Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai perkembangan industri bioskop di Indonesia dari tahun 1987 hingga 2017. Terdapat peningkatan jumlah bioskop dan layar dari berbagai grup pengelola bioskop besar seperti REM Cinema, CJ CGV, dan Lippo Group. Namun, pangsa pasar film Indonesia di bioskop masih relatif rendah meskipun terjadi peningkatan belakangan ini. Ada berbagai tantangan bagi produsen, distribusi, dan ekshibitor film Indonesia untuk meningkat
4. 8% per tahun 20% per tahun
Bioskop Independen mulai hadir mengisi kekosongan bioskop di pelosok Indonesia
< 1% per tahun
Jumlah Bioskop
5. Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia (GPBSI) – 2016
1.188 Layar (+ 6%)
Pemerintah mengeluarkan Industri Perfilman dari daftar
Negative Investment List (NIL) / Daftar Negatif Investasi (DIN) - Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X
(Kepemilikan saham / investasi perusahaan bioskop bisa 100%)
9.000 – 15.000 Layar
(Belum memenuhi kebutuhan 250 Juta penduduk Indonesia)
TARGET
6. Pasal 32 UU No. 33 tahun 2009 tentang Perfilman
Kewajiban pelaku usaha pertunjukan film untuk mempertunjukkan film Indonesia
sekurang-kurangnya 60% dari seluruh jam pertunjukkan film yang dimilikinya
selama 6 bulan berturut-turut.
Tabel Perbandingan Jam Pertunjukan Tahun 2013
7. 22% – 27%
10%
Realita Empiris (Miris…)
5% – 6%
Raport merah exhibitor yang menayangkan film Indonesia.
Namun, belum ada sanksi dari pemerintah.
8. Peredaran Film Indonesia (Genre)
Film laga (action) Indonesia tumbuh 6%
Dominasi Film Indonesia oleh 3 genre: Drama, Horor, Komedi
(drama thriller masuk kategori horror, horror komedi masuk kategori komedi)
9. Tahun 2015
Film Hollywood 80% : Film Indonesia 20%
Total layar bioskop Indonesia (1.111)
Market Share
Q2 - 2016
Film Indonesia, market share 30%
Total layar bioskop Indonesia (1.188)
Bioskop masih menyediakan banyak layar bagi film asing,
karena mereka juga lebih banyak merilis karya.
• Genre film Indonesia beragam, banyak pilihan
• Munculnya sineas muda dengan ide yang lebih fresh
• Pertambahan bioskop yang membawa pengalaman baru
10. Jumlah Penonton Film Indonesia
(2010 – 2013)
Habibie & Ainun (2012)
4,4 juta penonton
14 juta
16 juta 19 juta
Tahun 2013
129.000 penonton
Tahun 2014
143.252 penonton
Note:
• Comic 8 & The Raid 2: Brandal
> 1 juta penonton
• Judul lain < 5 ribu penonton
11. Grafik Kenaikan Harga Tiket Bioskop di Indonesia
(2013 – 2014)
Grup 21
Agustus 2012, harga rata-rata Rp 34.257
Desember 2013 (kenaikan 19%) = Rp 42.130
Mei 2014 = Rp 43.604
CGV Blitz
Agustus tahun 2012 harga rata-rata Rp 26.429
Desember 2013 (kenaikan 11%) = Rp 29.762
Mei 2014 = Rp 29.643
12. Jumlah bioskop bertambah,
pangsa pasar meluas (ekshibitor)
Tantangan
Variasi genre & kreatifitas cerita film (produser)
Promosi & marketing (distributor)
• Pertambahan jumlah & akses ke bioskop
tidak menjamin penonton lebih banyak.
• Aksebilitas segmentasi kelas sosial tertentu
dibatasi oleh tingginya harga tiket bioskop.
• Penonton rasional dalam memilih tontonan
film di bioskop.
14. 15 Film Indonesia peringkat teratas dalam perolehan jumlah penonton
Tahun 2016
15. 10 Film Indonesia peringkat teratas dalam perolehan jumlah penonton
Tahun 2007 – 2017
16. 80%
Film Indonesia Paling Laku
(menurut jumlah penonton)
=
Adaptasi Sastra (Ekranisasi)
Buku/Novel/Cerpen
”Banyaknya film adaptasi bukan tolok ukur krisis ide di dunia hiburan.”
- Jenny Jusuf, penulis skenario Filosofi Kopi -
17. 10 penulis yang karyanya sering
diadaptasi menjadi film:
1. Hilman Hariwijaya
2. Agnes Davonar
3. Dewi Lestari
4. Habiburrahman El-Shirazy
5. Raditya Dika
6. Asma Nadia
7. Andrea Hirata
8. Tere Liye
9. Buya Hamka
10.Rachmania Arunita
18. • Serial TVRI: Sitti Noerbaya (Marah Roesli) - Dedi Setiadi
• Sengsara Membawa Nikmat (Toelis Sutan Sati) - Agus Wijoyono
• Kabut Sutra Ungu (Ike Soepomo)
• Fitimah Budak Nafsu (Titie Said)
• Laskar Pelangi (Andrea Hirata)
• Salah Asuhan (Asrul Sani, 1972) - novel karya Abdoel Moeis
• Si Doel Anak Betawi (Sjumandjaja, 1973) - novel karya Aman Datuk Madjoindo
• Atheis (Sjumandjaja,1974) - novel Atheis karya Achdiat Karta Miharja
• Roro Mendut (Ami Prijono, 1983)
• Darah dan Mahkota Ronggeng (Yasman Yazid, 1983) - karya Ahmad Tohari
• Ca Bau Kan (Nia Dinata, 2002)
• Ayat-Ayat Cinta (Hanung Bramantyo)
• Laskar Pelangi (Riri Reza, 2008) – karya Andrea Hirata
• Sang Pemimpi (Riri Reza, 2009) – karya Andrea Hirata
28. • Film adaptasi “lebih aman” (produksi dan promosi).
• Alur cerita menjadi daya tarik utama untuk menonton film.
• Film ekranisasi relatif mudah diterima karena sudah ada
basis audiensnya (pembaca) dan fanbase (penulis).
• TV Digital sebagai alternatif channel distribusi.
• Promosi digital.