SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
Baixar para ler offline
STRATEGIC MANAGEMENT
Strategic Control
Alfrianty Sauran
55117010005
Mahasiswa Magister Management
Universitas Mercu Buana
Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA
Dosen Magister Management
Universitas Mercu Buana
‘18
2
Strategic Management
Strategy Control
Executive Summary
Controlling merupakan salah satu fungsi penting manajemen yang harus
dilakukan oleh semua manajer untuk mencapai tujuan organisasinya. Pengendalian
dapat diartikan sebagai fungsi manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan dalam
organisasi dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Fungsi Pengendalian atau
controlling ini juga memastikan sumber-sumber daya organisasi telah digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasinya.
Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian pengendalian
(controlling) ini, Pengendalian adalah proses dimana para manajer memantau dan
mengatur bagaimana sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan
efektif. Dalam pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah
strategi dan struktur organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal
tersebut dapat ditingkatkan dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja.
Proses kontrol dan evaluasi menjamin suatu tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
Hal ini membandingkan performansi dengan hasil yang diinginkan dan
menyediakan feedback yang dibutuhkan untuk manajemen mengevaluasi hasil dan
mengkoreksi tindakan, sesuai dengan yang dibutuhkan.
Fungsi nya:
 Menentukan apa yang akan diukur
 Menetapkan standard untuk performansi
 Mengukur performansi yang aktual
 Membandingkan performansi aktual dengan standart
 Mengambil tindakan korektif
Fungsi Pengendalian pada dasarnya dilakukan di semua jenis organisasi baik
yang berupa komersial maupun yang non-komersial dan dilakukan di semua
tingkatan manajemen yaitu manajemen puncak, manajemen tingkat menengah
maupun manajemen tingkat bawah. Fungsi Pengendalian akan membandingkan
kinerja aktual organisasi dengan standar yang ditentukan, menemukan
penyimpangan dan upaya untuk mengambil tindakan korektif. Dalam fungsi
pengendalian ini juga membantu merumuskan perencanaan di masa yang akan
‘18
3
Strategic Management
Strategy Control
datang. Dengan demikian, Fungsi pengendalian akan membantu dalam membawa
siklus manajemen kembali ke perencanaan.
Pengendalian strategik (strategic control) (Hill & Jones, 1998: 382) adalah proses
yang dilakukan para manajer dalam memantau kegiatan-kegiatan yang berlangsung
dan semua anggota yang terlibat untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yaitu
mencakup efisiensi dan efektifitas yang terbentuk dan tindakan perbaikan yang
dianbil untuk memperbaiki kinerja jika ada yang tidak sesuai tujuan-tujuan
perusahaan. Pertama, para manajer strategik memilih strategi dan struktur yang
mereka harapkan mengikuti organisasi untuk menggunakan sumber-sumber yang
paling efektif untuk menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan. Kedua, para
manajer strategik menciptakan sistem kendali untuk memantau dan mengevaluasi,
dalam fakta, strategi organisasi dan strukutr mereka yang berlansung / bekerja
sebagaimana yang diharakan para manajer, bagaimana semua itu dapat diperbaiki,
dan bagaimana dapat dirubah jika semua itu tidak bekerja semestinya.
Pengendalian strategik juga berarti memelihara sebuah organisasi pada jalurnya,
mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi, dan merespon secepatnya
adanya peluang-peluang baru yang muncul di dalamnya. Para manajer
memfokuskan perhatian pada organisasi pada esensi untuk memenangkan,
memotivasi orang dengan komunikasi nilai atas sasaran, menghidupakn kontribusi
individu dan kelompok, memerpetahankan antusiasme ... dan menggunakan dengan
cepat secara konsisten untu menjaga alokasi sumber-sumber.
Jadi, pengendalian strategi selain memantau bagaimana baiknya suatu organisasi,
dan membuat semua pihak mencapai tujuan-tujuan sekarang atau bagaimana
baiknya perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber yang ada. Pengendalian
strategik juga menjaga motivasi para pekerja, difokuskan pada menghadapi
masalah-masalah penting suatu organisasi sekarang dan mendatang, dan
bekerjasama untuk mendapatkan solusi-solusi yang dapat membantu suatu
organisasi untuk tampil lebih baik sepanjang waktu.
Pentingnya Pengendalian Strategik
‘18
4
Strategic Management
Strategy Control
Untuk memahami betapa vital pentingnya pengendalian strategik, memikirkan
bagaimana ia membantu para manajer untuk mencapai superior efficiency, quality,
innovation, dan responsiveness untuk para pelanggan, sebagai bangun dasar
keunggulan bersaing.
Pengendalian dan efisiensi. Untuk menentukan bagaimana efisiensi para manajer
menggunakan sumber-sumber organisasial, para manajer mesti dapat mengukur
keakuratan beberapa unit atas masukan-masukan (bahan mentah, sumber daya
manusia, dan lainnya) yang digunakan untuk memproduksi suatu unit keluaran.
Mereka harus dapat mengukur jumlah kelauaran (barang dan jasa-jasa) yang
diproduksi.
Pengendalian dan mutu. Manajer strategik menciptakan suatu sistem kendali yang
konsisten untuk memantau mutu barang-barang dan jasa-jasa juga yang nereka
dapat membuat perbaikan-perbaikan berkelanjutan untuk mutu sepanjang waktu,
yang memberikan mereka suatu keunggulan bersaing. Manajemen mutu terpadu,
suatu sistem kendali organisasi yang lebih luas yang berfokus pada perbaikan mutu
dan mengurangi ongkos-ongkos.
Pengendalain dan inovasi. Pengendalian strategik juga dapat membantu
meningkatkan derajat inovasi dalam suatu organisasi. Inovasi yang sangat sukses
wujud ketika para manajer menciptakan suatu rangkaian organisasional yaitu para
pekerja merasa diberdayakan terwujud, dan dalam kewenangan yaitu para pekerja
disentralisasi juga mereka terbebas dari percobaan dan menanggung risiko-risiko.
Pengendalian dan tanggapan kepada para pelanggan. Akhirnya, para manajer
strategik dapat membantu membuat organisasi mereka lebih tanggap kepada para
pelanggan jika mereka membangun suatu sistem kendali yang membawa mereka
untuk mengevaluasi bagaimana baik para pekerja dengan kontak pelanggan yaitu
melaksanakan pekerjaan mereka. Pemantauan perilaku para pekerja dapat
membantu para manajer menemukan cara-cara untuk membantu meningkatkan
derajad kinerja para pekerja, mungkin dengan mewujudkan pelatihan ketrampilan
dan keahlian dapat mambantu para pekerja atau dengan menemukan prosedur-
prosedur baru yang diikuti para pekerja untuk mewujudkan kerja mereka lebih baik.
Pengendalian strategik dengan pendekatan Balanced Scorecard
‘18
5
Strategic Management
Strategy Control
Hill dan Jones (1998: 384) menjelaskan bahwa berdasarkan pada misi dan tujuan-
tujuan organisasi, para manajer strategik membangun suatu rangkaian atas strategi-
strategi untuk membangun keunggulan bersaing untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Mereka kemudian memantabkan struktur organisasional untuk
menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Untuk
mengevaluasi bagaimana baik strategi dan struktur yang bekerja, para manajer
membangun ukuran-ukuran kinerja spesifik yang mengakses bagaimana baik empat
(blok) bangun keunggulan bersaing dapat dicapai.
 Efisiensi dapat diukur dengan tingkat ongkos-ongkos produksi, jumlah jam
diperlukan untuk memproduksi suatu produk, dan biaya biaya bahan mentah.
 Mutu dapat diukur dengan jumlah yang ditolak, jumlah produk cacat yang
dikembalikan para pelanggan, dan tingkat keandalan (reliability) sepanjang waktu.
 Inovasi dapat diukur dengan jumlah atas produk-produk baru yang
diperkenalkan, waktu yang diperlukan untuk membangun generasi berikutnya atas
produk-produk baru versus persaingan, dan ongkos atas pengembangan produk.
 Tanggapan kepada para pelanggan dapat diukur dengan jumlah para
pelanggan membeli ulang, tingkat penyerahan tepat-waktu kepada para pelanggan,
dan tingkat pelayanan pelanggan.
‘18
6
Strategic Management
Strategy Control
Sistem pengendalian strategik (strategic control system) adalah serangkaian-
sasaran formal, pengukuran, dan sistem-sistem umpan balik yang membimbing
(allow) para manajer strategik untuk mengevaluasi apakah suatu perusahaan
mencapai superioritas efisiensi, mutu, inovasi, dan tanggapan pelanggan dan
mengimplementasikan strategi tersebut dengan sukses (Hill & Jones, 1998: 385).
Suatu sistem kendali yang efektif harus mempunyai tiga karakteristik. Ia harus
cukup fleksibeluntuk membimbing para manajer untuk menanggapi peristiwa-
peristiwa yang perlu dan tidak perlu; ia harus menyediakan informasi akurat,
memberikan gambaran sesungguhnya atas kinerja organisasi; dan ia harus
memasok para manajer dengan informasi dalam suatu sikap yang sesuai waktunya
(timely manner) karena pengambilan keputusan harus menggunakan data yang
mutakhir.
Mendesain suatu sistem kendali strategik yang efektif memerlukan empat langkah
(Hill & Jones, 1998: 386),
Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)
Standar ini akan digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu
unit kerja, departemen ataupun organisasi secara keseluruhan. Standar dapat juga
disebut sebagai kriteria untuk menilai kinerja organisasi atau unit kerja dari
organisasi tersebut. Informasi evaluasi dan kontrol meliputi didalamnya data
performansi dan report aktifitas. Jika hasil performansi yang tidak diinginkan
dikarenakan oleh proses manajemen strategik tidak digunakan dengan tepat,
manajer operasional haus tahu tentang itu supaya dia dapat mengkoreksinya.
Pada umumnya, Standar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu Tangible dan Intangible.
 Tangible (terukur atau nyata) – Tangible
adalah standar yang dapat diukur dan nyata. Biasanya disebut juga dengan
Standar yang terukur (Measurable Standards). Standar Terukur yang
ditentukan oleh Manajemen dapat berupa Standar waktu yang harus dicapai
(Time), standar biaya (Cost), standar penjualan (Sales), standar pangsa
pasar (Market Share), standar produktivitas (Productivity) hingga laba yang
harus dicapai (Profit).
‘18
7
Strategic Management
Strategy Control
 Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah standar
yang tidak dapat diukur secara moneter ataupun angka. Standar Intangible ini
lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan standar tangible. Contohnya
Standar Intangible seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan,
penyimpangan pekerjaan seorang karyawan, kreativitas karyawan ataupun
kesetiaan pelanggan.
Pekerjaan Pengendalian Manajemen ini akan menjadi lebih mudah dengan adanya
penetapan standar ini. Hal ini dikarenakan pengendalian manajemen dilakukan
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh manajemen itu sendiri.
Langkah 2. Mengukur Kinerja (Performance Measurement)
Performansi adalah hasil akhir dari aktivitas. Dimana pengukuran digunakan untuk
memilih penilaian performansi tergantung pada penilaian perusahaan dan tujuan
yang akan dicapai. Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah
mengukur kinerja. Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila
unit/satuan ataupun kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya,
Pengukuran kinerja harus berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria
yang telah ditentukan. Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan
seragam sepanjang proses pengukuran atau penilaian ini. Misalnya, jika kita
menentukan standar produktivitas adalah dalam bentuk satuan persentasi (%), kita
harus tetap menggunakan persentasi (%) untuk mengukurnya dan tidak boleh
menggunakan satuan lain seperti biaya (Rupiah) untuk mengukurnya. Suatu
perusahaan perlu untuk mengembangkan tindakan yang akan mempredikasi seperti
profit diantaranya. Hal ini dikenal sebagai steering control karena mereka mengukur
variabel yang mempengaruhi profit dimasa yang akan datang.
Langkah 3. Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan
(Comparison of actual and standard performance)
Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditentukan merupakan langkah
yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran kinerja
pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini
merupakan langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen. Penyimpangan
‘18
8
Strategic Management
Strategy Control
dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara kinerja aktual dengan target atau
standar yang ditetapkan. Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah
ini, yaitu bentuk penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan.
Manajer juga harus mengetahui dan membedakan yang mana merupakan
penyimpangan minor (kecil) yang dapat diabaikan terlebih dahulu dan yang mana
merupakan penyimpangan utama yang harus segera mengambil tindakan yang
serius. Sebagai contoh, jika biaya alat-alat tulis terjadi kenaikan dari target 5%
menjadi aktual 8% maka penyimpangan tersebut dapat dikategorikan sebagai
penyimpangan minor (kecil). Namun disisi lain, jika tingkat cacat produksi bulanan
meningkatkan terus menerus maka dapat dikategorikan sebagai penyimpangan
besar yang harus segera diambil tindakan perbaikannya. Setelah mengetahui
penyimpangan yang terjadi, seorang manajer harus segera mencari penyebab
terjadinya penyimpangan tersebut.
Langkah 4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action)
Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui, tahap selanjutnya
adalah mengambil tindakan perbaikan. Jika penyimpangan yang terjadi merupakan
penyimpangan kecil yang masih dapat diterima maka tidak perlu melakukan
tindakan korektif. Namun jika penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan
besar yang telah melampai batas yang dapat diterima maka harus segera
mengambil tindakan perbaikan dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan
supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Contohnya, target tingkat kecacatan (reject rate) produk di produksi yang dapat
diterima adalah 2%, namun pada aktualnya tingkat kecacatan produk di produksi
adalah 5%. Tingkat kecacatan tersebut telah melampaui batas yang dapat diterima
sehingga diperlukan penyelidikan terhadap penyimpangan tersebut. Setelah
diselidiki, ternyata yang menyebabkan tingginya tingkat kecacatan produk ini adalah
adanya pengaturan mesin yang salah. Dengan diketahuinya penyebab terjadinya
penyimpangan tersebut, maka kita harus mengambil tindakan perbaikan yaitu
mengatur kembali mesin tersebut ke pengaturan yang benar dan memberikan
indikasi di mesin supaya tidak terjadi pengaturan yang salah lagi di kemudian hari.
‘18
9
Strategic Management
Strategy Control
Activity Based Costing
Aktivitas berdasarkan pengeluaran (biaya) baru baru ini dikembangkan sebagai
metode accounting untuk mengalokasi indirect dan fixed cost untuk individual
product atau product lines berdasarkan nilai tambah aktivitas yang terjadi dalam
product ini. Metode accounting ini sangat berguna dalam menentukan analisis value
chain dalam aktivitas perusahaan untuk menentukan keputusan.
Enterprise Risk Management
Proses terintegrasi untuk mengatur ketidak pastian yang dapat berpengaruh negatif
atau positif yang dapat berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.Proses menilai
resiko meliputi ;
 Mengidentifikasi resiko, dengan menggunakan skenario analisis atau
brainstorming atau dengan melakukan pengukuran resiko itu sendiri.
 Merangking resiko, dengan menggunkan scale of impact atau yang
semacamnya
 Mengukur resiko, dengan menggunakan agreed upon standard.
Primary Measures Of Corporate Performance
Analisis merekomendasikan menggunakan metode yang dapat mengevaluasi
strategi yang sukses atau gagal. Beberapa metode diantaranya traditional financial
measures, stakeholders measures, shareholders value, dan balanced scorecard
approach.
 Traditional Financial Measures
Diantaranya yaitu ROI (return on investmet) , Earning per share (EPS) Return on
equity (ROE), dan operating cash flow
 Stakeholder Measures
Setiap stakeholder mempunyai pemikiran masing masing untuk menetukan
sebaik apa performansi perusahaan. Kriteria ini secara umum berhubungan
dampak aktivitas perusahaan dengan keinginan stakeholders baik secara
langsung maupun tidak.
 Shareholder value
Shareholder value dapat didefinisikan sebagai present value of the anticipated
future stream of cash flows from the business plus the value of the company if
‘18
10
Strategic Management
Strategy Control
liquidated. Nilai saat kini dari perkiraan pengeluaran cash flow secara besar yang
telah diantisipasi dari kinerja perusahaan, jika perusahaan dilikuidasi.
 Balanced scorecard appoach : using key performance measures
Balanced scorecard menggabungkan pengukuran finansial yang menyatakan
hasil dari tindakan telah diambli dengan pengukuran operasional berdasarkan
kepuasan pelanggan, proses internal, dan inovasi dan perkembangan
perusahaan. Manajemen seharusnya mengembangkan tujuan atau sasaran di
empat area dibawah ini;
 Finansial ; bagaimana kami terlihat di shareholder
 Customer ; bagaimana customer melihat kita
 Internal business perspektive ; apa yang musti kita lampaui
 Innovation and learning ; dapatkah kita meneruskan peningkatan dan
menciptakan nilai lebih
Kaplan dan Norton pembangun pendekatan ini, menyarankan:
Pikirkan the balanced scorecard sebagai tombol penyetel dan indikator-indikator
dalam cockpit pesawat terbang. Untuk tugas-tugas kompleks atas penavigasian dan
penerbangan sebuah pesawat, para pilot perlu informasi rinci tentang banyak aspek
atas penerbangan. Para pilot perlu informasi bahan bakar, kecepatan udara,
ketinggian, pembelajaran / petunjuk, tujuan, dan indikator-indikator yang meringkas
lingkungan saat sekarang dan yang diramalkan. Kepercayaan (reliance) pada satu
instrumen dapat fatal. Dengan cara yang sama, kompleksitas atas mengelola suatu
organisasi sekarang mensyaratkan bahwa para manajer harus bisa memandang
kinerja dalam beberapa area secara simultan.
Cara para manajer strategik mampu membangun suatu keunggulan bersaing
diterjemahkan ke dalam kinerja organisasi yaitu kemudian diukur menggunakan
ukuran-ukuran keuangan seperti aliran kas, pertumbuhan penjualan kuartalan,
peningkatan pangsa pasar, dan ROI atau ekuitas. Berdasarkan suatu evaluasi atas
serangkaian lengkap atas ukuran-ukuran dalam the balanced scorecard, para
manajer strategik dalam suatu posisi yang bagus untuk mengevaluasi kembali misi
dan tujuan-tujuan perusahaan dan mengambik tindakan korektif untuk
menghilangkan masalah-masalah atau mengeksploitasi kesempatan-kesempatan
‘18
11
Strategic Management
Strategy Control
baru dengan perubahan strategi dan struktur organisasi, yakni tujuan dari
pengendalian strategik.
Tingkatan Pengendalian Strategik
Sistem pengendalian strategik dibangun untuk mengukur kinerja pada empat
tingkat dalam suatu organisasi: tingkat perusahaan, tingkat divisional, tingkat
fungsional, dan tingkat individual (Hill & Jones, 1998: 387). Para manajer pada
semua jenjang mesti mengembangkan serangkaian ukuran-ukuran yang sangat
tepat (most appropriate) untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, bisnis, dan tingkat-
fungsional. Sebagaimana disarankan pendekatan balanced scorecard, ukuran-
ukuran tersebut harus dikaitkan (tied) sedekat mungkin kepada tujuan-tujuan atas
pencapaian superioritas efisiensi, mutu, inovasi, dan tanggapan para pelanggan.
Ketelitian (care) mesti dilakukan, bagaimana pun, untuk meyakinkan bahwa standar-
standar digunakan pada tiap tingkat tidak dapat menyebabkan masalah-masalah
pada tingkat-tingkat lain, sebagai contoh, bahwa usaha untuk memperbaiki kinerja
divisi tidak boleh menimbulkan konflik dengan kinerja perusahaan. Lebih jauh,
pengendalian pada setiap tingkat harus menjadi dasar pada para manajer pada
tingkat-tingkat di bawahnya dapat memilih sistem-sistem kendali mereka.
Menurut Hill dan Jones (1998: 388) ragam tipe sistem pengendalian terdiri
atas: pengendalian keuangan (financial controls), pengendalian keluaran (output
controls), pengendalian perilaku (behavior controls), dan pengendalian kultur
organisasional (organizational culture controls). Pengendalian keuangan diukur
dengan harga saham, dan ROI. Pengendalian keluaran dapat diukur dengan tujuan-
tujuan divisional, tujuan-tujuan fungsional, dan tujuan-tujuan individual.
Pengendalian perilaku dapat diukur dengan anggaran-anggaran,
standardisasi, dan aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Standardisasi suatu
organisasi mencakup: masukan-masukan, kegiatan-kegiatan konversi, dan keluaran-
keluaran. Pengendalian kultur organisasional dapat diukur dengan nilai-nilai, norma-
norma, dan sosialisasi.
Menurut O.E. Williamson (Hill dan Jones, 1998: 392) Pengendalian perilaku
(behavior control) adalah pengendalian melalui penetapan atas suatu sistem
komprehensif (=menyeluruh) atas aturan-aturan dan prosedur-prosedur untuk
‘18
12
Strategic Management
Strategy Control
mengarahkan tindakan-tindakan atau perilaku atas divisi-divisi, fungsi-fungsi, dan
individu-individu.
Dalam pengendalian perilaku, perhatian tidak spesifik pada tujuan-tujuan,
tetapi untuk menstandarisasi cara mencapainya. Aturan-aturan standar perilaku dan
membuat outcomes yang dapat diprediksi. Jika para pekerja mengikuti aturan-
aturan, kemudian tindakan-tindakan diwujudkan dan keputusan-keputusan ditangani
dalam waktu yang sama dan waktu mengatasinya. Hasil yang dapat diprekdisi dan
akurat merupakan cita-cita atas semua sistem pengendalian. Jenis-jenis utama atas
pengendalian perlikau yaitu anggaran pelaksanaan dan standarisasi. Anggaran
pelaksanaan (operating budget) adalah suatu cetakbiru yang menyatakan
bagaimana para manajer bermaksud untuk menggunakan sumber-sumber
organisasional untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional yang paling
efisien. Standarisasi (standardization) merujuk kepada derajat untuk suatu
spesifikasi perusahaan bagaimana keputusan-keputusan dibuat juga bahwa perilaku
para pekerja menjadi dapat diprediksi.
Budaya keorganisasian (organizational culture) adalah koleksi spesifik atas
nilai-nilai dan norma-norma yang disumbangkan oleh orang dan kelompok-kelompok
dalam organisasi dan yang mengendalikan cara mereka berinteraksi dengan yang
laindan dengan para pihak di luar organisasi. Umumnya, budaya keorganisasian
adalah produk atas kepemimpinan strategik.
Kepemimpinan strategik (strategic leadership) dipengaruhi oleh dua faktor
(Hill dan Jones, 1998: 398) yaitu pengaruh pendiri (the influence of the founder) dan
struktur keorganisasian (organizational structure). Kepemimpinan pendiri
perusahaan umumnya menjadi pola yang akan diikuti oleh para manajer melalui
pengembangan aturan-aturan dan norma-norma yang membentuk nilai-nilai perlikau
para manajer dan para pekerja suatu perusahaan. Karena pendiri suatu perusahaan
merupakan pemimpin pertama yang menduduki posisi puncak yang memiliki
kekuasaan dankewenangan untuk membangun budaya perusahaan yang diyakini
kebernarannya. Bentuk struktur keorganisasian mencerminkan berbagai peran
beserta aturan dan norma-norma sebagai sarana mencapai tujuan-tujuan dan
sasaran suatu organisasi, karena itu struktur keorganisasian mengarahkan ke suatu
aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu yang membentuk budaya perusahaan.
Para manajer strategik membutuhkan penghargaan atas fakta tersebut ketika
melaksanakan strategi mereka.
‘18
13
Strategic Management
Strategy Control
Budaya adaptif dan budaya lamban (adaptive and inert cultures)
merupakan dua budaya yang berlawananan. Adaptive cultures adalah budaya
yang inovatif dan mendorong dan inisiatif balas jasa yang dilakukan oleh para
manajer tingkat menengah dan para manajer tingkat bawah. Inert cultures adalah
budaya perusahaan yang berhati-hati dan konservatif, tidak menilai apa yang
dilakukan para manajer menengah dan para manajer bawah, dan di dalamnya, tidak
mngharapkan perilaku aktif mereka. Dalam praktek budaya inovatif lebih sukses dari
pada budaya lamban yang dikembangkan perusahaan untuk mencapai tujuan-
tujuannya.
Komposisi atas tim manajemen puncak membantu menentukan arah
strategi perusahaan, dan kepribadian dan visi atas anggota-anggota tim yang
menetapkan nilai-nilai dan norma-norma yang akan diikuti para manajer tingkat-
bawah. Contoh, Coca-Cola telah memutuskan membentuk suatu tim manajemen
puncak yang direkrut dari berbagai negara, untuk mengelola strategi global
perusahaan tersebut. Seperti Coca-cola, banyak organisasi telah meningkatkan
perhatian untuk perencanaan bagi kesuksesan eksikutif dalam tim manajemen
puncak juga mereka dapat mengelola budaya perusahaan sepanjang waktu.
Sifat-sifat budaya yang kuat dan budaya perusahaan adaptif perlu
dikembangkan. Organisasi yang adaptif sukses, karena tiga alasan (Hill & Jones,
1998: 401). Pertama, perusahaan yang sukses mempunyai nilai-nilai yang
mempengaruhi suatu yang bias untuk suatu tindakan (bias for action). Kedua,
serangkaian nilai-nilai berakar (stems) dari hakekat atas misi organisasi (nature of
the organization’s mission). Ketiga, serangkaian nilai-nilai yang terkandung pada
bagaimana untuk melaksanakan (mengoperasikan) organisasi (how to operate the
organization). Ketiga rangkaian utama atas nilai-nilai pada jantung atas budaya
organisasi dan membawa manajemen dan memelihara mereka melalui
kepemimpinan strategik. Para manajer strategik perlu menetapkan nilai-nilai dan
norma-norma yang akan membantu mereka membawa organisasi mereka ke masa
yang akan datang.
Sistem balas jasa strategik (strategic reward systems) dapat dilakukan
melalui sistem balas jasa individual dan dikombinasikan dengan sistem balasjasa
kelompok. Sistem balasjasa individual dapat berbentuk piecework plans jika
‘18
14
Strategic Management
Strategy Control
keluaran dapat secara objektif diukur. Sistem balas jasa individual dapat berbentuk
sistem komisi (commission systems). Sistem balasjasa individual dapat pula
berbentuk bonus plans, dan promotion. Sistem balasjasa kelompok dapat
berbentuk group-based bonus systems, profit sharing system, employee stock option
plans, dan organization bonus systems.
‘18
15
Strategic Management
Strategy Control
STUDI KASUS GOJEK
A. Kerangka Kerja Pengendalian Manajemen
Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber
daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pengendalian manajemen memiliki beberapa ruang lingkup
diantaranya:
1. Pengendalian top management adalah sistem pengendalian intern yang ada
pada suatu organisasi yang mendorong keterlibatan, kepedulian dan
tanggungjawab pimpinan atas organisasi terhadap kegiatan teknologi pada
organisasi tersebut. Top Management bertanggung jawab untuk
membuat master-plan sistem informasi, meliputi rencana jangka panjang &
jangka pendek. Penyusunan rencana meliputi 3 hal :
 Mengetahui kesempatan dan masalah yang dihadapi organisasi sehingga
teknologi informasi dan sistem informasi dapat digunakan secara efektif
 Mengindentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk menyediakan
teknologi dan sistem informasi yang di perlukan.
 Membuat strategi dan taktik yang diperlukan
untuk memperoleh sumber daya tersebut.
2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem
Pengendalian, pengembangan dan pemeliharaan sistem diperlukan untuk
mencegah dan mendeteksi kemungkinan kesalahan pada waktu
pengembangan dan pemeliharaan sistem, serta untuk menperoleh keyakinan
memadai bahwa sistem berbasis teknologi informasi dikembangkan dan
dipelihara dengan cara efesien dan melalui proses otorisasi dengan
semestinya.
3. Pengendalian Manajemen Sumber Data
Di dalam suatu sistem berbasis teknologi informasi, pengendalian sumber
data yang baik adalah :
 User harus dapat berbagi data
‘18
16
Strategic Management
Strategy Control
 Data harus tersedia digunakan kapan saja, dimana pun, dan dalam bentuk
apa pun.
 Sistem manajemen data harus menjamin adanya sistem
penyimpanan yang efisien tidak terjadi redundancy data , adanya
data security.
 Data harus dapat di modifikasi dengan mudah.
4. Pengendalian Manajemen Operasi
Pengendalian manajemen operasi merupakan jenis pengendalian internal yang
didesain untuk pengelolaan sumberdaya dan operasi TI pada suatu organisasi.
Pengendalian manajemen disusun dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja
organisasi, pendayagunaan sumber daya informasi, dan pembagian tugas yang bai
bagi suatu organisasi yang menggunakan sistem berbasis teknologi informasi.
5. Pengendalian Manajemen Keamanan
Pengendalian internal terhadap manajemen keamanan dimaksudkan untuk
menjamin agar aset sistem informasi tetap aman. Aset sumber daya informasi
mencakup fisik (perangkat mesin dan fasilitas penunjangnya) serta aset tak
berwujud (non fisik, misalnya data/informasi, dan program aplikasi komputer).
B. KASUS
1. Sejarah Go-Jek
GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang
melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Tujuan Nadiem Makarim mendirikan
GO-JEK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor
informal di Indonesia. GO-JEK telah bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara
ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai
macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO-
JEK bertumpu pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Para
Driver GO-JEK mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak
bergabung sebagai mitra, mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan
kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi GO-
JEK. GO-JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk
‘18
17
Strategic Management
Strategy Control
Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang,
Palembang, dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya
pada tahun mendatang.
2. Cara Melamar Menjadi Mitra Go-Jek
 Syarat Daftar Go-Jek
Syarat yang harus dipenuhi bagi calon pelamar pekerjaan menjadi mitra Go-Jek
adalah harus menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan iantaranya: fotokopi
KTP, SIM C, STNK, KK; surat keterangan domisili apabila KTP dan tempat tinggal
berbeda; jaminan asli bpkb/ ijazah terakhir/ KK/ Akte Lahir/ Buku Nikah; usia
maksimal 55 tahun; pendidikan terakhir SMP; serta saat akan mengikuti seleksi
diharapkan membawa motor dan memakai sepatu.
 Cara Daftar Go-Jek
Terdapat beberapa cara agar bisa menjadi mitra Go-Jek yaitu:
a. Mendaftar go-jek saat ada pembukaan lowongan driver go-jek
b. Cara Melamar Go-Jek Lewat e-mail Go-Jek.
3. Sistem Pembayaran Go-Jek
a. Sistem bagi hasil
Go-Jek menerapkan sistem bagi hasil 80:20. Artinya, 80 persen buat driver,
sedangkan pengelola Go-Jek mendapat jatah 20 persen saja. Seandainya dapat
order dengan tarif Rp 100 ribu, berarti Rp 80.000 masuk kantong driver. Pengusaha
Go-Jek hanya mendapatkan Rp 20.000. Meski terdapat sistem bagi hasil, umumnya
pelanggan Go-Jek lebih banyak daripada pengojek pangkalan. Dikarenakan
pengemudi Go-Jek bisa selalu memantau layar hp untuk mencari pelanggan yang
lagi ingin order. Pelanggan dari Go-Jek ini bisa lebih banyak dari pelanggan ojek
pada tukang ojek pangkalan.
b. Asuransi gratis
Pegawai Go-Jek tidak perlu khawatir apabila mengalami kecelakaan, dikaenakan
Go-Jek telah memberikan asuransi dan driver Go-Jek juga tidak perlu membayar
premi sendiri.
‘18
18
Strategic Management
Strategy Control
c. Bonus buat yang rajin
GoJek menerapkan pemberian bonus bagi driver yang rajin mencari order. Setiap
kali berhasil melaksanakan 5 order, driver Go-Jek akan diberikan tambahan uang
Rp 50.000. Kalau semisal 10 order yang didapatkan, berarti driver mendapatkan
tambahan uang sebesar Rp 100.000.
d. Bisa dijadikan alternatif tambahan pekerjaan
Driver GoJek sifatnya freelance atau tidak terikat kontrak. Jadi, bisa saja karyawan
Go-Jek hanya mengambil order disaat malam hari dan weekend. Sementara untuk
jam pagi-siang bekerja di kantor.
e. Buka peluang investasi
Dengan bertambahnya penghasilan lewat Go-Jek, otomatis memiliki uang lebih dari
yang biasanya digunakan dalam sebulan. Jadi uang tersebut bisa saja dijadikan
suatu peluang investasi meskipun hanya sekedar berada did dalam tabungan.
4. Kasus Pemecatan 7000 karyawan Go-Jek
Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan
membuat ribuan orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya
melakukannya sebagai pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk
mendapatkan pendapatan. Semakin maraknya pengendara ojek online tentunya
juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek online itu sendiri. Alhasil tak
sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi mendapatkan
penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Orderan fiktif tersebut dijalankan dengan menggunakan dua perangkat ponsel
berbeda yang dimiliki oleh sang pengendara Go-Jek. Ponsel pertama yang
merupakan milik pribadi digunakan untuk membuat pesanan. Kemudian ponsel
kedua yang diberikan oleh perusahaan digunakan untuk menerima pesanan
tersebut. Setelah pesanan dibuat dan diambil, lantas pengendara bertindak seolah-
olah mengantar sang pemesan, padahal sebenarnya tidak ada yang memesan alias
hanya pengendara yang mengendarai motornya sendiri. Ojek tersebut berlaku
seolah-olah mengantar pelanggan sesuai dengan order fiktif yang telah
dilakukannya tadi.
Bos Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, ada sejumlah pengemudi Go-Jek
seringkali melakukan order fiktif. Mereka membuat pesanan melalui aplikasi Go-Jek
dengan akun palsu. "Order itu seolah-olah ada, padahal mereka tidak mengambil
‘18
19
Strategic Management
Strategy Control
order secara nyata, namun menerima pendapatan jutaan per bulan," katanya saat
dihubungi JawaPos.com, Rabu (2/12). Dia menjelaskan, hal ini terungkap setelah
pihaknya menerima banyak komplain dari pengemudi Gojek lainnya. "Para Driver
Gojek yang jujur ini sangat kecewa dan bingung kenapa driver nakal tersebut tidak
ditindak oleh perusahaan," terangnya.
Hingga akhirnya pihak Go-Jek telah melakukan suspend Go-Jek secara
masal kepada lebih dari 7.000 driver Go-Jek secara nasional. Pihak-pihak yang
terkena suspend Go-Jek masal ini adalah driver-driver yang telah terbukti membuat
order fiktif. Pihak Go-Jek telah melakukan pengamatan cukup lama dan memiliki
bukti-bukti yang kuat terhadap setiap individu.
5. Solusi permasalahan Go-Jek
Berdasarkan kasus diatas beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh Go jek dari
diskusi yang kami lakukan adalah :
 Aplikasi yang digunakan oleh konsumen, pengemudi , maupun perusahaan Go
jek harus lebih ditingkatkan terutama bidang keamanan
 Peningkatan pelayanan Custemer Servic untuk mengontrol keluahan baik drai
konsumen maupun driver Go Jek
 Perusahaan Go jek sebaiknya dalam melakukan open recruitment
kepegawaian diadakan suatu tes kualifikasi untuk menyaring calon driver go
jek
 Sebaiknya perusahaan Go jek perlu membuat departemen lini baru yaitu
departemen keamanan yang bertugas sebagai pengawas lapangan untuk
mengendalikan kecurangan-kecurangan yang ada
 Perusahaan perlu memberikan tindakan yang tegas baik kepada pegawai
maupun driver yang melakukan kecurangan bisa dengan denda , surat
peringatan, maupun pemecatan.
‘18
20
Strategic Management
Strategy Control
C. PENUTUP
Kesimpulan
Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan
membuat ribuan orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya
melakukannya sebagai pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk
mendapatkan pendapatan. Semakin maraknya pengendara ojek online tentunya
juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek online itu sendiri. Alhasil tak
sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi mendapatkan
penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan antar seperti
halnya Go jek, OK jek dan sebagainya perlu melakukan sistem pengendalian
manajemen dan sistem pengendalian internal sejak dini agar kecenderungan
kecurangan dapat dicegah dan diminimalisir.
Untuk mengatasi akan adanya kasus fraud yang dilakukan oleh para pegawai
maupun driver Go jek perusahaan maka perlu adanaya penegndalian internal yang
baik dengan menerapkan sistem verifikasi independen internal yang dilakukan
secara berkala oleh pihak komite auditor internal.
Pengendalian yang dilakukan harus meliputi :
1. Sistem kerja perusahaan dengan peraturan undang-undang yang ada
2. Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan
3. Sistem pengajian dan pemberian bonus
‘18
21
Strategic Management
Strategy Control
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nejatbakhsh Esfahani1 and Ahmad Ali Khaef
Elahi 2012, Administrative OrganizationStrategic Control Model International
Research Journal of Applied and Basic Sciences. Vol., 3 (3), 525-536,
Anonim, 2018. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengendalian-
controlling-empat-langkah-pengendalian/
B. E. A. Oghojafor O. L. Kuye 2011, Strategic Control and Corporate Performance
in the Manufacturing Industry: Evidence from Nigeria European Journal of Social Sciences
– Volume 22, Number 2
D Wahyu Ariani. 2009. Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Donald L. Caruth and John H. Humphrey, 2008, 6, Performance appraisal:
essential characteristics for strategic control, MEASURING BUSINESS
EXCELLENCE VOL. 12 NO. 3 2008, pp. 24-32, Q Emerald Group Publishing
Limited, ISSN 1368-3047
Georg Schreyögg and Horst Steinman 1987, Strategic Control: A New
PerspectiveThe Academy of Management Review, Vol. 12, No. 1 (Jan., 1987), pp.
91-103
Halsey, George D. 2010. Bagaimana Memimpin Dan Mengawasi Pegawai Anda.
Jakarta: Rineka Cipta
Henry M 2011: Understanding Strategic Management: Organizational
Systems and Strategic Change Oxford University Press
Isnandar, Dendy. 2009 https://dendiisnandar.wordpress.com/tag/evaluation-
control-strategi/
James M. Pappas, Karen E. Flaherty, C. Shane Hunt, 2007, The Joint
Influence of Control Strategies and Market Turbulence on Strategic Performance in
SalesDrivenOrganizations institute of Behavioral and Applied Management. All Rights
Reserved.
Jordan, Leland G, 1996, Strategic control in reengineering the complex
organization Human Systems Management; 1996; 15, 4; ABI/INFORM Complete pg.
219
R Suyoto Bakir. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen Edisi 12.
Tanggerang: KARISMA Publishing Group

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
Audria
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Fergieta Prahasdhika
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Eka Wahyuliana
 
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Puw Elroy
 
Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4 Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4
erlineili
 

Mais procurados (20)

Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
 
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
 
Strategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategikStrategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategik
 
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiKonsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Bab 1 - Bab 4 Metodologi Penelitian (Uma Sekaran)
Bab 1 - Bab 4 Metodologi Penelitian (Uma Sekaran)Bab 1 - Bab 4 Metodologi Penelitian (Uma Sekaran)
Bab 1 - Bab 4 Metodologi Penelitian (Uma Sekaran)
 
Balaced scorecard pertamina
Balaced scorecard pertaminaBalaced scorecard pertamina
Balaced scorecard pertamina
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Contoh Bsc dan Peta Strategi Bisnis
Contoh Bsc dan Peta Strategi BisnisContoh Bsc dan Peta Strategi Bisnis
Contoh Bsc dan Peta Strategi Bisnis
 
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
 
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculSistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4 Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4
 
Manajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategikManajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategik
 
Analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internalAnalisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 
Strategic human resource management
Strategic human resource management Strategic human resource management
Strategic human resource management
 

Semelhante a Strategic Control

Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan KompensasiMakalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
fadnov14
 

Semelhante a Strategic Control (20)

SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Control Strategic, Universitas Mercu ...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Control Strategic, Universitas Mercu ...SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Control Strategic, Universitas Mercu ...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Control Strategic, Universitas Mercu ...
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Pengendalian Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Pengendalian Stra...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Pengendalian Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Pengendalian Stra...
 
Framework
FrameworkFramework
Framework
 
Frame work
Frame work Frame work
Frame work
 
Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan KompensasiMakalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
 
Taufiq (framework)
Taufiq (framework)Taufiq (framework)
Taufiq (framework)
 
Proses Management Kinerja SDM.pdf
Proses Management Kinerja SDM.pdfProses Management Kinerja SDM.pdf
Proses Management Kinerja SDM.pdf
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
 
Kelompok III-PENILAIAN KINERJA.pptx
Kelompok III-PENILAIAN KINERJA.pptxKelompok III-PENILAIAN KINERJA.pptx
Kelompok III-PENILAIAN KINERJA.pptx
 
Sm, nadiatur rakhma prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
Sm, nadiatur rakhma  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...Sm, nadiatur rakhma  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
Sm, nadiatur rakhma prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
 
Performance management
Performance managementPerformance management
Performance management
 
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGYTOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
 
Ppt mgt strategik fajzilah rahmadani
Ppt mgt strategik fajzilah rahmadaniPpt mgt strategik fajzilah rahmadani
Ppt mgt strategik fajzilah rahmadani
 
2 4-1-pb
2 4-1-pb2 4-1-pb
2 4-1-pb
 
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
 
Pengawasan dan Pengendalian Organisasi
Pengawasan dan Pengendalian OrganisasiPengawasan dan Pengendalian Organisasi
Pengawasan dan Pengendalian Organisasi
 
JFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptxJFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptx
 
Manajemen Perusahaan.pptx
Manajemen Perusahaan.pptxManajemen Perusahaan.pptx
Manajemen Perusahaan.pptx
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
 
proses penyusunan balanced scorecard.pptx
proses penyusunan balanced scorecard.pptxproses penyusunan balanced scorecard.pptx
proses penyusunan balanced scorecard.pptx
 

Mais de Alfrianty Sauran

Mais de Alfrianty Sauran (19)

PRODUCT AND BRAND
PRODUCT AND BRANDPRODUCT AND BRAND
PRODUCT AND BRAND
 
WEB Journal
 WEB Journal WEB Journal
WEB Journal
 
Price Strategy
Price StrategyPrice Strategy
Price Strategy
 
Strategi Penetapan Harga
Strategi Penetapan HargaStrategi Penetapan Harga
Strategi Penetapan Harga
 
Risk Management Ppt
Risk Management PptRisk Management Ppt
Risk Management Ppt
 
Risk Management
Risk ManagementRisk Management
Risk Management
 
Analisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
Analisis SWOT and Matrix Space PT IndofoodAnalisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
Analisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
 
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticStrategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
 
MULTI BUSINESS STRATEGY
MULTI BUSINESS STRATEGYMULTI BUSINESS STRATEGY
MULTI BUSINESS STRATEGY
 
BUSINESS UNIT STRATEGY
BUSINESS UNIT STRATEGYBUSINESS UNIT STRATEGY
BUSINESS UNIT STRATEGY
 
BUSINESS LEVEL STRATEGY
BUSINESS LEVEL STRATEGYBUSINESS LEVEL STRATEGY
BUSINESS LEVEL STRATEGY
 
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
 
Long Term Objective and Generic Strategy
Long Term  Objective and Generic StrategyLong Term  Objective and Generic Strategy
Long Term Objective and Generic Strategy
 
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
 
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
Internal  Environment Analysis from Value Chain ManagementInternal  Environment Analysis from Value Chain Management
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
 
External Macro Environment Analysis
External Macro Environment AnalysisExternal Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis
 
External Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis External Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis
 
Vision and Company Mission, Long Term Objective, Corporate Culture, Corporate...
Vision and Company Mission, Long Term Objective, Corporate Culture, Corporate...Vision and Company Mission, Long Term Objective, Corporate Culture, Corporate...
Vision and Company Mission, Long Term Objective, Corporate Culture, Corporate...
 
SM, Alfrianty Sauran, 55117010005, Prof Dr Hapzi Ali, Long Term Objective an...
SM, Alfrianty Sauran, 55117010005,  Prof Dr Hapzi Ali, Long Term Objective an...SM, Alfrianty Sauran, 55117010005,  Prof Dr Hapzi Ali, Long Term Objective an...
SM, Alfrianty Sauran, 55117010005, Prof Dr Hapzi Ali, Long Term Objective an...
 

Último

Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
ChairaniManasye1
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
armanamo012
 

Último (20)

Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaCara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 

Strategic Control

  • 1. STRATEGIC MANAGEMENT Strategic Control Alfrianty Sauran 55117010005 Mahasiswa Magister Management Universitas Mercu Buana Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA Dosen Magister Management Universitas Mercu Buana
  • 2. ‘18 2 Strategic Management Strategy Control Executive Summary Controlling merupakan salah satu fungsi penting manajemen yang harus dilakukan oleh semua manajer untuk mencapai tujuan organisasinya. Pengendalian dapat diartikan sebagai fungsi manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan dalam organisasi dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Fungsi Pengendalian atau controlling ini juga memastikan sumber-sumber daya organisasi telah digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasinya. Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian pengendalian (controlling) ini, Pengendalian adalah proses dimana para manajer memantau dan mengatur bagaimana sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah strategi dan struktur organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal tersebut dapat ditingkatkan dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja. Proses kontrol dan evaluasi menjamin suatu tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Hal ini membandingkan performansi dengan hasil yang diinginkan dan menyediakan feedback yang dibutuhkan untuk manajemen mengevaluasi hasil dan mengkoreksi tindakan, sesuai dengan yang dibutuhkan. Fungsi nya:  Menentukan apa yang akan diukur  Menetapkan standard untuk performansi  Mengukur performansi yang aktual  Membandingkan performansi aktual dengan standart  Mengambil tindakan korektif Fungsi Pengendalian pada dasarnya dilakukan di semua jenis organisasi baik yang berupa komersial maupun yang non-komersial dan dilakukan di semua tingkatan manajemen yaitu manajemen puncak, manajemen tingkat menengah maupun manajemen tingkat bawah. Fungsi Pengendalian akan membandingkan kinerja aktual organisasi dengan standar yang ditentukan, menemukan penyimpangan dan upaya untuk mengambil tindakan korektif. Dalam fungsi pengendalian ini juga membantu merumuskan perencanaan di masa yang akan
  • 3. ‘18 3 Strategic Management Strategy Control datang. Dengan demikian, Fungsi pengendalian akan membantu dalam membawa siklus manajemen kembali ke perencanaan. Pengendalian strategik (strategic control) (Hill & Jones, 1998: 382) adalah proses yang dilakukan para manajer dalam memantau kegiatan-kegiatan yang berlangsung dan semua anggota yang terlibat untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yaitu mencakup efisiensi dan efektifitas yang terbentuk dan tindakan perbaikan yang dianbil untuk memperbaiki kinerja jika ada yang tidak sesuai tujuan-tujuan perusahaan. Pertama, para manajer strategik memilih strategi dan struktur yang mereka harapkan mengikuti organisasi untuk menggunakan sumber-sumber yang paling efektif untuk menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan. Kedua, para manajer strategik menciptakan sistem kendali untuk memantau dan mengevaluasi, dalam fakta, strategi organisasi dan strukutr mereka yang berlansung / bekerja sebagaimana yang diharakan para manajer, bagaimana semua itu dapat diperbaiki, dan bagaimana dapat dirubah jika semua itu tidak bekerja semestinya. Pengendalian strategik juga berarti memelihara sebuah organisasi pada jalurnya, mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi, dan merespon secepatnya adanya peluang-peluang baru yang muncul di dalamnya. Para manajer memfokuskan perhatian pada organisasi pada esensi untuk memenangkan, memotivasi orang dengan komunikasi nilai atas sasaran, menghidupakn kontribusi individu dan kelompok, memerpetahankan antusiasme ... dan menggunakan dengan cepat secara konsisten untu menjaga alokasi sumber-sumber. Jadi, pengendalian strategi selain memantau bagaimana baiknya suatu organisasi, dan membuat semua pihak mencapai tujuan-tujuan sekarang atau bagaimana baiknya perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber yang ada. Pengendalian strategik juga menjaga motivasi para pekerja, difokuskan pada menghadapi masalah-masalah penting suatu organisasi sekarang dan mendatang, dan bekerjasama untuk mendapatkan solusi-solusi yang dapat membantu suatu organisasi untuk tampil lebih baik sepanjang waktu. Pentingnya Pengendalian Strategik
  • 4. ‘18 4 Strategic Management Strategy Control Untuk memahami betapa vital pentingnya pengendalian strategik, memikirkan bagaimana ia membantu para manajer untuk mencapai superior efficiency, quality, innovation, dan responsiveness untuk para pelanggan, sebagai bangun dasar keunggulan bersaing. Pengendalian dan efisiensi. Untuk menentukan bagaimana efisiensi para manajer menggunakan sumber-sumber organisasial, para manajer mesti dapat mengukur keakuratan beberapa unit atas masukan-masukan (bahan mentah, sumber daya manusia, dan lainnya) yang digunakan untuk memproduksi suatu unit keluaran. Mereka harus dapat mengukur jumlah kelauaran (barang dan jasa-jasa) yang diproduksi. Pengendalian dan mutu. Manajer strategik menciptakan suatu sistem kendali yang konsisten untuk memantau mutu barang-barang dan jasa-jasa juga yang nereka dapat membuat perbaikan-perbaikan berkelanjutan untuk mutu sepanjang waktu, yang memberikan mereka suatu keunggulan bersaing. Manajemen mutu terpadu, suatu sistem kendali organisasi yang lebih luas yang berfokus pada perbaikan mutu dan mengurangi ongkos-ongkos. Pengendalain dan inovasi. Pengendalian strategik juga dapat membantu meningkatkan derajat inovasi dalam suatu organisasi. Inovasi yang sangat sukses wujud ketika para manajer menciptakan suatu rangkaian organisasional yaitu para pekerja merasa diberdayakan terwujud, dan dalam kewenangan yaitu para pekerja disentralisasi juga mereka terbebas dari percobaan dan menanggung risiko-risiko. Pengendalian dan tanggapan kepada para pelanggan. Akhirnya, para manajer strategik dapat membantu membuat organisasi mereka lebih tanggap kepada para pelanggan jika mereka membangun suatu sistem kendali yang membawa mereka untuk mengevaluasi bagaimana baik para pekerja dengan kontak pelanggan yaitu melaksanakan pekerjaan mereka. Pemantauan perilaku para pekerja dapat membantu para manajer menemukan cara-cara untuk membantu meningkatkan derajad kinerja para pekerja, mungkin dengan mewujudkan pelatihan ketrampilan dan keahlian dapat mambantu para pekerja atau dengan menemukan prosedur- prosedur baru yang diikuti para pekerja untuk mewujudkan kerja mereka lebih baik. Pengendalian strategik dengan pendekatan Balanced Scorecard
  • 5. ‘18 5 Strategic Management Strategy Control Hill dan Jones (1998: 384) menjelaskan bahwa berdasarkan pada misi dan tujuan- tujuan organisasi, para manajer strategik membangun suatu rangkaian atas strategi- strategi untuk membangun keunggulan bersaing untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Mereka kemudian memantabkan struktur organisasional untuk menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Untuk mengevaluasi bagaimana baik strategi dan struktur yang bekerja, para manajer membangun ukuran-ukuran kinerja spesifik yang mengakses bagaimana baik empat (blok) bangun keunggulan bersaing dapat dicapai.  Efisiensi dapat diukur dengan tingkat ongkos-ongkos produksi, jumlah jam diperlukan untuk memproduksi suatu produk, dan biaya biaya bahan mentah.  Mutu dapat diukur dengan jumlah yang ditolak, jumlah produk cacat yang dikembalikan para pelanggan, dan tingkat keandalan (reliability) sepanjang waktu.  Inovasi dapat diukur dengan jumlah atas produk-produk baru yang diperkenalkan, waktu yang diperlukan untuk membangun generasi berikutnya atas produk-produk baru versus persaingan, dan ongkos atas pengembangan produk.  Tanggapan kepada para pelanggan dapat diukur dengan jumlah para pelanggan membeli ulang, tingkat penyerahan tepat-waktu kepada para pelanggan, dan tingkat pelayanan pelanggan.
  • 6. ‘18 6 Strategic Management Strategy Control Sistem pengendalian strategik (strategic control system) adalah serangkaian- sasaran formal, pengukuran, dan sistem-sistem umpan balik yang membimbing (allow) para manajer strategik untuk mengevaluasi apakah suatu perusahaan mencapai superioritas efisiensi, mutu, inovasi, dan tanggapan pelanggan dan mengimplementasikan strategi tersebut dengan sukses (Hill & Jones, 1998: 385). Suatu sistem kendali yang efektif harus mempunyai tiga karakteristik. Ia harus cukup fleksibeluntuk membimbing para manajer untuk menanggapi peristiwa- peristiwa yang perlu dan tidak perlu; ia harus menyediakan informasi akurat, memberikan gambaran sesungguhnya atas kinerja organisasi; dan ia harus memasok para manajer dengan informasi dalam suatu sikap yang sesuai waktunya (timely manner) karena pengambilan keputusan harus menggunakan data yang mutakhir. Mendesain suatu sistem kendali strategik yang efektif memerlukan empat langkah (Hill & Jones, 1998: 386), Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards) Standar ini akan digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun organisasi secara keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai kriteria untuk menilai kinerja organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut. Informasi evaluasi dan kontrol meliputi didalamnya data performansi dan report aktifitas. Jika hasil performansi yang tidak diinginkan dikarenakan oleh proses manajemen strategik tidak digunakan dengan tepat, manajer operasional haus tahu tentang itu supaya dia dapat mengkoreksinya. Pada umumnya, Standar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu Tangible dan Intangible.  Tangible (terukur atau nyata) – Tangible adalah standar yang dapat diukur dan nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang terukur (Measurable Standards). Standar Terukur yang ditentukan oleh Manajemen dapat berupa Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar biaya (Cost), standar penjualan (Sales), standar pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas (Productivity) hingga laba yang harus dicapai (Profit).
  • 7. ‘18 7 Strategic Management Strategy Control  Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah standar yang tidak dapat diukur secara moneter ataupun angka. Standar Intangible ini lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan standar tangible. Contohnya Standar Intangible seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan, penyimpangan pekerjaan seorang karyawan, kreativitas karyawan ataupun kesetiaan pelanggan. Pekerjaan Pengendalian Manajemen ini akan menjadi lebih mudah dengan adanya penetapan standar ini. Hal ini dikarenakan pengendalian manajemen dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh manajemen itu sendiri. Langkah 2. Mengukur Kinerja (Performance Measurement) Performansi adalah hasil akhir dari aktivitas. Dimana pengukuran digunakan untuk memilih penilaian performansi tergantung pada penilaian perusahaan dan tujuan yang akan dicapai. Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah mengukur kinerja. Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan ataupun kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya, Pengukuran kinerja harus berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan. Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan seragam sepanjang proses pengukuran atau penilaian ini. Misalnya, jika kita menentukan standar produktivitas adalah dalam bentuk satuan persentasi (%), kita harus tetap menggunakan persentasi (%) untuk mengukurnya dan tidak boleh menggunakan satuan lain seperti biaya (Rupiah) untuk mengukurnya. Suatu perusahaan perlu untuk mengembangkan tindakan yang akan mempredikasi seperti profit diantaranya. Hal ini dikenal sebagai steering control karena mereka mengukur variabel yang mempengaruhi profit dimasa yang akan datang. Langkah 3. Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan (Comparison of actual and standard performance) Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditentukan merupakan langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran kinerja pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini merupakan langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen. Penyimpangan
  • 8. ‘18 8 Strategic Management Strategy Control dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara kinerja aktual dengan target atau standar yang ditetapkan. Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah ini, yaitu bentuk penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan. Manajer juga harus mengetahui dan membedakan yang mana merupakan penyimpangan minor (kecil) yang dapat diabaikan terlebih dahulu dan yang mana merupakan penyimpangan utama yang harus segera mengambil tindakan yang serius. Sebagai contoh, jika biaya alat-alat tulis terjadi kenaikan dari target 5% menjadi aktual 8% maka penyimpangan tersebut dapat dikategorikan sebagai penyimpangan minor (kecil). Namun disisi lain, jika tingkat cacat produksi bulanan meningkatkan terus menerus maka dapat dikategorikan sebagai penyimpangan besar yang harus segera diambil tindakan perbaikannya. Setelah mengetahui penyimpangan yang terjadi, seorang manajer harus segera mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. Langkah 4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action) Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui, tahap selanjutnya adalah mengambil tindakan perbaikan. Jika penyimpangan yang terjadi merupakan penyimpangan kecil yang masih dapat diterima maka tidak perlu melakukan tindakan korektif. Namun jika penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan besar yang telah melampai batas yang dapat diterima maka harus segera mengambil tindakan perbaikan dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari. Contohnya, target tingkat kecacatan (reject rate) produk di produksi yang dapat diterima adalah 2%, namun pada aktualnya tingkat kecacatan produk di produksi adalah 5%. Tingkat kecacatan tersebut telah melampaui batas yang dapat diterima sehingga diperlukan penyelidikan terhadap penyimpangan tersebut. Setelah diselidiki, ternyata yang menyebabkan tingginya tingkat kecacatan produk ini adalah adanya pengaturan mesin yang salah. Dengan diketahuinya penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, maka kita harus mengambil tindakan perbaikan yaitu mengatur kembali mesin tersebut ke pengaturan yang benar dan memberikan indikasi di mesin supaya tidak terjadi pengaturan yang salah lagi di kemudian hari.
  • 9. ‘18 9 Strategic Management Strategy Control Activity Based Costing Aktivitas berdasarkan pengeluaran (biaya) baru baru ini dikembangkan sebagai metode accounting untuk mengalokasi indirect dan fixed cost untuk individual product atau product lines berdasarkan nilai tambah aktivitas yang terjadi dalam product ini. Metode accounting ini sangat berguna dalam menentukan analisis value chain dalam aktivitas perusahaan untuk menentukan keputusan. Enterprise Risk Management Proses terintegrasi untuk mengatur ketidak pastian yang dapat berpengaruh negatif atau positif yang dapat berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.Proses menilai resiko meliputi ;  Mengidentifikasi resiko, dengan menggunakan skenario analisis atau brainstorming atau dengan melakukan pengukuran resiko itu sendiri.  Merangking resiko, dengan menggunkan scale of impact atau yang semacamnya  Mengukur resiko, dengan menggunakan agreed upon standard. Primary Measures Of Corporate Performance Analisis merekomendasikan menggunakan metode yang dapat mengevaluasi strategi yang sukses atau gagal. Beberapa metode diantaranya traditional financial measures, stakeholders measures, shareholders value, dan balanced scorecard approach.  Traditional Financial Measures Diantaranya yaitu ROI (return on investmet) , Earning per share (EPS) Return on equity (ROE), dan operating cash flow  Stakeholder Measures Setiap stakeholder mempunyai pemikiran masing masing untuk menetukan sebaik apa performansi perusahaan. Kriteria ini secara umum berhubungan dampak aktivitas perusahaan dengan keinginan stakeholders baik secara langsung maupun tidak.  Shareholder value Shareholder value dapat didefinisikan sebagai present value of the anticipated future stream of cash flows from the business plus the value of the company if
  • 10. ‘18 10 Strategic Management Strategy Control liquidated. Nilai saat kini dari perkiraan pengeluaran cash flow secara besar yang telah diantisipasi dari kinerja perusahaan, jika perusahaan dilikuidasi.  Balanced scorecard appoach : using key performance measures Balanced scorecard menggabungkan pengukuran finansial yang menyatakan hasil dari tindakan telah diambli dengan pengukuran operasional berdasarkan kepuasan pelanggan, proses internal, dan inovasi dan perkembangan perusahaan. Manajemen seharusnya mengembangkan tujuan atau sasaran di empat area dibawah ini;  Finansial ; bagaimana kami terlihat di shareholder  Customer ; bagaimana customer melihat kita  Internal business perspektive ; apa yang musti kita lampaui  Innovation and learning ; dapatkah kita meneruskan peningkatan dan menciptakan nilai lebih Kaplan dan Norton pembangun pendekatan ini, menyarankan: Pikirkan the balanced scorecard sebagai tombol penyetel dan indikator-indikator dalam cockpit pesawat terbang. Untuk tugas-tugas kompleks atas penavigasian dan penerbangan sebuah pesawat, para pilot perlu informasi rinci tentang banyak aspek atas penerbangan. Para pilot perlu informasi bahan bakar, kecepatan udara, ketinggian, pembelajaran / petunjuk, tujuan, dan indikator-indikator yang meringkas lingkungan saat sekarang dan yang diramalkan. Kepercayaan (reliance) pada satu instrumen dapat fatal. Dengan cara yang sama, kompleksitas atas mengelola suatu organisasi sekarang mensyaratkan bahwa para manajer harus bisa memandang kinerja dalam beberapa area secara simultan. Cara para manajer strategik mampu membangun suatu keunggulan bersaing diterjemahkan ke dalam kinerja organisasi yaitu kemudian diukur menggunakan ukuran-ukuran keuangan seperti aliran kas, pertumbuhan penjualan kuartalan, peningkatan pangsa pasar, dan ROI atau ekuitas. Berdasarkan suatu evaluasi atas serangkaian lengkap atas ukuran-ukuran dalam the balanced scorecard, para manajer strategik dalam suatu posisi yang bagus untuk mengevaluasi kembali misi dan tujuan-tujuan perusahaan dan mengambik tindakan korektif untuk menghilangkan masalah-masalah atau mengeksploitasi kesempatan-kesempatan
  • 11. ‘18 11 Strategic Management Strategy Control baru dengan perubahan strategi dan struktur organisasi, yakni tujuan dari pengendalian strategik. Tingkatan Pengendalian Strategik Sistem pengendalian strategik dibangun untuk mengukur kinerja pada empat tingkat dalam suatu organisasi: tingkat perusahaan, tingkat divisional, tingkat fungsional, dan tingkat individual (Hill & Jones, 1998: 387). Para manajer pada semua jenjang mesti mengembangkan serangkaian ukuran-ukuran yang sangat tepat (most appropriate) untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, bisnis, dan tingkat- fungsional. Sebagaimana disarankan pendekatan balanced scorecard, ukuran- ukuran tersebut harus dikaitkan (tied) sedekat mungkin kepada tujuan-tujuan atas pencapaian superioritas efisiensi, mutu, inovasi, dan tanggapan para pelanggan. Ketelitian (care) mesti dilakukan, bagaimana pun, untuk meyakinkan bahwa standar- standar digunakan pada tiap tingkat tidak dapat menyebabkan masalah-masalah pada tingkat-tingkat lain, sebagai contoh, bahwa usaha untuk memperbaiki kinerja divisi tidak boleh menimbulkan konflik dengan kinerja perusahaan. Lebih jauh, pengendalian pada setiap tingkat harus menjadi dasar pada para manajer pada tingkat-tingkat di bawahnya dapat memilih sistem-sistem kendali mereka. Menurut Hill dan Jones (1998: 388) ragam tipe sistem pengendalian terdiri atas: pengendalian keuangan (financial controls), pengendalian keluaran (output controls), pengendalian perilaku (behavior controls), dan pengendalian kultur organisasional (organizational culture controls). Pengendalian keuangan diukur dengan harga saham, dan ROI. Pengendalian keluaran dapat diukur dengan tujuan- tujuan divisional, tujuan-tujuan fungsional, dan tujuan-tujuan individual. Pengendalian perilaku dapat diukur dengan anggaran-anggaran, standardisasi, dan aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Standardisasi suatu organisasi mencakup: masukan-masukan, kegiatan-kegiatan konversi, dan keluaran- keluaran. Pengendalian kultur organisasional dapat diukur dengan nilai-nilai, norma- norma, dan sosialisasi. Menurut O.E. Williamson (Hill dan Jones, 1998: 392) Pengendalian perilaku (behavior control) adalah pengendalian melalui penetapan atas suatu sistem komprehensif (=menyeluruh) atas aturan-aturan dan prosedur-prosedur untuk
  • 12. ‘18 12 Strategic Management Strategy Control mengarahkan tindakan-tindakan atau perilaku atas divisi-divisi, fungsi-fungsi, dan individu-individu. Dalam pengendalian perilaku, perhatian tidak spesifik pada tujuan-tujuan, tetapi untuk menstandarisasi cara mencapainya. Aturan-aturan standar perilaku dan membuat outcomes yang dapat diprediksi. Jika para pekerja mengikuti aturan- aturan, kemudian tindakan-tindakan diwujudkan dan keputusan-keputusan ditangani dalam waktu yang sama dan waktu mengatasinya. Hasil yang dapat diprekdisi dan akurat merupakan cita-cita atas semua sistem pengendalian. Jenis-jenis utama atas pengendalian perlikau yaitu anggaran pelaksanaan dan standarisasi. Anggaran pelaksanaan (operating budget) adalah suatu cetakbiru yang menyatakan bagaimana para manajer bermaksud untuk menggunakan sumber-sumber organisasional untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional yang paling efisien. Standarisasi (standardization) merujuk kepada derajat untuk suatu spesifikasi perusahaan bagaimana keputusan-keputusan dibuat juga bahwa perilaku para pekerja menjadi dapat diprediksi. Budaya keorganisasian (organizational culture) adalah koleksi spesifik atas nilai-nilai dan norma-norma yang disumbangkan oleh orang dan kelompok-kelompok dalam organisasi dan yang mengendalikan cara mereka berinteraksi dengan yang laindan dengan para pihak di luar organisasi. Umumnya, budaya keorganisasian adalah produk atas kepemimpinan strategik. Kepemimpinan strategik (strategic leadership) dipengaruhi oleh dua faktor (Hill dan Jones, 1998: 398) yaitu pengaruh pendiri (the influence of the founder) dan struktur keorganisasian (organizational structure). Kepemimpinan pendiri perusahaan umumnya menjadi pola yang akan diikuti oleh para manajer melalui pengembangan aturan-aturan dan norma-norma yang membentuk nilai-nilai perlikau para manajer dan para pekerja suatu perusahaan. Karena pendiri suatu perusahaan merupakan pemimpin pertama yang menduduki posisi puncak yang memiliki kekuasaan dankewenangan untuk membangun budaya perusahaan yang diyakini kebernarannya. Bentuk struktur keorganisasian mencerminkan berbagai peran beserta aturan dan norma-norma sebagai sarana mencapai tujuan-tujuan dan sasaran suatu organisasi, karena itu struktur keorganisasian mengarahkan ke suatu aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu yang membentuk budaya perusahaan. Para manajer strategik membutuhkan penghargaan atas fakta tersebut ketika melaksanakan strategi mereka.
  • 13. ‘18 13 Strategic Management Strategy Control Budaya adaptif dan budaya lamban (adaptive and inert cultures) merupakan dua budaya yang berlawananan. Adaptive cultures adalah budaya yang inovatif dan mendorong dan inisiatif balas jasa yang dilakukan oleh para manajer tingkat menengah dan para manajer tingkat bawah. Inert cultures adalah budaya perusahaan yang berhati-hati dan konservatif, tidak menilai apa yang dilakukan para manajer menengah dan para manajer bawah, dan di dalamnya, tidak mngharapkan perilaku aktif mereka. Dalam praktek budaya inovatif lebih sukses dari pada budaya lamban yang dikembangkan perusahaan untuk mencapai tujuan- tujuannya. Komposisi atas tim manajemen puncak membantu menentukan arah strategi perusahaan, dan kepribadian dan visi atas anggota-anggota tim yang menetapkan nilai-nilai dan norma-norma yang akan diikuti para manajer tingkat- bawah. Contoh, Coca-Cola telah memutuskan membentuk suatu tim manajemen puncak yang direkrut dari berbagai negara, untuk mengelola strategi global perusahaan tersebut. Seperti Coca-cola, banyak organisasi telah meningkatkan perhatian untuk perencanaan bagi kesuksesan eksikutif dalam tim manajemen puncak juga mereka dapat mengelola budaya perusahaan sepanjang waktu. Sifat-sifat budaya yang kuat dan budaya perusahaan adaptif perlu dikembangkan. Organisasi yang adaptif sukses, karena tiga alasan (Hill & Jones, 1998: 401). Pertama, perusahaan yang sukses mempunyai nilai-nilai yang mempengaruhi suatu yang bias untuk suatu tindakan (bias for action). Kedua, serangkaian nilai-nilai berakar (stems) dari hakekat atas misi organisasi (nature of the organization’s mission). Ketiga, serangkaian nilai-nilai yang terkandung pada bagaimana untuk melaksanakan (mengoperasikan) organisasi (how to operate the organization). Ketiga rangkaian utama atas nilai-nilai pada jantung atas budaya organisasi dan membawa manajemen dan memelihara mereka melalui kepemimpinan strategik. Para manajer strategik perlu menetapkan nilai-nilai dan norma-norma yang akan membantu mereka membawa organisasi mereka ke masa yang akan datang. Sistem balas jasa strategik (strategic reward systems) dapat dilakukan melalui sistem balas jasa individual dan dikombinasikan dengan sistem balasjasa kelompok. Sistem balasjasa individual dapat berbentuk piecework plans jika
  • 14. ‘18 14 Strategic Management Strategy Control keluaran dapat secara objektif diukur. Sistem balas jasa individual dapat berbentuk sistem komisi (commission systems). Sistem balasjasa individual dapat pula berbentuk bonus plans, dan promotion. Sistem balasjasa kelompok dapat berbentuk group-based bonus systems, profit sharing system, employee stock option plans, dan organization bonus systems.
  • 15. ‘18 15 Strategic Management Strategy Control STUDI KASUS GOJEK A. Kerangka Kerja Pengendalian Manajemen Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian manajemen memiliki beberapa ruang lingkup diantaranya: 1. Pengendalian top management adalah sistem pengendalian intern yang ada pada suatu organisasi yang mendorong keterlibatan, kepedulian dan tanggungjawab pimpinan atas organisasi terhadap kegiatan teknologi pada organisasi tersebut. Top Management bertanggung jawab untuk membuat master-plan sistem informasi, meliputi rencana jangka panjang & jangka pendek. Penyusunan rencana meliputi 3 hal :  Mengetahui kesempatan dan masalah yang dihadapi organisasi sehingga teknologi informasi dan sistem informasi dapat digunakan secara efektif  Mengindentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk menyediakan teknologi dan sistem informasi yang di perlukan.  Membuat strategi dan taktik yang diperlukan untuk memperoleh sumber daya tersebut. 2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem Pengendalian, pengembangan dan pemeliharaan sistem diperlukan untuk mencegah dan mendeteksi kemungkinan kesalahan pada waktu pengembangan dan pemeliharaan sistem, serta untuk menperoleh keyakinan memadai bahwa sistem berbasis teknologi informasi dikembangkan dan dipelihara dengan cara efesien dan melalui proses otorisasi dengan semestinya. 3. Pengendalian Manajemen Sumber Data Di dalam suatu sistem berbasis teknologi informasi, pengendalian sumber data yang baik adalah :  User harus dapat berbagi data
  • 16. ‘18 16 Strategic Management Strategy Control  Data harus tersedia digunakan kapan saja, dimana pun, dan dalam bentuk apa pun.  Sistem manajemen data harus menjamin adanya sistem penyimpanan yang efisien tidak terjadi redundancy data , adanya data security.  Data harus dapat di modifikasi dengan mudah. 4. Pengendalian Manajemen Operasi Pengendalian manajemen operasi merupakan jenis pengendalian internal yang didesain untuk pengelolaan sumberdaya dan operasi TI pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen disusun dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja organisasi, pendayagunaan sumber daya informasi, dan pembagian tugas yang bai bagi suatu organisasi yang menggunakan sistem berbasis teknologi informasi. 5. Pengendalian Manajemen Keamanan Pengendalian internal terhadap manajemen keamanan dimaksudkan untuk menjamin agar aset sistem informasi tetap aman. Aset sumber daya informasi mencakup fisik (perangkat mesin dan fasilitas penunjangnya) serta aset tak berwujud (non fisik, misalnya data/informasi, dan program aplikasi komputer). B. KASUS 1. Sejarah Go-Jek GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Tujuan Nadiem Makarim mendirikan GO-JEK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. GO-JEK telah bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO- JEK bertumpu pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Para Driver GO-JEK mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi GO- JEK. GO-JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk
  • 17. ‘18 17 Strategic Management Strategy Control Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang. 2. Cara Melamar Menjadi Mitra Go-Jek  Syarat Daftar Go-Jek Syarat yang harus dipenuhi bagi calon pelamar pekerjaan menjadi mitra Go-Jek adalah harus menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan iantaranya: fotokopi KTP, SIM C, STNK, KK; surat keterangan domisili apabila KTP dan tempat tinggal berbeda; jaminan asli bpkb/ ijazah terakhir/ KK/ Akte Lahir/ Buku Nikah; usia maksimal 55 tahun; pendidikan terakhir SMP; serta saat akan mengikuti seleksi diharapkan membawa motor dan memakai sepatu.  Cara Daftar Go-Jek Terdapat beberapa cara agar bisa menjadi mitra Go-Jek yaitu: a. Mendaftar go-jek saat ada pembukaan lowongan driver go-jek b. Cara Melamar Go-Jek Lewat e-mail Go-Jek. 3. Sistem Pembayaran Go-Jek a. Sistem bagi hasil Go-Jek menerapkan sistem bagi hasil 80:20. Artinya, 80 persen buat driver, sedangkan pengelola Go-Jek mendapat jatah 20 persen saja. Seandainya dapat order dengan tarif Rp 100 ribu, berarti Rp 80.000 masuk kantong driver. Pengusaha Go-Jek hanya mendapatkan Rp 20.000. Meski terdapat sistem bagi hasil, umumnya pelanggan Go-Jek lebih banyak daripada pengojek pangkalan. Dikarenakan pengemudi Go-Jek bisa selalu memantau layar hp untuk mencari pelanggan yang lagi ingin order. Pelanggan dari Go-Jek ini bisa lebih banyak dari pelanggan ojek pada tukang ojek pangkalan. b. Asuransi gratis Pegawai Go-Jek tidak perlu khawatir apabila mengalami kecelakaan, dikaenakan Go-Jek telah memberikan asuransi dan driver Go-Jek juga tidak perlu membayar premi sendiri.
  • 18. ‘18 18 Strategic Management Strategy Control c. Bonus buat yang rajin GoJek menerapkan pemberian bonus bagi driver yang rajin mencari order. Setiap kali berhasil melaksanakan 5 order, driver Go-Jek akan diberikan tambahan uang Rp 50.000. Kalau semisal 10 order yang didapatkan, berarti driver mendapatkan tambahan uang sebesar Rp 100.000. d. Bisa dijadikan alternatif tambahan pekerjaan Driver GoJek sifatnya freelance atau tidak terikat kontrak. Jadi, bisa saja karyawan Go-Jek hanya mengambil order disaat malam hari dan weekend. Sementara untuk jam pagi-siang bekerja di kantor. e. Buka peluang investasi Dengan bertambahnya penghasilan lewat Go-Jek, otomatis memiliki uang lebih dari yang biasanya digunakan dalam sebulan. Jadi uang tersebut bisa saja dijadikan suatu peluang investasi meskipun hanya sekedar berada did dalam tabungan. 4. Kasus Pemecatan 7000 karyawan Go-Jek Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat ribuan orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin maraknya pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek online itu sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi mendapatkan penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif. Orderan fiktif tersebut dijalankan dengan menggunakan dua perangkat ponsel berbeda yang dimiliki oleh sang pengendara Go-Jek. Ponsel pertama yang merupakan milik pribadi digunakan untuk membuat pesanan. Kemudian ponsel kedua yang diberikan oleh perusahaan digunakan untuk menerima pesanan tersebut. Setelah pesanan dibuat dan diambil, lantas pengendara bertindak seolah- olah mengantar sang pemesan, padahal sebenarnya tidak ada yang memesan alias hanya pengendara yang mengendarai motornya sendiri. Ojek tersebut berlaku seolah-olah mengantar pelanggan sesuai dengan order fiktif yang telah dilakukannya tadi. Bos Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, ada sejumlah pengemudi Go-Jek seringkali melakukan order fiktif. Mereka membuat pesanan melalui aplikasi Go-Jek dengan akun palsu. "Order itu seolah-olah ada, padahal mereka tidak mengambil
  • 19. ‘18 19 Strategic Management Strategy Control order secara nyata, namun menerima pendapatan jutaan per bulan," katanya saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (2/12). Dia menjelaskan, hal ini terungkap setelah pihaknya menerima banyak komplain dari pengemudi Gojek lainnya. "Para Driver Gojek yang jujur ini sangat kecewa dan bingung kenapa driver nakal tersebut tidak ditindak oleh perusahaan," terangnya. Hingga akhirnya pihak Go-Jek telah melakukan suspend Go-Jek secara masal kepada lebih dari 7.000 driver Go-Jek secara nasional. Pihak-pihak yang terkena suspend Go-Jek masal ini adalah driver-driver yang telah terbukti membuat order fiktif. Pihak Go-Jek telah melakukan pengamatan cukup lama dan memiliki bukti-bukti yang kuat terhadap setiap individu. 5. Solusi permasalahan Go-Jek Berdasarkan kasus diatas beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh Go jek dari diskusi yang kami lakukan adalah :  Aplikasi yang digunakan oleh konsumen, pengemudi , maupun perusahaan Go jek harus lebih ditingkatkan terutama bidang keamanan  Peningkatan pelayanan Custemer Servic untuk mengontrol keluahan baik drai konsumen maupun driver Go Jek  Perusahaan Go jek sebaiknya dalam melakukan open recruitment kepegawaian diadakan suatu tes kualifikasi untuk menyaring calon driver go jek  Sebaiknya perusahaan Go jek perlu membuat departemen lini baru yaitu departemen keamanan yang bertugas sebagai pengawas lapangan untuk mengendalikan kecurangan-kecurangan yang ada  Perusahaan perlu memberikan tindakan yang tegas baik kepada pegawai maupun driver yang melakukan kecurangan bisa dengan denda , surat peringatan, maupun pemecatan.
  • 20. ‘18 20 Strategic Management Strategy Control C. PENUTUP Kesimpulan Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat ribuan orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin maraknya pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek online itu sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi mendapatkan penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif. Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan antar seperti halnya Go jek, OK jek dan sebagainya perlu melakukan sistem pengendalian manajemen dan sistem pengendalian internal sejak dini agar kecenderungan kecurangan dapat dicegah dan diminimalisir. Untuk mengatasi akan adanya kasus fraud yang dilakukan oleh para pegawai maupun driver Go jek perusahaan maka perlu adanaya penegndalian internal yang baik dengan menerapkan sistem verifikasi independen internal yang dilakukan secara berkala oleh pihak komite auditor internal. Pengendalian yang dilakukan harus meliputi : 1. Sistem kerja perusahaan dengan peraturan undang-undang yang ada 2. Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan 3. Sistem pengajian dan pemberian bonus
  • 21. ‘18 21 Strategic Management Strategy Control DAFTAR PUSTAKA Ali Nejatbakhsh Esfahani1 and Ahmad Ali Khaef Elahi 2012, Administrative OrganizationStrategic Control Model International Research Journal of Applied and Basic Sciences. Vol., 3 (3), 525-536, Anonim, 2018. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengendalian- controlling-empat-langkah-pengendalian/ B. E. A. Oghojafor O. L. Kuye 2011, Strategic Control and Corporate Performance in the Manufacturing Industry: Evidence from Nigeria European Journal of Social Sciences – Volume 22, Number 2 D Wahyu Ariani. 2009. Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu Donald L. Caruth and John H. Humphrey, 2008, 6, Performance appraisal: essential characteristics for strategic control, MEASURING BUSINESS EXCELLENCE VOL. 12 NO. 3 2008, pp. 24-32, Q Emerald Group Publishing Limited, ISSN 1368-3047 Georg Schreyögg and Horst Steinman 1987, Strategic Control: A New PerspectiveThe Academy of Management Review, Vol. 12, No. 1 (Jan., 1987), pp. 91-103 Halsey, George D. 2010. Bagaimana Memimpin Dan Mengawasi Pegawai Anda. Jakarta: Rineka Cipta Henry M 2011: Understanding Strategic Management: Organizational Systems and Strategic Change Oxford University Press Isnandar, Dendy. 2009 https://dendiisnandar.wordpress.com/tag/evaluation- control-strategi/ James M. Pappas, Karen E. Flaherty, C. Shane Hunt, 2007, The Joint Influence of Control Strategies and Market Turbulence on Strategic Performance in SalesDrivenOrganizations institute of Behavioral and Applied Management. All Rights Reserved. Jordan, Leland G, 1996, Strategic control in reengineering the complex organization Human Systems Management; 1996; 15, 4; ABI/INFORM Complete pg. 219 R Suyoto Bakir. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen Edisi 12. Tanggerang: KARISMA Publishing Group