4. Menginterpretasi Teks Anekdot
Pengertian interpretasi menurut KBBI
adalah pemberian kesan, pendapat, atau
pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran
(1998: 157).
Maka Interpretasi anekdot merupakan
bagian dari cara memaknai sebuah anekdot .
Tujuannya adalah siswa mengetahui
pesan yang terkandung dalam sebuah anekdot
yang disampaikan oleh penulis anekdot
tersebut tersebut.
Misalkan terdapat contoh anekdot seperti
ini:
Page 4
5. SERATUS UNGKAPAN ABS
Setelah lulus dari ujian Negara di Beijing, seorang
pemuda diangkat menjadi pejabat pemerintahan ibu kota
provinsi. Sebelum pergi, ia mengucapkan selamat tingal
kepada mentornya yang seorang pejabat senior.
“bekerja di pemerintahan provinsi tidaklah mudah. Kamu
harus berhati-hati,” ujar pejabat itu menasehati.
“baiklah. Terimakasih, pak,” kata pemuda itu. “mohon jangan
khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungakapan ABS
(Asal Bapak Senang). Kalau nanti saya bertemu dengan
pejabat disana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan
senang.”
“bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?” Tanya
pejabat itu dengan nada tidak suka. “kita adalah pejabat
sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita tidak boleh termakan
sanjungan.”
Pemuda itu menjawab lagi, “sayangnya, pada kenyataannya
kebanyakan orang senang disanjung, pak. Hanya beberapa
pria yang benar-benar sejati seperti anda yang tidak
menyukai sanjungan.”
“mungkin kamu benar!” pejabat senior itu menganggu Page 5
sambil
6. Dari teks Anekdot diatas, dapat kita interpretasikan
bahwa:
Seorang pejabat yang mengaku sebagai
seorang “Pejabat Sejati” nyatanya dapat merasa
tersanjung dengan rayuan anak buahnya.
Dari situ, kita dapat menyimpulkan bahwa
pejabatv jaman sekarang mudah “dibujuk oleh
rayuan”. Dan hal ini membuktikan bahwa para
pejabat negara memiliki mental yang lemah.
Page 6
7. Membuat Anekdot Tentang Isu Publik
Langkah – Langkah Membuat Anekdot Tentang Isu
Publik :
1. Menentukan topik yang lucu dan mengandung
hikmah atau pelajaran tertentu.
2. Menyusun (membayangkan) cerita yang akan
disajikan . Menyusun subtopik yang akan
dibahas dalam Anekdot.
3. Menyusun kerangka anekdot dengan
memanfaatkan subtopik.
4. Mengembangkan kerangka yang telah dibuat
menjadi anekdot utuh.
Page 7
8. Contoh Penyusunan Anekdot
Isu Publik:
1.
2.
3.
4.
5.
Menentukan topik yang lucu dan mengandung hikmah atau pelajaran
tertentu.
Contoh : Undang –Undang Bisa Dibeli
Menyusun (membayangkan) cerita yang akan disajikan .
* Cerita seperti apa yang akan disajikan. (Dibayangkan situasi dan kondisi
pada cerita.
Menyusun subtopik yang akan dibahas dalam Anekdot.
a. Alan berpergian bersama Dodi
B. Alan melanggar rambu lalu lintas
c. Alan merasa tidak bersalah
d. Alan mengeluarkan sejumlah uang
Menyusun kerangka anekdot dengan memanfaatkan subtopik.
a. Alan mencari sarapan bersama Dodi
b. Alan melanggar rambu lalu lintas
c. Dodi menegur Alan karena perbuatannya
d. Alan dengan santainya mengeluarkan sejumlah uang
Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi anekdot utuh.
Seperti pada contoh berikut :
Page 8
9. BIKIN UNDANG-UNDANG
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia
berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari
sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan,
waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi
menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang
kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu
DPR dan Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil
dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya
berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Dodi : Memang kamu pikir dengan uang akan memudahkanmu ?
Allan : Halah.... Kamu masa gk tau kabar – kabar kayak gini...
Dodi : Hmm.... Mudah sekali yaa...
Page 9
10. Menyunting Teks Anekdot
Tujuan dari penyutingan adalah untuk membenahi isi,
bahasa dan ejaan dalam teks Anekdot.
Aspek dalam penyuntingan teks Anekdot :
A. Isi
- Apakah alur cerita pada Anekdot mengandung
kelucuan atau tidak.
- Apakah hikmah / pelajaran yang dapat dipetik
B. Bahasa
- Apakah kalimatnya sudah efektif atau belum.
- Apakah pemilihan katanya sudah tepat atau
belum
C. Ejaan
- Apakah penggunaan tanda bacanya sudah
tepat atau belum.
- Apakah penulisan huruf pada setiap kata / kalimat
sudah benar atau belum.
Page 10
11. Mengabstraksi Teks Anekdot
Mengabstraksi anekdot berartu
merumuskankembali secara ringkas isi suatu anekdot.
Anekdot dapat kita susun dapat kita susun
riingkasan, yakni dari pokok yang ada pada anekdot itu,
yaitu tokoh utama, peristiwa penting, dan latarnya di
samping menyebutkan hal lucu dan hikmah yang ada (atau
biasa disebut unsur intrinsik)
Page 11
12. A. Pokok Anekdot dalam Bentuk Tabel
No
Pokok – Pokok Anekdot
Deskripsi
1
Tokoh Utama
Dodi dan Alan
2
Peristiwa Penting
Peraturan yang bisa dibayar
3
4
5
Latar
Kelucuan
Hikmah
Suasana : Menegangkan
Waktu : Pagi hari
Tempat : Dijalan raya
Kenekadan Alan yang justru
memarkir mobilnya dipinggir
(setelah melanggar rambu lalu
lintas) lalu memberikan
sejumlah uang kepada petugas
ketertiban lalu lintas.
Ketegasan peraturan di Negeri
ini harus lebih ditingkatakan.
Pelanggaran yang ada harus
benar – benar ditindak lanjuti.12
Page
13. B. Pokok Anekdot dalam Bentuk Naratif
Seorang pengendara mobil melanggar rambu
lalu lintas. Pengendara tersebut tetap santai
mengendarai kendaraannya. Pengendara, Alan,
berkata pada Dodi bahwa tak nperlu khawatir bila
melanggar rambu lalu lintas. Ia membuktikan kata –
katanya dengan menghentikan kendaraannya dan
mengeluarkan sejumlah uang.
Page 13
14. Mengonversi Anekdot
Menjadi Teks Lain
Mengonversi berarti merubah dari suatu sistem ke sistem lain. Dari kedua
contoh Anekdot yang telah disajikan, dapat kita simpulkan bahwa pada anekdot
“Seratus Ungkapan ABS” adalah anekdot yang disajikan secara naratif dan
anekdot “Bikin Undang – Undang” adalah anekdot yang disajikan secara dialog /
dramatik.
Mengapa bisa begitu ? Berikut ulasnnya.
A. Anekdot dalam Format Naratif
Anekdot yang disajikan dengan kejelasan tokoh , alur, peristiwa,
dan latar. Dalam format ini, anekdot yang disajikan juga dapat
memperlihatkan sifat / watak para tokoh secara jelas. Hikmah yang dapat
dipetik lebih mudah kita simpulkan.
B. Anekdot dalam Format Dramatik
Anekdot yang disajikandalam bentuk dialog. Latar tidak selalu
dijelaskan dalam cerita (seperti : latar suasana). Dan dalam penyajiannya,
anekdot ini lebih mudah dimengerti karena menggunakan ekspresi
(lakuan)
Page 14