SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA
(Respon Terhadap Isu Multikulturalisme di India)
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perbandingan
Pendidikan di Negara-Negara Islam
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abd. Rachman Assegaf
Disusun Oleh :
Ali Murfi 11470082
Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
India memiliki luas daerah 3.287.263 km persegi. Negara ini tercatat
sebagai negara terluas ketujuh dan terpadat kedua di dunia setelah Cina. Mayoritas
penduduknya beragama Hindu (83%). Adapun yang beragama Islam berjumlah 12%,
Kristen, Siktis dan lainnya.
Ekonomi India mengandalkan sektor pertanian dan peternakan mencapai
34% dari pendapatan negara. Sektor pertanian sendiri mampu menyerap 69% tenaga
kerja yang ada. Umumnya ekonomi India dipengaruhi oleh perubahan land reform,
revolusi hijau, industrialisasi dan migrasi. Industri perfilm-an India tergolong besar
dan sanggup merekrut banyak tenaga kerja. Bollywood merupakan contoh
kongkritnya, dengan model dan alur cerita dalam film yang diiringi dengan nyanyian
dan tarian tersebut selain mendatangkan profit juga melestarikan seni dan budaya
lokal.
India merupakan salah satu kawasan Asia Selatan yang memiliki
kemegahan kebudayaan yang megah di dunia yang menyaingi Cina dalam
kesusasteraan, seni dan arsitektur. Perasaan nasionalis India mulai berkembang
setelah timbul rasa bangga atas hasil-hasil kebudayaan mereka yang dipelajari dan
kemudian dialih bahasakan oleh sarjana-sarjana asing ke dalam bahasa-bahasa barat.
Pada awal abad ke-19 kekayaan di belahan daratan India menarik
pedagang bangsa Eropa yang suka bertualang. Di pertengahan abad ke-19 ketika
India kehilangan kekuasaan dari tangan East India Company yang jatuh ke dalam
kendali pemerintahan Inggris, merupakan kawasan kekuasaan kolonial yang paling
kaya permata. Kolonialisme Inggris menguasai seluruh belahan benua itu.
Pendapatan per kapita India adalah US$ 200 per tahun. Dari sensus tahun
1987-1988 diketahui bahwa 30% penduduknya dibawah garis kemiskinan.
Kesenjangan sosial cukup menjolok dalam hal ekonomi dan distribusi kesehatan.
Bisa dimaklumi bahwa populasi penduduk yang sangat besar tersebut, disamping
sebagai human capital juga merupakan beban negara. Terlebih bila diingat bahwa
2
selama 150 tahun India dibawah penjajahan Inggris dan baru pada tahun 1947
mengalami kemerdekaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian, nutrisi, obat-obatan
dan industri oleh para pendidik India diakui harus memiliki hubungan dengan
pendidikan dan modernisasi. Ilmu-ilmu sosial dan prilaku belum digunakan secara
efektif dalam menyelesaikan persoalan dan hambatan yang dihadapi oleh masyarakat
yang sedang berubah.
Segera setelah tahun 1947, Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa seluruh
dasar pendidikan mestilah diubah secara revolusioner. India merdeka mencoba untuk
modernisasi secara tepat dengan menempatkan banyak sumber dan kepemimpinanya
untuk diprioritaskan pada pelayanan pembangunan ekonomi, sistem pendidikan
diizinkan berkembang tanpa kritik yang berarti. Pada tahun 1964, pemerintah
mengangkat komisi pendidikan tingkat tinggi untuk memberi nasehat pada
pemerintahan tentang pola pendidikan nasional di seluruh jenjang dan aspeknya.
Laporan komisi pendidikan ini diterbitkan pada tahun 1996 dan merupakan analisis
pertama tentang kondisi sistem pendidikan di india dalam hubungannya dengan
tujuan pembangunan. Laporan itu sendiri bukanlah sebuah rencana atau badan
hukum melainkan dirancang untuk melayani sebagai latar belakang bagi munculnya
rencana dan peraturan baru.
Salah satu isu pendidikan di India adalah meningkatkan kesenjangan
sosial akibat konflik Islam-Hindu yakni kasus masjid Babri di Khasmir, saat itu
umat hindu mengklaim bahwa kaum muslim telah mendirikan masjid di tanah
kelahiran dewa Rahma yang dianggap suci. Bahkan umat Islam dianggap telah
menghancurkan kuil Hindu di atas tanah tersebut yang menyulut konflik
berkepanjangan1
. Inilah yang akan menjadi titik fokus penulis dalam melakukan
pembahasan, yaitu bagaimana kebijakan pendidikan pemerintah India merespon
terhadap konflik akibat konflik Islam-Hindu atau lebih tepatnya respon terhadap isu
multikulturalisme.
1
Aim Mualim, “Pendidikan di India”. http://aim-mualim.blogspot.com/2012/05/pendidikan-
di-india.html. Dalam Google.co.id. 2012. Diakses 22 Maret 2014, Jam 20.05 2014.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam latar belakang, maka penulis dalam
hal ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan.
1. Bagaimana sistem pendidikan di India ?
2. Bagaimana karakteristik pendidikan multikultural ?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah India terhadap isu multikulturalisme di India ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan di India
Komisi pendidikan India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan
10-2-3 tahun usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar dan
terbagi dalam tiga jenjang yaitu primary (5 tahun), upper primary (3 tahun), dan
secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun sebagai persiapan
memasuki pendidikan tinggi. Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis
sudah mulai sejak secondary school2
.
Struktur pendidikan sekolah yang seragam tersebut yakni sistem 10-2-3
tahun, telah diadopsi oleh seluruh negara bagian dan teritori India (Union
Territory,UT). Meskipun begitu, di lingkungan pemerintah dan teritori India masih
dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary),
menengah (upper primary) dan atas (high and higher secondary school) yang
membolehkan kelas I mengikuti ujian umum, pengajaran bahasa inggris dan hindi,
beberapa hari kerja dalam setahun, sesi akademik, masa liburan, struktur biaya,
pendidikan wajib dan lain sebagainya. Bila dijabarkan dalam tingkat usia sekolah
akan tampak sebagai berikut :
1. Tingkat dasar (primary stage) yang meliputi kelas I sampai V yakni 5 tahun
masa belajar. Ini dilaksanakan di 20 negara bagian dan teritoria India
2. Pendidikan tingkat menengah (middle stage) meliputi kelas VI sampai VIII
diselenggarakan di 18 negara bagian dan teritoria India.
3. Pendidikan menengah atas (secondary stage) meliputi kelas IX sampai X. Kelas
ini diselenggarakan di 19 negara bagian dan teritoria India
Pendidikan kejuruan, baik jurusan teknik maupun bisnis merupakan pola
pendidikan ghandi, yaitu pembentukan ”manusia berkepribadian yang utuh, kreatif
dan produktif”. Pada tahun 1960 kemajuan minat siswa pada pendidikan kejuruan
sangat kecil. Hingga tahun 1992 siswa yang mengikuti pendidikan dalam bidang ini
hanya 6%. Akan tetapi pada tahun 1995 terjadi lonjakan signifikan, yaitu sebesar
2
Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di
Negara-Negara Islam dan Barat (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hal. 147.
5
25% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pendidikan tinggi mengambil
pendidikan kejuruan ini3
.
Pendidikan nonformal dilaksanakan dengan dibentuknya lembaga
pendidikan yang bersifat terbuka bagi semua siswa, tidak terikat dengan proses
pembelajaran secara langsung dan beban biaya yang tinggi4
.
B. Karakteristik Pendidikan Multikultural
Sebagai sebuah wacana baru, pendidikan multikultural sesungguhnya
hingga saat ini belum begitu jelas dan masih banyak pakar pendidikan yang
memperdebatkanya. Namun demikian, bukan berarti definisi pendidikan
multikultural tidak ada atau tidak jelas. Sebetulnya, sama dengan definisi pendidikan
yang penuh penafsiran antara satu pakar dengan pakar lainya didalam menguraikan
makna pendidikan itu sendiri. Hal ini juga terjadi pada penafsiran tentang arti
pendidikan multikultural.
Zakiyuddin Baidhawy mendefiniskan pendidikan multikultural sebagai :
Pendidikan yang mengeksplorasi sisi-sisi partikular dan universal dalam
cultur studies; ia berusaha memahami kebudayaan-kebudayaan dan
masyarakat-masyarakat partikular dalam konteks dan dari perspektif
mereka sendiri; ia mengedepankan analisis perbandingan, pemahaman
etno-relatif, penilaian yang rasional tentang perbedaan dan persamaan
terhadap berbgai kebudayaan dan masyarakat; dan ia berupaya
mengidentifikasi ideal-ideal dan praktek-praktek bersama dan universal
yang melampaui kebudayaan-kebudayaan dan masyarakat-masyarakat
partikular, membangu jembatan di antara berbagai kebudayaan, serta
menyediakan basisi bagi hubungan manusiawi5
.
Menurut James A. Banks bahwa pendidikan multikultural sebagai
pendidikan untuk people of colour6
. Artinya, pendidikan multikultural ingin
mengeksploitasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah Tuhan/Sunnatullah).
Kemudian bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan
semangat egaliter.
3
Ibid., Hal. 149
4
Ibid., Hal. 149
5
Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Erlangga,
2005), hal. 8.
6
James A. Banks & Cherry A. McGee “Multicultural of Education: Issues and Perspectives”
dalam Muhammad Ali Lintuhaseng, Nilai-nilai Pendidikan Pendidikan Multikultural dalam Buku-buku
Ajar Sejarah Kebudayaan Islam: Telaah atas Pelajaran SKI Kelas XII Madarasah Aliyah, Tesis, Prodi
Pendidikan Islam Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011, hal. 19.
6
Kemudian Hilda Hernandez sebagaimana yang dikutip oleh Choirul
Mahfud mengatakan bahwa :
Pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik,
sosial, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam
pertemuan manusia yang kompleks dan beragama secara kultur, dan
merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas, dan gender, etnisitas,
agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam
proses pendidikan. Atau degan kata lain bahwa, ruang pendidikan sebagai
media transformasi ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) hendaknya
mampu memberikan nilai-nilai multikulturalisme dengan cara saling
menghargai dan menghormati atas realitas yang beragam (plural), baik
latar belakang maupun basis sosio-budaya yang melingkupinya7
.
Lebih lanjut dikatakan James A. Banks, bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan multikultural sebagai ide atau konsep, sebagai gerakan reformasi
pendidikan dan sebagai suatu proses. Sebagai suatu ide atau konsep, pendidikan
multikultural ditekankan pada keharusan memberikan kesempatan memperoleh
pendidikan yanhg sama bagi setiap peserta didik tanpa memandang dari kelompok
mana dia berasal. Sebagai suatu gerakan reformasi pendidikan, pendidikan
multikultural mencoba untuk merubah kurikulum dan paradigama sekolah maupun
institusi pendidikan sehingga terciptanya pendidikan yang tidak diskriminatif, yang
toleran, dan mengharagai nilai-nilai kemanusiaan. Adapun sebagai proses,
pendidikan multikultural mempunyai tujuan mendorong terciptanya keadilan,
kebebasan, toleransi dan kesamaan bagi setiap peserat didik dalam setiap aktifitas
yang dialakukan oleh dunia pendidikan8
.
Sementara itu, konsep dasar pendidikan multikultural menurut Gary
Burnett sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar, adalah :
Konsep dasar pendidikan multikultural terdiri dua hal, yaitu nilai-nilai inti
(core value) dari pendidikan multikultural dan tujuan pendidikan
multikultural. Nilai inti dari pendidikan multikultural anatara lain : 1)
apresiasi terhadap realitas budaya di dalam masyarakat dengan
pluralitasnya.2) pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi manusia.
3) kesadaran dan pengembangan tanggung jawab dari masyarakat. 4)
7
Hilda Hernandez “Multicultural Education: A Teacher Guide to Lingking Context, Process, and
Content” dalam Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 175-
176.
8
James A. Banks “Multicultural Education: Charateristic and Goals” dalam Muhammad Ali
Lintuhaseng, Nilai-nilai Pendidikan..., hal. 171.
7
kesadaran dan pengembangan tanggung jawab manusia terhadap alam
semesta9
.
Mengenai tujuan pendidikan multikultural, Paul C. Gorski merumuskan
ada tiga tujuan utama dari pendidikan multikultural :
Multicultural education is a progressive approach for transforming
education that holitically critiques and responds to discriminatory policies
and practices in education. It is grounded in ideals of social justice,
education equity, critical pedagogy, and dedication to providing
educational experiences in which all students reach their full potentials as
learners and as socially aware and active beings, locally, nationally, and
globally10
.
Dengan kata lain, tiga tujuan utama tersebut adalah: 1) meniadakan
diskriminasi pendidikan, memberikan peluang yang sama pada anak untuk
mengembangkan potensinya. 2) menjadikan anak bisa mencapai prestasi akademik
sesuai potensinya. 3) menjadikan anak sadar sosial dan aktif sebagai warga
masyarakat lokal, sosial, dan global.
C. Kebijakan Pendidikan Pemerintah India terhadap Isu Multikulturalisme
Kebijakan pendidikan antisipatif pemerintah India terhadap isu
multikulturalisme, antara lain dengan jalan sebagai berikut11
:
1. Membuka program penyetaraan pendidikan bagi Sekolah Dasar dan
melakukan pemberantasan buta huruf. Sensus 1991 mengindikasikan bahwa
tingkat illiterate telah mencapai 52.1 % yang meliputi anak berusia 7 tahun
ke atas, dan 23 % diantaranya adalah wanita.
2. Mengenalkan nilai warisan budaya India, persamaan derajat manusia,
demokrasi, sekularisme, kesetaraan jender, pengenalan program keluarga
kecil bahagia dan menanamkan pola pikir ilmiah.
3. Menyiapkan program pendidikan bagi siswa yang memilki bakat khusus.
9
Gary Burnett “Varieties of Multicultural Education: An Introduction” dalam H.A.R. Tilaar,
Kekuasaan dan Pendidikan (Magelang: Teralitera, 2003), hal. 170-171.
10
Paul C. Gorski “The Challenge of Defining Multicultural Education” dalam Tatang M. Amirin
“Implementasi Pendekatan Pendidikan multikultural Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia”,
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol.1 No.1 (Juni, 2012), hal. 4.
11
Lihat, Suyadi “Handout Perkuliahan Perbandingan Pendidikan”, Jurusan Kependidikan Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010, hal.4.
8
4. Pembaharuan kebijaksanaan pendidikan yang rutin dilakukan setiap jangka
waktu 5 tahun sekali.
9
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan untuk menjawab rumusan masalah dapat ditarik
kesimpulan, bahwa :
Komisi pendidikan India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3
tahun usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar dan terbagi dalam
tiga jenjang yaitu primary (5 tahun), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun).
Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun sebagai persiapan memasuki pendidikan
tinggi. Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis sudah mulai sejak
secondary school.
Ada tiga tujuan utama atau karakteristik dari pendidikan multikultural
“Multicultural education is a progressive approach for transforming education that
holitically critiques and responds to discriminatory policies and practices in education. It
is grounded in ideals of social justice, education equity, critical pedagogy, and dedication
to providing educational experiences in which all students reach their full potentials as
learners and as socially aware and active beings, locally, nationally, and globally”
Kebijakan pendidikan antisipatif pemerintah India terhadap isu
multikulturalisme, antara lain dengan jalan sebagai berikut :
1. Membuka program penyetaraan pendidikan bagi Sekolah Dasar dan melakukan
pemberantasan buta huruf. Sensus 1991 mengindikasikan bahwa tingkat illiterate
telah mencapai 52.1 % yang meliputi anak berusia 7 tahun ke atas, dan 23 %
diantaranya adalah wanita.
2. Mengenalkan nilai warisan budaya India, persamaan derajat manusia, demokrasi,
sekularisme, kesetaraan jender, pengenalan program keluarga kecil bahagia dan
menanamkan pola pikir ilmiah.
3. Menyiapkan program pendidikan bagi siswa yang memilki bakat khusus.
4. Pembaharuan kebijaksanaan pendidikan yang rutin dilakukan setiap jangka waktu 5
tahun sekali
10
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan
di Negara-Negara Islam dan Barat, Yogyakarta: Gama Media, 2003.
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:
PT. Bulan Bintang, 1975.
H.A.R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan, Magelang: Teralitera, 2003.
, Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam
Pusaran Kekuasaan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
, Multikulturalisme Tantangan-Tantangan Global Masa Depan dan
Transformasi Pendidikan Nasional, Jakarta: Grasindo, 2004.
, Pendidikan , Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia: Strategi
reformasi Pendidikan Nasional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam. Cet. ke-6. Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
1990.
Tobroni, Relasi Kemanusiaan Dalam Keberagaman: Mengembangkan Etika Sosial
Melalui Pendidikan, Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012.
Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga,
2005.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Phujie FaHrani
 
1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islamBank Ryan
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinIstna Zakia Iriana
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerari3s2482
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
pengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikanpengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikaniwan Alit
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
LK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docxLK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docxSaftuniSaf
 
Konsep pendidikan ibnu khaldun
Konsep pendidikan ibnu khaldunKonsep pendidikan ibnu khaldun
Konsep pendidikan ibnu khaldunWidodo Winarso
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANPotpotya Fitri
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah Syarifatul Marwiyah
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Early Ridho Kismawadi
 

Mais procurados (20)

Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
5 tema-tema besar fiqih
5 tema-tema besar fiqih5 tema-tema besar fiqih
5 tema-tema besar fiqih
 
Ruang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islamRuang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islam
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
 
1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
 
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAWPeradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
pengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikanpengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikan
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
LK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docxLK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docx
 
Rekonstruksionisme
RekonstruksionismeRekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
 
Konsep pendidikan ibnu khaldun
Konsep pendidikan ibnu khaldunKonsep pendidikan ibnu khaldun
Konsep pendidikan ibnu khaldun
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Pendekatan Hukum (PDPI)
 

Semelhante a KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme di India)

contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikanfenty_febriani
 
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatPendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatyoulinda
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Muh Nafis Edi Yahyana
 
Landasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikanLandasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikanIwanAr
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaYhana Hadayana
 
Mungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum Nasional
Mungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum NasionalMungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum Nasional
Mungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum NasionalMuhammadYusuf501
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaWarnet Raha
 
Bandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negara
Bandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negaraBandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negara
Bandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negaraMohd Borhan Bin Jamaluddin
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANharjunode
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Ali Murfi
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706ArisPiligame
 
Pendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk Selamanya
Pendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk SelamanyaPendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk Selamanya
Pendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk SelamanyaPuji Setiawan
 
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...aris margono
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikanWarnet Raha
 

Semelhante a KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme di India) (20)

contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikan
 
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysiaPendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
 
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatPendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
Landasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikanLandasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikan
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
 
Mungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum Nasional
Mungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum NasionalMungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum Nasional
Mungkinkah Kuttab Menjadi Kurikulum Nasional
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 
Bandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negara
Bandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negaraBandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negara
Bandingkan kesan pendidikan kepada pembangunan insan dan negara
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
 
ARTIKEL.pdf
ARTIKEL.pdfARTIKEL.pdf
ARTIKEL.pdf
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
 
Pendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk Selamanya
Pendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk SelamanyaPendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk Selamanya
Pendidikan Indonesia Era Ki Hajar Dewantara untuk Selamanya
 
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 

Mais de Ali Murfi

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Ali Murfi
 
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...Ali Murfi
 
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Ali Murfi
 
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Ali Murfi
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaAli Murfi
 
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Ali Murfi
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesAli Murfi
 
Achievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAchievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAli Murfi
 
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION Ali Murfi
 
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenBias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenAli Murfi
 
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini  Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini Ali Murfi
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Ali Murfi
 
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam KontemporerAli Murfi
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mappingAli Murfi
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaAli Murfi
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Ali Murfi
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYAli Murfi
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamAli Murfi
 
Komponen Sistem
Komponen SistemKomponen Sistem
Komponen SistemAli Murfi
 
Kurikulum Pendidikan Islam Masa Klasik
Kurikulum Pendidikan Islam Masa KlasikKurikulum Pendidikan Islam Masa Klasik
Kurikulum Pendidikan Islam Masa KlasikAli Murfi
 

Mais de Ali Murfi (20)

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
 
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
 
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
 
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
 
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
 
Achievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAchievement Motivation Training
Achievement Motivation Training
 
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
 
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenBias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
 
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini  Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
 
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mapping
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
 
Komponen Sistem
Komponen SistemKomponen Sistem
Komponen Sistem
 
Kurikulum Pendidikan Islam Masa Klasik
Kurikulum Pendidikan Islam Masa KlasikKurikulum Pendidikan Islam Masa Klasik
Kurikulum Pendidikan Islam Masa Klasik
 

Último

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 - PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptx
BAB 5 - PENGEMBANGAN  APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptxBAB 5 - PENGEMBANGAN  APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptx
BAB 5 - PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptxIndependent6
 
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdfBUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdfandre173588
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNssuser419260
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdfindahningsih541
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfDianaRuswandari1
 
presentasi instal sistem operasi windows
presentasi instal sistem operasi windowspresentasi instal sistem operasi windows
presentasi instal sistem operasi windowsIdrisS18
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2ZARINA KHAMIS
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarTohirIkhlas
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxSriHandayaniLubisSpd
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMAgungJakaNugraha1
 
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata SuryaMateri IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Suryasmpkhoiriyah61
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxSriHandayaniLubisSpd
 
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .pptTINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .pptASHABULTAKIMBINMOHDI
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxHermawati Dwi Susari
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfRahayanaDjaila2
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRazefZulkarnain1
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 - PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptx
BAB 5 - PENGEMBANGAN  APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptxBAB 5 - PENGEMBANGAN  APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptx
BAB 5 - PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE DENGAN LIBRARY KECERDASAN ARTIFISIAL.pptx
 
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdfBUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
presentasi instal sistem operasi windows
presentasi instal sistem operasi windowspresentasi instal sistem operasi windows
presentasi instal sistem operasi windows
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata SuryaMateri IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
 
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .pptTINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 

KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme di India)

  • 1. KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme di India) Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abd. Rachman Assegaf Disusun Oleh : Ali Murfi 11470082 Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang India memiliki luas daerah 3.287.263 km persegi. Negara ini tercatat sebagai negara terluas ketujuh dan terpadat kedua di dunia setelah Cina. Mayoritas penduduknya beragama Hindu (83%). Adapun yang beragama Islam berjumlah 12%, Kristen, Siktis dan lainnya. Ekonomi India mengandalkan sektor pertanian dan peternakan mencapai 34% dari pendapatan negara. Sektor pertanian sendiri mampu menyerap 69% tenaga kerja yang ada. Umumnya ekonomi India dipengaruhi oleh perubahan land reform, revolusi hijau, industrialisasi dan migrasi. Industri perfilm-an India tergolong besar dan sanggup merekrut banyak tenaga kerja. Bollywood merupakan contoh kongkritnya, dengan model dan alur cerita dalam film yang diiringi dengan nyanyian dan tarian tersebut selain mendatangkan profit juga melestarikan seni dan budaya lokal. India merupakan salah satu kawasan Asia Selatan yang memiliki kemegahan kebudayaan yang megah di dunia yang menyaingi Cina dalam kesusasteraan, seni dan arsitektur. Perasaan nasionalis India mulai berkembang setelah timbul rasa bangga atas hasil-hasil kebudayaan mereka yang dipelajari dan kemudian dialih bahasakan oleh sarjana-sarjana asing ke dalam bahasa-bahasa barat. Pada awal abad ke-19 kekayaan di belahan daratan India menarik pedagang bangsa Eropa yang suka bertualang. Di pertengahan abad ke-19 ketika India kehilangan kekuasaan dari tangan East India Company yang jatuh ke dalam kendali pemerintahan Inggris, merupakan kawasan kekuasaan kolonial yang paling kaya permata. Kolonialisme Inggris menguasai seluruh belahan benua itu. Pendapatan per kapita India adalah US$ 200 per tahun. Dari sensus tahun 1987-1988 diketahui bahwa 30% penduduknya dibawah garis kemiskinan. Kesenjangan sosial cukup menjolok dalam hal ekonomi dan distribusi kesehatan. Bisa dimaklumi bahwa populasi penduduk yang sangat besar tersebut, disamping sebagai human capital juga merupakan beban negara. Terlebih bila diingat bahwa
  • 3. 2 selama 150 tahun India dibawah penjajahan Inggris dan baru pada tahun 1947 mengalami kemerdekaan. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian, nutrisi, obat-obatan dan industri oleh para pendidik India diakui harus memiliki hubungan dengan pendidikan dan modernisasi. Ilmu-ilmu sosial dan prilaku belum digunakan secara efektif dalam menyelesaikan persoalan dan hambatan yang dihadapi oleh masyarakat yang sedang berubah. Segera setelah tahun 1947, Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa seluruh dasar pendidikan mestilah diubah secara revolusioner. India merdeka mencoba untuk modernisasi secara tepat dengan menempatkan banyak sumber dan kepemimpinanya untuk diprioritaskan pada pelayanan pembangunan ekonomi, sistem pendidikan diizinkan berkembang tanpa kritik yang berarti. Pada tahun 1964, pemerintah mengangkat komisi pendidikan tingkat tinggi untuk memberi nasehat pada pemerintahan tentang pola pendidikan nasional di seluruh jenjang dan aspeknya. Laporan komisi pendidikan ini diterbitkan pada tahun 1996 dan merupakan analisis pertama tentang kondisi sistem pendidikan di india dalam hubungannya dengan tujuan pembangunan. Laporan itu sendiri bukanlah sebuah rencana atau badan hukum melainkan dirancang untuk melayani sebagai latar belakang bagi munculnya rencana dan peraturan baru. Salah satu isu pendidikan di India adalah meningkatkan kesenjangan sosial akibat konflik Islam-Hindu yakni kasus masjid Babri di Khasmir, saat itu umat hindu mengklaim bahwa kaum muslim telah mendirikan masjid di tanah kelahiran dewa Rahma yang dianggap suci. Bahkan umat Islam dianggap telah menghancurkan kuil Hindu di atas tanah tersebut yang menyulut konflik berkepanjangan1 . Inilah yang akan menjadi titik fokus penulis dalam melakukan pembahasan, yaitu bagaimana kebijakan pendidikan pemerintah India merespon terhadap konflik akibat konflik Islam-Hindu atau lebih tepatnya respon terhadap isu multikulturalisme. 1 Aim Mualim, “Pendidikan di India”. http://aim-mualim.blogspot.com/2012/05/pendidikan- di-india.html. Dalam Google.co.id. 2012. Diakses 22 Maret 2014, Jam 20.05 2014.
  • 4. 3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dalam latar belakang, maka penulis dalam hal ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan. 1. Bagaimana sistem pendidikan di India ? 2. Bagaimana karakteristik pendidikan multikultural ? 3. Bagaimana kebijakan pemerintah India terhadap isu multikulturalisme di India ?
  • 5. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Pendidikan di India Komisi pendidikan India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3 tahun usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar dan terbagi dalam tiga jenjang yaitu primary (5 tahun), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun sebagai persiapan memasuki pendidikan tinggi. Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis sudah mulai sejak secondary school2 . Struktur pendidikan sekolah yang seragam tersebut yakni sistem 10-2-3 tahun, telah diadopsi oleh seluruh negara bagian dan teritori India (Union Territory,UT). Meskipun begitu, di lingkungan pemerintah dan teritori India masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary), menengah (upper primary) dan atas (high and higher secondary school) yang membolehkan kelas I mengikuti ujian umum, pengajaran bahasa inggris dan hindi, beberapa hari kerja dalam setahun, sesi akademik, masa liburan, struktur biaya, pendidikan wajib dan lain sebagainya. Bila dijabarkan dalam tingkat usia sekolah akan tampak sebagai berikut : 1. Tingkat dasar (primary stage) yang meliputi kelas I sampai V yakni 5 tahun masa belajar. Ini dilaksanakan di 20 negara bagian dan teritoria India 2. Pendidikan tingkat menengah (middle stage) meliputi kelas VI sampai VIII diselenggarakan di 18 negara bagian dan teritoria India. 3. Pendidikan menengah atas (secondary stage) meliputi kelas IX sampai X. Kelas ini diselenggarakan di 19 negara bagian dan teritoria India Pendidikan kejuruan, baik jurusan teknik maupun bisnis merupakan pola pendidikan ghandi, yaitu pembentukan ”manusia berkepribadian yang utuh, kreatif dan produktif”. Pada tahun 1960 kemajuan minat siswa pada pendidikan kejuruan sangat kecil. Hingga tahun 1992 siswa yang mengikuti pendidikan dalam bidang ini hanya 6%. Akan tetapi pada tahun 1995 terjadi lonjakan signifikan, yaitu sebesar 2 Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hal. 147.
  • 6. 5 25% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pendidikan tinggi mengambil pendidikan kejuruan ini3 . Pendidikan nonformal dilaksanakan dengan dibentuknya lembaga pendidikan yang bersifat terbuka bagi semua siswa, tidak terikat dengan proses pembelajaran secara langsung dan beban biaya yang tinggi4 . B. Karakteristik Pendidikan Multikultural Sebagai sebuah wacana baru, pendidikan multikultural sesungguhnya hingga saat ini belum begitu jelas dan masih banyak pakar pendidikan yang memperdebatkanya. Namun demikian, bukan berarti definisi pendidikan multikultural tidak ada atau tidak jelas. Sebetulnya, sama dengan definisi pendidikan yang penuh penafsiran antara satu pakar dengan pakar lainya didalam menguraikan makna pendidikan itu sendiri. Hal ini juga terjadi pada penafsiran tentang arti pendidikan multikultural. Zakiyuddin Baidhawy mendefiniskan pendidikan multikultural sebagai : Pendidikan yang mengeksplorasi sisi-sisi partikular dan universal dalam cultur studies; ia berusaha memahami kebudayaan-kebudayaan dan masyarakat-masyarakat partikular dalam konteks dan dari perspektif mereka sendiri; ia mengedepankan analisis perbandingan, pemahaman etno-relatif, penilaian yang rasional tentang perbedaan dan persamaan terhadap berbgai kebudayaan dan masyarakat; dan ia berupaya mengidentifikasi ideal-ideal dan praktek-praktek bersama dan universal yang melampaui kebudayaan-kebudayaan dan masyarakat-masyarakat partikular, membangu jembatan di antara berbagai kebudayaan, serta menyediakan basisi bagi hubungan manusiawi5 . Menurut James A. Banks bahwa pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of colour6 . Artinya, pendidikan multikultural ingin mengeksploitasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah Tuhan/Sunnatullah). Kemudian bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan semangat egaliter. 3 Ibid., Hal. 149 4 Ibid., Hal. 149 5 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Erlangga, 2005), hal. 8. 6 James A. Banks & Cherry A. McGee “Multicultural of Education: Issues and Perspectives” dalam Muhammad Ali Lintuhaseng, Nilai-nilai Pendidikan Pendidikan Multikultural dalam Buku-buku Ajar Sejarah Kebudayaan Islam: Telaah atas Pelajaran SKI Kelas XII Madarasah Aliyah, Tesis, Prodi Pendidikan Islam Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011, hal. 19.
  • 7. 6 Kemudian Hilda Hernandez sebagaimana yang dikutip oleh Choirul Mahfud mengatakan bahwa : Pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik, sosial, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan manusia yang kompleks dan beragama secara kultur, dan merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas, dan gender, etnisitas, agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan. Atau degan kata lain bahwa, ruang pendidikan sebagai media transformasi ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) hendaknya mampu memberikan nilai-nilai multikulturalisme dengan cara saling menghargai dan menghormati atas realitas yang beragam (plural), baik latar belakang maupun basis sosio-budaya yang melingkupinya7 . Lebih lanjut dikatakan James A. Banks, bahwa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural sebagai ide atau konsep, sebagai gerakan reformasi pendidikan dan sebagai suatu proses. Sebagai suatu ide atau konsep, pendidikan multikultural ditekankan pada keharusan memberikan kesempatan memperoleh pendidikan yanhg sama bagi setiap peserta didik tanpa memandang dari kelompok mana dia berasal. Sebagai suatu gerakan reformasi pendidikan, pendidikan multikultural mencoba untuk merubah kurikulum dan paradigama sekolah maupun institusi pendidikan sehingga terciptanya pendidikan yang tidak diskriminatif, yang toleran, dan mengharagai nilai-nilai kemanusiaan. Adapun sebagai proses, pendidikan multikultural mempunyai tujuan mendorong terciptanya keadilan, kebebasan, toleransi dan kesamaan bagi setiap peserat didik dalam setiap aktifitas yang dialakukan oleh dunia pendidikan8 . Sementara itu, konsep dasar pendidikan multikultural menurut Gary Burnett sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar, adalah : Konsep dasar pendidikan multikultural terdiri dua hal, yaitu nilai-nilai inti (core value) dari pendidikan multikultural dan tujuan pendidikan multikultural. Nilai inti dari pendidikan multikultural anatara lain : 1) apresiasi terhadap realitas budaya di dalam masyarakat dengan pluralitasnya.2) pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi manusia. 3) kesadaran dan pengembangan tanggung jawab dari masyarakat. 4) 7 Hilda Hernandez “Multicultural Education: A Teacher Guide to Lingking Context, Process, and Content” dalam Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 175- 176. 8 James A. Banks “Multicultural Education: Charateristic and Goals” dalam Muhammad Ali Lintuhaseng, Nilai-nilai Pendidikan..., hal. 171.
  • 8. 7 kesadaran dan pengembangan tanggung jawab manusia terhadap alam semesta9 . Mengenai tujuan pendidikan multikultural, Paul C. Gorski merumuskan ada tiga tujuan utama dari pendidikan multikultural : Multicultural education is a progressive approach for transforming education that holitically critiques and responds to discriminatory policies and practices in education. It is grounded in ideals of social justice, education equity, critical pedagogy, and dedication to providing educational experiences in which all students reach their full potentials as learners and as socially aware and active beings, locally, nationally, and globally10 . Dengan kata lain, tiga tujuan utama tersebut adalah: 1) meniadakan diskriminasi pendidikan, memberikan peluang yang sama pada anak untuk mengembangkan potensinya. 2) menjadikan anak bisa mencapai prestasi akademik sesuai potensinya. 3) menjadikan anak sadar sosial dan aktif sebagai warga masyarakat lokal, sosial, dan global. C. Kebijakan Pendidikan Pemerintah India terhadap Isu Multikulturalisme Kebijakan pendidikan antisipatif pemerintah India terhadap isu multikulturalisme, antara lain dengan jalan sebagai berikut11 : 1. Membuka program penyetaraan pendidikan bagi Sekolah Dasar dan melakukan pemberantasan buta huruf. Sensus 1991 mengindikasikan bahwa tingkat illiterate telah mencapai 52.1 % yang meliputi anak berusia 7 tahun ke atas, dan 23 % diantaranya adalah wanita. 2. Mengenalkan nilai warisan budaya India, persamaan derajat manusia, demokrasi, sekularisme, kesetaraan jender, pengenalan program keluarga kecil bahagia dan menanamkan pola pikir ilmiah. 3. Menyiapkan program pendidikan bagi siswa yang memilki bakat khusus. 9 Gary Burnett “Varieties of Multicultural Education: An Introduction” dalam H.A.R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan (Magelang: Teralitera, 2003), hal. 170-171. 10 Paul C. Gorski “The Challenge of Defining Multicultural Education” dalam Tatang M. Amirin “Implementasi Pendekatan Pendidikan multikultural Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia”, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol.1 No.1 (Juni, 2012), hal. 4. 11 Lihat, Suyadi “Handout Perkuliahan Perbandingan Pendidikan”, Jurusan Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010, hal.4.
  • 9. 8 4. Pembaharuan kebijaksanaan pendidikan yang rutin dilakukan setiap jangka waktu 5 tahun sekali.
  • 10. 9 BAB III KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan untuk menjawab rumusan masalah dapat ditarik kesimpulan, bahwa : Komisi pendidikan India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3 tahun usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar dan terbagi dalam tiga jenjang yaitu primary (5 tahun), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun sebagai persiapan memasuki pendidikan tinggi. Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis sudah mulai sejak secondary school. Ada tiga tujuan utama atau karakteristik dari pendidikan multikultural “Multicultural education is a progressive approach for transforming education that holitically critiques and responds to discriminatory policies and practices in education. It is grounded in ideals of social justice, education equity, critical pedagogy, and dedication to providing educational experiences in which all students reach their full potentials as learners and as socially aware and active beings, locally, nationally, and globally” Kebijakan pendidikan antisipatif pemerintah India terhadap isu multikulturalisme, antara lain dengan jalan sebagai berikut : 1. Membuka program penyetaraan pendidikan bagi Sekolah Dasar dan melakukan pemberantasan buta huruf. Sensus 1991 mengindikasikan bahwa tingkat illiterate telah mencapai 52.1 % yang meliputi anak berusia 7 tahun ke atas, dan 23 % diantaranya adalah wanita. 2. Mengenalkan nilai warisan budaya India, persamaan derajat manusia, demokrasi, sekularisme, kesetaraan jender, pengenalan program keluarga kecil bahagia dan menanamkan pola pikir ilmiah. 3. Menyiapkan program pendidikan bagi siswa yang memilki bakat khusus. 4. Pembaharuan kebijaksanaan pendidikan yang rutin dilakukan setiap jangka waktu 5 tahun sekali
  • 11. 10 DAFTAR PUSTAKA Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, Yogyakarta: Gama Media, 2003. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1975. H.A.R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan, Magelang: Teralitera, 2003. , Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. , Multikulturalisme Tantangan-Tantangan Global Masa Depan dan Transformasi Pendidikan Nasional, Jakarta: Grasindo, 2004. , Pendidikan , Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia: Strategi reformasi Pendidikan Nasional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam. Cet. ke-6. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990. Tobroni, Relasi Kemanusiaan Dalam Keberagaman: Mengembangkan Etika Sosial Melalui Pendidikan, Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012. Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga, 2005.