Dokumen tersebut membahas tentang peran pendidik dalam mendidik peserta didik sesuai dengan kodratnya. Pendidik diharapkan dapat memahami kodrat alam dan zaman setiap peserta didik, serta menerapkan asas trikon dalam proses pembelajaran untuk membimbing peserta didik merdeka belajar. Langkah refleksi yang diambil adalah menerapkan pendekatan tersebut dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup
dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak
MODUL 1
Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Mengenali Diri dan Perannya
Sebagai Pendidik
Apa peran saya sebagai guru
Peranan seorang pendidik sangat besar. Setiap hal kecil yang kita
sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat
dewasa. Semua yang kita rancang untuk disimak murid-murid mesti
bertujuan. Sebab saat mengajar di dalam kelas, ibu dan bapak guru
sebenarnya sedang membentuk masyarakat, membentuk budaya masa
depan lewat murid-murid kita.
Ingin menjadi guru seperti apa
saya
Menjadi sosok guru yang diidolakan, menyenangkan, dan
berusaha terus beradaptasi dengan perubahan atau
perkembangan zaman
3. Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Layaknya seorang petani yang menanam padi, menuntun tumbuhnya padi,
mengusahakan kondisi yang terbaik agar padi dapat tumbuh sesuai
kodratnya.
MODUL 2
Mendidik dan Mengajar
Mendidik Menyeluruh
Pendidik Selama Satu Abad
Sistem pendidikan di zaman kolonial Belanda didasarkan atas diskriminasi,
yaitu adanya perbedaan terhadap anak-anak pribumi untuk mendapatkan
pendidikan yang sifatnya masih materialistik, individualistik, dan
intelektualistik. Hal ini bertentangan dengan keadaan dan kebudayaan
bangsa timur. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yang sesuai dengan
bangsa kita adalah pendidikan humanis, kerakyatan, dan
kebangsaan/Sistem Among (Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani)
Menjadi Manusia Secara Utuh
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki dua
bagian utama pada tubuhnya yaitu badan jasmani atau lahir dan badan
rohani atau batin. Kita sebagai pendidik dapat membantu murid untuk
memenuhi kebutuhan keduanya agar mencapai keseimbangan dalam
menjalani kehidupan.
4. Kodrat keadaan terdiri dari dua hal yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam adalah dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat
dan bentuk lingkungan di mana mereka berada. Kodrat zaman adalah
bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama
perkembangan zaman yang bergerak dinamis
MODUL 3
Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
Kodrat Keadaan
Kodrat Alam
Pendidik sebaiknya membantu mendekatkan murid dengan konteks
kehidupannya. Seorang anak yang dilahirkan dengan kodrat alam
perkotaan, maka ia menjadi bagian dari alam masyarakat dan lingkungan
perkotaan. Oleh karena itu, pendidik sebaiknya dapat menuntun murid
untuk menemukan konteks pembelajaran yang relevan terhadap dirinya dan
lingkungan tempat mereka berada.
Kodrat Zaman
Pendidikan bergerak sangat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Cara
belajar dan interaksi murid abad ke-21 tentu berbeda dengan murid di
pertengahan abad ke-20. Pendidikan saat ini ditekankan untuk menuntun
anak memiliki keterampilan abad ke-21 yaitu berpikir kritis dan solutif, kreatif
dan inovatif serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
5. Kontinyu, pengembangan yang berkesinambungan dilakukan terus menerus
dengan perencanaan yang baik. Budaya, kebudayaan, atau cara hidup
bangsa itu bersifat kontinyu bersambung tak putus-putus dari zaman
penjajahan sampai zaman kemerdekaan.
Konvergen, bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia
sebagai kesatuan kebudayaan umat manusia sedunia, tanpa
mengorbankan nilai/identitas bangsa masing-masing. Indonesia mempunyai
beraneka ragam budaya yang perlu kita jaga dan rawat. Maka, kita
hendaknya tidak lantas meniru kebudayaan bangsa lain dan melupakan
kebudayaan dari leluhur, tetapi menerima budaya asing yang sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Konsentris "Bersikap terbuka, tetapi tetap kritis dan selektif terhadap
pengaruh kebudayaan di sekitar" Pengembangan pendidikan yang
dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri
MODUL 3
Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
Asas Trikon
6. Teori konvergensi didasarkan atas 2 teori utama
Teori tabularasa yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas
kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan
dan wawasan yang diinginkan pendidik .Teori negatif yang beranggapan
bahwa kodrat anak ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan
berbagai macam coretan dan tulisan. Ki Hajar Dewantara memberikan
pandangan baru dengan menggabungkan atau mengintegrasikan kedua
pendekatan teori tersebut menjadi suatu pendekatan yang disebut
dengan teori konvergensi. Yaitu kodrat manusia sebagai suatu kertas
yang sudah terisi dengan tulisan-tulisan yang samar dan belum jelas arti
dan maksudnya.
Budi pekerti atau yang disebut watak diartikan sebagai bulatnya jiwa
manusia yang merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran perasaan dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga. Keluarga
merupakan tempat utama dan yang paling baik dalam melatih karakter anak
atau murid. Keluarga menjadi tempat anak dalam proses menyempurna
menjadi sempurna, sebagai laboratorium awal dan utama melatih
kecerdasan budi pekerti anak agar siap menjalani hidup dalam masyarakat.
MODUL 4
Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
Menumbuhkan
Budi Pekerti
Teori Konvergensi dan
Pengaruh Pendidikan
7. Ing Ngarso Sung Tulodho, di depan memberi teladan yaitu bagaimana guru
memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid,
menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
Ing Madya Mangun Karso, di tengah membangun kehendak yaitu guru
diharapkan mampu membangkitkan semangat bersua karsa dan berkreasi
bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai
narasumber dan penuntun.
Tut Wuri Handayani, di belakang memberi dorongan yaitu guru tidak
sekedar memberikan motivasi tetapi juga memberikan saran dan
rekomendasi dari hasil pengamatannya agar murid mampu mengeksplorasi
daya cipta rasa karsa dan karyanya.
Fungsi pendidikan akan berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan
oleh Ki Hajar Dewantara. Jika kita sebagai pendidik memahami hal-hal
sebagai berikut:
1. Setiap murid memiliki kodrat kekuatan dan potensi potensi yang berbeda
2. Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan,
3. Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia
4. Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi
murid tetapi
5. Pendidik dapat memberikan daya upaya maksimal untuk
mengembangkan akal budi pekerti murid dan
6. Pendidik membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya
sendiri untuk kehidupan dan penghidupannya, memelihara dan menjaga
bangsa dan alamnya.
MODUL 5
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan
Kebahagiaan
Mengantarkan Murid
Selamat dan Bahagia
Sistem
8. Budaya-budaya seperti memberikan nilai dengan angka dan membuat
peringkat kelas sebaiknya dapat diubah dengan sistem penilaian dan
apresiasi yang tidak membuat harkat dan martabat anak atau murid
terkoyak dan memahami tujuan pengukuran atau penilaian itu sendiri.
Pendidikan karakter sama pentingnya dengan kecakapan kognitif murid
yang dapat menjadi modal dalam kehidupan dan penghidupannya kelak.
Dengan karakter berani bertanya dan mengemukakan pendapat ia akan
terus mengasah keterampilan berpikir kritisnya mengembangkan
kepekaannya pada lingkungan sekitar dan memajukan bangsa dan
negaranya.
Sekarang guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi
guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru
menempatkan murid menjadi subjek atau individu aktif dalam pembelajaran
untuk mencari dan membangun pemahamannya sendiri. Cara satu-satunya
agar kita tidak terlena dan tenggelam dengan perubahan zaman adalah
menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan terus meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan kita sebagai fasilitator pembelajaran
bagi murid sesuai zamannya.
MODUL 5
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan
Kebahagiaan
Merdeka Belajar Abad 21
Membimbing Murid
Memperbaiki Bangsa
9. Alam Keluarga "Merupkan sistem kecil di mana anak tinggal dan
mendapatkan pendidikan pertama dan yang terpenting dalam hidupnya."
Alam Perguruan "Merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan
intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu
pengetahuan yang lebih luas,"
Alam Pergerakan Pemuda/ Masyarakat "Merupakan wadah yang
memfasilitasi murid untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan
watak"
MODUL 5
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan
Kebahagiaan
Peran Keluarga Sekolah
dan Masyarakat
11. • Dari paparan yang disampaikan, sebelumnya saya
pikir .............., ternyata .................
• Langkah kecil yang akan saya lakukan setelah ini
adalah ................
12. Hal apa yang Anda pelajari dari proses berbagi pemahaman
mengenai topik Merdeka Belajar, bagian mana yang mengubah
Anda, dan apa langkah konkrit Anda selanjutnya.
REFLEKSI
Saya menjadi lebih paham tentang cara memperlakukan peserta
didik sesuai dengan kodratnya. Langkah konkrit saya adalah
mengimplementasikan dalam proses belajar mengajar di kelas
sehingga peserta didik mendapatkan haknya sesuai dengan
kodrat keadaan dan asas trikon.