SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 3
Baixar para ler offline
Critical
No   Failure Mode               Cause of Failure                    Effects of Failure                     Corrective Action
                                                                                                                                               Ranking
1    Shrinkage       1. Desain coran dan pola:                  Pembekuan progresif dan        Gunakan chill
     cavities            Perubahan ukuran terlalu               feeding menjadi lebih sulit    Redesain coran dan pola
                          kasar/tajam                           Tidak memungkinkan             Redesain bagian yang besar dan terisolasi
                         Radius filet terlalu kecil atau        feeding terhadap yang
                          terlalu besar                          besar melalui bagian yang
                                                                                                                                               Medium
                         Luas daerah untuk feeding tidak        tipis
                          mencukupi atau bagia chilling
                          terisolasi
                         Bagian coran yang besar terisolsai
                          atau tidak ter-cover oleh riser
                     2. Peralatan pola:                         Bagian tertentu mengalami      Gunakan material pola yang lebih awet
                         Pola lemah/usang atau inti yang        undersize dan mencegah          yang dapat mencegah terhadap problem
                          meyebabkan logam menjadi tipis         feeding                         keausan pada daerah-daerah kritis
                         Dimensi pola tidak tepat yang         Menghasilkan bagian-           Gunakan penggaris yang sudah
                          meyebabkan terlalu tipis atau          bagian yang tipis pada          memperhitungkan penyusutan                    Medium
                          terlalu besar                          daerah-daerah yang sudah       Gunakan kualitas pola yang memenuhi
                         Kontruksi pola jelek yang              kritis                          persyaratan
                          menghasilkan bagian coran yng
                          terlalu tipis atau terlalu besar
                     3. peralatan rangka pasir cetak:           Ketinggian riser tidak         Pastikan ketinggian rangka cetakan (cope)
                         Sirip cetakan cope terdangkal          sesuai untuk bagian yang       Gunakan pop atau pencil gate
                         Sirip terlalu kecil                    harus diberikan feeding
                                                                                                                                                 Low
                         Selubung pengangkat rangka            Riser terlalu dekat
                          cetak tidak tepat                      kedinding sirip cetakan
                                                                 sehingga cepat membeku
                     4. Gating dan Risering:                    Jarak atara riser dan coran    Redesain gating sistem dan riser
                         Sistem saluran dan saluran             menjadi terlalu jauh           Desain leher riser harus tetap terbuka pada
                          penambah tidak menghasilkan            sehingga mencegah               saat terjadinya pembekuan
                                                                                                                                                 high
                          pola pembekuan progresif               feeding dari riser
                         Sistem saluran atau saluran           Feeding dari riser menjadi
                          penambah jumlahnya tidak               terbatas

Abrianto Akuan – Teknik Metalurgi UNJANI                                                                                                                1
mencukupi                             Pembekuan daerah tipis
                         Saluran penambah terlalu kecil         menutup potensial feeding
                         Ratio riser neck terhadap ukuran      Leher riser lebih dulu
                          coran tidak tepat                      membeku sehingga
                         Saluran masuk (ingate) terlalu         menurunkan efisiensi riser
                          besar
                     5. Pasir cetak:                            Dinding cetakan mengalami      Gunakan pasir cetak yang memenuhi
                         Semua kondisi dari pasir yang          pergeseran yang                 persyaratan
                          dapat menyebabkan pergerakan           menimbulkan feeding            Gunakan pasir cetak yang memilki           High
                          cetakan pasir                          problem                         kekuatan tinggi yang memilki defoprmasi
                                                                                                 panas yang cukup besar
                     6. Inti:                                   Menyebabkan tidak              Hindari pergeseran/pergerakan inti dan
                         Pergerakan inti yang meyebabkan        terjadinya pembekuan            pola cetakan
                          antar bagian logam tidak               progresif dan menciptakan
                          seimbang                               suatu bagian yang tidak                                                   Medium
                         Semua kondisi dari inti yang dapat     dapat dilakukan feeding
                          menyebabkan pergerakan
                          cetakan pasir
                     7. Cetakan pasir:                          Cetakaqn pasir yang kurang     Gunakan pasir cetak yang memenuhi
                         Semua kondisi dari inti yang dapat     kuat dapat dengan mudah         persyaratan
                          menyebabkan pergerakan                 menyebabkan penyusutan         Gunakan pasir cetak yang memilki          Medium
                          cetakan pasir                                                          kekuatan tinggi yang memilki defoprmasi
                                                                                                 panas yang cukup besar
                     8. Komposisi logam coran:                  Komposiss dengan karbon        Lakukan inokulasi pada saat proses
                         Komposisi kimia yang tidak cocok       /karbon equivalen rendah        peleburan
                                                                 akan lebih besar terjadinya    Tingkatkan karbon equivalen
                                                                 penyusutan dibandingkan
                                                                 dengan karbon/karbon
                                                                                                                                            Low
                                                                 equivalen tinggi yang
                                                                 disebabkan karena daerah
                                                                 freezing menjadi lebih
                                                                 lebar


Abrianto Akuan – Teknik Metalurgi UNJANI                                                                                                           2
9. Proses peleburan:                     Temperatur peleburan         Temperatur peleburan dan komposisi
                         Charging material yang               berhububgan dengan            muatan harus tepat
                          menghasilkan komposisi yang          problem penyerapan gas,
                          tidak tepat                          dan menyebabkan
                                                               penguraian pada dinding
                                                               cetakan selama
                                                                                                                                        High
                                                               pembekuan
                                                              Cairan logam akan
                                                               meningkatkan pergeseran
                                                               dinding cetakan karena
                                                               pemanasan pasir mencapai
                                                               titik aliran plastis
                     10. Proses penuangan:                    Efektivitas riser menjadi    Temperatur penuangan harus tepat
                          Penuangan yang terlalu dingin       turun/hilang
                           untuk desain riser atau lokasi     Panas yang berlebiahan
                           tertentu                            meneyebabkan pergerakan
                          Penuangan terlalu panas tanpa       cetakan                                                                  High
                           ketentuan feeding yang cukup
                          Penuangan logam cair yang
                           menyebabkan riser menjadi tidak
                           tepat
                     11. Lain-lain:                           Terjadi perubahan ukuran     Gunakan pasir cetak yang memenuhi
                          Metal loss karena cetakan yang      cetakan                       persyaratan
                           rusak                              Feeding logam menjadi        Gunakan pasir cetak yang memilki          Medium
                                                               tidak ada                     kekuatan tinggi yang memilki defoprmasi
                                                                                             panas yang cukup besar




Abrianto Akuan – Teknik Metalurgi UNJANI                                                                                                       3

Mais conteúdo relacionado

Destaque

Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Abrianto Akuan
 
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Abrianto Akuan
 
Peralatan Elektroplating
Peralatan ElektroplatingPeralatan Elektroplating
Peralatan ElektroplatingAbrianto Akuan
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Abrianto Akuan
 
Standar Analisis Kegagalan
Standar Analisis KegagalanStandar Analisis Kegagalan
Standar Analisis KegagalanAbrianto Akuan
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Abrianto Akuan
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Abrianto Akuan
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamLailatul Arofah
 

Destaque (14)

Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
 
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
 
Peralatan Elektroplating
Peralatan ElektroplatingPeralatan Elektroplating
Peralatan Elektroplating
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Standar Analisis Kegagalan
Standar Analisis KegagalanStandar Analisis Kegagalan
Standar Analisis Kegagalan
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
 
Dasar2 Elektroplating
Dasar2 ElektroplatingDasar2 Elektroplating
Dasar2 Elektroplating
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logam
 
Pelapisan Cu
Pelapisan  CuPelapisan  Cu
Pelapisan Cu
 

Mais de Abrianto Akuan

WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)Abrianto Akuan
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Abrianto Akuan
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Abrianto Akuan
 
Blackening penghitaman baja
Blackening penghitaman bajaBlackening penghitaman baja
Blackening penghitaman bajaAbrianto Akuan
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Abrianto Akuan
 
Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)
Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)
Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)Abrianto Akuan
 
Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)
Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)
Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)Abrianto Akuan
 

Mais de Abrianto Akuan (17)

WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)
 
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)
 
Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
 
Blackening penghitaman baja
Blackening penghitaman bajaBlackening penghitaman baja
Blackening penghitaman baja
 
Minerals (AA)
Minerals (AA)Minerals (AA)
Minerals (AA)
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
 
Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)
Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)
Cara menterjemahkan engineering english text book (AA)
 
Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)
Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)
Parameter2 baja berdasarkan komposisi (AA)
 
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
 

Fmea shrinkage casting defect aa

  • 1. Critical No Failure Mode Cause of Failure Effects of Failure Corrective Action Ranking 1 Shrinkage 1. Desain coran dan pola:  Pembekuan progresif dan  Gunakan chill cavities  Perubahan ukuran terlalu feeding menjadi lebih sulit  Redesain coran dan pola kasar/tajam  Tidak memungkinkan  Redesain bagian yang besar dan terisolasi  Radius filet terlalu kecil atau feeding terhadap yang terlalu besar besar melalui bagian yang Medium  Luas daerah untuk feeding tidak tipis mencukupi atau bagia chilling terisolasi  Bagian coran yang besar terisolsai atau tidak ter-cover oleh riser 2. Peralatan pola:  Bagian tertentu mengalami  Gunakan material pola yang lebih awet  Pola lemah/usang atau inti yang undersize dan mencegah yang dapat mencegah terhadap problem meyebabkan logam menjadi tipis feeding keausan pada daerah-daerah kritis  Dimensi pola tidak tepat yang  Menghasilkan bagian-  Gunakan penggaris yang sudah meyebabkan terlalu tipis atau bagian yang tipis pada memperhitungkan penyusutan Medium terlalu besar daerah-daerah yang sudah  Gunakan kualitas pola yang memenuhi  Kontruksi pola jelek yang kritis persyaratan menghasilkan bagian coran yng terlalu tipis atau terlalu besar 3. peralatan rangka pasir cetak:  Ketinggian riser tidak  Pastikan ketinggian rangka cetakan (cope)  Sirip cetakan cope terdangkal sesuai untuk bagian yang  Gunakan pop atau pencil gate  Sirip terlalu kecil harus diberikan feeding Low  Selubung pengangkat rangka  Riser terlalu dekat cetak tidak tepat kedinding sirip cetakan sehingga cepat membeku 4. Gating dan Risering:  Jarak atara riser dan coran  Redesain gating sistem dan riser  Sistem saluran dan saluran menjadi terlalu jauh  Desain leher riser harus tetap terbuka pada penambah tidak menghasilkan sehingga mencegah saat terjadinya pembekuan high pola pembekuan progresif feeding dari riser  Sistem saluran atau saluran  Feeding dari riser menjadi penambah jumlahnya tidak terbatas Abrianto Akuan – Teknik Metalurgi UNJANI 1
  • 2. mencukupi  Pembekuan daerah tipis  Saluran penambah terlalu kecil menutup potensial feeding  Ratio riser neck terhadap ukuran  Leher riser lebih dulu coran tidak tepat membeku sehingga  Saluran masuk (ingate) terlalu menurunkan efisiensi riser besar 5. Pasir cetak:  Dinding cetakan mengalami  Gunakan pasir cetak yang memenuhi  Semua kondisi dari pasir yang pergeseran yang persyaratan dapat menyebabkan pergerakan menimbulkan feeding  Gunakan pasir cetak yang memilki High cetakan pasir problem kekuatan tinggi yang memilki defoprmasi panas yang cukup besar 6. Inti:  Menyebabkan tidak  Hindari pergeseran/pergerakan inti dan  Pergerakan inti yang meyebabkan terjadinya pembekuan pola cetakan antar bagian logam tidak progresif dan menciptakan seimbang suatu bagian yang tidak Medium  Semua kondisi dari inti yang dapat dapat dilakukan feeding menyebabkan pergerakan cetakan pasir 7. Cetakan pasir:  Cetakaqn pasir yang kurang  Gunakan pasir cetak yang memenuhi  Semua kondisi dari inti yang dapat kuat dapat dengan mudah persyaratan menyebabkan pergerakan menyebabkan penyusutan  Gunakan pasir cetak yang memilki Medium cetakan pasir kekuatan tinggi yang memilki defoprmasi panas yang cukup besar 8. Komposisi logam coran:  Komposiss dengan karbon  Lakukan inokulasi pada saat proses  Komposisi kimia yang tidak cocok /karbon equivalen rendah peleburan akan lebih besar terjadinya  Tingkatkan karbon equivalen penyusutan dibandingkan dengan karbon/karbon Low equivalen tinggi yang disebabkan karena daerah freezing menjadi lebih lebar Abrianto Akuan – Teknik Metalurgi UNJANI 2
  • 3. 9. Proses peleburan:  Temperatur peleburan  Temperatur peleburan dan komposisi  Charging material yang berhububgan dengan muatan harus tepat menghasilkan komposisi yang problem penyerapan gas, tidak tepat dan menyebabkan penguraian pada dinding cetakan selama High pembekuan  Cairan logam akan meningkatkan pergeseran dinding cetakan karena pemanasan pasir mencapai titik aliran plastis 10. Proses penuangan:  Efektivitas riser menjadi  Temperatur penuangan harus tepat  Penuangan yang terlalu dingin turun/hilang untuk desain riser atau lokasi  Panas yang berlebiahan tertentu meneyebabkan pergerakan  Penuangan terlalu panas tanpa cetakan High ketentuan feeding yang cukup  Penuangan logam cair yang menyebabkan riser menjadi tidak tepat 11. Lain-lain:  Terjadi perubahan ukuran  Gunakan pasir cetak yang memenuhi  Metal loss karena cetakan yang cetakan persyaratan rusak  Feeding logam menjadi  Gunakan pasir cetak yang memilki Medium tidak ada kekuatan tinggi yang memilki defoprmasi panas yang cukup besar Abrianto Akuan – Teknik Metalurgi UNJANI 3