SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Pembaharuan pemikiran dalam dunia Islam merupakan usaha para pemikir 
dan para ulama untuk memahami ajaran Islam yang sesungguhnya menurut Al- 
Qur’an dan Al-Hadist dengan mempergunakan segenap kemampuan yang 
dianugerahkan Allah SWT. Usaha tersebut kemudian dikaitkan dengan berbagai 
perkembangan sosial dan budaya yang kini mulai berkembang. Hasil pemikiran 
tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan yang merupakan 
pelaksanaan dari hasil pemahaman dan pemikirannya terhadap ajaran Islam Di 
Indonesia. Mulai lahir beberapa organisasi atau gerakan islam, diantaranya 
adalalah Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka, dan 
organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik, sosial dan pendidikan. 
Organisasi ini lahir sebagai bentuk keprihatinan karena melihat kenyataan 
umat Islam di Indonesia yang menjalankan perintah-perintah Allah yang tidak 
bersumber dari Al-Quran dan tuntunan Rasulullah SAW. Dalam hal itu K.H. 
Ahmad Dahlan menghendaki ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk 
kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jika dilihat dari amal 
usaha dan gerakan Muhammadiyah di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya 
di bidang pendidikan dan dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan 
organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia. Dengan usaha 
Muhammadiyah yang terakhir itu, nilai-nilai ajaran Islam dapat dirasakan oleh 
masyarakat menjadi lebih dekat dan akrab dengan permasalahan kehidupan 
manusia sehari-hari. 
B. Rumusan Masalah 
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah 
sebagai beikut : 
1. Apakah Muhammadiyah itu ? 
2. Apa saja yang menjadi faktor pendorong berdirinya Muhammadiyah ? 
3. Apa saja pemikiran-pemikiran K.H. Ahmad Dahlan mengenai Islam di 
Indonesia ?
2 
C. Tujuan 
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang 
diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan III 
(AIK III). Selain itu penulis juga ingin mendalami dan mengerti tentang arti dari 
muhammadiyah itu sendiri, dan faktor yang melatarbelakangi berdirinya 
Muhammadiyah sehingga sampai saat ini masih bisa tetap terjaga sebagai 
organisasi sosial kemasyarakatan yang terbesar di Indonesia.
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. PENGERTIAN MUHAMMADIYAH 
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar 
ma’ruf nahi munkar (Menurut Wikipedia, da’wah amar ma’ruf nahi munkar 
adalah Sebuah frasa dalam bahasa arab yang maksudnya sebuah perintah untuk 
mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dengan mencegah hal-hal yank 
buruk bagi masyarakat) dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung 
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 
Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut 
seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat 
dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan 
dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. 
B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH 
Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 
1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah 
kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan 
pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah 
gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, 
yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri 
Kauman Yogyakarta. “Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat 
sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, 
seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian 
menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan 
setelah melalui shalat istikharah. (Darban, 2000: 34). 
Setelah Kyai Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan 
bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai 
menyebarkan pembaharuan islam di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu 
diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang 
bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai 
Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari
Maskumambang, juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru 
Islam seperti IbnTaimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al- 
Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan 
dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya 
para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide 
pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai 
Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan. 
Ketika berbicara muhammadiyah dengan berlandaskan pada tafsir QS. Al- 
Imrann ayat 104 “ dan hendaklah ada golongan diantara kamu menyeruh 
kepada yang ma’ruff dan mencegah dariyang mungkar...” bahwa golongan umat 
yang dikatakan beruntung adalah yang mau untuk menyeruh kepada kebaikan 
dan mencegah kepada kemungkaran. Yang memang pada masa itu, keadaan 
kaum yogyakarta yang mayoritas masih di dominasi oleh kaum abangan 
sehinggga kegiatan pribadatan masih tercampur oleh budaya-budaya hindu-budha 
yang menjadikan agama islam tidak murni lagi. Pada masa itu kaum 
muslim khususnya di yogyakarta walaupun beragama islam tapi masih 
tercampur dengan animisme dan dinamisme. Hal ini terlihat dengan adanya 
sesajen, ruwutan, dll yang dalam muhammadiyah dikenal dengan istilah penyakit 
TBC ( tahayul, bid’ah, khurofat). Dari semangat berjuang inilah kemudian 
muncul rumusan untuk mendirikan organisasi kemasyarakkatan. Pada awal 
berdirinya masih mencakup ruang lingkup yang kecil yaitu sekitar kerisidenan 
Yogyakarta, tetapi kemudian meluas dan berkembang hingga seluruh Indonesia 
bahkan sampai keluar negri. Dengan tujuan menciptakan masyarakat islam yang 
sebenar benarnya, artinya adalah masyarakat islam yang sesuai dengan sunnah 
dan Al’Qur’an tidak lebih dan tidak kurang. Yang harapanya akan terwujud 
masyarakat islam yang adil, makmur dan sejahtera. 
Ada dua faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, yang 
pertama faktor subjektif dan yang kedua faktor objektif. Faktor objektif dapat di 
lihat secara internal dan ekternal, penjelasannya sebagai berikut : 
1. Faktor subjektif yaitu hasil pemikiran Islam Ahmad Dahlan. 
Bersifat subyek, ialah pelakunya sendiri. Dan ini merupakan faktor 
sentral, sedangkan faktor yang lain hanya menjadi penunjang saja. Yang 
4
dimaksudkan disini ialah, kalau mau mendirikan Muhammadiyahmaka 
harus dimulai dari orangnya sendiri. Kalau tidak, maka Muhammadiyah 
bisa dibawa kemana saja. 
Lahirnya Muhammadiyah tidak dapat dipisahkan dengan Kiyai 
Haji ahmad Dahlan, tokoh kontroversial pada zamannya. Ia dilahirkan 
tahun 1868 dan wafat tahun 1923 m, dimakamkan di pemakaman 
Karangkajen Yogyakarta, berarti meninggal dalam usia relative muda. 
Sudah sejak kanak-kanak beliau diberikan pelajaran dan pendidikan agama 
oleh orang tuanya, oleh para guru (ulama) yang ada dalam masyarakat 
lingkungannya. Ini menunjukkan rasa keagaman KH Ahamad Dahlan, 
tidak hanya berdasarkan naluri, melainkan juga melalui ilmu-ilmu yang 
diajarkan kepadanya. 
Dikala mudanya, beliau terkenal memiliki pikiran yang cerdas dan 
bebas serta memiliki akal budi yang bersih dan baik. Pendidikan agama 
yang diterimanya dipilih secara selektif. Tidak hanya itu, tetapi sesudah 
dipikirkan, dibawa dalam perenungan-perenungan dan ingin dilaksanakan 
dengan sebaik-baiknya. Disinilah yang menentukan Ahamd Dahlan 
sebagai subjek yang nantinya mendorong berdirinya Muhammadiyah. 
Namun faham dan keyakinan agamanya barulah menemukan 
wujud dan bentuknya yang mantap sesudah menunaikan ibadah hajinya 
yang kedua (1902 M) dan sempat bermukuim beberapa tahun di tanah 
suci. Waktu itu beliau sudah mampu dan berkesempatan membaca ataupun 
mengkaji kitab-kitab yang disusun oleh alim ulama yang mempunyai 
aliran hendak kembali kepada al-Quran dan As- Sunnah dengan 
menggunakan akal yang cerdas dan bebas. Faham dan keyakinan agama 
yang dilengkapi dengan penghayatan dan pengalaman agamanya inilah 
yang mendorong kelahiran Muhammadiyah. 
5 
2. Faktor objektif 
Faktor objektif yang pertama secara internal, yaitu terdapat ketidak 
murnian amalan islam akibat tidak dijadikan Al-Qur’an dan Sunnah 
sebagai rujukan.
a. Realitas Sosio Agama di Indonesia 
Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan 
kebudayaan Hindu dan Budha, memunculkan kepercayaan dan praktik 
ibadah yang menyimpang dari Islam. Kepercayaan dan praktik ibadah 
tersebut dikenal dengan sitilah Bid’ah dan Khurafat. Khurafat adalah 
kepercayaan tanpa pedoman yang sah menurut Al-Qur’an dan Al- 
Hadits, hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang mereka. 
Sedangkan bid’ah adalah bentuk ibadah yang dilakukan tanpa dasar 
pedoman yang jelas, melainkan hanya ikut-ikutan orangtua atau nenek 
moyang saja. 
Melihat realitas sosio-agama ini mendorong Ahmad Dahlan 
untuk mendirikan Muhammadiyah. Namun, gerakan pemurniannya 
dalam arti pemurnian ajaran Islam dari bid’ah dan khurafat baru 
dilakukan pada tahun 1916. Dalam konteks sosio-agama ini, 
Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian yang menginginkan 
pembersihan Islam dari semua sinkretisme dan praktik ibadah yang 
terlebih tanpa dasar akaran Islam (Takhayul, Bid’ah, Khurafat). 
b. Realitas Sosio Pendidikan di Indonesia 
Ahmad dahlan mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia 
terpecah menjadi dua yaitu pendidikan pesantren yang hanya 
mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan barat yang sekuler. 
Kondisi ini menjadi jurang pemisah antara golongan yang mendapat 
pendidikan agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan 
sekuler. Kesenjangan ini termanifestasi dalam bentuk berbusana, 
berbicara, hidup dan berpikir. Ahmad Dahlan mengkaji secara 
mendalam dua sistem pendidikan yang sangat kontras ini. 
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat prihatin Ahmad 
Dahlan, oleh karena itu cita-cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah 
melahirkan manusia yang berpandangan luas dan memiliki 
pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan 
masyarakatnya. Cita-cita ini dilakukan dengan mendirikan lembaga 
6
pendidikan dengan kurikulum yang menggabungkan antara Imtak dan 
Iptek. 
Faktor objektif yang kedua secara ekternal, yaitu disebabkan 
politik kolonialisme dan imperialisme Belanda yang menimbulkan 
perpecahan di kalangan bangsa Indonesia. 
a. Periode Pertama (periode sebelum Snouck Hurgronje) 
Belanda berprinsip agar penduduk Indonesia yang 
beragama Islam tidak memberontak. Menerapkan dua strategi yaitu 
membuat kebijakan-kebijakan yang sifatnya membendung dan 
melakukan kristenisasi bagi penduduk Indonesia. Dalam 
pelarangan pengalaman ajaran islam, Belanda membatasi 
masalah ibadah haji dengan berbagai aturan tetapi pelarangan ini 
justru kontraproduktif bagi Belanda karena menjadi sumber 
pemicu perlawanan terhadap Belanda sebagai penjajah karena 
menghalangi kesempurnaan islam seseorang. 
b. Periode Kedua (periode setelah Snouck Hurgronje menjadi 
penasihat Belanda untuk urusan pribumi di Indonesia) 
Dalam hal ini, tidak semua kegiatan pengamalan Islam 
dihalangi bahkan dalam hal tertentu didukung. Kebijakan 
didasarkan atas pengalaman Snouck berkunjung ke Makkah 
dengan menyamar sebagai seorang muslim bernama Abdul 
Ghaffar. 
Kebijakan Snouck didasarkan tiga prinsip utama,yaitu: 
Pertama rakyat indonesia dibebaskan dalam menjalankan semua 
masalah ritual keagamaan seperti ibadah, Kedua pemerintah 
berupaya mempertahankan dan menghormati keberadaan lembaga-lembaga 
sosial atau aspek mu’amalah dalam islam, Ketiga 
pemerintah tidak menoleransi kegiatan apapun yang dilakukan 
kaum muslimin yang dapat menyebarkan seruan-seruan Pan- 
Islamisme atau menyebabkan perlawanan politik atau bersenjata 
menentang pemerintah kolonial Belanda. 
7
Adapun faktor-faktor lain yang menjadi pendorong lahirnya 
Muhammadiyah ialah antara lain: 
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, 
sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang 
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam 
masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar 
kemurniannya lagi. 
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak 
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat. 
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam 
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan 
zaman. 
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid 
buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, 
formalisme, dan tradisionalisme. 
5. Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh 
agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di 
Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat. 
C. PEMIKIRAN – PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN TENTANG ISLAM 
8 
DAN UMATNYA 
Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak 
lepas dan merupakan menifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan 
Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinya. 
Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua 
kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di 
Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru 
kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh 
Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas 
Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah 
membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, 
Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh,
dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama 
bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran 
Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. 
Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan 
gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif. 
Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk 
mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Dahlan 
dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama 
yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. 
Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di 
Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara 
ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar 
kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri 
tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. 
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama 
”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat 
Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom 
Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu 
Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui 
shalat istikharah (Darban, 2000: 34). Artinya, pilihan untuk mendirikan 
Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi 
kyai atau dunia pesantren. 
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain 
untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut 
Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan 
memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya 
pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari 
”sekolah” (kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang 
dikembangkan Kyai Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang 
mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. 
Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di 
kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, 
9
yakni sebuah sekolah agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada 
umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah 
gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, 
yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu 
umum. 
Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 
Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi 
yang bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan 
pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten 
Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), 
yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 
1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang 
diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan 
tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 
29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan 
tempatnya di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah: a. 
menyebarkan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi 
Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan b. 
memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya.” 
Terdapat hal menarik, bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914 
ditambah dengan kata ”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan 
Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam 
”Statuten Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 (yakni: 
Statuten Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun 1931, 
Tahun 1931, dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud 
Persyarikatan ini yaitu: 
1. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di 
10 
Hindia Nederland, 
2. dan Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang 
kemauan agama Islam kepada lid-lidnya.
Adapun isi dari pokok-pokok pemikiran dan perspektif keagamaan KH 
Ahmad Dahlan berdasarkan dengan sumber dan bahkan yang disebut di atas 
adalah sebagai berikut : 
1. Dalam bidang Akidah, pandangan KH Ahmad Dahlan sejalan dengan 
pandangan dan pemikiran ulama salaf. 
2. Menurut perspektif KH Ahmad Dahlan, bahwa beraga adalah beramal. 
Artinya, bahwa beragama itu berkarya dan berbuat sesuatu: melakukan 
tindakan sesuai dengan isi pedoman al-Qur'an dan Sunnah. Dalam 
pengertian ini, orang yang beragama adalah orang yang menghadapkan 
jiwa dan hidupnya hanya dengan kepada Allah Swt., yang dibuktikan 
dengan tindakan dan perbuatan, seperti rela berkorban, baik dengan harta 
benda miliknya atau dengan ilmunya, dan bekerja dalam berbagai segi 
kehidupan hanya karena dan untuk Allah semata. 
3. Dasar pokok (sumber pokok) hukum Islam menurut KH Ahmad Dahlan 
adalah al-Qur'an dan Sunnah. Jika dari keduanya tidak diketemukan 
kaidah hukum yang eksplisit, maka ditentukan berdasarkan kepada 
penalaran dengan mempergunakan kemampuan berpikir logis (akal 
pikiran) serta ijma' dan qiyas. 
4. Dalam pandangan KH Ahmad Dahlan terdapat 5 jalan untuk memahami 
al- Qur'an, yaitu : mengerti artinya, memahami maksudnya (tafsir), selalu 
bertanya pada diri sendiri, apakah larangan agama yang telah diketahui 
telah ditinggalkan dan apakah perintah agama yang dipelajari sudah 
dikerjakan atau belum, tidak mencari ayat lain sebelum isi ayat 
sebelumnya dikerjakan. 
5. KH Ahmad Dahlan menyatakan bahwa tindakan nyata adalah wujud 
konkrit dari hasil penerjemahan al-Qur'an dan organisasi adalah wadah 
tindakan nyata tersebut. Untuk memperoleh pemahaman demikian, orang 
Islam harus selalu memperluas dan mempertajam kemampuan akal pikiran 
dengan ilmu logika atau ilmu mantik (mantiq) 
6. Sesuai dengan dasar pemikiran bahwa sesorang itu perlu suka dan 
bergembira, maka orang tersebut harus yakin bahwa mati adalah bahaya, 
akan tetapi lupa kematian merupakan bahaya yang jauh lebih besar dari 
11
kematian itu sendiri. Disamping itu, kyai menyatakan selanjutnya, bahwa 
harus ditanamkan dalam hati seseorang ghirah dan gerak hati untuk maju 
dengan landasan moral dan ikhlas dalam beramal. 
7. Kunci persoalan kehidupan adalah peningkatan kualitas hidup dan 
kemajuan yang sedang berkembang dalam tata kehidupan masyarakat 
(dalam kaitannya dengan pandangan ini kyai menyampaikan pesan kepada 
umat untuk menjadi insinyur, guru, master dan untuk kembali berjuang 
dalam Muhammdiyah) 
8. Pembinaan generasi muda (kader) dilakukan kyai dengan jalan interaksi 
langsung. Untuk melaksanakan teorinya tersebut, kyai mendirikan 
kepanduan yang selanjutnya diberi nama Hisbul-Wathan(HW) 
9. Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi adalah merujuk 
kepada al-Qur'an, menghilangkan sikap fatalisme, dan sikap taqlid. 
Strategi tersebut dilaksanakan dengan menghidupkan kiwa dan semangat 
ijtihad melalui peningkatan kemampuan berpikir logis-rasional dan 
mengkaji realitas sosial. 
12
BAB III 
PENUTUP 
13 
A. Kesimpulan 
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di 
Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan 
sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan 
pembaharuan Islam. maksud dan tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan 
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan 
makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.Muhammad Darwis atau 
lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut ilmu di kota suci 
Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk sebuah 
wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Rasullullah 
sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. 
Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada 
tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan 
tersebarluas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi besar 
sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan. 
B. Saran dan Kritik

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanNur Pratiwi
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalahoqpram
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganAburafika
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasionalMardiah Ahmad
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam IslamHamida ID
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4Wahyuda5
 
Masa kejayaan islam ppt
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam pptMya Miranda
 
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya MuhammadiyahSejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya MuhammadiyahYusuf Darismah
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaLestari Moerdijat
 
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIBUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIArmadira Enno
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptAisyah Turidho
 

Mais procurados (20)

Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapangan
 
Hadits manajemen
Hadits manajemenHadits manajemen
Hadits manajemen
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4
 
Masa kejayaan islam ppt
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam ppt
 
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya MuhammadiyahSejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIBUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
 

Destaque

IAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.doc
IAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.docIAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.doc
IAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.docTiara Komanichi
 
Sejarah berdirinya muhammadiyah
Sejarah berdirinya muhammadiyahSejarah berdirinya muhammadiyah
Sejarah berdirinya muhammadiyahfatimmatuzzahro
 
7. menemukan konsep fungsi kuadrat
7. menemukan konsep fungsi kuadrat7. menemukan konsep fungsi kuadrat
7. menemukan konsep fungsi kuadratSahat Hutajulu
 
Peranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunannPeranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunannDarwin Kadarisman
 
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadratSoal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadratIlhamsyahIbnuHidayat
 

Destaque (6)

IAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.doc
IAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.docIAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.doc
IAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.doc
 
Sejarah berdirinya muhammadiyah
Sejarah berdirinya muhammadiyahSejarah berdirinya muhammadiyah
Sejarah berdirinya muhammadiyah
 
7. menemukan konsep fungsi kuadrat
7. menemukan konsep fungsi kuadrat7. menemukan konsep fungsi kuadrat
7. menemukan konsep fungsi kuadrat
 
Peranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunannPeranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunann
 
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadratSoal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
 
Makalah Fungsi Kuadrat
Makalah Fungsi KuadratMakalah Fungsi Kuadrat
Makalah Fungsi Kuadrat
 

Semelhante a Sejarah Muhammadiyah

Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptxAl_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptxLaPanritaInstitute
 
Jawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v KemuhammadiyahanJawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v KemuhammadiyahanBarwhy Poenya
 
Pengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasi
Pengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasiPengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasi
Pengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasicoepoe12
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahDesy Rahmawati
 
Makalah tentang LDII
Makalah tentang LDIIMakalah tentang LDII
Makalah tentang LDIIALI FIKRI
 
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.pptSejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.pptANDRIESNOVIANTO
 
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLANKEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLANShofiChaizarani
 
PPT IMB KEL.10.pptx
PPT IMB KEL.10.pptxPPT IMB KEL.10.pptx
PPT IMB KEL.10.pptxFinaHerlina1
 
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptxPower point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptxBaksoSempol
 
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdfPEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdfTengkuMeutiaRachmi
 
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdidMuhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdidErik Kuswanto
 
MAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docx
MAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docxMAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docx
MAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docxSTKIP Muhamamdiyah Kalabahi
 

Semelhante a Sejarah Muhammadiyah (20)

Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptxAl_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
 
Jawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v KemuhammadiyahanJawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v Kemuhammadiyahan
 
Pengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasi
Pengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasiPengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasi
Pengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasi
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
 
Makalah tentang LDII
Makalah tentang LDIIMakalah tentang LDII
Makalah tentang LDII
 
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.pptSejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
 
Makalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaanMakalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaan
 
4. bab
4. bab4. bab
4. bab
 
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLANKEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
 
Makalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaanMakalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaan
 
Sejarah Singkat tentang Muhammadiyah
Sejarah Singkat tentang MuhammadiyahSejarah Singkat tentang Muhammadiyah
Sejarah Singkat tentang Muhammadiyah
 
PPT IMB KEL.10.pptx
PPT IMB KEL.10.pptxPPT IMB KEL.10.pptx
PPT IMB KEL.10.pptx
 
Profil kh ahmad dahlan
Profil kh ahmad dahlanProfil kh ahmad dahlan
Profil kh ahmad dahlan
 
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptxPower point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
 
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdfPEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
 
makalah agama kelompok 5.docx
makalah agama kelompok 5.docxmakalah agama kelompok 5.docx
makalah agama kelompok 5.docx
 
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdidMuhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
Muhammadiyah sebagai gerakan islam berwatak tajdid
 
Nurcholish madjid
Nurcholish madjidNurcholish madjid
Nurcholish madjid
 
Ikhwal berdirinya muhammadiyah
Ikhwal berdirinya muhammadiyahIkhwal berdirinya muhammadiyah
Ikhwal berdirinya muhammadiyah
 
MAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docx
MAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docxMAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docx
MAKALAH ILMIAH_TBC DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH (Autosaved).docx
 

Mais de Abdul Rais P

TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptxTEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptxAbdul Rais P
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)Abdul Rais P
 
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSKARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSAbdul Rais P
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika Abdul Rais P
 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIAbdul Rais P
 
Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1Abdul Rais P
 
Teori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneTeori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneAbdul Rais P
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatAbdul Rais P
 

Mais de Abdul Rais P (10)

TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptxTEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
TEKNIS PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA (PSAP) .pptx
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
 
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSKARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika
 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VII
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1
 
Teori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgneTeori Belajar Robert M. GAgne
Teori Belajar Robert M. GAgne
 
Teo
TeoTeo
Teo
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 

Último

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024GilbertFibriyantAdan
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Adam Hiola
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHerman022
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEIGilbertFibriyantAdan
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxPutrielza1
 

Último (6)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 

Sejarah Muhammadiyah

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Pembaharuan pemikiran dalam dunia Islam merupakan usaha para pemikir dan para ulama untuk memahami ajaran Islam yang sesungguhnya menurut Al- Qur’an dan Al-Hadist dengan mempergunakan segenap kemampuan yang dianugerahkan Allah SWT. Usaha tersebut kemudian dikaitkan dengan berbagai perkembangan sosial dan budaya yang kini mulai berkembang. Hasil pemikiran tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan yang merupakan pelaksanaan dari hasil pemahaman dan pemikirannya terhadap ajaran Islam Di Indonesia. Mulai lahir beberapa organisasi atau gerakan islam, diantaranya adalalah Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka, dan organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik, sosial dan pendidikan. Organisasi ini lahir sebagai bentuk keprihatinan karena melihat kenyataan umat Islam di Indonesia yang menjalankan perintah-perintah Allah yang tidak bersumber dari Al-Quran dan tuntunan Rasulullah SAW. Dalam hal itu K.H. Ahmad Dahlan menghendaki ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan Muhammadiyah di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya di bidang pendidikan dan dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia. Dengan usaha Muhammadiyah yang terakhir itu, nilai-nilai ajaran Islam dapat dirasakan oleh masyarakat menjadi lebih dekat dan akrab dengan permasalahan kehidupan manusia sehari-hari. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai beikut : 1. Apakah Muhammadiyah itu ? 2. Apa saja yang menjadi faktor pendorong berdirinya Muhammadiyah ? 3. Apa saja pemikiran-pemikiran K.H. Ahmad Dahlan mengenai Islam di Indonesia ?
  • 2. 2 C. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan III (AIK III). Selain itu penulis juga ingin mendalami dan mengerti tentang arti dari muhammadiyah itu sendiri, dan faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah sehingga sampai saat ini masih bisa tetap terjaga sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang terbesar di Indonesia.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 3 A. PENGERTIAN MUHAMMADIYAH Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar (Menurut Wikipedia, da’wah amar ma’ruf nahi munkar adalah Sebuah frasa dalam bahasa arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dengan mencegah hal-hal yank buruk bagi masyarakat) dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta. “Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah. (Darban, 2000: 34). Setelah Kyai Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyebarkan pembaharuan islam di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari
  • 4. Maskumambang, juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti IbnTaimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al- Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan. Ketika berbicara muhammadiyah dengan berlandaskan pada tafsir QS. Al- Imrann ayat 104 “ dan hendaklah ada golongan diantara kamu menyeruh kepada yang ma’ruff dan mencegah dariyang mungkar...” bahwa golongan umat yang dikatakan beruntung adalah yang mau untuk menyeruh kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Yang memang pada masa itu, keadaan kaum yogyakarta yang mayoritas masih di dominasi oleh kaum abangan sehinggga kegiatan pribadatan masih tercampur oleh budaya-budaya hindu-budha yang menjadikan agama islam tidak murni lagi. Pada masa itu kaum muslim khususnya di yogyakarta walaupun beragama islam tapi masih tercampur dengan animisme dan dinamisme. Hal ini terlihat dengan adanya sesajen, ruwutan, dll yang dalam muhammadiyah dikenal dengan istilah penyakit TBC ( tahayul, bid’ah, khurofat). Dari semangat berjuang inilah kemudian muncul rumusan untuk mendirikan organisasi kemasyarakkatan. Pada awal berdirinya masih mencakup ruang lingkup yang kecil yaitu sekitar kerisidenan Yogyakarta, tetapi kemudian meluas dan berkembang hingga seluruh Indonesia bahkan sampai keluar negri. Dengan tujuan menciptakan masyarakat islam yang sebenar benarnya, artinya adalah masyarakat islam yang sesuai dengan sunnah dan Al’Qur’an tidak lebih dan tidak kurang. Yang harapanya akan terwujud masyarakat islam yang adil, makmur dan sejahtera. Ada dua faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, yang pertama faktor subjektif dan yang kedua faktor objektif. Faktor objektif dapat di lihat secara internal dan ekternal, penjelasannya sebagai berikut : 1. Faktor subjektif yaitu hasil pemikiran Islam Ahmad Dahlan. Bersifat subyek, ialah pelakunya sendiri. Dan ini merupakan faktor sentral, sedangkan faktor yang lain hanya menjadi penunjang saja. Yang 4
  • 5. dimaksudkan disini ialah, kalau mau mendirikan Muhammadiyahmaka harus dimulai dari orangnya sendiri. Kalau tidak, maka Muhammadiyah bisa dibawa kemana saja. Lahirnya Muhammadiyah tidak dapat dipisahkan dengan Kiyai Haji ahmad Dahlan, tokoh kontroversial pada zamannya. Ia dilahirkan tahun 1868 dan wafat tahun 1923 m, dimakamkan di pemakaman Karangkajen Yogyakarta, berarti meninggal dalam usia relative muda. Sudah sejak kanak-kanak beliau diberikan pelajaran dan pendidikan agama oleh orang tuanya, oleh para guru (ulama) yang ada dalam masyarakat lingkungannya. Ini menunjukkan rasa keagaman KH Ahamad Dahlan, tidak hanya berdasarkan naluri, melainkan juga melalui ilmu-ilmu yang diajarkan kepadanya. Dikala mudanya, beliau terkenal memiliki pikiran yang cerdas dan bebas serta memiliki akal budi yang bersih dan baik. Pendidikan agama yang diterimanya dipilih secara selektif. Tidak hanya itu, tetapi sesudah dipikirkan, dibawa dalam perenungan-perenungan dan ingin dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Disinilah yang menentukan Ahamd Dahlan sebagai subjek yang nantinya mendorong berdirinya Muhammadiyah. Namun faham dan keyakinan agamanya barulah menemukan wujud dan bentuknya yang mantap sesudah menunaikan ibadah hajinya yang kedua (1902 M) dan sempat bermukuim beberapa tahun di tanah suci. Waktu itu beliau sudah mampu dan berkesempatan membaca ataupun mengkaji kitab-kitab yang disusun oleh alim ulama yang mempunyai aliran hendak kembali kepada al-Quran dan As- Sunnah dengan menggunakan akal yang cerdas dan bebas. Faham dan keyakinan agama yang dilengkapi dengan penghayatan dan pengalaman agamanya inilah yang mendorong kelahiran Muhammadiyah. 5 2. Faktor objektif Faktor objektif yang pertama secara internal, yaitu terdapat ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan.
  • 6. a. Realitas Sosio Agama di Indonesia Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan kebudayaan Hindu dan Budha, memunculkan kepercayaan dan praktik ibadah yang menyimpang dari Islam. Kepercayaan dan praktik ibadah tersebut dikenal dengan sitilah Bid’ah dan Khurafat. Khurafat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah menurut Al-Qur’an dan Al- Hadits, hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang mereka. Sedangkan bid’ah adalah bentuk ibadah yang dilakukan tanpa dasar pedoman yang jelas, melainkan hanya ikut-ikutan orangtua atau nenek moyang saja. Melihat realitas sosio-agama ini mendorong Ahmad Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah. Namun, gerakan pemurniannya dalam arti pemurnian ajaran Islam dari bid’ah dan khurafat baru dilakukan pada tahun 1916. Dalam konteks sosio-agama ini, Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian yang menginginkan pembersihan Islam dari semua sinkretisme dan praktik ibadah yang terlebih tanpa dasar akaran Islam (Takhayul, Bid’ah, Khurafat). b. Realitas Sosio Pendidikan di Indonesia Ahmad dahlan mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia terpecah menjadi dua yaitu pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan barat yang sekuler. Kondisi ini menjadi jurang pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan sekuler. Kesenjangan ini termanifestasi dalam bentuk berbusana, berbicara, hidup dan berpikir. Ahmad Dahlan mengkaji secara mendalam dua sistem pendidikan yang sangat kontras ini. Dualisme sistem pendidikan diatas membuat prihatin Ahmad Dahlan, oleh karena itu cita-cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas dan memiliki pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan masyarakatnya. Cita-cita ini dilakukan dengan mendirikan lembaga 6
  • 7. pendidikan dengan kurikulum yang menggabungkan antara Imtak dan Iptek. Faktor objektif yang kedua secara ekternal, yaitu disebabkan politik kolonialisme dan imperialisme Belanda yang menimbulkan perpecahan di kalangan bangsa Indonesia. a. Periode Pertama (periode sebelum Snouck Hurgronje) Belanda berprinsip agar penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak memberontak. Menerapkan dua strategi yaitu membuat kebijakan-kebijakan yang sifatnya membendung dan melakukan kristenisasi bagi penduduk Indonesia. Dalam pelarangan pengalaman ajaran islam, Belanda membatasi masalah ibadah haji dengan berbagai aturan tetapi pelarangan ini justru kontraproduktif bagi Belanda karena menjadi sumber pemicu perlawanan terhadap Belanda sebagai penjajah karena menghalangi kesempurnaan islam seseorang. b. Periode Kedua (periode setelah Snouck Hurgronje menjadi penasihat Belanda untuk urusan pribumi di Indonesia) Dalam hal ini, tidak semua kegiatan pengamalan Islam dihalangi bahkan dalam hal tertentu didukung. Kebijakan didasarkan atas pengalaman Snouck berkunjung ke Makkah dengan menyamar sebagai seorang muslim bernama Abdul Ghaffar. Kebijakan Snouck didasarkan tiga prinsip utama,yaitu: Pertama rakyat indonesia dibebaskan dalam menjalankan semua masalah ritual keagamaan seperti ibadah, Kedua pemerintah berupaya mempertahankan dan menghormati keberadaan lembaga-lembaga sosial atau aspek mu’amalah dalam islam, Ketiga pemerintah tidak menoleransi kegiatan apapun yang dilakukan kaum muslimin yang dapat menyebarkan seruan-seruan Pan- Islamisme atau menyebabkan perlawanan politik atau bersenjata menentang pemerintah kolonial Belanda. 7
  • 8. Adapun faktor-faktor lain yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain: 1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi. 2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat. 3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman. 4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme. 5. Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat. C. PEMIKIRAN – PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN TENTANG ISLAM 8 DAN UMATNYA Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh,
  • 9. dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif. Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34). Artinya, pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren. Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” (kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, 9
  • 10. yakni sebuah sekolah agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum. Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah: a. menyebarkan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan b. memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya.” Terdapat hal menarik, bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914 ditambah dengan kata ”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam ”Statuten Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 (yakni: Statuten Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun 1931, Tahun 1931, dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud Persyarikatan ini yaitu: 1. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di 10 Hindia Nederland, 2. dan Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya.
  • 11. Adapun isi dari pokok-pokok pemikiran dan perspektif keagamaan KH Ahmad Dahlan berdasarkan dengan sumber dan bahkan yang disebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Dalam bidang Akidah, pandangan KH Ahmad Dahlan sejalan dengan pandangan dan pemikiran ulama salaf. 2. Menurut perspektif KH Ahmad Dahlan, bahwa beraga adalah beramal. Artinya, bahwa beragama itu berkarya dan berbuat sesuatu: melakukan tindakan sesuai dengan isi pedoman al-Qur'an dan Sunnah. Dalam pengertian ini, orang yang beragama adalah orang yang menghadapkan jiwa dan hidupnya hanya dengan kepada Allah Swt., yang dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan, seperti rela berkorban, baik dengan harta benda miliknya atau dengan ilmunya, dan bekerja dalam berbagai segi kehidupan hanya karena dan untuk Allah semata. 3. Dasar pokok (sumber pokok) hukum Islam menurut KH Ahmad Dahlan adalah al-Qur'an dan Sunnah. Jika dari keduanya tidak diketemukan kaidah hukum yang eksplisit, maka ditentukan berdasarkan kepada penalaran dengan mempergunakan kemampuan berpikir logis (akal pikiran) serta ijma' dan qiyas. 4. Dalam pandangan KH Ahmad Dahlan terdapat 5 jalan untuk memahami al- Qur'an, yaitu : mengerti artinya, memahami maksudnya (tafsir), selalu bertanya pada diri sendiri, apakah larangan agama yang telah diketahui telah ditinggalkan dan apakah perintah agama yang dipelajari sudah dikerjakan atau belum, tidak mencari ayat lain sebelum isi ayat sebelumnya dikerjakan. 5. KH Ahmad Dahlan menyatakan bahwa tindakan nyata adalah wujud konkrit dari hasil penerjemahan al-Qur'an dan organisasi adalah wadah tindakan nyata tersebut. Untuk memperoleh pemahaman demikian, orang Islam harus selalu memperluas dan mempertajam kemampuan akal pikiran dengan ilmu logika atau ilmu mantik (mantiq) 6. Sesuai dengan dasar pemikiran bahwa sesorang itu perlu suka dan bergembira, maka orang tersebut harus yakin bahwa mati adalah bahaya, akan tetapi lupa kematian merupakan bahaya yang jauh lebih besar dari 11
  • 12. kematian itu sendiri. Disamping itu, kyai menyatakan selanjutnya, bahwa harus ditanamkan dalam hati seseorang ghirah dan gerak hati untuk maju dengan landasan moral dan ikhlas dalam beramal. 7. Kunci persoalan kehidupan adalah peningkatan kualitas hidup dan kemajuan yang sedang berkembang dalam tata kehidupan masyarakat (dalam kaitannya dengan pandangan ini kyai menyampaikan pesan kepada umat untuk menjadi insinyur, guru, master dan untuk kembali berjuang dalam Muhammdiyah) 8. Pembinaan generasi muda (kader) dilakukan kyai dengan jalan interaksi langsung. Untuk melaksanakan teorinya tersebut, kyai mendirikan kepanduan yang selanjutnya diberi nama Hisbul-Wathan(HW) 9. Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi adalah merujuk kepada al-Qur'an, menghilangkan sikap fatalisme, dan sikap taqlid. Strategi tersebut dilaksanakan dengan menghidupkan kiwa dan semangat ijtihad melalui peningkatan kemampuan berpikir logis-rasional dan mengkaji realitas sosial. 12
  • 13. BAB III PENUTUP 13 A. Kesimpulan Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam. maksud dan tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebarluas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan. B. Saran dan Kritik