Laporan konsultasi kebisingan sistem HVAC pada kantor Krones Machinery menemukan bahwa tingkat kebisingan ruangan melebihi standar. Simulasi menunjukkan sumbernya berasal dari ducting dan diffuser AC. Penambahan silencer dan pengubahan posisi diffuser dapat menurunkan kebisingan menjadi sesuai standar kantor.
3. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Profil Klien
Krones Machinery Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur perlengkapan industri produksi. Krones
Machinery sendiri berpusat di Neutraubling, Jerman. Perlengkapan industri yang disediakan oleh Krones machinery meliputi
perlengkapan proses, pengisian, dan pengemasan beberapa jenis produk seperti makanan, minuman, kosmetik dan obat-obatan.
Selain itu, Krones Machinery pun menyediakan jasa perencanaan dan pengembangan Industrial Plant serta solusi IT bagi industri-
industri produksi. Krones Machinery Indonesia beralamat di The Bluegreen-Boutique Office Tower D-Blue, Lt. 6, Suite DB-6, Jl. Lingkar
Luar Barat No. 88, Kembangan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11610.
1.2 Permasalahan
Office plan Krones Machinery Indonesia yang berada di The Bluegreen-Boutique Office Tower D-Blue menggunakan sistem HVAC semi-
sentral. Sistem HVAC di ruang tersebut dilayani oleh beberapa mesin AC. Permasalahan yang ada adalah kebisingan dari ducting dan
diffuser AC melebihi standard kebisingan open office.
1.3 Tujuan
Memperbaiki rancangan sistem HVAC di area office plan Krones Machinery Indonesia agar memenuhi persyaratan Noise Criteria untuk
office plan, yaitu NC 35 – NC 40 dengan tingkat kebisingan 45 – 50 dBA.
Metode Kerja
4. 1. Pengukuran kebisingan ruanganMelakukan pengukuran kebisingan pada open plan dan mempelajari karakteristik kebisingan
2. Mempelajari Desain HVAC SistemMempelajari gambar rancangan dari desain sistem HVAC yang akan diaplikasikan.
3. Menghimpun Data Akustik Komponen HVACMengumpulkan data keluaran bising dari komponen yang digunakan dalam desain guna
keperluan kalkulasi simulasi
4. Kalkulasi Simulasi Pra-SolusiMelakukan Kalkulasi simulasi dengan data yang diperoleh sebelumnya dengan software AIM (Acoustic
Information Modelling). Analisa data dan hipotesa sumber masalah.
5. Kalkulasi Simulasi Paska-SolusiDevelop desain solusi dan melakukan simulasi ulang dengan software AIM(Acoustic Information
Modelling).
6. Kesimpulan dan SaranPemberian kesimpulan dari seluruh proses pengerjaan dan pemberian saran jika masih ada hal-hal yang bisa
dilakukan untuk memperoleh kondisi optimum.
1.4 Metode Kerja
5. BAB 2 TEORI DASAR
Perambatan Bising
Peralatan mekanis bergerak pada sistem HVAC seperti Air Handling Unit (AHU), exhaust fan, dan sebagainya menimbulkan suara. Suara
dari peralatan mekanik ini ikut menyebar melalui saluran udara (ducting) dan keluar sebagai bising di dalam ruangan bersamaan dengan
udara. Selain itu turbulensi aliran udara pada ducting dan diffuser merupakan komponen kebisingan sistem HVAC.
2.1.
Gambar 2.1 Ilustrasi Persebaran Bising AC Central Melalui Saluran Udara
6. Noise Criteria
Noise Criteria atau disingkat NC merupakan sebuah standar tingkat kebisingan relatif sebuah ruangan pada rentang
frekuensi yang didengar manusia. Grafik NC menunjukan batas kekerasan suara pada masing-masing frekuensi yang
tingkat kekerasannya terdengar relatif sama dengan tingkat kekerasan suara yang berbeda pada frekuensi lainnya.
Standar NC untuk sebuah office plan adalah pada kisaran NC 35 – NC 40 dengan tingkat kebisingan maksimal 45 – 50
dBA. Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.1.
2.2.
Gambar 2.2 Grafik Noise Criteria Tabel 2.1 Standard NC dan Tingkat Kebisingan Beberapa Jenis Ruangan
7. Absorbsi Suara
Suara mengalami beberapa kejadian fisis ketika membentur suatu permukaan, salah satunya adalah absorbsi. Absorbsi
terjadi karena suara berbenturan dengan material yang menyerap suara dengan mengubahnya menjadi getaran partikel
kemudian menjadi panas. Perubahan energi suara menjadi energi panas ini akan mengurangi besar suara yang
dipantulkan dan ditransmisikan. Absorbsi suara diukur oleh koefisien absorpsi (α) material, yaitu fraksi dari energi yang
diserap oleh sebuah material.
2.3.
Gambar 2.3 Ilustrasi Persebaran Bising Melalui Saluran Udara
8. BAB 3 PENGUKURAN DAN ANALISA DATA
Pengukuran Survey dan Pengukuran dilakukan pada tanggal 7 Januari 2016. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran noise dalam ruang
office plan serta pengukuran dimensi jalur ducting pada office plan. Gambar dibawah merupakan alat-alat yang digunakan saat pengukuran.
3.1.
Gambar 3.1 Phonic Sound Level Meter dan Bosch Distometer t
9. Data Hasil Pengukuran Dari survey dan pengukuran yang telah dilakukan, noise yang terukur ada dalam kisaran 55.6 dBA. Lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 3.1 dan Gambar 3.2.
3.2.
Tabel 3.1 Data Noise Hasil Pengukuran
11. Analisa Data Hasil Pengukuran Dari data yang didapat dari hasil pengukuran, office plan Krones Machinery
Indonesia memiliki tingkat kebisingan rata-rata sebesar 55.6 dBA dengan kebisingan tertinggi mencapai 47
dBA pada frekuensi 630 Hz. Sumber bising berasal dari beberapa bagian jalur ducting, diffuser AC, dan setiap
unit mesin AC.
3.3.
12. BAB 4
SIMULASI KEBISINGAN PRA-SOLUSI
Metode Perhitungan
Dari desain HVAC yang ada, area office plan memiliki 6 buah mesin AC dengan 5 unit mesin digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan office
plan, serta 1 unit mesin digunakan untuk kebutuhan waiting room dan koridor bagian depan kantor. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat
lunak AIM (Acoustic Information Modeling). Seluruh komponen sistem HVAC, jalur ducting, beserta data bising keluarannya dalam satu sistem HVAC
dijadikan masukan dan diolah kemudian. Simulasi pertama dilakukan dengan mengikuti kondisi eksisting dari sistem HVAC tersebut. Kemudian,
simulasi kedua dilakukan dengan melakukan penambahan silencer pada beberapa titik bising, serta perbaikan desain jalur ducting yang ada.
Kalkulasi dan simulasi ini hanya berdasarkan suara yang berasal dari sistem HVAC di area office plan dan ruang istirahat pegawai tanpa
memperhitungkan sumber suara lain, maupun ruangan lain seperti meeting room, storage room, serta beberapa ruang kantor lainnya.
4.1.
14. Pada gambar diatas, jalur ducting ditunjukan oleh garis-garis hitam, mesin AC ditunjukan oleh persegi panjang
berwarna ungu, dan diffuser udara ditunjukan oleh persegi berwarna biru tua. Hasil simulasi menunjukkan bahwa
desain yang ada memiliki nilai noise criteria NC-51. Hal ini berarti desain belum memenuhi kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya yakni NC-40. Detail kalkulasi dapat dilihat pada Lampiran simulasi kondisi eksisting.
15. Gambar 4.2 Hasil Simulasi Noise Criteria pada Office Plan
Dari hasil simulasi kondisi eksisting di atas, terlihat
karakteristik kebisingan yang melewati grafik NC-40
berada pada kisaran frekuensi 150-3000 Hz. Hal ini
menunjukan bahwa perlunya penggunaan noise
reduction (silencer) yang dapat menyerap kebisingan
pada frekuensi tersebut. Selain itu, tingkat kebisingan
yang didapat berada pada kisaran 54 dBA mendekati
hasil pengukuran, yaitu 55.6 dBA. Tingkat kebisingan
tersebut belum memenuhi standar tingkat kebisingan
office plan, yakni sebesar 45 – 50 dBA.
16. BAB 5
SIMULASI KEBISINGAN PASKA-SOLUSI
Silencer yang Digunakan pada Simulasi Simulasi dilakukan kembali dengan mengubah posisi beberapa diffuser yang menempel langsung dengan mesin
AC serta penambahan silencer pada beberapa bagian jalur ducting AC. Silencer yang digunakan adalah silencer Pottorf tipe RNN 24D, sepanjang 914 mm.
Silencer yang Digunakan pada Simulasi Simulasi dilakukan kembali dengan mengubah posisi beberapa diffuser
yang menempel langsung dengan mesin AC serta penambahan silencer pada beberapa bagian jalur ducting AC.
Silencer yang digunakan adalah silencer Pottorf tipe RNN 24D, sepanjang 914 mm.
5.1.
Gambar 5.1 Silencer Pottorf RNN 24D
17. Pengubahan Posisi Diffuser dan Penambahan Silencer Gambar 4.2 menunjukan perubahan posisi beberapa diffuser
(Lingkaran revisi kuning) dan letak pemasangan silencer (arsiran merah). Lebih jelas dapat dilihat pada lampiran revisi
layout AC.
Tabel 5.1 Tabel spesifikasi teknis Pottorf RNN 24D
5.2.
19. Hasil Simulasi dengan Penggunaan Silencer Hasil simulasi dengan penambahan silencer dan pengubahan posisi beberapa diffuser dapat
memenuhi kriteria NC 40 dengan tingkat kebisingan 46 dBA. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.3.
5.3.
Gambar 5.3 Grafik NC Hasil simulasi Kedua
20. BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan6.1.
1. Desain eksisting dari sistem HVAC office plan Krones Machinery Indonesia memiliki NC 51 dan tingkat kebisingan 54 dBA. Nilai
NC yang ada tidak memenuhi persyaratan nilai NC untuk office plan, yaitu NC 40.
2. Noise yang timbul berasal dari mesin AC yang masuk ke ruang office plan melalui diffuser AC dan jalur ducting yang terlalu
pendek.
3. Perbaikan Desain office plan dengan pengubahan beberapa posisi diffuser dan penambahan silencer pada beberapa bagian
jalur ducting berhasil memiliki NC 40 dengan tingkat kebisingan 46 dBA. Desain ini telah memenuhi persyaratan nilai NC untuk
office plan.
Saran6.2.
1. Pengubahan posisi beberapa diffuser udara yang menempel dengan mesin AC sesuai dengan gambar desain simulasi kedua.
2. 2 Penambahan silencer pada beberapa bagian ducting sesuai dengan desain simulasi kedua.
3. Menambahkan treatment insulasi noise pada casing setiap unit mesin AC.
4. Penambahan ketebalan lapisan insulasi jalur ducting untuk mendapatkan performa yang lebih maksimal.
21. GLOSSARY
Decibel: Satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan tingkat Intensitas suara.
Decibel-A (dBA): satuan tingkat kekerasan suara dengan pembobotan A (pembobotan yang didesain menyerupai respon telinga manusia)
Noise: Semua jenis suara yang tidak diinginkan atau gangguan.
Transmission loss: Penurunan tingkat pendengaran karena suara melintasi/menembus suatu material partisi.
Diffuser: komponen sistem HVAC untuk menyebarkan udara ke dalam ruang
Silencer: Jenis peredam suara khusus untuk sistem HVAC dengan dipasang di dalam saluran udara.