2. 1
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………….. 1
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………. 2
A. Latar Belakang ……………………..……………………………………………………..………. 2
B. Rumusan Masalah……….………………………………………………………………………. 3
C. Tujuan……….……………………………………………..................……………………………… 4
BAB 2 PEMBAHASAN ……….…………………………………………………………………………… 5
A. Definisi Risk Management ……………........………………………………………………. 5
B. Macam-macam Risiko .........................………...…………………………………………….. 7
C. Force Majeure...............................………………………………………………………….. 9
D. Tahapan Manajemen Risiko …...........…….………………………………………………… 9
E. Ruang Lingkup Manajemen Risiko ……….……………………………………………….. 10
F. Fungsi Risiko………............…......…………………………………………………………………12
G. Pengelolaan Risiko………............…......………………………………………………………...14
BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………………………………..……. 15
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………..………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………….. 16
3. 2
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering
kali mendengar kata risiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Risiko merupakan
bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam risiko,
seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko terkena banjir di
musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika
risiko- risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Risiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa
tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif
organisasi.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut
Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal
dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan
akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam beberapa tahun
terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik,
maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.
4. 3
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
Oleh sebab itu risiko sangat perlu diolah karena risiko mengandung biaya
yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu
yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah
kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu
setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat kerugian
tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa
bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang
akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan
partner bisnis tersebut.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.
Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko yang
sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita
perlu melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi
risiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan
pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi permasalaha yang akan disajikan
dimana hanya mencakup tentang:
1. Apa pengertian manajemen risiko?
2. Bagaimana tahapan dalam manajemen risiko?
3. Macam-macam manajemen risiko?
4. Ruang lingkup manajemen risiko?
5. Bagaimana pentingnya manajemen risiko?
6. Bagaimana pengelolaan risiko?
5. 4
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
C. Tujuan
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari
pelaksanaan sistem manajemen perusahaan organisasi. Proses manajemen risiko
Ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement). Proses manajemen risiko juga sering
dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
6. 5
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Risiko
Istilah (risk) Risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Manajemen risiko juga dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan yang terstruktur atau metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk
penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mengatasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Dalam
manajemen risiko, strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini antara
lain dengan memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.
Pengertian risiko menurut para ahli :
Manajemen risiko menurut Djohanputro (2008) manajemen risiko merupakan
proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,
mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan
penanganan risiko.
Pengertian manajemen risiko menurut Siahaan (Manajemen Risiko. PT Elex
Media Computindo. Jakarta. 2007) manajemen risiko adalah perbuatan (praktik)
dengan manajemen Risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola
risiko sebuah proyek.
7. 6
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
Pengertian manajemen risiko menurut Smith (1990), manajemen Risiko
didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari
sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau
proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut.
Menurut Australia/New Zealand Standards(1999), manajemen Risiko
merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam mengidentifikasi,
menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan mengkomunikasikan
risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses dengan tujuan
perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumkan kesempatan.
Implementasi dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi risiko sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk
mengatasi risiko tersebut.
Menurut William, manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari
manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Menurut Fahmi (2010), manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang
membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai
pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko - risiko yang timbul oleh
penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran
maupun kematian). Manajemen risiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus
pada risiko yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi
8. 7
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
B. Macam – Macam Manajemen Risiko
Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Risiko berdasarkan sifatnya
a. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Risiko
spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk).
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko
spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan
dan juga dapat menimbulkan kerugian.
Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang
bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan
kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan.
b. Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu
contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka
perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak
terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan
9. 8
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan
maksud-maksud tertentu.
Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan
demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat
dikenal dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan:
a. Risiko yang dapat dialihkan
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek
yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi.
Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan
asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko
spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3. Risiko berdasarkan asal timbulnya:
a. Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya
risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko
kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
b. Risiko Eksternal
Risiko Eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik,
dan sebagainya.
10. 9
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
C. Force Majeure
Force majeure adalah suatu keadaan di luar kendali manusia yang terjadi
setelah diadakannya perjanjian, yang menghalangi pihak yang berhutang untuk
memenuhi prestasinya kepada pihak terhutang. Atas keadaan memaksa ini, pihak
yang berhutang tidak dapat dipersalahkan dan tidak harus menanggung risiko.
Suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai force majeur, apabila memenuhi unsur-
unsur (unsur-unsur force majeur) :
1. Keadaan yang menimbulkan keadaan memaksa tersebut harus terjadi setelah
dibuatnya perjanjian
2. Keadaan yang menghalangi pemenuhan prestasi harus mengenai
prestasinya sendiri.
3. Pihak yang berhutang tidak harus menanggung risiko.
4. Peristiwa yang terjadi yang menghalangi pemenuhan prestasi tersebut di luar
kendali pihak yan berhutang.
Force majeure memaksa putusnya berlakunya suatu perjanjian dan menimbulkan
berbagai akibat, yaitu:
1. Pihak yang terhutang tidak lagi dapat meminta pemenuhan prestasi.
2. Pihak yang berhutang tidak lagi dapat dinyatakan lalai, dan karenanya tidak
wajib membayar ganti rugi.
3. Risiko tidak beralih kepada pihak yang berhutang.
4. Pihak yang terhutang tidak dapat menuntut pembatalan pada perjanjian
timbal balik.
D. Tahapan dalam Manajemen Risiko
Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu
risiko harus dikelola dan menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang
lebih rinci dalam proses manajemen risiko. Konteks tersebut termasuk lingkungan
internal dan eksternal organisasi dan tujuan aktivitas manajemen risiko.
11. 10
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi
dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial
budaya, regulasi (perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik
serta stakeholder eksternal.
Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen risiko disetiap level dimulai, maka perlu
memahami suatu organisasi antara lain meliputi:
1. Struktur
2. Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal
3. Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya.
E. Ruang Lingkup Manajemen Risiko
Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari:
a) Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang
akan dilakukan.
b) Identifikasi risiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. Teknik-teknik yang dapat digunakan
dalam identifikasi risiko antara lain:
1) Brainstorming (pengungkapan Pendapat)
2) Survey
3) Wawancara
4) Informasi historis
5) Kelompok kerja
12. 11
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
c) Analisis risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang
akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan
kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
d) Evaluasi risiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung
pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
1) Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
2) Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
3) Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter
biaya ataupun parameter lainnya.
4) Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
e) Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
f) Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan
serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
g) Koordinasi dan komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan
eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
13. 12
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
F. Fungsi Manajemen Risiko
Fungsi Manajemen Risiko pada pokoknya mencakup :
a. Menemukan kerugian potensial
Artinya berupaya untuk menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko yang dihadapi
oleh perusahaan, yang meliputi:
1. Kerusakan phisik dari harta kekayaan perusahaan
2. Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi
perusahaan.
3. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain
4. Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan-tindakan kriminal
lainnya, tidak jujurnya karyawan dan sebagainya.
5. Kerugian-kerugian yang timbul akibat “keyman” meninggal dunia, sakit atau
menjadi cacat.
Untuk itu cara-cara yang dapat ditempuh oleh Manajer Risiko antara lain dengan:
melakukan inspeksi fisik di tempat kerja, mengadakan angket kepada semua pihak
di perusahaan, menganalisa semua variabel yang tercakup dalam peta aliran proses
produksi dan sebagainya. Misalnya : dengan menganalisa bahan baku dan
pembantu dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian karena jumlah pasokan yang
tidak memadai, penyerahan yang tidak tepat waktu, kerusakan dan kehilangan pada
saat penyimpanan; pada proses produksi dapat diidentifikasi : kemungkinan
kerugian karena salah proses, kerusakan alat produksi, keterlambatan dan
sebagainya; pada produk akhir : kemungkinan kerugian karena barang rusak/hilang
dalam penyimpanan, penipuan/kecurangan dari penyalur dan sebagainya.
14. 13
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
b. Mengevaluasi Kerugian Potensial
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial
yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi
perkiraan mengenai:
1. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya
memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama suatu
periode tertentu atau berapa kali terjadinya kerugian tersebut selama suatu
periode tertentu (biasanya 1 tahun).
2. Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya
kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh
kerugian tersebut, terutama terhadap kondisi finansial perusahaan.
c. Memilih teknik/cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari
teknik-teknik yang tepat guna menanggulangi kerugian.
Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk
menanggulangi risiko, yaitu: mengurangi kesempatan terjadinya kerugian,
meretensi, mengasuransikan dan menghindari. Dimana tugas dari Manajer
Risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi
suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat
untuk menanggulangi risiko.
15. 14
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
G. Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung
risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka
harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian
yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan
metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun
mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu
kontrak (asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi
menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas
terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi
maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima
sebagai bagian penting dari aktivitas.
16. 15
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang
akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak
terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko.
Manajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin
mendesak untuk diapplikasikan di sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan
tampaknya faktor utama adalah perubahan lingkungan dan sumber daya yang
terbatas bagi pencapaian tujaun organisasi.
Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Pada sisi lain, penanganan risiko bahkan dapat memunculkan peluang
bagi organisasi. Risiko tidak dapat dihindari oleh organisasi, dan terdapat pada
sumber daya yang dimiliki dan proses operasi termasuk pengendalian. Manajemen
risiko diperlukan bagi pencapaian tujuan suatu unit dan tujuan organisasi secara
keseluruhan.
17. 16
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
DAFTAR PUSTAKA
Abozovik, Valeriia. 2017. Strategy and Risk Management of Case
Companies. Lapin AMK. http://www.scielo.br/pdf/prod/v27/0103-6513-prod-27-
e20162209.pdf
Anderson, Sweeny, and Williams. (1999). Statistics for Business and
Economics, South-Western Publishing, Cincinnati.
Eastburn, Ronald William. 2016. Risk Management and Managerial
Mindset. Emerald Insight. Volume 18, Issue 1. 21-47.
https://www.emeraldinsight.com/doi/full/10.1108/JRF-09-2016-0114
Etges, A. P. B. S., Souza, J. S., & Kleimann Neto, F. J. (2017). Risk
management for companies focused on innovation processes. Production, 27,
e20162209. http://dx.doi.org/10.1590/0103-6513.220916
Naura. 2018. Makalah Manajemen Risiko. Scribd
https://id.scribd.com/document/372345413/BAB-4-Makalah-Manajemen-Resiko
Rahman. 2013. Manajemen Risiko.
http://rahman8194.blogspot.com/2013/11/manajemen-resiko.html
18. 17
‘18 RISK MANAGEMENT
ALFRIANTY SAURAN
Williams, C. Arthur, Michael Smith, and Peter C. Young. (1998). Risk
Management and Insurance, Boston: McGraw Hill.