Slamet gagal menerapkan model kepemimpinan partisipatifnya di perusahaan konstruksi karena tidak mempertimbangkan karakteristik pegawai dan budaya perusahaan. Nasehat untuk Slamet adalah berunding dengan bawahan, menyesuaikan gaya kepemimpinan, dan menerapkan reward serta punishment.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Demokrasi Perusahaan dan Kepemimpinan Situasional
1. DEMOKRASI PERUSAHAAN
NAMA KELOMPOK :
1. CANDRA AYU. P
2. DONNA
3. ENI JUWITA
4. JULIANA
5. LIYANA SISWANTI
6. MIRANTI VERDIANA. P
7. NILA NARAS
2. STUDI KASUS:
• Slamet baru saja lulus dari perguruan tinggi
• Ia cukup punya reputasi, suka bekerja keras, dan
suka membantu mahasiswa lain dalam organisasi
kemahasiswaan
• 2 tahun berturut-turut, ia menjadi ketua
perhimpunan mahasiswa.
• Kunci kesuksesannnya, ia memberi kesempatan
tiap anggota untuk memberikan masukan dalam
proses pengambilan keputusan.
3. • Setelah lulus, Slamet bekerja di perusahaan
konstruksi sebagai supervisor tingkat satu.
• Sebenarnya perusahaan tidak mau menerima
pegawai tanpa pengalaman kerja, namun
karena pendekatannya cukup hebat, maka
Slamet diterima.
• Slamet menerapkan model kepemimpinannya
yang dulu di dalam perusahaan.
4. • Kenyataannya apa yang diharapkan belum
terwujud, bahkan produktivitas bagian yang di
pimpinnya turun.
• Dua minggu kemudian, Slamet benar-benar
frustasi, lalu dia menemui atasannya. Dia
menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dia
sudah mencoba mengikut sertakan bawahannya
dalam pengambilan keputusan dan dia
membiarkan bawahannya memutuskan sendiri
tugas-tugas mereka, namun semuanya sia-sia.
5. • Bos nya mengatakan bahwa dia tidak sengaja
mendengarkan percakapan bawahan Slamet,
yang mengatakan sebenarnya Slamet yang
harus memerintah kita, bukan kita yang
memutuskan sendiri.
• Bos nya ingin membicarakan lebih lanjut.
6. PERTANYAAN:
• Kesalahan apa yang diperbuat Slamet dalam
memimpin pekerja-pekerja konstruksi,
Jelaskan!
• Jika Anda menjadi tuan Andi, nasehat apa
yang Anda berikan kepada Slamet?
7. PEMECAHAN MASALAH:
• Kesalahan yang diperbuat Slamet:
1. Slamet tidak menggunakan kepemimpinan
situasional.
Seharusnya Slamet memberikan petunjuk
dan pengarahan kepada bawahannya,
2. Kurang terjalinnya komunikasi yang baik
antara atasan dan bawahan
Seharusnya menggunakan komunikasi satu
arah dan dua arah.
8. 3. Tidak memiliki kemampuan analistik.
Slamet tidak bisa membedakan situasi di
kampus (organisasi kemahasiswaan) dengan
di perusahaan.
9. • Kesalahan yang diperbuat oleh bawahan:
1. Bawahan Slamet merupakan tipe X, dimana
karyawannya harus diberi
perintah/tekanan.
2. Kurang kreatif, seharusnya lebih kreatif lagi,
bukan hanya Slamet aja yang harus
mengambil keputusan, bawahan juga
harus memberi pendapat.
10. • Nasehat yang diberikan kepada Slamet oleh
Tuan Andi (kita):
1. Slamet harus berunding dengan
bawahannya, agar semua masalah bisa
clear.
2. Mengganti gaya kepemimpinan, dari gaya
kepemimpinan demokratis ke paternalistik.
3. Memberi reward dan punishment, kepada
bawahannya.