SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak-anak merupakan generasi bangsa yang akan datang, kehidupan anak-anak
merupakan cermin kehidupan bangsa dan negara. Kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan
keceriaan merupakan cermin suatu negara memberikan jaminan kepada anak-anak untuk dapat
hidup berkembang sesuai dengan dunia anak-anak itu sendiri, sedangkan kehidupan anak-anak
yang diwarnai dengan rasa ketakutan, traumatik, sehingga tidak dapat mengembangkan psiko-
sosia anak, merupakan cermin suatu negara yang tidak peduli pada anak-anak sebaga generasi
bangsa yang akan datang.
Meski Indonesia telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak Anak dan telah
mengeluarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, secara obyektif
yang terjadi di kehidupan anak-anak adalah masih belum teratasinya masalah anak yang terjadi
di Indonesia, khususnya lagi kasus child trafficking yang semakin tidak bisa ditolerir dengan akal
sehat (the most intolerable forms). Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, yang menjelaskan child trafficking adalah terdapat pada Pasal 59, Pasal 68,
dan yang mengatur tentang sanksi pidananya adalah Pasal 78, Pasal 83. Dari hal itu semua pada
dasarnya Pemerintah telah memperkuat instrumen hukum tentang child trafficking, seperti KILO
182, CRC, Optional Protocol of CRC on sale of Children, Child Prostitution, and Child
Pornography. Namun hal tersebut hingga saat ini isu child trafficking masih belum memperoleh
intervensi yang signifikan.
2
Di sisi lain masa anak-anak merupakan masa yang sangat menentukan untuk
terbentuknya kepribadian seseorang. Apabila anak berkembang dengan baik maka itu merupakan
harapan yang baik bagi suatu bangsa untuk lebih maju.
Oleh karena itu, penulis ingin memberikan hasil penelitian ini agar masyarakat dapat
mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi penyebab dan cara apa yang harus dilakukan untuk
mencegah child trafficking.
B. Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Apa faktor yang menjadi penyebab child trafficking di Indonesia ?
2. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking ?
3. Bagaimana upaya Pemerintah Indonesia dalam mencegah dan mengatasi trafficking?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa faktor yang menjadi penyebab child trafficking di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking..
3. Untuk mengetahui Pemerintah Indonesia dalam mencegah dan mengatasi trafficking
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan kajian untuk Mahasiswa dalam mempelajari masalah ini.
2. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain dalam hal penulisan atau penelitian karya ilmiah
dengan pokok permasalahan yang sama.
3
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan trafficking sebagai:
Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang,
dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan,
penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau
menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang
atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. (Protokol PBB tahun 2000 untuk Mencegah,
Menanggulangi dan Menghukum Trafiking terhadap Manusia, khususnya perempuan dan anak-
anak; Suplemen Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Batas Negara).
2. Kerangka Konseptual
Dalam Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan;
2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal
sesuadengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
F. Metodologi Penulisan
Pembuatan makalah ini menggunakan metodologi kepustakaan, yang dititik beratkan
pada pencarian melalui bahan kepustakaan maupun pencarian melalui situs – situs yang
bersangkutan. Data – data yang didapatkan untuk membuat makalah ini dihimpun dari literature,
buku – buku, jurnal – jurnal, surat kabar – surat kabar, undang – undang, website dan
sebagainya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Child Trafficking
Definisi Trafficking
Traficking berasal dari kata Trafic yang artinya perdagangan. Pedanan kata orang yang
berdagang/ berjualan yakni “Trafficker” yang artinya pedagang.
Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mendefenisikan human trafficking atau perdagangan manusia
sebagai: Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang,
dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan,
penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, memberi atau menerima
bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang
lain untuk tujuan eksploitasi. (Protokol PBB tahun 2000 untuk Mencegah, Menanggulangi dan
Menghukum pelaku Trafiking terhadap Manusia, khususnya perempuan dan anak-anak;
Suplemen Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Batas Negara).
Sedangkan menurut UU No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (PTPPO) definisi perdagangan orang adalah tindakan
perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang
denganancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran
atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang
laintersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar-negara, untuk tujuan eksploitasiatau
mengakibatkan orang tereksploitasi.
5
Pada dasarnya child trafficking adalah penggunaan anak yang dilibatkan dalam eksploitasi
ekonomi maupun seksual dan lain-lain oleh orang dewasa atau pihak ketiga untuk memperoleh
keuntungan dalam bentuk uang maupun bentuk yang lain.
Dalam kaitannya dengan anak, elemen “consent” (kerelaan atau persetujuan) tidak
diperhitungkan, karena anak tidak memiliki kapasitas legal untuk bisa memberikan (atau
menerima) informed consent. Setiap anak, karena umumnya harus dianggap tidak mampu
memberikan persetujuan secara sadar terhadap berbagai hal yang dianggap membutuhkan
kematangan fisik, mental, sosial, dan moral bagi seseorang untuk bias menentukan pilihannya,
oleh karenanya anak adalah korban (victim) dan bukan pelaku kejahatan (criminal actor).[1]
B. Faktor Penyebab Child Trafficking di Indonesia
Tidak ada satupun yang merupakan sebab khusus terjadinya trafiking manusia di
Indonesia. Trafiking disebabkan oleh keseluruhan hal yang terdiri dari bermacam-macam kondisi
serta persoalan yang berbeda-beda. Termasuk kedalamnya adalah :
1. Kurangnya Kesadaran
Banyak orang yang bermigrasi untuk mencari kerja baik di Indonesia ataupun di luar negeri
tidak mengetahui adanya bahaya trafiking dan tidak mengetahui cara-cara yang dipakai untuk
menipu atau menjebak mereka dalam pekerjaan yang disewenang-wenangkan atau pekerjaan
yang mirip perbudakan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan telah memaksa banyak keluarga untuk merencakanan strategi penopang
kehidupan mereka termasuk bermigrasi untuk bekerja dan bekerja karena jeratan hutang, yaitu
pekerjaan yang dilakukan seseorang guna membayar hutang atau pinjaman.
3. Faktor Budaya
a) Peran Anak dalam Keluarga
6
Kepatuhan terhadap orang tua dan kewajiban untuk membantu keluarga membuat anak-
anak rentan terhadap trafiking. Buruh/pekerja anak, anak bermigrasi untuk bekerja, dan buruh
anak karena jeratan hutang dianggap sebagai strategi-strategi keuangan keluarga yang dapat
diterima untuk dapat menopang kehidupan keuangan keluarga.
b) Perkawinan Dini
Perkawinan dini mempunyai implikasi yang serius bagi para anak perempuan termasuk
bahaya kesehatan, putus sekolah, kesempatan ekonomi yang terbatas, gangguan perkembangan
pribadi, dan seringkali, juga perceraian dini. Anak-anak perempuan yang sudah bercerai secara
sah dianggap sebagai orang dewasa dan rentan terhadap trafiking disebabkan oleh kerapuhan
ekonomi mereka.
4. Kurangnya Pencatatan Kelahiran
Orang tanpa pengenal yang memadai lebih mudah menjadi mangsa trafiking karena usia
dan kewarganegaraan mereka tidak terdokumentasi. Anak-anak yang ditrafik, misalnya, lebih
mudah diwalikan ke orang dewasa manapun yang memintanya.
5. Kurangnya Pendidikkan
Orang dengan pendidikan yang terbatas memiliki lebih sedikit keahlian/skill dan
kesempatan kerja dan mereka lebih mudah ditrafik karena mereka bermigrasi mencari pekerjaan
yang tidak membutuhkan keahlian.
6. Korupsi & Lemahnya Penegakan Hukum
Pejabat penegak hukum dan imigrasi yang korup dapat disuap oleh pelaku trafiking untuk
tidak mempedulikan kegiatan-kegiatan yang bersifat kriminal. Para pejabat pemerintah dapat
juga disuap agar memberikan informasi yang tidak benar pada kartu tanda pengenal (KTP), akte
kelahiran, dan paspor yang membuat buruh migran lebih rentan terhadap trafiking karena migrasi
ilegal. Kurangnya budget/anggaran dana negara untuk menanggulangi usaha-usaha trafiking
7
menghalangi kemampuan para penegak hukum untuk secara efektif menjerakan dan menuntut
pelaku trafiking.
Ada beberapa kriteria anak yang beresiko child trafficking, antara lain :
1. Anak yang secara sosial – ekonomi dari keluarga miskin – kelompok marginal, baik yang
tinggal di pedesaan dan didaerah kumuh perkotaan;
2. Anak putus sekolah;
3. Anak korban kekerasan dan perkosaan;
4. Anak jalanan;
5. Anak pecandu narkoba;
6. Anak yatim;
7. Anak korban penculikkan;
8. Anak korban bencana alam;
9. Anak yang berasal dari daerah konfilk.[2]
C. Kasus Child Trafficking yang Terjadi di Indonesia
Menurut data yang diambil dari Komnas Anak, sejumlah 150 juta orang diperdagangkan
dengan mengalirkan sekitar 7 miliar dolar per-tahun. Di Indonesia, perempuan dan anak-anak
yang diperdagangkan sekitar 700.000 s/d 1.000.000 orang. Pada tahun 1999, tercatat anak dan
perempuan yang diperdagangkan mencapai sekitar 1.718 kasus. Angka ini, pada tahun 2000,
tercatat sejumlah 1.683 kasus, dengan berbagai lokasi yang terdeteksi, seperti Jakarta, Medan,
bandung, Padang, Surabaya, Bali dan Makasar.
Berdasarkan laporan investigasi kalangan NGO di Medan, diungkapkan kasus perdagangan
anak yang akan dilacurkan (Child Prostituted) di Dumai, propinsi Riau[3]. Pada laporan Poltabes
Balerang, kasus perdagangan perempuan dan anak yang masuk ke Poltabes balerang pada tahun
2003, terdapat 84 kasus dan dapat diselesaikan sebanyak 65 kasus atau 77,38%.
8
Sedangkan pada tahun 2004 sampai bulan mei, terdapat 57 kasus. Sedangkan kondisi
Ekploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) di Lingkungan Pariwisata Indonesia sangatlah
memprihatinkan, ini dapat dilihat dengan indicator besaran yang dikeluarkan dalam kertas kerja
The Government of The Republic of Indonesia yang disampaikan pada Konferensi ESKA II
tahun 2001 di Yokohama Jepang, bahwa sekitar 30% atau 40.000 s/d 70.000 Pekerja Seksual
Komersial adalah anak dibawah umur.
Ini mengindikasikan bahwa kehidupan anak di Indonesia sangat rentan dengan ESKA,
apalagi anak-anak yang hidup di lingkungan keluarga miskin, anak terlantar, buruh anak, anak
jalanan, maupun anak korban kekerasan, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan anak dalam situasi
demikian merupakan seorang korban dari “mekanisme” berbangsa yang menciptakan
kemiskinan, ketidakadilan, pelanggaran hukum – yang didisain dan dilakukan oleh orang dewasa
terhadap anak.
D. Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mencegah dan Mengatasi Trafficking
Dalam mencegah dan mengatasi human trafficking, maka pemerintah telah melakukan
tindakan sebagai berikut :
1. Berpedoman pada UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (PTPPO).
2. Memperluas sosialisasi UU No. 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
3. Mensahkan UU Perlindungan anak (UU No. 23 Tahun 2002).
4. Pembentukkan Pusat Pelayanan Terpadu (PP No. 9 Tahun 2008 tentang tata cara dan mekanisme
pelayanan terpadu bagi saksi atau korban TPPO).
5. Pemerintah telah menyusun Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Anak (Kepres No.
88/2002).
6. Pembentukkan Gugus Tugas PTPPO terdiri dari berbagai elemen pemerintah dan masyarakat
(PERPRES No. 69 Tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO).
9
7. Penyusunan draft Perda Trafficking.
Upaya pencegahan yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia untuk Human Trafficking
adalah sebagai berikut:
1. Penyadaran masyarakat untuk mencegah trafficking melalui sosialisasi kepada berbagai kalangan
(Camat, Kepala Desa/Lurah,Guru, Anak Sekolah).
2. Memperluas peluang kerja melalui pelatihan keterampilan kewirausahaan, pemberdayaan
ekonomi dan lain-lain.
3. Peningkatan partisipasi pendidikan anak-anak baik formal maupun informal.
E. Hal yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Child Trafficking di Indonesia
Banyak hal yang harus dilakukan didalam mencegah child trafficking, antara lain :
1. Terus menerus melakukan kampanye guna membangun kesadaran permanen dikalangan
masyarakat maupun sektor industri, juga komitmen pemerintah dan penegak hukum guna
mendukung perlindungan anak dari child trafficking.
2. Mewujudkan mekanisme kerjasama dan aksi dalam segenap institusi masyarakat dan lembaga-
lembaga usaha yang bisa bersinergi untuk memberikan perlindungan anak dari child trafficking.
3. Tersedianya mekanisme nasional dan daerah – antara lain dengan cara bersinergi dalam bentuk
task force (kelompok kerja) yang bisa langsung bekerja di lapangan secara komprehensif dan
terus menerus didalam memberikan perhatian dan penanganan perlindungan anak dari child
trafficking.
4. Perlunya dikeluarkan produk hukum anti trafficking yang pro perlindungan anak dari dari
tindak pidana perdagangan anak dan bertujuan untuk perlindungan hukum bagi anak korban
child trafficking.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan :
1) Faktor yang menjadi penyebab child trafficking, antara lain :
a) Kurangnya kesadaran;
b) Kemiskinan;
c) Faktor Budaya;
d) Kurangnya Pencatatan Kelahiran;
e) Kurangnya Pendidikkan;
f) Korupsi dan Lemahnya Penegakkan Hukum.
Sebagaimana telah di uraikan dalam pembahasan.
2) Hal yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking, antara lain :
a) Terus menerus melakukan kampanye guna membangun kesadaran permanen dikalangan
masyarakat maupun sektor industri, juga komitmen pemerintah dan penegak hukum guna
mendukung perlindungan anak dari child trafficking.
b) Mewujudkan mekanisme kerjasama dan aksi dalam segenap institusi masyarakat dan lembaga-
lembaga usaha yang bisa bersinergi untuk memberikan perlindungan anak dari child trafficking.
c) Tersedianya mekanisme nasional dan daerah – antara lain dengan cara bersinergi dalam bentuk
task force (kelompok kerja) yang bisa langsung bekerja di lapangan secara komprehensif dan
terus menerus didalam memberikan perhatian dan penanganan perlindungan anak dari child
trafficking.
11
d) Perlunya dikeluarkan produk hukum anti trafficking yang pro perlindungan anak dari dari
tindak pidana perdagangan anak dan bertujuan untuk perlindungan hukum bagi anak korban
child trafficking.
B. Saran
Melindungi anak hari ini, adalah investasi bagi masa depan bangsa. Selain alasan itu,
kepemihakan pada anak sudah menjadi esensi kemanusiaan itu sendiri. Karenanya, tindakan
paradoks yang mengeksploitasi anak, secara ekonomi maupun seksual – berada di luar konteks
kemanusiaan yang hakiki. Oleh karenanya penulis selalu mendukung langkah-langkah yang
diambil pemerintah dan semua pihak yang mempunyai kepedulian dalam mendukung
perlindungan anak dari child trafficking (perdagangan anak).
Selain mendukung langkah-langkah pemerintah, penulis juga menyarankan kepada seluruh
masyarakat Indonesia untuk mendukung pemerintah, misalnya dengan melakukan pengaduan
kepada lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga independent apabila melihat atau
merasakan adanya child trafficking di sekitar anda.
12
MAKALAH
PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP CHILD TRAFFICKING DI
INDONESIA
DISUSUN OLEH
NAMA : ANDY SUANTO
NPM : 12100019.P
UNIVERSITAS IBA PALEMBANG

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniDery Andrian Romadhon
 
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptmasriani mahmud
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Dedy Wiranto
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Lela Warni
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmudayurikaperdana19
 
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanPemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanNovitaIrianti
 
Contoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianContoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianUwes Chaeruman
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanPenggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanYABES HULU
 
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...rahayu wullandari
 
Antropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan KesehatanAntropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan KesehatanMiftakhul Jannah
 
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah PengantarSistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah PengantarGeri Sugiran Abdul Sukur
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2Rita Pranawati
 

Mais procurados (20)

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
 
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanPemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
Contoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianContoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel Penelitian
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Konsep keluarga ppt
Konsep keluarga pptKonsep keluarga ppt
Konsep keluarga ppt
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanPenggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
 
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
 
Antropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan KesehatanAntropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
Antropologi,Kebudayaan dan Kesehatan
 
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah PengantarSistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
 

Destaque

Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakAdriani Hasyim
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKsayidmuhfaldy
 
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anakTmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anakKhalid Al Qadri
 
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniPpt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniAditya Hapsari
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Afrizal Bob
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual 24hourparenting
 
Konvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLAKonvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLAZainal Asikin
 
Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020
Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020
Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020ECPAT Indonesia
 
Hukum pidana anak
Hukum pidana anakHukum pidana anak
Hukum pidana anakNakano
 
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...Andy Susanto
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak Falanni Firyal Fawwaz
 
Makalah human trafficking nezha
Makalah human trafficking nezhaMakalah human trafficking nezha
Makalah human trafficking nezhaberlian_priyandany
 
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anakPenegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anakCandra Putra
 
Lembaga perlindungan ham
Lembaga perlindungan hamLembaga perlindungan ham
Lembaga perlindungan hamPutri Aisyah
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademikasmadibeny
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualbkupstegal
 

Destaque (20)

Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
 
Kekerasan anak
Kekerasan anakKekerasan anak
Kekerasan anak
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
 
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anakTmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
 
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniPpt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
 
Konvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLAKonvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLA
 
Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020
Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020
Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016 - 2020
 
Hukum pidana anak
Hukum pidana anakHukum pidana anak
Hukum pidana anak
 
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
Optimalisasi peran penyidik tipikor dalam upaya pengembalian kerugian keuanga...
 
Hak Anak di Indonesia
Hak Anak di IndonesiaHak Anak di Indonesia
Hak Anak di Indonesia
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
 
Makalah human trafficking nezha
Makalah human trafficking nezhaMakalah human trafficking nezha
Makalah human trafficking nezha
 
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anakPenegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
 
Lembaga perlindungan ham
Lembaga perlindungan hamLembaga perlindungan ham
Lembaga perlindungan ham
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademik
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksual
 

Semelhante a Makalah perlindungan anak (traficing child)

MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docxMAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docxNaomiSitoppul
 
Human traficking.doc
Human traficking.docHuman traficking.doc
Human traficking.docMeehawk
 
Makalah HAM
Makalah HAMMakalah HAM
Makalah HAMhaery13
 
makalah human trafficking
makalah human traffickingmakalah human trafficking
makalah human traffickingfarid miftah
 
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)ECPAT Indonesia
 
Bab i adi berti
Bab i adi bertiBab i adi berti
Bab i adi bertiakubaim1
 
Sayang anak
Sayang anakSayang anak
Sayang anakJurnalis
 
Human Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAM
Human Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAMHuman Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAM
Human Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAMShelly Selviana
 
Trafficking in-person-perdagangan-orang
Trafficking in-person-perdagangan-orangTrafficking in-person-perdagangan-orang
Trafficking in-person-perdagangan-orangMAULANAAMAS
 
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)ECPAT Indonesia
 
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial AnakTanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial AnakECPAT Indonesia
 
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGGamePlan7
 
Skripsi hukum
Skripsi hukumSkripsi hukum
Skripsi hukummoncos123
 

Semelhante a Makalah perlindungan anak (traficing child) (20)

MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docxMAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
 
Human traficking.doc
Human traficking.docHuman traficking.doc
Human traficking.doc
 
Makalah HAM
Makalah HAMMakalah HAM
Makalah HAM
 
Human Trafficking
Human TraffickingHuman Trafficking
Human Trafficking
 
Makala
MakalaMakala
Makala
 
Childtrafficking
ChildtraffickingChildtrafficking
Childtrafficking
 
makalah human trafficking
makalah human traffickingmakalah human trafficking
makalah human trafficking
 
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
 
Bab i adi berti
Bab i adi bertiBab i adi berti
Bab i adi berti
 
Sayang anak
Sayang anakSayang anak
Sayang anak
 
Human Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAM
Human Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAMHuman Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAM
Human Trafficking (Perdagangan Manusia) sebagai suatu pelanggaran HAM
 
human trafficking
human traffickinghuman trafficking
human trafficking
 
Trafficking in-person-perdagangan-orang
Trafficking in-person-perdagangan-orangTrafficking in-person-perdagangan-orang
Trafficking in-person-perdagangan-orang
 
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
 
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial AnakTanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
 
Analisis uu
Analisis uu Analisis uu
Analisis uu
 
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
 
Perkawinan yang tidak dicatatkan
Perkawinan yang tidak dicatatkanPerkawinan yang tidak dicatatkan
Perkawinan yang tidak dicatatkan
 
Skripsi hukum
Skripsi hukumSkripsi hukum
Skripsi hukum
 
Makalahpidana 130913020535-phpapp01
Makalahpidana 130913020535-phpapp01Makalahpidana 130913020535-phpapp01
Makalahpidana 130913020535-phpapp01
 

Mais de Andy Susanto

Cheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas Polri
Cheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas PolriCheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas Polri
Cheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas PolriAndy Susanto
 
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Andy Susanto
 
Penegakan Hukum Korupsi bansos
Penegakan Hukum  Korupsi bansosPenegakan Hukum  Korupsi bansos
Penegakan Hukum Korupsi bansosAndy Susanto
 
Bab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)Andy Susanto
 
Makalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahanMakalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahanAndy Susanto
 
Ujian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana Bansos
Ujian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana BansosUjian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana Bansos
Ujian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana BansosAndy Susanto
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosAndy Susanto
 
Seminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsi
Seminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsiSeminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsi
Seminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsiAndy Susanto
 

Mais de Andy Susanto (15)

Cheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas Polri
Cheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas PolriCheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas Polri
Cheklist pengawasan Dana Desa oleh Bhabinkamtibmas Polri
 
Karya Tulis
Karya TulisKarya Tulis
Karya Tulis
 
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
 
Kartu nama
Kartu namaKartu nama
Kartu nama
 
Penegakan Hukum Korupsi bansos
Penegakan Hukum  Korupsi bansosPenegakan Hukum  Korupsi bansos
Penegakan Hukum Korupsi bansos
 
Bab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab IV Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Pemungutan Pajak
Pemungutan PajakPemungutan Pajak
Pemungutan Pajak
 
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan Politik dgn Hukum Pidana (PENAL)
 
Makalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahanMakalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahan
 
Ujian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana Bansos
Ujian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana BansosUjian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana Bansos
Ujian proposal Penegakan Hukum TP Korupsi Dana Bansos
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
 
Seminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsi
Seminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsiSeminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsi
Seminar efektifitas penegakkan hukum tp korupsi
 

Makalah perlindungan anak (traficing child)

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan generasi bangsa yang akan datang, kehidupan anak-anak merupakan cermin kehidupan bangsa dan negara. Kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan keceriaan merupakan cermin suatu negara memberikan jaminan kepada anak-anak untuk dapat hidup berkembang sesuai dengan dunia anak-anak itu sendiri, sedangkan kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan rasa ketakutan, traumatik, sehingga tidak dapat mengembangkan psiko- sosia anak, merupakan cermin suatu negara yang tidak peduli pada anak-anak sebaga generasi bangsa yang akan datang. Meski Indonesia telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak Anak dan telah mengeluarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, secara obyektif yang terjadi di kehidupan anak-anak adalah masih belum teratasinya masalah anak yang terjadi di Indonesia, khususnya lagi kasus child trafficking yang semakin tidak bisa ditolerir dengan akal sehat (the most intolerable forms). Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menjelaskan child trafficking adalah terdapat pada Pasal 59, Pasal 68, dan yang mengatur tentang sanksi pidananya adalah Pasal 78, Pasal 83. Dari hal itu semua pada dasarnya Pemerintah telah memperkuat instrumen hukum tentang child trafficking, seperti KILO 182, CRC, Optional Protocol of CRC on sale of Children, Child Prostitution, and Child Pornography. Namun hal tersebut hingga saat ini isu child trafficking masih belum memperoleh intervensi yang signifikan.
  • 2. 2 Di sisi lain masa anak-anak merupakan masa yang sangat menentukan untuk terbentuknya kepribadian seseorang. Apabila anak berkembang dengan baik maka itu merupakan harapan yang baik bagi suatu bangsa untuk lebih maju. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan hasil penelitian ini agar masyarakat dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi penyebab dan cara apa yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking. B. Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apa faktor yang menjadi penyebab child trafficking di Indonesia ? 2. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking ? 3. Bagaimana upaya Pemerintah Indonesia dalam mencegah dan mengatasi trafficking? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apa faktor yang menjadi penyebab child trafficking di Indonesia. 2. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking.. 3. Untuk mengetahui Pemerintah Indonesia dalam mencegah dan mengatasi trafficking D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penulisan makalah ini adalah : 1. Sebagai bahan kajian untuk Mahasiswa dalam mempelajari masalah ini. 2. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain dalam hal penulisan atau penelitian karya ilmiah dengan pokok permasalahan yang sama.
  • 3. 3 E. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan trafficking sebagai: Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. (Protokol PBB tahun 2000 untuk Mencegah, Menanggulangi dan Menghukum Trafiking terhadap Manusia, khususnya perempuan dan anak- anak; Suplemen Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Batas Negara). 2. Kerangka Konseptual Dalam Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan; 2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuadengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. F. Metodologi Penulisan Pembuatan makalah ini menggunakan metodologi kepustakaan, yang dititik beratkan pada pencarian melalui bahan kepustakaan maupun pencarian melalui situs – situs yang bersangkutan. Data – data yang didapatkan untuk membuat makalah ini dihimpun dari literature, buku – buku, jurnal – jurnal, surat kabar – surat kabar, undang – undang, website dan sebagainya.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Child Trafficking Definisi Trafficking Traficking berasal dari kata Trafic yang artinya perdagangan. Pedanan kata orang yang berdagang/ berjualan yakni “Trafficker” yang artinya pedagang. Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mendefenisikan human trafficking atau perdagangan manusia sebagai: Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain untuk tujuan eksploitasi. (Protokol PBB tahun 2000 untuk Mencegah, Menanggulangi dan Menghukum pelaku Trafiking terhadap Manusia, khususnya perempuan dan anak-anak; Suplemen Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Batas Negara). Sedangkan menurut UU No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO) definisi perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang denganancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang laintersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar-negara, untuk tujuan eksploitasiatau mengakibatkan orang tereksploitasi.
  • 5. 5 Pada dasarnya child trafficking adalah penggunaan anak yang dilibatkan dalam eksploitasi ekonomi maupun seksual dan lain-lain oleh orang dewasa atau pihak ketiga untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk uang maupun bentuk yang lain. Dalam kaitannya dengan anak, elemen “consent” (kerelaan atau persetujuan) tidak diperhitungkan, karena anak tidak memiliki kapasitas legal untuk bisa memberikan (atau menerima) informed consent. Setiap anak, karena umumnya harus dianggap tidak mampu memberikan persetujuan secara sadar terhadap berbagai hal yang dianggap membutuhkan kematangan fisik, mental, sosial, dan moral bagi seseorang untuk bias menentukan pilihannya, oleh karenanya anak adalah korban (victim) dan bukan pelaku kejahatan (criminal actor).[1] B. Faktor Penyebab Child Trafficking di Indonesia Tidak ada satupun yang merupakan sebab khusus terjadinya trafiking manusia di Indonesia. Trafiking disebabkan oleh keseluruhan hal yang terdiri dari bermacam-macam kondisi serta persoalan yang berbeda-beda. Termasuk kedalamnya adalah : 1. Kurangnya Kesadaran Banyak orang yang bermigrasi untuk mencari kerja baik di Indonesia ataupun di luar negeri tidak mengetahui adanya bahaya trafiking dan tidak mengetahui cara-cara yang dipakai untuk menipu atau menjebak mereka dalam pekerjaan yang disewenang-wenangkan atau pekerjaan yang mirip perbudakan. 2. Kemiskinan Kemiskinan telah memaksa banyak keluarga untuk merencakanan strategi penopang kehidupan mereka termasuk bermigrasi untuk bekerja dan bekerja karena jeratan hutang, yaitu pekerjaan yang dilakukan seseorang guna membayar hutang atau pinjaman. 3. Faktor Budaya a) Peran Anak dalam Keluarga
  • 6. 6 Kepatuhan terhadap orang tua dan kewajiban untuk membantu keluarga membuat anak- anak rentan terhadap trafiking. Buruh/pekerja anak, anak bermigrasi untuk bekerja, dan buruh anak karena jeratan hutang dianggap sebagai strategi-strategi keuangan keluarga yang dapat diterima untuk dapat menopang kehidupan keuangan keluarga. b) Perkawinan Dini Perkawinan dini mempunyai implikasi yang serius bagi para anak perempuan termasuk bahaya kesehatan, putus sekolah, kesempatan ekonomi yang terbatas, gangguan perkembangan pribadi, dan seringkali, juga perceraian dini. Anak-anak perempuan yang sudah bercerai secara sah dianggap sebagai orang dewasa dan rentan terhadap trafiking disebabkan oleh kerapuhan ekonomi mereka. 4. Kurangnya Pencatatan Kelahiran Orang tanpa pengenal yang memadai lebih mudah menjadi mangsa trafiking karena usia dan kewarganegaraan mereka tidak terdokumentasi. Anak-anak yang ditrafik, misalnya, lebih mudah diwalikan ke orang dewasa manapun yang memintanya. 5. Kurangnya Pendidikkan Orang dengan pendidikan yang terbatas memiliki lebih sedikit keahlian/skill dan kesempatan kerja dan mereka lebih mudah ditrafik karena mereka bermigrasi mencari pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian. 6. Korupsi & Lemahnya Penegakan Hukum Pejabat penegak hukum dan imigrasi yang korup dapat disuap oleh pelaku trafiking untuk tidak mempedulikan kegiatan-kegiatan yang bersifat kriminal. Para pejabat pemerintah dapat juga disuap agar memberikan informasi yang tidak benar pada kartu tanda pengenal (KTP), akte kelahiran, dan paspor yang membuat buruh migran lebih rentan terhadap trafiking karena migrasi ilegal. Kurangnya budget/anggaran dana negara untuk menanggulangi usaha-usaha trafiking
  • 7. 7 menghalangi kemampuan para penegak hukum untuk secara efektif menjerakan dan menuntut pelaku trafiking. Ada beberapa kriteria anak yang beresiko child trafficking, antara lain : 1. Anak yang secara sosial – ekonomi dari keluarga miskin – kelompok marginal, baik yang tinggal di pedesaan dan didaerah kumuh perkotaan; 2. Anak putus sekolah; 3. Anak korban kekerasan dan perkosaan; 4. Anak jalanan; 5. Anak pecandu narkoba; 6. Anak yatim; 7. Anak korban penculikkan; 8. Anak korban bencana alam; 9. Anak yang berasal dari daerah konfilk.[2] C. Kasus Child Trafficking yang Terjadi di Indonesia Menurut data yang diambil dari Komnas Anak, sejumlah 150 juta orang diperdagangkan dengan mengalirkan sekitar 7 miliar dolar per-tahun. Di Indonesia, perempuan dan anak-anak yang diperdagangkan sekitar 700.000 s/d 1.000.000 orang. Pada tahun 1999, tercatat anak dan perempuan yang diperdagangkan mencapai sekitar 1.718 kasus. Angka ini, pada tahun 2000, tercatat sejumlah 1.683 kasus, dengan berbagai lokasi yang terdeteksi, seperti Jakarta, Medan, bandung, Padang, Surabaya, Bali dan Makasar. Berdasarkan laporan investigasi kalangan NGO di Medan, diungkapkan kasus perdagangan anak yang akan dilacurkan (Child Prostituted) di Dumai, propinsi Riau[3]. Pada laporan Poltabes Balerang, kasus perdagangan perempuan dan anak yang masuk ke Poltabes balerang pada tahun 2003, terdapat 84 kasus dan dapat diselesaikan sebanyak 65 kasus atau 77,38%.
  • 8. 8 Sedangkan pada tahun 2004 sampai bulan mei, terdapat 57 kasus. Sedangkan kondisi Ekploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) di Lingkungan Pariwisata Indonesia sangatlah memprihatinkan, ini dapat dilihat dengan indicator besaran yang dikeluarkan dalam kertas kerja The Government of The Republic of Indonesia yang disampaikan pada Konferensi ESKA II tahun 2001 di Yokohama Jepang, bahwa sekitar 30% atau 40.000 s/d 70.000 Pekerja Seksual Komersial adalah anak dibawah umur. Ini mengindikasikan bahwa kehidupan anak di Indonesia sangat rentan dengan ESKA, apalagi anak-anak yang hidup di lingkungan keluarga miskin, anak terlantar, buruh anak, anak jalanan, maupun anak korban kekerasan, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan anak dalam situasi demikian merupakan seorang korban dari “mekanisme” berbangsa yang menciptakan kemiskinan, ketidakadilan, pelanggaran hukum – yang didisain dan dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak. D. Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mencegah dan Mengatasi Trafficking Dalam mencegah dan mengatasi human trafficking, maka pemerintah telah melakukan tindakan sebagai berikut : 1. Berpedoman pada UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO). 2. Memperluas sosialisasi UU No. 21 Tahun 2007 tentang PTPPO. 3. Mensahkan UU Perlindungan anak (UU No. 23 Tahun 2002). 4. Pembentukkan Pusat Pelayanan Terpadu (PP No. 9 Tahun 2008 tentang tata cara dan mekanisme pelayanan terpadu bagi saksi atau korban TPPO). 5. Pemerintah telah menyusun Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Anak (Kepres No. 88/2002). 6. Pembentukkan Gugus Tugas PTPPO terdiri dari berbagai elemen pemerintah dan masyarakat (PERPRES No. 69 Tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO).
  • 9. 9 7. Penyusunan draft Perda Trafficking. Upaya pencegahan yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia untuk Human Trafficking adalah sebagai berikut: 1. Penyadaran masyarakat untuk mencegah trafficking melalui sosialisasi kepada berbagai kalangan (Camat, Kepala Desa/Lurah,Guru, Anak Sekolah). 2. Memperluas peluang kerja melalui pelatihan keterampilan kewirausahaan, pemberdayaan ekonomi dan lain-lain. 3. Peningkatan partisipasi pendidikan anak-anak baik formal maupun informal. E. Hal yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Child Trafficking di Indonesia Banyak hal yang harus dilakukan didalam mencegah child trafficking, antara lain : 1. Terus menerus melakukan kampanye guna membangun kesadaran permanen dikalangan masyarakat maupun sektor industri, juga komitmen pemerintah dan penegak hukum guna mendukung perlindungan anak dari child trafficking. 2. Mewujudkan mekanisme kerjasama dan aksi dalam segenap institusi masyarakat dan lembaga- lembaga usaha yang bisa bersinergi untuk memberikan perlindungan anak dari child trafficking. 3. Tersedianya mekanisme nasional dan daerah – antara lain dengan cara bersinergi dalam bentuk task force (kelompok kerja) yang bisa langsung bekerja di lapangan secara komprehensif dan terus menerus didalam memberikan perhatian dan penanganan perlindungan anak dari child trafficking. 4. Perlunya dikeluarkan produk hukum anti trafficking yang pro perlindungan anak dari dari tindak pidana perdagangan anak dan bertujuan untuk perlindungan hukum bagi anak korban child trafficking.
  • 10. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan : 1) Faktor yang menjadi penyebab child trafficking, antara lain : a) Kurangnya kesadaran; b) Kemiskinan; c) Faktor Budaya; d) Kurangnya Pencatatan Kelahiran; e) Kurangnya Pendidikkan; f) Korupsi dan Lemahnya Penegakkan Hukum. Sebagaimana telah di uraikan dalam pembahasan. 2) Hal yang harus dilakukan untuk mencegah child trafficking, antara lain : a) Terus menerus melakukan kampanye guna membangun kesadaran permanen dikalangan masyarakat maupun sektor industri, juga komitmen pemerintah dan penegak hukum guna mendukung perlindungan anak dari child trafficking. b) Mewujudkan mekanisme kerjasama dan aksi dalam segenap institusi masyarakat dan lembaga- lembaga usaha yang bisa bersinergi untuk memberikan perlindungan anak dari child trafficking. c) Tersedianya mekanisme nasional dan daerah – antara lain dengan cara bersinergi dalam bentuk task force (kelompok kerja) yang bisa langsung bekerja di lapangan secara komprehensif dan terus menerus didalam memberikan perhatian dan penanganan perlindungan anak dari child trafficking.
  • 11. 11 d) Perlunya dikeluarkan produk hukum anti trafficking yang pro perlindungan anak dari dari tindak pidana perdagangan anak dan bertujuan untuk perlindungan hukum bagi anak korban child trafficking. B. Saran Melindungi anak hari ini, adalah investasi bagi masa depan bangsa. Selain alasan itu, kepemihakan pada anak sudah menjadi esensi kemanusiaan itu sendiri. Karenanya, tindakan paradoks yang mengeksploitasi anak, secara ekonomi maupun seksual – berada di luar konteks kemanusiaan yang hakiki. Oleh karenanya penulis selalu mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah dan semua pihak yang mempunyai kepedulian dalam mendukung perlindungan anak dari child trafficking (perdagangan anak). Selain mendukung langkah-langkah pemerintah, penulis juga menyarankan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung pemerintah, misalnya dengan melakukan pengaduan kepada lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga independent apabila melihat atau merasakan adanya child trafficking di sekitar anda.
  • 12. 12 MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP CHILD TRAFFICKING DI INDONESIA DISUSUN OLEH NAMA : ANDY SUANTO NPM : 12100019.P UNIVERSITAS IBA PALEMBANG