Dokumen tersebut membahas mengenai vektor penyakit dan pengendaliannya. Terdapat berbagai jenis vektor seperti nyamuk, pinjal, dan caplak yang dapat menularkan penyakit kepada manusia. Dokumen juga menjelaskan tentang siklus hidup vektor, faktor epidemiologi penyakit, dan berbagai metode pengendalian vektor secara terpadu dan berkelanjutan.
2. 1. GOLONGNGAN ANTROPODA SPT NYAMUK,
PINJAL, CAPLAK DAN LAINNYA YANG
DAPAT MENULARKAN JASAD RENIK ATAU
PARASIT (NOMENKLATUR KES.)
2. ANTROPODA ATAU BINATANG TIDAK
BERTULANG BELAKANG YG MENIMBULKAN
INFEKSI PADA MANUSIA MELALUI GIIGITAN
KULIT, SELAPUT LENDIR, SERTA
MENINGGALKAN BIBIT PENYAKIT PADA
MAKANAN( LEAVELL&CLARK).
3. ORGANISME PEMBAWA PENYAKIT, BAIK
SECARA MEKANIS MAUPUN SECARA
BIOLOGIS DIMANA KUMAN/BAKTERI
BERUBAH BENTUK DALAM TUBUH VEKTOR.
1. GOLONGNGAN ANTROPODA SPT NYAMUK,
PINJAL, CAPLAK DAN LAINNYA YANG
DAPAT MENULARKAN JASAD RENIK ATAU
PARASIT (NOMENKLATUR KES.)
2. ANTROPODA ATAU BINATANG TIDAK
BERTULANG BELAKANG YG MENIMBULKAN
INFEKSI PADA MANUSIA MELALUI GIIGITAN
KULIT, SELAPUT LENDIR, SERTA
MENINGGALKAN BIBIT PENYAKIT PADA
MAKANAN( LEAVELL&CLARK).
3. ORGANISME PEMBAWA PENYAKIT, BAIK
SECARA MEKANIS MAUPUN SECARA
BIOLOGIS DIMANA KUMAN/BAKTERI
BERUBAH BENTUK DALAM TUBUH VEKTOR.
(ANWAR DAUD,2002)
3. 4. arthropoda yang dapat
memindahkan/menularkan suatu infectious
agent dari sumber infeksi kepada induk
semang yang rentan. (Nurmaeni,2001)
5. PP No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa
vektor merupakan arthropoda yang dapat
menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia.
4. arthropoda yang dapat
memindahkan/menularkan suatu infectious
agent dari sumber infeksi kepada induk
semang yang rentan. (Nurmaeni,2001)
5. PP No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa
vektor merupakan arthropoda yang dapat
menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia.
4. Arthropoda yang dibagi menjadi 3 kelas :
1. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki
seribu
2. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya
Tungau
3. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .
Arthropoda yang dibagi menjadi 3 kelas :
1. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki
seribu
2. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya
Tungau
3. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .
5. A. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat
Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
Nyamuk aedes sebagai vektor
penyakit demam berdarah
Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
B. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes
.
A. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat
Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
Nyamuk aedes sebagai vektor
penyakit demam berdarah
Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
B. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes
.
6. A. Tikus besar, (Rat) Contoh :
-Rattus norvigicus (tikus riol )
-Rattus-rattus diardiil (tikus atap)
-Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-
buahan)
B. Tikus kecil (mice),Contoh:Mussculus
(tikus rumah)
A. Tikus besar, (Rat) Contoh :
-Rattus norvigicus (tikus riol )
-Rattus-rattus diardiil (tikus atap)
-Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-
buahan)
B. Tikus kecil (mice),Contoh:Mussculus
(tikus rumah)
7. a. Dari orang ke orang
b. Melalui udara
c. Melalui makanan dan air
d. Melalui hewan
e. Melalui vektor arthropoda
(Chandra,2003).
8. 1. PENYEBARAN LANGSUNG
2. PENYEBARAN MEKANIS (Mechanical Transport,
penyebaran pasif) : Penyebaran penyakit disini tjd
bibit penyakit di pindahkan dari sumber kepada
host susceptiptible melaui bagian tubuh vektor
(kaki), mis, peny disentri, Cacingan.S
3. PENYEBARAN BIOLOGIS (penyebaran aktif) tjd
bibit penyakit dari host source/reservoir ke host
susceptible, dan terjadi pertumbuhan dan
perkembanganbiakan bibit penyakit dalam tubuh
vektor sendiri.
10. Peraturan Menteri No.374 tahun 2010
mendefinisikan bahwa pengendalian vektor
merupakan kegiatan atau tindakan yang
ditujukan untuk menurunkan populasi
vektor serendah mungkin sehingga
keberadaannya tidak lagi beresiko untuk
terjadinya penularan penyakit di suatu
wilayah atau menghindari kontak
masyarakat dengan vektor sehingga
penularan penyakit yang dibawa oleh
vektor dapat di cegah (MENKES,2010).
11. A. SIKLUS KEHIDUPAN VEKTOR
B. EKOLOGI VEKTOR
C. TINGKAH LAKU VEKTOR
D. CARA TRANSMISI VEKTOR
E. CARA VEKTOR MENULARKAN
PENYAKITNYA
20. 1. Perubahan Iklim
2. Sosial ekonomi
masyarakat
3. Perilaku masyarakat
4. Pelay kesehatan
5. Sanitasi yg buruk
6. Perpindahan penddk
non imun ke daerah
Endemis
1) Kondisi Geografis dan
Demografi
2) Belum teridentifikasi
semua jenis vektor di
daerah endemis
(pemetaan)
3) Peningkatan resistensi
4) Keterbatasan sumber
daya dan biaya
Pengendalian di
Indonesia
21. Mencari penyebab penyakit
Menetapkan sejauh mana masalah tersebut
Menentukan berbagai cara pengendalian
Memilih cara pengendalian yang tetap
Pelaksaksanaan Pengendalian
Evaluasi Pengendalian
Menetapkan perlu tidaknya meneruskan atau
merencanakan pengendalian yang tetap
23. Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah
upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi,
menghilangkan habitat perkembangbiakan dan
populasi vektor secara fisik dan mekanik. CONTOH :
1.modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat
perindukan (3M, pembersihan lumut, penanaman
bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll)
2.Pemasangan kelambu
3.Memakai baju lengan panjang
4.Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle
barrier)
5.Pemasangan kawat
24. 1. predator pemakan
jentik (ikan,dll)
2. Bakteri, virus, fungi
3. Manipulasi gen
( penggunaan
jantan mandul,dll)
1) Surface spray (IRS)
2) Kelambu
berinsektisida
3) larvasida
3. PENGENDALIAN KIMIA
25. suatu pendekatan yang menggunakan
kombinasi beberapa metoda pengendalian
vektor yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan keamanan, rasionalitas,
efektifitas pelaksanaannya serta dengan
mempertimbangkan kesinambungannya
26. 1. Pengendalian vektor harus berdasarkan data
tentang bioekologi vektor setempat, dinamika
penularan penyakit, ekosistem dan prilaku
masyarakat yang bersifat spesifik
local( evidence based)
2. Pengendalian vektor dilakukan dengan
partisipasi aktif berbagai sector dan program
terkait, LSM, Organisasi profesi, dunia usaha
/swasta serta masyarakat.
27. 3. .Pengendalian vektor dilakukan dengan
meningkatkan penggunaan metoda non kimia
dan menggunakan pestisida secara rasional
serta bijaksana
4. Pertimbangan vektor harus
mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip
ekonomi yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
28. 1. Dapat meningkatkan keefektifan dan
efisiensi sebagai metode atau cara
pengendalian
2. Dapat meningkatkan program
pengendalian terhadap lebih dari satu
penyakit tular vektor
3. Melalui kerjasama lintas sector hasil
yang dicapai lebih optimal dan saling
menguntungkan
29. 1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-
macam cara pengendalian agar vektor tetap berada di
bawah garis batas yang tidak merugikan/
membahayakan.
2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan
atau gangguan ekologi terhadap tata lingkungan
hidup. (Nurmaini, 2001)
30. A. PENGENDALIAN KIMIAWI
B. PENGENDALIAN MEKANIS
C. PENGENDALIAN FISIK
D. PENGENDALIAN BIOLOGIS
E. PENGENDALIAN BIOPHYSICAL
F. PENGENDALIAN DENGAN UNDANG-
UNDANG
G. PENGENDALIAN TERINTEGRASI
31. MENCARI PENYEBAB PENYAKIT
MENETAPKAN SAMPAI SEJAUH MANA TINGKAT
MASALAH TERSEBUT.
MENENTUKAN BERBAGAI MACAM
PENGENDALIAN
MEMILIH CARA PENGENDALIAN YG PALING
TEPAT
PELAKSANAAN PENGENDALIAN
EVALUASI PENGENDALIAN
MENETAPKAN PERLU TIDAKNYA MENERUSKAN
DAN ATAU MERENCANAKAN UNTUK
PENGENDALIAN TETAP
Notas do Editor
and ACTMalaria's functions as described in the 2003-2006 strategic plan
It is my honor to present the ACTMalaria's Accomplishments for 2003-2004