SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
apt. April Nuraini, M.Farm.
DEFINISI
• Suppositoria : bentuk sediaan padat yang mengandung
obat dan digunakan dgn cara memasukkan kedalam
rongga tubuh:
• Rectum : Supp. Anali
• Vagina : Supp vaginalia/ovula
• Urethra : Supp. Urethalia/bacilla
• Syarat utama suppositoria :
Padat pada suhu kamar, mancair sesudah dimasukkan
rongga tubuh, dan melarut dlm cairan setempat
Macam Bentuk
Suppositoria Anali
• Menurut FI III, berat suppositoria : Dewasa 3 gram,
anak  2 gram
• Tujuan suppositoria :
• Efek lokal : Hemorroid,laksativa
• Sistemik : hanya bila sediaan lain sulit diberikan
• Berobat jalan
• Tidak bisa menelan
• Obat dirusak saluran cerna
Suppositoria Vaginal
• Biasa disebut : Ovula
• Bentuk : bola lonjong seperti kerucut
• Menurut FI III, berat ovula : 3 – 6
gram, umumnya 5 gram
• Tujuan pemberian : efek lokal
• Fluor albus (keputihan)
• Trichomonas vaginalis
KEUNTUNGAN
• Menghindari terjadinya
iritasi lambung
• Menghindari kerusakan
obat oleh enzim
pencernaan dan asam
lambung
• Obat langsung masuk ke
saluran darah  berefek
lebih cepat
• Baik bagi pasien yang
mudah muntah atau
tidak sadar
KERUGIAN
• Kurang Acceptable
• Bila penggunaan tidak
tepat dapat
menimbulkan iritasi
(basis PEG)
SYARAT SUPPOSITORIA
• Bahan dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh
pada suhu tubuh.
• Kecuali dinyatakan lain bobot suppo dengan bahan
dasar lemak coklat untuk dewasa adalah 3 g dan anak
2 g (FI ed III)
• Memenuhi syarat Penetapan kadar zat aktif
disesuaikan dengan etiket
• Memenuhi Syarat Uji titik lebur. Terutama jika bahan
dasar ol. Cacao
• Memenuhi syarat Uji waktu hancur, untuk basis PEG
1000 : 15 menit, oleum cacao 3 menit
• Memenuhi syarat Uji homogenitas
BAHAN DASAR
SUPPOSITORIA
• Penggolongan bahan dasar
suppositoria :
• Bahan dasar berlemak : oleum cacao
• Bahan dasar yang dapat bercampur atau
larut dalam air : gliserin-gelatin, polietilen
glikol (PEG)
• Bahan dasar lain : pembentuk emulsi a/m.
Misal : campuran tween 61 dengan gliserin
laurat 15%
Bahan Dasar Suppositoria yang
Ideal
• Padat pada suhu kamar tetapi akan
melunak pada suhu rektum dan dapat
bercampur dengan cairan tubuh
• Tidak beracun dan tidak menimbulkan
iritasi
• Dapat bercampur dengan bermacam
obat
• Stabil dalam penyimpanan
• Kadar air mencukupi
• Untuk basis lemak maka bilangan Asam,
bil. Iodium dan bil. Penyabunan harus
diketahui jelas.
Oleum Cacao
• Trigliserida dari as. Oleat, as. Stearat, as. Palmitat,
berwarna putih kekuningan, padat, bau seperti coklat.
Meleleh pada suhu 31 – 34°C
• Mudah tengik  simpan pada wadah/ tempat sejuk,
kering, terlindung cahaya
• Menunjukkan polimorfisme.
• Bentuk α : terjadi jika lelehan oleum cacao
didinginkan dengan segera pada 0°C  titik lebur
24°C
• Bentuk ß : terjadi jika lelehan ol. Cacao diaduk
pada suhu 18-23°C  t.l : 28 – 31 °C
• Bentuk ß stabil : terjadi akibat perubahan bentuk
secara perlahan-lahan disertai kontraksi volume
 t.l : 34-35°C
• Bentuk gamma : terjadi akibat pendinginan lelehan
ol. Cacao yang sdh dingin  t.l : 18°
Oleum Cacao
• Kekurangan ol. Cacao sebagai bahan dasar supositoria :
• Meleleh pada udara yang panas
• Tengik pada penyimpanan yang lama
• Titik lebur bisa naik atau turun pada penambahan bahan
tertentu
• Ada sifat polimorfisme
• Tidak dapat bercampur dengan cairan sekresi
• Yang dapat digunakan sebagai pengganti ol. Cacao
• Camp. As. Oleat+as. Stearat dlm perbandingan ttt
• Camp. Setilalkohol + ol. Amygdalarum = 17 : 83
• Ol. Cacao sintesis : coa buta, supositol
Bahan Dasar PEG
• Mempunyai titik lebur 35 - 63 °C
• Tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairan sekresi
tubuh
• Keuntungan :
• Tidak mengiritasi
• Tdk ada masalah dengan titik leburnya
• Tetap kontak dgn lap. Mukosa  tdk meleleh
pada suhu tubuh
• Kerugian :
• Menarik cairan dari jar. Tubuh setelah
dimasukkan shg terasa menyengat 
celupkan supositoria kedalam air sebelum
digunakan  ditulis di etiket atau disampaikan
ke pasien
• Memperpanjang waktu disolusi sehingga
Bahan Dasar Gelatin
• Dapat digunakan sbg bahan dasar supositoria
vaginal
• Tdk melebur pada suhu tubuh, tapi melarut dalam
cairan sekresi tubuh
• Perlu penambahan pengawet (nipagin)  karena
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan
bakteri
• Kelebihan :
• Lebih lambat melunak
• Lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh (ol. Cacao)
• Kekurangan :
• Higroskopis, cenderung menyerap uap air 
dehidrasi/iritasi jaringan
PRINSIP PEMBUATAN SUPOSITORIA
Peleburan Basis
• Dilebur diatas water bath (suhu sekitar 70oC)
Penyiapan Bahan Obat
• B.O dilarutkan dalam komponen minyak (bila ada)
• Menghaluskan ukuran partikel B.O
Pencampuran
• B.O ikut dilebur dbersama bahan dasar (bila tahan pemanasan)
• B. O dicampur setelah proses peleburan (tidak tahan pemanasan)
Pendinginan
• Pendinginan secara perlahan dalam cetakan pada suhu kamar ad
mengeras
• Memasukkan lemari es
PRINSIP PEMBUATAN
SUPOSITORIA
• Mencampur b.o yang dihaluskan dlm
minyak lemak padat pada suhu kamar
 dibuat dlm bentuk yang sesuai
• Meleburkan minyak lemak dengan
obat  biarkan ad dingin dlm cetakan
• Mengatasi massa yang hilang 
ditambah 10%
METODE PEMBUATAN SUPOSITORIA
• Dengan tangan
• Hanya untuk supo dengan bahan dasar ol. Cacao
skala kecil. Kurang cocok untuk iklim panas
• Dengan mencetak hasil leburan
• Cetakan dibasahi dulu dengan parafin cair. Untuk
basis ol. Cacao dan PEG sebaiknya tdk dibasahi
karena akan mengerut pada proses pendinginan
• Dengan kompresi
• Pada metode ini, proses penuangan, pendinginan
dan pelepasan supo dilakukan dengan mesin.
Kapasitas : 3500-6000 supo/jam
PERMASALAHAN DALAM
PEMBUATAN
• Terkait bahan Obat :
Stabilitas terhadap pemanasan
Kelarutan dalam minyak/lemak
• Terkait bahan dasar :
Nilai Tukar
Titik leleh
Cara Preparasi
Pengemasan Suppositoria
• Sedemikian rupa sehingga tiap
suppositoria dikemas terpisah, tidak
mudah hancur atau meleleh
• Biasanya dimasukkan dalam wadah al.
Foil atau strip plastik sebanyak 6-12
buah, untuk kemudian dikemas dlm
dus
• Harus disimpan dlm wadah tertutup
baik
THANK YOU

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Suppositoria.pptx

Semelhante a Suppositoria.pptx (20)

Susu
SusuSusu
Susu
 
Bakteriiiiiiiiiii
BakteriiiiiiiiiiiBakteriiiiiiiiiii
Bakteriiiiiiiiiii
 
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & GumThickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
 
FLiPCHART TB PARU [28.11.12]
FLiPCHART TB PARU [28.11.12]FLiPCHART TB PARU [28.11.12]
FLiPCHART TB PARU [28.11.12]
 
Susu konsentrasi -susu_kental-
Susu konsentrasi -susu_kental-Susu konsentrasi -susu_kental-
Susu konsentrasi -susu_kental-
 
industri
industriindustri
industri
 
diare-mencret.ppt
diare-mencret.pptdiare-mencret.ppt
diare-mencret.ppt
 
diare-mencret.ppt
diare-mencret.pptdiare-mencret.ppt
diare-mencret.ppt
 
diare-mencret.ppt
diare-mencret.pptdiare-mencret.ppt
diare-mencret.ppt
 
diare-mencret.ppt
diare-mencret.pptdiare-mencret.ppt
diare-mencret.ppt
 
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu jeKaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu je
 
Diare mencret
Diare mencretDiare mencret
Diare mencret
 
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 HariHiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
 
Pembuatan Tempe
Pembuatan TempePembuatan Tempe
Pembuatan Tempe
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe
 
Ppt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempePpt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempe
 
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtLaporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Laporan pht
Laporan phtLaporan pht
Laporan pht
 
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxbioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
 

Mais de APRIL765663

Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptxObat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptxAPRIL765663
 
KIMIA_FARMASI.pptx
KIMIA_FARMASI.pptxKIMIA_FARMASI.pptx
KIMIA_FARMASI.pptxAPRIL765663
 
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdfsilabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdfAPRIL765663
 
Power_point_asam_basa.pptx
Power_point_asam_basa.pptxPower_point_asam_basa.pptx
Power_point_asam_basa.pptxAPRIL765663
 

Mais de APRIL765663 (6)

AINS.pptx
AINS.pptxAINS.pptx
AINS.pptx
 
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptxObat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
 
KIMIA_FARMASI.pptx
KIMIA_FARMASI.pptxKIMIA_FARMASI.pptx
KIMIA_FARMASI.pptx
 
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdfsilabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
 
aerosol
aerosolaerosol
aerosol
 
Power_point_asam_basa.pptx
Power_point_asam_basa.pptxPower_point_asam_basa.pptx
Power_point_asam_basa.pptx
 

Último

partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).pptnurifat
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxALHIDAYAHRMALLORONG2
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 

Último (15)

partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 

Suppositoria.pptx

  • 2. DEFINISI • Suppositoria : bentuk sediaan padat yang mengandung obat dan digunakan dgn cara memasukkan kedalam rongga tubuh: • Rectum : Supp. Anali • Vagina : Supp vaginalia/ovula • Urethra : Supp. Urethalia/bacilla • Syarat utama suppositoria : Padat pada suhu kamar, mancair sesudah dimasukkan rongga tubuh, dan melarut dlm cairan setempat
  • 4. Suppositoria Anali • Menurut FI III, berat suppositoria : Dewasa 3 gram, anak  2 gram • Tujuan suppositoria : • Efek lokal : Hemorroid,laksativa • Sistemik : hanya bila sediaan lain sulit diberikan • Berobat jalan • Tidak bisa menelan • Obat dirusak saluran cerna
  • 5. Suppositoria Vaginal • Biasa disebut : Ovula • Bentuk : bola lonjong seperti kerucut • Menurut FI III, berat ovula : 3 – 6 gram, umumnya 5 gram • Tujuan pemberian : efek lokal • Fluor albus (keputihan) • Trichomonas vaginalis
  • 6. KEUNTUNGAN • Menghindari terjadinya iritasi lambung • Menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asam lambung • Obat langsung masuk ke saluran darah  berefek lebih cepat • Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar KERUGIAN • Kurang Acceptable • Bila penggunaan tidak tepat dapat menimbulkan iritasi (basis PEG)
  • 7. SYARAT SUPPOSITORIA • Bahan dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. • Kecuali dinyatakan lain bobot suppo dengan bahan dasar lemak coklat untuk dewasa adalah 3 g dan anak 2 g (FI ed III) • Memenuhi syarat Penetapan kadar zat aktif disesuaikan dengan etiket • Memenuhi Syarat Uji titik lebur. Terutama jika bahan dasar ol. Cacao • Memenuhi syarat Uji waktu hancur, untuk basis PEG 1000 : 15 menit, oleum cacao 3 menit • Memenuhi syarat Uji homogenitas
  • 8. BAHAN DASAR SUPPOSITORIA • Penggolongan bahan dasar suppositoria : • Bahan dasar berlemak : oleum cacao • Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air : gliserin-gelatin, polietilen glikol (PEG) • Bahan dasar lain : pembentuk emulsi a/m. Misal : campuran tween 61 dengan gliserin laurat 15%
  • 9. Bahan Dasar Suppositoria yang Ideal • Padat pada suhu kamar tetapi akan melunak pada suhu rektum dan dapat bercampur dengan cairan tubuh • Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi • Dapat bercampur dengan bermacam obat • Stabil dalam penyimpanan • Kadar air mencukupi • Untuk basis lemak maka bilangan Asam, bil. Iodium dan bil. Penyabunan harus diketahui jelas.
  • 10. Oleum Cacao • Trigliserida dari as. Oleat, as. Stearat, as. Palmitat, berwarna putih kekuningan, padat, bau seperti coklat. Meleleh pada suhu 31 – 34°C • Mudah tengik  simpan pada wadah/ tempat sejuk, kering, terlindung cahaya • Menunjukkan polimorfisme. • Bentuk α : terjadi jika lelehan oleum cacao didinginkan dengan segera pada 0°C  titik lebur 24°C • Bentuk ß : terjadi jika lelehan ol. Cacao diaduk pada suhu 18-23°C  t.l : 28 – 31 °C • Bentuk ß stabil : terjadi akibat perubahan bentuk secara perlahan-lahan disertai kontraksi volume  t.l : 34-35°C • Bentuk gamma : terjadi akibat pendinginan lelehan ol. Cacao yang sdh dingin  t.l : 18°
  • 11. Oleum Cacao • Kekurangan ol. Cacao sebagai bahan dasar supositoria : • Meleleh pada udara yang panas • Tengik pada penyimpanan yang lama • Titik lebur bisa naik atau turun pada penambahan bahan tertentu • Ada sifat polimorfisme • Tidak dapat bercampur dengan cairan sekresi • Yang dapat digunakan sebagai pengganti ol. Cacao • Camp. As. Oleat+as. Stearat dlm perbandingan ttt • Camp. Setilalkohol + ol. Amygdalarum = 17 : 83 • Ol. Cacao sintesis : coa buta, supositol
  • 12. Bahan Dasar PEG • Mempunyai titik lebur 35 - 63 °C • Tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairan sekresi tubuh • Keuntungan : • Tidak mengiritasi • Tdk ada masalah dengan titik leburnya • Tetap kontak dgn lap. Mukosa  tdk meleleh pada suhu tubuh • Kerugian : • Menarik cairan dari jar. Tubuh setelah dimasukkan shg terasa menyengat  celupkan supositoria kedalam air sebelum digunakan  ditulis di etiket atau disampaikan ke pasien • Memperpanjang waktu disolusi sehingga
  • 13. Bahan Dasar Gelatin • Dapat digunakan sbg bahan dasar supositoria vaginal • Tdk melebur pada suhu tubuh, tapi melarut dalam cairan sekresi tubuh • Perlu penambahan pengawet (nipagin)  karena merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri • Kelebihan : • Lebih lambat melunak • Lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh (ol. Cacao) • Kekurangan : • Higroskopis, cenderung menyerap uap air  dehidrasi/iritasi jaringan
  • 14. PRINSIP PEMBUATAN SUPOSITORIA Peleburan Basis • Dilebur diatas water bath (suhu sekitar 70oC) Penyiapan Bahan Obat • B.O dilarutkan dalam komponen minyak (bila ada) • Menghaluskan ukuran partikel B.O Pencampuran • B.O ikut dilebur dbersama bahan dasar (bila tahan pemanasan) • B. O dicampur setelah proses peleburan (tidak tahan pemanasan) Pendinginan • Pendinginan secara perlahan dalam cetakan pada suhu kamar ad mengeras • Memasukkan lemari es
  • 15. PRINSIP PEMBUATAN SUPOSITORIA • Mencampur b.o yang dihaluskan dlm minyak lemak padat pada suhu kamar  dibuat dlm bentuk yang sesuai • Meleburkan minyak lemak dengan obat  biarkan ad dingin dlm cetakan • Mengatasi massa yang hilang  ditambah 10%
  • 16. METODE PEMBUATAN SUPOSITORIA • Dengan tangan • Hanya untuk supo dengan bahan dasar ol. Cacao skala kecil. Kurang cocok untuk iklim panas • Dengan mencetak hasil leburan • Cetakan dibasahi dulu dengan parafin cair. Untuk basis ol. Cacao dan PEG sebaiknya tdk dibasahi karena akan mengerut pada proses pendinginan • Dengan kompresi • Pada metode ini, proses penuangan, pendinginan dan pelepasan supo dilakukan dengan mesin. Kapasitas : 3500-6000 supo/jam
  • 17. PERMASALAHAN DALAM PEMBUATAN • Terkait bahan Obat : Stabilitas terhadap pemanasan Kelarutan dalam minyak/lemak • Terkait bahan dasar : Nilai Tukar Titik leleh Cara Preparasi
  • 18. Pengemasan Suppositoria • Sedemikian rupa sehingga tiap suppositoria dikemas terpisah, tidak mudah hancur atau meleleh • Biasanya dimasukkan dalam wadah al. Foil atau strip plastik sebanyak 6-12 buah, untuk kemudian dikemas dlm dus • Harus disimpan dlm wadah tertutup baik