SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 87
Kode Unit : KKK.00.02.012.01
ROLE
 Sumber bahaya (hazard) adalah sumber, situasi, atau
tindakan yang berpotensi mencederai badan atau
mengganggu kesehatan manusia.
 Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1970
Tempat Kerja adalah : tiap ruangan atau lapangan
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci dalam pasal 2; Termasuk Tempat Kerja
adalah suatu ruangan, lapangan halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
1. Faktor Bahaya
FISIK
BIOLOGI
KIMIA
PSIKOLOGI
FISIOLOGI
FAKTOR FISIK
Kebisingan adalah bunyi yang tidak
dikehendaki, seperti mesin dan
peralatan kerja menimbulkan suara
(noise) di tempat kerja.
Efek noise :
• Mengganggu komunikasi
• Mengganggu konsentrasi
• Tidak nyaman dalam bekerja
1. Kebisingan kontinyu dengan frekuensi luas
Mis : mesin, kipas angin, dll.
2. Kebisingan kontinyu dengan frekuensi sempit
Mis : gergaji sirkuler, katup gas.
3. Kebisingan terputus-putus (intermitten)
Mis : lalu lintas, suara pesawat terbang di bandara
4. Kebisingan impulsif
Mis : pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam
• GANGGUAN KOMUNIKASI
Berbicara harus teriak, suara orang sulit dimengerti.
• GANGGUAN TIDUR
Presentase seseorang akan bangun tidur pada tingkat
kebisingan tertentu
• GANGGUAN PSIKOLOGIS
Mudah marah, mengganggu kenyamanan
Kepmenaker No. Kep. 13/Men/2011
NAB untuk kebisingan dalam waktu tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu adalah 85 dBA.(desibel)
1. Sound Level Meter (SLM)
2. Noise Dosemeter
1. Pengendalian secara teknik
a. Pada sumbernya, contoh:
- Pemeliharaan (pelumasan, perbaikan
mesin).
- Penggantian mesin (press mekanik
diganti dgn press hidrolik).
- perubahan metode dan proses kerja
b. Pada daerah sebaran, contoh :
- Mengurangi kecepatan / gerak mesin
- Menggunakan peredam suara
- Mengisolasi sumber kebisingan
- Memperjauh jarak sumber kebisingan
dengan pekerja.
c. Pada penerima, contoh :
- Menggunakan alat pelindung telinga
- Perubahan waktu kerja
- Mengisolasi pekerja dari sumber bising
2. Pengendalian secara administratif
• Rotasi kerja
Memindahkan pekerja dari tempat yg
bising ke tempat yg kurang bising.
• Pengaturan waktu pengoperasian mesin.
• Pengaturan waktu kerja berdasarkan
peraturan perundangan/standard yang
berlaku.
3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
- Ear plug (sumbat telinga)
- Ear muff (tutup telinga)
- Safety helmet
 Adalah suatu faktor fisik yang bekerja
pada manusia dengan penjalaran
(transmission) dari pada tenaga
mekanik dari sumber goyangan
(osilator).
 Getaran kerja dihasilkan oleh : mesin,
kendaraan, traktor, truk, bus, tank,
alat kerja tangan, pengebor, dll
1. Getaran Umum / Whole Body Vibration
Getaran berpengaruh pada tubuh.
Misalnya: traktor, kendaraan.
2. Getaran setempat/ Hand Arm Vibration
Getaran yang merambat melalui tangan atau
lengan.
Misalnya:Bor tangan, bor pneumatic.
Secara Garis besar Pengaruh Getaran
 Eliminasi yaitu menghilangkan suatu
bahan/tahapan proses berbahaya.
 Substitusi yaitu mengganti dari yang
berbahaya dengan yang tidak berbahaya.
 Rekayasa Engineering yaitu melakukan
perubahan atau modifikasi secara teknis
sehingga sumber bahaya hilang.
 Rekayasa administrasi yaitu
menghilangkan perubahan terhadap
penempatan pekerja.
 APD (Alat Pelindung Diri) yaitu suatu
bentuk pemberian isolasi yang diterapkan
kepada manusia
HIRARKI PENGENDALIAN
 Agar dapat melihat benda-benda yg
ada disekitarnya dengan mudah &
jelas.
 Memberikan lingkungan kerja yg
aman dan nyaman
 Mengurangi risiko kecelakaan
 Meningkatkan produktivitas kerja
 Membuat kesulitan melihat dan
mengenali bahaya di tempat kerja
 Kontribusi pada EYE STRAIN
 Menyebabkan orang melongok
(stressful posture) untuk melihat
secara jeli.
◦ penggunaan cahaya matahari (daylight)
◦ Gunakan warna yang cerah
◦ Sediakan penerangan yang cukup bagi
pekerja,
◦ Sediaan pencahayaan lokal untuk
pekerjaan yang memerlukan ketepatan &
pekerjaan pemeriksaan.
◦ sediakan penutup/selubung untuk
mengurangi pantulan langsung.
◦ Singkirkan permukaan yang mengkilat
◦ Pemilihan latar belakang yang sesuai
◦ Bersihkan jendela, dan peliharalah sumber
cahaya.
FAKTOR KIMIA
Defenisi : (Kep.Menaker RI No. 187/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja)
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan
sifat kimia dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap
tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Kriteria bahan kimia berbahaya:
•bahan beracun
•bahan sangat beracun
•cairan mudah terbakar
•cairan sangat mudah terbakar
•gas mudah terbakar
•bahan mudah meledak
•bahan reaktif
•bahan oksidator
Definisi:
Standard faktor-faktor lingkungan kerja yang
dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja
masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
Wujud berupa :
• Gas
• Uap
• Debu
•Asap
Klasifikasi umum:(Fundamentals of chemical safety/ Milos Nedved/p. 57/ ILO, 1991)
• Bahan Kimia beracun (toxic)
• Bahan Kimia Korosif (Corrosives)
• Bahan mudah terbakar (Flammable substances)
• Bahan Peledak (Explosives)
•Bahan Kimia Oxidator (Oxidation agents)
• Bahan kimia yang reaktif terhadap air (Water sensitivity
substances)
FAKTOR BIOLOGI
Sumber :
• Pekerjaan Pertanian
• Pekerjaan yang berhubungan dengan penanganan hewan dan
produknya (mis. Klinik dokter hewan, rumah potong hewan,
pasar daging dan ikan)
• Pekerjaan lapangan dimana ada kemungkinan berkontak
dengan tinja hewan
• Laboratorium, dll.
Tempat
kerja
Bakteri
Virus
Jamur
Protozoa
Cacing
• Organisme bersel tunggal berdiameter 1-2 mikron
• Beberapa bakteri menyebabkan penyakit, seperti tetanus. Yang
lain berguna, sebagai sumber antibiotika
• Contoh: Antraks pada tenaga kerja berhubungan dengan wol,
tetanus pada tenaga kerja pertanian
 Merupakan partikel hidup yang paling kecil yang berdiameter
antara 0,025 s/d 0,25 mikron
 Merupakan parasit yang menginfeksi manusia, hewan,
tumbuhan dan bakteri.
 Contoh: Hepatitis pada petugas laboratorium
• Jamur dapat berupa sel tunggal
• Contoh: Infeksi jamur kulit pada pekerja sektor peternakan
Jamur :
Parasit:
• Beberapa macam parasit (mis: protozoa dan cacing) banyak
ditemukan di tempat kerja
• Contoh: malaria pada tenaga kerja kehutanan
cacing tambang pada pekerja pertanian
Route of Entry :
 Menembus kulit utuh, misalnya: antraks dan leptospirosis
 Menembus kulit yang rusak, misalnya: rabies, tetanus,
virus hepatitis B
 Beberapa patogen protozoa masuk ke tubuh melalui
gigitan serangga, misalnya malaria
 Melalui makanan tercemar, misalnya disentry
Tenaga Kerja :
• Imunisasi
• Sanitasi dan Hygiene Perorangan
• Alat Pelindung diri
• Desinfeksi
• Perbaikan sistem ventilasi
Tempat Kerja :
FAKTOR
FISIOLOGI (ERGONOMI)
Definisi
Ilmu yang dalam penerapannya berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan kerja
terhadap tenaga kerja atau sebaliknya dengan
tujuan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan faktor manusia seoptimal-
optimalnya
 Antropometri ( Ukuran tubuh manusia)
 Penciptaan lingk. kerja yang mendukung
 Sikap tubuh dan sarana / alat kerja
 Mengangkat dan mengangkut
 Jam kerja, kerja lembur / gilir, istirahat
 Kesegaran jasmani
 Musik di tempat kerja
 Pekerjaan dilakukan dalam sikap duduk atau
duduk-berdiri bergantian
 Sikap yang tidak alami dihindari, atau beban
statik diperkecil
 Tempat duduk dapat memberikan relaksasi
pada otot yang tidak dipakai
 Posisi dan sikap tubuh harus diusahakan
untuk menghindari upaya yang tidak perlu.
Faktor yang mempengaruhi :
 Beban, jarak angkut, intensitas pembebanan
 Kondisi lingkungan
 Ketrampilan
 Peralatan kerja dan keamanannya
Prinsip kinetik
 Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang
kuat, otot tulang belakang dibebaskan dari beban
 Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk
mengawali gerakan
Kesegaran jasmani :
 Pekerja yang segar jasmaninya tidak akan cepat lelah
 setelah istirahat kelelahan akan cepat hilang
 Pekerja yang sehat dan segar menurunkan biaya
pengobatan, angka sakit dan kecelakaan
Musik Di tempat Kerja
 Musik diperlukan untuk pekerjaan monoton,
berulang, dan aktivitas mental.
 Kebisingan tinggi, musik tidak dianjurkan
 Musik yg keras tdk dianjurkan, Tempo musik tidak
terlalu cepat atau lambat, sebaiknya instrumentalia.
Jam kerja sebaiknya 8 jam sehari bila lebih perlu shift baru
Kerja lembur sebaiknya ditiadakan, bila lebih 2 jam tidak
akan melindungi tenaga kerja
ISTIRAHAT
4 Macam istirahat
• Istirahat curian
• Istirahat spontan
• Istirahat yg berhub dng proses kerja
• Istirahat yg ditentukan
FAKTOR PSIKOLOGI
 Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
 Seleksi dan Penempatan Pegawai
 Pelatihan dan Pengembangan
 Produktivitas Kerja
 Stres Kerja
 Termotivasi:
Bekerja untuk memenuhi kebutuhannya
 Motivasi Tinggi:
Bekerja untuk mendapat kesenangan
dan kepuasan.
 Setelah bekerja  orang melakukan
penilaian.
 Bila hasil pekerjaan telah sesuai dengan
harapan dan tujuan  Kepuasan Kerja
 Bila belum  timbul dorongan untuk
mencapainya.
 Seleksi: Proses dalam penerimaan
pegawai dengan tujuan mengetahui
sejauh mana calon tenaga kerja memiliki
ciri kepribadian yang disyaratkan oleh
perusahaan  ditaksir sejauh mana
keberhasilan dalam bekerja
 Penempatan:
Mencocokan kualifikasi calon dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dari
setiap jenis pekerjaan yang tersedia
 Pelatihan ialah proses pendidikan jangka
pendek dgn prosedur yang sistimatis dan
terorganisir, dimana tenaga kerja non
managerial mempelajari pengetahuan
dan ketrampilan teknis
 Pengembangan ialah proses pendidikan
jangka panjang, dengan prosedur
sistimatis dan terorganisir, dimana
tenaga kerja manajerial mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis
 Produktivitas : Perbandingan antara hasil atau
keluaran (Output) dengan masukan (Input).
Artinya: Menghasilkan lebih banyak dan
berkualitas (Output) dengan usaha yang sama
(Input).
 Produktivitas Tenaga Kerja: ialah efisiensi
proses menghasilkan sumber daya yang
digunakan, bukan dengan tenaga kerja bekerja
lebih berat tetapi dengan perencanaan yang
tepat, teknologi dan manajemen yang baik.
 Ialah suatu ketidak seimbangan yang
dihayati antara tuntutan pekerjaan
dengan kemampuan, bila kegagalan
yang terjadi berdampak penting.
 Merupakan dampak negatif dalam
bekerja dan dapat dialami oleh setiap
pekerja, apapun jabatan dan
kedudukannya.
• Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan PAK :
- U.U. No.1 tahun 1970
- Permenakertrans No.Per.01/Men/1981
- Keppres No.22 tahun 1993
 Alasan-alasan tidak dilaporkannya PAK ini karena :
- ketidak tahuan dalam menegakkan diagnosanya
- perusahaan khawatir terhadap ganti rugi yang
harus dibayar
- adanya hambatan teknis dan administratif
dalam penyelenggaraan program Kesehatan
Kerja diperusahaan
 Penyakit / kelainan yang disebabkan oleh
lingkungan kerja atau pekerjaan
 Penyakit Akibat hubungan kerja (Work Related
Diseases ) yaitu penyakit yang dicetuskan ,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan.
Penyakit ini disebabkan secara tidak langsung oleh
pekerjaan dan biasanya penyebabnya adalah
berbagai jenis atau multi faktor.
 Penyakit disebabkan oleh pekerjaan
 Timbul selama kerja
 Biasanya masyarakat tidak terkena
 Bukan penyakit keturunan , tidak
menurun, kronis
 Terkait dengan pekerjaan
 Dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Peraturan yang terkait adalah Permennaker No, 03/Men.1982
dan Keputusan DirjenBinawas No. Kep.157/M/BW/1989
tentang Tata Cara dan Bentuk Laporan Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja dimana Pengurus wajib
menyampaikan laporan penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja .
 Dokter perusahaan adalah setiap dokter yang ditunjuk atau
bekerja diperusahaan yang bertugas atau bertanggung jawab
atas higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja
 Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja diperusahaan
harus / telah mengikuti training Hiperkes dan Keselamatan
Kerja dan mendapat pengesahan oleh DIRJEN BINAWAS
KEMNAKER.
 Paramedis perusahaan adalah tenaga paramedis
yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan
tugas-tugas higiene perusahaan, keselamatan
dan kesehatan kerja diperusahaan atas petunjuk
dokter perusahaan dan telah mengikuti pelatihan
Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Tujuan :
 Meningkatkan dan memelihara derajad kesehatan tenaga
kerja yang setinggi-tingginya baik jasmani ,rohani
maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan
 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan dan melindungi
tenaga kerja yang disebabkan oleh kondisi / lingkungan
kerja
 Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja
yang sesuai dengan kondisi fisik, mental dan faal tubuh.
 Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
bagi tenaga kerja yang menderita.
 Agar pelayanan kesehatan kerja dapat berfungsi
secara efektif maka semua staf kesehatan kerja
wajib melayani kepentingan semua tempat kerja.
 Dokter perusahaan harus benar-benar dapat
bertindak sebagai “Occupational Physician” dan
merupakan “Key Individual” serta berperan aktif
dalam proses penentuan suatu keputusan
tentang program kesehatan kerja di perusahaan.
 Keterlibatan dokter perusahaan dalam aktivitas
manajemen terutama yang berhubungan dengan
kesehatan kerja akan semakin dibutuhkan.
1. Pemeriksaan Kesehatan
- Pemeriksaan kesehatan awal
(sebelum kerja)
- Pemeriksaan Kesehatan berkala
(periodik )
- Pemeriksaan kesehatan khusus
2. Pembinaan dan pengawasan atas
penyesuaian pekerjaan terhadap
tenaga kerja
3. Pembinaan dan Pengawasan terhadap
lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan
perlengkapan sanitair
5. Pembinaan dan pengawasan
perlengkapan untuk kesehatan tenaga
kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit umum dan PAK
7. Melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan .
8. Memberikan nasehat mengenai
perencana an dan pembuatan tempat
kerja dan gizi serta penyelenggaraan
makan diperu sahaan.
9 . Membantu usaha rehabilitasi akibat
kecelakaan atau PAK
10.Latihan dan pendidikan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja bagi
semua tenaga kerja.
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap
tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalam kesehatannya.
12. Memberikan laporan berkala tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja
 Dalam Perusahaan
Bentuk ini merupakan pelayanan yang
terbaik. Disini semua tenaga kerja
bekerja full time dan semua sarana ada
di dalam perusahaan. Pekerja dan
perusahaan tidak kehilangan waktu
dalam mencari pelayanan kesehatan dan
semua upaya kesehatan akan dapat
dilaksanakan dengan lebih mudah dan
murah.
 Sebagian Dalam Perusahaan
Pada umumnya berbentuk poliklinik perusahaan dengan dokter part timer
sedang perawat full timer. Segala keperluan lain menyangkut palaksanaan
upaya kesehatan kerja dapat dilaksanakan dengan kerja sama
penyelenggara kesehatan diluar. Pelaksanaan penyelenggaraan ini bisa :
- Dikoordinir oleh perusahaan
Semua tenaga kesehatan mendapat honorarium dari perusahaan, sedang
semua keperluan / kebutuhan akan dipenuhi oleh perusahaan.
- Kontrak / Borongan
Disini dokter bertindak sebagai pemborong pelayanan kesehatan kerja.
Dengan demikian semua kebutuhan dan resiko pengeluaran yang ada akan
ditanggung oleh pemborong tersebut.
 Diluar Perusahaan
Bentuk ini populer dengan istilah dokter
langganan. Sebetulnya bentuk ini kurang bisa
melaksanakan upaya kesehatan kerja secara
maksimal, karena pada umumnya dokter yang
ditunjuk kurang atau bahkan tidak pernah
mengetahui kondisi tempat kerja.
Bentuk diluar dapat juga dilaksanakan dengan
mengadakan kerjasama dengan perusahaan jasa
pemeriksaan / pelayanan kesehatan yang telah
mendapatkan pengesahan sesuai Permennaker
No. Per.04/Men/1995.
 Berdasarkan Permennaker No. Per.03/MEN/1982 ,
Penyelenggaraaan Pelayanan Kesehatan Kerja
dipimpin dan dijalankan oleh dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja
 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja harus
memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan
dan mendapat pengesahan dari Disnaker
setempat. Dokter pemeriksa dapat didampingi
paramedis yang sudah mengikuti pelatihan
hiperkes dan keselamatan kerja
 Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kemam
puan dan tingkat bahaya yang ada minimal :
ruang tunggu, ruang periksa, penanganan gawat
darurat, kamar mandi/WC, dsb.
Memantau dan memfasilitasi promosi
kesehatan pekerja termasuk pendidikan
dan pelatihan kesehatan kerja
 Pengusaha harus menyadari bahwa usaha
peningkatan kesehatan kerja di perusahaan
bukanlah semata-mata untuk kepentingan
pekerja, tetapi juga bertujuan untuk
meningkatkan produksi perusahaan. Oleh
karena itu pengusaha harus memiliki
tanggung jawab yang besar dalam upaya
meningkatkan kesehatan pekerja.
 Pekerja wajib mentaati semua peraturan
kesehatan kerja yang telah ada dan harus
menyadari pula bahwa peningkatan
kesehatan kerja ikut mengembangkan
kehidupan perusahaan. Rasa ikut
bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kesehatan kerja dapat dibina atau
dirangsang melalui :
1. Pendidikan & latihan
2. Menunjukkan keuntungan (economic
value) dari penerapan yang berhasil
 Dokter atau perawat perusahaan yang melayani kesehatan
kerja seharusnya secara langsung bertanggung jawab kepada
pimpinan perusahaan (top manajemen), sedangkan
petugas/staf pelayanan kesehatan kerja lainnya secara
profesional bertanggung jawab pada pimpinan organisasi
kesehatan kerja yang ada.
 Diperusahaan dimana pelayanan kesehatan kerja ditangani
oleh perawat secara full timer dan dokter yang part timer.
Peranan perawat tersebut dalam menerapkan kesehatan kerja
sangat ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan dibidang
K3. Tidak beralasan bilamana perawat yang terdidik itu tidak
dibenarkan dibenarkan untuk menyelenggarakan secara
kompeten program kesehatan kerja di perusahaan.
Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan K3.
Tugas : Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai
masalah K3.
Kenaggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan
pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekertaris, dan
Anggota.
Sekertaris P2K3 merupakan Ahli K3, yaitu tenaga tehnis
berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk oleh
Menaker untuk mngawasi ditaatinya UUKK.
K
KE
EW
WA
AJ
JI
IB
BA
AN
N
A
AH
HL
LI
I K
KE
ES
SE
EL
LA
AM
MA
AT
TA
AN
N D
DA
AN
N K
KE
ES
SE
EH
HA
AT
TA
AN
N K
KE
ER
RJ
JA
A
1. Melakukan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja yang bersangkutan sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Melakukan koordinasi dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan
(keselamatan dan kesehatan kerja) di instansi pengawas K3 setempat.
3. Melaporkan semua kegiatan yang dilaksanakan kepada Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq. Dirjen Binawas setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
4. Melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja.
Mengevaluasi dan meninjau
ulang program kesehatan kerja
 Pemeriksaan Kesehatan Kerja dilakukan
untuk memenuhi 2 kebutuhan :
1. untuk memberikan diagnosa dan terapi
bagi tenaga kerja yang menderita
penyakit umum.
2. untuk mengadakan pencegahan dan
mendiagnosa PAK serta menentukan
derajat kecacatan .
 Pemeriksaan Kesehatan Awal : adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter sebelum seorang tenaga kerja
diterima untuk melakukan pekerjaan
tujuan: agar tenaga kerja yang diterima
berada dalam kondisi kesehatan yang
setinggi-tingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan mengenai
tenaga kerja lainnya dan cocok untuk
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan kerja ybs dan
tenaga kerja lainnya dapat dijamin.
 Pemeriksaan Kesehatan berkala (periodik) adalah
pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu
tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan
dokter.
Tujuannya : dimaksudkan untuk mempertahan-
kan derajad kesehatan tenaga kerja sesudah
berada dalam pekerjaannya, serta menilai
kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
 Pemeriksaan Kesehatan khusus adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter secara khusus terhadap terhadap
tenaga kerja tertentu.
Tujuannya : dimaksudkan untuk menilai
adanya pengaruh–pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau
golongan-golongan tenaga kerja tertentu .
 Pemeriksaan Kesehatan purna bakti adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter pada 3 ( tiga ) bulan sebelum tenaga
kerja memasuki masa pensiun.
Tujuannya: dimaksudkan untuk menilai
adanya pengaruh–pengaruh dari pekerjaan
terhadap tenaga kerja sesudah berada dalam
pekerjaannya.
 Kesehatan awal meliputi :
- Anamnese ( riwayat penyakit diri dan
keluarga, riwayat pekerjaan, kondisi
kesehatan, kebiasaan2, umur, dll )
- Pemeriksaan klinis (mental, phisik dan
laboratorium)
- Pemeriksaan khusus ( Rontgen, test alergi,
buta warna, dll ).
 Kesehatan berkala , khusus dan purna bakti
menurut ketentuan dalam peraturan
perundangan harus dilaksanakan paling
tidak setahun sekali, sesuai dengan faktor
tingkat bahaya yang ada diperusahaan,
meliputi :
- Anamnese ( riwayat penyakit diri dan
keluarga, riwayat pekerjaan, kondisi
kesehatan, kebiasaan2, umur dll )
- Pemeriksaan klinis ( mental, phisik dan
laboratorium )
- Pemeriksaan khusus ( Rongent, ketajaman
penglihtan dan pendengaran, biological
monitoring ).
85
86
No Pokok Kegiatan Potensi Bahaya
Akibat Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja Kendali
1 2 3 4 5
Terima Kasih

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...Penataan Ruang
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Soni Fariski
 
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Azmi Nur Rabrusun
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Kanaidi ken
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaAl Marson
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Eko Kiswanto
 
KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptYubiRestu
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersihInha Rusdy
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganNur Angraini
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambanganIpung Noor
 
kecelakaan kerja
kecelakaan kerjakecelakaan kerja
kecelakaan kerjaHadik27
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Arfanhandrah
 
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dikri Purnama
 

Mais procurados (20)

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya da...
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja
 
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
 
p2k3 training
p2k3 trainingp2k3 training
p2k3 training
 
KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .ppt
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
Safety Leadership-1.ppt
Safety Leadership-1.pptSafety Leadership-1.ppt
Safety Leadership-1.ppt
 
KONSEP K3 RS
KONSEP K3 RSKONSEP K3 RS
KONSEP K3 RS
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambangan
 
kecelakaan kerja
kecelakaan kerjakecelakaan kerja
kecelakaan kerja
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
 

Semelhante a 1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja

k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxsarwoedi29
 
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjapermenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjaSantiYuliandari
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfwiwik57
 
05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptx05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptxadimastiawan
 
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumWeek 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumsunarto bin sudi
 
3. hygiene industri
3. hygiene industri3. hygiene industri
3. hygiene industriWinarso Arso
 
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufakturPengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufakturDiki Falyana
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanFarida Sihotang
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.pptKeselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.pptsandirustandi8
 
Materi k3 hygiene industri
Materi k3   hygiene industriMateri k3   hygiene industri
Materi k3 hygiene industririkwan12
 
Konsep Dasar K3.pdf
Konsep Dasar K3.pdfKonsep Dasar K3.pdf
Konsep Dasar K3.pdfDarmaTeja
 
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaanKelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaanKurniawanNurIhsan
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university aanansor
 
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYBAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYaanansor
 
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY aanansor
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganSembadra Fitriani
 

Semelhante a 1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja (20)

k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjapermenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdf
 
sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs
 
05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptx05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptx
 
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumWeek 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
 
3. hygiene industri
3. hygiene industri3. hygiene industri
3. hygiene industri
 
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufakturPengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.pptKeselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
 
Materi k3 hygiene industri
Materi k3   hygiene industriMateri k3   hygiene industri
Materi k3 hygiene industri
 
Konsep Dasar K3.pdf
Konsep Dasar K3.pdfKonsep Dasar K3.pdf
Konsep Dasar K3.pdf
 
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaanKelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
Kelompok 1 bab 12 higiene perusahaan
 
Pio bu laila
Pio bu laila Pio bu laila
Pio bu laila
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university
 
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYBAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
 
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
 

Mais de Rasyad Hermawan

8. Face to face learning
8. Face to face learning8. Face to face learning
8. Face to face learningRasyad Hermawan
 
5. Mengelola bahan pelatihan
5. Mengelola bahan pelatihan5. Mengelola bahan pelatihan
5. Mengelola bahan pelatihanRasyad Hermawan
 
4. Merencanakan penyajian materi
4. Merencanakan penyajian materi4. Merencanakan penyajian materi
4. Merencanakan penyajian materiRasyad Hermawan
 
3. Mengoperasikan komputer
3. Mengoperasikan komputer3. Mengoperasikan komputer
3. Mengoperasikan komputerRasyad Hermawan
 
2. Merencanakan penyajian materi pelatihan
2. Merencanakan penyajian materi pelatihan2. Merencanakan penyajian materi pelatihan
2. Merencanakan penyajian materi pelatihanRasyad Hermawan
 
2. Mengaplikasikan dasar komunikasi
2. Mengaplikasikan dasar komunikasi2. Mengaplikasikan dasar komunikasi
2. Mengaplikasikan dasar komunikasiRasyad Hermawan
 
Program pelatihan network administrator rasyad 2020
Program pelatihan network administrator rasyad 2020Program pelatihan network administrator rasyad 2020
Program pelatihan network administrator rasyad 2020Rasyad Hermawan
 
Program pelatihan desain grafis 2020
Program pelatihan desain grafis 2020Program pelatihan desain grafis 2020
Program pelatihan desain grafis 2020Rasyad Hermawan
 

Mais de Rasyad Hermawan (10)

8. Face to face learning
8. Face to face learning8. Face to face learning
8. Face to face learning
 
7. Melakukan presentasi
7. Melakukan presentasi7. Melakukan presentasi
7. Melakukan presentasi
 
6. Mengelola peralatan
6. Mengelola peralatan6. Mengelola peralatan
6. Mengelola peralatan
 
5. Mengelola bahan pelatihan
5. Mengelola bahan pelatihan5. Mengelola bahan pelatihan
5. Mengelola bahan pelatihan
 
4. Merencanakan penyajian materi
4. Merencanakan penyajian materi4. Merencanakan penyajian materi
4. Merencanakan penyajian materi
 
3. Mengoperasikan komputer
3. Mengoperasikan komputer3. Mengoperasikan komputer
3. Mengoperasikan komputer
 
2. Merencanakan penyajian materi pelatihan
2. Merencanakan penyajian materi pelatihan2. Merencanakan penyajian materi pelatihan
2. Merencanakan penyajian materi pelatihan
 
2. Mengaplikasikan dasar komunikasi
2. Mengaplikasikan dasar komunikasi2. Mengaplikasikan dasar komunikasi
2. Mengaplikasikan dasar komunikasi
 
Program pelatihan network administrator rasyad 2020
Program pelatihan network administrator rasyad 2020Program pelatihan network administrator rasyad 2020
Program pelatihan network administrator rasyad 2020
 
Program pelatihan desain grafis 2020
Program pelatihan desain grafis 2020Program pelatihan desain grafis 2020
Program pelatihan desain grafis 2020
 

Último

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Último (20)

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja

  • 1. Kode Unit : KKK.00.02.012.01
  • 3.  Sumber bahaya (hazard) adalah sumber, situasi, atau tindakan yang berpotensi mencederai badan atau mengganggu kesehatan manusia.  Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1970 Tempat Kerja adalah : tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; Termasuk Tempat Kerja adalah suatu ruangan, lapangan halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
  • 6. Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki, seperti mesin dan peralatan kerja menimbulkan suara (noise) di tempat kerja. Efek noise : • Mengganggu komunikasi • Mengganggu konsentrasi • Tidak nyaman dalam bekerja
  • 7. 1. Kebisingan kontinyu dengan frekuensi luas Mis : mesin, kipas angin, dll. 2. Kebisingan kontinyu dengan frekuensi sempit Mis : gergaji sirkuler, katup gas. 3. Kebisingan terputus-putus (intermitten) Mis : lalu lintas, suara pesawat terbang di bandara 4. Kebisingan impulsif Mis : pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam
  • 8. • GANGGUAN KOMUNIKASI Berbicara harus teriak, suara orang sulit dimengerti. • GANGGUAN TIDUR Presentase seseorang akan bangun tidur pada tingkat kebisingan tertentu • GANGGUAN PSIKOLOGIS Mudah marah, mengganggu kenyamanan
  • 9. Kepmenaker No. Kep. 13/Men/2011 NAB untuk kebisingan dalam waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85 dBA.(desibel)
  • 10. 1. Sound Level Meter (SLM) 2. Noise Dosemeter
  • 11. 1. Pengendalian secara teknik a. Pada sumbernya, contoh: - Pemeliharaan (pelumasan, perbaikan mesin). - Penggantian mesin (press mekanik diganti dgn press hidrolik). - perubahan metode dan proses kerja
  • 12. b. Pada daerah sebaran, contoh : - Mengurangi kecepatan / gerak mesin - Menggunakan peredam suara - Mengisolasi sumber kebisingan - Memperjauh jarak sumber kebisingan dengan pekerja. c. Pada penerima, contoh : - Menggunakan alat pelindung telinga - Perubahan waktu kerja - Mengisolasi pekerja dari sumber bising
  • 13. 2. Pengendalian secara administratif • Rotasi kerja Memindahkan pekerja dari tempat yg bising ke tempat yg kurang bising. • Pengaturan waktu pengoperasian mesin. • Pengaturan waktu kerja berdasarkan peraturan perundangan/standard yang berlaku. 3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) - Ear plug (sumbat telinga) - Ear muff (tutup telinga) - Safety helmet
  • 14.
  • 15.  Adalah suatu faktor fisik yang bekerja pada manusia dengan penjalaran (transmission) dari pada tenaga mekanik dari sumber goyangan (osilator).  Getaran kerja dihasilkan oleh : mesin, kendaraan, traktor, truk, bus, tank, alat kerja tangan, pengebor, dll
  • 16. 1. Getaran Umum / Whole Body Vibration Getaran berpengaruh pada tubuh. Misalnya: traktor, kendaraan. 2. Getaran setempat/ Hand Arm Vibration Getaran yang merambat melalui tangan atau lengan. Misalnya:Bor tangan, bor pneumatic.
  • 17. Secara Garis besar Pengaruh Getaran
  • 18.  Eliminasi yaitu menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya.  Substitusi yaitu mengganti dari yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya.  Rekayasa Engineering yaitu melakukan perubahan atau modifikasi secara teknis sehingga sumber bahaya hilang.  Rekayasa administrasi yaitu menghilangkan perubahan terhadap penempatan pekerja.  APD (Alat Pelindung Diri) yaitu suatu bentuk pemberian isolasi yang diterapkan kepada manusia HIRARKI PENGENDALIAN
  • 19.  Agar dapat melihat benda-benda yg ada disekitarnya dengan mudah & jelas.  Memberikan lingkungan kerja yg aman dan nyaman  Mengurangi risiko kecelakaan  Meningkatkan produktivitas kerja
  • 20.  Membuat kesulitan melihat dan mengenali bahaya di tempat kerja  Kontribusi pada EYE STRAIN  Menyebabkan orang melongok (stressful posture) untuk melihat secara jeli.
  • 21.
  • 22. ◦ penggunaan cahaya matahari (daylight) ◦ Gunakan warna yang cerah ◦ Sediakan penerangan yang cukup bagi pekerja, ◦ Sediaan pencahayaan lokal untuk pekerjaan yang memerlukan ketepatan & pekerjaan pemeriksaan. ◦ sediakan penutup/selubung untuk mengurangi pantulan langsung. ◦ Singkirkan permukaan yang mengkilat ◦ Pemilihan latar belakang yang sesuai ◦ Bersihkan jendela, dan peliharalah sumber cahaya.
  • 24. Defenisi : (Kep.Menaker RI No. 187/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja) Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan. Kriteria bahan kimia berbahaya: •bahan beracun •bahan sangat beracun •cairan mudah terbakar •cairan sangat mudah terbakar •gas mudah terbakar •bahan mudah meledak •bahan reaktif •bahan oksidator
  • 25. Definisi: Standard faktor-faktor lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
  • 26. Wujud berupa : • Gas • Uap • Debu •Asap
  • 27. Klasifikasi umum:(Fundamentals of chemical safety/ Milos Nedved/p. 57/ ILO, 1991) • Bahan Kimia beracun (toxic) • Bahan Kimia Korosif (Corrosives) • Bahan mudah terbakar (Flammable substances) • Bahan Peledak (Explosives) •Bahan Kimia Oxidator (Oxidation agents) • Bahan kimia yang reaktif terhadap air (Water sensitivity substances)
  • 28.
  • 30. Sumber : • Pekerjaan Pertanian • Pekerjaan yang berhubungan dengan penanganan hewan dan produknya (mis. Klinik dokter hewan, rumah potong hewan, pasar daging dan ikan) • Pekerjaan lapangan dimana ada kemungkinan berkontak dengan tinja hewan • Laboratorium, dll.
  • 32. • Organisme bersel tunggal berdiameter 1-2 mikron • Beberapa bakteri menyebabkan penyakit, seperti tetanus. Yang lain berguna, sebagai sumber antibiotika • Contoh: Antraks pada tenaga kerja berhubungan dengan wol, tetanus pada tenaga kerja pertanian
  • 33.  Merupakan partikel hidup yang paling kecil yang berdiameter antara 0,025 s/d 0,25 mikron  Merupakan parasit yang menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri.  Contoh: Hepatitis pada petugas laboratorium
  • 34. • Jamur dapat berupa sel tunggal • Contoh: Infeksi jamur kulit pada pekerja sektor peternakan Jamur : Parasit: • Beberapa macam parasit (mis: protozoa dan cacing) banyak ditemukan di tempat kerja • Contoh: malaria pada tenaga kerja kehutanan cacing tambang pada pekerja pertanian
  • 35. Route of Entry :  Menembus kulit utuh, misalnya: antraks dan leptospirosis  Menembus kulit yang rusak, misalnya: rabies, tetanus, virus hepatitis B  Beberapa patogen protozoa masuk ke tubuh melalui gigitan serangga, misalnya malaria  Melalui makanan tercemar, misalnya disentry
  • 36. Tenaga Kerja : • Imunisasi • Sanitasi dan Hygiene Perorangan • Alat Pelindung diri • Desinfeksi • Perbaikan sistem ventilasi Tempat Kerja :
  • 38. Definisi Ilmu yang dalam penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan kerja terhadap tenaga kerja atau sebaliknya dengan tujuan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal- optimalnya
  • 39.  Antropometri ( Ukuran tubuh manusia)  Penciptaan lingk. kerja yang mendukung  Sikap tubuh dan sarana / alat kerja  Mengangkat dan mengangkut  Jam kerja, kerja lembur / gilir, istirahat  Kesegaran jasmani  Musik di tempat kerja
  • 40.  Pekerjaan dilakukan dalam sikap duduk atau duduk-berdiri bergantian  Sikap yang tidak alami dihindari, atau beban statik diperkecil  Tempat duduk dapat memberikan relaksasi pada otot yang tidak dipakai  Posisi dan sikap tubuh harus diusahakan untuk menghindari upaya yang tidak perlu.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45. Faktor yang mempengaruhi :  Beban, jarak angkut, intensitas pembebanan  Kondisi lingkungan  Ketrampilan  Peralatan kerja dan keamanannya Prinsip kinetik  Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat, otot tulang belakang dibebaskan dari beban  Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan
  • 46.
  • 47. Kesegaran jasmani :  Pekerja yang segar jasmaninya tidak akan cepat lelah  setelah istirahat kelelahan akan cepat hilang  Pekerja yang sehat dan segar menurunkan biaya pengobatan, angka sakit dan kecelakaan Musik Di tempat Kerja  Musik diperlukan untuk pekerjaan monoton, berulang, dan aktivitas mental.  Kebisingan tinggi, musik tidak dianjurkan  Musik yg keras tdk dianjurkan, Tempo musik tidak terlalu cepat atau lambat, sebaiknya instrumentalia.
  • 48. Jam kerja sebaiknya 8 jam sehari bila lebih perlu shift baru Kerja lembur sebaiknya ditiadakan, bila lebih 2 jam tidak akan melindungi tenaga kerja ISTIRAHAT 4 Macam istirahat • Istirahat curian • Istirahat spontan • Istirahat yg berhub dng proses kerja • Istirahat yg ditentukan
  • 50.  Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja  Seleksi dan Penempatan Pegawai  Pelatihan dan Pengembangan  Produktivitas Kerja  Stres Kerja
  • 51.  Termotivasi: Bekerja untuk memenuhi kebutuhannya  Motivasi Tinggi: Bekerja untuk mendapat kesenangan dan kepuasan.  Setelah bekerja  orang melakukan penilaian.  Bila hasil pekerjaan telah sesuai dengan harapan dan tujuan  Kepuasan Kerja  Bila belum  timbul dorongan untuk mencapainya.
  • 52.  Seleksi: Proses dalam penerimaan pegawai dengan tujuan mengetahui sejauh mana calon tenaga kerja memiliki ciri kepribadian yang disyaratkan oleh perusahaan  ditaksir sejauh mana keberhasilan dalam bekerja  Penempatan: Mencocokan kualifikasi calon dengan persyaratan yang telah ditetapkan dari setiap jenis pekerjaan yang tersedia
  • 53.  Pelatihan ialah proses pendidikan jangka pendek dgn prosedur yang sistimatis dan terorganisir, dimana tenaga kerja non managerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis  Pengembangan ialah proses pendidikan jangka panjang, dengan prosedur sistimatis dan terorganisir, dimana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis
  • 54.  Produktivitas : Perbandingan antara hasil atau keluaran (Output) dengan masukan (Input). Artinya: Menghasilkan lebih banyak dan berkualitas (Output) dengan usaha yang sama (Input).  Produktivitas Tenaga Kerja: ialah efisiensi proses menghasilkan sumber daya yang digunakan, bukan dengan tenaga kerja bekerja lebih berat tetapi dengan perencanaan yang tepat, teknologi dan manajemen yang baik.
  • 55.  Ialah suatu ketidak seimbangan yang dihayati antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan, bila kegagalan yang terjadi berdampak penting.  Merupakan dampak negatif dalam bekerja dan dapat dialami oleh setiap pekerja, apapun jabatan dan kedudukannya.
  • 56. • Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan PAK : - U.U. No.1 tahun 1970 - Permenakertrans No.Per.01/Men/1981 - Keppres No.22 tahun 1993  Alasan-alasan tidak dilaporkannya PAK ini karena : - ketidak tahuan dalam menegakkan diagnosanya - perusahaan khawatir terhadap ganti rugi yang harus dibayar - adanya hambatan teknis dan administratif dalam penyelenggaraan program Kesehatan Kerja diperusahaan
  • 57.  Penyakit / kelainan yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan  Penyakit Akibat hubungan kerja (Work Related Diseases ) yaitu penyakit yang dicetuskan , dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan. Penyakit ini disebabkan secara tidak langsung oleh pekerjaan dan biasanya penyebabnya adalah berbagai jenis atau multi faktor.
  • 58.  Penyakit disebabkan oleh pekerjaan  Timbul selama kerja  Biasanya masyarakat tidak terkena  Bukan penyakit keturunan , tidak menurun, kronis  Terkait dengan pekerjaan
  • 59.
  • 60.  Dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Peraturan yang terkait adalah Permennaker No, 03/Men.1982 dan Keputusan DirjenBinawas No. Kep.157/M/BW/1989 tentang Tata Cara dan Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dimana Pengurus wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja .  Dokter perusahaan adalah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja diperusahaan yang bertugas atau bertanggung jawab atas higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja  Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja diperusahaan harus / telah mengikuti training Hiperkes dan Keselamatan Kerja dan mendapat pengesahan oleh DIRJEN BINAWAS KEMNAKER.
  • 61.  Paramedis perusahaan adalah tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas higiene perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan atas petunjuk dokter perusahaan dan telah mengikuti pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
  • 62. Tujuan :  Meningkatkan dan memelihara derajad kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik jasmani ,rohani maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan  Mencegah timbulnya gangguan kesehatan dan melindungi tenaga kerja yang disebabkan oleh kondisi / lingkungan kerja  Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisik, mental dan faal tubuh.  Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita.
  • 63.  Agar pelayanan kesehatan kerja dapat berfungsi secara efektif maka semua staf kesehatan kerja wajib melayani kepentingan semua tempat kerja.  Dokter perusahaan harus benar-benar dapat bertindak sebagai “Occupational Physician” dan merupakan “Key Individual” serta berperan aktif dalam proses penentuan suatu keputusan tentang program kesehatan kerja di perusahaan.  Keterlibatan dokter perusahaan dalam aktivitas manajemen terutama yang berhubungan dengan kesehatan kerja akan semakin dibutuhkan.
  • 64. 1. Pemeriksaan Kesehatan - Pemeriksaan kesehatan awal (sebelum kerja) - Pemeriksaan Kesehatan berkala (periodik ) - Pemeriksaan kesehatan khusus 2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja 3. Pembinaan dan Pengawasan terhadap lingkungan kerja 4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
  • 65. 5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja 6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan PAK 7. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan . 8. Memberikan nasehat mengenai perencana an dan pembuatan tempat kerja dan gizi serta penyelenggaraan makan diperu sahaan. 9 . Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
  • 66. 10.Latihan dan pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja bagi semua tenaga kerja. 11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya. 12. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
  • 67.  Dalam Perusahaan Bentuk ini merupakan pelayanan yang terbaik. Disini semua tenaga kerja bekerja full time dan semua sarana ada di dalam perusahaan. Pekerja dan perusahaan tidak kehilangan waktu dalam mencari pelayanan kesehatan dan semua upaya kesehatan akan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dan murah.
  • 68.  Sebagian Dalam Perusahaan Pada umumnya berbentuk poliklinik perusahaan dengan dokter part timer sedang perawat full timer. Segala keperluan lain menyangkut palaksanaan upaya kesehatan kerja dapat dilaksanakan dengan kerja sama penyelenggara kesehatan diluar. Pelaksanaan penyelenggaraan ini bisa : - Dikoordinir oleh perusahaan Semua tenaga kesehatan mendapat honorarium dari perusahaan, sedang semua keperluan / kebutuhan akan dipenuhi oleh perusahaan. - Kontrak / Borongan Disini dokter bertindak sebagai pemborong pelayanan kesehatan kerja. Dengan demikian semua kebutuhan dan resiko pengeluaran yang ada akan ditanggung oleh pemborong tersebut.
  • 69.  Diluar Perusahaan Bentuk ini populer dengan istilah dokter langganan. Sebetulnya bentuk ini kurang bisa melaksanakan upaya kesehatan kerja secara maksimal, karena pada umumnya dokter yang ditunjuk kurang atau bahkan tidak pernah mengetahui kondisi tempat kerja. Bentuk diluar dapat juga dilaksanakan dengan mengadakan kerjasama dengan perusahaan jasa pemeriksaan / pelayanan kesehatan yang telah mendapatkan pengesahan sesuai Permennaker No. Per.04/Men/1995.
  • 70.  Berdasarkan Permennaker No. Per.03/MEN/1982 , Penyelenggaraaan Pelayanan Kesehatan Kerja dipimpin dan dijalankan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja  Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja harus memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan dan mendapat pengesahan dari Disnaker setempat. Dokter pemeriksa dapat didampingi paramedis yang sudah mengikuti pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja  Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kemam puan dan tingkat bahaya yang ada minimal : ruang tunggu, ruang periksa, penanganan gawat darurat, kamar mandi/WC, dsb.
  • 71. Memantau dan memfasilitasi promosi kesehatan pekerja termasuk pendidikan dan pelatihan kesehatan kerja
  • 72.  Pengusaha harus menyadari bahwa usaha peningkatan kesehatan kerja di perusahaan bukanlah semata-mata untuk kepentingan pekerja, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan produksi perusahaan. Oleh karena itu pengusaha harus memiliki tanggung jawab yang besar dalam upaya meningkatkan kesehatan pekerja.
  • 73.  Pekerja wajib mentaati semua peraturan kesehatan kerja yang telah ada dan harus menyadari pula bahwa peningkatan kesehatan kerja ikut mengembangkan kehidupan perusahaan. Rasa ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan kesehatan kerja dapat dibina atau dirangsang melalui : 1. Pendidikan & latihan 2. Menunjukkan keuntungan (economic value) dari penerapan yang berhasil
  • 74.  Dokter atau perawat perusahaan yang melayani kesehatan kerja seharusnya secara langsung bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan (top manajemen), sedangkan petugas/staf pelayanan kesehatan kerja lainnya secara profesional bertanggung jawab pada pimpinan organisasi kesehatan kerja yang ada.  Diperusahaan dimana pelayanan kesehatan kerja ditangani oleh perawat secara full timer dan dokter yang part timer. Peranan perawat tersebut dalam menerapkan kesehatan kerja sangat ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan dibidang K3. Tidak beralasan bilamana perawat yang terdidik itu tidak dibenarkan dibenarkan untuk menyelenggarakan secara kompeten program kesehatan kerja di perusahaan.
  • 75. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3. Tugas : Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah K3. Kenaggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekertaris, dan Anggota. Sekertaris P2K3 merupakan Ahli K3, yaitu tenaga tehnis berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk oleh Menaker untuk mngawasi ditaatinya UUKK.
  • 76. K KE EW WA AJ JI IB BA AN N A AH HL LI I K KE ES SE EL LA AM MA AT TA AN N D DA AN N K KE ES SE EH HA AT TA AN N K KE ER RJ JA A 1. Melakukan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang bersangkutan sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 2. Melakukan koordinasi dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan (keselamatan dan kesehatan kerja) di instansi pengawas K3 setempat. 3. Melaporkan semua kegiatan yang dilaksanakan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq. Dirjen Binawas setiap 3 (tiga) bulan sekali. 4. Melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja.
  • 77. Mengevaluasi dan meninjau ulang program kesehatan kerja
  • 78.  Pemeriksaan Kesehatan Kerja dilakukan untuk memenuhi 2 kebutuhan : 1. untuk memberikan diagnosa dan terapi bagi tenaga kerja yang menderita penyakit umum. 2. untuk mengadakan pencegahan dan mendiagnosa PAK serta menentukan derajat kecacatan .
  • 79.  Pemeriksaan Kesehatan Awal : adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan tujuan: agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan kerja ybs dan tenaga kerja lainnya dapat dijamin.
  • 80.  Pemeriksaan Kesehatan berkala (periodik) adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan dokter. Tujuannya : dimaksudkan untuk mempertahan- kan derajad kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
  • 81.  Pemeriksaan Kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap terhadap tenaga kerja tertentu. Tujuannya : dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh–pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu .
  • 82.  Pemeriksaan Kesehatan purna bakti adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter pada 3 ( tiga ) bulan sebelum tenaga kerja memasuki masa pensiun. Tujuannya: dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh–pengaruh dari pekerjaan terhadap tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya.
  • 83.  Kesehatan awal meliputi : - Anamnese ( riwayat penyakit diri dan keluarga, riwayat pekerjaan, kondisi kesehatan, kebiasaan2, umur, dll ) - Pemeriksaan klinis (mental, phisik dan laboratorium) - Pemeriksaan khusus ( Rontgen, test alergi, buta warna, dll ).
  • 84.  Kesehatan berkala , khusus dan purna bakti menurut ketentuan dalam peraturan perundangan harus dilaksanakan paling tidak setahun sekali, sesuai dengan faktor tingkat bahaya yang ada diperusahaan, meliputi : - Anamnese ( riwayat penyakit diri dan keluarga, riwayat pekerjaan, kondisi kesehatan, kebiasaan2, umur dll ) - Pemeriksaan klinis ( mental, phisik dan laboratorium ) - Pemeriksaan khusus ( Rongent, ketajaman penglihtan dan pendengaran, biological monitoring ).
  • 85. 85
  • 86. 86 No Pokok Kegiatan Potensi Bahaya Akibat Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Kendali 1 2 3 4 5