), 75-86.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdasZaidil Firza
 
Daur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DASDaur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DASReka Ardian Tika
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das Oky Febrianti
 
Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaKevin Niro
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasdenotsudiana
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & airdenotsudiana
 
3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan dasZaidil Firza
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan aircietera
 
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungTwiko Silandro Putra
 
Tambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakauTambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakaunitahabibah
 
Kegiatan pro klim
Kegiatan pro klimKegiatan pro klim
Kegiatan pro klimswirawan
 
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaPenataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaDidi Sadili
 
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...helmut simamora
 

Mais procurados (20)

8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas
 
Jurnal sukris28
Jurnal sukris28Jurnal sukris28
Jurnal sukris28
 
Daur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DASDaur Hidrologi dan Ekosistem DAS
Daur Hidrologi dan Ekosistem DAS
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai
Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai
Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai
 
Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das
 
Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawa
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan das
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air
 
3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air
 
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Pelestarian tanah
Pelestarian tanahPelestarian tanah
Pelestarian tanah
 
Tambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakauTambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakau
 
Kegiatan pro klim
Kegiatan pro klimKegiatan pro klim
Kegiatan pro klim
 
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaPenataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
 
Kbat
KbatKbat
Kbat
 
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
 

Semelhante a EKOHIDROLOGI.docx

Pendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloPendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloSyarifah Nisa
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanWayan Susanto
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganYahya M Aji
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010Risda moe
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdfMuammar39
 
Makalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docxMakalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docxRahmaniar38
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfDianora Didi
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Cahya Panduputra
 
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIEFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIRepository Ipb
 

Semelhante a EKOHIDROLOGI.docx (20)

Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Konservasi
KonservasiKonservasi
Konservasi
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Pendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloPendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan solo
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayan
 
Konservasi SDA.ppt
Konservasi SDA.pptKonservasi SDA.ppt
Konservasi SDA.ppt
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
 
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis airPengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
 
Makalah eca
Makalah ecaMakalah eca
Makalah eca
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
 
Makalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docxMakalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docx
 
Makalah vigita
Makalah vigitaMakalah vigita
Makalah vigita
 
Kelompok vi persentasi
Kelompok vi persentasiKelompok vi persentasi
Kelompok vi persentasi
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
KONSERVASI AIR 2022.ppt
KONSERVASI  AIR 2022.pptKONSERVASI  AIR 2022.ppt
KONSERVASI AIR 2022.ppt
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
 
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIEFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
 

Último

Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 

Último (9)

Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 

EKOHIDROLOGI.docx

  • 1. TUGAS MATA KULIAH EKOHIDROLOGI (RE 185307) KONSERVASI AIR SEBAGAI UPAYA MENCEGAH KRISIS KETERSEDIAAN AIR Oleh: ANWAR ROSYID (6014202017) PROGRAM MAGISTER DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2021
  • 2. LATAR BELAKANG Salah satu komponen penting dalam suatu ekosistem kehidupan yaitu air. Fungsi utama air sebagai sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Secara alami air akan terus terproduksi ulang melalui siklus air, dimana air hujan yang turun ke permukaan akan mengalami proses penyerapan pada daerah resapan (catchment area) serta run-off. Jumlah air akan selalu dalam keadaan tercukupi apabila sumber air dalam keadaan terjaga. Sebagai syaratnya jumlah air yang dapat diresapkan jauh lebih banyak daripada jumlah air yang mengalir melalui run-off. Air yang meresap tersebut akan tertampung dalam tanah dan selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber air tanah oleh masyarakat. Kekeringan merupakan salah satu keadaan dimana dalam kondisi musim kemarau jumlah air yang ada di sumber mengalami penurunan dan tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibat dari adanya kekeringan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia, namun berdampak juga pada hewan serta tumbuhan. Apabila kondisi ini tidak segera diatasi dapat mengancam kesehatan manusia, serta tidak menutup kemungkinan akan muncul masalah lain terkait dengan konflik sosial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Estika et al. (2017), terdapat kasus krisis ketersediaan air di daerah transmigrasi Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, tepatnya pada Desa Harapan Jaya. Krisis air ini terutama terjadi pada musim kemarau, dimana masyarakat kesusahan dalam mengakses pasokan air bersih dan berkualitas. Hal ini dikarenakan pada musim kemarau sebagian besar sumur galian penduduk mengalami kekeringan. Kondisi daerah yang berada pada perbukitan menjadi hal yang memperparah akses air bersih. Air bersih yang biasa didapatkan dari sumur galian tidak hanya menurun secara kuantitas, secara kualitas juga mengalami penurunan. Krisis air ini menyebabkan sulitnya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih. TUJUAN Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini untuk mengidentifikasi masalah ekohidrologi dengan lingkungan serta mencari alternatif solusi yang dapat dilakukan menggunakan pendekatan konservasi air secara alami. PEMBAHASAN
  • 3. 1. Ketersediaan Sumberdaya Air Hasil identifikasi potensi ketersediaan sumberdaya air di Desa Harapan Jaya berasal dari air sumur dan air Sungai Tokulo serta air hujan. Dalam keseharian masyarakat memanfaatkan air sumur sebagai sumber air bersih (Gambar 1) pada kedalaman 0-5 meter. Pada musim kemarau digunakan air sungai dan air sumur yang lebih dalam (Gambar 2). Untuk sumur yang mengandung minyak oleh masyarakat langsung dilakukan penutupan sehingga tidak bisa digunakan sebagai sumber air bersih. Gambar 1 Ketersediaan Sumberdaya Air Desa Harapan Jaya (HJ), Laburunci (LB), dan Sukamaju (SM) Gambar 2 Alternatif Sumber Air Bersih di Desa Harapan Jaya (HJ), Laburunci (LB), dan Sukamaju (SM) 2. Kualitas Air Kualitas air adalah kondisi mutu air yang diuji parameter-parameter tertentu dengan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saparuddin (2010) menyatakan bahwa disamping jumlah/volume air besar yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas air yang memenuhi standar.
  • 4. Sampel air yang diuji kualitasnya adalah air bersih yang dipergunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Untuk Desa Harapan Jaya dan Desa Sukamaju uji kualitas air bersihnya menggunakan sumber air yang berasal dari air sumur, sedangkan untuk Desa Laburunci menggunakan air bersih yang bersumber dari mata air. Uji kualitas air dilakukan penilaian sesuai dengan baku mutu yang berlaku di Indonesia. Penentuan terhadap keberadaan kualitas air sumur dinyatakan dengan nilai beberapa parameter kualitas air yaitu parameter fisika dan parameter kimia yang dilakukan di laboratorium. Tabel 1 Kualitas Air Baku di Desa Harapan Jaya, Sukamaju, dan Laburunci Parameter yang tidak memenuhi baku mutu Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu kekeruhan (Desa Laburunci), kesadahan (Desa Sukamaju), amonia (Desa Harapan Jaya, Sukamaju, dan Laburunci), mangan (Desa Harapan Jaya dan Sukamaju), warna (Desa Harapan Jaya), minyak (Desa Harapan Jaya). Menurut Pramudya et al. (2010), bila terdapat minimum satu parameter fisik-kimia yang nilai minimum, rata-rata, dan nilai maksimum telah melampaui baku mutu air sesuai peruntukannya, maka air tersebut dapat dikatakan tercemar berat. PROGRAM KONSERVASI AIR Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan dan keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada
  • 5. waktu sekarang maupun yang akan datang. Konservasi air dan konservasi tanah merupakan dua kegiatan yang berhubungan sangat erat satu sama lainnya. Setiap perlakuan yang dilakukan pada sebidang tanah akan memengaruhi tata air pada tempat itu (on-site) dan areal-areal di hilirnya (off-site) (Sallata, 2015). Prinsip tindakan konservasi didasari pada konsep siklus hidrologi dan geomorfologi. Hal ini karena keberadaan SDA di bumi mengikuti keteraturan siklus hidrologi yang dipengaruhi oleh komponen abiotik dan biotik seperti energi radiasi sinar matahari. Siklus hidrologi dipicu oleh pancaran radiasi matahari sehingga terjadi evapotranspirasi yaitu proses penguapan air di permukaan bumi dan tanaman. Evaporasi dapat terhambat jika terjadi penumpukan sampah yang mengakibatkan penutupan areal. Uap air yang dihasilkan dari evapotranspirasi akan bergerak akibat adanya angin yang disebut dengan awan dan berlanjut dengan proses kondensasi yaitu berubah menjadi cair di atmosfir. Jika uap air yang mengalami kondensasi di awan sudah mencapai kejenuhan maka akan terjadi presipitasi dalam bentuk air hujan. Selanjutnya air akan membasahi areal seperti jatuh di Daerah Aliran Sungai (DAS) atau pepohonan. Salah satu indikator siklus hidrologi yang berlangsung dengan baik ditunjukkan dengan ketersediaan air di wilayah tersebut yang tetap tercukupi ketika musim kemarau. Indikasi lain adalah tidak terjadinya banjir di wilayah tersebut pada musim penghujan. Hal ini karena pada areal yang rendah seperti rawa dan danau mampu menampung limpahan kelebihan air yang tidak terserap air di hulu DAS sehingga tidak membanjiri permukiman. Jika dikaitkan dengan siklus hidrologi maka usaha konservasi SDA perlu mengupayakan agar air hujan dikembalikan secara optimal ke dalam tanah dengan meminimalkan evaporasi di dataran. Evaporasi maksimal diharapkan terjadi di laut, sehingga air salin secara alami dapat mengalami kondensasi menjadi uap air (hujan) yang selanjutnya jatuh di daratan dan mengisi lapisan Cekungan Air Tanah (CAT). Berikut merupakan program konservasi air dengan pendekatan alami: Teknik Konservasi Vegetatif dengan Sistem Pertanaman Lorong (Alley Cropping) Sistem pertanaman lorong (alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif, pada lahan berlereng ataupun datar. Tanaman legum pohon/semak ditanam rapat
  • 6. dalam baris/pagar searah kontur, dengan jarak antar baris 5-10 meter, sehingga membentuk lorong. Tanaman pangan semusim ditanam pada lorong-lorong di antara dua baris tanaman legum tersebut. Sistem alley cropping selain dapat menurunkan erosi dan run-off juga dapat mengendalikan kehilangan hara baik melalui erosi maupun run-off. Pola usahatani dengan teknologi konservasi alley cropping dengan tanaman hedgerows (tanaman pagar) melibatkan beberapa jenis tanaman akan menghasilkan ekosistem yang saling menguntungkan, misalnya residu atau daun yang diambil dari hasil pangkasan tanaman pagar yang dilakukan secara periodik dapat dipakai sebagai mulsa atau dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau bagi tanaman semusim (Ariani dan Haryati, 2018). Pagar hidup merupakan tanaman tahunan yang ditanam mengikuti batas pemilikan lahan. Tujuannya untuk mengamankan lahan dari ternak, penahan angin dan pengendali erosi. Pagar hidup juga berfungsi sebagai mulsa penyubur tanah, bahan organik dan kayu bakar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Purwanto (2007) bahwa tanaman gamal mempunyai sifat merontokan daun, hal ini sangat baik untuk meningkatkan bahan organik tanah dan kadar nitrogen tanah, menekan pertumbuhan alang-alang dan mengurangi laju erosi. Pagar hidup yang terdapat dilokasi penelitian berupa pohon gamal (Gliricidia sepium) pada kemiringan lereng 25―45% (Purwanto, 2007). Gambar 3 Sistem Pertanaman Lorong (Alley Cropping) Salah satu cara untuk menyediakan sumber pupuk hijau secara in situ adalah dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong (alley cropping), dimana
  • 7. tanaman pupuk hijau (berupa tanaman perdu dari jenis legum/legum tree) ditanam sebagai tanaman pagar (hedge grow) berseling dengan tanaman utama (pangan atau perkebunan) sebagai lorong. Tanaman pagar dapat menghasilkan bahan organik secara periodik; pada musim hujan tanaman pagar dapat dipangkas hampir setiap 2 bulan. Aplikasi sistem pertanaman lorong pada lahan miring, dimana tanaman legum pohon ditanam searah kontur juga sangat efektif menekan erosi. Kandungan unsur hara tanaman dapat dilihat pada Tabel 2. KESIMPULAN Masalah kekeringan yang terjadi sehingga menyebabkan krisis air pada musim kemarau merupakan salah satu bentuk indikasi terjadinya ketidakstabilan dalam ekosistem sekitar. Sumber air tanah yang menjadi poin penting bagi masyarakat tidak dapat menyediakan air ketika musim kemarau, dikarenakan tidak tercukupinya air yang dapat diserap kedalam tanah melalui infiltrasi ketika musim penghujan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya penahan aliran hujan pada dataran, sehingga jumlah run-off proporsinya terlalu besar dan proses infiltrasi air hujan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu menggunakan pendekatan penanaman vegetatif untuk memperbaiki kondisi lahan dan membantu menyerap air kedalam tanah ketika musim hujan datang. Tabel 2 Kandungan Unsur Hara pada Tanaman Pagar
  • 8. REFERENSI Ariani, R., dan Haryati, U. (2018). Sistem Alley Cropping: Analisis SWOT dan Strategi Implementasinya di Lahan Kering DAS Hulu. Jurnal Sumberdaya Lahan, 12 (1), 13-31. Estika, N., Suprihatin, dan Yani, M. (2017). Analisis dan Formulasi Strategi Ketersediaan Air Bersih di Lokasi Transmigrasi (Studi Kasus: Kacamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton). Jurnal PengelolaanSumberdayaAlam dan Lingkungan, 7 (2), 114-121. Purwanto, R. (2007). Pendapatan Petani Dataran Tinggi sub-DAS Malino. Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan Makassar. Sallata, M.K. (2015). Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan Keberadaannya sebagai Sumber Daya Alam. Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air, 12 (1), 75-86.