Presentasi ini membahas bagaimana kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting dalam komunikasi organisasi. Tipe-tipe kepemimpinan dapat mempengaruhi pemimpin dalam hal komunikasi interpersonalnya, pemberian perintah atau tugas, pengembangan hubungan atasan dan bawahan, serta lain sebagainya.
2. Gaya Kepemimpinan dan Manajerial
• Gaya manajerial (managerial) atau leadership
(kepemimpinan) bergantung pada tingkat kesiapan
para bawahan.
• Hubungan antara pemimpin dan bawahan
menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu
dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan
bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin.
• Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-
tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan
sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut
dilengkapi dengan petujuk yang rinci dan prosedur
yang baku.
3. Gaya Kepemimpinan dan Manajerial
• Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana
kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh
pemimpin karena posisinya diterapkan dalam
organisasi untuk menanamkan rasa memiliki
akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas
mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga
menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin
(misalnya) menggunakan otoritasnya dalam
memberikan hukuman dan penghargaan,
promosi dan penurunan pangkat (demotions).
4. Konsep Managing and Leading
• Esensi dari mengelola (managing) dan memimpin
(leading) adalah pengaruh interpersonal.
Pemimpin mencoba untuk mempengaruhi
bawahnya melalui komunikasi. Kepemimpinan
bisa dikatakan sukses atau tidaknya yaitu dilihat
dari seberapa sukses komunikasi tersebut
berpengaruh kepada pengikut atau bawahan.
• Di dalam organisai bukan hanya pemimpin yang
mempunyai sifat kepemimpinan. Pemimpin akan
menemukan sifat kepemimpinan di dalam sifat
bawahannya.
5. Konsep Managing and Leading
Kepemimpinan dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. Attempted Leadership
Ketika seorang pemimpin memiliki tujuan atau maksud
yang telah diamati untuk mempengaruhi bawahannya.
2. Successful Leadership
Ketika bawahan melakukan perubahan yang sesuai
dengan yang telah disampaikan oleh pemimpin.
3. Effective Leadership
Ketika perubahan yg dilakukan oleh bawahan
mencapai tujuan, dihargai, dan memuaskan.
6. Komunikasi dan Kepemimpinan
• Kepemimpinan (leadership) dan komunikasi
(communication) sangat terkait erat satu
sama lain.
• Kepemimpinan meliputi pengaruh
interpersonal yang telah dicapai melalui
komunikasi.
• Oleh karena itu komunikasi adalah satu-
satunya proses dimana seorang pemimpin
dapat mempunyai pengaruh.
7. Teori X dan Y
• Douglas McGregor pada 1960-an mengemukakan
strategi kepemimpinan efektif dengan
menggunakan konsep manajemen partisipasi.
Konsep ini terkenal karena menggunakan asumsi-
asumsi sifat dasar manusia.
• Pemimpin yang menyukai teori X cenderung
menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan
sebaiknya seorang pemimpin yang menyukai
teori Y lebih cenderung menyukai gaya
kepemimpinan demokratik.
8. Teori X
• Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya
manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka
bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
• Pekerja memiliki cita-cita yang kecil untuk
mencapai tujuan syarikat namun menginginkan
balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi.
• Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi,
diancam serta diarahkan agar dapat bekerja
sesuai dengan yang diinginkan syarikat.
9. Teori Y
• Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kudrat
manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari.
• Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara
ketat kerana mereka memiliki pengendalian serta
pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan syarikat.
• Pekerja memiliki kemampuan kreatif, imaginasi,
kepandaian serta memahami tanggungjawab dan
prestasi atas pencapaian tujuan bekerja.
• Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi
diri yang dimiliki dalam bekerja.
12. Lebih Efektif Kurang Efektif
Executive
Orientasi yang tinggi baik kepada
penyelesaian tugas maupun hubungan
dengan anggota. Manajer dilihat
sebagai motivator yang baik yang
menetapkan standar tinggi, yang agak
berbeda dalam memperlakukan
semuanya, dan yang lebih suka
mengizinkan adanya team
management.
Compromiser
Orientasi yang tinggi baik kepada
penyelesaian tugas maupun hubungan
dengan anggota, hanya satu atau tidak
ada yang tepat. Manajer dilihat sebagai
pembuat keputusan yang payah dan
orang yang mengizinkan adanya
tekanan memengaruhi dirinya secara
berlebihan. Nampak meminimalisir
tekanan dan masalah daripada
memaksimalkan produksi jangka
panjang.
Benevolent Autocrat
Orientasi yang tinggi ke penyelesaian
tugas, namun rendah ke hubungan
dengan anggota. Manajer dilihat
sebagai orang yang mengetahui apa
yang ia inginkan dan tahu bagaimana
cara memperolehnya tanpa
menciptakan kebencian.
Autocrat
Orientasi yang tinggi ke penyelesaian
tugas, namun rendah ke hubungan
dengan anggota. Perilaku dianggap
tidak pantas. Manajer dilihat sebagai
orang yang tidak memiliki rasa percaya
kepada orang lain, dan hanya tertarik
pada kesegeraaan penyelesaian tugas.
13. Lebih Efektif Kurang Efektif
Developer
Orientasi yang rendah ke penyelesaian
tugas, namun tinggi ke hubungan dengan
anggota. Manajer dilihat sebagai orang
yang memiliki kepercayaan terselubung
pada anggota dan hanya memperhatikan
bagaimana mengembangkan mereka
sebagai suatu harmoni.
Missionary
Orientasi yang rendah ke penyelesaian
tugas, namun tinggi ke hubungan dengan
anggota. Perilaku seperti itu dianggap
tidak pantas. Manajer dilihat sebagai
orang yang hanya tertarik pada individual
saja.
Bureaucrat
Orientasi yang rendah baik ke
penyelesaian tugas maupun ke hubungan
dengan anggota. Manajer dilihat sebagai
orang yang sangat tertarik terutama
kepada peraturan dan prosedur untuk
kebaikan mereka sendiri dan keinginan
mereka untuk mempertahankan dan
mengendalikan situasi sesuka hati. Ia
nampak sangat berhati-hati.
Deserter
Orientasi yang rendah baik ke
penyelesaian tugas maupun ke hubungan
dengan anggota. Perilaku seperti itu
dianggap tidak pantas. Manajer dilihat
sebagai orang yang tidak mau melibatkan
diri dan pasif.
15. • Gaya 1: Telling
Orientasi yang tinggi ke penyelesaian tugas, namun
rendah ke hubungan dengan anggota. Karakteristiknya
adalah komunikasi satu arah dimana pemimpin
menegaskan peran pengikut dan memberitahu mereka
apa, bagaimana, kapan, dan dimana melakukan
berbagai tugas.
• Gaya 2: Selling
Orientasi yang tinggi baik kepada penyelesaian tugas
maupun hubungan dengan anggota. Karakteristiknya
adalah adanya usaha untuk komunikasi dua arah,
meskipun sebagian besar arahan disediakan oleh
pemimpin, Pemimpin juga menyediakan dukungan
secara sosial dan emosional untuk membuat pengikut
menerima beberapa tanggung jawab agar keputusan
bisa dibuat.
16. • Gaya 3: Participating
Orientasi yang rendah ke penyelesaian tugas, namun tinggi
ke hubungan dengan anggota. Karakteristiknya adalah baik
pemimpin maupun pengikut saling berbagi dalam
pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah yang
otentik. Pemimpin melibatkan diri dalam banyak perilaku
yang memfasilitasi karena pengikut memiliki kemampuan
dan pengetahuan untuk mengerjakan tugas.
• Gaya 4: Delegating
Orientasi yang rendah baik ke penyelesaian tugas maupun
ke hubungan dengan anggota. Karakteristiknya adalah
pemimpin membiarkan pengikutnya mengambil tanggung
jawab untuk keputusan mereka sendiri. Pemimpin
mendelegasikan keputusan kepada pengikut sebab mereka
berada di tingkat kedewasaan yang tinggi, mau dan mampu
mengambil tanggung jawab untuk mengarahkan perilaku
mereka sendiri.
17. 4. Teori Empat Sistem
• ditemukan oleh Rensis Likert (1976)
• Teori ini terbagi menjadi empat gaya
menajerial dan kepemimpinan, yaitu:
a. Sistem 1: Exploitative Authoritative (Otokritas
Pemerasan)
b. Sistem 2: Benevolent Authoritative (Otokritas Bijak)
c. Sistem 3: Consultative Leadership (Kepemimpinan
Konsultasi)
d. Sistem 4: Participative Management
(Kepemimpinan Partisipasi Kelompok)
18. Sistem 1: Exploitative Authoritative (Otokritas Pemerasan)
• gaya berdasarkan asumsi teori X McGregor
• manager memberi bimbingan sepenuhnya dan pengawasan
ketat pada pegawai dengan rasa takut, ancaman dan
hukuman
• interaksi bawahan dan atasan sedikit, semua keputusan
berasal dari atas dan komunikasi ke bawah semata-mata
berisi instruksi dan perintah
Sistem 2: Benevolent Authoritative (Otokritas Bijak)
• sifatnya otoritarian
• mendorong komunikasi ke atas untuk berpendapat atau
mengemukakan keluhan interaksi antara tingkatan dilakukan
melalui jalur formal
19. Sistem 3: Consultative Leadership (Kepemimpinan Konsultasi)
• melibatkan interaksi yang cukup sering pada tingkat pribadi
sampai tingkat moderat antara atasan dan bawahan
• informasi berjalan baik ke atas atau ke bawah, tetapi dengan
sedikit penekanan pada gagasan gagasan yang berasal dari
atas.
• Manager menaruh kepercayaan besar meskipun tidak mutlak
Sistem 4: Participative Management (Kepemimpinan
Partisipasi Kelompok)
• gaya ini amat sportif, dengan tujuan agar berjalan baik
melalui partisipasi nyata pegawai
• informasi berjalan ke segala arah dan pengendalian
dijalankan di setiap tingkatan
• Orang berkomunikasi dengan bebas, terbuka, dan
berterusterang, hampir tanpa rasa takut
21. 6. Teori Kontingensi
• Ditemukan oleh Fiedler (1967)
• Ada 3 dimensi kritis dari situasi/lingkungan yang
mempengaruhi keefektifan pemimpin:
a. Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan (Position Power
b. Struktur Tugas (Task Structure)
c. Hubungan antara pemimpin dan anggotanya (Leader
Member Relations)