SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
PEMBUATAN YOGHURT 
(Laporan Praktikum Pengolahan Hasil Ternak) 
Oleh: 
Kelompok 3 
Atikah Zahra Sri Ramadhani 
1114141011 
LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK 
JURUSAN PETERNAKAN 
FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS LAMPUNG 
2013 
1
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat 
serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan ini yang 
alhamdulillah tepAt pada waktunya. 
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu 
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan 
demi kesempurnaan makalah ini. 
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah 
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga 
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. 
2 
Bandar Lampung, 11 November 2013 
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN 
Judul Praktikum : Pembuatan Yoghurt 
Tempat Praktikum : Laboratorium Produksi Ternak 
Tanggal Praktikum : 21 Oktober – 4 November 2013 
3 
Kelompok : III 
Nama : Atikah Zahra Sri Ramadhani 
NPM : 1114141011 
Jurusan : Peternakan 
Fakultas : Pertanian 
Universitas : Universitas Lampung 
Bandar Lampung, 11 November 2013 
Mengetahui, 
Dosen Pembimbing 
Veronica Wanniatie, S.Pt.,M.P 
NIP. 197801132009122001
DAFTAR ISI 
4 
Halaman 
KATA PENGANTAR..................................................................................i 
DAFTAR ISI................................................................................................ii 
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii 
I. PENDAHULUAN 
a. Latar Belakang..............................................................................1 
b. Tujuan...........................................................................................2 
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3 
III. METODE KERJA 
a. Waktu dan Tempat.......................................................................5 
b. Alat dan Bahan.............................................................................5 
c. Cara Kerja....................................................................................6 
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 
a. Hasil Pengamatan........................................................................7 
b. Pembahasan.................................................................................8 
V. KESIMPULAN.................................................................................10 
DAFTAR PUSTAKA 
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN 
5 
A. Latar Belakang 
Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang sangat 
bermanfaat bagi tubuh. Komposisi susu terdiri atas air , lemak susu , dan bahan 
kering tanpa lemak. Akibat kandungan susu segar yang kompleks menyebabkan 
bahan ini mudah mengalami kerusakan jika tidak segera dilakukan penanganan 
yang tepat. Kerusakan pada susu segar terutama disebabkan oleh perubahan 
aktivitas enzim serta kontaminasi mikroba patogen. Perubahan aktivitas enzim 
mengakibatkan kandungan protein terpecah menjadi senyawa yang lebih 
sederhana (asam amino). Hasil penguraian ini menyebabkan mikroba dapat 
tumbuh lebih cepat karena asam amino dapat digunakan sebagai sumber nitrogen 
dan karbon bagi pertumbuhan bakteri. Adanya kontaminasi bakteri pada susu 
segar dapat menyebabkan perubahan warna dan bau sehingga tidak dapat lagi 
dikonsumsi.Agar susu dapat bertahan lebih lama, maka perlu dilakukan 
pengawetan. Salah satu bentuk pengawetan terhadap susu adalah yoghurt. 
Yoghurt adalah susu pasteurisasi yang difermentasikan dengan bakteri tertentu 
(bakteri probiotik streptococcus dan bakteri probiotik lactobaccillus) sehingga 
menghasilkan rasa asam dan aroma yang khas. 
Salah satu sifat umum yang dimiliki susu fermentasi adalah mempunyai rasa asam 
dan daya simpanriya pendek, sehingga dilakukan penambahan gula dengan tujuan 
untuk memperbaiki flavor (rasa dan bau) sehingga lebih disenangi serta 
memperpanjang daya simpan.
Daya simpan serta kondisi yoghurt dapat diamati melalui uji organoleptik. 
Dengan melakukan uji organoleptik maka akan diketahui mutu yoghurt yang 
dibuat. 
6 
B. Tujuan 
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 
1. Untuk mengetahui proses pembuatan yoghurt 
2. Uji organoleptik yoghurt
II. TINJAUAN PUSTAKA 
Yogurt dapat didefinisikan sebagai sejenis produk susu terkoagulasi, yang 
diperoleh dari fermentasi asam laktat tertentu melalui aktivitas Streptococcus 
salivarius var. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricus dimana 
mikroorganisme dalam produk aktif harus hidup-aktif dan berlimpah (Codex 
Alimentarius, 1976). 
Yoghurt berasal susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan 
membentuk asam laktat. Bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan 
yogurt adalah bakteri Bifidobacterium sp., Lactobacillus sp. atau bakteri 
Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini yang 
akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi 
asam laktat (Abdullah, 2012). 
Streptococcus thermophilus merupakan bakteri gram-positif yang bersifat 
anaerob. Streptococcus thermophilus banyak digunakan pada pembuatan keju, 
fermentasi makanan. Streptococcus thermophilus memiliki peran sebagai 
probiotik, mengurangi gejala intoleransi laktosa dan gangguan gastrointestinal 
lainnya. 
Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang membantu dalam proses fermentasi 
yoghurt. Bakteri ini mengubah laktosa menjadi asam laktat. Asam ini sekaligus 
dapat mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga orang yang toleran 
terhadap susu murni dapat mengkonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah 
kesehatan (Rorooh, 2012). 
7
Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan 
aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki. Proses 
fermentasi tersebut dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa 
sehingga lebih mudah dicerna (Gianti dan Evanuarini, 2011). 
Selama proses fermentasi terbentuk asam laktat hasil metabolisme laktosa susu 
oleh starter bakteri menjadi glukosa atau galaktosa-6- fosfat. Selanjutnya melalui 
rantai glikolisis glukosa diubah menjadi asam laktat melalui siklus Kreb 
(Helferich dan Westhoff, 1980). 
Tingkat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik intern 
maupun ekstern. Faktor intern meliputi suhu optimum masing-masing jenis 
bakteri, sedangkan faktor ekstern, meliputi kondisi lingkungan sekitar tempat 
tumbuhnya bakteri. Proses pertumbuhan bakteri starter dalam pembuatan yogurt, 
diawali dengan peningkatan laju pertumbuhan Streptococcus thermophilus 
memproduksi asam laktat pada pH rendah untuk mengoptimalkan laju 
pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus, sehingga pada akhirnya pertumbuhan 
Streptococcus thermophilus berlangsung lambat dan Lactobacillus bulgaricus 
memproduksi asam laktat yang menimbulkan penurunan pH (Hamann dan Marth, 
1983). 
Aroma dan rasa yoghurt dipengaruhi oleh karena adanya senyawa tertentu dalam 
yoghurt seperti senyawa asetaldehida, diasetil , asam asetat dan asam-asam lain 
yang jumlahnya sangat sedikit . Senyawa ini dibentuk oleh bakteri Streptococcus 
thermophillis dari laktosa susu, diproduksi juga oleh beberapa strain bakteri 
Lactobacillus bulgaricus (Friend dkk, 1985). 
8
III. METODE 
9 
A. Waktu dan Tempat 
Praktikum dilaksanakan pada, 
Hari/tanggal : Senin/21, 28 Oktober dan 4 November 2013 
Pukul : 15.00 WIB – 17.00 WIB 
Tempat : Laboratorium Produksi Ternak 
B. Alat dan Bahan 
Alat dan bahan yang digunakan yaitu: 
1. Alat : 
a. Gelas ukur 
b. Termometer 
c. Pengaduk 
d. Sendok 
e. Cup yoghurt 
f. Panci 
g. Koran 
h. Wrap plastic 
2. Bahan: 
a. Susu 
b. Bakteri starter (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus 
thermopilus) 
c. Larutan Gula 6%
10 
C. Cara Kerja 
Praktikum dilaksanakan dengan cara: 
1. Pasteurisasi susu dalam beaker glass pada suhu 61-630C selama15 menit. 
Pasteurisasi ini bertujuan untuk membunuh bakteri patogen dan 
mempersiapkan media tumbuh yang sesuai bagi bakteri starter. Turunkan 
suhu sampa 430C yang meupakan suhu optimum bagi pertumbuhan 
bakteri starter. 
2. Inokulasikan starter sebanyak 6 ml dari volume bahan baku 1 liter, lalu 
aduk hingga tercampur rata. 
3. Tambahkan larutan gula 6% ke dalam beaker glass, kemudian aduk hingga 
rata. 
4. Setelah itu, tutup beaker glass menggunakan plastic wrap, lalu bungkus 
dengan koran agar tidak terkena sinar matahari. 
5. Diamkan selam 24 jam. Setelah menjadi yoghurt lakukan uji organoleptik 
pada tiap minngu selama 3 minggu.
IV. HASIL DAN PENGAMATAN 
Kelompok Ph Rasa Aroma Tekstur 
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke 
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 
5 5 5 4 2 3 4 4 4 4 3 3 
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 
5 6 6 4 3 3 4 4 4 4 2 2 
6 6 6 4 5 5 4 4 5 2 3 3 
6 5 4 5 4 3 3 4 2 2 3 3 
6 5 4 3 2 2 3 3 3 2 1 3 
6 6 6.5 4 4 2 4 3 3 4 2 3 
6 5.5 6 3 1 2 4 3 4 3 2 3 
5 7 6 3 4 4 4 4 4 3 1 3 
5 4 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 
11 
A. Hasil Pengamat 
Keterangan: 
1 
(LB + ST) 
2 
(LB + ST) 
3 
(gula+ST) 
4 
(gula+ST) 
5 
(LB + ST + 
gula) 
6 
(LB + ST + 
gula) 
7 
(LB+gula) 
8 
(LB+gula) 
9 
(LB+Sirup) 
10 
(LB+Sirup) 
Rasa dan Aroma Tekstur 
1 = sangat tidak suka 1 = encer 
2 = tidak suka 2 = agak encer 
3 = agak suka 3 = agak menggumpal 
4 = suka 4 = menggumpal 
5 = sangat suka
12 
B. Pembahasan 
Yoghurt merupakan minuman hasil pengolahahan susu yang telah diinokulasikan 
dengan bakteri. Pada pembuatan yoghurt pada praktikum ini , digunakan bakteri 
starter yaitu campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus. 
Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah 
laktosa pada susu menjadi asam laktat. Proses fermentasi berlangsung dalam 
keadaan anaerob, dimana dalam proses ini tidak melibatkan serangkaian transfer 
elektron yang dikatalisis oleh enzim yang terdapat dalam membran sel. 
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, yoghurt yang dibuat dengan 
penambahan kedua bakteri starter dan didiamkan dalam waktu 24 jam maka 
terbentuk yoghurt dengan tekstur yang menggumpal, aroma yang khas, memiliki 
ph 6, dan memiliki rasa yang agak asam. 
Menurut Helferich dan Westhoff (1980), selama proses fermentasi terbentuk asam 
laktat hasil metabolisme laktosa susu oleh starter bakteri menjadi glukosa atau 
galaktosa-6- fosfat. Selanjutnya melalui rantai glikolisis glukosa diubah menjadi 
asam laktat melalui siklus Kreb. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya 
protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu 
akan terasa asam dan kental, inilah bentuk yoghurt dasar yang telah jadi. 
Pada praktikum pembuatan yoghurt kali ini dilakukan penambahan larutan gula 
6% ke dalam susu yang telah ditambahkan bakteri starter. Gula dapat 
memperbaiki flavor (rasa dan bau) sehingga lebih disenangi serta memperpanjang 
daya simpan. Gula sebagai bahan pengawet dapat menurunkan Aw dari bahan 
pangan sehingga mirkoorganisme dapat terhambat pertumbuhannya. 
Uji organoleptik pada minggu pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa 
terjadi perubahan Ph, rasa, dan tekstur pada yoghurt yang dibuat dengan bakteri
starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus serta penambahan 
gula. 
Pada minggu kedua terjadi penurunan pH dari 5 menjadi 6, sedangkan pada 
minggu ketiga pH tetap sama dengan minggu kedua. Menurut Gianti (2011), 
semakin lama penyimpanan berarti semakin memberi kesempatan bagi bakteri 
asam laktat untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat, sehingga ion hidrogen 
bebas dalam susu fermentasi akan meningkat. Meningkatnya jumlah asam laktat 
ini dapat menurunkan pH karena semakin banyaknya konsentrasi ion H+. 
Selain itu, terjadi pula penurunan rasa dan tekstur pada minggu kedua dan ketiga. 
Rasa asam yoghurt berubah menjadi agak hambar pada minggu kedua dan ketiga. 
Tekstur yogurt menjadi lebih cair pada minggu kedua dan ketiga. Perubahan dapat 
disebabkan oleh aktivitas bakteri yang berhenti karena proses pembuatan yogurt 
yang kurang higienis atau kurang tepat. 
Aroma yogurt tidak berubah dari minggu pertama hingga minggu ketiga, aroma 
tetap disukai oleh panelis. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan gula pada 
yogurt memberikan hasil aroma yang enak dan disukai. 
13
V. KESIMPULAN 
Kesimpulan pada praktikum ini adalah: 
1. Yoghurt merupakan minuman hasil pengolahahan susu yang telah 
14 
diinokulasikan dengan bakteri. 
2. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus akan memicu 
proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. 
3. Penambahan gula pada yoghurt bertujuan untuk menambah rasa dan aroma 
serta memperpanjang daya tahan. 
4. Uji organoleptik pada minggu pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa 
terjadi perubahan Ph, rasa, dan tekstur pada yoghurt sedangkan aroma tidak 
mengalami perubahan.
DAFTAR PUSTAKA 
Codex Alimentarius. 1976. Codex Standard for Flavoured Yoghurt (Yogurt) and 
Products Heat-Treated After fermentation. Codex Stan A-11(b). 
Gianti, Ice dan Herly Evanuarini. 2011. Pengaruh Penambahan Gula Dan Lama 
Pemyimpanan Terhadap Kualitas Fisik Susu Fermentasi. Jurnal Ilmu dan 
Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 28-33 Vol. 6, No. 1. Malang. 
Helferich, W . and D.C. Westhoff. 1980. All Abaout Yoghurt. Prentice-Hall Inc, 
15 
New York . 
Friend,B .A . and K.M. Shahani . 1985 . Fermented dairy products . In : The 
Practice of Biotechnology Current Comodity Products. Perganon Press, 
New York . 
Purnomo, H. dan M. Padaga, 1993 Susu dan Produk Olahannya. Fakultas 
Peternakan Universitas Brawijaya. 
Rorooh, Marisa Trimega Elisabeth. 2012. Peran Mikroba Dalam Pembuatan 
Youghurt. http://marisatrimega.blogspot.com/2012/06/peran-mikroba-dalam- 
pembuatan-yoghurt.html

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt
Mitha Ye Es
 
Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensionalBioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensional
Alfi Yuliyanti
 
Laporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurtLaporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurt
Riska Setiyoningtyas
 

Mais procurados (20)

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL : Pembuatan Yoghurt
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum Tahu
 
Pembuatan yogurt
Pembuatan yogurtPembuatan yogurt
Pembuatan yogurt
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
Makalah Yoghurt
Makalah YoghurtMakalah Yoghurt
Makalah Yoghurt
 
Sejarah cimory
Sejarah cimorySejarah cimory
Sejarah cimory
 
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
Metabolisme Mikroba  Pada TaucoMetabolisme Mikroba  Pada Tauco
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
 
Teknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada KecapTeknologi Fermentasi pada Kecap
Teknologi Fermentasi pada Kecap
 
laporan youghurt
laporan youghurtlaporan youghurt
laporan youghurt
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi SusuLaporan Praktikum Kokristalisasi Susu
Laporan Praktikum Kokristalisasi Susu
 
Teknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuTeknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada Tahu
 
7 proses pembuatan tempe
7 proses pembuatan tempe7 proses pembuatan tempe
7 proses pembuatan tempe
 
proses pembuatan Yogurt dari jagung manis
proses pembuatan Yogurt dari jagung manisproses pembuatan Yogurt dari jagung manis
proses pembuatan Yogurt dari jagung manis
 
yogurt
yogurtyogurt
yogurt
 
Teknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada BremTeknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada Brem
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
 
Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensionalBioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensional
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
 
Laporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurtLaporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurt
 

Semelhante a Laporan pht

Wazo14 2
Wazo14 2 Wazo14 2
Wazo14 2
heraa29
 

Semelhante a Laporan pht (20)

TUGAS PPT PEMBUATAN PRODUK KACANG HIJAU_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT PEMBUATAN PRODUK KACANG HIJAU_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptxTUGAS PPT PEMBUATAN PRODUK KACANG HIJAU_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT PEMBUATAN PRODUK KACANG HIJAU_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
 
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtTeknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
 
Pembuatan Produk Bioteknologi: Yogurt Nabati Dari Santan Kelapa.pdf
Pembuatan Produk Bioteknologi: Yogurt Nabati Dari Santan Kelapa.pdfPembuatan Produk Bioteknologi: Yogurt Nabati Dari Santan Kelapa.pdf
Pembuatan Produk Bioteknologi: Yogurt Nabati Dari Santan Kelapa.pdf
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
 
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptxPPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
 
Wazo14 2
Wazo14 2 Wazo14 2
Wazo14 2
 
mikroorganisme_susu.docx
mikroorganisme_susu.docxmikroorganisme_susu.docx
mikroorganisme_susu.docx
 
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptxPresentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
 
PEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAI
PEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAIPEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAI
PEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAI
 
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURTBIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
 
PRODUKSI YOGURT NABATI : DARI SUSU KEDELAI DAN SANTAN KELAPA
PRODUKSI YOGURT NABATI : DARI SUSU KEDELAI DAN SANTAN KELAPAPRODUKSI YOGURT NABATI : DARI SUSU KEDELAI DAN SANTAN KELAPA
PRODUKSI YOGURT NABATI : DARI SUSU KEDELAI DAN SANTAN KELAPA
 
Isi makalah yoghurt
Isi makalah yoghurtIsi makalah yoghurt
Isi makalah yoghurt
 
Makalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurtMakalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurt
 
Bakteriiiiiiiiiii
BakteriiiiiiiiiiiBakteriiiiiiiiiii
Bakteriiiiiiiiiii
 
MATERI PELATIHAN SMK.pptx
MATERI PELATIHAN SMK.pptxMATERI PELATIHAN SMK.pptx
MATERI PELATIHAN SMK.pptx
 
Moni andri yanti (F1C116060) Mikrobiologi Industri
Moni andri yanti (F1C116060) Mikrobiologi IndustriMoni andri yanti (F1C116060) Mikrobiologi Industri
Moni andri yanti (F1C116060) Mikrobiologi Industri
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Bioteknologi pangan
Bioteknologi panganBioteknologi pangan
Bioteknologi pangan
 
HACCP Yoghurt.pptx
HACCP Yoghurt.pptxHACCP Yoghurt.pptx
HACCP Yoghurt.pptx
 

Laporan pht

  • 1. PEMBUATAN YOGHURT (Laporan Praktikum Pengolahan Hasil Ternak) Oleh: Kelompok 3 Atikah Zahra Sri Ramadhani 1114141011 LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdulillah tepAt pada waktunya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. 2 Bandar Lampung, 11 November 2013 Penulis
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum : Pembuatan Yoghurt Tempat Praktikum : Laboratorium Produksi Ternak Tanggal Praktikum : 21 Oktober – 4 November 2013 3 Kelompok : III Nama : Atikah Zahra Sri Ramadhani NPM : 1114141011 Jurusan : Peternakan Fakultas : Pertanian Universitas : Universitas Lampung Bandar Lampung, 11 November 2013 Mengetahui, Dosen Pembimbing Veronica Wanniatie, S.Pt.,M.P NIP. 197801132009122001
  • 4. DAFTAR ISI 4 Halaman KATA PENGANTAR..................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang..............................................................................1 b. Tujuan...........................................................................................2 II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3 III. METODE KERJA a. Waktu dan Tempat.......................................................................5 b. Alat dan Bahan.............................................................................5 c. Cara Kerja....................................................................................6 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pengamatan........................................................................7 b. Pembahasan.................................................................................8 V. KESIMPULAN.................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 5. I. PENDAHULUAN 5 A. Latar Belakang Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Komposisi susu terdiri atas air , lemak susu , dan bahan kering tanpa lemak. Akibat kandungan susu segar yang kompleks menyebabkan bahan ini mudah mengalami kerusakan jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat. Kerusakan pada susu segar terutama disebabkan oleh perubahan aktivitas enzim serta kontaminasi mikroba patogen. Perubahan aktivitas enzim mengakibatkan kandungan protein terpecah menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam amino). Hasil penguraian ini menyebabkan mikroba dapat tumbuh lebih cepat karena asam amino dapat digunakan sebagai sumber nitrogen dan karbon bagi pertumbuhan bakteri. Adanya kontaminasi bakteri pada susu segar dapat menyebabkan perubahan warna dan bau sehingga tidak dapat lagi dikonsumsi.Agar susu dapat bertahan lebih lama, maka perlu dilakukan pengawetan. Salah satu bentuk pengawetan terhadap susu adalah yoghurt. Yoghurt adalah susu pasteurisasi yang difermentasikan dengan bakteri tertentu (bakteri probiotik streptococcus dan bakteri probiotik lactobaccillus) sehingga menghasilkan rasa asam dan aroma yang khas. Salah satu sifat umum yang dimiliki susu fermentasi adalah mempunyai rasa asam dan daya simpanriya pendek, sehingga dilakukan penambahan gula dengan tujuan untuk memperbaiki flavor (rasa dan bau) sehingga lebih disenangi serta memperpanjang daya simpan.
  • 6. Daya simpan serta kondisi yoghurt dapat diamati melalui uji organoleptik. Dengan melakukan uji organoleptik maka akan diketahui mutu yoghurt yang dibuat. 6 B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses pembuatan yoghurt 2. Uji organoleptik yoghurt
  • 7. II. TINJAUAN PUSTAKA Yogurt dapat didefinisikan sebagai sejenis produk susu terkoagulasi, yang diperoleh dari fermentasi asam laktat tertentu melalui aktivitas Streptococcus salivarius var. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricus dimana mikroorganisme dalam produk aktif harus hidup-aktif dan berlimpah (Codex Alimentarius, 1976). Yoghurt berasal susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan membentuk asam laktat. Bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt adalah bakteri Bifidobacterium sp., Lactobacillus sp. atau bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat (Abdullah, 2012). Streptococcus thermophilus merupakan bakteri gram-positif yang bersifat anaerob. Streptococcus thermophilus banyak digunakan pada pembuatan keju, fermentasi makanan. Streptococcus thermophilus memiliki peran sebagai probiotik, mengurangi gejala intoleransi laktosa dan gangguan gastrointestinal lainnya. Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang membantu dalam proses fermentasi yoghurt. Bakteri ini mengubah laktosa menjadi asam laktat. Asam ini sekaligus dapat mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga orang yang toleran terhadap susu murni dapat mengkonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah kesehatan (Rorooh, 2012). 7
  • 8. Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki. Proses fermentasi tersebut dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sehingga lebih mudah dicerna (Gianti dan Evanuarini, 2011). Selama proses fermentasi terbentuk asam laktat hasil metabolisme laktosa susu oleh starter bakteri menjadi glukosa atau galaktosa-6- fosfat. Selanjutnya melalui rantai glikolisis glukosa diubah menjadi asam laktat melalui siklus Kreb (Helferich dan Westhoff, 1980). Tingkat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik intern maupun ekstern. Faktor intern meliputi suhu optimum masing-masing jenis bakteri, sedangkan faktor ekstern, meliputi kondisi lingkungan sekitar tempat tumbuhnya bakteri. Proses pertumbuhan bakteri starter dalam pembuatan yogurt, diawali dengan peningkatan laju pertumbuhan Streptococcus thermophilus memproduksi asam laktat pada pH rendah untuk mengoptimalkan laju pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus, sehingga pada akhirnya pertumbuhan Streptococcus thermophilus berlangsung lambat dan Lactobacillus bulgaricus memproduksi asam laktat yang menimbulkan penurunan pH (Hamann dan Marth, 1983). Aroma dan rasa yoghurt dipengaruhi oleh karena adanya senyawa tertentu dalam yoghurt seperti senyawa asetaldehida, diasetil , asam asetat dan asam-asam lain yang jumlahnya sangat sedikit . Senyawa ini dibentuk oleh bakteri Streptococcus thermophillis dari laktosa susu, diproduksi juga oleh beberapa strain bakteri Lactobacillus bulgaricus (Friend dkk, 1985). 8
  • 9. III. METODE 9 A. Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada, Hari/tanggal : Senin/21, 28 Oktober dan 4 November 2013 Pukul : 15.00 WIB – 17.00 WIB Tempat : Laboratorium Produksi Ternak B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan yaitu: 1. Alat : a. Gelas ukur b. Termometer c. Pengaduk d. Sendok e. Cup yoghurt f. Panci g. Koran h. Wrap plastic 2. Bahan: a. Susu b. Bakteri starter (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus) c. Larutan Gula 6%
  • 10. 10 C. Cara Kerja Praktikum dilaksanakan dengan cara: 1. Pasteurisasi susu dalam beaker glass pada suhu 61-630C selama15 menit. Pasteurisasi ini bertujuan untuk membunuh bakteri patogen dan mempersiapkan media tumbuh yang sesuai bagi bakteri starter. Turunkan suhu sampa 430C yang meupakan suhu optimum bagi pertumbuhan bakteri starter. 2. Inokulasikan starter sebanyak 6 ml dari volume bahan baku 1 liter, lalu aduk hingga tercampur rata. 3. Tambahkan larutan gula 6% ke dalam beaker glass, kemudian aduk hingga rata. 4. Setelah itu, tutup beaker glass menggunakan plastic wrap, lalu bungkus dengan koran agar tidak terkena sinar matahari. 5. Diamkan selam 24 jam. Setelah menjadi yoghurt lakukan uji organoleptik pada tiap minngu selama 3 minggu.
  • 11. IV. HASIL DAN PENGAMATAN Kelompok Ph Rasa Aroma Tekstur Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 5 5 5 4 2 3 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 6 6 4 3 3 4 4 4 4 2 2 6 6 6 4 5 5 4 4 5 2 3 3 6 5 4 5 4 3 3 4 2 2 3 3 6 5 4 3 2 2 3 3 3 2 1 3 6 6 6.5 4 4 2 4 3 3 4 2 3 6 5.5 6 3 1 2 4 3 4 3 2 3 5 7 6 3 4 4 4 4 4 3 1 3 5 4 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 11 A. Hasil Pengamat Keterangan: 1 (LB + ST) 2 (LB + ST) 3 (gula+ST) 4 (gula+ST) 5 (LB + ST + gula) 6 (LB + ST + gula) 7 (LB+gula) 8 (LB+gula) 9 (LB+Sirup) 10 (LB+Sirup) Rasa dan Aroma Tekstur 1 = sangat tidak suka 1 = encer 2 = tidak suka 2 = agak encer 3 = agak suka 3 = agak menggumpal 4 = suka 4 = menggumpal 5 = sangat suka
  • 12. 12 B. Pembahasan Yoghurt merupakan minuman hasil pengolahahan susu yang telah diinokulasikan dengan bakteri. Pada pembuatan yoghurt pada praktikum ini , digunakan bakteri starter yaitu campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus. Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Proses fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerob, dimana dalam proses ini tidak melibatkan serangkaian transfer elektron yang dikatalisis oleh enzim yang terdapat dalam membran sel. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, yoghurt yang dibuat dengan penambahan kedua bakteri starter dan didiamkan dalam waktu 24 jam maka terbentuk yoghurt dengan tekstur yang menggumpal, aroma yang khas, memiliki ph 6, dan memiliki rasa yang agak asam. Menurut Helferich dan Westhoff (1980), selama proses fermentasi terbentuk asam laktat hasil metabolisme laktosa susu oleh starter bakteri menjadi glukosa atau galaktosa-6- fosfat. Selanjutnya melalui rantai glikolisis glukosa diubah menjadi asam laktat melalui siklus Kreb. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental, inilah bentuk yoghurt dasar yang telah jadi. Pada praktikum pembuatan yoghurt kali ini dilakukan penambahan larutan gula 6% ke dalam susu yang telah ditambahkan bakteri starter. Gula dapat memperbaiki flavor (rasa dan bau) sehingga lebih disenangi serta memperpanjang daya simpan. Gula sebagai bahan pengawet dapat menurunkan Aw dari bahan pangan sehingga mirkoorganisme dapat terhambat pertumbuhannya. Uji organoleptik pada minggu pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa terjadi perubahan Ph, rasa, dan tekstur pada yoghurt yang dibuat dengan bakteri
  • 13. starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus serta penambahan gula. Pada minggu kedua terjadi penurunan pH dari 5 menjadi 6, sedangkan pada minggu ketiga pH tetap sama dengan minggu kedua. Menurut Gianti (2011), semakin lama penyimpanan berarti semakin memberi kesempatan bagi bakteri asam laktat untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat, sehingga ion hidrogen bebas dalam susu fermentasi akan meningkat. Meningkatnya jumlah asam laktat ini dapat menurunkan pH karena semakin banyaknya konsentrasi ion H+. Selain itu, terjadi pula penurunan rasa dan tekstur pada minggu kedua dan ketiga. Rasa asam yoghurt berubah menjadi agak hambar pada minggu kedua dan ketiga. Tekstur yogurt menjadi lebih cair pada minggu kedua dan ketiga. Perubahan dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri yang berhenti karena proses pembuatan yogurt yang kurang higienis atau kurang tepat. Aroma yogurt tidak berubah dari minggu pertama hingga minggu ketiga, aroma tetap disukai oleh panelis. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan gula pada yogurt memberikan hasil aroma yang enak dan disukai. 13
  • 14. V. KESIMPULAN Kesimpulan pada praktikum ini adalah: 1. Yoghurt merupakan minuman hasil pengolahahan susu yang telah 14 diinokulasikan dengan bakteri. 2. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. 3. Penambahan gula pada yoghurt bertujuan untuk menambah rasa dan aroma serta memperpanjang daya tahan. 4. Uji organoleptik pada minggu pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa terjadi perubahan Ph, rasa, dan tekstur pada yoghurt sedangkan aroma tidak mengalami perubahan.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Codex Alimentarius. 1976. Codex Standard for Flavoured Yoghurt (Yogurt) and Products Heat-Treated After fermentation. Codex Stan A-11(b). Gianti, Ice dan Herly Evanuarini. 2011. Pengaruh Penambahan Gula Dan Lama Pemyimpanan Terhadap Kualitas Fisik Susu Fermentasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 28-33 Vol. 6, No. 1. Malang. Helferich, W . and D.C. Westhoff. 1980. All Abaout Yoghurt. Prentice-Hall Inc, 15 New York . Friend,B .A . and K.M. Shahani . 1985 . Fermented dairy products . In : The Practice of Biotechnology Current Comodity Products. Perganon Press, New York . Purnomo, H. dan M. Padaga, 1993 Susu dan Produk Olahannya. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Rorooh, Marisa Trimega Elisabeth. 2012. Peran Mikroba Dalam Pembuatan Youghurt. http://marisatrimega.blogspot.com/2012/06/peran-mikroba-dalam- pembuatan-yoghurt.html