SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (RIBATH)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Suyadi, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Ali Murfi 11470082
Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013
Revisi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai
keberhasilan proses pendidikan, karena lembaga berfungsi sebagai mediator
dalam mengatur jalannya proses pendidikan. Dewasa ini tampaknya tidak bisa
disebut pendidikan apabila tidak ada lembaganya.
Lembaga pendidikan dewasa ini juga sangat mutlak keberadaannya bagi
kelancaran proses pendidikan. Apalagi lembaga pendidikan dikaitkan dengan
konsep Islam. Lembaga pendidikan Islam merupakan suatu wadah bagi
pendidikan Islam untuk bisa melaksanakan tugasnya demi tercapai cita-cita umat
Islam.
Keluarga, masjid, pondok pesantren dan madrasah merupakan lembaga-
lembaga pendidikan Islam yang mutlak diperlukan dalam sebuah kota atau
Negara. Keberadaanya diharapkan sebagai wadah pembangun generasi-generasi
yang dapat menciptakan sebuah peradaban yang unggul dalam semua aspek
kehidupan. Akan tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa ada sebuah
lembaga pendidikan Islam pada zaman dahulu masa kejayaan pendidikan Islam,
yang dibangun untuk menghasilkan sosok guru spiritual yang kelak menjadi
pembawa perubahan dan bisa kita rasakan manfaaatnya sekarang ini. Lembaga
pendidikan Islam itu bernama Ribath, yaitu lembaga pendidikan yang secara
khusus dibangun untuk mendidik para calon sufi atau guru spiritual.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas masalah-
masalah yang berkaitan dengan Ribath melalui pendekatan institusional.
Sebagai pijakan dalam pembahasan pada Bab-Bab berikutnya. Pentingnya
pembahasan mengenai lembaga pendidikan Islam (al Ribath) ini adalah sebagai
dasar telaahan dalam menjalani proses pendidikan dewasa ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam latar belakang, maka penulis dalam hal
ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan.
1. Apa pengertian lembaga pendidikan Islam?
2. Apa, mengapa dan bagaimana lembaga pendidikan Islam (Ribath)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
a). Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang
memberi bentuk pada yang lain, badan organisasi yang bertujuan mengadakan
suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian tersebut
dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu (1) pengertian secara
fisik, materil, konkret. (2) pengertian secara non-fisik, non materil, dan abstrak.1
Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian fisik),
yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga dalam
pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu system norma
untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut dengan
bangunan, dan lembaga dalam pengertian non-fisik disebut dengan pranata.2
Secara terminolgi, Amien Daiem dalam (Ramayulis, Imu Pendidikan Islam,
2011) mendefinisikan lembaga pendidikan dengan orang atau badan yang secara
wajar mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan dengan orang atau badan
yang secara wajar mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan. Rumusan
definisi yang dikemukakan Amir Daiem ini memberikan penekanan pada sikap
tanggung jawab seseorang terhadap peserta didik, sehingga dalam relaisasinya
merupkan suatu keharusan yang wajar bukan merupakan suatu keterpaksaan.
Definisi lain tentang lembaga pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang
tersusun relative tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan yang terarah
dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hokum
untuk tercapainya kebutuhan-kebutuhan social dasar.3
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa lembaga
pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan Islam yang berupa sarana-prasarana, norma-norma, peraturan-
peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), Cet.ke-9, Hlm. 277
2
Ibid
3
Ibid. Hlm. 278
3
b). Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Secara harfiah, al-ribath artinya ikatan. Namun berbeda dengan kata al-
„aqad yang juga artunya ikatan. Al-ribath adalah ikatan yang mudah dibuka,
seperti ikatan rambut seorang wanita.
Mahmud Yunus, mengatakan bahwa arti ribath pada asalnya kamp, tempat
tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk mempertahankan negara dari
serangan musuh. Tetapi kemudian arti ribath, bukan lagi tempat tentara berjuang
untuk mempertahankan negara, melainkan tempat orang-orang yang berjuang
melawan hawa nafsunya, yaitu orang-orang sufi.4
Abudin Nata, mengemukakan bahwa ribath adalah tempat kegiatan sufi
yang ingin menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan mengkonsentrasikan diri
untuk semata-mata beribadah. Juga memberikan perhatian terhadap keilmuan
yang dipimpin oleh syeikh yang terkenal dengan ilmu dan kesalehanya.5
Ribath banyak sekali ditemukan pada amasa Bani Umayah dan Abasiyah.
Ribath yang terbesar adalah di sebelah utara negeri Syam (Syria) dan utara
Afriqiah (Tunisia). Mereka tinggal di ribath beribadat siang dan malam. Selain
beribadat dan membaca dzikir mereka juga belajar agama pada Syekh (kepala
ribath). Pada setiap ribath ada Syekh, guru-guru dan qari Al-Qur‟an. Diantara
ribath yang terkenal mengadakan halaqah untuk mengajarkan membaca, menulis,
agama dan tasawuf adalah ribath Al-Athar yang didirikan oleh Shahib Tajuddin
Muhammad bin Shahib Fakhruddin Muhammad.
Tentunya untuk membahas lebih mendalam mengenai al ribath, dibutuhkan
pemahaman mengenai sufi itu sendiri karena sebenarnya al ribath merupakan
tempat kegiatan sufi untuk menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan
mengkonsentrasikan diri untuk semata-mata beribadah. Dengan kata lain sufi
merupakan obyek dari al ribath
4
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), cet. Ke-6,
Hlm. 95-96
5
Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam: pada Periode Klasik dan Pertengahan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2010), cet. Ke-2, Hlm. 39
4
1. Sufi
Sufi terbagai menjadi dua jenis yaitu sufi klasik dan sufi modern (neo-sufisme);
a). Neo-sufisme (Ibn Taimiyyah dan Ibn Qayyim al-Jawjyah)
Fazlur Rahman : sufisme bari itu mempunyai ciri utama berupa tekanan
kepada motif moral dan penerapan metode dzikir dan muroqabah/konsentrasi
keruhanian guna mendekati Tuhan, tetapi sasaran dan isi konsentrasi itu
disejajarkan dengan doktrin salafi (ortodoks) dan bertujuan untuk meneguhkan
keimanan kepaada aqidah yang benar dan kemurnian moral dari jiwa.
Gejala yang dapat disebut sebagai neo-sufisme ini cenderung untuk
menghidupkan kembali aktifisme salafi dan menanamkan kembali sikap positif
kepada dunia. Jadi, neo-sufisme menekankan perlunya pelibatan diri dalam
masyarakat secara labih kuat daripada sufisme klasik.
Neo-sufisme sering juga disebut dengan spiritualisme social. Dalam al-
ruhaniyat al-ijtima‟iyah (al-markaz al-Islami, Swiss, Dr. Sa‟id Ramdhan)
mengemukakan bahwa pertanda jalan spiritualisme sosial itu antara lain :
1. Membaca dan merenungkan makna kitab suci Al-Qur‟an
2. Membaca dann mempelajari makna kehadiran Nabi Muhammad
3. Memelihara hubungan dengan orang2 shaleh seperti ulama dan tokoh
Islam.
4. Menjaga diri dari sikap dan tingkah laku tercela
5. dll
Ajaran pokok spiritualisme sosial adalah nilai keseimbangan. sesuai dengan
prinsip yg difirmankan Allah Swt “dan langitpun ditinggikan oleh-Nya, serta
diletakkan oleh-Nya (prinsip) keseimbangan. Agar janganlah kamu (manusia)
melanggar (prinsip) keseimbangan itu”. (QS ar Rahman 7-8)
b). Sufisme Klasik (Spiritualisme isolatif)
Adalah yang mengungkung pelakunya (sufi) dari masyarakat. sehingga
ia tdk berhubungan dengan mereka dan mereka tidak berhubungan dengan dia,
tidak pula dia memberi pelajaran kepada mereka dan dia tidak belajar dari
mereka. Abahkan ada yang lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa sufi klasik
5
merupakan Spiritualisme orang-orang lemah, egois, tidak tahan mengahadapi
bahaya dan kejahatan, kemudian lari ke „Uzlah (pengucilan diri).
2. Materi dan Metode dalam al-Ribath
Seorang guru sufi (Syekh) membimbing seorang seorang murid bedzikir,
berfikir, estotorisme/penghayatan; merasakan pengalaman keagamaan dan
berbuat di jalan agama; serta bagaimana mencapai maqam (peringkat rohani).
Materi :
1. Berbagai materi / pelajaran tentang kesufian (tasawuf, falsafah, kalam,
fiqh)
2. Riyadlah/latihan dalam merintis jalan kepada Allah SWT
3. Dzikir, Tafakur, estotorisme/penghayatan
Metode :
1. Dzikir
2. Riyadlah/ latihan
3. Hafalan
4. Sima‟an
Bagaimana kaum sufi mengjarkan teknik/metode berdzikir ? Lafal “Allah”
adalah yang paling banyak disebut, kemudian Asmaul Husna khusunya al-
Ghafur, al-wadud, al-Latif. Tetapi dalam pandangan kaum neo-sufin tidak
menganjurkan dengan “nama tunggal”. Tegas Ibn Taimiyah; La ilah-a illa l-
lah, karena mengandung pernyataan yg lengkap; Seseorang akan terjamin
keimananya. Karena kalimat serupa itu adalah aktif yg akan menimbulkan
makna dan sikap positif , baik.
3. Tujuan al-Ribath
al-Ribath dalam teori maupun prakteknya mempunyai beberapatujuan, di
antaranya adalah
1. Tempat pengajaran dan praktik tekait dengan materi2 ke-sufian
2. Sebagai wahana perintis jalan untuk dengan Tuhan
3. Sebagai tempat pembelajaran bagi sufi/calon-calon sufi
4. Jabatan Pendidik dalam al-Ribath
Di dalam al-ribath terdapat berbagai aturan yang berkaitan dengan urutan
jabatan dalam pendidik, muai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi,
yakni mulai dari al-mufid (fasilitator), al-mu‟id (asisten), al-mursyid (lektor/
6
guru), sampai kepada al-syaikh (mahaguru/ guru besar). Untuk tingkatan pada
murid, mulai dari tingkat dasar (al-mubtadi), tingkat menengah (al-
mutawasith), sampai tingkat akhir („aliyah).
Berbagai aturan yang terdapat dalam al-ribath sebagaimana tersebut, banyak
yang digunakan oleh lembaga pendidikan sekarang dengan sedikit modifikasi
dan penyesuaian. Istilah, murid, mursyid, ibtidaiyah, mustawasithah, aliyah dan
ijazah. Diambil dari istilah yang terdapat al-ribath.
5. Sifat dan Karakter Al-Ribath
a) Al-ribath bersifat dinamis, dinamakan dinamis karena al-ribath tidak terpaku
pada satu bentuk saja, melainkan juga memberi perhatian pada kegiatan
keilmuan.6
b) Al-ribath bersifat terbuka, yakni pada umumnya ribath di bangun hanya
untuk dihuni oleh sufi laki-laki, tetapi ada juga ribath yang di bangun untuk
sufi perempuan, dimana mereka bertempat tinggal, beribadah dan
mengajarkan pelajaran agama.
c) Al-ribath berbasis masyarakat, artinya sering dihuni oleh sejumlah orang-
orang miskin.
6. Perbedaan isi materi al Ribath dengan lembaga pendidikan Islam lainya
Perbedaan isi materi ini diambil dari hasil diskusi di dalam kelas dan penjelasan
dari dosen pengampu.
Nama
Lembaga
Materi
Hanaqah 1. Membaca al-Qur’an
2. Fiqh (4 madzhab)
3. Al-Hadits
Riwaq 1. Ilmu tasawuf (zuhud); Al-Qur’an, dzikir, hadits, tafsir, aqidah
Ribat 1. Pelatihan spiritual; Dzikir (Asma Allah “La illah-a illa l lah, asmaul
husna dsb)
2. Esotorisme/ penghayatan tentang hakikat kehidupan (teologi)
3. Sosial, politik dan budaya
4. Bagaimana mencapai maqam (peringkat rohani) ??
Riyadlah/latihan ; hafalan
Dzikir
Zawiyah 1. Syari’at kelimuan
6
Ibid
7
2. Tariqat
3. Hakikat (dzikir, tafakur)
4. Dalil aqli dan naqli
8
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan untuk menjawab rumusan masalah dapat ditarik
kesimpulan, bahwa :
lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan Islam yang berupa sarana-prasarana, norma-norma, peraturan-peraturan
tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.
Arti ribath pada asalnya kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk
mempertahankan negara dari serangan musuh. Tetapi kemudian arti ribath, bukan lagi
tempat tentara berjuang untuk mempertahankan negara, melainkan tempat orang-orang
yang berjuang melawan hawa nafsunya, yaitu orang-orang sufi. Kaum sufi itu sendiri
adalah mereka-mereka yang ditarik oleh pesona Sang Maha Pengasih, telah tersingkap
pula dari hijab manusia dan wujud; dan telah terangkat juga dari pandangan
individualism kemanusiaan. Al-ribath bersifat dinamis, terbuka dan bebasis masyarakat
yang terbingkai dalam penekanan materi berupa Pelatihan spiritual; Dzikir (Asma Allah
“La illah-a illa l lah”, asmaul husna dsb), Esotorisme/ penghayatan tentang hakikat
kehidupan (teologi), sosial politik budaya, serta untuk mencapai maqam (peringkat
rohani) adalah dengan riyadlah/latihan ; hafalan, dzikir.
Berbagai aturan yang terdapat dalam al-ribath sebagaimana tersebut, banyak yang
digunakan oleh lembaga pendidikan sekarang dengan sedikit modifikasi dan
penyesuaian. Istilah, murid, mursyid, ibtidaiyah, mustawasithah, aliyah dan ijazah.
Diambil dari istilah yang terdapat al-ribath.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. ke-9. Jakarta: Kalam Mulia
Yunus, Mahmud. 1990. Sejarah Pendidikan Islam. Cet. ke-6. Jakarta: PT. Hidakarya
Agung
Nata, Abudin. 2010. Sejarah Pendidikan Islam: pada Periode Klasik dan Pertengahan.
Cet. ke-2. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Abd ar-Rahman, Maulana. 2003. Pancaran Ilahi Kaum Sufi. Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Sufi

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indoTugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indo
Fuad Nasir
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
Dede Adi Nugraha
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Marhamah Saleh
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Arif Arif
 

Mais procurados (20)

Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Sejarah kebudayaan islam mts kelas 7 bab i
Sejarah kebudayaan islam  mts kelas 7 bab iSejarah kebudayaan islam  mts kelas 7 bab i
Sejarah kebudayaan islam mts kelas 7 bab i
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Presentasi Tauhid
Presentasi TauhidPresentasi Tauhid
Presentasi Tauhid
 
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modernPPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
Ppt peradaban islam di dunia
Ppt peradaban islam di duniaPpt peradaban islam di dunia
Ppt peradaban islam di dunia
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
 
Tugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indoTugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indo
 
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'aniSejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
 
Ppt teologi-islam
Ppt teologi-islamPpt teologi-islam
Ppt teologi-islam
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
Masa kejayaan islam ppt
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam ppt
 
Contoh Artikel Ilmiah Populer
Contoh Artikel Ilmiah PopulerContoh Artikel Ilmiah Populer
Contoh Artikel Ilmiah Populer
 

Semelhante a Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)

Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Ali Murfi
 
Presentasi SPI al-Ribath
Presentasi SPI al-RibathPresentasi SPI al-Ribath
Presentasi SPI al-Ribath
Ali Murfi
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Bun Faris
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
HaffazFurqani
 
Materi training HMI
Materi training HMIMateri training HMI
Materi training HMI
rozak20
 

Semelhante a Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath) (20)

Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
 
Presentasi SPI al-Ribath
Presentasi SPI al-RibathPresentasi SPI al-Ribath
Presentasi SPI al-Ribath
 
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdfPeta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
 
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh DuniaKonsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
 
Ahlaq tasawuf
Ahlaq tasawufAhlaq tasawuf
Ahlaq tasawuf
 
Pemikiran Naquib Alatas.pptx
Pemikiran Naquib Alatas.pptxPemikiran Naquib Alatas.pptx
Pemikiran Naquib Alatas.pptx
 
Filsafat Agama Islam
Filsafat Agama IslamFilsafat Agama Islam
Filsafat Agama Islam
 
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufUrgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Filsafat dalam islam
Filsafat dalam islamFilsafat dalam islam
Filsafat dalam islam
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
 
Falsafah
FalsafahFalsafah
Falsafah
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
 
Materi training HMI
Materi training HMIMateri training HMI
Materi training HMI
 

Mais de Ali Murfi

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Ali Murfi
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Ali Murfi
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Ali Murfi
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Ali Murfi
 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
Ali Murfi
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Ali Murfi
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Ali Murfi
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Ali Murfi
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Ali Murfi
 

Mais de Ali Murfi (20)

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
 
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
 
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
 
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
 
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
 
Achievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAchievement Motivation Training
Achievement Motivation Training
 
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
 
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenBias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
 
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini  Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
 
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mapping
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
 

Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)

  • 1. LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (RIBATH) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam Dosen Pengampu : Suyadi, M.Pd.I Disusun Oleh : Ali Murfi 11470082 Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 Revisi
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan proses pendidikan, karena lembaga berfungsi sebagai mediator dalam mengatur jalannya proses pendidikan. Dewasa ini tampaknya tidak bisa disebut pendidikan apabila tidak ada lembaganya. Lembaga pendidikan dewasa ini juga sangat mutlak keberadaannya bagi kelancaran proses pendidikan. Apalagi lembaga pendidikan dikaitkan dengan konsep Islam. Lembaga pendidikan Islam merupakan suatu wadah bagi pendidikan Islam untuk bisa melaksanakan tugasnya demi tercapai cita-cita umat Islam. Keluarga, masjid, pondok pesantren dan madrasah merupakan lembaga- lembaga pendidikan Islam yang mutlak diperlukan dalam sebuah kota atau Negara. Keberadaanya diharapkan sebagai wadah pembangun generasi-generasi yang dapat menciptakan sebuah peradaban yang unggul dalam semua aspek kehidupan. Akan tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa ada sebuah lembaga pendidikan Islam pada zaman dahulu masa kejayaan pendidikan Islam, yang dibangun untuk menghasilkan sosok guru spiritual yang kelak menjadi pembawa perubahan dan bisa kita rasakan manfaaatnya sekarang ini. Lembaga pendidikan Islam itu bernama Ribath, yaitu lembaga pendidikan yang secara khusus dibangun untuk mendidik para calon sufi atau guru spiritual. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas masalah- masalah yang berkaitan dengan Ribath melalui pendekatan institusional. Sebagai pijakan dalam pembahasan pada Bab-Bab berikutnya. Pentingnya pembahasan mengenai lembaga pendidikan Islam (al Ribath) ini adalah sebagai dasar telaahan dalam menjalani proses pendidikan dewasa ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dalam latar belakang, maka penulis dalam hal ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan. 1. Apa pengertian lembaga pendidikan Islam? 2. Apa, mengapa dan bagaimana lembaga pendidikan Islam (Ribath)?
  • 3. 2 BAB II PEMBAHASAN a). Pengertian Lembaga Pendidikan Islam Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu (1) pengertian secara fisik, materil, konkret. (2) pengertian secara non-fisik, non materil, dan abstrak.1 Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu system norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian non-fisik disebut dengan pranata.2 Secara terminolgi, Amien Daiem dalam (Ramayulis, Imu Pendidikan Islam, 2011) mendefinisikan lembaga pendidikan dengan orang atau badan yang secara wajar mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan dengan orang atau badan yang secara wajar mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan. Rumusan definisi yang dikemukakan Amir Daiem ini memberikan penekanan pada sikap tanggung jawab seseorang terhadap peserta didik, sehingga dalam relaisasinya merupkan suatu keharusan yang wajar bukan merupakan suatu keterpaksaan. Definisi lain tentang lembaga pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relative tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hokum untuk tercapainya kebutuhan-kebutuhan social dasar.3 Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang berupa sarana-prasarana, norma-norma, peraturan- peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri. 1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), Cet.ke-9, Hlm. 277 2 Ibid 3 Ibid. Hlm. 278
  • 4. 3 b). Lembaga Pendidikan Islam (Ribath) Secara harfiah, al-ribath artinya ikatan. Namun berbeda dengan kata al- „aqad yang juga artunya ikatan. Al-ribath adalah ikatan yang mudah dibuka, seperti ikatan rambut seorang wanita. Mahmud Yunus, mengatakan bahwa arti ribath pada asalnya kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Tetapi kemudian arti ribath, bukan lagi tempat tentara berjuang untuk mempertahankan negara, melainkan tempat orang-orang yang berjuang melawan hawa nafsunya, yaitu orang-orang sufi.4 Abudin Nata, mengemukakan bahwa ribath adalah tempat kegiatan sufi yang ingin menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan mengkonsentrasikan diri untuk semata-mata beribadah. Juga memberikan perhatian terhadap keilmuan yang dipimpin oleh syeikh yang terkenal dengan ilmu dan kesalehanya.5 Ribath banyak sekali ditemukan pada amasa Bani Umayah dan Abasiyah. Ribath yang terbesar adalah di sebelah utara negeri Syam (Syria) dan utara Afriqiah (Tunisia). Mereka tinggal di ribath beribadat siang dan malam. Selain beribadat dan membaca dzikir mereka juga belajar agama pada Syekh (kepala ribath). Pada setiap ribath ada Syekh, guru-guru dan qari Al-Qur‟an. Diantara ribath yang terkenal mengadakan halaqah untuk mengajarkan membaca, menulis, agama dan tasawuf adalah ribath Al-Athar yang didirikan oleh Shahib Tajuddin Muhammad bin Shahib Fakhruddin Muhammad. Tentunya untuk membahas lebih mendalam mengenai al ribath, dibutuhkan pemahaman mengenai sufi itu sendiri karena sebenarnya al ribath merupakan tempat kegiatan sufi untuk menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan mengkonsentrasikan diri untuk semata-mata beribadah. Dengan kata lain sufi merupakan obyek dari al ribath 4 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), cet. Ke-6, Hlm. 95-96 5 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam: pada Periode Klasik dan Pertengahan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), cet. Ke-2, Hlm. 39
  • 5. 4 1. Sufi Sufi terbagai menjadi dua jenis yaitu sufi klasik dan sufi modern (neo-sufisme); a). Neo-sufisme (Ibn Taimiyyah dan Ibn Qayyim al-Jawjyah) Fazlur Rahman : sufisme bari itu mempunyai ciri utama berupa tekanan kepada motif moral dan penerapan metode dzikir dan muroqabah/konsentrasi keruhanian guna mendekati Tuhan, tetapi sasaran dan isi konsentrasi itu disejajarkan dengan doktrin salafi (ortodoks) dan bertujuan untuk meneguhkan keimanan kepaada aqidah yang benar dan kemurnian moral dari jiwa. Gejala yang dapat disebut sebagai neo-sufisme ini cenderung untuk menghidupkan kembali aktifisme salafi dan menanamkan kembali sikap positif kepada dunia. Jadi, neo-sufisme menekankan perlunya pelibatan diri dalam masyarakat secara labih kuat daripada sufisme klasik. Neo-sufisme sering juga disebut dengan spiritualisme social. Dalam al- ruhaniyat al-ijtima‟iyah (al-markaz al-Islami, Swiss, Dr. Sa‟id Ramdhan) mengemukakan bahwa pertanda jalan spiritualisme sosial itu antara lain : 1. Membaca dan merenungkan makna kitab suci Al-Qur‟an 2. Membaca dann mempelajari makna kehadiran Nabi Muhammad 3. Memelihara hubungan dengan orang2 shaleh seperti ulama dan tokoh Islam. 4. Menjaga diri dari sikap dan tingkah laku tercela 5. dll Ajaran pokok spiritualisme sosial adalah nilai keseimbangan. sesuai dengan prinsip yg difirmankan Allah Swt “dan langitpun ditinggikan oleh-Nya, serta diletakkan oleh-Nya (prinsip) keseimbangan. Agar janganlah kamu (manusia) melanggar (prinsip) keseimbangan itu”. (QS ar Rahman 7-8) b). Sufisme Klasik (Spiritualisme isolatif) Adalah yang mengungkung pelakunya (sufi) dari masyarakat. sehingga ia tdk berhubungan dengan mereka dan mereka tidak berhubungan dengan dia, tidak pula dia memberi pelajaran kepada mereka dan dia tidak belajar dari mereka. Abahkan ada yang lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa sufi klasik
  • 6. 5 merupakan Spiritualisme orang-orang lemah, egois, tidak tahan mengahadapi bahaya dan kejahatan, kemudian lari ke „Uzlah (pengucilan diri). 2. Materi dan Metode dalam al-Ribath Seorang guru sufi (Syekh) membimbing seorang seorang murid bedzikir, berfikir, estotorisme/penghayatan; merasakan pengalaman keagamaan dan berbuat di jalan agama; serta bagaimana mencapai maqam (peringkat rohani). Materi : 1. Berbagai materi / pelajaran tentang kesufian (tasawuf, falsafah, kalam, fiqh) 2. Riyadlah/latihan dalam merintis jalan kepada Allah SWT 3. Dzikir, Tafakur, estotorisme/penghayatan Metode : 1. Dzikir 2. Riyadlah/ latihan 3. Hafalan 4. Sima‟an Bagaimana kaum sufi mengjarkan teknik/metode berdzikir ? Lafal “Allah” adalah yang paling banyak disebut, kemudian Asmaul Husna khusunya al- Ghafur, al-wadud, al-Latif. Tetapi dalam pandangan kaum neo-sufin tidak menganjurkan dengan “nama tunggal”. Tegas Ibn Taimiyah; La ilah-a illa l- lah, karena mengandung pernyataan yg lengkap; Seseorang akan terjamin keimananya. Karena kalimat serupa itu adalah aktif yg akan menimbulkan makna dan sikap positif , baik. 3. Tujuan al-Ribath al-Ribath dalam teori maupun prakteknya mempunyai beberapatujuan, di antaranya adalah 1. Tempat pengajaran dan praktik tekait dengan materi2 ke-sufian 2. Sebagai wahana perintis jalan untuk dengan Tuhan 3. Sebagai tempat pembelajaran bagi sufi/calon-calon sufi 4. Jabatan Pendidik dalam al-Ribath Di dalam al-ribath terdapat berbagai aturan yang berkaitan dengan urutan jabatan dalam pendidik, muai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yakni mulai dari al-mufid (fasilitator), al-mu‟id (asisten), al-mursyid (lektor/
  • 7. 6 guru), sampai kepada al-syaikh (mahaguru/ guru besar). Untuk tingkatan pada murid, mulai dari tingkat dasar (al-mubtadi), tingkat menengah (al- mutawasith), sampai tingkat akhir („aliyah). Berbagai aturan yang terdapat dalam al-ribath sebagaimana tersebut, banyak yang digunakan oleh lembaga pendidikan sekarang dengan sedikit modifikasi dan penyesuaian. Istilah, murid, mursyid, ibtidaiyah, mustawasithah, aliyah dan ijazah. Diambil dari istilah yang terdapat al-ribath. 5. Sifat dan Karakter Al-Ribath a) Al-ribath bersifat dinamis, dinamakan dinamis karena al-ribath tidak terpaku pada satu bentuk saja, melainkan juga memberi perhatian pada kegiatan keilmuan.6 b) Al-ribath bersifat terbuka, yakni pada umumnya ribath di bangun hanya untuk dihuni oleh sufi laki-laki, tetapi ada juga ribath yang di bangun untuk sufi perempuan, dimana mereka bertempat tinggal, beribadah dan mengajarkan pelajaran agama. c) Al-ribath berbasis masyarakat, artinya sering dihuni oleh sejumlah orang- orang miskin. 6. Perbedaan isi materi al Ribath dengan lembaga pendidikan Islam lainya Perbedaan isi materi ini diambil dari hasil diskusi di dalam kelas dan penjelasan dari dosen pengampu. Nama Lembaga Materi Hanaqah 1. Membaca al-Qur’an 2. Fiqh (4 madzhab) 3. Al-Hadits Riwaq 1. Ilmu tasawuf (zuhud); Al-Qur’an, dzikir, hadits, tafsir, aqidah Ribat 1. Pelatihan spiritual; Dzikir (Asma Allah “La illah-a illa l lah, asmaul husna dsb) 2. Esotorisme/ penghayatan tentang hakikat kehidupan (teologi) 3. Sosial, politik dan budaya 4. Bagaimana mencapai maqam (peringkat rohani) ?? Riyadlah/latihan ; hafalan Dzikir Zawiyah 1. Syari’at kelimuan 6 Ibid
  • 8. 7 2. Tariqat 3. Hakikat (dzikir, tafakur) 4. Dalil aqli dan naqli
  • 9. 8 BAB III KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan untuk menjawab rumusan masalah dapat ditarik kesimpulan, bahwa : lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang berupa sarana-prasarana, norma-norma, peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri. Arti ribath pada asalnya kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Tetapi kemudian arti ribath, bukan lagi tempat tentara berjuang untuk mempertahankan negara, melainkan tempat orang-orang yang berjuang melawan hawa nafsunya, yaitu orang-orang sufi. Kaum sufi itu sendiri adalah mereka-mereka yang ditarik oleh pesona Sang Maha Pengasih, telah tersingkap pula dari hijab manusia dan wujud; dan telah terangkat juga dari pandangan individualism kemanusiaan. Al-ribath bersifat dinamis, terbuka dan bebasis masyarakat yang terbingkai dalam penekanan materi berupa Pelatihan spiritual; Dzikir (Asma Allah “La illah-a illa l lah”, asmaul husna dsb), Esotorisme/ penghayatan tentang hakikat kehidupan (teologi), sosial politik budaya, serta untuk mencapai maqam (peringkat rohani) adalah dengan riyadlah/latihan ; hafalan, dzikir. Berbagai aturan yang terdapat dalam al-ribath sebagaimana tersebut, banyak yang digunakan oleh lembaga pendidikan sekarang dengan sedikit modifikasi dan penyesuaian. Istilah, murid, mursyid, ibtidaiyah, mustawasithah, aliyah dan ijazah. Diambil dari istilah yang terdapat al-ribath.
  • 10. 9 DAFTAR PUSTAKA Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. ke-9. Jakarta: Kalam Mulia Yunus, Mahmud. 1990. Sejarah Pendidikan Islam. Cet. ke-6. Jakarta: PT. Hidakarya Agung Nata, Abudin. 2010. Sejarah Pendidikan Islam: pada Periode Klasik dan Pertengahan. Cet. ke-2. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Abd ar-Rahman, Maulana. 2003. Pancaran Ilahi Kaum Sufi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Sufi