SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 36
DETEKTOR
RADIASI
Detektor merupakan suatu bahan yang
peka terhadap radiasi, yang bila dikenai radiasi
akan menghasilkan tanggapan.
• Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga
untuk mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi
yang disebut dengan detektor radiasi. Ada beberapa jenis
detektor yang secara spesifik mempunyai kemampuan untuk
melacak keberadaan jenis radiasi tertentu
• Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya
melalui proses ionisasi, eksitasi dan lain-lain. Dengan
menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan sebagai
dasar untuk membuat detektor radiasi.
DETEKTOR ISIAN GAS
Detektor isian gas merupakan detektor yang paling sering
digunakan untuk mengukur radiasi. Detektor ini terdiri dari dua elektroda,
positif dan negatif, serta berisi gas di antara kedua elektrodanya.
Elektroda positif disebut sebagai anoda, yang dihubungkan ke kutub
listrik positif, sedangkan elektroda negatif disebut sebagai katoda, yang
dihubungkan ke kutub negatif. Kebanyakan detektor ini berbentuk
silinder dengan sumbu yang berfungsi sebagai anoda dan dinding
silindernya sebagai katoda
Radiasi yang memasuki detektor akan mengionisasi gas dan
menghasilkan ion-ion positif dan ion-ion negatif (elektron). Jumlah
ion yang akan dihasilkan tersebut sebanding dengan energi radiasi
dan berbanding terbalik dengan daya ionisasi gas. Daya ionisasi gas
berkisar dari 25 eV s.d. 40 eV. Ion-ion yang dihasilkan di dalam
detektor tersebut akan memberikan kontribusi terbentuknya pulsa
listrik ataupun arus listrik.
Ion-ion primer yang dihasilkan oleh radiasi akan bergerak
menuju elektroda yang sesuai. Pergerakan ion-ion tersebut akan
menimbulkan pulsa atau arus listrik. Pergerakan ion tersebut di
atas dapat berlangsung bila di antara dua elektroda terdapat
cukup medan listrik. Bila medan listriknya semakin tinggi maka
energi kinetik ion-ion tersebut akan semakin besar sehingga
mampu untuk mengadakan ionisasi lain.
• Ion-ion yang dihasilkan oleh ion primer disebut sebagai ion
sekunder. Bila medan listrik di antara dua elektroda semakin
tinggi maka jumlah ion yang dihasilkan oleh sebuah radiasi
akan sangat banyak dan disebut proses ‘avalanche’.
• Terdapat tiga jenis detektor isian gas yang bekerja pada
daerah yang berbeda yaitu detektor kamar ionisasi, detektor
proporsional, dan detektor Geiger Mueller (GM).
DETEKTOR KAMAR IONISASI (IONIZATION CHAMBER)
Sebagaimana terlihat pada kurva karakteristik gas di atas,
jumlah ion yang dihasilkan di daerah ini relatif sedikit sehingga tinggi
pulsanya, bila menerapkan pengukuran model pulsa, sangat rendah.
Oleh karena itu, biasanya, pengukuran yang menggunakan detektor
ionisasi menerapkan cara arus. Bila akan menggunakan detektor ini
dengan cara pulsa maka dibutuhkan penguat pulsa yang sangat baik.
Keuntungan detektor ini adalah dapat membedakan energi yang
memasukinya dan tegangan kerja yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi.
DETEKTOR PROPORSIONAL
• Dibandingkan dengan daerah ionisasi di atas, jumlah ion yang dihasilkan di
daerah proporsional ini lebih banyak sehingga tinggi pulsanya akan lebih
tinggi. Detektor ini lebih sering digunakan untuk pengukuran dengan cara
pulsa.
• Terlihat pada kurva karakteristik di atas bahwa jumlah ion yang dihasilkan
sebanding dengan energi radiasi, sehingga detektor ini dapat
membedakan energi radiasi. Akan tetapi, yang merupakan suatu kerugian,
jumlah ion atau tinggi pulsa yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
tegangan kerja dan daya tegangan untuk detektor ini harus sangat stabil.
DETEKTOR GEIGER MUELLER (GM)
Jumlah ion yang dihasilkan di daerah ini sangat banyak, mencapai
nilai saturasinya, sehingga pulsanya relatif tinggi dan tidak memerlukan
penguat pulsa lagi. Kerugian utama dari detektor ini ialah tidak dapat
membedakan energi radiasi yang memasukinya, karena berapapun
energinya jumlah ion yang dihasilkannya sama dengan nilai saturasinya.
Detektor ini merupakan detektor yang paling sering digunakan, karena dari
segi elektonik sangat sederhana, tidak perlu menggunakan rangkaian
penguat. Sebagian besar peralatan ukur proteksi radiasi, yang harus bersifat
portabel, terbuat dari detektor Geiger Mueller
DETEKTOR SINTILASI
Detektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian yaitu bahan sintilator
dan photomultiplier. Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair
maupun gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi
pengion. Photomultiplier digunakan untuk mengubah percikan cahaya yang
dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik. Mekanisme pendeteksian
radiasi pada detektor sintilasi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu :
• proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi percikan
cahaya di dalam bahan sintilator dan
• proses pengubahan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tabung
photomultiplier
BAHAN SINTILATOR
Proses sintilasi pada bahan ini dapat dijelaskan dengan Gambar 4. Di
dalam kristal bahan sintilator terdapat pita-pita atau daerah yang dinamakan
sebagai pita valensi dan pita konduksi yang dipisahkan dengan tingkat energi
tertentu. Pada keadaan dasar, ground state, seluruh elektron berada di pita
valensi sedangkan di pita konduksi kosong. Ketika terdapat radiasi yang
memasuki kristal, terdapat kemungkinan bahwa energinya akan terserap oleh
beberapa elektron di pita valensi, sehingga dapat meloncat ke pita konduksi.
Beberapa saat kemudian elektron-elektron tersebut akan kembali ke pita
valensi melalui pita energi bahan aktivator sambil memancarkan percikan
cahaya
• Jumlah percikan cahaya sebanding dengan energi radiasi diserap
dan dipengaruhi oleh jenis bahan sintilatornya. Semakin besar
energinya semakin banyak percikan cahayanya. Percikan-percikan
cahaya ini kemudian ‘ditangkap’ oleh photomultiplier.
• Berikut ini adalah beberapa contoh bahan sintilator yang sering
digunakan sebagai detektor radiasi.
• Kristal NaI(Tl) Kristal LiI(Eu)
• Kristal ZnS(Ag) Sintilator Organik
SINTILATOR CAIR (LIQUID SCINTILLATION)
Detektor ini sangat spesial dibandingkan dengan jenis
detektor yang lain karena berwujud cair. Sampel radioaktif yang
akan diukur dilarutkan dahulu ke dalam sintilator cair ini sehingga
sampel dan detektor menjadi satu kesatuan larutan yang homogen.
Secara geometri pengukuran ini dapat mencapai efisiensi 100 %
karena semua radiasi yang dipancarkan sumber akan “ditangkap”
oleh detektor. Metode ini sangat diperlukan untuk mengukur
sampel yang memancarkan radiasi b berenergi rendah seperti
tritium dan C14.
• Masalah yang harus diperhatikan pada metode ini
adalah quenching yaitu berkurangnya sifat transparan
dari larutan (sintilator cair) karena mendapat
campuran sampel. Semakin pekat konsentrasi sampel
maka akan semakin buruk tingkat transparansinya
sehingga percikan cahaya yang dihasilkan tidak dapat
mencapai photomultiplier.
• TABUNG PHOTOMULTIPLIER
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, setiap detektor sintilasi
terdiri atas dua bagian yaitu bahan sintilator dan tabung
photomultiplier. Bila bahan sintilator berfungsi untuk
mengubah energi radiasi menjadi percikan cahaya maka
tabung photomultiplier ini berfungsi untuk mengubah percikan
cahaya tersebut menjadi berkas elektron, sehingga dapat
diolah lebih lanjut sebagai pulsa / arus listrik.
• Tabung photomultiplier terbuat dari tabung hampa yang kedap
cahaya dengan photokatoda yang berfungsi sebagai masukan
pada salah satu ujungnya dan terdapat beberapa dinode untuk
menggandakan elektron seperti terdapat pada gambar 5.
Photokatoda yang ditempelkan pada bahan sintilator, akan
memancarkan elektron bila dikenai cahaya dengan panjang
gelombang yang sesuai. Elektron yang dihasilkannya akan
diarahkan, dengan perbedaan potensial, menuju dinode pertama.
Dinode tersebut akan memancarkan beberapa elektron sekunder
bila dikenai oleh elektron.
• Elektron-elektron sekunder yang dihasilkan
dinode pertama akan menuju dinode kedua dan
dilipatgandakan kemudian ke dinode ketiga dan
seterusnya sehingga elektron yang terkumpul
pada dinode terakhir berjumlah sangat banyak.
Dengan sebuah kapasitor kumpulan elektron
tersebut akan diubah menjadi pulsa listrik.
DETEKTOR SEMIKONDUKTOR
Bahan semikonduktor, yang ditemukan relatif lebih baru
daripada dua jenis detektor di atas, terbuat dari unsur golongan
IV pada tabel periodik yaitu silikon atau germanium. Detektor ini
mempunyai beberapa keunggulan yaitu lebih effisien
dibandingkan dengan detektor isian gas, karena terbuat dari zat
padat, serta mempunyai resolusi yang lebih baik daripada
detektor sintilasi.
Pada dasarnya, bahan isolator dan bahan semikonduktor tidak
dapat meneruskan arus listrik. Hal ini disebabkan semua
elektronnya berada di pita valensi sedangkan di pita konduksi kosong.
Perbedaan tingkat energi antara pita valensi dan pita konduksi di bahan
isolator sangat besar sehingga tidak memungkinkan elektron untuk
berpindah ke pita konduksi ( > 5 eV ) seperti terlihat di atas. Sebaliknya,
perbedaan tersebut relatif kecil pada bahan semikonduktor ( < 3 eV )
sehingga memungkinkan elektron untuk meloncat ke pita konduksi bila
mendapat tambahan energi.
• Energi radiasi yang memasuki bahan semikonduktor akan
diserap oleh bahan sehingga beberapa elektronnya dapat
berpindah dari pita valensi ke pita konduksi. Bila di antara
kedua ujung bahan semikonduktor tersebut terdapat beda
potensial maka akan terjadi aliran arus listrik. Jadi pada
detektor ini, energi radiasi diubah menjadi energi listrik
Sambungan semikonduktor dibuat dengan menyambungkan
semikonduktor tipe N dengan tipe P (PN junction). Kutub positif dari
tegangan listrik eksternal dihubungkan ke tipe N sedangkan kutub
negatifnya ke tipe P seperti terlihat pada Gambar 7. Hal ini
menyebabkan pembawa muatan positif akan tertarik ke atas (kutub
negatif) sedangkan pembawa muatan negatif akan tertarik ke bawah
(kutub positif), sehingga terbentuk (depletion layer) lapisan kosong
muatan pada sambungan PN. Dengan adanya lapisan kosong muatan
ini maka tidak akan terjadi arus listrik. Bila ada radiasi pengion yang
memasuki lapisan kosong muatan ini maka akan terbentuk ion-ion
baru, elektron dan hole, yang akan bergerak ke kutub-kutub positif
dan negatif. Tambahan elektron dan hole inilah yang akan
menyebabkan terbentuknya pulsa atau arus listrik.
Oleh karena daya atau energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
ion-ion ini lebih rendah dibandingkan dengan proses ionisasi di gas,
maka jumlah ion yang dihasilkan oleh energi yang sama akan lebih
banyak. Hal inilah yang menyebabkan detektor semikonduktor sangat
teliti dalam membedakan energi radiasi yang mengenainya atau
disebut mempunyai resolusi tinggi. Sebagai gambaran, detektor
sintilasi untuk radiasi gamma biasanya mempunyai resolusi sebesar 50
keV, artinya, detektor ini dapat membedakan energi dari dua buah
radiasi yang memasukinya bila kedua radiasi tersebut mempunyai
perbedaan energi lebih besar daripada 50 keV. Sedang detektor
semikonduktor untuk radiasi gamma biasanya mempunyai resolusi 2
keV. Jadi terlihat bahwa detektor semikonduktor jauh lebih teliti
untuk membedakan energi radiasi.
• Sebenarnya, kemampuan untuk membedakan energi tidak terlalu
diperlukan dalam pemakaian di lapangan, misalnya untuk melakukan
survai radiasi. Akan tetapi untuk keperluan lain, misalnya untuk
menentukan jenis radionuklida atau untuk menentukan jenis dan kadar
bahan, kemampuan ini mutlak diperlukan.
• Kelemahan dari detektor semikonduktor adalah harganya lebih mahal,
pemakaiannya harus sangat hati-hati karena mudah rusak dan beberapa
jenis detektor semikonduktor harus didinginkan pada temperatur
Nitrogen cair sehingga memerlukan dewar yang berukuran cukup besar.
ELEKTROSKOP
Elektroskop adalah alat yang digunakan untuk
mengetahui muatan listrik sebuah benda
Fungsi elektroskop :
• mendeteksi adannya muatan pada suatu benda
• memisahkan muatan
• mendeteksi negatif atau positif muatan suatu benda
• Mengetahui ada atau tidaknya muatan listrik pada
suatu benda
• Mengetahui jenis muatan listrik pada suatu benda
• Mengetahui jumlah muatan listrik pada suatu benda
PENCACAH SEBANDING
Pencacah sebanding merupakan modifikasi dari
ruang ionisasi, yang berbeda pada 2 aspek.
Pertama dalam pencacah sebanding salah satu
elektroda merupakan silinder tipis sedang yang
lainnya merupakan kawat yang ditempatkan
sepanjang sumbu silinder.
Kedua, tegangan yang dipakai pada pencacah
sebanding lebih tinggi dibandingkan dengan
ruang ionisasi.Beda tegangan dibuat sedemikian
rupa sehingga terjadi ionisasi sekunder yang
memberikan multiplikasi electron.Campuran
dan tekanan gas dipilih agar multiplikasi linier
terhadap energy partikel.
EMULSI NUKLIR
Pada awal tahun 1910, ditemukan emulsi nuklir yang
merupakan emulsi fotografi yang berisi butir-butir
halide perak yang sangat sensitif terhadap radiasi
ionisasi. Di dalam piringan photografik ini akan terlihat
lintasan butir perak sepanjang lintasan partikel
bermuatan yang dapat diamati mikroskop. Emulsi ini
digunakan untuk mendeteksi partikel dalam fixed
target experiment. Emulsi ini telah digunakan untuk
menemukan pion bermuatan dan interaksi lemahnya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Khotim U
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Agung Oktavianto
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitas
Sri Wulan Hidayati
 

Mais procurados (20)

Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
 
Fisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktifFisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktif
 
Makalah Digital Radiography
Makalah Digital RadiographyMakalah Digital Radiography
Makalah Digital Radiography
 
sinar x
sinar xsinar x
sinar x
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
 
Gamma kamera
Gamma kameraGamma kamera
Gamma kamera
 
Pesawat sinar x fluoroskopi
Pesawat sinar x fluoroskopiPesawat sinar x fluoroskopi
Pesawat sinar x fluoroskopi
 
Spectrofotometer
SpectrofotometerSpectrofotometer
Spectrofotometer
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
peluruhan sinar alpha dan beta
peluruhan sinar alpha dan betapeluruhan sinar alpha dan beta
peluruhan sinar alpha dan beta
 
Interaksi foton
Interaksi fotonInteraksi foton
Interaksi foton
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitas
 
Teori dasar tld
Teori dasar tldTeori dasar tld
Teori dasar tld
 

Destaque

P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiP 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
yusbarina
 
Ionization chamber
Ionization chamberIonization chamber
Ionization chamber
Anas Yess
 
Radiation detectors
Radiation detectorsRadiation detectors
Radiation detectors
jmocherman
 
Roihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_web
Roihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_webRoihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_web
Roihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_web
Heikki Otsolampi
 

Destaque (8)

P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiP 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
 
Ionization chamber
Ionization chamberIonization chamber
Ionization chamber
 
Radiation detectors
Radiation detectorsRadiation detectors
Radiation detectors
 
15 Ridiculous Share Trading Mistakes In Stock Markets | GetUpWise
15 Ridiculous Share Trading Mistakes In Stock Markets | GetUpWise15 Ridiculous Share Trading Mistakes In Stock Markets | GetUpWise
15 Ridiculous Share Trading Mistakes In Stock Markets | GetUpWise
 
Roihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_web
Roihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_webRoihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_web
Roihu_lyhyesti_-_loppuraportin_tiivistelma_web
 
10 Best Time Zones Of The Day For Profitable Share Trading | GetUpWise
10 Best Time Zones Of The Day For Profitable Share Trading | GetUpWise10 Best Time Zones Of The Day For Profitable Share Trading | GetUpWise
10 Best Time Zones Of The Day For Profitable Share Trading | GetUpWise
 
Best Broker For Trading Foreign Stocks: 10 Factors To Look | GetUpWise
Best Broker For Trading Foreign Stocks: 10 Factors To Look | GetUpWiseBest Broker For Trading Foreign Stocks: 10 Factors To Look | GetUpWise
Best Broker For Trading Foreign Stocks: 10 Factors To Look | GetUpWise
 
11 Shocking Things You Should Not To Ask Pregnant Women | GetUpWise
11 Shocking Things You Should Not To Ask Pregnant Women | GetUpWise11 Shocking Things You Should Not To Ask Pregnant Women | GetUpWise
11 Shocking Things You Should Not To Ask Pregnant Women | GetUpWise
 

Semelhante a Detektor radiasi

n ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullern ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger muller
chyrmdhnty
 
14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya
14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya
14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya
IPA 2014
 
makalah-dastel-photocell.docx
makalah-dastel-photocell.docxmakalah-dastel-photocell.docx
makalah-dastel-photocell.docx
Ippang4
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1
Ernhy Hijoe
 
fdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptx
fdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptxfdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptx
fdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptx
ENSofyanita
 

Semelhante a Detektor radiasi (20)

Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
n ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullern ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger muller
 
Materi Sensor
Materi SensorMateri Sensor
Materi Sensor
 
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksideteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
 
02. alat pengendali-industri
02. alat pengendali-industri02. alat pengendali-industri
02. alat pengendali-industri
 
02. alat pengendali-industri
02. alat pengendali-industri02. alat pengendali-industri
02. alat pengendali-industri
 
14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya
14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya
14708251073_Deby Kurnia Dewi_Sensor Cahaya
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronika
 
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
 
9.AAS 2021.ppt
9.AAS 2021.ppt9.AAS 2021.ppt
9.AAS 2021.ppt
 
Photodetektor
PhotodetektorPhotodetektor
Photodetektor
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
makalah-dastel-photocell.docx
makalah-dastel-photocell.docxmakalah-dastel-photocell.docx
makalah-dastel-photocell.docx
 
UV_1.ppt
UV_1.pptUV_1.ppt
UV_1.ppt
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1
 
Sensor kapasitif, induktif dan resistif
Sensor kapasitif, induktif dan resistifSensor kapasitif, induktif dan resistif
Sensor kapasitif, induktif dan resistif
 
Paper instrumen ssa
Paper instrumen ssa Paper instrumen ssa
Paper instrumen ssa
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
UV.ppt
UV.pptUV.ppt
UV.ppt
 
fdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptx
fdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptxfdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptx
fdokumen.com_instrumen-spektrofotometer-serapan-atom.pptx
 

Último

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Detektor radiasi

  • 1.
  • 3. Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang bila dikenai radiasi akan menghasilkan tanggapan.
  • 4. • Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan detektor radiasi. Ada beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai kemampuan untuk melacak keberadaan jenis radiasi tertentu • Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses ionisasi, eksitasi dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.
  • 5. DETEKTOR ISIAN GAS Detektor isian gas merupakan detektor yang paling sering digunakan untuk mengukur radiasi. Detektor ini terdiri dari dua elektroda, positif dan negatif, serta berisi gas di antara kedua elektrodanya. Elektroda positif disebut sebagai anoda, yang dihubungkan ke kutub listrik positif, sedangkan elektroda negatif disebut sebagai katoda, yang dihubungkan ke kutub negatif. Kebanyakan detektor ini berbentuk silinder dengan sumbu yang berfungsi sebagai anoda dan dinding silindernya sebagai katoda
  • 6.
  • 7. Radiasi yang memasuki detektor akan mengionisasi gas dan menghasilkan ion-ion positif dan ion-ion negatif (elektron). Jumlah ion yang akan dihasilkan tersebut sebanding dengan energi radiasi dan berbanding terbalik dengan daya ionisasi gas. Daya ionisasi gas berkisar dari 25 eV s.d. 40 eV. Ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor tersebut akan memberikan kontribusi terbentuknya pulsa listrik ataupun arus listrik.
  • 8.
  • 9. Ion-ion primer yang dihasilkan oleh radiasi akan bergerak menuju elektroda yang sesuai. Pergerakan ion-ion tersebut akan menimbulkan pulsa atau arus listrik. Pergerakan ion tersebut di atas dapat berlangsung bila di antara dua elektroda terdapat cukup medan listrik. Bila medan listriknya semakin tinggi maka energi kinetik ion-ion tersebut akan semakin besar sehingga mampu untuk mengadakan ionisasi lain.
  • 10.
  • 11. • Ion-ion yang dihasilkan oleh ion primer disebut sebagai ion sekunder. Bila medan listrik di antara dua elektroda semakin tinggi maka jumlah ion yang dihasilkan oleh sebuah radiasi akan sangat banyak dan disebut proses ‘avalanche’. • Terdapat tiga jenis detektor isian gas yang bekerja pada daerah yang berbeda yaitu detektor kamar ionisasi, detektor proporsional, dan detektor Geiger Mueller (GM).
  • 12. DETEKTOR KAMAR IONISASI (IONIZATION CHAMBER) Sebagaimana terlihat pada kurva karakteristik gas di atas, jumlah ion yang dihasilkan di daerah ini relatif sedikit sehingga tinggi pulsanya, bila menerapkan pengukuran model pulsa, sangat rendah. Oleh karena itu, biasanya, pengukuran yang menggunakan detektor ionisasi menerapkan cara arus. Bila akan menggunakan detektor ini dengan cara pulsa maka dibutuhkan penguat pulsa yang sangat baik. Keuntungan detektor ini adalah dapat membedakan energi yang memasukinya dan tegangan kerja yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi.
  • 13. DETEKTOR PROPORSIONAL • Dibandingkan dengan daerah ionisasi di atas, jumlah ion yang dihasilkan di daerah proporsional ini lebih banyak sehingga tinggi pulsanya akan lebih tinggi. Detektor ini lebih sering digunakan untuk pengukuran dengan cara pulsa. • Terlihat pada kurva karakteristik di atas bahwa jumlah ion yang dihasilkan sebanding dengan energi radiasi, sehingga detektor ini dapat membedakan energi radiasi. Akan tetapi, yang merupakan suatu kerugian, jumlah ion atau tinggi pulsa yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh tegangan kerja dan daya tegangan untuk detektor ini harus sangat stabil.
  • 14. DETEKTOR GEIGER MUELLER (GM) Jumlah ion yang dihasilkan di daerah ini sangat banyak, mencapai nilai saturasinya, sehingga pulsanya relatif tinggi dan tidak memerlukan penguat pulsa lagi. Kerugian utama dari detektor ini ialah tidak dapat membedakan energi radiasi yang memasukinya, karena berapapun energinya jumlah ion yang dihasilkannya sama dengan nilai saturasinya. Detektor ini merupakan detektor yang paling sering digunakan, karena dari segi elektonik sangat sederhana, tidak perlu menggunakan rangkaian penguat. Sebagian besar peralatan ukur proteksi radiasi, yang harus bersifat portabel, terbuat dari detektor Geiger Mueller
  • 15. DETEKTOR SINTILASI Detektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian yaitu bahan sintilator dan photomultiplier. Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair maupun gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi pengion. Photomultiplier digunakan untuk mengubah percikan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik. Mekanisme pendeteksian radiasi pada detektor sintilasi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu : • proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi percikan cahaya di dalam bahan sintilator dan • proses pengubahan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tabung photomultiplier
  • 16. BAHAN SINTILATOR Proses sintilasi pada bahan ini dapat dijelaskan dengan Gambar 4. Di dalam kristal bahan sintilator terdapat pita-pita atau daerah yang dinamakan sebagai pita valensi dan pita konduksi yang dipisahkan dengan tingkat energi tertentu. Pada keadaan dasar, ground state, seluruh elektron berada di pita valensi sedangkan di pita konduksi kosong. Ketika terdapat radiasi yang memasuki kristal, terdapat kemungkinan bahwa energinya akan terserap oleh beberapa elektron di pita valensi, sehingga dapat meloncat ke pita konduksi. Beberapa saat kemudian elektron-elektron tersebut akan kembali ke pita valensi melalui pita energi bahan aktivator sambil memancarkan percikan cahaya
  • 17. • Jumlah percikan cahaya sebanding dengan energi radiasi diserap dan dipengaruhi oleh jenis bahan sintilatornya. Semakin besar energinya semakin banyak percikan cahayanya. Percikan-percikan cahaya ini kemudian ‘ditangkap’ oleh photomultiplier. • Berikut ini adalah beberapa contoh bahan sintilator yang sering digunakan sebagai detektor radiasi. • Kristal NaI(Tl) Kristal LiI(Eu) • Kristal ZnS(Ag) Sintilator Organik
  • 18. SINTILATOR CAIR (LIQUID SCINTILLATION) Detektor ini sangat spesial dibandingkan dengan jenis detektor yang lain karena berwujud cair. Sampel radioaktif yang akan diukur dilarutkan dahulu ke dalam sintilator cair ini sehingga sampel dan detektor menjadi satu kesatuan larutan yang homogen. Secara geometri pengukuran ini dapat mencapai efisiensi 100 % karena semua radiasi yang dipancarkan sumber akan “ditangkap” oleh detektor. Metode ini sangat diperlukan untuk mengukur sampel yang memancarkan radiasi b berenergi rendah seperti tritium dan C14.
  • 19.
  • 20. • Masalah yang harus diperhatikan pada metode ini adalah quenching yaitu berkurangnya sifat transparan dari larutan (sintilator cair) karena mendapat campuran sampel. Semakin pekat konsentrasi sampel maka akan semakin buruk tingkat transparansinya sehingga percikan cahaya yang dihasilkan tidak dapat mencapai photomultiplier.
  • 21. • TABUNG PHOTOMULTIPLIER Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, setiap detektor sintilasi terdiri atas dua bagian yaitu bahan sintilator dan tabung photomultiplier. Bila bahan sintilator berfungsi untuk mengubah energi radiasi menjadi percikan cahaya maka tabung photomultiplier ini berfungsi untuk mengubah percikan cahaya tersebut menjadi berkas elektron, sehingga dapat diolah lebih lanjut sebagai pulsa / arus listrik.
  • 22. • Tabung photomultiplier terbuat dari tabung hampa yang kedap cahaya dengan photokatoda yang berfungsi sebagai masukan pada salah satu ujungnya dan terdapat beberapa dinode untuk menggandakan elektron seperti terdapat pada gambar 5. Photokatoda yang ditempelkan pada bahan sintilator, akan memancarkan elektron bila dikenai cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai. Elektron yang dihasilkannya akan diarahkan, dengan perbedaan potensial, menuju dinode pertama. Dinode tersebut akan memancarkan beberapa elektron sekunder bila dikenai oleh elektron.
  • 23.
  • 24. • Elektron-elektron sekunder yang dihasilkan dinode pertama akan menuju dinode kedua dan dilipatgandakan kemudian ke dinode ketiga dan seterusnya sehingga elektron yang terkumpul pada dinode terakhir berjumlah sangat banyak. Dengan sebuah kapasitor kumpulan elektron tersebut akan diubah menjadi pulsa listrik.
  • 25. DETEKTOR SEMIKONDUKTOR Bahan semikonduktor, yang ditemukan relatif lebih baru daripada dua jenis detektor di atas, terbuat dari unsur golongan IV pada tabel periodik yaitu silikon atau germanium. Detektor ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu lebih effisien dibandingkan dengan detektor isian gas, karena terbuat dari zat padat, serta mempunyai resolusi yang lebih baik daripada detektor sintilasi.
  • 26.
  • 27. Pada dasarnya, bahan isolator dan bahan semikonduktor tidak dapat meneruskan arus listrik. Hal ini disebabkan semua elektronnya berada di pita valensi sedangkan di pita konduksi kosong. Perbedaan tingkat energi antara pita valensi dan pita konduksi di bahan isolator sangat besar sehingga tidak memungkinkan elektron untuk berpindah ke pita konduksi ( > 5 eV ) seperti terlihat di atas. Sebaliknya, perbedaan tersebut relatif kecil pada bahan semikonduktor ( < 3 eV ) sehingga memungkinkan elektron untuk meloncat ke pita konduksi bila mendapat tambahan energi.
  • 28. • Energi radiasi yang memasuki bahan semikonduktor akan diserap oleh bahan sehingga beberapa elektronnya dapat berpindah dari pita valensi ke pita konduksi. Bila di antara kedua ujung bahan semikonduktor tersebut terdapat beda potensial maka akan terjadi aliran arus listrik. Jadi pada detektor ini, energi radiasi diubah menjadi energi listrik
  • 29.
  • 30. Sambungan semikonduktor dibuat dengan menyambungkan semikonduktor tipe N dengan tipe P (PN junction). Kutub positif dari tegangan listrik eksternal dihubungkan ke tipe N sedangkan kutub negatifnya ke tipe P seperti terlihat pada Gambar 7. Hal ini menyebabkan pembawa muatan positif akan tertarik ke atas (kutub negatif) sedangkan pembawa muatan negatif akan tertarik ke bawah (kutub positif), sehingga terbentuk (depletion layer) lapisan kosong muatan pada sambungan PN. Dengan adanya lapisan kosong muatan ini maka tidak akan terjadi arus listrik. Bila ada radiasi pengion yang memasuki lapisan kosong muatan ini maka akan terbentuk ion-ion baru, elektron dan hole, yang akan bergerak ke kutub-kutub positif dan negatif. Tambahan elektron dan hole inilah yang akan menyebabkan terbentuknya pulsa atau arus listrik.
  • 31. Oleh karena daya atau energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan ion-ion ini lebih rendah dibandingkan dengan proses ionisasi di gas, maka jumlah ion yang dihasilkan oleh energi yang sama akan lebih banyak. Hal inilah yang menyebabkan detektor semikonduktor sangat teliti dalam membedakan energi radiasi yang mengenainya atau disebut mempunyai resolusi tinggi. Sebagai gambaran, detektor sintilasi untuk radiasi gamma biasanya mempunyai resolusi sebesar 50 keV, artinya, detektor ini dapat membedakan energi dari dua buah radiasi yang memasukinya bila kedua radiasi tersebut mempunyai perbedaan energi lebih besar daripada 50 keV. Sedang detektor semikonduktor untuk radiasi gamma biasanya mempunyai resolusi 2 keV. Jadi terlihat bahwa detektor semikonduktor jauh lebih teliti untuk membedakan energi radiasi.
  • 32. • Sebenarnya, kemampuan untuk membedakan energi tidak terlalu diperlukan dalam pemakaian di lapangan, misalnya untuk melakukan survai radiasi. Akan tetapi untuk keperluan lain, misalnya untuk menentukan jenis radionuklida atau untuk menentukan jenis dan kadar bahan, kemampuan ini mutlak diperlukan. • Kelemahan dari detektor semikonduktor adalah harganya lebih mahal, pemakaiannya harus sangat hati-hati karena mudah rusak dan beberapa jenis detektor semikonduktor harus didinginkan pada temperatur Nitrogen cair sehingga memerlukan dewar yang berukuran cukup besar.
  • 33. ELEKTROSKOP Elektroskop adalah alat yang digunakan untuk mengetahui muatan listrik sebuah benda Fungsi elektroskop : • mendeteksi adannya muatan pada suatu benda • memisahkan muatan • mendeteksi negatif atau positif muatan suatu benda • Mengetahui ada atau tidaknya muatan listrik pada suatu benda • Mengetahui jenis muatan listrik pada suatu benda • Mengetahui jumlah muatan listrik pada suatu benda
  • 34. PENCACAH SEBANDING Pencacah sebanding merupakan modifikasi dari ruang ionisasi, yang berbeda pada 2 aspek. Pertama dalam pencacah sebanding salah satu elektroda merupakan silinder tipis sedang yang lainnya merupakan kawat yang ditempatkan sepanjang sumbu silinder.
  • 35. Kedua, tegangan yang dipakai pada pencacah sebanding lebih tinggi dibandingkan dengan ruang ionisasi.Beda tegangan dibuat sedemikian rupa sehingga terjadi ionisasi sekunder yang memberikan multiplikasi electron.Campuran dan tekanan gas dipilih agar multiplikasi linier terhadap energy partikel.
  • 36. EMULSI NUKLIR Pada awal tahun 1910, ditemukan emulsi nuklir yang merupakan emulsi fotografi yang berisi butir-butir halide perak yang sangat sensitif terhadap radiasi ionisasi. Di dalam piringan photografik ini akan terlihat lintasan butir perak sepanjang lintasan partikel bermuatan yang dapat diamati mikroskop. Emulsi ini digunakan untuk mendeteksi partikel dalam fixed target experiment. Emulsi ini telah digunakan untuk menemukan pion bermuatan dan interaksi lemahnya.