SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 79
A.   Pengertian Sel
         Sel adalah blok-blok pembangun (building block ) hidup bagi tubuh. Sel
     merupakan unit terkecil yang struktural dan fungsional makhluk hidup dimana
     keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari
     masing-masing makhluk hidup.
         Fungsi sel :
                1. Mendapatkan nutrisi dan oksigen untuk melakukan reaksi kimia untuk
                    mendapatkan energi
                2. Mengeluarkan sisa metabolisme
                3. Mensintesis protein secara struktural dan fungsional
                4. Menjadi responsif dan sensitif terhadap lingkungan sekitar
                5. Mengontyrol transpor zat
                6. Memindahlan suatu zat dari tempat ke tempat lain
                7. Melakukan reproduksi sel saraf dan sel otak sehingga tercapainya
                    keseimbangan dalam tubuh makhluk hidup.

     Fungsi Khusus:

     1. Dengan memanfaatkan kemampuannya mensintesis protein, sel kelenjar sistem
        pencernaan mensekresikan enzim-enzim pencernaan yang semuanya adalah
        protein.
     2. Dengan memanfaatkan kemampuan dasar sel untuk berespons terhadap perubahan
        yang terjadi di lingkungan sekitar, sel saraf membentuk dan menyalurkan impuls
        listrik yang menyampaikan informasi mengenai perubahan-perubahan (yang
        menyebabkan sel saraf berespons) ke bagian lain di dalam tubuh.
     3. Kemampuan sel-sel ginjal untuk menahan zat tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh
        secara selektif sekaligus mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan melalui urin
        bergantung pada kemampuan yang sangat khusus sel-sel ini dalam mengontrol
        pertukaran zat-zat antara sel dan lingkungannya.
     4. Kontraksi otot, yang melibatkan gerakan selektif berbagai struktur internal agar sel
        otot memendek, adalah perluasan kemampuan inheren sel-sel ini untuk
        meghasilkan gerakan intrasel (di dalam sel).
B.       Jenis Sel
               Sel dapat dibagi menjadi dua yaitu prokariotik dan eukariotik. Prokariotik
         merupakan sel yang tidak memiliki membran inti sehingga materi inti nya tersebar
         contohnyaa adalah bakteria dan cyanobakteria sedangkan Eukariotik merupakan sel
         yang memiliki membran inti.




         Perbedaan prokariotik dan eukariotik
         Prokariotik                                         Eukariotik
     Tidak memiliki inti sel yang jelas karena          Memiliki inti sel yang dibatasi oleh
     tidak memiliki membran inti sel                    membran inti
     Membran sel tersusun atas senyawa                  Membran selnya tersusun atas fosfolipid
     peptidoglikan
     Diameter selnya 1-10nm                             Diameter sel nya antara 10-100nm
     Mengandung 4 RNA polymerase                        Mengandung banyak DNA Polymerase
     Susunan kromosom sirkuler                          Susunan kromosom linier
     Pembelahan amitosis                                Pembelahan meiosis dan mitosis
     Punya protein histon                               Tidak mempunyai protein histon




a.   Nukleus


     Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA
     linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti
     histon.
     Fungsi utama nukleus adalah untuk :
1. Menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola
   ekspresi gen
2. Untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel
3. Memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein
4. Tempat sintesis ribosom
5. Tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA
6. Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

Di dalam nukleus terdapat:

1. Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam
  ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang
  disintesis dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya
  bergabung membentuk ribosom. Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui
  mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai suatu massa yang terdiri dari
  butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian kromatin.
2. Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun dari nukleoprotein dan
  kromatin
3. Butiran kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel
  tidak membelah. Pada saat sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur
  seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam
  dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis
  protein.
4. Nuclear envelope, memiliki fungsi untuk mengisolasi materi genetik sel dari
  lingkungan luar
5. Nuclear pores, memiliki fungsi untuk mengatur materi untuk keluar-masuk nukleus

        Berikut ini uraian tentang bagian-bagian penyusun inti sel:

        a. Membran Inti

               Membran inti terdiri atas dua lapis, yaitu membran luar (membran
        sitosolik) dan membran dalam (membran nukleo-plasmik). Di antara kedua
        membran tersebut terdapat ruangan antar membran (perinuklear space) selebar
        10 - 15 nm. Membran luar inti bertautan dengan membran ER. Pada membran
inti juga terdapat enzim-enzim seperti yang terdapat pada membran ER,
misalnya sitokrom, transferase, dan glukosa-6-fosfatase. Permukaan luar
membran inti juga berikatan dengan filamen intermediet yang
menghubungkannya dengan membran plasma sehingga inti terpancang pada
suatu tempat di dalam sel.

b. Pori Membran Inti

       Pada membran inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan antara
membran luar dan membran dalam inti. Diameter pori berkisar antara 40 - 100
nm. Jumlah pori membran inti bervariasi tergantung dari jenis sel dan kondisi
fisiologi sel. Fungsi pori membrane inti ini, antara lain sebagai jalan keluar
atau masuknya senyawa – senyawa dari inti dan menuju inti, misalnya tempat
keluarnya ARN – duta dan protein ribosom.

       Pori membran inti dikelilingi oleh bentukan semacam cincin (anulus)
yang bersama-sama dengan pori membentuk kompleks pori. Bagian dalam
cincin membentuk tonjolan-tonjolan ke arah lumen pori. Pada bagian tengah
pori terdapat sumbat tengah (central plug).




c. Matriks Inti (nukleoplasma)

       Komponen utama dari matriks inti adalah protein vang kebanyakan
berupa enzim dan sebagian adalah protein structural inti. Matriks inti diduga
ikut berperan dalam proses – proses pada materi inti, misalnya transkripsi,
replikasi DNA, dan proses –proses lainva di dalam inti.

d. Materi Genetik
Bagian utama dari sebuah inti sel adalah materi genetik. Semua
               aktivitas di dalam sel dikendalikan oleh materi genetik. Pada waktu interfase,
               materi genetik dinamakan kromatin. Benang benang kromatin ini akan
               mengalami pemampatan (kondensasi) pada saat sel akan membelah. Kromatin
               yang mengalami kondensasi ini dinamakan kromosom. Hasil analisis kimia
               menunjukkau, bahwa kromatin tersusun atas DNA, RNA, protein histon dan
               protein nonhiston.

               e. Anak Inti (Nukleolus)

Nukleolus banyak ditemukan pada sel-sel yang aktivitas . sintesis proteinnya tinggi, misalnya
pada neuron, oosit, dan kelenjar. Di dalam inti, nukleolus tampak sebagai suatu struktur yang
merupakan tempat pembentukan dan penyimpanan prekusor ribosom dan pembentukan sub
unit ribosom. Selain itu, struktur ini merupakan tempat terjadinya proses transkripsi gen ARN
ribosom (ARN-r).




STRUKTUR dan FUNGSI ORGANEL SEL




   1.   Dinding sel
        Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk
        tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain: bakteri, cendawan, ganggang
        (protista), dan tumbuhan. Kelompok makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan
        bentuk yang jelas dan kaku (rigid). Pada protozoa (protista) dan hewan tidak
        mempunyai dinding sel, sehingga bentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak
        kaku. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami penebalan dan
        memiliki plasmodesmata (Gambar 2.3), disebut noktah (titik).
Gambar 2.3 Noktah pada batang pinus (A) dan Plasmodesmata (B)
     (Campbell et al, 2006)


2.   Membran plasma
     Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi/selektif
     permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan ke luar
     sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif. Membran plasma disusun oleh
     fosfolipid, proten, kolesterol, dll.


3.   Sitoplasma
     Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas air dan zat-zat
     yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup. Organel-organel yang terdapat
     dalam sitoplasma antara lain:

a. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan pabrik dalam sel yang digunakan untuk
     sintesis protein. Berupa saluran-saluran yang dibentuk oleh membran (Gambar 2.4).
     RE terbagi dua macam, yaitu RE halus dan RE kasar.
Gambar 2.4 Retikulum Endoplasma
       (Campbell, et al 2006).


       Pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein. RE kasar
       mensintesis dan melepaskan berbagai protein baru kedalam lumen RE. Lumen yaitu
       ruang berisi cairan yang dibungkus oleh membran RE. Sedangkan pada RE halus
       tidak terdapat ribosom. RE halus berfungsi sebagai pusat pengemasan dan
       pengeluaran molekul-molekul yang akan dipindahkan dari RE kasar. Protein dan lipid
       yang beru dibentuk berkumpul di RE halus. Kemudian RE halus membentuk vesikel
       transportasi yang akan bergerak mengantarkan produk ke badan golgi. Selain itu RE
       halus juga berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, karena RE kasar tidak mensintesis
       lipid dalam jumlah yang banyak. Didalam hati, RE halus juga berperan dalam
       detoksifikasi berbagai bahan berbahaya hasil metabolisme. Didalam RE juga terdapat
       RE sarkoplasmik . RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE
       sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE
       sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis
       molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE
       sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

       Secara ringkas dapat ditulis:

RE halus berperan dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, pusat pengemasan dan pengeluaran molekul yang akan
dipindah dari RE kasar menuju Aparatus Golgi, serta tempat melekatnya reseptor pada
protein membran sel.

  RE Kasar
Terdapat ribosom yang merupakan partikel kecil tersebar diseluruh sitosol yang terdiri dari
RNA dan protein. Ribosom bebas adalah kompleks protein RNA khusus yang mensintesis
protein dibawah pengarahan DNA nukleus. Ribosom bebas sitoplasma melekat pada
riboforin (berfungsi sebagai “alamat rumah“) sehingga dapat menyalurkan ribosom yang
sesuai untuk terikat ke tempat yang tepat di RE kasar.

RE Halus

RE halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya halus. RE
halus tidak terlibat dalam sintesis protein. RE halus membentuk tonjolan (bud off) yang
disebut vesikel transportasi dan mengandung molekul-molekul baru yang dibungkus oleh
sebuah membran yang berasal dari membran halus.

Fungsi retikulum endoplasma antara lain:

   RE kasar berfungsi utama sebagai tempat sintesis protein.
   RE halus berperan dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, konsentrasi
   kalsium, detoksifikasi obat-obatan, pusat pengemasan dan pengeluaran molekul yang
   akan dipindah dari RE kasar menuju Aparatus Golgi, serta tempat melekatnya reseptor
   pada protein membran sel

b. Ribosom

    Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Ribosom membangun protein
    dalam 2 lokasi sitoplastomik. Ribosom bebas tersuspensi di dalam sitosol, sementara
    ribosom terikat diletakan pada bagian luar jalinan membran yang disebut retikulum
    endoplasma. Sebagian besar protein yang dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi
    dalam sitosol. Misalnya enzim-enzim yang mengkatalis proses metabolisme dalam
    sitosol. Sementara ribosom terikat umumnya membuat protein untuk dimasukkan
    kedalam membran, untuk pembungkusan dalam organel tertentu misalnya lisosom.

c. Aparatus golgi

    Aparatus golgi berfungsi seperti pabrik pengilangan dan mengarahkan lalu lintas
    molekul. Aparatus golgi berfungsi:

    1. Tempat pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir.
Protein “kasar” dari RE halus dimodifikasi
   dalam bentuk akhir melalui proses biokimiawi.

2. Menyortir dan mengarahkan produk akhir ke
   tujuan sebenarnya.

   Aparatus golgi berfungsi untuk mengarahkan
   kemana produk akhir tersebut akan
   didistribusikan. Terdapat 3 tujuan dalam
   mendistribusikan produk akhir dari aparatus golgi. Yaitu:

           Untuk disekresikan ke luar

           Untuk disekresikan menjadi bagian membran plasma

           Untuk bergabung dengan organel lain.



3. Membentuk lisosom dan enzim pencernaan yang belum aktif (zymogen dan
   koenzim)
4. Kompleks golgi berperan penting dalam aliran membran, pemindahan dan
   pemekatan, materi sekresi dan penglepasannya dalam mensintesis produk sekresi
   tertentu khususnya glikoprotein dan mukopolisakarida.
5. Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
6. Sintesa glikoprotein, misalnya berupa musin atau lendir.
7. Pada sel hewan, berperan dalam pembentukan lisosom



  Badan golgi menyortir produk akhirnya dengan membentuk vesikel. Vesikel ini
  terbagi 2, yaitu:

       Vesikel berselubung. Vesikel ini
       berfungsi untuk menyortir produk-
       produk yang ditujukan ke bagian
       intrasel. Pada vesikel berselubung
       terdapat protein aksesori. Protein
       aksesori berfungsi sebagai tanda
pengenal dan sebagai tanda penambat agar dapat melebur dengan bagian
          membran yang telah ditargetkan.

          Vesikel sekretorik. Vesikel ini digunakan untuk produk-produk yang ditujukan
          kebagian luar sel. Vesikel sekretorik melepaskan isi vesikel dengan sekresi
          yang disebut juga dengan mekanisme eksositosis. Vesikel sekretorik hanya
          bisa melebur dengan membran plasma dan tidak bisa melebur

          dengan membran internal lain.



d. Lisosom

   Lisosom merupakan organ pencernaa dalam intrasel. Lisosom mengandung enzim-
   enzim hidrolitik yang kuat untuk mencerna dan menyingkirkan berbagai sisa sel dan
   benda asing yang tidak diinginkan. Lisosom yang telah menyelesaikan aktivitas
   pencernaan disebut badan residual. Badan residual ini dapat dikeluarkan dengan
   eksositosis. Lisosom berfungsi untuk menyingkirkan bagian-bagian sel yang berguna,
   regresi jaringan. Lisosom dapat bergabung dengan vakuola membentuk vakuola
   fagositasis untuk memakan sel-sel asing. Pecahnya membran lisosom dapat
   mengakibatkan sel merusak dirinya sendiri.

      Fungsi :
                 Endositosi
                 Pemasukan makromolekul dari luar kedalam sel
                 Autofagi
                 Pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri sepeti organel yang tidak
                 berfungsi lagi
                 Fagositosis
                 Proses pemasukan partikel berukuran besar.
                 Pencernaan intraseluler
                 Pertumbuhan dan perbaikan selular normal dan perbaikan memindahkan
                 seluler yang sudah rusak.



e. Peroksisom
Struktur : - organel kecil, sferikal yang terikat pada membran serta mengandung
      enzim destruktif
      Funngsi:
                 melindungi sel dari pengaruh hidrogen peroksida yang merusak
                 Metabolisme lipid

   Peroksisom menyimpan enzim oksidatif yang berfungsi untuk mendetoksifikasi
   berbagai zat sisa. Produk utama yng dihasilkan oleh peroksisom adalah hidrogen
   peroksida.



f. Mitokondria

   Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk
   pembentukan ATP sebagai sumber energi sel. Organel yang hanya dimiliki oleh sel
   aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian dalam berlipat-lipat dan
   disebut krista, berfungsi memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen
   dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif. Bagian yang terletak diantara membran
   krista berisi cairan yang disebut matriks banyak mengandung enzim pernafasan atau
   sitokrom.




   Mitokondria berfungsi sebagai
sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) karena
                itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
                Mengandung enzim untuk siklus asam sitrat dan rantai transport electron.
                Bekerja sebagai organel energi


   g. Vault

Vault ditemukan pada awal tahun 1990-an yang ditemukan sebagai organel jenis keenam.
Nama ini berasal dari adanya banyak lengkung yang mengingatkan penemunya akan atap
katedral atau kubah. Seperti tong, vault memiliki interior berongga. Kadang-kadang vault
tampak dalam keadaan terbuka, tampak seperti sepasang bunga kuncup dengan masing-
masing separuh dari vault memiliki delapan “kelopak” yang melekat ke cincin yang ditengah.
Vault berfungsi sebagai truk sel untuk transport dari nucleus ke sitoplasma


   h. Inklusi
       Memiliki struktur granula, glikogen dan butir lemak. Fungsi dari inklusi adalah
menyimpan kelebihan nutrient.




   i. Sitosol

       sitosol merupakan bagian semicair sitoplasma yang mengelilingi organel. Sitosol ini
       mencakup 55% dari volume sel total. Aktivitas umum sitosol adalah:

                Pengaturan enzimatik metabolisme perantara. Hal ini mengacu pada kumpulan
                reaksi kimia intrasel yang melibatkan penguraian, sintesis, dan transformasi
                molekul-molekul organik kecil.

                Sintesis protein ribosom

                Penyimpanan lemak dan glikogen. Kelebihan zat gizi yang tidak langsung
                diubat dalam bentuk ATP oleh sitosol diubah dan disimpan menjadi massa
                nonpermanen yang disebut inklusi.
Sitoskeleton merupakan bagian dari sitoplasma. Sitoskeleton merupakan jaringan
       kompleks yang bertindak sebagai “tulang dan otot” bagi sel. Unsur-unsur
       sitoskeleton:

       Mikrotubulus dan Mikrofilamen (sitoskeleton)




       Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein yang
       disebut tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai
       „kerangka‟ sel karena berfungsi melindungi dan memberi bentuk sel.
       Mikrotubulus juga berperan dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
       Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan
       yang membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat pada
       otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam proses
       pergerakan sel, endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh
       peran dari mikrofilamen.




                                                 Mikrotubulus
                                                         Strukturnya berupa pipa-pipa
                                                 berongga, langsing, panjang yang
                                                 terdiri dari molekul tubulin. Fungsi
                                                 mikrotubulus antara lain:
                                                      1. Mempertahankan bentuk
                                                 asimetris;
                                                      2. Mengkoordinasikan gerakan sel
   yang kompleks;
3. Memfasilitasi transportasi akson;
4. Komponen structural dan fungsional yang dominan pada silia dan flagella;
5. Membentuk mitotic spindle selama pembelahan sel.
Mikrofilamen
        Merupakan rantai-rantai molekul aktin yang berjalin secara heliks yang terdiri dari
molekul miosin. Fungsi mikrofilamen yaitu:
     1. Berperan dalam sistem kontraktil sel;
     2. Membentuk perangkat kontraktil;
     3. Penguat mekanisme untuk mikrovili;
     4. Meningkatkan luas permukaan untuk penyerapan di usus ginjal;
     5. Mengalami spesialisasi untuk mendeteksi suara dan perubahan posisi di telinga.


     Filamen Intermediet
        Memiliki struktur protein ireguler seperti benang. Berfungsi sebagai structuraldi
bagian sel yang mendapat stress mekanis.


     Kisi-kisi Mikrotrabekuler
        Merupakan jalinan filament-filamen yang sangat halus dan saling berkaitan.
Fungsinya menggantungkan dan menghubungkan secara fungsional unsure-unsur
sitoskeleton yang lebih besar dan berbagai organel serta mengorganisasikan enzim sitosol.




                             JUMLAH
 NO NAMA                                   STRUKTUR                     FUNGSI
                             PER SEL
 Organel Sel


        Retikulum
        Endoplasma                         a. Berupa tubulus halus      a. Berperan dalam sintesis
 1
           a. RE Halus       a. 1               yang saling               lipid. Membantu
           b. RE Kasar       b. 1               berhubungan dan tidak     mengemas dan
                                                memiliki ribosom          mengirim protein ke
b. Berupa tumpukan            Golgi. RE halus
                                    kantung yang relatif        mengandung enzim
                                    gepeng yang menonjol        detoksifikasi pada sel
                                    keluar dari RE halus.       hati. Sebagai
                                    Bergranula karena           penyimpan kalsium dan
                                    ditaburi oleh butiran-      berperan penting dalam
                                    butiran ribosom             kontraksi otot pada sel
                                                                otot
                                                             b. Bersama ribosom,
                                                                mensintesis dan
                                                                melepaskan berbagai
                                                                protein baru ke dalam
                                                                lumen RE
                                                             Pusat modifikasi,
                       1 sampai   Kantung membranosa
                                                             pengemasan, dan
2   Kompleks Golgi     beberapa   yang gepeng dan
                                                             distribusi protein yang
                       ratus      bertumpuk-tumpuk
                                                             baru disintesis
                                  Badan-badan yang
                                  berbentuk batang atau
                                                             Organel energi; tempat
                                  oval yang dibungkus oleh
                                                             utama untuk membentuk
                       100 –      dua membran, dengan
3   Mitokondria                                              ATP, mengandung enzim-
                       2000       membran bagian dalam
                                                             enzim untuk transportasi
                                  melipat-lipat menjadi
                                                             elektron.
                                  krista yang menonjol ke
                                  matriks di bagian dalam
                                                             Sistem penceraan sel,
                                  Kantung membranosa         menghancurkan bahan
4   Lisosom            300        yang mengandung            yang tidak diinginkan,
                                  enzim-enzim hidrolitik     misalnya benda asing dan
                                                             sisa sel
    Badan Mikro
5      a. Peroksisom   Banyak      a. Kantung                a. Aktivitas detoksifikasi.
       b. Proteasom                   membranosa yang           Dalam hati dan ginjal
mengandung enzim-           yang berperan dalam
                                           enzim oksidatif.            proses glukoneogenesis
                                           Mempunyai                b. –Mencerna protein
                                           membran tunggal             yang akan dihancurkan
                                           terdiri dari lipid dan      dengan melekatkan
                                           protein                     pada ubikuitin
                                        b. Enzim-enzim dengan          -Degradasi protein
                                           struktur yang               untuk menghilangkan
                                           kompleks                    kelebihan enzim dan
                                                                       protein lain yang tidak
                                                                       berguna lagi untuk sel
                                                                       dan menghilangkan
                                                                       protein yang secara
                                                                       keliru dibentuk.
                                       Struktur silindris
                                       (berdiameter 0,15 µm         Mengatur pembelahan sel,
                                       dan panjang 0,3-0,5          produksi mikrotubulus dan
6    Sentriol                          µm) yang tersusun            mikrofilamen, produksi
                                       terutama atas                silia dan flagella, dan
                                       mikrotubulus pendek          mengontrol kadar garam
                                       yangsangat teratur
Sitosol
                                                                    Reaksi intrasel yang
     Enzim-enzim
                                       Susunan sekuensial di        melibatkan penguraian,
7    metabolisme          Banyak
                                       dalam sitoskeleton           sintesis, dan transformasi
     perantara
                                                                    molekul-molekul kecil
                                       Granula-granula RNA
                                       dan protein-sebagian
8    Ribosom              Banyak                                    Sintesis protein
                                       melekat ke RE kasar
                                       sebagian di sitoplasma
                                       Paket-paket produk           Menyimpan produk
9    Vesikel sekretorik   Bervariasi   sekretorik yang              sekretorik sampai
                                       terbungkus membran           mendapat sinyal
mengosongkan isinya ke
                                  luar sel
                                  Granula glikogen, butir     Menyimpan kelebihan
10   Inklusi         Bervariasi
                                  lemak                       nutrisi
Sitoskeleton
                                                              -Mempertahankan bentuk
                                                              sel asimetris
                                                              -Mengkoordinasikan
                                                              gerakan sel yang
                                                              kompleks
                                  Pipa-pipa berongga,         -Memfasilitasi transportasi
                                  langsing, panjang yang      vesikel didalam sel
11   Mikrotubulus    Banyak
                                  terdiri dari molekul-       -Berfungsi sebagai
                                  molekul tubulin             komponen strukturan dan
                                                              fungsional yang dominan
                                                              pada silia dan flagela
                                                              -Membentuk mitotic
                                                              spindle selama
                                                              pembelahan sel
                                                              -Berperan penting pada
                                                              berbagai sistem kontraktil
                                                              sel
                                                              -Berperan dominan pada
                                  Rantai-rantai molekul       kontraksi otot
                                  aktin yang berjalin secara -Membentuk perangkat
                                  heliks; mikrofilamen        kontraktil bukan-otot
12   Mikrofilament   Banyak
                                  yang terdiri dari molekul   misal sel darah
                                  miosin juga terdapat di     -Sebagai penguat mekanis
                                  sel-sel otot                untuk mikrovili
                                                              -Meningkatkan luas
                                                              permukaan untuk
                                                              penyerapan di usus dan
                                                              ginjal
-Mengalami spesialisasi
                                                                      untuk mendeteksi suara
                                                                      dan perubahan posisi di
                                                                      telinga
                                                                      Memiliki peran struktural
      Filament                            Protein ireguler seperti
 13                          Banyak                                   di bagian-bagian sel yang
      Intermediet                         benang
                                                                      mendapat stres mekanis
                                                                      -Menggantung dan
                                                                      menghubungkan secara
                                                                      fungsional unsure-unsur
                                                                      sitoskeleton yang lebih
                                                                      besat dan berbagai organel
                                                                      -Mengorganisasikan
                                                                      enzim sitosol
                                                                      -Bertanggung jawab dalam
                                          Jalinan filament-filamen    menentukan bentuk,
      Kisi-kisi
 14                          1            yang sangat halus dan       rigiditas, dan geometri
      mikrotrabekuler
                                          saling berkaitan            ruang setiap jenis sel;
                                                                      “tulang” sel
                                                                      -Bertanggung jawab untuk
                                                                      mengarahkan transportasi
                                                                      intrasel dan utuk mengatur
                                                                      gerakan sel; “otot sel”
                                                                      -Tampak berperan dalam
                                                                      mengatur pertumbuhan
                                                                      dan pembelahan sel




TRANSPOR MEMBRAN

       Transpor membran adalah pengaturan keluar masuknya materi dari dan menuju ke
dalam sel yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan membran plasma dalam menerima
materi tersebut dan gaya atau kekuatan agar terjadinya pergerakan tersebut.
a. Sifat membran plasma :


       1. Permeabel           : Jika suatu bahan dapat menembus membran plasma
       2. Impermiabel         : Jika suatu bahan tidak dapat menembus membran plasma
       3. Selektif Permeabel: Jika memungkinkan sebagian partikel lewat sementara
            mencegah yang lain.


   b. Sifat partikel yang dapat menembus membran plasma:
       1.   Kelarutan relatif partikel dalam lemak.
            Struktrur membran sel yang berupa fosfolipid (lemak) membuat partikel-partikel
            yang masuk ke dalam membran sel hanya partikel yang larut dalam lemak dan
            molekul bersifat nonpolar.
       2.   Ukuran partikel
            Partikel yang kelarutan lemaknya rendah dan terlalu besar bagi saluran maka
            partikel tersebut tidak dapat menembus membran dengan kemampuannya sendiri.
            Namun sebagian dari partikel ini harus menembus membran agar sel dapat
            bertahan hidup dan berfungsi. Oleh karena itu, partikel tersebut akan ditranspor
            menggunakan bantuan.




   1. Transpor Pasif

      Proses transpor zat yang tidak membutuhkan energi untuk melewati membran plasma
disebut transpor pasif. Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni
gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang
meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih
acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis
merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan
oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga
masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.




Yang termasuk transpor pasif antara lain:
   1) Difusi Sederhana
                 Difusi sederhana, atau yang lebih sering hanya disebut difusi merupakan
       peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu molekul dari konsentarsi tinggi ke
       konsentrasi rendah. Molekul ini bersifat nonpolar dan larut dalam lemak.
                 Mekanismenya adalah zat tersangkut oleh membran gradien/membran yang
       konsentrasinya lebih tinggi ke gradien dengan membran yang mempunyai konsentrasi
       lebih rendah dengan jumlah mulekul terbatas
                 Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat
       laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi
       dalam udara. Contoh difusi yang lain lagi adalah perpindahan lemak, O2, CO2,
       hormone steroid, dan beberapa jenis obat-obatan melewati membran plasma (bagian
       lipid).

       Hukum Difusi Fick (faktor yang mempengaruhi difusi):

         1.   Besar perbedaan gradien konsentrasi. Semakin besar perbaan gradien
              konsentrasi maka semakin cepat laju difusi
2.    Permeabilitas membran terhadap bahan. Semakin permeabel membran terhadap
      suatu bahan maka semakin cepat laju difusi
3.    Luas permukaan membran tempat berlangsungnya difusi. Semakin luas
      permukaan membran terhadap suatu bahan maka semakin cepat laju difusi
4.    Berat molekul bahan. Semakin ringan molekul tersebut maka semakin cepat laju
      difusi
5.    Jarak difusi yang harus ditempuh. Semakin besar jarak, semakin lambat laju
      difusi




      Kecepatan difusi bergantung pada:
        - Jarak: Semakin dekat jarak, semakin cepat proses difusi
        - Ukuran Molekul: Semakin kecil makin cepat
        - Temperatur: Semakin tinggi temperature, semakin cepat difusinya (pada suhu
        tubuh 37OC)
        - Gradient Size: semakin besar semakin cepat
        - Electrical forces: bagian dalam membrane sel memiliki lebih banyak muatan
        negative daripada muatan positif. Muatan ini mempengaruhi ion2 yang akan
        masuk sel, perpindahan ion2 yang masuk karena gaya kimia dan gaya listrik
        disebut electrochemical gradient


      Macam-macam difusi
              Simple diffusion: Molekul masuk melalui fosfolipid bilayer. Yang
               bisa masuk: alcohol, asam lemak, gas terlarut, steroid, bahan yang larut
               dalam lemak.
              Chanel Mediated diffusion: Terbentuk oleh transmembran protein.
               Yang bisa masuk: glukosa, dan molekul air. Diamana kecepatannya
               bergantung pada tersedianya channel yang sesuai




        Difusi membran dapat terjadi melalui 2 komponen membran plasma:
               Difusi melalui lipid bilayer. Molekul yang ditransportasi melalui lipid
               bilayer adalah molekul nonpolar ukuran apapun, misalnya O2, CO2,
asam lemak). Batas difusi ini adalah hingga gradien lenyap (keadaan
                  setimbang)




                  Difusi melalui saluran protein. Molekul yang ditransportasi melalui
                  saluran protein adalah ion kecil tertentu seperti Na+, K+, Ca++, Cl-.
                  Batas difusi ini adalah hingga gradien lenyap (keadaan setimbang)




2) Difusi Terfasilitasi

           Perpindahan molekul zat terlarut yang tidak mampu menembus membran
   plasma melalui perantaraan pembawa (biasanya adalah protein) dengan cara
   mengikatkan diri kepada protein carrier (protein integral transmembran yang
   mengantar molekul suatu zat polar tertentu atau golongan zat yang terlalu besar untuk
   melewati saluran membran, seperti gula dan asam amino) atau melewati protein
   channel (protein transmembran yang berfungsi untuk mengangkut zat, biasanya ion
atau air, melalui saluran air dari satu sisi membran ke sisi yang lain). Contohnya
adalah pergerakkan glukosa ke dalam sel.
        Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi
sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini
mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan
ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang
spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke
dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan
habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi
maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan
kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.

        Mekanismenya adalah zat yang tersalurkan melewati struktur tertentu yang
menyerupai pori - pori membran dan disebut dengan zat karier ( pembawa). Prosesnya
hampir sama dengan difusi haya saja zat yang melewati membran dibawa oleh zat
karier, misalnya adalah ion ( Na+, K+) atau dengan memanfaatkan zat penyusun
membran sel seperti protein. Protein karier akan melekat pada zat yang diangkut,
kemudian proses pengangkutannya dapat dilakukan dengan cara berputar (rotasi)
melewati pori membran.

- Substansi yang diangkut: glukosa dan asam amino
- Faktor yg mempengaruhi: gradient konsentrasi, temperature.
-Tidak butuh ATP, dari konsentrasi tinggi ke rendah, tujuan: menurunkan
 gradient konsentrasi
- Proses:
      1) Substansi harus terikat dulu pada “receptor site” dari protein karier
      2) Setelah itu, protein karier berubah bentuk
      3) Substansi melewati membrane menuju sitoplasma

- Jika protein karier sudah jenuh, kecepatan transportasi tidak dapat bertambah
- Pada beberapa sel (sel otot, lemak, dll) pengangkitan glukosa dirangsang oleh
 hormone insulin.
3) Osmosis


          Adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
   lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
   ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
   tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
   dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
   konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih
   encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut
   melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang
   lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.

          Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke
  daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Air akan bergerak dari daerah
  yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi kekonsentrasi zat pelarut yang rendah. Sel akan
  mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih
  tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis.
  Sebaliknya jika sel berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel
  akan banyak menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel.
  Osmosis akan terus berlanjut hingga kedua larutan isotonis atau hingga dihentikan
  sendiri oleh tekanan hidrostatik.
          Meskipun air sangat polar melalui lapisan ganda lipid (osmosis) tetapi ditolak
   oleh ekor lipid hidrofobik. Meskipun masih hipotetis, terdapat penjelasan bahwa
   pergerakan acak dari lipid membran membuka celah kecil di antara ekor mereka
   menggeliat, memungkinkan air untuk tergelincir dan geser jalan melalui membran
dengan bergerak dari celah. Air juga bergerak secara bebas dan reversibel melalui
saluran spesifik air, dibangun oleh protein transmembran disebut aquaporins (AQP).


Tekanan osmosis: tekanan yang diberikan air ketika masuk dapat diukur dengan
memberikan tekanan hidrostatik yang setara dengan tekanan osmosis, pemberian
tekanan hidrostatik juga dapat menghentikan proses osmosis.

Contoh peristiwa osmosis sel darah merah pada lingkungan :

 Isotonis = Keadaan setimbang
   Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal
   bentuknya


 Hipertonis = Air keluar dari sel, sel mengerucut dan mengalami krenasi

   Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan
   mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), Sedangkan sel
   hew'an/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel
   darah merah mengalami krenasi atau keriput karena kehilangan air.


 Hipotonis = Air masuk ke dalam sel, sel membengkak dan pecah (lisis)

   Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya
   dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras,
   Sedangkan sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel
   darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei
   hewan tidak memiliki dinding sel.
2. Transportasi Aktif

               Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
       spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi sehingga
       menggunakan energy (ATP). Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa
       protein yang sering disebut dengan pompa ion. Contoh protein yang terlibat dalam
       transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore

             Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif
      sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange).


Terdapat tiga protein transporter yang terlibat dalam transport aktif :
• Uniport, pergerakan ion tunggal dalam satu arah, misalnya protein pengikat kalsium
terdapat dalam membrane plasma dan RE pada sel-sel yang aktif mentransport ion Ca2+ dari
daerah konsentrasi tinggi baik dari dalam maupun luar RE
• Symport, pergerakan dua jenis ion dalam arah yang sama. Misalnya, pengambilan asam
amino dari usus halus ke sel-sel yang membatasinya memerlukan pengikatan ion Na+ dan
asam amino secara bersamaan ke protein transporter yang sama.
• Antiports, pergerakan dua ion pada arah yang berlawanan. Satu ke luar dan yang lain ke
dalam sel. Misalnya, banyak sel yang memiliki pompa Na-K yang menggerakkan Na+ ke luar
sel dan K+ ke dalam sel.


Symport dan antiport dikenal sebagai transporter berpasangan, karena kedua tipe ini
menggerakkan ion pada saat bersamaan.
1) Transpor Aktif Primer

   Transpor aktif primer secara langsung berkaitan dengan hidrolisis ATP yang akan
   menghasilkan energi untuk transpor ini. contoh transpor aktif primer adalah
   pompa ion Na- dan ion K+. Konsentrasi ion K+ di dalam sel lebih besar dari pada
   di luar sel, sebaliknya konsentrasi ion Na+ diluar sel lebih besar daripada di dalam
   sel. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, ion-ion Na+ dan K+ harus selalu
   dipompa melawan gradien konsentrasi dengan energi dari hasil hidrolisis ATP.
   Tiga ion Na+ dipompa keluar dan dua ion K+ dipompa ke dalam sel. Untuk
   hidrolis ATP diperlukan ATP-ase yang merupakan suatu protein transmembran
   yang berperan sebagai enzim.
2) Transpor Aktif Sekunder

Transport aktif sekunder tidak menggunakan ATP secara langsung, energi disediakan
oleh gradien konsentrasi ion yang dihasilkan dari transport aktif primer. Pada
transport aktif sekunder, konsentrasi Na+ yang dimantapkan oleh transport aktif
primer menggerakkan transport aktif sekunder dari glukosa, Perpindahan glukosa
melintasi membran melawan gradient konsentrasi dibantu oleh protein simport untuk
pergerakan ion Na+ ke dalam sel. Tranpor aktif sekunder juga merupakan transpor
pengangkutan gabungan yaitu pengangkutan ion-ion bersama dengan pengangkutan
molekul lain. Misalnya pengangkutan asam amino dan glukosa dari lumen usus halus
menembus membran sel epitel usus selalu bersama dengan pengangkutan ion-ion
Na+. Pada transpor aktif sekunder juga melibatkan protein pembawa dan memperoleh
energi dari gradien elektrokimia
2.1 Transport sekunder co-transport

Pada transport sekunder co-transport , glukosa atau asam amino akan ditransport
masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat
perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun
asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi
asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi
Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport secara transport aktif sekunder co-
transport

2.2 Transport sekunder counter-transport

Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan
menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-
H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk
setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel,
khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H
exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus
proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
. Berdasarkan Pembentukan Vesikular

     Selain itu, untuk molekul-molekul besar seperti hormon, kita mengenal transpor
     vesikuler (vesicular transport). Transpor vesikuler adalah transpor aktif yang
     menggunakan ATP dan melibatkan vesikel untuk menyelubungi zat yang dipindahkan.
     Vesikel merupakan kendaraan yang membawa materi dari satu organel ke organel
     lainnya. Transpor vesikuler dibedakan menjadi endositosis, eksositosis dan Intercellular
     Vesicula Transport.


1.Endositosis

          Endositosis adalah cara transportasi zat dimana membran plasma mengelilingi zat
       yang akan dimakan, kemudian permukaannya melebur dan melepaskan vesikel yang
       membungkus zat yang dimakan tersebut di dalam sel. Endositosis terbagi menjadi 3
       jenis, yaitu:

    Pinocytosis (Sel Minum)

       Pinositosis merupakan internalisasi butiran kecil cairan ekstrasel. Pertama, membran
       plasma melengkung ke dalam membentuk kantung yang mengandung sedikit CES.
       Lalu membran plasma menutup di permukaan kantung menjebak isi dalam sebuah
       vesikel endositosik kecil intrasel. Lalu sebuah protein Dinamin tersebut memutus
       vesikel endositosik dengan memutir leher kantung sehingga terlepas dari membran
       permukaan.




    Fagositosis (Sel Makan)
       Fagositosis merupakan internalisasi partikel multimolekul besar Dilakukan hanya
       pada sel-sel tertentu seperti mikrofage. Partikel besar (>0.5μm diameter) dari
       lingkungan terbentuk fagosom. Fagosom berperan bersama-sama dengan lisosom
       _fagolisosom. Contoh sel: makrofag, neutrophil. Fagositosis yang membentuk
       tonjolan di permukaan berupa pseudopia ketika bertemu dengan bakteri atau bahan
       berbahaya lainnya. Lalu, pseudopia tersebut mengelilingi atau menelan dan
       menahannya dalam suatu vesikel internal. Lisosom kemudian menyatu dengan
membarn vesikel tersebut dan menuangkan enzim-enzim hidrolitiknya ke dalam
vesikel. Enzim tersebut pada umunya mengubahnya menjadi bahan yang dapat
digunakan kembali seperti asam amino, asam lemak dan glukosa.



 Endositosis Yang Diperantai Oleh Reseptor

    Suatu proses yang sangat selektif yang memungkinkan sel mengimpor molekul
besar tertentu yang dibutuhkannya dari lingkungan. Misalnya protein ke reseptor
membran permukaan yang spesifik bagi molekul tersebut. Pengikatan ini
menyebabkan membran plasma di tempat tersebut amblas, lalu menutup di permukaan
sehingga mengurung protein tersebut di dalam sel.

Proses:
    Molekul target (ligands) diikat pada reseptor (glikoprotein) di membrane sel
    Area yang dilapisi ligands membentuk kantog di permukaan membrane
    Kantong mengentas(pinch off) membentuk endosomes yang disebut coated
     vesicle (karena diselubungi oleh protein-fiber network yang sebenarnya
     melapisi bagian dalam permuakaan membrane sel di bawah reseptor)
    Coated vesicle berfusi dengan lisosom primer dan membentuk lisosom
     sekunder.
    Enzim lisosom melepaskan ligands dari reseptor, kemudian ligands masul ke
     sitoplasma melalui difusi atau transport aktif
    Lisosom dan endosom berpisah
    Endosome berfusi dengan membrane sel, reseptor siap mengikat ligand lagi.
2.Eksositosis

         Kebalikan dari endositosis, eksositosis adalah cara transpor zat dimana vesikel
terbungkus membran terbentuk di dalam sel yang melebur dengan membran plasma,
membuka dan mengeluarkan isinya ke luar sel dan memerlukan ATP. Produk yang
dikeluarkan berupa produk sekresi (mucin, hormone) atau produk buangan (waste) contoh:
debris

         Macam-macam Eksositosis :

             Konstitutif: Suatu materi ditransport dalam vesikula sekretori dan dikeluarkan ke
                         tempat tujuannya dengan bantuan peptide sinyal yang terdapat pada
                         protein yang ditranspor
             Regulatif: Materi disekresikan dan disimpan dalam suatu vesikula dan baru
                         dikeluarkan jika ada rangsangan




3. Intercellular Vesicula Transport
Intercellular Vesicula Transport adalah memindahkan/mentrasfer molekul di dalam sel antar
organel yang berfungsi menghantarkan zat-zat yang dibutuhkan dalam organel satu ke yang
lainnya dengan diselubungi dengan vesikula, seperti transport protein dari RE menuju
Aparatus Golgi.



Sintesis Protein
       Sintesis Protein adalah proses penyusunan protein yang berlangsung di dalam intisel
dan ribosom dengan menggunakan bahan dasar, yaitu berupa asam amino.
Beberapa perangkat yang dibutuhkan dalam sintesis protein, antara lain:
1. DNA (Deoxyribonucleic acid=asam deoksiribonukleat)
2. Ribosom yang tersusun ata dua subunit yaitu subunit besar dan subunit kecil. Selain itu
   juga terdiri atas tida sisi yaitu sisi A (Amino Acil), sisi P (Peptidil), dan sisi E (exit).
3. Serta enzim RNA polymerase.


       Ekspresi gen merupakan proses di mana informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Selama ekspresi gen,
informasi genetik ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan
polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik. Ekspresi gen berupa sintesis protein
mencakup proses dua tahap yaitu Transkripsi dan Translasi




5.1 Transkripsi
                Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai
   cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan
   DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari
   DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim
   RNA polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah
   dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-
nukleotida RNA dari arah 5‟ ?3‟, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan
  DNA.Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di
  sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.
          Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan),
  terminasi (pengakhiran) rantai mRNA
  1. Inisiasi
     Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut
     sebagai promoter.Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga
     menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
 2. Elongasi
     Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA,
     sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.
 3. Terminasi
     Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
     disebut terminator.Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
     berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya.Pada sel prokariotik, transkripsi
     biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai titik
     terminasi sambil melepas RNA dan DNA.Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase
     terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA.Pada titik
     yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas
     dari enzim tersebut.




5.2 Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetik dan
membentuk protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang
molekul mRNA, interpreternya adalah RNA transfer.Setiap tipe molekul tRNA
menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam
amino tertentu.Ketika tiba di ribosom, molekul tRNA
membawa asam amino spesifik pada salah satu
ujungnya.Pada ujung lainnya terdapat triplet
nukleotida yang disebut antikodon, yang berdasarkan
aturan pemasangan basa, mengikatkan diri pada
kodon komplementer di mRNA.tRNA mentransfer
asam amino-asam amino dari sitoplasma ke ribosom.
       Asosiasi kodon dan antikodon harus didahului
oleh pelekatan yang benar antara tRNA dengan asam
amino.tRNA yang mengikatkan diri pada kodon
mRNA yang menentukan asam amino tertentu, harus
membawa hanya asam amino tersebut ke ribosom.
Tiap asam amino digabungkan dengan tRNA yang
sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil-ARNt sintetase (aminoacyl-
tRNA synthetase).
       Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan
kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein
dan molekul-molekul RNA yang disebut RNAribosomal.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi,
dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA,
tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi.Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu
molekul yang mirip dengan ATP.
1. Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam
amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.Pertama, sub unit ribosom kecil
mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus (lihat gambar).Sub unit ribosom
kecil melekat pada tempat tertentu di ujung 5` dari mRNA.Pada arah ke bawah dari tempat
pelekatan ribosom sub unit kecil pada mRNA terdapat kodon inisiasi AUG, yang membawa
asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi.
2. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino – asam amino ditambahkan satu per satu pada
asam amino pertama (metionin). Lihat Gambar. Kodon mRNA pada ribosom membentuk
ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam
amino yang tepat.Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu
mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang
memanjang ke asam amino yang baru tiba.
3. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi (gambar). Elongasi berlanjut hingga kodon stop
mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak
mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan
translasi.


Adapun langkah singkat dari sintesis protein ini meliputi:
    1. DNA membentuk mRNA untuk membawa kode sesuai urutan basa Nnya.
    2. mRNA meninggalkan inti, pergi ke ribosom dalam sitoplasma.
    3. tRNA dating membawa asam amino yang sesuai dengan kode yang dibawa oleh
        mRNA. tRNA ini bergabung dengan mRNA sesuai dengan kode pasangan basa N-nya
        yang seharusnya.
    4. Asam-asam amino akan berjajar-jajar dalam urutan yang sesuai dengan kode sehingga
        terbentuklah protein yang diharapkan.
5. Protein yang terbentuk merupakan enzim yang mengatur metabolisme sel dan
           reproduksi.


HOMEOSTATIS

DEFINISI

           Homeostasis berasal dari gabungan 2 kata, yaitu “homeo” yang berarti sama dan stasis
yang berarti “berdiam”. Walter Cannon, psikologis Amerika pada awal abad 20, mengatakan
bahwa “tubuh adalah berkah” dan ia menggunakan kata “homeostasis” untuk menjelaskan
kemampuan untuk menjaga kestabilan kondisi internal maupun keadaan luar yang berubah-
ubah.Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya,
setiap sel melalui aktivitas khususnya masing-masing turut berperan sebagai bagian dari
sistem tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua
sel1. Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup (Lauralee Sherwood,2001)


Terdapat 3 komponen dari mekanisme kontrol homeostasis:
           a. Reseptor (sensor), seperti sensor yang memonitor dan merespon untuk berubah,
              lalu reseptor mengirimkan informasi ke komponen kedua yaitu pusat kontrol.
           b. Pusat kontrol (control center) , seperti penunjuk titik dimana variabel harus dijaga.
              Pusat kontrol menganalisa apa yang diterimanya lalu menentukan respon aksi yang
              sesuai.
           c. Efektor, setelah mendapatkan informasi dari pusat kontrol maka efektor
              mempengaruhi stimulus dan memberikan feedback.




1
    Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, terj. Dr.Brahm U. Pendit,, Sp.KK,

(Jakarta:Buku Kedokteran EGC, 2001), 5-12
Faktor Lingkungan Internal yang Harus Dipertahankan
        Untuk mempertahankan keseimbangan cairan internal, perlu diperhatikan faktor-
        faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis. Faktor-
        faktor tersebut mencakup hal-hal berikut:
           1. Konsentrasi molekul-molekul zat gizi
           2. Konsentrasi O2 dan CO2
           3. Konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
           4. pH
           5. Konsentrasi air, garam, dan elektrolit lain
           6. Suhu
           7. Volume dan tekanan


        Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam
        mempertahankan homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk
        kelangsungan hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat
        dipertahankan.


Sistem Tubuh yang Memiliki Kontribusi Penting dalam Homeostasis
        Sistem tubuh yang memiliki kontribusi penting dalam hemostasis adalah       sebagai
        berikut:
              Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang membawa berbagai zat dari
satu bagian tubuh ke bagian lainnya.


Sistem pencernaan
Sistem pencernaan menguraikan makanan menjadi molekul – molekul kecil
zat gizi yang dapat diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh
sel.


Sistem respirasi
Sistem respirasi mengambil O2 dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan
eksternal. Ini akan mempengaruhi pH lingkungan eksternal.


Sistem kemih
Sistem kemih mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari
plasma melalui urin, bersama zat – zat sisa selain CO2.


Sistem rangka
Sistem rangka memberi penunjang ke jaringan – jaringan lunak.Sistem ini juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium.


Sistem otot
Sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi
bahaya.Panas yang dihasilkan otot penting untuk mengatur suhu.


Sistem integument
Sistem ini berfungsi sebagai sawar produktif bagian luar yang mencegah
cairan internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam
tubuh.Dengan mengatur produksi keringat dan aliran darah ke kulit, sistem ini
juga dapat engatur suhu tubuh.




Sistem imun
Sistem ini berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel
             – sel tubuh yang telah menjadi kaker.Sistem ini juga mempermudah jalan
             untuk perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.


             Sistem saraf
             Sistem saraf mendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan
             di lingkungan internal.


             Sistem endokrin
             Sistem endokrin mengontrol konsentrasi zat – zat gizi dan menyesuaikan
             fungsi ginjal, mengontrol volume, serta komposisi elektrolit lingkungan
             internal.


             Sistem reproduksi
             Sistem reproduksi penting bagi kelangsungan hidup suatu spesies.


Sistem Kontrol Homeostasis
       Untuk dapat mempertahankan homeostasis, tubuh manusia harus dapat mendeteksi
       penyimpangan dan penyimpangan yang terjadi pada faktor lingkungan internal yang
       perlu dijaga dalam rentan yang sempit. Disamping itu, hal yang terpenting adalah
       tubuh harus mampu mengontrol penyimpangan-penyimpangan tersebut agar tetap
       terjadi kondisi homeostasis dan mencegah bahaya yang dapat mengancam tubuh
       manusia.


       Sistem kontrol yang bekerja untuk mempertahankan homeostasis dapat
       dikelompokan menjadi 2 kelas kontrol yaitu kontrol ekstinsik dan kontrol instrinsik.


       Kontrol intrinsik berarti kontrol yang dilakukan di dalam atau inheren bagi organ
       yang bersangkutan.Misalnya, saat otot beraktivitas menggunakan oksigen dan
       mengeluarkan karbondioksida untuk menghasilkan energi, maka konsentrasi oksigen
       di dalam sel otot tersebut turun disertai dengan meningkatnya konsentrasi
       karbondioksida. Dengan adanya kerja dari otot polos pada dinding pembuluh darah
       yang mengaliri otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi lokal terjadi dan
menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh darah terbuka lebar untuk
       mengakomodasi aliran darah ke otot. Pada akhirnya, mekanisme ini dapat
       mempertahankan kondisi lingkungan cair internal yang mengelilingi sel-sel otot
       tersebut.


       Kontrol ekstrinsik merupakan mekanisme pengaturan yang dicetuskan di luar suatu
       organ untuk mengubah aktivitas organ tersebut. Kontrol ekstrinsik berbagai organ
       dan sistem tubuh dilakukan oleh sistem saraf dan sistem endokrin.


Mekanisme Kontrol Homeostasis
       Upaya tubuh dalam mempertahankan homeostasis melalui kontrol instrinsik atau pun
       kontrol ekstrinsik akan menghasilkan respons yang berbeda-beda. Terdapat 2 jenis
       respons atau umpan balik yang dilakukan tubuh dalam mempertahankan homeostasis
       yaitu umpan balik negatif dan umpan balik positif:
          Umpan balik negatif
          Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback) merupakan pengaturan
          penting dalam homeostasis. Dalam pengaturan umpan balik negatif sistem
          pengendali senantiasa membandingkan parameter yang dikendalikan (misalnya
          suhu tubuh atau tekanan darah) dengan nilai set point (kisaran nilai normalnya).
          Perubahan-perubahan yang dikendalikan akan mencetuskan respon yang
          melawan perubahan sehingga mengembalikan parameter tersebut pada nilai set
          point.


          Umpan balik positif
          Pengaturan umpan balik positif tidak bersifat homeostatik karena akan
          memperbesar respon, sampai ada faktor luar yang menghentikannya. Contohnya
          adalah kontraksi ketika melahirkan, hormon oksitosin ditingkatkan untuk
          memperkuat kontraksi rahim. Siklus umpan balik positif ini tidak akan berhenti
          sampai bayi akhirnya keluar dari Rahim.


      Selain mekanisme umpan balik, yang menimbulkan suatu respons sebagai reaksi
      terhadap suatu perubahan pada variabel yang dikontrol, tubuh terkadang
      menggunakan mekanisme Feed Forward.Feed forward merupakan mekanisme yang
menimbulkan suatu respons untuk mengantisipasi terjadinya perubahan pada variabel
          kontrol. Sebagai contoh, pelepasan hormon parathiroid untuk memperlancar absorpsi
          kalsium dari rongga usus sebagai upaya antisipasi penurunan kadar kalsium dalam
          darah.



Gangguan Pada Homeostasis
              Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar maka homeostasis
       akan terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh
       lingkungan yang optimal. Hal ini akan memunculkan berbagai keadaan patofisiologis,
       abormalitas fungsi tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika
       gangguan ini semakin berat, makan dapat menyebabkan penyakit atau bahkan kematian.



HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS KEHIDUPAN DASAR DENGAN HOMEOSTASIS
       DALAM KEBERLANSUNGAN HIDUP SEL

       Tujuan dari metabolism adalah untuk mempertahankan keadaan keseimbangan dalam
organism, karakteristik yang penting dari seluruh makhluk hidup. Kondisi yang perlu
dipertahankan keseimbangannya adalah suhu tubuh, komposisisi cairan tubuh, denyut
jantung, tingkat respirasi, tekanan darah, konsentrasi molekul apapun di tubuh, zat sisa, PH,
dll.




METABOLISME SEL
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
      hidup / sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi
      selalu menggunakan katalisator enzim. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi
      menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme (Asimilasi/Sintesis), yaitu proses pembentukan molekul yang kompleks dari
   zat sederhana dengan menggunakan energi tinggi.
         1.1 Fotosontesis (Asimilasi C)
          Adalah sebuah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan
          energi cahaya atau foton. Terbagi atas 2 proses, yaitu reaksi gelap dan reaksi
          terang.
          Reaksi terang : 2 H2O          2 NADPH2 + O2
          Reaksi gelap :    CO2 + 2 NADPH2 + O2NADP + H2+CO+O+H2+O2
          atau
          2 H2O + CO2         CH2O + O2
          atau
          6 H2O + 6 CO2       C6H12O6 + 6 O2


         1.2 Sintesis Lemak
         Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme,
         ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs.Sebagian besar pertemuannya
         berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-
         enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai
         bahan pembentuk semua zat tersebut.Lemak dapat dibentuk dari protein dan
         karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.


         - Sintesis Lemak dari Karbohidrat :
           Glukosa diurai menjadi piruvat         gliserol.
           Glukosa diubah         gula fosfat    asetilKo-A   asam lemak.
           Gliserol + asam lemak        lemak.


         - Sintesis Lemak dari Protein:
             Protein           Asam Amino
                       protease
Sebelum terbentuk lemak, asam amino mengalami deaminasi lebih dahulu,
        setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke
        asam piruvat                 Asetil Ko-A.


        Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam
        pirovat, selanjutnya asam piruvat diubah menjadi gliserol, lalu gliserol diubah
        lagi menjadi fosfogliseroldehid. Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan
        mengalami esterifkasi membentuk lemak.


2. Katabolisme (Dissimilasi), yaitu proses penguraian senyawa kompleks menjadi
   sederhana untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik
   tersebut. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob)
   disebut proses respirasi dan bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut
   fermentasi.
   2.1 Fermentasi
       Pada saat keadaan tertentu, kebutuhan akan oksigen tidak dapat terpenuhi. Pada
       manusia, misalnya, pada orang yang bekerja berat seperti seorang atlet, akan lebih
       banyak daripada oksigen yang tersedia melalui pernapasan. Dengan keadaan
       tersebut, proses pembebasan energy yang berlangsung adalah proses fermentasi.
       Fermentasi adalah perubahan glukosa dalam keadaan anaerob yang meliputi
       glikolisis dan pembentukan NAD.Fermentasi menghasilkan jumlah energy yang
       lebih sedikit dibandingkan dengan respirasi pada aerob.Contoh dari fermentasi
       adalah fermentasi alkohol dan asam laktat.
      a. Fermentasi alkohol
          Pada fermentasi alkohol, asam piruvat dirubah menjadi etanol atau etil alkohol
          melalui dua langkah reaksi.Pada reaksi pertama, terjadi pembebasan CO2 dari
          asam piruvat sehingga terbentuk asetaldehid.Selanjutnya pada reaksi kedua,
          asetaldehid direduksi oloeh NADH menjadi etil alkohol.NAD yang terbentuk
          digunakan untuk glikolisis.Pada sel ragi dan bakteri respirasi, berlangsung
          secara anaerob. Hasil fermentasi berupa CO2 pada industry roti digunakan
untuk mengembangkan adonan roti sehingga pasa roti terdapat pori-pori
          (McKee&McKee, 1996:199)
    b. Fermentasi asam laktat
          Proses fermentasi asam laktat merupakan proses dari glukosa menjadi asam
          laktat. Proses ini diawali dengan roses glikolisis yanag menghasilkan asam
          piruvat. Selanjutnya proses perubahan asam piruvat menjadi asam laktat. Sel
          otot manusia bersifat fakultatif
          anaerob. Jika oksigen yang tersedia
          lebih sedikit dibandingkan dengan
          oksigen yang dibutuhkan, sel otot akan
          membentuk ATP melalui proses
          fermentasi asam laktat. Hasil proses
          akumulasi asam laktat disimpan dalam
          otot yang mengakibatkan otot menjadi
          kejang. Selanjutnya asam laktat dari
          darah akan diangkut ke hati yang
          selanjutnya akan dirubah kembali menjadi asam piruvat melalui proses aerob.


  2.2 Proses Respirasi (katabolisme )
  2.2.1 katabolisme lemak
     Dalam keadaan tertentu, jumlah glukosa darah seseorang tidak sebanding dengan
  jumlah energi yang dibutuhkan. Kebutuhan energi akan dikompensasi dengan
  pengubahan lemak menjadi energi. Pengubahan lemak menjadi energi disebut juga

  β-oksidasi. Berikut adalah ilustrasi metabolisme lemak:




Glukosa                                               GLYCEROL
                            P G A L
                                                                                L E M A K
ASETIL KO-A              ASAM LEMAK




2.2 katabolisme karbohidrat
2.2.1 glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energy. Dalam hal ini,
yang diubah adalah glukosa yang memiliki 6 atom C menjadi asam piruvat yang
memiliki 3 atom C. proses glikolisi berlangsung dalam sitoplasma. Glikolisis
berlangsung dalam 10 tahap.
  o Reaksi 1-5, glukosa dikonversi menjadi 2, 3-karbon aldehid (glyceraldehyde-
      3-phospate [G3P]) dan tahap ini membutuhkan ATP.
  o Reaksi 5-10, mengkonversi G3P molekul menjadi asam piruvat dan
      menghasilkan empat molekul ATP untuk setiap molekul G3P.

Glikolisis menghasilkan 2 as piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.

Tahapan proses glikolisis :
2.2.2 siklus krebs dan dekarboksilasi oksidatif asam piruvat

Sebelum terjadinya siklus krebs, asam piruvat yang dihasilkan dalam tahapan glikolisis akan
diubah menjadi asetil ko-A terlebih dahulu. Persamaannya adalah :
Proses ini dikenal sebagai proses dekrboksilasi oksidatif dan terjadi di membran luar
mitokondria. Setelah menghasilkan asetil ko-A, maka dimulailah proses siklus krebs (yang
terjadi di matriks mitokondria).

       Siklus krebs.

Tahapan proses siklus krebs :

   1. Asetil ko-A bergabung dengan asam oksaloasetat dan menghasilkan asam sitrat

   2. Dengan ditambahkannya molekul air yang berbeda di karbon, maka terjadi pertukaran
       antara gugus –H dan –OH yang menghasilkan asam isositrat

   3. Terjadinya dekarboksilasi oksidatif terhadap asam isositrat dan terbentuklah
       karbondioksida dan asam alfa-ketoglutarat

   4. Asam alfa-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oleh enim dan menghasilkan asam
       suksinil ko-A dan NADH

   5. Karena adanya ikatan yang berenergi tinggi pada asam suksinil ko-A, terjadilah
       pemisaan antara keduanya dan memicu pembentukan ATP yang dihasilkan oleh
       fosforilasi yang terjadi di GDP yang menghasilkan GTP.

   6. Dalam tahap ini diproduksikan FADH2

   7. Dengan penambahan air maka maka asam fumarat membentuk asam malat dan
       teroksidasi sehingga menghasilkan asam oksaloasetat. Dalam tahap ini juga dihasilkan
       NADH.

       Hasil akhir siklus krebs :

               2 ATP

               2 FADH2

               6 NADH

               4 CO2
2.2.3 transpor elektron dan fosforilasi oksidatif

           Beberapa ATP tambahan ini masih belum banyak memberi keuntungan energi.
       Akan tetapi, siklus asam sitrat ini berguna dalam mempersiapkan molekul-molekul
       pembawa hydrogen untuk masuk ke rantai transportasi electron, yang akan
       menghasilkan ATP lebih banyak dari pada siklus asam sitrat. Masih sangat banyak
       tersimpan energi-energi dalam atom hydrogen lepas yang mengandung electron-
       elektron pada tingkat energi tinggi. Keuntungan besar datang pada saat NADH dan
       FADH2 memasuki rantai transportasi electron, yang terdiri dari molekul-molekul
       pembawa electron di memban sebelah dalam mitokondria yang melapisi Krista.
       Electron-elektron berenergi tinggi diekstrasi dari atom hydrogen pada NADH dan
       FADH2 dipindahkan secara berurutan ke molekul pembawa electron, memberikan
       kebebasan bagi NAD dan FAD untuk menangkap atom hydrogen lebih banyak lagi.


Sintesis ATP yang terjadi akibat lewatnya electron berenergi tinggi melintasi rantai
transportasi electron berenergi tinggi melintasi rantai transportasi electron mitokondria.
Hydrogen (H) yang dibebaskan selama degradasi molekul-molekul zat gizi yang mengandung
karbon oleh siklus asam sitrat di matriks mitokondia diangkut ke membrane dalam
mitokondria oleh pembawa hydrogen, misalnya NADH. Setelah melepaskan hydrogen di
mebran dalam, NAD bergerak kembali untuk mengambil lebih banyak hydrogen yang
dihasilkan oleh siklus asam sitrat di matriks. Sementara itu, electron berenergi tinggi yang
diperoleh dari hydrogen disalurkan melalui rantai transportasi electron yang berlokasi di
membrane dalam mitokondria. Energi secara bertahap dibebaskan ketika electron bergerak
secara berurutan melintasi rantai reaksi transportasi elekttron. Energi yang di bebaskan
memicu serangkaian langkah yang akhirnya mengaktifkan enzim ATP sintetase di dalam
membrane dalam mitokondria. ATP sintetase membentuk ATP dari ADP dan Pi. Oksigen
molekuler, setelah berfungsi sebagai penerima electron terakhir, berikatan dengan ion
hidogen (H+) dari hydrogen pada proses ekstraksi electron berenergi tinggi umtuk
menghasilkan air.

       Fosforilasi oksidatif
       Fosforilasi oksidatif terdiri dari rangkaian rantai transfer elektron dan kemiosmosis.
       Beberapa ATP tambahan masih belum banyak memberi keuntungan energi. Akan
       tetapi, siklus asam sitrat ini berguna dalam mempersiapkan molekul-molekul
       pembawa hydrogen untuk masuk ke rantai transportasi electron, yang akan
menghasilkan ATP lebih banyak dari pada siklus asam sitrat. Masih sangat banyak
tersimpan energi-energi dalam atom hydrogen lepas yang mengandung electron-
elektron pada tingkat energi tinggi. Keuntungan besar datang pada saat NADH dan
FADH2 memasuki rantai transportasi electron, yang terdiri dari molekul-molekul
pembawa electron di memban sebelah dalam mitokondria yang melapisi Krista.
Electron-elektron berenergi tinggi diekstrasi dari atom hydrogen pada NADH dan
FADH2 dipindahkan secara berurutan ke molekul pembawa electron, memberikan
kebebasan bagi NAD dan FAD untuk menangkap atom hydrogen lebih banyak lagi.
       Sintesis ATP yang terjadi akibat lewatnya electron berenergi tinggi melintasi
rantai transportasi electron berenergi tinggi melintasi rantai transportasi electron
mitokondria. Hydrogen (H) yang dibebaskan selama degradasi molekul-molekul zat
gizi yang mengandung karbon oleh siklus asam sitrat di matriks mitokondia diangkut
ke membrane dalam mitokondria oleh pembawa hydrogen, misalnya NADH. Setelah
melepaskan hydrogen di mebran dalam, NAD bergerak kembali untuk mengambil
lebih banyak hydrogen yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat di matriks. Sementara
itu, electron berenergi tinggi yang diperoleh dari hydrogen disalurkan melalui rantai
transportasi electron yang berlokasi di membrane dalam mitokondria. Energi secara
bertahap dibebaskan ketika electron bergerak secara berurutan melintasi rantai reaksi
transportasi elekttron. Energi yang di bebaskan memicu serangkaian langkah yang
akhirnya mengaktifkan enzim ATP sintetase di dalam membrane dalam mitokondria.
ATP sintetase membentuk ATP dari ADP dan Pi. Oksigen molekuler, setelah
berfungsi sebagai penerima electron terakhir, berikatan dengan ion hidogen (H+) dari
hydrogen pada proses ekstraksi electron berenergi tinggi umtuk menghasilkan air.
       Proses selanjutnya adalah kemiosmosis, pengaktifan ATP sintetase oleh
pergerakan H+. energi yang dibebaskan selama pemindahan electron pleh rantai
transportasi electron digunakan untuk mengangkut ion-ion hydrogen dari matriks ke
ruang antarmembran. Penimbunan ion-ion hydrogen yang kemudian terjadi
menyebabkam ion-ion hydrogen tersebut mengalir dari ruang antarmebran ke matriks
melalui saluran-saluran khusus di membrane dalam mitokondria. Aliran ion-ion
hydrogen melalui saluran tersebut mengaktifkan ATP sintetase, yang berada di bagian
matriks di akhir saluran. Pengaktifan ATP sintetase menyebakan pembentukan ATP.
3. PENYIMPANAN LEMAK DAN GLIKOGEN
          Kelebihan nutrisi yang terjadi di tubuh tidak langsung digunakan sebagai produksi
ATP, melainkan disimpan di dalam sitosol. Produk terbanyak yang disimpan oleh tubuh
adalah lemak yang ada di dalam jaringan lemak (jaringan adiposa). Molekul lainnya yang
dapat disimpan oleh tubuh adalah glukosa yang berada di dalam glikogen. Ketika tubuh
kekurangan asupan makanan atau nutrisi untuk menjalankan siklus asam sitrat dan rantai
transpor elektron, glikogen dan lemak akan dipecahkan oleh tubuh sehingga dapat terbentuk
glukosa dam asam lemak yang dapat menyokong produksi energi oleh mitokondria.

   4. PENGGUNAAN ENERGI
          Setelah ATP baru dibentuk, ATP dikeluarkan dari mitokondria dan tersedia sebagai
sumber energi bagi sel yang terkait. Aktivitas sel yang memerlukan penggunaan energi,
terdiri dari 3 kategoro utama, yaitu:

a) Sintesis senyawa kimia, seperti sintesis protein oleh retikulum endoplasma. Biasanya, sel
   menggunakan 75% dari ATP yang dihasilkannya untuk menyintesis senyawa kimia baru
   tersebut.
b) Transpor membran, seperti transpor selektif terhadap molekul yang melintasi ginjal
   selama proses pembentukan urine. Sel ginjal dapat menggunakan 80% ATP yang
   dihasilkannya demi berlangsungnya mekanisme diatas.
c) Kerja mekanis, seperti kontraksi pada otot jantung untuk memompa darah atau otot
   rangka yang berguna untuk memindahkan sebuah benda. Aktivitas tersebut memerlukan
   jumlah ATP yang sangat banyak.


Tabel metabolisme sel.

Tabel 1

 Reaksi           Zat yang       Lokasi      Hasil     Hasil Akhir        Kebutuhan
                  Diproses                   Energi    untuk Diolah       Akan
                                                       Lebih Lanjut       Oksigen
 Glikolisis       Glukosa        Sitosol     2 ATP     2 Asam Piruvat     Tidak
                                                       2 NADH             (Anaerob)
 Siklus           2 Asetil       Matriks     2 ATP     6 NADH             Ya, berasal
 Asam Sitrat      KoA, dari      Mitokon-              2 FADH2            dari molekul-
asam piruvat     dria                                  molekul yang
               sebagai hasil                                          terlibat dalam
               akhir                                                  reaksi-reaksi
               glikolisis                                             siklus asam
                                                                      sitrat
 Rantai        Elektron-        Krista      34 ATP   ---              Ya, berasal
 Transportasi elektron          Membran                               dari oksigen
 Elektron      berenergi        Dalam                                 molekuler
               tinggi           Mitokon-                              yang
               tersimpan        dria                                  diperoleh
               dalam atom                                             melalui
               hidrogen,                                              proses
               molekul                                                pernafasan
               pembawa
               hidrogen
               NADH dan
               FADH2 yang
               berasal dari
               siklus asam
               sitrat



Tabel 2

Proses                        Tempat                   Produk
glikolisis                    Sitoplasma               2ATP, 2 NADH, 2H2O, 2
                                                       asam piruvat
Dekarboksilasi oksidatif      Matriks mitokondria      2 NADH, 2CO2, dan 2
                                                       Asetil KoA
Siklus Krebs                  Matriks mitokondria      2 ATP, 6 NADH, 2
                                                       FADH2, 4 CO2
Transpor elektron             Membran dalam            1 NADH = 3 ATP
                              mitokondria              1 FADH2 = 2 ATP
SIKLUS SEL




    Sel melakukan siklus sel atau pembelahan sel untuk bereproduksi. Pembelahan sel dibagi
dua, yaitu pembelahan sel somatik (sel tubuh) dan sel gamet. Pembelahan sel somatik disebut
pembelahan mitosis dimana sel mengalami pembelahan nukleus dan pembelahan sitoplasma
yang disebut sitokinesis. Pada mitosis, dihasilkan dua sel yang identik dan memiliki jumlah
kromosom yang sama dengan induknya. Sedangkan pembelahan pada sel gamet disebut
meiosis, sel anak yang dihasilkan jumlah kromosomnya setengah dari induknya.
    Pembelahan sel terdiri dari dua periode utama, yaitu ketika sel tidak melakukan
pembelahan yang disebut fase interfase dan ketika sel melakukan pembelahan yang disebut
fase mitosis.




            1.Tahap interfase: Tahap dimana sel sedang dalam keadaan istirahat dan tidak
                sedang melakukan pembelahan, pada tahap ini terdapat 3 fase utama yaitu :

                 1. G-1 ( Gap 1)  pada tahap ini belum terjadinya pembelahan DNA
                    sehingga DNA masih 1 salinan. Pada tahap ini terjadi pertambahan volume
                    DNA dan sintesis protein
                 2. S (sintesis)  Pada tahap ini mulai terjadinya sintesis DNA sehingga DNA
                    suah terdapat 2 salinan
                 3. G-2 (Gap 2)  Pada tahap ini terjadi pertumbuhan sel berkelanjuran dan sel
                    sudah siap untuk melakukan pembelahan
4. G-0 (Gap 0)  Tahap spesialisasi fungsi dimana terjadi penyempurnaan
     fungsi sel, jika terjadi kesalahan/ketidaksempurnaan dalam proses mitosis
     maka di tahap ini sel akan dimatikan (apoptosis) agar tidak berkembang
     menjadi tomur yang selanjutnya akan menjadi kanker.



2.Tahap mitotik / mitosis : Tahap dimana sel sudah melakukan pembelahan yang
  terdiri tahap kariokinesis(pembagian inti sel yang terdiri dari 4 tahapan ) dan
  sitokinesis (pembagian membran inti) .

  Tahap kariokinesis

  a. Profase: Tahap profase dibagi menjadi profase awal dan profase akhir. Pada
     tahap profase awal kromosom memendek dan menebal, sentrio; membelah
     kearah kutub yangberlawanan, dan sentriol mebentuk benang spindle .Pada
     tahap profase akhir inti sel dan membran inti hancur dan kromosom
     membentuk 2 salinan yang terikat pada bagian sentromernya.

  b. Metafase : kromosom berbaris dibidang ekuator dan masing masing
     kromosom terikat pada benang spindle dari sentromer pada kutub kutubnya.

  c. Anafase :Kromosom telah terpisah menjadi kromatid karena pememdekan
     benang spindle kea rah bagian masing masing

  d. Telofase : pada tahap telofase terdiri dari telofase awal dan telofase akhir.
     Telofase awal terjadi pembagian sel menjadi 2 bagian. Tahap telofase akhir
     sentriol menyatu lagi, inti sel dan membran nucleus terbanetuk lagi dan
     kromosom menjadi bennang benang kromatin

     Tahap sitokinesis

     Dilakukan saat tahap telofase akhir berlangsung dengan ditandai penguraian
     benang spindle dan terbentuknya cincin mikrofilamen yang mebagi sel
     menjadi 2 bagian di bekas bidang ekuator
Meiosis

  Sel pada tubuh manusia yang tidak dihasilkan oleh mitosis hanyalah sel gamet.Sel
  gamet berkembang dari sel khusus yang disebut germ cell di dalam gonad (ovari
  pada wanita dan testis pada pria) (Figure 13.5).Bayangkanlah apa yang akan
  terjadi bila gamet manusia membelah secara mitosis? Pada organisme yang
  bereproduksi secara sexual, gamet dibentuk melalui meiosis.Meiosis mengurangi
  jumlah set kromosom dari dua set menjadi satu set di dalam sel gamet. Sebagai
  akibat dari meiosis, tiap sel gamet manusia adalah haploid (n: 23). Fertilisasi
  mengembalikan jumlah kromosom menjadi dua set dengan terjadinya
  penggabungan dua sel haploid. Demikian seterusnya sehingga siklus hidup
  manusia berulang dari satu generasi ke generasi berikutnya.



  Tahap Meiosis:



 Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk
 menghasilkan gamet pria dan wanita, yaitu masing-masing sperma dan sel
 telur.Meiosis memerlukan dua pembelahan sel, meiosis I dan meiosis II, untuk
 mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid 23.Seperti pada mitosis, sel
 germinativum pria dan wanita (spermatosit dan oosit primer) pada awal meiosis I
 mereplikasi DNA mereka sehingga setiap ke-46 kromosom tersebut digandakan
 menjadi sister chromatid. Namun, berbeda dengan mitosis, kromosom-kromosom
 homolog kemudian bergabung membentuk pasangan-pasangan, suatu proses yang
 disebut sinapsis. Pembentukan pasangan bersifat eksak dan titik demi titik kecuali
 kombinasi XY.Pasangan-pasangan homolog kemudian berpisah menjadi dua sel
 anak.Segera sesudahnya, terjadi meiosis II yang memisahkan kromosom ganda
 (sister chromatid) tersebut.Karena itu, setiap gamet mengandung 23 kromosom.
Meiosis I

     Meiosis I (divisi reductional) memisahkan homolog pasang kromosom, sehingga
     mengurangi jumlah dari diploid (2n) untuk haploid(1n). Dalam gametogenesis,
     ketika sel-sel germinal berada dalam fase S dari siklus sel meiosis sebelumnya,
     jumlah DNA dua kali lipat menjadi 4n tetapi jumlah kromosom tetap pada 2n (46
     kromosom).

     Crossover (tukar silang), suatu proses yang sangat penting dalam meiosis I, adalah
     pertukaran segmen-segmen dkromatid antara pasangan kromosom yang homolog.
     Segmen-segmen kromatin putus dan dipertukarkan sewaktu kromosom homolog
     memisah. Sewaktu terjadi pemisahan, titik-titik pertukaran menyatu untuk
     sementara dan membentuk struktur seperti huruf X. Umumnya terjadi sekitar 30
     sampai 40 crossover (satu atau dua per kromosom) antara gen-gen yang terpisah
     jauh di satu kromosom pada setiap pembelahan meiosis I.

     ProfaseI

     Profase I, dimulainya meiosis, dimulai setelah DNA telah dua kali lipat menjadi 4n
     dalam fase S. Profase dari meiosis I bertahan lama dan dibagi ke dalam lima tahap
     sebagai berikut:

1.     Leptotene
       kromosom individu, terdiri dari dua kromatid bergabung di sentromer, mulai
       berkondensasi, membentuk helai panjang dalam nukleus.

2.     Zygotene
       pasang homolog kromosom perkiraan satu sama lain, berbaris di register (gen
       lokus untuk lokus gen), dan membuat sinapsis melalui kompleks synaptonemal,
       membentuk suatu tetrad.

3.     Pakiten
       Kromosom terus mengembun, menjadi lebih tebal dan lebih pendek; chiasmata
       (crossing atas situs) yang dibentuk sebagai pertukaran acak bahan genetik
       terjadi antara kromosom homolog.

4.     Diplotene
       Kromosom terus mengembun dan kemudian mulai terpisah, chiasmata
       mengungkapkan.
5.   Diakinesis
     Kromosom mengembun maksimal dan nucleolus hilang, seperti halnya amplop
     nuklir, membebaskan kromosom ke dalamsitoplasma.



 Metafase I

 Metafase I ditandai dengan homolog pasang kromosom, masing-masing terdiri dari
 untuk kromatid, berbaris pada pelat khatulistiwa poros meiosis. Selama metafase I,
 kromosom homolog sejajarkan sebagai pasangan pada pelat khatulistiwa aparatus
 gelendong secara acak, memastikan reshuffle berikutnya kromosom ibu dan
 ayah. serat spindle menjadi melekat pada kinetochores kromosom.

 Anafase I

 Anafase I terbukti ketika pasang kromosom homolog mulai menarik terpisah,
 mulai migrasi mereka ke kutub yang berlawanan dari sel.

 Dalam anafase I, kromosom homolog bermigrasi dari satu sama lain, pergi ke
 kutub yang berlawanan. Setiap kromosom masih terdiri dari dua kromatid.


 Telofase I

 Selama telofase I, kromosom migrasi, masing-masing terdiri dari dua kromatid,
 mencapai kutub yang berlawanan.

 Telofase I mirip dengan telofase mitosis. Kromosom mencapai kutub berlawanan,
 inti yang direformasi dan sitokinesis terjadi, sehingga menimbulkan dua sel
 anak.Setiap sel memiliki 23 kromosom, yang haploid (Dalam) nomor, tetapi karena
 masing-masing kromosom terdiri dari dua kromatid, kandungan DNA masih
 diploid. Setiap dua sel anak yang baru dibentuk memasuki meiosis II.



 Meiosis II

 Meiosis II (Divisi Khatulistiwa) terjadi tanpa hasil sintesis DNA dan cepat melalui
 4 fase dan sitokinesis untuk membentuk sel anak empat masing-masing dengan
 jumlah kromosom haploid.
Divisi khatulistiwa tidak didahului oleh fase S. Sangat mirip dengan mitosis dan
     dibagi menjadi profase II, metafase II, anafase II, telofase II, dan sitokinesis. Baris
     kromosom di khatulistiwa, kinetochores melekat pada serat gelendong diikuti oleh
     kromatid bermigrasi ke kutub yang berlawanan, dan sitokinesis membagi masing-
     masing dari dua sel, menghasilkan total empat sel anak dari sel sel kuman asli
     diploid. Masing-masing dari empat sel mengandung sejumlah haploid DNA dan
     sejumlah kromosom haploid.




     Tidak seperti sel-sel anak yang dihasilkan dari mitosis, yang masing-masing berisi
     jumlah diploid kromosom dan merupakan salinan identik dari yang lain, empat sel
     yang dihasilkan dari meiosis mengandung jumlah haploid kromosom dan genetika
     berbeda dengan reshuffle kromosom dan menyeberang.Demikian, setiap gamet
     mengandung genetik unik yang saling melengkapi.

     Akibat pembelahan meiosis,

1.       Variabilitas genetik ditingkatkan melalui tukar silang yang menyebabkan
         redistribusi bahan genetik, dan melalui distribusi acak kromosom homolog ke
         sel anak; dan

2.       Setiap sel germinativum mengandung jumlah kromosom yang haploid
         sehingga saat pembuahan jumlah diploid 46 terpulihkan.

 Amitosis

 Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
 melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-
 sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang.
Prosesnya dimulai dengan Inti sel yang membelah menjadi dua (kariokenesis), lalu
diikuti dengan sitokinesis (pembelahan sitoplasma).Karena pada pembelahan ini
setiap sel membelah menjadi dua sel yang identik, maka disebut pembelahan biner.
Komunikasi Sel

A.      Definisi

        Komunikasi diantara sel-sel mutlak diperlukan organisme multiseluler. Kemampuan
sel berkomunikasi dengan sesama sel di sekitarnya berfungsi untuk mempertahankan
homeostasis atau keseimbangan serta untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
tubuh sebagai satu kesatuan.




B.      Bentuk Klasifikasi Komunikasi Sel

1) Komunikasi langsung,

        adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan
mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat
antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk
oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik)
dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma
kedua sel yang berhubungan.

2) Komunikasi lokal,

        adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ekstrasel
(interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel
itu sendiri (sinyal autokrin).

3) Komunikasi jarak jauh

        adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini
berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia
(hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.




C.      Komunikasi Sel

Komunikasi sel terbagi menjadi 3, yaitu:
1.      Gap Junction

Yaitu sekumpulan saluran/kanal antar sel yang menghubungkan kompartemen sitoplasma
dari sel-sel yang berdekatan, membentuk jalur komunikasi langsung antar sel.

2.     Molekul Pembawa Sinyal

Melalui molekul pembawa sinyal di permukaan membrane sebagian sel yang memungkinkan
sel tersebut secara langsung berhubungan dan berinteraksi dengan sel tertentu lain dengan
cara khusus.

3.     Perantara Kimia

Sel berkomunikasi dengan sesamanya melalui zat perantara kimiawi antar sel, yang terdiri
dari empat jenis:

a. Parakrin, yaitu zat perantara kimia local yang efeknya hanya bekerja pada sel-sel di sekitar
yang dekat dengan tempat pengeluarannya.

b. Neurotransmitter, yaitu sel saraf (neuron) berkomunikasi secara langsung dengan sel
sasaran dengan mengeluarkan zat perantara kimiawi yang jarak jangkauannya sangat pendek.

c. Hormon, yaitu zat perantara kimiawi jarak jauh yang secara spesifik disekresikan ke dalam
darah oleh kelenjar endokrin sebagai respons terhadap sinyal yang sesuai.

d. Neurohormon, yaitu hormone yang dikeluarkan ke dalam darah secara spesifik oleh neuron
neurosekretorik.

Dalam penyampaian molekul sinyal terdapat empat tipe, yaitu:

1) Endokrin: sel target jauh, mengggunakan mediator hormon. Hormon dibawa melalui
pembuluh darah.

2) Parakrin: mediator lokal. Mempengaruhi sel target tetangga, dirusak oleh suatu enzim
ekstraselular atau diimobilisasi oleh Ekstra Selular Matriks

3) Autokrin: Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri
4) Sinaptik: Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel
berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain.




D.     Proses Pensinyalan Sel




       Ketika sebuah sel bertemu dengan sinyal, sinyal tersebut harus dikenali terlebih
dahulu oleh molekul reseptor,dan informasi yang dibawa oleh sinyal tersebut harus diubah
kebentuk lain ( ditranduksi ) didalam sel sebelum sel yang bersangkutan dapat meresponnya.
Jenis-jenis sinyal:

                Protein;                  Pepsida;            Asam amino;
                Nukleutida;     Steroid;              Gas

Menurut Earl W.Sutherland ada 3 tahap proses pengolahan sinyal :

    1. Penerimaan ( reception )

Sinyal yang datang dari luar sel dideteksi oleh reseptor ( sel target ). Sinyal kimiawi tersebut
terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler pada membran sel. Ligand atau
molekul signaling dapat berupa:

•       hormon, growth factor, neuro transmitter, feromon

•       stimulus fisik: cahaya, panas, sentuhan

•       perubahan konsentrasi metabolit

Sinyal kimiawi terdeteksi bila sinyal itu terikat pada protein seluler, yaitu protein yang
biasanya ditemukan pada permukaan sel yang bersangkutan. Kebanyakan molekul sinyal
dikeluarkan oleh sel dengan cara eksositosis atau difusi melalui membran plasma, atau terikat
pada permukaan sel sehingga hanya mempengaruhi sel yang berinteraksi dengan sel pemberi
sinyal. Posisi reseptor ada dua, yaitu:

•       Reseptor Intraselular

Reseptor intraselular merupakan reseptor yang terdapat di dalam sel, ligan-ligan yang dapat
langsung menembus membran sel dan berdifusi karena sifatnya yang hidrofobik dapat
langsung berikatan dengan reseptor ini. Contohnya hormon kortikoid, progesteron, dan
estrogen.

•       Reseptor di Membran Sel

Ligan yang tidak dapat menembus sel dan tidak dapat terlarut dalam lipid, dapat berikatan
dengan reseptor ini

    2. Proses Tranduksi

Molekul sinyal yang terikat mengubah protein reseptor, mengawali proses tranduksi
(pengubahan sinyal ). Tahap tranduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1
Makgab skenario 1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)
Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)
Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)zaldevi
 
Kuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi selKuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi selzaldevi
 
sel tumbuhan dan sel hewan
sel tumbuhan dan sel hewansel tumbuhan dan sel hewan
sel tumbuhan dan sel hewanSEPRILENDE
 
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai selBio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai selMeri Septiani
 
02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)
02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)
02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)f' yagami
 
Sel Tumbuhan lengkap beserta organel
Sel Tumbuhan lengkap beserta organelSel Tumbuhan lengkap beserta organel
Sel Tumbuhan lengkap beserta organelJessille silv
 
Sel dan organel sel
Sel dan organel selSel dan organel sel
Sel dan organel selFahrur Ozzi
 
Perbedaan sel hewan dan tumbuhan
Perbedaan sel hewan dan tumbuhanPerbedaan sel hewan dan tumbuhan
Perbedaan sel hewan dan tumbuhan4nd7
 

Mais procurados (20)

SEL
SELSEL
SEL
 
Struktur Sel Eukariot
Struktur Sel EukariotStruktur Sel Eukariot
Struktur Sel Eukariot
 
Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)
Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)
Kuliah 2 organisasi sel (struktur prokariot dan eukariot)
 
IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : sel
IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : selIDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : sel
IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : sel
 
Organel sel
Organel selOrganel sel
Organel sel
 
Cell (Sel)
Cell (Sel)Cell (Sel)
Cell (Sel)
 
Kuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi selKuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi sel
 
sel tumbuhan dan sel hewan
sel tumbuhan dan sel hewansel tumbuhan dan sel hewan
sel tumbuhan dan sel hewan
 
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai selBio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
 
Prokariot dan Eukariot
Prokariot dan EukariotProkariot dan Eukariot
Prokariot dan Eukariot
 
Sel tumbuhan-dan-hewan
Sel tumbuhan-dan-hewanSel tumbuhan-dan-hewan
Sel tumbuhan-dan-hewan
 
02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)
02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)
02 sejarah-teori-sel-jenis-sel (ikip)
 
Sel hewan dan tumbuhan
Sel hewan dan tumbuhanSel hewan dan tumbuhan
Sel hewan dan tumbuhan
 
Sel
SelSel
Sel
 
Sel Tumbuhan lengkap beserta organel
Sel Tumbuhan lengkap beserta organelSel Tumbuhan lengkap beserta organel
Sel Tumbuhan lengkap beserta organel
 
Ppt sel
Ppt selPpt sel
Ppt sel
 
Bab 1 struktur sel
Bab 1 struktur selBab 1 struktur sel
Bab 1 struktur sel
 
Sel dan organel sel
Sel dan organel selSel dan organel sel
Sel dan organel sel
 
Perbedaan sel hewan dan tumbuhan
Perbedaan sel hewan dan tumbuhanPerbedaan sel hewan dan tumbuhan
Perbedaan sel hewan dan tumbuhan
 
IDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) : reproduksi sel, mitosis dan meiosis
IDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) :  reproduksi sel, mitosis dan meiosisIDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) :  reproduksi sel, mitosis dan meiosis
IDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) : reproduksi sel, mitosis dan meiosis
 

Semelhante a Makgab skenario 1

Cell physiology
Cell physiologyCell physiology
Cell physiologySusaldi
 
Kelompok 3 (sel)
Kelompok 3 (sel)Kelompok 3 (sel)
Kelompok 3 (sel)UNIB
 
Komponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusiaKomponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusiaWidyawati Widyawati
 
Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA
Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA
Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
biologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdf
biologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdfbiologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdf
biologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdfAndyPanarima
 
Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...
Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...
Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01
Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01
Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01Elma Gesti
 
PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...
PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot  Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot  Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...
PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
BAB 1 Sel.pptx
BAB 1 Sel.pptxBAB 1 Sel.pptx
BAB 1 Sel.pptxHariLazy
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdfThekomixRomix
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdfThekomixRomix
 

Semelhante a Makgab skenario 1 (20)

Cell physiology
Cell physiologyCell physiology
Cell physiology
 
Kelompok 3 (sel)
Kelompok 3 (sel)Kelompok 3 (sel)
Kelompok 3 (sel)
 
Komponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusiaKomponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusia
 
Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA
Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA
Struktur dan fungsi retikulum endoplasma AKPER PEMKAB MUNA
 
Cell
CellCell
Cell
 
biologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdf
biologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdfbiologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdf
biologippselhewandantumbuhan-140206060013-phpapp01.pdf
 
Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...
Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...
Makalah Biologi Sel: 2. Sel Hewan dan Tumbuhan | Kelas: 1H | Dosen: Yayuk Put...
 
Inti sel
Inti sel Inti sel
Inti sel
 
Anita pny
Anita pnyAnita pny
Anita pny
 
Biologi sel
Biologi selBiologi sel
Biologi sel
 
sel hewan
sel hewansel hewan
sel hewan
 
Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01
Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01
Strukturdanorganelsel 140105135657-phpapp01
 
PPT M2 KB1
PPT M2 KB1PPT M2 KB1
PPT M2 KB1
 
PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...
PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot  Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot  Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...
PPT Biologi Sel 1. Sel Prokariot dan Eukariot Kelas 1K Dosen Yayuk Putri Rah...
 
Bab 1 sel oke
Bab 1 sel okeBab 1 sel oke
Bab 1 sel oke
 
BAB 1 Sel.pptx
BAB 1 Sel.pptxBAB 1 Sel.pptx
BAB 1 Sel.pptx
 
Materi biologi x bab 1 sel
Materi biologi x bab 1 selMateri biologi x bab 1 sel
Materi biologi x bab 1 sel
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
 
Laporan sel hewan
Laporan sel hewanLaporan sel hewan
Laporan sel hewan
 

Último

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Último (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Makgab skenario 1

  • 1. A. Pengertian Sel Sel adalah blok-blok pembangun (building block ) hidup bagi tubuh. Sel merupakan unit terkecil yang struktural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing-masing makhluk hidup. Fungsi sel : 1. Mendapatkan nutrisi dan oksigen untuk melakukan reaksi kimia untuk mendapatkan energi 2. Mengeluarkan sisa metabolisme 3. Mensintesis protein secara struktural dan fungsional 4. Menjadi responsif dan sensitif terhadap lingkungan sekitar 5. Mengontyrol transpor zat 6. Memindahlan suatu zat dari tempat ke tempat lain 7. Melakukan reproduksi sel saraf dan sel otak sehingga tercapainya keseimbangan dalam tubuh makhluk hidup. Fungsi Khusus: 1. Dengan memanfaatkan kemampuannya mensintesis protein, sel kelenjar sistem pencernaan mensekresikan enzim-enzim pencernaan yang semuanya adalah protein. 2. Dengan memanfaatkan kemampuan dasar sel untuk berespons terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar, sel saraf membentuk dan menyalurkan impuls listrik yang menyampaikan informasi mengenai perubahan-perubahan (yang menyebabkan sel saraf berespons) ke bagian lain di dalam tubuh. 3. Kemampuan sel-sel ginjal untuk menahan zat tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh secara selektif sekaligus mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan melalui urin bergantung pada kemampuan yang sangat khusus sel-sel ini dalam mengontrol pertukaran zat-zat antara sel dan lingkungannya. 4. Kontraksi otot, yang melibatkan gerakan selektif berbagai struktur internal agar sel otot memendek, adalah perluasan kemampuan inheren sel-sel ini untuk meghasilkan gerakan intrasel (di dalam sel).
  • 2. B. Jenis Sel Sel dapat dibagi menjadi dua yaitu prokariotik dan eukariotik. Prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran inti sehingga materi inti nya tersebar contohnyaa adalah bakteria dan cyanobakteria sedangkan Eukariotik merupakan sel yang memiliki membran inti. Perbedaan prokariotik dan eukariotik Prokariotik Eukariotik Tidak memiliki inti sel yang jelas karena Memiliki inti sel yang dibatasi oleh tidak memiliki membran inti sel membran inti Membran sel tersusun atas senyawa Membran selnya tersusun atas fosfolipid peptidoglikan Diameter selnya 1-10nm Diameter sel nya antara 10-100nm Mengandung 4 RNA polymerase Mengandung banyak DNA Polymerase Susunan kromosom sirkuler Susunan kromosom linier Pembelahan amitosis Pembelahan meiosis dan mitosis Punya protein histon Tidak mempunyai protein histon a. Nukleus Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Fungsi utama nukleus adalah untuk :
  • 3. 1. Menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen 2. Untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel 3. Memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein 4. Tempat sintesis ribosom 5. Tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA 6. Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri. Di dalam nukleus terdapat: 1. Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian kromatin. 2. Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun dari nukleoprotein dan kromatin 3. Butiran kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel tidak membelah. Pada saat sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein. 4. Nuclear envelope, memiliki fungsi untuk mengisolasi materi genetik sel dari lingkungan luar 5. Nuclear pores, memiliki fungsi untuk mengatur materi untuk keluar-masuk nukleus Berikut ini uraian tentang bagian-bagian penyusun inti sel: a. Membran Inti Membran inti terdiri atas dua lapis, yaitu membran luar (membran sitosolik) dan membran dalam (membran nukleo-plasmik). Di antara kedua membran tersebut terdapat ruangan antar membran (perinuklear space) selebar 10 - 15 nm. Membran luar inti bertautan dengan membran ER. Pada membran
  • 4. inti juga terdapat enzim-enzim seperti yang terdapat pada membran ER, misalnya sitokrom, transferase, dan glukosa-6-fosfatase. Permukaan luar membran inti juga berikatan dengan filamen intermediet yang menghubungkannya dengan membran plasma sehingga inti terpancang pada suatu tempat di dalam sel. b. Pori Membran Inti Pada membran inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan antara membran luar dan membran dalam inti. Diameter pori berkisar antara 40 - 100 nm. Jumlah pori membran inti bervariasi tergantung dari jenis sel dan kondisi fisiologi sel. Fungsi pori membrane inti ini, antara lain sebagai jalan keluar atau masuknya senyawa – senyawa dari inti dan menuju inti, misalnya tempat keluarnya ARN – duta dan protein ribosom. Pori membran inti dikelilingi oleh bentukan semacam cincin (anulus) yang bersama-sama dengan pori membentuk kompleks pori. Bagian dalam cincin membentuk tonjolan-tonjolan ke arah lumen pori. Pada bagian tengah pori terdapat sumbat tengah (central plug). c. Matriks Inti (nukleoplasma) Komponen utama dari matriks inti adalah protein vang kebanyakan berupa enzim dan sebagian adalah protein structural inti. Matriks inti diduga ikut berperan dalam proses – proses pada materi inti, misalnya transkripsi, replikasi DNA, dan proses –proses lainva di dalam inti. d. Materi Genetik
  • 5. Bagian utama dari sebuah inti sel adalah materi genetik. Semua aktivitas di dalam sel dikendalikan oleh materi genetik. Pada waktu interfase, materi genetik dinamakan kromatin. Benang benang kromatin ini akan mengalami pemampatan (kondensasi) pada saat sel akan membelah. Kromatin yang mengalami kondensasi ini dinamakan kromosom. Hasil analisis kimia menunjukkau, bahwa kromatin tersusun atas DNA, RNA, protein histon dan protein nonhiston. e. Anak Inti (Nukleolus) Nukleolus banyak ditemukan pada sel-sel yang aktivitas . sintesis proteinnya tinggi, misalnya pada neuron, oosit, dan kelenjar. Di dalam inti, nukleolus tampak sebagai suatu struktur yang merupakan tempat pembentukan dan penyimpanan prekusor ribosom dan pembentukan sub unit ribosom. Selain itu, struktur ini merupakan tempat terjadinya proses transkripsi gen ARN ribosom (ARN-r). STRUKTUR dan FUNGSI ORGANEL SEL 1. Dinding sel Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain: bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku (rigid). Pada protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai dinding sel, sehingga bentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami penebalan dan memiliki plasmodesmata (Gambar 2.3), disebut noktah (titik).
  • 6. Gambar 2.3 Noktah pada batang pinus (A) dan Plasmodesmata (B) (Campbell et al, 2006) 2. Membran plasma Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif. Membran plasma disusun oleh fosfolipid, proten, kolesterol, dll. 3. Sitoplasma Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain: a. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan pabrik dalam sel yang digunakan untuk sintesis protein. Berupa saluran-saluran yang dibentuk oleh membran (Gambar 2.4). RE terbagi dua macam, yaitu RE halus dan RE kasar.
  • 7. Gambar 2.4 Retikulum Endoplasma (Campbell, et al 2006). Pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein. RE kasar mensintesis dan melepaskan berbagai protein baru kedalam lumen RE. Lumen yaitu ruang berisi cairan yang dibungkus oleh membran RE. Sedangkan pada RE halus tidak terdapat ribosom. RE halus berfungsi sebagai pusat pengemasan dan pengeluaran molekul-molekul yang akan dipindahkan dari RE kasar. Protein dan lipid yang beru dibentuk berkumpul di RE halus. Kemudian RE halus membentuk vesikel transportasi yang akan bergerak mengantarkan produk ke badan golgi. Selain itu RE halus juga berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, karena RE kasar tidak mensintesis lipid dalam jumlah yang banyak. Didalam hati, RE halus juga berperan dalam detoksifikasi berbagai bahan berbahaya hasil metabolisme. Didalam RE juga terdapat RE sarkoplasmik . RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot. Secara ringkas dapat ditulis: RE halus berperan dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, pusat pengemasan dan pengeluaran molekul yang akan dipindah dari RE kasar menuju Aparatus Golgi, serta tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE Kasar
  • 8. Terdapat ribosom yang merupakan partikel kecil tersebar diseluruh sitosol yang terdiri dari RNA dan protein. Ribosom bebas adalah kompleks protein RNA khusus yang mensintesis protein dibawah pengarahan DNA nukleus. Ribosom bebas sitoplasma melekat pada riboforin (berfungsi sebagai “alamat rumah“) sehingga dapat menyalurkan ribosom yang sesuai untuk terikat ke tempat yang tepat di RE kasar. RE Halus RE halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya halus. RE halus tidak terlibat dalam sintesis protein. RE halus membentuk tonjolan (bud off) yang disebut vesikel transportasi dan mengandung molekul-molekul baru yang dibungkus oleh sebuah membran yang berasal dari membran halus. Fungsi retikulum endoplasma antara lain: RE kasar berfungsi utama sebagai tempat sintesis protein. RE halus berperan dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, pusat pengemasan dan pengeluaran molekul yang akan dipindah dari RE kasar menuju Aparatus Golgi, serta tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel b. Ribosom Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Ribosom membangun protein dalam 2 lokasi sitoplastomik. Ribosom bebas tersuspensi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat diletakan pada bagian luar jalinan membran yang disebut retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi dalam sitosol. Misalnya enzim-enzim yang mengkatalis proses metabolisme dalam sitosol. Sementara ribosom terikat umumnya membuat protein untuk dimasukkan kedalam membran, untuk pembungkusan dalam organel tertentu misalnya lisosom. c. Aparatus golgi Aparatus golgi berfungsi seperti pabrik pengilangan dan mengarahkan lalu lintas molekul. Aparatus golgi berfungsi: 1. Tempat pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir.
  • 9. Protein “kasar” dari RE halus dimodifikasi dalam bentuk akhir melalui proses biokimiawi. 2. Menyortir dan mengarahkan produk akhir ke tujuan sebenarnya. Aparatus golgi berfungsi untuk mengarahkan kemana produk akhir tersebut akan didistribusikan. Terdapat 3 tujuan dalam mendistribusikan produk akhir dari aparatus golgi. Yaitu: Untuk disekresikan ke luar Untuk disekresikan menjadi bagian membran plasma Untuk bergabung dengan organel lain. 3. Membentuk lisosom dan enzim pencernaan yang belum aktif (zymogen dan koenzim) 4. Kompleks golgi berperan penting dalam aliran membran, pemindahan dan pemekatan, materi sekresi dan penglepasannya dalam mensintesis produk sekresi tertentu khususnya glikoprotein dan mukopolisakarida. 5. Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak. 6. Sintesa glikoprotein, misalnya berupa musin atau lendir. 7. Pada sel hewan, berperan dalam pembentukan lisosom Badan golgi menyortir produk akhirnya dengan membentuk vesikel. Vesikel ini terbagi 2, yaitu: Vesikel berselubung. Vesikel ini berfungsi untuk menyortir produk- produk yang ditujukan ke bagian intrasel. Pada vesikel berselubung terdapat protein aksesori. Protein aksesori berfungsi sebagai tanda
  • 10. pengenal dan sebagai tanda penambat agar dapat melebur dengan bagian membran yang telah ditargetkan. Vesikel sekretorik. Vesikel ini digunakan untuk produk-produk yang ditujukan kebagian luar sel. Vesikel sekretorik melepaskan isi vesikel dengan sekresi yang disebut juga dengan mekanisme eksositosis. Vesikel sekretorik hanya bisa melebur dengan membran plasma dan tidak bisa melebur dengan membran internal lain. d. Lisosom Lisosom merupakan organ pencernaa dalam intrasel. Lisosom mengandung enzim- enzim hidrolitik yang kuat untuk mencerna dan menyingkirkan berbagai sisa sel dan benda asing yang tidak diinginkan. Lisosom yang telah menyelesaikan aktivitas pencernaan disebut badan residual. Badan residual ini dapat dikeluarkan dengan eksositosis. Lisosom berfungsi untuk menyingkirkan bagian-bagian sel yang berguna, regresi jaringan. Lisosom dapat bergabung dengan vakuola membentuk vakuola fagositasis untuk memakan sel-sel asing. Pecahnya membran lisosom dapat mengakibatkan sel merusak dirinya sendiri. Fungsi : Endositosi Pemasukan makromolekul dari luar kedalam sel Autofagi Pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri sepeti organel yang tidak berfungsi lagi Fagositosis Proses pemasukan partikel berukuran besar. Pencernaan intraseluler Pertumbuhan dan perbaikan selular normal dan perbaikan memindahkan seluler yang sudah rusak. e. Peroksisom
  • 11. Struktur : - organel kecil, sferikal yang terikat pada membran serta mengandung enzim destruktif Funngsi: melindungi sel dari pengaruh hidrogen peroksida yang merusak Metabolisme lipid Peroksisom menyimpan enzim oksidatif yang berfungsi untuk mendetoksifikasi berbagai zat sisa. Produk utama yng dihasilkan oleh peroksisom adalah hidrogen peroksida. f. Mitokondria Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel. Organel yang hanya dimiliki oleh sel aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif. Bagian yang terletak diantara membran krista berisi cairan yang disebut matriks banyak mengandung enzim pernafasan atau sitokrom. Mitokondria berfungsi sebagai
  • 12. sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House". Mengandung enzim untuk siklus asam sitrat dan rantai transport electron. Bekerja sebagai organel energi g. Vault Vault ditemukan pada awal tahun 1990-an yang ditemukan sebagai organel jenis keenam. Nama ini berasal dari adanya banyak lengkung yang mengingatkan penemunya akan atap katedral atau kubah. Seperti tong, vault memiliki interior berongga. Kadang-kadang vault tampak dalam keadaan terbuka, tampak seperti sepasang bunga kuncup dengan masing- masing separuh dari vault memiliki delapan “kelopak” yang melekat ke cincin yang ditengah. Vault berfungsi sebagai truk sel untuk transport dari nucleus ke sitoplasma h. Inklusi Memiliki struktur granula, glikogen dan butir lemak. Fungsi dari inklusi adalah menyimpan kelebihan nutrient. i. Sitosol sitosol merupakan bagian semicair sitoplasma yang mengelilingi organel. Sitosol ini mencakup 55% dari volume sel total. Aktivitas umum sitosol adalah: Pengaturan enzimatik metabolisme perantara. Hal ini mengacu pada kumpulan reaksi kimia intrasel yang melibatkan penguraian, sintesis, dan transformasi molekul-molekul organik kecil. Sintesis protein ribosom Penyimpanan lemak dan glikogen. Kelebihan zat gizi yang tidak langsung diubat dalam bentuk ATP oleh sitosol diubah dan disimpan menjadi massa nonpermanen yang disebut inklusi.
  • 13. Sitoskeleton merupakan bagian dari sitoplasma. Sitoskeleton merupakan jaringan kompleks yang bertindak sebagai “tulang dan otot” bagi sel. Unsur-unsur sitoskeleton: Mikrotubulus dan Mikrofilamen (sitoskeleton) Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein yang disebut tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai „kerangka‟ sel karena berfungsi melindungi dan memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela. Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan yang membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat pada otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel, endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh peran dari mikrofilamen. Mikrotubulus Strukturnya berupa pipa-pipa berongga, langsing, panjang yang terdiri dari molekul tubulin. Fungsi mikrotubulus antara lain: 1. Mempertahankan bentuk asimetris; 2. Mengkoordinasikan gerakan sel yang kompleks; 3. Memfasilitasi transportasi akson; 4. Komponen structural dan fungsional yang dominan pada silia dan flagella; 5. Membentuk mitotic spindle selama pembelahan sel.
  • 14. Mikrofilamen Merupakan rantai-rantai molekul aktin yang berjalin secara heliks yang terdiri dari molekul miosin. Fungsi mikrofilamen yaitu: 1. Berperan dalam sistem kontraktil sel; 2. Membentuk perangkat kontraktil; 3. Penguat mekanisme untuk mikrovili; 4. Meningkatkan luas permukaan untuk penyerapan di usus ginjal; 5. Mengalami spesialisasi untuk mendeteksi suara dan perubahan posisi di telinga. Filamen Intermediet Memiliki struktur protein ireguler seperti benang. Berfungsi sebagai structuraldi bagian sel yang mendapat stress mekanis. Kisi-kisi Mikrotrabekuler Merupakan jalinan filament-filamen yang sangat halus dan saling berkaitan. Fungsinya menggantungkan dan menghubungkan secara fungsional unsure-unsur sitoskeleton yang lebih besar dan berbagai organel serta mengorganisasikan enzim sitosol. JUMLAH NO NAMA STRUKTUR FUNGSI PER SEL Organel Sel Retikulum Endoplasma a. Berupa tubulus halus a. Berperan dalam sintesis 1 a. RE Halus a. 1 yang saling lipid. Membantu b. RE Kasar b. 1 berhubungan dan tidak mengemas dan memiliki ribosom mengirim protein ke
  • 15. b. Berupa tumpukan Golgi. RE halus kantung yang relatif mengandung enzim gepeng yang menonjol detoksifikasi pada sel keluar dari RE halus. hati. Sebagai Bergranula karena penyimpan kalsium dan ditaburi oleh butiran- berperan penting dalam butiran ribosom kontraksi otot pada sel otot b. Bersama ribosom, mensintesis dan melepaskan berbagai protein baru ke dalam lumen RE Pusat modifikasi, 1 sampai Kantung membranosa pengemasan, dan 2 Kompleks Golgi beberapa yang gepeng dan distribusi protein yang ratus bertumpuk-tumpuk baru disintesis Badan-badan yang berbentuk batang atau Organel energi; tempat oval yang dibungkus oleh utama untuk membentuk 100 – dua membran, dengan 3 Mitokondria ATP, mengandung enzim- 2000 membran bagian dalam enzim untuk transportasi melipat-lipat menjadi elektron. krista yang menonjol ke matriks di bagian dalam Sistem penceraan sel, Kantung membranosa menghancurkan bahan 4 Lisosom 300 yang mengandung yang tidak diinginkan, enzim-enzim hidrolitik misalnya benda asing dan sisa sel Badan Mikro 5 a. Peroksisom Banyak a. Kantung a. Aktivitas detoksifikasi. b. Proteasom membranosa yang Dalam hati dan ginjal
  • 16. mengandung enzim- yang berperan dalam enzim oksidatif. proses glukoneogenesis Mempunyai b. –Mencerna protein membran tunggal yang akan dihancurkan terdiri dari lipid dan dengan melekatkan protein pada ubikuitin b. Enzim-enzim dengan -Degradasi protein struktur yang untuk menghilangkan kompleks kelebihan enzim dan protein lain yang tidak berguna lagi untuk sel dan menghilangkan protein yang secara keliru dibentuk. Struktur silindris (berdiameter 0,15 µm Mengatur pembelahan sel, dan panjang 0,3-0,5 produksi mikrotubulus dan 6 Sentriol µm) yang tersusun mikrofilamen, produksi terutama atas silia dan flagella, dan mikrotubulus pendek mengontrol kadar garam yangsangat teratur Sitosol Reaksi intrasel yang Enzim-enzim Susunan sekuensial di melibatkan penguraian, 7 metabolisme Banyak dalam sitoskeleton sintesis, dan transformasi perantara molekul-molekul kecil Granula-granula RNA dan protein-sebagian 8 Ribosom Banyak Sintesis protein melekat ke RE kasar sebagian di sitoplasma Paket-paket produk Menyimpan produk 9 Vesikel sekretorik Bervariasi sekretorik yang sekretorik sampai terbungkus membran mendapat sinyal
  • 17. mengosongkan isinya ke luar sel Granula glikogen, butir Menyimpan kelebihan 10 Inklusi Bervariasi lemak nutrisi Sitoskeleton -Mempertahankan bentuk sel asimetris -Mengkoordinasikan gerakan sel yang kompleks Pipa-pipa berongga, -Memfasilitasi transportasi langsing, panjang yang vesikel didalam sel 11 Mikrotubulus Banyak terdiri dari molekul- -Berfungsi sebagai molekul tubulin komponen strukturan dan fungsional yang dominan pada silia dan flagela -Membentuk mitotic spindle selama pembelahan sel -Berperan penting pada berbagai sistem kontraktil sel -Berperan dominan pada Rantai-rantai molekul kontraksi otot aktin yang berjalin secara -Membentuk perangkat heliks; mikrofilamen kontraktil bukan-otot 12 Mikrofilament Banyak yang terdiri dari molekul misal sel darah miosin juga terdapat di -Sebagai penguat mekanis sel-sel otot untuk mikrovili -Meningkatkan luas permukaan untuk penyerapan di usus dan ginjal
  • 18. -Mengalami spesialisasi untuk mendeteksi suara dan perubahan posisi di telinga Memiliki peran struktural Filament Protein ireguler seperti 13 Banyak di bagian-bagian sel yang Intermediet benang mendapat stres mekanis -Menggantung dan menghubungkan secara fungsional unsure-unsur sitoskeleton yang lebih besat dan berbagai organel -Mengorganisasikan enzim sitosol -Bertanggung jawab dalam Jalinan filament-filamen menentukan bentuk, Kisi-kisi 14 1 yang sangat halus dan rigiditas, dan geometri mikrotrabekuler saling berkaitan ruang setiap jenis sel; “tulang” sel -Bertanggung jawab untuk mengarahkan transportasi intrasel dan utuk mengatur gerakan sel; “otot sel” -Tampak berperan dalam mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel TRANSPOR MEMBRAN Transpor membran adalah pengaturan keluar masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan membran plasma dalam menerima materi tersebut dan gaya atau kekuatan agar terjadinya pergerakan tersebut.
  • 19. a. Sifat membran plasma : 1. Permeabel : Jika suatu bahan dapat menembus membran plasma 2. Impermiabel : Jika suatu bahan tidak dapat menembus membran plasma 3. Selektif Permeabel: Jika memungkinkan sebagian partikel lewat sementara mencegah yang lain. b. Sifat partikel yang dapat menembus membran plasma: 1. Kelarutan relatif partikel dalam lemak. Struktrur membran sel yang berupa fosfolipid (lemak) membuat partikel-partikel yang masuk ke dalam membran sel hanya partikel yang larut dalam lemak dan molekul bersifat nonpolar. 2. Ukuran partikel Partikel yang kelarutan lemaknya rendah dan terlalu besar bagi saluran maka partikel tersebut tidak dapat menembus membran dengan kemampuannya sendiri. Namun sebagian dari partikel ini harus menembus membran agar sel dapat bertahan hidup dan berfungsi. Oleh karena itu, partikel tersebut akan ditranspor menggunakan bantuan. 1. Transpor Pasif Proses transpor zat yang tidak membutuhkan energi untuk melewati membran plasma disebut transpor pasif. Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis
  • 20. merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya. Yang termasuk transpor pasif antara lain: 1) Difusi Sederhana Difusi sederhana, atau yang lebih sering hanya disebut difusi merupakan peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu molekul dari konsentarsi tinggi ke konsentrasi rendah. Molekul ini bersifat nonpolar dan larut dalam lemak. Mekanismenya adalah zat tersangkut oleh membran gradien/membran yang konsentrasinya lebih tinggi ke gradien dengan membran yang mempunyai konsentrasi lebih rendah dengan jumlah mulekul terbatas Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Contoh difusi yang lain lagi adalah perpindahan lemak, O2, CO2, hormone steroid, dan beberapa jenis obat-obatan melewati membran plasma (bagian lipid). Hukum Difusi Fick (faktor yang mempengaruhi difusi): 1. Besar perbedaan gradien konsentrasi. Semakin besar perbaan gradien konsentrasi maka semakin cepat laju difusi
  • 21. 2. Permeabilitas membran terhadap bahan. Semakin permeabel membran terhadap suatu bahan maka semakin cepat laju difusi 3. Luas permukaan membran tempat berlangsungnya difusi. Semakin luas permukaan membran terhadap suatu bahan maka semakin cepat laju difusi 4. Berat molekul bahan. Semakin ringan molekul tersebut maka semakin cepat laju difusi 5. Jarak difusi yang harus ditempuh. Semakin besar jarak, semakin lambat laju difusi  Kecepatan difusi bergantung pada: - Jarak: Semakin dekat jarak, semakin cepat proses difusi - Ukuran Molekul: Semakin kecil makin cepat - Temperatur: Semakin tinggi temperature, semakin cepat difusinya (pada suhu tubuh 37OC) - Gradient Size: semakin besar semakin cepat - Electrical forces: bagian dalam membrane sel memiliki lebih banyak muatan negative daripada muatan positif. Muatan ini mempengaruhi ion2 yang akan masuk sel, perpindahan ion2 yang masuk karena gaya kimia dan gaya listrik disebut electrochemical gradient  Macam-macam difusi  Simple diffusion: Molekul masuk melalui fosfolipid bilayer. Yang bisa masuk: alcohol, asam lemak, gas terlarut, steroid, bahan yang larut dalam lemak.  Chanel Mediated diffusion: Terbentuk oleh transmembran protein. Yang bisa masuk: glukosa, dan molekul air. Diamana kecepatannya bergantung pada tersedianya channel yang sesuai Difusi membran dapat terjadi melalui 2 komponen membran plasma: Difusi melalui lipid bilayer. Molekul yang ditransportasi melalui lipid bilayer adalah molekul nonpolar ukuran apapun, misalnya O2, CO2,
  • 22. asam lemak). Batas difusi ini adalah hingga gradien lenyap (keadaan setimbang) Difusi melalui saluran protein. Molekul yang ditransportasi melalui saluran protein adalah ion kecil tertentu seperti Na+, K+, Ca++, Cl-. Batas difusi ini adalah hingga gradien lenyap (keadaan setimbang) 2) Difusi Terfasilitasi Perpindahan molekul zat terlarut yang tidak mampu menembus membran plasma melalui perantaraan pembawa (biasanya adalah protein) dengan cara mengikatkan diri kepada protein carrier (protein integral transmembran yang mengantar molekul suatu zat polar tertentu atau golongan zat yang terlalu besar untuk melewati saluran membran, seperti gula dan asam amino) atau melewati protein channel (protein transmembran yang berfungsi untuk mengangkut zat, biasanya ion
  • 23. atau air, melalui saluran air dari satu sisi membran ke sisi yang lain). Contohnya adalah pergerakkan glukosa ke dalam sel. Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas. Mekanismenya adalah zat yang tersalurkan melewati struktur tertentu yang menyerupai pori - pori membran dan disebut dengan zat karier ( pembawa). Prosesnya hampir sama dengan difusi haya saja zat yang melewati membran dibawa oleh zat karier, misalnya adalah ion ( Na+, K+) atau dengan memanfaatkan zat penyusun membran sel seperti protein. Protein karier akan melekat pada zat yang diangkut, kemudian proses pengangkutannya dapat dilakukan dengan cara berputar (rotasi) melewati pori membran. - Substansi yang diangkut: glukosa dan asam amino - Faktor yg mempengaruhi: gradient konsentrasi, temperature. -Tidak butuh ATP, dari konsentrasi tinggi ke rendah, tujuan: menurunkan gradient konsentrasi - Proses: 1) Substansi harus terikat dulu pada “receptor site” dari protein karier 2) Setelah itu, protein karier berubah bentuk 3) Substansi melewati membrane menuju sitoplasma - Jika protein karier sudah jenuh, kecepatan transportasi tidak dapat bertambah - Pada beberapa sel (sel otot, lemak, dll) pengangkitan glukosa dirangsang oleh hormone insulin.
  • 24. 3) Osmosis Adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Air akan bergerak dari daerah yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi kekonsentrasi zat pelarut yang rendah. Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Osmosis akan terus berlanjut hingga kedua larutan isotonis atau hingga dihentikan sendiri oleh tekanan hidrostatik. Meskipun air sangat polar melalui lapisan ganda lipid (osmosis) tetapi ditolak oleh ekor lipid hidrofobik. Meskipun masih hipotetis, terdapat penjelasan bahwa pergerakan acak dari lipid membran membuka celah kecil di antara ekor mereka menggeliat, memungkinkan air untuk tergelincir dan geser jalan melalui membran
  • 25. dengan bergerak dari celah. Air juga bergerak secara bebas dan reversibel melalui saluran spesifik air, dibangun oleh protein transmembran disebut aquaporins (AQP). Tekanan osmosis: tekanan yang diberikan air ketika masuk dapat diukur dengan memberikan tekanan hidrostatik yang setara dengan tekanan osmosis, pemberian tekanan hidrostatik juga dapat menghentikan proses osmosis. Contoh peristiwa osmosis sel darah merah pada lingkungan :  Isotonis = Keadaan setimbang Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya  Hipertonis = Air keluar dari sel, sel mengerucut dan mengalami krenasi Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), Sedangkan sel hew'an/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi atau keriput karena kehilangan air.  Hipotonis = Air masuk ke dalam sel, sel membengkak dan pecah (lisis) Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras, Sedangkan sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel.
  • 26. 2. Transportasi Aktif Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi sehingga menggunakan energy (ATP). Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein yang sering disebut dengan pompa ion. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange). Terdapat tiga protein transporter yang terlibat dalam transport aktif : • Uniport, pergerakan ion tunggal dalam satu arah, misalnya protein pengikat kalsium terdapat dalam membrane plasma dan RE pada sel-sel yang aktif mentransport ion Ca2+ dari daerah konsentrasi tinggi baik dari dalam maupun luar RE • Symport, pergerakan dua jenis ion dalam arah yang sama. Misalnya, pengambilan asam amino dari usus halus ke sel-sel yang membatasinya memerlukan pengikatan ion Na+ dan asam amino secara bersamaan ke protein transporter yang sama. • Antiports, pergerakan dua ion pada arah yang berlawanan. Satu ke luar dan yang lain ke dalam sel. Misalnya, banyak sel yang memiliki pompa Na-K yang menggerakkan Na+ ke luar sel dan K+ ke dalam sel. Symport dan antiport dikenal sebagai transporter berpasangan, karena kedua tipe ini menggerakkan ion pada saat bersamaan.
  • 27. 1) Transpor Aktif Primer Transpor aktif primer secara langsung berkaitan dengan hidrolisis ATP yang akan menghasilkan energi untuk transpor ini. contoh transpor aktif primer adalah pompa ion Na- dan ion K+. Konsentrasi ion K+ di dalam sel lebih besar dari pada di luar sel, sebaliknya konsentrasi ion Na+ diluar sel lebih besar daripada di dalam sel. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, ion-ion Na+ dan K+ harus selalu dipompa melawan gradien konsentrasi dengan energi dari hasil hidrolisis ATP. Tiga ion Na+ dipompa keluar dan dua ion K+ dipompa ke dalam sel. Untuk hidrolis ATP diperlukan ATP-ase yang merupakan suatu protein transmembran yang berperan sebagai enzim.
  • 28. 2) Transpor Aktif Sekunder Transport aktif sekunder tidak menggunakan ATP secara langsung, energi disediakan oleh gradien konsentrasi ion yang dihasilkan dari transport aktif primer. Pada transport aktif sekunder, konsentrasi Na+ yang dimantapkan oleh transport aktif primer menggerakkan transport aktif sekunder dari glukosa, Perpindahan glukosa melintasi membran melawan gradient konsentrasi dibantu oleh protein simport untuk pergerakan ion Na+ ke dalam sel. Tranpor aktif sekunder juga merupakan transpor pengangkutan gabungan yaitu pengangkutan ion-ion bersama dengan pengangkutan molekul lain. Misalnya pengangkutan asam amino dan glukosa dari lumen usus halus menembus membran sel epitel usus selalu bersama dengan pengangkutan ion-ion Na+. Pada transpor aktif sekunder juga melibatkan protein pembawa dan memperoleh energi dari gradien elektrokimia
  • 29. 2.1 Transport sekunder co-transport Pada transport sekunder co-transport , glukosa atau asam amino akan ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport secara transport aktif sekunder co- transport 2.2 Transport sekunder counter-transport Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na- H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
  • 30. . Berdasarkan Pembentukan Vesikular Selain itu, untuk molekul-molekul besar seperti hormon, kita mengenal transpor vesikuler (vesicular transport). Transpor vesikuler adalah transpor aktif yang menggunakan ATP dan melibatkan vesikel untuk menyelubungi zat yang dipindahkan. Vesikel merupakan kendaraan yang membawa materi dari satu organel ke organel lainnya. Transpor vesikuler dibedakan menjadi endositosis, eksositosis dan Intercellular Vesicula Transport. 1.Endositosis Endositosis adalah cara transportasi zat dimana membran plasma mengelilingi zat yang akan dimakan, kemudian permukaannya melebur dan melepaskan vesikel yang membungkus zat yang dimakan tersebut di dalam sel. Endositosis terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:  Pinocytosis (Sel Minum) Pinositosis merupakan internalisasi butiran kecil cairan ekstrasel. Pertama, membran plasma melengkung ke dalam membentuk kantung yang mengandung sedikit CES. Lalu membran plasma menutup di permukaan kantung menjebak isi dalam sebuah vesikel endositosik kecil intrasel. Lalu sebuah protein Dinamin tersebut memutus vesikel endositosik dengan memutir leher kantung sehingga terlepas dari membran permukaan.  Fagositosis (Sel Makan) Fagositosis merupakan internalisasi partikel multimolekul besar Dilakukan hanya pada sel-sel tertentu seperti mikrofage. Partikel besar (>0.5μm diameter) dari lingkungan terbentuk fagosom. Fagosom berperan bersama-sama dengan lisosom _fagolisosom. Contoh sel: makrofag, neutrophil. Fagositosis yang membentuk tonjolan di permukaan berupa pseudopia ketika bertemu dengan bakteri atau bahan berbahaya lainnya. Lalu, pseudopia tersebut mengelilingi atau menelan dan menahannya dalam suatu vesikel internal. Lisosom kemudian menyatu dengan
  • 31. membarn vesikel tersebut dan menuangkan enzim-enzim hidrolitiknya ke dalam vesikel. Enzim tersebut pada umunya mengubahnya menjadi bahan yang dapat digunakan kembali seperti asam amino, asam lemak dan glukosa.  Endositosis Yang Diperantai Oleh Reseptor Suatu proses yang sangat selektif yang memungkinkan sel mengimpor molekul besar tertentu yang dibutuhkannya dari lingkungan. Misalnya protein ke reseptor membran permukaan yang spesifik bagi molekul tersebut. Pengikatan ini menyebabkan membran plasma di tempat tersebut amblas, lalu menutup di permukaan sehingga mengurung protein tersebut di dalam sel. Proses:  Molekul target (ligands) diikat pada reseptor (glikoprotein) di membrane sel  Area yang dilapisi ligands membentuk kantog di permukaan membrane  Kantong mengentas(pinch off) membentuk endosomes yang disebut coated vesicle (karena diselubungi oleh protein-fiber network yang sebenarnya melapisi bagian dalam permuakaan membrane sel di bawah reseptor)  Coated vesicle berfusi dengan lisosom primer dan membentuk lisosom sekunder.  Enzim lisosom melepaskan ligands dari reseptor, kemudian ligands masul ke sitoplasma melalui difusi atau transport aktif  Lisosom dan endosom berpisah  Endosome berfusi dengan membrane sel, reseptor siap mengikat ligand lagi.
  • 32. 2.Eksositosis Kebalikan dari endositosis, eksositosis adalah cara transpor zat dimana vesikel terbungkus membran terbentuk di dalam sel yang melebur dengan membran plasma, membuka dan mengeluarkan isinya ke luar sel dan memerlukan ATP. Produk yang dikeluarkan berupa produk sekresi (mucin, hormone) atau produk buangan (waste) contoh: debris Macam-macam Eksositosis : Konstitutif: Suatu materi ditransport dalam vesikula sekretori dan dikeluarkan ke tempat tujuannya dengan bantuan peptide sinyal yang terdapat pada protein yang ditranspor Regulatif: Materi disekresikan dan disimpan dalam suatu vesikula dan baru dikeluarkan jika ada rangsangan 3. Intercellular Vesicula Transport Intercellular Vesicula Transport adalah memindahkan/mentrasfer molekul di dalam sel antar organel yang berfungsi menghantarkan zat-zat yang dibutuhkan dalam organel satu ke yang
  • 33. lainnya dengan diselubungi dengan vesikula, seperti transport protein dari RE menuju Aparatus Golgi. Sintesis Protein Sintesis Protein adalah proses penyusunan protein yang berlangsung di dalam intisel dan ribosom dengan menggunakan bahan dasar, yaitu berupa asam amino. Beberapa perangkat yang dibutuhkan dalam sintesis protein, antara lain: 1. DNA (Deoxyribonucleic acid=asam deoksiribonukleat) 2. Ribosom yang tersusun ata dua subunit yaitu subunit besar dan subunit kecil. Selain itu juga terdiri atas tida sisi yaitu sisi A (Amino Acil), sisi P (Peptidil), dan sisi E (exit). 3. Serta enzim RNA polymerase. Ekspresi gen merupakan proses di mana informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Selama ekspresi gen, informasi genetik ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik. Ekspresi gen berupa sintesis protein mencakup proses dua tahap yaitu Transkripsi dan Translasi 5.1 Transkripsi Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-
  • 34. nukleotida RNA dari arah 5‟ ?3‟, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA.Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri. Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), terminasi (pengakhiran) rantai mRNA 1. Inisiasi Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut sebagai promoter.Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan. 2. Elongasi Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya. 3. Terminasi Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator.Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya.Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA.Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA.Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut. 5.2 Translasi
  • 35. Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetik dan membentuk protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA, interpreternya adalah RNA transfer.Setiap tipe molekul tRNA menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu.Ketika tiba di ribosom, molekul tRNA membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya.Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon, yang berdasarkan aturan pemasangan basa, mengikatkan diri pada kodon komplementer di mRNA.tRNA mentransfer asam amino-asam amino dari sitoplasma ke ribosom. Asosiasi kodon dan antikodon harus didahului oleh pelekatan yang benar antara tRNA dengan asam amino.tRNA yang mengikatkan diri pada kodon mRNA yang menentukan asam amino tertentu, harus membawa hanya asam amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino digabungkan dengan tRNA yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil-ARNt sintetase (aminoacyl- tRNA synthetase). Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA yang disebut RNAribosomal.
  • 36. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi.Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP. 1. Inisiasi Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus (lihat gambar).Sub unit ribosom kecil melekat pada tempat tertentu di ujung 5` dari mRNA.Pada arah ke bawah dari tempat pelekatan ribosom sub unit kecil pada mRNA terdapat kodon inisiasi AUG, yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi.
  • 37. 2. Elongasi Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino – asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Lihat Gambar. Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat.Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. 3. Terminasi Tahap akhir translasi adalah terminasi (gambar). Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Adapun langkah singkat dari sintesis protein ini meliputi: 1. DNA membentuk mRNA untuk membawa kode sesuai urutan basa Nnya. 2. mRNA meninggalkan inti, pergi ke ribosom dalam sitoplasma. 3. tRNA dating membawa asam amino yang sesuai dengan kode yang dibawa oleh mRNA. tRNA ini bergabung dengan mRNA sesuai dengan kode pasangan basa N-nya yang seharusnya. 4. Asam-asam amino akan berjajar-jajar dalam urutan yang sesuai dengan kode sehingga terbentuklah protein yang diharapkan.
  • 38. 5. Protein yang terbentuk merupakan enzim yang mengatur metabolisme sel dan reproduksi. HOMEOSTATIS DEFINISI Homeostasis berasal dari gabungan 2 kata, yaitu “homeo” yang berarti sama dan stasis yang berarti “berdiam”. Walter Cannon, psikologis Amerika pada awal abad 20, mengatakan bahwa “tubuh adalah berkah” dan ia menggunakan kata “homeostasis” untuk menjelaskan kemampuan untuk menjaga kestabilan kondisi internal maupun keadaan luar yang berubah- ubah.Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap sel melalui aktivitas khususnya masing-masing turut berperan sebagai bagian dari sistem tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel1. Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup (Lauralee Sherwood,2001) Terdapat 3 komponen dari mekanisme kontrol homeostasis: a. Reseptor (sensor), seperti sensor yang memonitor dan merespon untuk berubah, lalu reseptor mengirimkan informasi ke komponen kedua yaitu pusat kontrol. b. Pusat kontrol (control center) , seperti penunjuk titik dimana variabel harus dijaga. Pusat kontrol menganalisa apa yang diterimanya lalu menentukan respon aksi yang sesuai. c. Efektor, setelah mendapatkan informasi dari pusat kontrol maka efektor mempengaruhi stimulus dan memberikan feedback. 1 Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, terj. Dr.Brahm U. Pendit,, Sp.KK, (Jakarta:Buku Kedokteran EGC, 2001), 5-12
  • 39. Faktor Lingkungan Internal yang Harus Dipertahankan Untuk mempertahankan keseimbangan cairan internal, perlu diperhatikan faktor- faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis. Faktor- faktor tersebut mencakup hal-hal berikut: 1. Konsentrasi molekul-molekul zat gizi 2. Konsentrasi O2 dan CO2 3. Konsentrasi zat-zat sisa metabolisme 4. pH 5. Konsentrasi air, garam, dan elektrolit lain 6. Suhu 7. Volume dan tekanan Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam mempertahankan homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat dipertahankan. Sistem Tubuh yang Memiliki Kontribusi Penting dalam Homeostasis Sistem tubuh yang memiliki kontribusi penting dalam hemostasis adalah sebagai berikut: Sistem sirkulasi
  • 40. Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang membawa berbagai zat dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. Sistem pencernaan Sistem pencernaan menguraikan makanan menjadi molekul – molekul kecil zat gizi yang dapat diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sistem respirasi Sistem respirasi mengambil O2 dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Ini akan mempengaruhi pH lingkungan eksternal. Sistem kemih Sistem kemih mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urin, bersama zat – zat sisa selain CO2. Sistem rangka Sistem rangka memberi penunjang ke jaringan – jaringan lunak.Sistem ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium. Sistem otot Sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya.Panas yang dihasilkan otot penting untuk mengatur suhu. Sistem integument Sistem ini berfungsi sebagai sawar produktif bagian luar yang mencegah cairan internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh.Dengan mengatur produksi keringat dan aliran darah ke kulit, sistem ini juga dapat engatur suhu tubuh. Sistem imun
  • 41. Sistem ini berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel – sel tubuh yang telah menjadi kaker.Sistem ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera. Sistem saraf Sistem saraf mendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di lingkungan internal. Sistem endokrin Sistem endokrin mengontrol konsentrasi zat – zat gizi dan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume, serta komposisi elektrolit lingkungan internal. Sistem reproduksi Sistem reproduksi penting bagi kelangsungan hidup suatu spesies. Sistem Kontrol Homeostasis Untuk dapat mempertahankan homeostasis, tubuh manusia harus dapat mendeteksi penyimpangan dan penyimpangan yang terjadi pada faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam rentan yang sempit. Disamping itu, hal yang terpenting adalah tubuh harus mampu mengontrol penyimpangan-penyimpangan tersebut agar tetap terjadi kondisi homeostasis dan mencegah bahaya yang dapat mengancam tubuh manusia. Sistem kontrol yang bekerja untuk mempertahankan homeostasis dapat dikelompokan menjadi 2 kelas kontrol yaitu kontrol ekstinsik dan kontrol instrinsik. Kontrol intrinsik berarti kontrol yang dilakukan di dalam atau inheren bagi organ yang bersangkutan.Misalnya, saat otot beraktivitas menggunakan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida untuk menghasilkan energi, maka konsentrasi oksigen di dalam sel otot tersebut turun disertai dengan meningkatnya konsentrasi karbondioksida. Dengan adanya kerja dari otot polos pada dinding pembuluh darah yang mengaliri otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi lokal terjadi dan
  • 42. menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh darah terbuka lebar untuk mengakomodasi aliran darah ke otot. Pada akhirnya, mekanisme ini dapat mempertahankan kondisi lingkungan cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut. Kontrol ekstrinsik merupakan mekanisme pengaturan yang dicetuskan di luar suatu organ untuk mengubah aktivitas organ tersebut. Kontrol ekstrinsik berbagai organ dan sistem tubuh dilakukan oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Mekanisme Kontrol Homeostasis Upaya tubuh dalam mempertahankan homeostasis melalui kontrol instrinsik atau pun kontrol ekstrinsik akan menghasilkan respons yang berbeda-beda. Terdapat 2 jenis respons atau umpan balik yang dilakukan tubuh dalam mempertahankan homeostasis yaitu umpan balik negatif dan umpan balik positif: Umpan balik negatif Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback) merupakan pengaturan penting dalam homeostasis. Dalam pengaturan umpan balik negatif sistem pengendali senantiasa membandingkan parameter yang dikendalikan (misalnya suhu tubuh atau tekanan darah) dengan nilai set point (kisaran nilai normalnya). Perubahan-perubahan yang dikendalikan akan mencetuskan respon yang melawan perubahan sehingga mengembalikan parameter tersebut pada nilai set point. Umpan balik positif Pengaturan umpan balik positif tidak bersifat homeostatik karena akan memperbesar respon, sampai ada faktor luar yang menghentikannya. Contohnya adalah kontraksi ketika melahirkan, hormon oksitosin ditingkatkan untuk memperkuat kontraksi rahim. Siklus umpan balik positif ini tidak akan berhenti sampai bayi akhirnya keluar dari Rahim. Selain mekanisme umpan balik, yang menimbulkan suatu respons sebagai reaksi terhadap suatu perubahan pada variabel yang dikontrol, tubuh terkadang menggunakan mekanisme Feed Forward.Feed forward merupakan mekanisme yang
  • 43. menimbulkan suatu respons untuk mengantisipasi terjadinya perubahan pada variabel kontrol. Sebagai contoh, pelepasan hormon parathiroid untuk memperlancar absorpsi kalsium dari rongga usus sebagai upaya antisipasi penurunan kadar kalsium dalam darah. Gangguan Pada Homeostasis Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar maka homeostasis akan terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal. Hal ini akan memunculkan berbagai keadaan patofisiologis, abormalitas fungsi tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan ini semakin berat, makan dapat menyebabkan penyakit atau bahkan kematian. HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS KEHIDUPAN DASAR DENGAN HOMEOSTASIS DALAM KEBERLANSUNGAN HIDUP SEL Tujuan dari metabolism adalah untuk mempertahankan keadaan keseimbangan dalam organism, karakteristik yang penting dari seluruh makhluk hidup. Kondisi yang perlu dipertahankan keseimbangannya adalah suhu tubuh, komposisisi cairan tubuh, denyut jantung, tingkat respirasi, tekanan darah, konsentrasi molekul apapun di tubuh, zat sisa, PH, dll. METABOLISME SEL
  • 44. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup / sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Anabolisme (Asimilasi/Sintesis), yaitu proses pembentukan molekul yang kompleks dari zat sederhana dengan menggunakan energi tinggi. 1.1 Fotosontesis (Asimilasi C) Adalah sebuah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Terbagi atas 2 proses, yaitu reaksi gelap dan reaksi terang. Reaksi terang : 2 H2O 2 NADPH2 + O2 Reaksi gelap : CO2 + 2 NADPH2 + O2NADP + H2+CO+O+H2+O2 atau 2 H2O + CO2 CH2O + O2 atau 6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2 1.2 Sintesis Lemak Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs.Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko- enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut.Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya. - Sintesis Lemak dari Karbohidrat : Glukosa diurai menjadi piruvat gliserol. Glukosa diubah gula fosfat asetilKo-A asam lemak. Gliserol + asam lemak lemak. - Sintesis Lemak dari Protein: Protein Asam Amino protease
  • 45. Sebelum terbentuk lemak, asam amino mengalami deaminasi lebih dahulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piruvat Asetil Ko-A. Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat diubah menjadi gliserol, lalu gliserol diubah lagi menjadi fosfogliseroldehid. Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak. 2. Katabolisme (Dissimilasi), yaitu proses penguraian senyawa kompleks menjadi sederhana untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi dan bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi. 2.1 Fermentasi Pada saat keadaan tertentu, kebutuhan akan oksigen tidak dapat terpenuhi. Pada manusia, misalnya, pada orang yang bekerja berat seperti seorang atlet, akan lebih banyak daripada oksigen yang tersedia melalui pernapasan. Dengan keadaan tersebut, proses pembebasan energy yang berlangsung adalah proses fermentasi. Fermentasi adalah perubahan glukosa dalam keadaan anaerob yang meliputi glikolisis dan pembentukan NAD.Fermentasi menghasilkan jumlah energy yang lebih sedikit dibandingkan dengan respirasi pada aerob.Contoh dari fermentasi adalah fermentasi alkohol dan asam laktat. a. Fermentasi alkohol Pada fermentasi alkohol, asam piruvat dirubah menjadi etanol atau etil alkohol melalui dua langkah reaksi.Pada reaksi pertama, terjadi pembebasan CO2 dari asam piruvat sehingga terbentuk asetaldehid.Selanjutnya pada reaksi kedua, asetaldehid direduksi oloeh NADH menjadi etil alkohol.NAD yang terbentuk digunakan untuk glikolisis.Pada sel ragi dan bakteri respirasi, berlangsung secara anaerob. Hasil fermentasi berupa CO2 pada industry roti digunakan
  • 46. untuk mengembangkan adonan roti sehingga pasa roti terdapat pori-pori (McKee&McKee, 1996:199) b. Fermentasi asam laktat Proses fermentasi asam laktat merupakan proses dari glukosa menjadi asam laktat. Proses ini diawali dengan roses glikolisis yanag menghasilkan asam piruvat. Selanjutnya proses perubahan asam piruvat menjadi asam laktat. Sel otot manusia bersifat fakultatif anaerob. Jika oksigen yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan oksigen yang dibutuhkan, sel otot akan membentuk ATP melalui proses fermentasi asam laktat. Hasil proses akumulasi asam laktat disimpan dalam otot yang mengakibatkan otot menjadi kejang. Selanjutnya asam laktat dari darah akan diangkut ke hati yang selanjutnya akan dirubah kembali menjadi asam piruvat melalui proses aerob. 2.2 Proses Respirasi (katabolisme ) 2.2.1 katabolisme lemak Dalam keadaan tertentu, jumlah glukosa darah seseorang tidak sebanding dengan jumlah energi yang dibutuhkan. Kebutuhan energi akan dikompensasi dengan pengubahan lemak menjadi energi. Pengubahan lemak menjadi energi disebut juga β-oksidasi. Berikut adalah ilustrasi metabolisme lemak: Glukosa GLYCEROL P G A L L E M A K
  • 47. ASETIL KO-A ASAM LEMAK 2.2 katabolisme karbohidrat 2.2.1 glikolisis Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energy. Dalam hal ini, yang diubah adalah glukosa yang memiliki 6 atom C menjadi asam piruvat yang memiliki 3 atom C. proses glikolisi berlangsung dalam sitoplasma. Glikolisis berlangsung dalam 10 tahap. o Reaksi 1-5, glukosa dikonversi menjadi 2, 3-karbon aldehid (glyceraldehyde- 3-phospate [G3P]) dan tahap ini membutuhkan ATP. o Reaksi 5-10, mengkonversi G3P molekul menjadi asam piruvat dan menghasilkan empat molekul ATP untuk setiap molekul G3P. Glikolisis menghasilkan 2 as piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH. Tahapan proses glikolisis :
  • 48. 2.2.2 siklus krebs dan dekarboksilasi oksidatif asam piruvat Sebelum terjadinya siklus krebs, asam piruvat yang dihasilkan dalam tahapan glikolisis akan diubah menjadi asetil ko-A terlebih dahulu. Persamaannya adalah :
  • 49. Proses ini dikenal sebagai proses dekrboksilasi oksidatif dan terjadi di membran luar mitokondria. Setelah menghasilkan asetil ko-A, maka dimulailah proses siklus krebs (yang terjadi di matriks mitokondria). Siklus krebs. Tahapan proses siklus krebs : 1. Asetil ko-A bergabung dengan asam oksaloasetat dan menghasilkan asam sitrat 2. Dengan ditambahkannya molekul air yang berbeda di karbon, maka terjadi pertukaran antara gugus –H dan –OH yang menghasilkan asam isositrat 3. Terjadinya dekarboksilasi oksidatif terhadap asam isositrat dan terbentuklah karbondioksida dan asam alfa-ketoglutarat 4. Asam alfa-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oleh enim dan menghasilkan asam suksinil ko-A dan NADH 5. Karena adanya ikatan yang berenergi tinggi pada asam suksinil ko-A, terjadilah pemisaan antara keduanya dan memicu pembentukan ATP yang dihasilkan oleh fosforilasi yang terjadi di GDP yang menghasilkan GTP. 6. Dalam tahap ini diproduksikan FADH2 7. Dengan penambahan air maka maka asam fumarat membentuk asam malat dan teroksidasi sehingga menghasilkan asam oksaloasetat. Dalam tahap ini juga dihasilkan NADH. Hasil akhir siklus krebs : 2 ATP 2 FADH2 6 NADH 4 CO2
  • 50. 2.2.3 transpor elektron dan fosforilasi oksidatif Beberapa ATP tambahan ini masih belum banyak memberi keuntungan energi. Akan tetapi, siklus asam sitrat ini berguna dalam mempersiapkan molekul-molekul pembawa hydrogen untuk masuk ke rantai transportasi electron, yang akan menghasilkan ATP lebih banyak dari pada siklus asam sitrat. Masih sangat banyak tersimpan energi-energi dalam atom hydrogen lepas yang mengandung electron- elektron pada tingkat energi tinggi. Keuntungan besar datang pada saat NADH dan FADH2 memasuki rantai transportasi electron, yang terdiri dari molekul-molekul pembawa electron di memban sebelah dalam mitokondria yang melapisi Krista. Electron-elektron berenergi tinggi diekstrasi dari atom hydrogen pada NADH dan FADH2 dipindahkan secara berurutan ke molekul pembawa electron, memberikan kebebasan bagi NAD dan FAD untuk menangkap atom hydrogen lebih banyak lagi. Sintesis ATP yang terjadi akibat lewatnya electron berenergi tinggi melintasi rantai transportasi electron berenergi tinggi melintasi rantai transportasi electron mitokondria. Hydrogen (H) yang dibebaskan selama degradasi molekul-molekul zat gizi yang mengandung karbon oleh siklus asam sitrat di matriks mitokondia diangkut ke membrane dalam mitokondria oleh pembawa hydrogen, misalnya NADH. Setelah melepaskan hydrogen di mebran dalam, NAD bergerak kembali untuk mengambil lebih banyak hydrogen yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat di matriks. Sementara itu, electron berenergi tinggi yang diperoleh dari hydrogen disalurkan melalui rantai transportasi electron yang berlokasi di membrane dalam mitokondria. Energi secara bertahap dibebaskan ketika electron bergerak secara berurutan melintasi rantai reaksi transportasi elekttron. Energi yang di bebaskan memicu serangkaian langkah yang akhirnya mengaktifkan enzim ATP sintetase di dalam membrane dalam mitokondria. ATP sintetase membentuk ATP dari ADP dan Pi. Oksigen molekuler, setelah berfungsi sebagai penerima electron terakhir, berikatan dengan ion hidogen (H+) dari hydrogen pada proses ekstraksi electron berenergi tinggi umtuk menghasilkan air. Fosforilasi oksidatif Fosforilasi oksidatif terdiri dari rangkaian rantai transfer elektron dan kemiosmosis. Beberapa ATP tambahan masih belum banyak memberi keuntungan energi. Akan tetapi, siklus asam sitrat ini berguna dalam mempersiapkan molekul-molekul pembawa hydrogen untuk masuk ke rantai transportasi electron, yang akan
  • 51. menghasilkan ATP lebih banyak dari pada siklus asam sitrat. Masih sangat banyak tersimpan energi-energi dalam atom hydrogen lepas yang mengandung electron- elektron pada tingkat energi tinggi. Keuntungan besar datang pada saat NADH dan FADH2 memasuki rantai transportasi electron, yang terdiri dari molekul-molekul pembawa electron di memban sebelah dalam mitokondria yang melapisi Krista. Electron-elektron berenergi tinggi diekstrasi dari atom hydrogen pada NADH dan FADH2 dipindahkan secara berurutan ke molekul pembawa electron, memberikan kebebasan bagi NAD dan FAD untuk menangkap atom hydrogen lebih banyak lagi. Sintesis ATP yang terjadi akibat lewatnya electron berenergi tinggi melintasi rantai transportasi electron berenergi tinggi melintasi rantai transportasi electron mitokondria. Hydrogen (H) yang dibebaskan selama degradasi molekul-molekul zat gizi yang mengandung karbon oleh siklus asam sitrat di matriks mitokondia diangkut ke membrane dalam mitokondria oleh pembawa hydrogen, misalnya NADH. Setelah melepaskan hydrogen di mebran dalam, NAD bergerak kembali untuk mengambil lebih banyak hydrogen yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat di matriks. Sementara itu, electron berenergi tinggi yang diperoleh dari hydrogen disalurkan melalui rantai transportasi electron yang berlokasi di membrane dalam mitokondria. Energi secara bertahap dibebaskan ketika electron bergerak secara berurutan melintasi rantai reaksi transportasi elekttron. Energi yang di bebaskan memicu serangkaian langkah yang akhirnya mengaktifkan enzim ATP sintetase di dalam membrane dalam mitokondria. ATP sintetase membentuk ATP dari ADP dan Pi. Oksigen molekuler, setelah berfungsi sebagai penerima electron terakhir, berikatan dengan ion hidogen (H+) dari hydrogen pada proses ekstraksi electron berenergi tinggi umtuk menghasilkan air. Proses selanjutnya adalah kemiosmosis, pengaktifan ATP sintetase oleh pergerakan H+. energi yang dibebaskan selama pemindahan electron pleh rantai transportasi electron digunakan untuk mengangkut ion-ion hydrogen dari matriks ke ruang antarmembran. Penimbunan ion-ion hydrogen yang kemudian terjadi menyebabkam ion-ion hydrogen tersebut mengalir dari ruang antarmebran ke matriks melalui saluran-saluran khusus di membrane dalam mitokondria. Aliran ion-ion hydrogen melalui saluran tersebut mengaktifkan ATP sintetase, yang berada di bagian matriks di akhir saluran. Pengaktifan ATP sintetase menyebakan pembentukan ATP.
  • 52. 3. PENYIMPANAN LEMAK DAN GLIKOGEN Kelebihan nutrisi yang terjadi di tubuh tidak langsung digunakan sebagai produksi ATP, melainkan disimpan di dalam sitosol. Produk terbanyak yang disimpan oleh tubuh adalah lemak yang ada di dalam jaringan lemak (jaringan adiposa). Molekul lainnya yang dapat disimpan oleh tubuh adalah glukosa yang berada di dalam glikogen. Ketika tubuh kekurangan asupan makanan atau nutrisi untuk menjalankan siklus asam sitrat dan rantai transpor elektron, glikogen dan lemak akan dipecahkan oleh tubuh sehingga dapat terbentuk glukosa dam asam lemak yang dapat menyokong produksi energi oleh mitokondria. 4. PENGGUNAAN ENERGI Setelah ATP baru dibentuk, ATP dikeluarkan dari mitokondria dan tersedia sebagai sumber energi bagi sel yang terkait. Aktivitas sel yang memerlukan penggunaan energi, terdiri dari 3 kategoro utama, yaitu: a) Sintesis senyawa kimia, seperti sintesis protein oleh retikulum endoplasma. Biasanya, sel menggunakan 75% dari ATP yang dihasilkannya untuk menyintesis senyawa kimia baru tersebut. b) Transpor membran, seperti transpor selektif terhadap molekul yang melintasi ginjal selama proses pembentukan urine. Sel ginjal dapat menggunakan 80% ATP yang dihasilkannya demi berlangsungnya mekanisme diatas. c) Kerja mekanis, seperti kontraksi pada otot jantung untuk memompa darah atau otot rangka yang berguna untuk memindahkan sebuah benda. Aktivitas tersebut memerlukan jumlah ATP yang sangat banyak. Tabel metabolisme sel. Tabel 1 Reaksi Zat yang Lokasi Hasil Hasil Akhir Kebutuhan Diproses Energi untuk Diolah Akan Lebih Lanjut Oksigen Glikolisis Glukosa Sitosol 2 ATP 2 Asam Piruvat Tidak 2 NADH (Anaerob) Siklus 2 Asetil Matriks 2 ATP 6 NADH Ya, berasal Asam Sitrat KoA, dari Mitokon- 2 FADH2 dari molekul-
  • 53. asam piruvat dria molekul yang sebagai hasil terlibat dalam akhir reaksi-reaksi glikolisis siklus asam sitrat Rantai Elektron- Krista 34 ATP --- Ya, berasal Transportasi elektron Membran dari oksigen Elektron berenergi Dalam molekuler tinggi Mitokon- yang tersimpan dria diperoleh dalam atom melalui hidrogen, proses molekul pernafasan pembawa hidrogen NADH dan FADH2 yang berasal dari siklus asam sitrat Tabel 2 Proses Tempat Produk glikolisis Sitoplasma 2ATP, 2 NADH, 2H2O, 2 asam piruvat Dekarboksilasi oksidatif Matriks mitokondria 2 NADH, 2CO2, dan 2 Asetil KoA Siklus Krebs Matriks mitokondria 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, 4 CO2 Transpor elektron Membran dalam 1 NADH = 3 ATP mitokondria 1 FADH2 = 2 ATP
  • 54. SIKLUS SEL Sel melakukan siklus sel atau pembelahan sel untuk bereproduksi. Pembelahan sel dibagi dua, yaitu pembelahan sel somatik (sel tubuh) dan sel gamet. Pembelahan sel somatik disebut pembelahan mitosis dimana sel mengalami pembelahan nukleus dan pembelahan sitoplasma yang disebut sitokinesis. Pada mitosis, dihasilkan dua sel yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Sedangkan pembelahan pada sel gamet disebut meiosis, sel anak yang dihasilkan jumlah kromosomnya setengah dari induknya. Pembelahan sel terdiri dari dua periode utama, yaitu ketika sel tidak melakukan pembelahan yang disebut fase interfase dan ketika sel melakukan pembelahan yang disebut fase mitosis. 1.Tahap interfase: Tahap dimana sel sedang dalam keadaan istirahat dan tidak sedang melakukan pembelahan, pada tahap ini terdapat 3 fase utama yaitu : 1. G-1 ( Gap 1)  pada tahap ini belum terjadinya pembelahan DNA sehingga DNA masih 1 salinan. Pada tahap ini terjadi pertambahan volume DNA dan sintesis protein 2. S (sintesis)  Pada tahap ini mulai terjadinya sintesis DNA sehingga DNA suah terdapat 2 salinan 3. G-2 (Gap 2)  Pada tahap ini terjadi pertumbuhan sel berkelanjuran dan sel sudah siap untuk melakukan pembelahan
  • 55. 4. G-0 (Gap 0)  Tahap spesialisasi fungsi dimana terjadi penyempurnaan fungsi sel, jika terjadi kesalahan/ketidaksempurnaan dalam proses mitosis maka di tahap ini sel akan dimatikan (apoptosis) agar tidak berkembang menjadi tomur yang selanjutnya akan menjadi kanker. 2.Tahap mitotik / mitosis : Tahap dimana sel sudah melakukan pembelahan yang terdiri tahap kariokinesis(pembagian inti sel yang terdiri dari 4 tahapan ) dan sitokinesis (pembagian membran inti) . Tahap kariokinesis a. Profase: Tahap profase dibagi menjadi profase awal dan profase akhir. Pada tahap profase awal kromosom memendek dan menebal, sentrio; membelah kearah kutub yangberlawanan, dan sentriol mebentuk benang spindle .Pada tahap profase akhir inti sel dan membran inti hancur dan kromosom membentuk 2 salinan yang terikat pada bagian sentromernya. b. Metafase : kromosom berbaris dibidang ekuator dan masing masing kromosom terikat pada benang spindle dari sentromer pada kutub kutubnya. c. Anafase :Kromosom telah terpisah menjadi kromatid karena pememdekan benang spindle kea rah bagian masing masing d. Telofase : pada tahap telofase terdiri dari telofase awal dan telofase akhir. Telofase awal terjadi pembagian sel menjadi 2 bagian. Tahap telofase akhir sentriol menyatu lagi, inti sel dan membran nucleus terbanetuk lagi dan kromosom menjadi bennang benang kromatin Tahap sitokinesis Dilakukan saat tahap telofase akhir berlangsung dengan ditandai penguraian benang spindle dan terbentuknya cincin mikrofilamen yang mebagi sel menjadi 2 bagian di bekas bidang ekuator
  • 56. Meiosis Sel pada tubuh manusia yang tidak dihasilkan oleh mitosis hanyalah sel gamet.Sel gamet berkembang dari sel khusus yang disebut germ cell di dalam gonad (ovari pada wanita dan testis pada pria) (Figure 13.5).Bayangkanlah apa yang akan terjadi bila gamet manusia membelah secara mitosis? Pada organisme yang bereproduksi secara sexual, gamet dibentuk melalui meiosis.Meiosis mengurangi jumlah set kromosom dari dua set menjadi satu set di dalam sel gamet. Sebagai akibat dari meiosis, tiap sel gamet manusia adalah haploid (n: 23). Fertilisasi mengembalikan jumlah kromosom menjadi dua set dengan terjadinya penggabungan dua sel haploid. Demikian seterusnya sehingga siklus hidup manusia berulang dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tahap Meiosis: Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk menghasilkan gamet pria dan wanita, yaitu masing-masing sperma dan sel telur.Meiosis memerlukan dua pembelahan sel, meiosis I dan meiosis II, untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid 23.Seperti pada mitosis, sel germinativum pria dan wanita (spermatosit dan oosit primer) pada awal meiosis I mereplikasi DNA mereka sehingga setiap ke-46 kromosom tersebut digandakan menjadi sister chromatid. Namun, berbeda dengan mitosis, kromosom-kromosom homolog kemudian bergabung membentuk pasangan-pasangan, suatu proses yang disebut sinapsis. Pembentukan pasangan bersifat eksak dan titik demi titik kecuali kombinasi XY.Pasangan-pasangan homolog kemudian berpisah menjadi dua sel anak.Segera sesudahnya, terjadi meiosis II yang memisahkan kromosom ganda (sister chromatid) tersebut.Karena itu, setiap gamet mengandung 23 kromosom.
  • 57. Meiosis I Meiosis I (divisi reductional) memisahkan homolog pasang kromosom, sehingga mengurangi jumlah dari diploid (2n) untuk haploid(1n). Dalam gametogenesis, ketika sel-sel germinal berada dalam fase S dari siklus sel meiosis sebelumnya, jumlah DNA dua kali lipat menjadi 4n tetapi jumlah kromosom tetap pada 2n (46 kromosom). Crossover (tukar silang), suatu proses yang sangat penting dalam meiosis I, adalah pertukaran segmen-segmen dkromatid antara pasangan kromosom yang homolog. Segmen-segmen kromatin putus dan dipertukarkan sewaktu kromosom homolog memisah. Sewaktu terjadi pemisahan, titik-titik pertukaran menyatu untuk sementara dan membentuk struktur seperti huruf X. Umumnya terjadi sekitar 30 sampai 40 crossover (satu atau dua per kromosom) antara gen-gen yang terpisah jauh di satu kromosom pada setiap pembelahan meiosis I. ProfaseI Profase I, dimulainya meiosis, dimulai setelah DNA telah dua kali lipat menjadi 4n dalam fase S. Profase dari meiosis I bertahan lama dan dibagi ke dalam lima tahap sebagai berikut: 1. Leptotene kromosom individu, terdiri dari dua kromatid bergabung di sentromer, mulai berkondensasi, membentuk helai panjang dalam nukleus. 2. Zygotene pasang homolog kromosom perkiraan satu sama lain, berbaris di register (gen lokus untuk lokus gen), dan membuat sinapsis melalui kompleks synaptonemal, membentuk suatu tetrad. 3. Pakiten Kromosom terus mengembun, menjadi lebih tebal dan lebih pendek; chiasmata (crossing atas situs) yang dibentuk sebagai pertukaran acak bahan genetik terjadi antara kromosom homolog. 4. Diplotene Kromosom terus mengembun dan kemudian mulai terpisah, chiasmata mengungkapkan.
  • 58. 5. Diakinesis Kromosom mengembun maksimal dan nucleolus hilang, seperti halnya amplop nuklir, membebaskan kromosom ke dalamsitoplasma. Metafase I Metafase I ditandai dengan homolog pasang kromosom, masing-masing terdiri dari untuk kromatid, berbaris pada pelat khatulistiwa poros meiosis. Selama metafase I, kromosom homolog sejajarkan sebagai pasangan pada pelat khatulistiwa aparatus gelendong secara acak, memastikan reshuffle berikutnya kromosom ibu dan ayah. serat spindle menjadi melekat pada kinetochores kromosom. Anafase I Anafase I terbukti ketika pasang kromosom homolog mulai menarik terpisah, mulai migrasi mereka ke kutub yang berlawanan dari sel. Dalam anafase I, kromosom homolog bermigrasi dari satu sama lain, pergi ke kutub yang berlawanan. Setiap kromosom masih terdiri dari dua kromatid. Telofase I Selama telofase I, kromosom migrasi, masing-masing terdiri dari dua kromatid, mencapai kutub yang berlawanan. Telofase I mirip dengan telofase mitosis. Kromosom mencapai kutub berlawanan, inti yang direformasi dan sitokinesis terjadi, sehingga menimbulkan dua sel anak.Setiap sel memiliki 23 kromosom, yang haploid (Dalam) nomor, tetapi karena masing-masing kromosom terdiri dari dua kromatid, kandungan DNA masih diploid. Setiap dua sel anak yang baru dibentuk memasuki meiosis II. Meiosis II Meiosis II (Divisi Khatulistiwa) terjadi tanpa hasil sintesis DNA dan cepat melalui 4 fase dan sitokinesis untuk membentuk sel anak empat masing-masing dengan jumlah kromosom haploid.
  • 59. Divisi khatulistiwa tidak didahului oleh fase S. Sangat mirip dengan mitosis dan dibagi menjadi profase II, metafase II, anafase II, telofase II, dan sitokinesis. Baris kromosom di khatulistiwa, kinetochores melekat pada serat gelendong diikuti oleh kromatid bermigrasi ke kutub yang berlawanan, dan sitokinesis membagi masing- masing dari dua sel, menghasilkan total empat sel anak dari sel sel kuman asli diploid. Masing-masing dari empat sel mengandung sejumlah haploid DNA dan sejumlah kromosom haploid. Tidak seperti sel-sel anak yang dihasilkan dari mitosis, yang masing-masing berisi jumlah diploid kromosom dan merupakan salinan identik dari yang lain, empat sel yang dihasilkan dari meiosis mengandung jumlah haploid kromosom dan genetika berbeda dengan reshuffle kromosom dan menyeberang.Demikian, setiap gamet mengandung genetik unik yang saling melengkapi. Akibat pembelahan meiosis, 1. Variabilitas genetik ditingkatkan melalui tukar silang yang menyebabkan redistribusi bahan genetik, dan melalui distribusi acak kromosom homolog ke sel anak; dan 2. Setiap sel germinativum mengandung jumlah kromosom yang haploid sehingga saat pembuahan jumlah diploid 46 terpulihkan. Amitosis Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel- sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang.
  • 60. Prosesnya dimulai dengan Inti sel yang membelah menjadi dua (kariokenesis), lalu diikuti dengan sitokinesis (pembelahan sitoplasma).Karena pada pembelahan ini setiap sel membelah menjadi dua sel yang identik, maka disebut pembelahan biner.
  • 61. Komunikasi Sel A. Definisi Komunikasi diantara sel-sel mutlak diperlukan organisme multiseluler. Kemampuan sel berkomunikasi dengan sesama sel di sekitarnya berfungsi untuk mempertahankan homeostasis atau keseimbangan serta untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tubuh sebagai satu kesatuan. B. Bentuk Klasifikasi Komunikasi Sel 1) Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan. 2) Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin). 3) Komunikasi jarak jauh adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah. C. Komunikasi Sel Komunikasi sel terbagi menjadi 3, yaitu:
  • 62. 1. Gap Junction Yaitu sekumpulan saluran/kanal antar sel yang menghubungkan kompartemen sitoplasma dari sel-sel yang berdekatan, membentuk jalur komunikasi langsung antar sel. 2. Molekul Pembawa Sinyal Melalui molekul pembawa sinyal di permukaan membrane sebagian sel yang memungkinkan sel tersebut secara langsung berhubungan dan berinteraksi dengan sel tertentu lain dengan cara khusus. 3. Perantara Kimia Sel berkomunikasi dengan sesamanya melalui zat perantara kimiawi antar sel, yang terdiri dari empat jenis: a. Parakrin, yaitu zat perantara kimia local yang efeknya hanya bekerja pada sel-sel di sekitar yang dekat dengan tempat pengeluarannya. b. Neurotransmitter, yaitu sel saraf (neuron) berkomunikasi secara langsung dengan sel sasaran dengan mengeluarkan zat perantara kimiawi yang jarak jangkauannya sangat pendek. c. Hormon, yaitu zat perantara kimiawi jarak jauh yang secara spesifik disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin sebagai respons terhadap sinyal yang sesuai. d. Neurohormon, yaitu hormone yang dikeluarkan ke dalam darah secara spesifik oleh neuron neurosekretorik. Dalam penyampaian molekul sinyal terdapat empat tipe, yaitu: 1) Endokrin: sel target jauh, mengggunakan mediator hormon. Hormon dibawa melalui pembuluh darah. 2) Parakrin: mediator lokal. Mempengaruhi sel target tetangga, dirusak oleh suatu enzim ekstraselular atau diimobilisasi oleh Ekstra Selular Matriks 3) Autokrin: Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri
  • 63. 4) Sinaptik: Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain. D. Proses Pensinyalan Sel Ketika sebuah sel bertemu dengan sinyal, sinyal tersebut harus dikenali terlebih dahulu oleh molekul reseptor,dan informasi yang dibawa oleh sinyal tersebut harus diubah kebentuk lain ( ditranduksi ) didalam sel sebelum sel yang bersangkutan dapat meresponnya.
  • 64. Jenis-jenis sinyal: Protein; Pepsida; Asam amino; Nukleutida; Steroid; Gas Menurut Earl W.Sutherland ada 3 tahap proses pengolahan sinyal : 1. Penerimaan ( reception ) Sinyal yang datang dari luar sel dideteksi oleh reseptor ( sel target ). Sinyal kimiawi tersebut terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler pada membran sel. Ligand atau molekul signaling dapat berupa: • hormon, growth factor, neuro transmitter, feromon • stimulus fisik: cahaya, panas, sentuhan • perubahan konsentrasi metabolit Sinyal kimiawi terdeteksi bila sinyal itu terikat pada protein seluler, yaitu protein yang biasanya ditemukan pada permukaan sel yang bersangkutan. Kebanyakan molekul sinyal dikeluarkan oleh sel dengan cara eksositosis atau difusi melalui membran plasma, atau terikat pada permukaan sel sehingga hanya mempengaruhi sel yang berinteraksi dengan sel pemberi sinyal. Posisi reseptor ada dua, yaitu: • Reseptor Intraselular Reseptor intraselular merupakan reseptor yang terdapat di dalam sel, ligan-ligan yang dapat langsung menembus membran sel dan berdifusi karena sifatnya yang hidrofobik dapat langsung berikatan dengan reseptor ini. Contohnya hormon kortikoid, progesteron, dan estrogen. • Reseptor di Membran Sel Ligan yang tidak dapat menembus sel dan tidak dapat terlarut dalam lipid, dapat berikatan dengan reseptor ini 2. Proses Tranduksi Molekul sinyal yang terikat mengubah protein reseptor, mengawali proses tranduksi (pengubahan sinyal ). Tahap tranduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat