SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Aditya Dwi Saputra ¹ , Afriza Leonita ²
Program Studi Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Email : adityak.a132@gmail.com ¹ , afrizaleonitaafriza@gmail.com ²
Abstract
This study aims to determine the development of the Islamic banking system in Indonesia. This
research is library research which focuses on qualitative data management with data analysis
method using description-analysis method. This study discusses what is Islamic banking? What
are the systems of Islamic banking? How is the development of the Islamic banking system in
Indonesia? What concept distinguishes Islamic banking from conventional banking? The result
of this study is that Indonesian banking is currently enlivened by the existence of Islamic banks
that market financial and investment products in a different way from conventional banks.
Islamic banking itself is a bank that in carrying out its business activities uses Islamic sharia
principles based on the Al-Quran and Al-Hadith and does not rely on usury or interest in its
transactions.
Keywords : Islamic Banking, Development of the Islamic Banking System in Indonesia,
Conventional Banks
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perkembangan sistem perbankan syariah di
Indonesia. Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (library research) yang memfokuskan
pada pengelolaan data secara kualitatif dengan metode analisis data yang menggunakan
metode deskripsi-analisis. Penelitian ini membahas apa itu perbankan syariah? Apa saja
sistem dari perbankan syariah? Bagaimana perkembangan sistem perbankan syariah di
Indonesia? Konsep apa yang membedakan perbankan syariah dengan perbankan
konvensional?. Hasil dari penelitian ini adalah perbankan Indonesia saat ini dimeriahkan
dengan adanya bank syariah yang memasarkan produk keuangan dan investasi dengan cara
yang berbeda dari bank konvensional. Perbankan syariah sendiri merupakan bank yang dalam
menjalankan kegiatan usahanya memakai prinsip-prinsip syariah islam yang berdasarkan Al-
Quran dan Al-Hadits serta tidak mengandalkan riba maupun bunga dalam transaksinya.
Kata Kunci : Perbankan Syariah, Perkembangan Sistem Perbankan Syariah di Indonesia,
Bank Konvensional
DASAR PEMIKIRAN
1. Latar Belakang
Kegiatan ekonomi sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Selama berlangsungnya
kegiatan ekonomi tersebut banyak sekali terdapat pro dan kontra sehingga para ahli pemikir
ekonomi mulai memikirkan bagaimana mengubah seni ekonomi menjadi ilmu ekonomi yang
ada seperti sekarang ini. Di zaman Nabi SAW memang belum ada institusi bank, namun ajaran
Islam sudah memberikan prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang dijadikan pedoman dalam
aktivitas perdagangan dan perekonomian. Karena itu, saat menghadapi masalah muamalah
kontemporer yang harus dilakukan hanya lah mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi
dasar dari ajaran Islam dalam bidang ekonomi itu sendiri, dan kemudian mengidentifikasi
semua hal yang dilarang oleh Agama Islam. Sehingga ketika kedua hal ini telah dilakukan,
maka kita dapat melakukan inovasi dan kreativitas (ijtihad) sebanyak-banyaknya untuk
memecahkan segala persoalan muamalah kontemporer, termasuk yakni persoalan perbankan.
Bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana dari pihak yang mempunyai
dana lebih untuk kemudian disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana dalam
jangka waktu tertentu. Hadirnya Bank Syariah merupakan salah satu solusi untuk menambah
kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan perbankan khususnya di Indonesia.
Bank Syariah adalah salah satu produk perbankan yang berlandaskan sistem
perekonomian Islam, Sistem ekonomi Islam atau syariah sekarang ini sedang menjadi
perbincangan di Indonesia. Banyak masyarakat yang meminta agar pemerintah Indonesia
segera menerapkan sistem ekonomi Islam dalam sistem perekonomian Indonesia.
Bank Syariah pada mulanya dikembangkan sebagai salah suatu respons dari kelompok
ekonomi dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasikan desakan dari
berbagai pihak yang menginginkan agar tersedianya jasa transaksi keuangan yang dilakukan
berdasarkan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Umat Islam diharapkan dapat
memahami perkembangan bank syariah dan mengembangkannya apabila dalam posisi sebagai
pengelola bank syariah dengan secara cermat mengenali dan mengidentifikasi semua mitra
kerja yang telah ada maupun yang potensial untuk pengembangan bank syariah.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berjudul Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Oleh:
NOFINAWATI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam bahwa perkembangan perbankan di Indonesia
yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
pertumbuhannya aset, DPK, PYD yang 45% lebih tinggi dari tahun 2000 hingga 2014. Namun
demikian diharapkan juga harus mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk menghadapi
tantangan di masa depan.
Penelitian yang berjudul Analisis Peran Perbankan Syariah dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Sibuhuan) Oleh: AIDUL
MUHAMMAD DAULAY. Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana peran Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, untuk
mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambatnya, dan untuk mengetahui bagaimana
pandangan ekonomi Islam terhadap peranan bank syariah dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat di Sibuhuan. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
menjadi nasabah bank syariah mandiri cabang Sibuhuan yang berjumlah kurang lebih nasabah
dan sampel dalam penelitian ini yaitu 3 karyawan bank syariah mandiri dan 100 responden
dengan menggunakan metodologi purposive sampling, wawancara, angket dan kepustakaan.
Sedangkan teknik analisa data digunakan metode deskriptif analitik yaitu setelah semua data
berhasil dikumpulkan, maka penulis menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat
tergambar secara utuh dan dapat dipahami kesimpulannya secara jelas. Dalam penelitian ini
Bank Syariah Mandiri cabang Sibuhuan belum sepenuhnya memberikan perannya dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Walaupun beda kenyataannya bank syariah melalui produk pembiayaan syariahnya telah
memberikan layanannya kepada masyarakat, namun rata-rata yang menerima pembiayaan itu
adalah mereka yang bisa dikatakan telah berpenghasilan cukup tinggi.
PEMBAHASAN
Pengertian Perbankan Syariah
Dalam Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang
menjelaskan bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya menggunakan prinsip-prinsip syariah. Bank sendiri
diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Menurut Trisadini P. dan Abd. Shomad (2013: 3), Bank syariah adalah salah satu
aplikasi dari sistem ekonomi syariah Islam yang merupakan bagian dari nilai-nilai ajaran Islam
mengatur bidang perekonomian umat dan tidak terpisahkan dari aspek-aspek lain ajaran Islam
yang komprehensif serta universal. Muhammad (2005:13) berpendapat bahwa Bank Syariah
merupakan lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat islam.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah adalah sebuah lembaga
bank yang dimana proses menjalankan kegiatan usahanya menggunakan prinsip-prinsip
syariah islam yang berpegang kepada Al-Qur’an dan Hadits serta dalam transaksinya tidak
mengandalkan riba atau bunga.
Prinsip Perbankan Syariah
Konsep manfaat dalam sistem ekonomi syariah mencangkup berbagai kegiatan
ekonomi yang lebih luas, hal ini bukan hanya yang berkaitan dengan manfaat di setiap akhir
kegiatan saja, tetapi juga berkaitan dengan setiap proses transaksi yang ada. Dari kegiatan
proses transaksi tersebut harus selalu mengacu kepada konsep maslahat dan menjunjung tinggi
asas-asas keadilan.
Selain itu, prinsip yang dimaksud menekankan bahwa para pelaku ekonomi untuk
selalu menjunjung tinggi etika dan norma hukum dalam kegiatan ekonomi. Realisasi dari
konsep syariah, pada dasarnya sistem ekonomi / perbankan syariah memiliki tiga ciri yang
mendasar, yakni sebagai berikut :
1. Prinsip Keadilan
2. Memperhatikan aspek kemanfaatan
3. Menghindari kegiatan yang dilarang
Ketiga ciri sistem yang demikian ini, tidak hanya memfokuskan untuk menghindari
praktik bunga saja, tetapi juga suatu kebutuhan untuk menerapkan semua prinsip syariah dalam
sistem ekonomi dengan seimbang. Oleh karena itu, keseimbangan untuk memaksimalkan
keuntungan serta pemenuhan prinsip syariah menjadi hal yang mendasar bagi kegiatan
operasional bank syariah.
Perbedaan bank syariah sendiri dengan bank konvensional terletak pada prinsip
pelaksanaannya. Prinsip perbankan konvensional pada umumnya mengacu kepada peraturan
nasional dan internasional yakni berdasarkan hukum yang berlaku. Sedangkan, prinsip
perbankan syariah mengacu kepada hukum Islam, yakni Al-Qur’an dan hadist, serta fatwa
ulama. Dengan begitu, seluruh aktivitas keuangan perbankan syariah menganut prinsip yang
islami.
Ciri-ciri Bank Syariah
Bank syariah dalam mekanisme operasionalnya jauh berbeda dengan bank
konvensional, karena bank syariah sendiri mempunyai ciri atau karakteristik tersendiri, antara
lain:
1. Berdimensi Keadilan dan Pemerataan, berdimensi keadilan sendiri dalam bank syariah
contohnya adalah dengan adanya sistem bagi hasil.
2. Bersifat Mandiri, maksudnya prinsip operasional bank syariah tidak menggunakan
sistem bunga, maka secara otomatis akan terlepas dari gejolak moneter, baik dalam
negara maupun luar negara.
3. Persaingan Secara Sehat, bentuk persaingan yang berlaku di antara bank syariah adalah
masing-masing berlomba untuk lebih tinggi dari yang lain dalam memberikan
keuntungan bagi hasil kepada nasabah dan bukan untuk saling mencari kelemahan dan
mematikan serta memburuk-burukkan yang lain.
4. Adanya Dewan Pengawas Syariah, berfungsi sebagai pengawas, penasihat dan pemberi
saran kepada direksi, pimpinan unit usaha syariah, dan pimpinan cabang syariah
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aspek syariah.
5. Beban biaya yang disepakati bersama saat akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk
jumlah nominal, yang nilainya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan
tawar-menawar dalam batas yang dibenarkan.
6. Penggunaan persentase dalam kewajiban mengembalikan utang harus dihindari, karena
persentase bersifat tetap pada sisa utang meskipun batas masa perjanjian telah habis.
7. Dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan
perhitungan berdasarkan keuntungan yang tetap (fixed return).
8. Dianggap sebagai penyertaan modal dalam pengerahan dana masyarakat yang
berbentuk deposito atau tabungan penyimpan , dan kemudian ditempatkan oleh bank
pada berbagai proyek yang dibiayainya dan beroperasi sesuai dengan asas syariah,
sehingga kepada penyimpan tersebut tidak dijanjikannya imbalan yang tetap (fixed
return).
9. Terdapatnya produk khusus yaitu kredit tanpa beban (murni bersifat sosial).
Sejarah Bank Syariah di Indonesia
Pada awalnya pertumbuhan keuangan Islam terjadi ketika bertepatan dengan surplus
neraca pembayaran yang sangat tinggi pada beberapa negara muslim pengekspor minyak, yang
dikenal sebagai “oil booming” pada dekade 70-an (Azis, 2006: 3-5). Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti keinginan perubahan terhadap sistem sosio-politik dan ekonomi yang
berlandaskan prinsip-prinsip Islam serta kepribadian Islam yang lebih kuat. Dan sebagai upaya
dalam pembaruan makro ekonomi dan struktural dalam sistem keuangan negara-negara muslim
(Zamir Iqbal, lihat juga Azis, 2006: 2).
Sebagaimana perkembangan pemikiran perbankan syariah di dunia, Indonesia juga ikut
berimbas dari tuntutan pemikiran para cendekia muslim Indonesia. Di Indonesia sendiri terjadi
sepanjang awal abad ke-20, sistem keuangan syariah sekedar menjadi bahan retorika dan
diskusi semata. Sehingga belum ada langkah nyata dan rasional dalam mengimplementasikan
gagasan-gagasan tersebut. Padahal, sebelumnya telah muncul kesadaran bahwa perbankan
syariah adalah solusi masalah ekonomi untuk kesejahteraan sosial di negara-negara Islam.
Indonesia merupakan negara mayoritas berpenduduk Muslim terbesar di dunia, pada tahun
1974 muncul dan dimulainya pemikiran tentang pentingnya menerapkan perbankan berbasis
syariah. Dengan hadirnya gagasan pemikiran perbankan berbasis syariah di sebuah seminar
Hubungan Indonesia-Timur Tengah yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu
Kemasyarakatan (LSIK).
Seiring munculnya kesadaran baru kaum intelektual dan cendekiawan muslim dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat Indonesia tentang pentingnya perbankan syariah.
Sebelumnya hal ini memang sempat terjadi perdebatan yang melelahkan mengenai hukum
bunga Bank serta hukum zakat dan pajak di kalangan cendekiawan, para ulama, dan intelektual
muslim. Perbedaan pandangan para ulama tersebut salah satunya mengenai bunga yang secara
garis besar terbagi menjadi tiga kelompok yakni; kelompok yang menghalalkan, kelompok
yang mengatakan syubhat dan kelompok yang mengharamkan. Inilah yang menentukan respon
masyarakat terhadap bank syariah. Salah seorang ulama NU (Nahdatul Ulama) yakni Umar
Syihab sebagai representasi ulama berpendapat bahwa bunga bank adalah halal, hal ini
didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, jumlah bunga uang yang diambil dan diberikan oleh
bank kepada nasabah jauh lebih kecil dibandingkan dengan riba yang terjadi pada zaman
jahiliyah. Kedua, pemungut bunga bank tidak membuat bank itu sendiri dan nasabahnya
mendapatkan keuntungan besar atau sebaliknya tidak akan merasa dirugikan dengan pemberian
bunga. Ketiga, tujuan pengambilan kredit dari debitur pada zaman jahiliyah ialah untuk
konsumsi, sementara pada saat ini bertujuan untuk produktif. Keempat, adanya kerelaan antara
kedua belah pihak yang bertransaksi sebagaimana halnya kebolehan dalam jual-beli dengan
asas kerelaan atau suka sama suka.
Selanjutnya Majelis Tarjih Muhammadiyah sebagai organisasi terbesar kedua di
Indonesia memberikan pendapat bahwa bunga bank yang diberikan oleh bank milik negara
kepada nasabahnya, ataupun sebaliknya selama berlaku termasuk ke dalam perkara yang
syubhat. Namun hal tersebut, hanya menyinggung bunga bank yang diberikan oleh bank
negara, dengan mengatakan bahwa bunga yang diberikan oleh negara diperbolehkan, karena
bunga yang diberikan masih tergolong rendah dibandingkan dengan bunga pada bank swasta.
Sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia organisasi Nahdatul Ulama memberikan
pendapat, di samping Muhammadiyah, yaitu memutuskan masalah bunga bank tersebut dengan
beberapa kali sidang, hingga terjadinya polarisasi pendapat pada tiga kelompok yaitu, halal,
haram, dan syubhat. Namun, Lajnah Bahsul Masa’il memutuskan bahwa yang lebih berhati-
hati ialah pendapat yang pertama, yakni bunga bank itu hukumnya haram.
Dengan adanya perbedaan di kalangan umat Islam tidak mengurungkan munculnya
perbankan syariah di Indonesia, gagasan praktik perbankan Islam di Indonesia dimulai pada
awal periode 1980-an, yang dimulai dengan diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai
pilar ekonomi Islam. Adapun tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengkajian tersebut di antaranya
adalah M. Dawam Rahardjo, Karnaen A Perwataatmadja, M Amien Azis dan AM Saefuddin.
Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam ini dipraktikkan dengan skala yang relatif terbatas
yaitu di antaranya di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti) dan di Bandung (Bait At-Tamwil Salman
ITB). Sebagai gambaran, M. Dawam Rahardjo dalam tulisannya pernah memberikan
rekomendasi Bank Syariat Islam sebagai suatu konsep alternatif untuk menghindari larangan
riba, sekaligus menjawab tantangan bagi kebutuhan pembiayaan guna pengembangan usaha
dan ekonomi masyarakat. Dan jalan keluarnya secara sekilas disebutkan dengan transaksi
pembiayaan berdasarkan tiga model, yakni murabahah , mudarabah, dan musyarakah.
Pendirian bank Islam di Indonesia baru dilakukan tahun 1990. Pada tanggal 18 – 20
Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya bunga bank
perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil dari lokakarya tersebut kemudian ditelaah lebih
mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta pada tanggal 22 – 25 Agustus tahun
1990, yang menghasilkan amanat untuk penyusunan kelompok kerja dalam pendirian bank
Islam di Indonesia. Kelompok kerja yang dimaksud adalahTim Perbankan MUI yang diberi
tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait. Hasil dari
kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah dengan berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia
(BMI), yang berdiri pada tanggal 1 November 1991. Dan sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi
beroperasi dengan modal awal sebesar Rp. 106.126.382.000,. Pada bulan September 1999,
BMI telah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Bank syariah pertama di Indonesia muncul pada tahun 1992 yaitu Bank Muamalat
Indonesia (BMI). Pendirian lembaga ini merupakan gagasan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan pemerintah (Harun Nasution (ed), 1988:555).
Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) diikuti pula dengan berdirinya
BPRS-BPRS lainnya dan menjadi bukti bahwa perbankan syariah tidak terkena imbas dari
krisis moneter pada tahun 1998 hingga akhirnya diikuti pula oleh berdirinya perbankan-
perbankan umum yang membangun perbankan berbasis syariah.
Selanjutnya, landasan normatif yang secara lebih sederhana mengatur perbankan
syariah ialah Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-undang
ini merupakan peraturan yang mengatur secara keseluruhan memuat tentang sistem dan
operasional perbankan syariah secara mandiri, dengan demikian bahwa regulasi perbankan
syariah dan konvensional diatur dalam undang-undang yang terpisah (Abdul Mujib,2009:1-5).
Sejak berlakunya UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang telah diubah dengan
UU No. 10 Tahun 1998, bank syariah secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat dan
dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang
terbit tanggal 16 Juli 2008, maka dalam pengembangan industri perbankan syariah nasional
semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya
secara lebih cepat lagi (Muhammad, 2004: 58).
Sistem perbankan Islam merupakan sarana pendukung dalam mewujudkan tujuan dari
sistem sosial dan ekonomi Islam. Beberapa tujuan dan fungsi penting yang diharapkan dari
sistem perbankan Islam adalah: (M. Umer Capra, 2000: 2)
1. (Economic well-being with full employment and optimum rate of economic growth),
Meluasnya kemakmuran ekonomi dengan tingkat kerja yang penuh dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang optimum;
2. (Socio-economic justice and equitable distribution of income and wealth), Keadilan
sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata;
3. (Stability in the value of money), Stabilitas nilai uang untuk memungkinkan alat tukar
tersebut menjadikannya suatu unit perhitungan yang terpercaya, standar pembayaran
yang adil dan nilai simpan yang stabil;
4. (Mobilisation of savings), Mobilisasi dan investasi tabungan bagi pembangunan
ekonomi melalui cara-cara tertentu yang menjamin bahwa pihak-pihak yang
berkepentingan mendapatkan bagian pengembalian yang adil;
5. (Effective other services), Pelayanan efektif pada semua jasa-jasa yang biasanya
diharapkan dari sistem perbankan.
Tujuan-tujuan perbankan dalam islam merupakan suatu bagian tak terpisahkan dari
ideologi dan kepercayaan Islam. Hal tersebut adalah suatu input penting karena sebagai bagian
dari suatu output tertentu. Tujuan-tujuan tersebut membawa kemurnian dalam hal yang
berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah, tujuan-tujuan tersebut bukanlah semata-mata
sebagai alat tawar politik dan kebijaksanaan. Namun, sebagai strategi yang sangat penting bagi
terwujudnya suatu tujuan yang mempunyai suatu keunikan yang dapat disumbangkan oleh
Islam. Sistem perbankan Islam ditegakkan atas kemutlakan larangan dari penerimaan ataupun
pembayaran setiap yang ditentukan (predetermined) atas pinjaman atau kredit. Dengan
demikian konsep bunga (interest) dalam hutang secara tegas dilarang.
Sistem perbankan Islam lebih memfokuskan pada upaya untuk mendorong penerapan
sharing resiko, melemahkan perilaku spekulatif, mempromosikan kewirausahaan
(entrepreneurship), dan menekankan kesucian akad. Saluran modal yang mungkin dapat
digunakan untuk masyarakat Islam dalam membuka usaha adalah; perusahaan perorangan (sole
proprietorship), perusahaan perseroaan (joint stock company), dan perusahaan patungan
(partnership) (termasuk mudharabah dan syirkah). Koperasi juga bisa memainkan peranan
penting dalam perekonomian Islam selama tidak adanya transaksi- transaksi yang dilarang
agama.
Perkembangan Sistem Bank Syariah di Indonesia
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-
banking system atau sistem perbankan ganda dengan kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia
(API), guna menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat
Indonesia. Sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional sangat mendukung
mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas dalam meningkatkan kemampuan pembiayaan
bagi sektor-sektor perekonomian nasional.
Karakteristik sistem perbankan syariah sendiri, beroperasi berdasarkan prinsip bagi
hasil guna memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi
masyarakat dan bank, serta menekankan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang
beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan
menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam
produk dan layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariasi, perbankan syariah menjadi sebuah alternatif sistem perbankan yang kredibel dan
dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Dengan berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
yang diterbitkan pada tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin mempunyai landasan hukum yang memadai dan mendorong pertumbuhan
perbankan syariah secara lebih cepat lagi. Dengan kemajuan perkembangannya yang impresif,
yaitu mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% per tahun dalam lima tahun terakhir,
dengan demikian diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung
perekonomian nasional akan semakin signifikan.
Kebijakan dalam Perbankan Syariah di Indonesia
Istilah “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia pada tahun 2002. Dalam penyusunannya terdiri dari, berbagai aspek telah
dipertimbangkan secara komprehensif, yakni kondisi aktual industri perbankan syariah
nasional serta perangkat-perangkat terkait, hingga trend perkembangan industri perbankan
syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang sudah
mulai terlihat, hal ini tak luput dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro seperti
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI)
maupun international best practices yang dirumuskan oleh lembaga-lembaga keuangan
syariah internasional, yaitu: IIFM, AAOIFI dan IFSB (Islamic Financial Services Board).
Pengembangan perbankan syariah bertujuan untuk memberikan kemaslahatan terbesar
bagi masyarakat dengan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Oleh karena
itu, arah pengembangan perbankan syariah nasional selalu berfokus kepada rencana-rencana
strategis lainnya, seperti Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), Arsitektur Perbankan
Indonesia (API), serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan begitu upaya pengembangan
perbankan syariah adalah bagian dari kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis
dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional.
Dalam “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memiliki visi,
misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta berbagai inisiatif strategis dengan
memprioritaskan yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam
kurun waktu 10 tahun ke depan, adapun pencapaiannya yaitu pencapaian pangsa pasar
perbankan syariah yang signifikan melalui penekanan peran perbankan syariah dalam aktivitas
keuangan regional, nasional dan internasional, dengan kondisi mulai terbentuknya integrasi
dan sektor keuangan syariah lainnya.
Perbankan syariah nasional dalam jangkah pendek lebih ditekankan pada pelayanan
pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah
nasional harus mampu untuk menjadi pemain domestik yang memiliki kualitas layanan dan
kinerja yang bertaraf internasional.
Sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia ialah perbankan
syariah yang modern, dimana perbankan tersebut bersifat universal, dan terbuka bagi seluruh
masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-
bentuk penerapan dari konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam
konteks permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap
memperhatikan kondisi sosio-kultural dimana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya.
Dengan cara seperti itu, maka upaya pengembangan sistem perbankan syariah akan selalu
dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan di negeri ini.
Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah
Sebagai langkah yang konkret dalam upaya pengembangan perbankan syariah di
Indonesia, maka Bank Indonesia telah membuat sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar
Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yang meliputi berbagai
aspek strategis, yaitu diantaranya: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah
terkemuka di ASEAN, pemerataan pasar secara lebih akurat, pembentukan citra baru
perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal, peningkatan layanan,
pengembangan produk yang lebih beragam, serta strategi komunikasi baru yang memberikan
posisi perbankan syariah lebih dari sekedar bank.
Berbagai program konkret yang telah dan akan dilaksanakan sebagai tahap
implementasi dari Grand Strategi pengembangan pasar keuangan perbankan syariah, antara
lain yaitu sebagai berikut:
Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun 2008
tentang membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan
pencapaian target aset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II
tahun 2009 yakni menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling
bagus di ASEAN, dengan tercapainya target aset sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan
industrinya sebesar 75%. Fase III tahun 2010 yaitu menjadikan perbankan syariah Indonesia
sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target aset sebesar
Rp.124 triliun dengan pertumbuhan industri sebesar 81%.
Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang terdiri dari aspek positioning,
differentiation, serta branding. Positioning baru bank syariah yaitu sebagai perbankan yang
saling menguntungkan diantara kedua belah pihak, aspek diferensiasi yakni dengan transparan,
keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, kompeten dalam etika dan
keuangan, teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya ahli investasi
keuangan syariah yang memadai. Dan aspek yang terakhir yaitu aspek branding dimana aspek
ini berpendapat bahwa bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond banking.
Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat pada potensi pasar perbankan syariah yang
secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah yaitu sebagai layanan universal atau
bank bagi semua lapisan masyarakat serta semua segmen sesuai dengan strategi masing-masing
bank syariah.
Keempat, program pengembangan produk yang difokuskan kepada variasi produk yang
beragam dan didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan
dukungan jaringan kantor yang sangat luas serta penggunaan standar nama produk yang mudah
dipahami.
Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang kompeten dan
penyediaan teknologi informasi yang bisa memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabah serta
bisa mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah tersebut kepada nasabah secara benar
dan jelas, dengan tetap memperhatikan prinsip syariah; dan
Keenam, program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara lebih luas dan efisien
melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media elektronik,
cetak, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dari
produk serta jasa perbankan syariah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
KESIMPULAN
Bank Syariah adalah sebuah lembaga bank yang dimana proses menjalankan kegiatan
usahanya menggunakan prinsip-prinsip syariah islam yang berpegang kepada Al-Qur’an dan
Hadits serta dalam transaksinya tidak mengandalkan riba atau bunga. Perkembangan praktik
perbankan syariah di Indonesia dari berbagai aspeknya telah menunjukkan catatan
pertumbuhan, baik dari sistem perbankan syariah itu sendiri, sisi jumlah Bank Umum Syariah,
jumlah Unit Usaha Syariah, jumlah BPRS beserta dengan jaringan kantornya, jumlah DPK dan
jumlah pembiayaan yang disalurkan, serta jumlah aset yang cukup menggembirakan. Namun
perkembangan tersebut tidak luput dari berbagai faktor pendukung dan tantangan-tantangan
yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa upaya dari seluruh stake holders industri keuangan
syariah sangat dibutuhkan dalam mendukung perkembangan bank syariah di Indonesia. Oleh
karena itu perlu adanya keterpaduan langkah dari para praktisi, akademisi maupun asosiasi agar
pengembangan menjadi lebih efektif. Untuk itu, peran semua pihak, baik pemerintah, ulama,
IAEI, akademisi, dan masyarakat dalam memelopori dan mendorong keterpaduan langkah
untuk menjawab berbagai tantangan-tantangan yang ada sangat diperlukan sehingga industri
keuangan syariah nasional semakin berkualitas, berkembang secara berkelanjutan hingga
mampu bersaing dalam kancah persaingan global.
DAFTAR PUSTAKA
Syukri Iska, 2012. Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia, Yogyakarta : Fajar Media Press
Press.
Amir Machmud dan Rukmana. 2010. Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di
Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syariah di Indonsia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah: Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta:
Gema Insani Press.
Karim, Adiwarman A. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi Dua. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
http:// www.ojk.go.id, mengenal perbankan syariah tahun 2021.
https:// manajemen.uma.ac.id, sejarah dan perkembangan bank syariah di Indonesia tahun
2021.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

Skripsi 11160186 ani nuraeni copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni   copySkripsi 11160186 ani nuraeni   copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni copyaninuraeniani
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...Intan Wachyuni
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
kajian bank di Medan
kajian bank di Medankajian bank di Medan
kajian bank di Medansuryaeluya
 
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Nuril Fajriani
 
Skripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padaSkripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padayogieardhensa
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
 
Kel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptx
Kel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptxKel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptx
Kel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptxMundhori1
 
Tugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahTugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahNina Haryati
 
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahRuang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahAri Munandar
 
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...Amelia Puspita Sari
 
Contoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitianContoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitianYusuf Darismah
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiYusuf Darismah
 
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...raihan shidqi
 

Semelhante a PERKEMBANGAN BANK SYARIAH (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Skripsi 11160186 ani nuraeni copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni   copySkripsi 11160186 ani nuraeni   copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni copy
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
kajian bank di Medan
kajian bank di Medankajian bank di Medan
kajian bank di Medan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
 
Skripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padaSkripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan pada
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
 
Kel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptx
Kel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptxKel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptx
Kel. 1 Konsep Dasar Bank Syariah kelas A.pptx
 
perbankan syariah_.pptx
perbankan syariah_.pptxperbankan syariah_.pptx
perbankan syariah_.pptx
 
Tugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahTugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan Syariah
 
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahRuang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
 
Bank syariah
Bank syariahBank syariah
Bank syariah
 
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
 
Contoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitianContoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitian
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
 

Último

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 

Último (20)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

  • 1. PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Aditya Dwi Saputra ¹ , Afriza Leonita ² Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Email : adityak.a132@gmail.com ¹ , afrizaleonitaafriza@gmail.com ² Abstract This study aims to determine the development of the Islamic banking system in Indonesia. This research is library research which focuses on qualitative data management with data analysis method using description-analysis method. This study discusses what is Islamic banking? What are the systems of Islamic banking? How is the development of the Islamic banking system in Indonesia? What concept distinguishes Islamic banking from conventional banking? The result of this study is that Indonesian banking is currently enlivened by the existence of Islamic banks that market financial and investment products in a different way from conventional banks. Islamic banking itself is a bank that in carrying out its business activities uses Islamic sharia principles based on the Al-Quran and Al-Hadith and does not rely on usury or interest in its transactions. Keywords : Islamic Banking, Development of the Islamic Banking System in Indonesia, Conventional Banks Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (library research) yang memfokuskan pada pengelolaan data secara kualitatif dengan metode analisis data yang menggunakan metode deskripsi-analisis. Penelitian ini membahas apa itu perbankan syariah? Apa saja sistem dari perbankan syariah? Bagaimana perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia? Konsep apa yang membedakan perbankan syariah dengan perbankan konvensional?. Hasil dari penelitian ini adalah perbankan Indonesia saat ini dimeriahkan dengan adanya bank syariah yang memasarkan produk keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda dari bank konvensional. Perbankan syariah sendiri merupakan bank yang dalam menjalankan kegiatan usahanya memakai prinsip-prinsip syariah islam yang berdasarkan Al- Quran dan Al-Hadits serta tidak mengandalkan riba maupun bunga dalam transaksinya. Kata Kunci : Perbankan Syariah, Perkembangan Sistem Perbankan Syariah di Indonesia, Bank Konvensional
  • 2. DASAR PEMIKIRAN 1. Latar Belakang Kegiatan ekonomi sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Selama berlangsungnya kegiatan ekonomi tersebut banyak sekali terdapat pro dan kontra sehingga para ahli pemikir ekonomi mulai memikirkan bagaimana mengubah seni ekonomi menjadi ilmu ekonomi yang ada seperti sekarang ini. Di zaman Nabi SAW memang belum ada institusi bank, namun ajaran Islam sudah memberikan prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang dijadikan pedoman dalam aktivitas perdagangan dan perekonomian. Karena itu, saat menghadapi masalah muamalah kontemporer yang harus dilakukan hanya lah mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi dasar dari ajaran Islam dalam bidang ekonomi itu sendiri, dan kemudian mengidentifikasi semua hal yang dilarang oleh Agama Islam. Sehingga ketika kedua hal ini telah dilakukan, maka kita dapat melakukan inovasi dan kreativitas (ijtihad) sebanyak-banyaknya untuk memecahkan segala persoalan muamalah kontemporer, termasuk yakni persoalan perbankan. Bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana dari pihak yang mempunyai dana lebih untuk kemudian disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana dalam jangka waktu tertentu. Hadirnya Bank Syariah merupakan salah satu solusi untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan perbankan khususnya di Indonesia. Bank Syariah adalah salah satu produk perbankan yang berlandaskan sistem perekonomian Islam, Sistem ekonomi Islam atau syariah sekarang ini sedang menjadi perbincangan di Indonesia. Banyak masyarakat yang meminta agar pemerintah Indonesia segera menerapkan sistem ekonomi Islam dalam sistem perekonomian Indonesia. Bank Syariah pada mulanya dikembangkan sebagai salah suatu respons dari kelompok ekonomi dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasikan desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedianya jasa transaksi keuangan yang dilakukan berdasarkan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Umat Islam diharapkan dapat memahami perkembangan bank syariah dan mengembangkannya apabila dalam posisi sebagai pengelola bank syariah dengan secara cermat mengenali dan mengidentifikasi semua mitra kerja yang telah ada maupun yang potensial untuk pengembangan bank syariah. 2. Tinjauan Pustaka
  • 3. Penelitian yang berjudul Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Oleh: NOFINAWATI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam bahwa perkembangan perbankan di Indonesia yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhannya aset, DPK, PYD yang 45% lebih tinggi dari tahun 2000 hingga 2014. Namun demikian diharapkan juga harus mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk menghadapi tantangan di masa depan. Penelitian yang berjudul Analisis Peran Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Sibuhuan) Oleh: AIDUL MUHAMMAD DAULAY. Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambatnya, dan untuk mengetahui bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap peranan bank syariah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Sibuhuan. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi nasabah bank syariah mandiri cabang Sibuhuan yang berjumlah kurang lebih nasabah dan sampel dalam penelitian ini yaitu 3 karyawan bank syariah mandiri dan 100 responden dengan menggunakan metodologi purposive sampling, wawancara, angket dan kepustakaan. Sedangkan teknik analisa data digunakan metode deskriptif analitik yaitu setelah semua data berhasil dikumpulkan, maka penulis menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami kesimpulannya secara jelas. Dalam penelitian ini Bank Syariah Mandiri cabang Sibuhuan belum sepenuhnya memberikan perannya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Walaupun beda kenyataannya bank syariah melalui produk pembiayaan syariahnya telah memberikan layanannya kepada masyarakat, namun rata-rata yang menerima pembiayaan itu adalah mereka yang bisa dikatakan telah berpenghasilan cukup tinggi. PEMBAHASAN Pengertian Perbankan Syariah Dalam Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menjelaskan bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
  • 4. Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya menggunakan prinsip-prinsip syariah. Bank sendiri diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut Trisadini P. dan Abd. Shomad (2013: 3), Bank syariah adalah salah satu aplikasi dari sistem ekonomi syariah Islam yang merupakan bagian dari nilai-nilai ajaran Islam mengatur bidang perekonomian umat dan tidak terpisahkan dari aspek-aspek lain ajaran Islam yang komprehensif serta universal. Muhammad (2005:13) berpendapat bahwa Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat islam. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah adalah sebuah lembaga bank yang dimana proses menjalankan kegiatan usahanya menggunakan prinsip-prinsip syariah islam yang berpegang kepada Al-Qur’an dan Hadits serta dalam transaksinya tidak mengandalkan riba atau bunga. Prinsip Perbankan Syariah Konsep manfaat dalam sistem ekonomi syariah mencangkup berbagai kegiatan ekonomi yang lebih luas, hal ini bukan hanya yang berkaitan dengan manfaat di setiap akhir kegiatan saja, tetapi juga berkaitan dengan setiap proses transaksi yang ada. Dari kegiatan proses transaksi tersebut harus selalu mengacu kepada konsep maslahat dan menjunjung tinggi asas-asas keadilan. Selain itu, prinsip yang dimaksud menekankan bahwa para pelaku ekonomi untuk selalu menjunjung tinggi etika dan norma hukum dalam kegiatan ekonomi. Realisasi dari konsep syariah, pada dasarnya sistem ekonomi / perbankan syariah memiliki tiga ciri yang mendasar, yakni sebagai berikut : 1. Prinsip Keadilan 2. Memperhatikan aspek kemanfaatan 3. Menghindari kegiatan yang dilarang
  • 5. Ketiga ciri sistem yang demikian ini, tidak hanya memfokuskan untuk menghindari praktik bunga saja, tetapi juga suatu kebutuhan untuk menerapkan semua prinsip syariah dalam sistem ekonomi dengan seimbang. Oleh karena itu, keseimbangan untuk memaksimalkan keuntungan serta pemenuhan prinsip syariah menjadi hal yang mendasar bagi kegiatan operasional bank syariah. Perbedaan bank syariah sendiri dengan bank konvensional terletak pada prinsip pelaksanaannya. Prinsip perbankan konvensional pada umumnya mengacu kepada peraturan nasional dan internasional yakni berdasarkan hukum yang berlaku. Sedangkan, prinsip perbankan syariah mengacu kepada hukum Islam, yakni Al-Qur’an dan hadist, serta fatwa ulama. Dengan begitu, seluruh aktivitas keuangan perbankan syariah menganut prinsip yang islami. Ciri-ciri Bank Syariah Bank syariah dalam mekanisme operasionalnya jauh berbeda dengan bank konvensional, karena bank syariah sendiri mempunyai ciri atau karakteristik tersendiri, antara lain: 1. Berdimensi Keadilan dan Pemerataan, berdimensi keadilan sendiri dalam bank syariah contohnya adalah dengan adanya sistem bagi hasil. 2. Bersifat Mandiri, maksudnya prinsip operasional bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, maka secara otomatis akan terlepas dari gejolak moneter, baik dalam negara maupun luar negara. 3. Persaingan Secara Sehat, bentuk persaingan yang berlaku di antara bank syariah adalah masing-masing berlomba untuk lebih tinggi dari yang lain dalam memberikan keuntungan bagi hasil kepada nasabah dan bukan untuk saling mencari kelemahan dan mematikan serta memburuk-burukkan yang lain. 4. Adanya Dewan Pengawas Syariah, berfungsi sebagai pengawas, penasihat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan unit usaha syariah, dan pimpinan cabang syariah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aspek syariah. 5. Beban biaya yang disepakati bersama saat akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang nilainya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan tawar-menawar dalam batas yang dibenarkan.
  • 6. 6. Penggunaan persentase dalam kewajiban mengembalikan utang harus dihindari, karena persentase bersifat tetap pada sisa utang meskipun batas masa perjanjian telah habis. 7. Dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang tetap (fixed return). 8. Dianggap sebagai penyertaan modal dalam pengerahan dana masyarakat yang berbentuk deposito atau tabungan penyimpan , dan kemudian ditempatkan oleh bank pada berbagai proyek yang dibiayainya dan beroperasi sesuai dengan asas syariah, sehingga kepada penyimpan tersebut tidak dijanjikannya imbalan yang tetap (fixed return). 9. Terdapatnya produk khusus yaitu kredit tanpa beban (murni bersifat sosial). Sejarah Bank Syariah di Indonesia Pada awalnya pertumbuhan keuangan Islam terjadi ketika bertepatan dengan surplus neraca pembayaran yang sangat tinggi pada beberapa negara muslim pengekspor minyak, yang dikenal sebagai “oil booming” pada dekade 70-an (Azis, 2006: 3-5). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keinginan perubahan terhadap sistem sosio-politik dan ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam serta kepribadian Islam yang lebih kuat. Dan sebagai upaya dalam pembaruan makro ekonomi dan struktural dalam sistem keuangan negara-negara muslim (Zamir Iqbal, lihat juga Azis, 2006: 2). Sebagaimana perkembangan pemikiran perbankan syariah di dunia, Indonesia juga ikut berimbas dari tuntutan pemikiran para cendekia muslim Indonesia. Di Indonesia sendiri terjadi sepanjang awal abad ke-20, sistem keuangan syariah sekedar menjadi bahan retorika dan diskusi semata. Sehingga belum ada langkah nyata dan rasional dalam mengimplementasikan gagasan-gagasan tersebut. Padahal, sebelumnya telah muncul kesadaran bahwa perbankan syariah adalah solusi masalah ekonomi untuk kesejahteraan sosial di negara-negara Islam. Indonesia merupakan negara mayoritas berpenduduk Muslim terbesar di dunia, pada tahun 1974 muncul dan dimulainya pemikiran tentang pentingnya menerapkan perbankan berbasis syariah. Dengan hadirnya gagasan pemikiran perbankan berbasis syariah di sebuah seminar Hubungan Indonesia-Timur Tengah yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK). Seiring munculnya kesadaran baru kaum intelektual dan cendekiawan muslim dalam memberdayakan ekonomi masyarakat Indonesia tentang pentingnya perbankan syariah.
  • 7. Sebelumnya hal ini memang sempat terjadi perdebatan yang melelahkan mengenai hukum bunga Bank serta hukum zakat dan pajak di kalangan cendekiawan, para ulama, dan intelektual muslim. Perbedaan pandangan para ulama tersebut salah satunya mengenai bunga yang secara garis besar terbagi menjadi tiga kelompok yakni; kelompok yang menghalalkan, kelompok yang mengatakan syubhat dan kelompok yang mengharamkan. Inilah yang menentukan respon masyarakat terhadap bank syariah. Salah seorang ulama NU (Nahdatul Ulama) yakni Umar Syihab sebagai representasi ulama berpendapat bahwa bunga bank adalah halal, hal ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, jumlah bunga uang yang diambil dan diberikan oleh bank kepada nasabah jauh lebih kecil dibandingkan dengan riba yang terjadi pada zaman jahiliyah. Kedua, pemungut bunga bank tidak membuat bank itu sendiri dan nasabahnya mendapatkan keuntungan besar atau sebaliknya tidak akan merasa dirugikan dengan pemberian bunga. Ketiga, tujuan pengambilan kredit dari debitur pada zaman jahiliyah ialah untuk konsumsi, sementara pada saat ini bertujuan untuk produktif. Keempat, adanya kerelaan antara kedua belah pihak yang bertransaksi sebagaimana halnya kebolehan dalam jual-beli dengan asas kerelaan atau suka sama suka. Selanjutnya Majelis Tarjih Muhammadiyah sebagai organisasi terbesar kedua di Indonesia memberikan pendapat bahwa bunga bank yang diberikan oleh bank milik negara kepada nasabahnya, ataupun sebaliknya selama berlaku termasuk ke dalam perkara yang syubhat. Namun hal tersebut, hanya menyinggung bunga bank yang diberikan oleh bank negara, dengan mengatakan bahwa bunga yang diberikan oleh negara diperbolehkan, karena bunga yang diberikan masih tergolong rendah dibandingkan dengan bunga pada bank swasta. Sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia organisasi Nahdatul Ulama memberikan pendapat, di samping Muhammadiyah, yaitu memutuskan masalah bunga bank tersebut dengan beberapa kali sidang, hingga terjadinya polarisasi pendapat pada tiga kelompok yaitu, halal, haram, dan syubhat. Namun, Lajnah Bahsul Masa’il memutuskan bahwa yang lebih berhati- hati ialah pendapat yang pertama, yakni bunga bank itu hukumnya haram. Dengan adanya perbedaan di kalangan umat Islam tidak mengurungkan munculnya perbankan syariah di Indonesia, gagasan praktik perbankan Islam di Indonesia dimulai pada awal periode 1980-an, yang dimulai dengan diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam. Adapun tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengkajian tersebut di antaranya adalah M. Dawam Rahardjo, Karnaen A Perwataatmadja, M Amien Azis dan AM Saefuddin. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam ini dipraktikkan dengan skala yang relatif terbatas
  • 8. yaitu di antaranya di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti) dan di Bandung (Bait At-Tamwil Salman ITB). Sebagai gambaran, M. Dawam Rahardjo dalam tulisannya pernah memberikan rekomendasi Bank Syariat Islam sebagai suatu konsep alternatif untuk menghindari larangan riba, sekaligus menjawab tantangan bagi kebutuhan pembiayaan guna pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat. Dan jalan keluarnya secara sekilas disebutkan dengan transaksi pembiayaan berdasarkan tiga model, yakni murabahah , mudarabah, dan musyarakah. Pendirian bank Islam di Indonesia baru dilakukan tahun 1990. Pada tanggal 18 – 20 Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan lokakarya bunga bank perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil dari lokakarya tersebut kemudian ditelaah lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta pada tanggal 22 – 25 Agustus tahun 1990, yang menghasilkan amanat untuk penyusunan kelompok kerja dalam pendirian bank Islam di Indonesia. Kelompok kerja yang dimaksud adalahTim Perbankan MUI yang diberi tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait. Hasil dari kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah dengan berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang berdiri pada tanggal 1 November 1991. Dan sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi beroperasi dengan modal awal sebesar Rp. 106.126.382.000,. Pada bulan September 1999, BMI telah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bank syariah pertama di Indonesia muncul pada tahun 1992 yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pendirian lembaga ini merupakan gagasan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah (Harun Nasution (ed), 1988:555). Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) diikuti pula dengan berdirinya BPRS-BPRS lainnya dan menjadi bukti bahwa perbankan syariah tidak terkena imbas dari krisis moneter pada tahun 1998 hingga akhirnya diikuti pula oleh berdirinya perbankan- perbankan umum yang membangun perbankan berbasis syariah. Selanjutnya, landasan normatif yang secara lebih sederhana mengatur perbankan syariah ialah Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-undang ini merupakan peraturan yang mengatur secara keseluruhan memuat tentang sistem dan operasional perbankan syariah secara mandiri, dengan demikian bahwa regulasi perbankan syariah dan konvensional diatur dalam undang-undang yang terpisah (Abdul Mujib,2009:1-5). Sejak berlakunya UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, bank syariah secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat dan dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang
  • 9. terbit tanggal 16 Juli 2008, maka dalam pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi (Muhammad, 2004: 58). Sistem perbankan Islam merupakan sarana pendukung dalam mewujudkan tujuan dari sistem sosial dan ekonomi Islam. Beberapa tujuan dan fungsi penting yang diharapkan dari sistem perbankan Islam adalah: (M. Umer Capra, 2000: 2) 1. (Economic well-being with full employment and optimum rate of economic growth), Meluasnya kemakmuran ekonomi dengan tingkat kerja yang penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum; 2. (Socio-economic justice and equitable distribution of income and wealth), Keadilan sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata; 3. (Stability in the value of money), Stabilitas nilai uang untuk memungkinkan alat tukar tersebut menjadikannya suatu unit perhitungan yang terpercaya, standar pembayaran yang adil dan nilai simpan yang stabil; 4. (Mobilisation of savings), Mobilisasi dan investasi tabungan bagi pembangunan ekonomi melalui cara-cara tertentu yang menjamin bahwa pihak-pihak yang berkepentingan mendapatkan bagian pengembalian yang adil; 5. (Effective other services), Pelayanan efektif pada semua jasa-jasa yang biasanya diharapkan dari sistem perbankan. Tujuan-tujuan perbankan dalam islam merupakan suatu bagian tak terpisahkan dari ideologi dan kepercayaan Islam. Hal tersebut adalah suatu input penting karena sebagai bagian dari suatu output tertentu. Tujuan-tujuan tersebut membawa kemurnian dalam hal yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah, tujuan-tujuan tersebut bukanlah semata-mata sebagai alat tawar politik dan kebijaksanaan. Namun, sebagai strategi yang sangat penting bagi terwujudnya suatu tujuan yang mempunyai suatu keunikan yang dapat disumbangkan oleh Islam. Sistem perbankan Islam ditegakkan atas kemutlakan larangan dari penerimaan ataupun pembayaran setiap yang ditentukan (predetermined) atas pinjaman atau kredit. Dengan demikian konsep bunga (interest) dalam hutang secara tegas dilarang. Sistem perbankan Islam lebih memfokuskan pada upaya untuk mendorong penerapan sharing resiko, melemahkan perilaku spekulatif, mempromosikan kewirausahaan (entrepreneurship), dan menekankan kesucian akad. Saluran modal yang mungkin dapat digunakan untuk masyarakat Islam dalam membuka usaha adalah; perusahaan perorangan (sole
  • 10. proprietorship), perusahaan perseroaan (joint stock company), dan perusahaan patungan (partnership) (termasuk mudharabah dan syirkah). Koperasi juga bisa memainkan peranan penting dalam perekonomian Islam selama tidak adanya transaksi- transaksi yang dilarang agama. Perkembangan Sistem Bank Syariah di Indonesia Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual- banking system atau sistem perbankan ganda dengan kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), guna menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional sangat mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas dalam meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Karakteristik sistem perbankan syariah sendiri, beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil guna memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menekankan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk dan layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariasi, perbankan syariah menjadi sebuah alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Dengan berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang diterbitkan pada tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin mempunyai landasan hukum yang memadai dan mendorong pertumbuhan perbankan syariah secara lebih cepat lagi. Dengan kemajuan perkembangannya yang impresif, yaitu mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% per tahun dalam lima tahun terakhir, dengan demikian diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. Kebijakan dalam Perbankan Syariah di Indonesia Istilah “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2002. Dalam penyusunannya terdiri dari, berbagai aspek telah
  • 11. dipertimbangkan secara komprehensif, yakni kondisi aktual industri perbankan syariah nasional serta perangkat-perangkat terkait, hingga trend perkembangan industri perbankan syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang sudah mulai terlihat, hal ini tak luput dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) maupun international best practices yang dirumuskan oleh lembaga-lembaga keuangan syariah internasional, yaitu: IIFM, AAOIFI dan IFSB (Islamic Financial Services Board). Pengembangan perbankan syariah bertujuan untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dengan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, arah pengembangan perbankan syariah nasional selalu berfokus kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), Arsitektur Perbankan Indonesia (API), serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan begitu upaya pengembangan perbankan syariah adalah bagian dari kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional. Dalam “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memiliki visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta berbagai inisiatif strategis dengan memprioritaskan yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, adapun pencapaiannya yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui penekanan peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan regional, nasional dan internasional, dengan kondisi mulai terbentuknya integrasi dan sektor keuangan syariah lainnya. Perbankan syariah nasional dalam jangkah pendek lebih ditekankan pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional harus mampu untuk menjadi pemain domestik yang memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf internasional. Sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia ialah perbankan syariah yang modern, dimana perbankan tersebut bersifat universal, dan terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem perbankan yang menghadirkan bentuk- bentuk penerapan dari konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam konteks permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan kondisi sosio-kultural dimana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya.
  • 12. Dengan cara seperti itu, maka upaya pengembangan sistem perbankan syariah akan selalu dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan di negeri ini. Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah Sebagai langkah yang konkret dalam upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka Bank Indonesia telah membuat sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yang meliputi berbagai aspek strategis, yaitu diantaranya: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pemerataan pasar secara lebih akurat, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal, peningkatan layanan, pengembangan produk yang lebih beragam, serta strategi komunikasi baru yang memberikan posisi perbankan syariah lebih dari sekedar bank. Berbagai program konkret yang telah dan akan dilaksanakan sebagai tahap implementasi dari Grand Strategi pengembangan pasar keuangan perbankan syariah, antara lain yaitu sebagai berikut: Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun 2008 tentang membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan pencapaian target aset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II tahun 2009 yakni menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling bagus di ASEAN, dengan tercapainya target aset sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan industrinya sebesar 75%. Fase III tahun 2010 yaitu menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target aset sebesar Rp.124 triliun dengan pertumbuhan industri sebesar 81%. Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang terdiri dari aspek positioning, differentiation, serta branding. Positioning baru bank syariah yaitu sebagai perbankan yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak, aspek diferensiasi yakni dengan transparan, keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, kompeten dalam etika dan keuangan, teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Dan aspek yang terakhir yaitu aspek branding dimana aspek ini berpendapat bahwa bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond banking.
  • 13. Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat pada potensi pasar perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah yaitu sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat serta semua segmen sesuai dengan strategi masing-masing bank syariah. Keempat, program pengembangan produk yang difokuskan kepada variasi produk yang beragam dan didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang sangat luas serta penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami. Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang bisa memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabah serta bisa mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah tersebut kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memperhatikan prinsip syariah; dan Keenam, program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara lebih luas dan efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media elektronik, cetak, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dari produk serta jasa perbankan syariah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. KESIMPULAN Bank Syariah adalah sebuah lembaga bank yang dimana proses menjalankan kegiatan usahanya menggunakan prinsip-prinsip syariah islam yang berpegang kepada Al-Qur’an dan Hadits serta dalam transaksinya tidak mengandalkan riba atau bunga. Perkembangan praktik perbankan syariah di Indonesia dari berbagai aspeknya telah menunjukkan catatan pertumbuhan, baik dari sistem perbankan syariah itu sendiri, sisi jumlah Bank Umum Syariah, jumlah Unit Usaha Syariah, jumlah BPRS beserta dengan jaringan kantornya, jumlah DPK dan jumlah pembiayaan yang disalurkan, serta jumlah aset yang cukup menggembirakan. Namun perkembangan tersebut tidak luput dari berbagai faktor pendukung dan tantangan-tantangan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa upaya dari seluruh stake holders industri keuangan syariah sangat dibutuhkan dalam mendukung perkembangan bank syariah di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya keterpaduan langkah dari para praktisi, akademisi maupun asosiasi agar pengembangan menjadi lebih efektif. Untuk itu, peran semua pihak, baik pemerintah, ulama, IAEI, akademisi, dan masyarakat dalam memelopori dan mendorong keterpaduan langkah
  • 14. untuk menjawab berbagai tantangan-tantangan yang ada sangat diperlukan sehingga industri keuangan syariah nasional semakin berkualitas, berkembang secara berkelanjutan hingga mampu bersaing dalam kancah persaingan global. DAFTAR PUSTAKA Syukri Iska, 2012. Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia, Yogyakarta : Fajar Media Press Press. Amir Machmud dan Rukmana. 2010. Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia, Jakarta: Erlangga. Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syariah di Indonsia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Antonio, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah: Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: Gema Insani Press. Karim, Adiwarman A. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi Dua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. http:// www.ojk.go.id, mengenal perbankan syariah tahun 2021. https:// manajemen.uma.ac.id, sejarah dan perkembangan bank syariah di Indonesia tahun 2021.