SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
Perawatan Endodontik Terpandu:
Obliterasi Saluran Akar Insisivus
Sentral Maksila
Shubha G. Hegde , Gopal Tawani , Manjusha Warhadpande ,
Abhijeet Raut , Darshan Dakshindas , and Sattyam Wankhade
Amenina Rezkia 160112180517
Pembimbing: Drg. Elfira mega, Sp.KG
Tugas: Journal Reading
Departemen Konservasi Gigi Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Keyword: Computer assisted designing / Computer assisted
machining, terapi endodontik terpandu, obliterasi saluran akar, Stent
● CBCT dan scan digital
permukaan terintegrasi
Blue Sky Bio
● Model 3D dan stent
resin transparan dengan
selongsong insersi bur
preparasi. Orientasi
inisiasi access opening
melalui stent.
● Root Canal Treatment:
Cleaning and Shaping.
Radiografi IOPA tiap
3mm preparasi.
● Hasil: Perawatan
Endodontik
Terpandu
merupakan teknik
yang memudahkan
penatalaksanaan
obliterasi saluran
akar gigi anterior
● Penatalaksanaan obliterasi
saluran akar Insisivus
Sentral Maksila
menggunakan perawatan
endodontik terpandu
● Pasien dengan keluhan
diskolorasi dan proklinasi 11
● IOPA dan CBCT: radiolusen
periapikal, obliterasi total
1/3 tengah saluran akar,
patensi 7mm mencapai
apikal
Obliterasi Saluran Akar
Penyumbatan saluran akar disebabkan
kalsifikasi dan deposisi dentin tersier
• Deposisi dentin tersier terjadi pada area spesifik.
• Ini dibedakan menjadi dentin reaksioner dan
reparative.
• Deposisi dentin tersier meningkat pada kondisi
gigi setelah trauma, autotransplantasi, terapi
ortodontik, fraktur rahang, dan bedah ortognatik.
Andreasen et. al.
• Kalsfikasi saluran akar sinonim kalsifikasi
distropik, sclerosis saluran akar.
• Respon alami setelah trauma gigi
Cedera neurovaskular
pulpa memicu respon
revaskularisasi pulpa
Kegagalan kontrol
stimulasi saraf
simpatis pada
aktivitas sekretik
odontoblastik,
menyebabkan
perbedaan pola
kronologi perbaikan
neural dan vascular
Kegagalan kontrol
saraf menyebabkan
deposisi dentin tidak
terkontrol sehingga
saluran akar tertutup.
• Prevalensi obliterasi saluran akar 3,7 – 40%
• Obliterasi bentuk sebagian atau total
• Faktor yang mempengaruhi tipe cedera dan
usia pasien. Ekstrusi dan luksasi lateral
tingkat tertinggi.
• Intervensi obliterasi dilakukan sedini
mungkin karena seiring waktu saluran
akar menunjukkan gejala.
• Sebaliknya, intervensi endodontik tidak
dilakukan kecuali ditemukan patosis
periradikular atau gigi bergejala.
Perawatan obliterasi saluran akar
Proses memakan waktu dan energy dibandingkan
perawatan saluran akar biasa.
Evaluasi literature aplikasi klinis teknik ini masih
sedikit.
Instrumen access opening
obliterasi saluran akar:
• Longshank (LN) bur
• Mueller bur
• Debriders dan Orifice openers
• Ultrasonic tips
Manifestasi obliterasi saluran akar,
alasan memerlukan intervensi
endodontik:
• Diskolorasi kekuningan 8,3 – 79%
• Nekrosisi pulpa dan apikal
periodontitis 1- 27,5 %
TAHAPAN PERAWATAN
Multiple radiografi
• Negosiasi instrument halus
Kfile 8 – 10
• Instrumen perluasan
saluran (Cnal pathfinder,
Dfinder)
• Instrumen poros kekuatan
besar (Pathfinder Cs)
• Menemukan lokasi saluran akar
obliterasi sulit jika landmark anatomi
menghilang
• Perawatan ini membutuhkan banyak
waktu kunjungan
• Melibatkan trial error instrument
berbeda. Berpotensi preparasi
berlebih, ketipisan dan perforasi
OBLITERASI SALURAN AKAR
ENDODONTIK TERPANDU
Pria, 24 tahun
Keluhan:
Perubahan warna, proklinasi 11
Kehilangan 21, 22
Riwayat trauma gigi saat anak-anak (gambar 1a)
Uji elektrik pulpa gigi 11 (-)
LAPORAN KASUS
Gambar 1a. Fotografi preoperatif
• Radiografi: kalsifikai total
saluran akar dan radiolusensi
periapikal 11 (gambar 1b)
• Restorasi radioopak aspek
palatal, indikasi retreatment
kamar pulpa dan saluran akar
• Evaluasi radioopasitas
melalui CBCT (Planmeca)
• 1/3 tengah servikal saluran akar
menghilang dan dipatenkan 7 mm apikal
(gambar 1c)
• Radiolusensi periapikal akar aspek bukal
• Pasien menyetujui RCT terpandu gigi 11
• Gigi 11 dipreparasi menjadi penyangga gigi
FPD 11-23
Gambar 1b. Preoperatif radiograf
Gambar 1c. Potongan Sagital CBCT gigi 11
• Scan permukaan digital intraoral (CS3500-KODAK,
CARESTREAM) (gambar 2a)
• CBCT (Bluesky Bio LLC, Liberty vilk, USA)diintegrasikan
dengan BlueSkyBio software
• Panduan pembukaan akses stent 15-25 (gambar 2b & c)
• Stent dirancang membentuk selongsong: memudahkan
pemasangan bur
Gambar 2.(a) Digital impression.
Gambar 2.(b and c) Designing of stent on Blue Sky Bio software
• Selongsong sebagai pelapis bor untuk mengakomodasi instrument pengeboran.
• Bor diorientasikan sesuai arah virtual data CBCT dan 3D mengikuti lokasi kanal
dengan berpusat pada bukolingual dan mesiodistal tengah akar (gambar 2d & e)
• Dimensi instrument virtual menurut data digital 26.5 mm, diameter 2.5 mm
Gambar 2d,e. Orientasi pengeboran virtual tengah akar
• Pencetakan Stent dan model gigi 3D berbahan resin bening.
• Ketebalan stent 5 mm (gambar 2f & g)
• Model stent membantu memastikan keakuratan
Gambar 2. (f) model gigi 3D (g) Salinan lengan stent 3D
• Evaluasi titik tengah sediaan resin bening (gambar 2h & i)
• Stent diperiksa dan diadaptasikan pada pasien
menyesuaikan model gigi
Gambar 2h,i. Model mock preparasi
Inisiasi akses permukaan melalui stent dan mengikuti
orientasi bur bundar (LN bur bedah (Mani)
panjang 28 mm, ukuran 010 (gambar 3a)
Gambar 3a. Pembukaan akses melalui stent
Gambar 3f. Fotografi post
op setelah FPD dipasang
RCT terpandu berhasil
dan pasien dipasang
FPD (gambar 3f)
Gambar 3b,c. Radiografi intermitten digunakan
untuk mengevaluasi arah preparasi
IOPA radiografi dilakukan tiap
kedalaman 3 mm preparasi gigi untuk
memastikan arah preparasi (gambar
3b & c)
Gambar 3d. Negosiasi 1/3 apikal saluran akar. 3e. Radiografi postobturasi
• Lokasi saluran ditemukan dan negosiasi saluran
akar dari titik tengah hingga 1/3 apical (gambar 3d)
• Radiografi intermitten durasi 15 menit tiap
pembersihan dan pembentukan lokasi
saluran(gambar 3e)
Krastl et. al
• Perawatan endodontik terpandu metode digital dan studi ex vivo untuk
menemukan saluran akar yang mengalami obliterasi
• Lokasi saluran akar diketahui melalui virtual CBCT dan digital impression gigi
• Data digunakan untuk mendesain stent, salinan 3D gigi dan selongsong yang
membantu orientasi bur access opening mengikuti lokasi saluran akar gigi
terdahulu.
• Teknik menunjukkan akurasi dan ketepatan data digital
• Secara klinis memberikan hasil terprediksi dan waktu pengerjaan lebih singkat.
Connert et al.
Perawatan endodontik terpandu managemen obliterasi saluran akar insisif sentral maksila.
Simpulan penelitian:
• Terapi endodontik terpandu mengurangi kemungkinan preparasi berlebih dan waktu
untuk menemukan saluran akar lebih cepat
• Stent diletakkan di margin insisif untuk mendapatkan akses lurus mencapai 1/3 apikal
saluran akar. Akses opening melalui aspek palatal untuk mendapatkan integritas tepi
insisal
• sudut 1,59°-1,8° aspek 3D menggunakan bur tip 0.12-0.4 mm yang dipercaya memiliki
keberhasilan tinggi, perlu tinjauan lebih lanjut.
Literatur Perawatan Endodontik Terpandu
• Kejadian trauma dental sering terjadi
pada gigi anterior.
• Perawatan endodontik terpandu
memudahkan managemen obliterasi
saluran akar
• Saluran akar lurus atau bagian lurus
akar yang melengkung
• Banyak waktu kunjungan karena
menggunakan pemindaian berulang,
pembuatan model 3D dan stent
• Risiko eksposr radiasi berlebih
• Keterbatasan dimensi instrument.
• Literatur terdahulu menggunakan
custom alat sehingga risiko perforasi
selama preparasi rendah.
• Diperlukan lebih banyak penelitian
menggunakan instrument yang
tersedia di pasaran agar prosedur
mudah dijangkau dan lebih ekonomis
• Pasien lebih nyaman dan
diterima klinisi karena waktu
tindakan di kursi dental
berkurang
• Risiko iatrogenik rendah tetapi
biaya perawatan lebih mahal
+ -
Pertimbangan Perawatan Endodontik Terpandu
CBCT memungkinkan mempelajari
tingkat kalsifikasi dan morfologi
akar. Dosis eksposur radiasi
ditetapkan Atomic Energy
Regulatory Board
Studi Kasus
Kalsifikasi Saluran Akar
Trauma gigi memicu respon pulpa dan saluran akar melakukan
perbaikan.
Pada kondisi berat memicu nekrosis hingga obliterasi saluran akar.
• Kalsifikasi saluran akar mempengaruhi perubahan
warna mahkota (diskolorasi) 7-27%
• Saluran akar menghilang menurut hasil radiograf
tetapi ini tidak menandakan kerusakan pulpa dan
sistem sirkulasi tetap berjalan memberi suplai
darah yang cukup ke ruang pulpa.
• Respon pulpa menurun terhadap tes thermal.
• Obliterasi saluran akar merupakan kondisi yang
menyulitkan perawatan endodontik
• Intervensi endodontik diperlukan jika gigi
bergejala atau ditemukan patosis periapikal spt.
Periodontitis apikalis.
• Keberhasilan perawatan bergantung pada
debridemen, disinfeksi dan obturasi hermetis
saluran akar
1
2
3
4
Infeksi dan iritasi kronis restorasi yang
luas mencapai kamar pulpa memicu
respon perbaikan dentin tersier dan
potensi kalsifikasi saluran akar.
Semakin tua usia menunjukkan
respon kalsifikasi saluran akar
semakin tinggi
Penyakit sistemik memicu respon
kalsifikasi pulpa diantaranya Sindrom
Marfan, osteodistrofi ginjal dan
atherosclerosis.
Fiksasi band orthodontic dan pergerakan
intrusif orthodontik memberikan tekanan
besar di apikal saluran akar dan
mempengaruhi neurovaskularisasi pulpa.
• Preparasi saluran akar terkalsifikasi
memerlukan Irigasi sesering mungkin untuk
membuang potongan dentin.
• Ultrasonik membantu membuang debris
preparasi saluran kanal sclerosis
• Instrumen tip ultrasonik membantu inisiasi
patensi dan mengeluarkan cairan beserta
debris
Mechanical Instrumentasi
Kalsifikasi saluran akar
Gambar 4b. Twisted
File SybronEndo
Gambar 4c. motor elektrik dan
handpiece instrument putar
saluran akar NiTi
Gambar 4a. Tips ultrasonic
untuk menghancurkan massa
terkalsifikasi di saluran akar
Gambar 4d. bur akses kavitas dari kiri ke
kanan. (A) FG 557 ISO 010 (TC), (B) FG ISO
round 018 (long), (C) FG ISO round 010
(long), (D) FG safe-ended diamond 332 ISO
018, (E) FG safe-ended TC, Endo Z
(Dentsply Maillefer).
• Kfile kecil membentuk patensi saluran
akar diantara tahap instrumentasi.
• Instrumen penetrasi saluran akar
diantaranya Pathfinder, SybronEndo, Cfile,
Denstply Maillefer
• Instrumen NiTi kecil digunakan untuk
flaring korona, taper orifis, dan membuang
bagian konstriksi saluran akar
• Pewarnaan metilen blue membantu menemukan orifis saluran
akar dibawah mikroskop atau teleskop dental operating
• Mikroskop dan teleskop dental operating membantu
penglihatan dan pencahayaan selama perawatan endodontik
• NaOCl 2.5% membantu mengetahui lokasi saluran akar yang
terkalsifikasi yaitu dengan digenangkan diatas lantai kamar
pulpa. Ini memicu gelembung oksigenasi jaringan orifis
saluran akar sehingga lokasi saluran akar ditemukan.
• EDTA 17% disertai larutan NaOCl membantu melunakkan
dentin kalsifikasi saluran akar
EDTA Ethylenediaminetetraaceticacid larutan dan gel 17%
• Bahan chelating: mendorong proses fisika-kimia penyerapan ion
positif multivalen bereaksi dengan ion kalsium yang terkandung
dalam hidroksiapatit sehingga merubah struktur mikrodentin dan
rasio kalsium fosfor dentin saluran akar.
• Melunakan dentin secara kimiawi dengan meningkatkan
permeabilitas dentin dan sebagai irigan yang melarutkan smearlayer.
• Digunakan dengan cara digenangkan bersama irigan NaOCL 2.5%
5mL selama 1 menit atau dengan Chorheksidin diglukonat 2% 5mL
selama 30 detik, setelah itu dikeringkan dengan paper poin.
Biochemical Instrumentasi
Kalsifikasi saluran akar
Gambar 4e. Telescope dan portable
headlight membantu penglihatan dan
pencahayaan selama dental operating
Gambar 4f. Dental operating
microscope memberikan penglihatan
dan pencahayaan besar dan luas
Medikamen Intrakanal
mengatasi infeksi pulpa dan periapikal
Disinfektan
Medikmen intrakanal terdiri dari
antibiotik dan disinfektan
Halogen diantaranya klorin dan iodin
Disinfektan merupakan
bahan kimia bersifat racun
microbial, bakterisida
spektrum luas, memiliki aksi
cepat, general, termasuk
potensi toksik pada jaringan
host sehingga
penggunaannya memerlukan
perhitungan dosis dan lama
paparan.
Iodin merupakan senyawa organik pembentuk potassium
iodide dan iodofor.
• Iodin merupakan agen antibakteri toksisitas kuat yang
dilepaskan perlahan dari waktu ke waktu.
• Iodoforn triodomethane merupakan formulasi gutta
percha bahan pengisi saluran akar.
• Larutan iodin 2% dalam potasium iodida 4% sebagai
irigasi dan dressing jangka pendek.
Klorin merupakan agen pengoksidasi kuat menyebabkan
efek bakterisida
• Klorin aktif dilepaskan NaOCL sebagai dressing jangka
pendek saluran akar
• NaOCL sebagai irigan dengan konsentrasi 0.5-2.5%
• NaOCL melarutkan jaringan nekrotik dan debris,
membersihkan saluran akar secara biomekanik.
• Toksisitas rendah tetapi digunakan dengan hati-hati
agar larutan tidak bocor dan merusak jaringan diluar
apikal saluran akar. NaOCL mengeluarkan bau yang
kurang menyenangkan bagi pasien dan meninggalkan
noda pada pakaian.
Chlrohexidine gluconate 0.12-2.0%
• Larutan disinfektan dan irigasi berbahan air.
• Substantivitas persisten, spectrum aktivitas luas dan
toksisitas rendah
• Umumnya digunakan untuk mengatasi penyakit periodontal
• Gel 1-5% digunakan untuk dressing bersamaan gutta percha
Kalsium Hidroksida CaOH
• Dressing endodontik yang menginduksi perbaikan dentin.
• Bersifat antibakteri, aktivitas kauterisasi melalui pH tinggi
• Bentuk pasta secara fisik membatasi kolonisasi bakteri di
saluran akar
• CaOH dalam sediaan suspensi kental larutan steril,
saline, dan larutan kental berminyak
Eugenol
• Golongan derivative fenol
• Dressing kontrol nyeri sementara pulpa yang terbuka
• Efek pereda nyeri dan antimikroba terbatas
Formokresol
• Bahan prosedur pulpotomi gigi sulung
• Sediaan dressing dengan kandungan 19% formaldehid, 35%
kresol, 46% water dan gliserin. Penggunaanya dihentikan
karena toksik jaringan, alergenik dan memicu karsinogenik.
• N2 dan Endometasone merupakan bahan pengisi saluran
akar dengan melepaskan formaldehid.
• Sensitisasi, antibiotik topikal berisiko pada pasien alergi
karena menimbulkan reaksi anafilaktik dan merespon obat
lainnya pada kasus infeksi parah
• Risiko resistensi bakteri. Kondisi tertentu medikamen ini
membentuk strain bakteri resisten antibiotik. Ini
menyebabkan infeksi berlanjut dan sulit diobati
• Keefektifan antibiotik menangani infeksi intrakanal terbatas
karena melibatkan kombinasi spesies pathogen. Antibiotik
hanya menghambat dan mengeliminasi sebagian bakteri
• Antibiotik memberikan gangguan biologis mikroba
pathogen melalui proses biokimia esensial.
• Antibiotik lokal untuk medikamen endodontik terbatas
• Antiobiotik untuk endodontic diantaranya penicillin,
tetracycline, clindamycin, dan metronidazole
Antibiotik
Gambar 4g. Pola perbaikan
periodontitis apikal
Referensi studi kasus:
1. Harty’s endodontics in clinical practice Ed. 6. Edited by Bun San Chong. Churchill Livingstone. Elsevier
2. Santoso, Laurenisa dan Yulita Kristanti. Perawatan saluran akar satu kunjungan gigi molar kedua kiri mandibula
nekrosis pulpa dan lesi periapical: Studi kasus. Jurnal. Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Gadjah Mada. MKGK. Agustus 2016; 2(2): 65-71
3. Usman, Sahriah dan Juni Jekti Nugroho. Diagnosis dan perawatan saluran akar pada gigi yang mengalami obliterasi.
Jurnal. Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hananuddin. Makassar Dent J 2015; 4(3): 103-106
4. Yudistian, Ilma. Perawatan obstruksi saluran akar menggunakan EDTA pada gigi paska restorasi amalgam. Jurnal.
Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
Hedge, Shubha G, et al. Guided endodontic therapy: Management of pulp canal obliteration in the
maxillary central incisor. Department of Conservative Dentistry and Endodontics, Government Dental
College and Hospital, Nagpur, India. J Conserv Dent. 2019 Nov-Dec; 22(6): 607–611.
Bedah Jurnal:

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bedah kuret anggi
Bedah kuret anggiBedah kuret anggi
Bedah kuret anggianggi123456
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8RSIGM
 
Prosedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran AkarProsedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran Akardhoan Evridho
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelDedy Purnama
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaChusna Wardani
 
occlusal adjustment
occlusal adjustmentocclusal adjustment
occlusal adjustmentthevaraj3
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Nabilah Kusuma
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityVina Widya Putri
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteVina Widya Putri
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuhAulia Putri Evindra
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiFerdiana Agustin
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalAmalia Virgita
 
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
 
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungAlex Bleskadit
 

Mais procurados (20)

Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Bedah kuret anggi
Bedah kuret anggiBedah kuret anggi
Bedah kuret anggi
 
Dk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgkDk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgk
 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
Prosedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran AkarProsedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran Akar
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
occlusal adjustment
occlusal adjustmentocclusal adjustment
occlusal adjustment
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
 
prinsip preparasi
prinsip preparasiprinsip preparasi
prinsip preparasi
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
 
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
 
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
 

Semelhante a Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar terkalsifikasi

4. PRESENTASI.pptx
4. PRESENTASI.pptx4. PRESENTASI.pptx
4. PRESENTASI.pptxYuvitri1
 
Parade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptxParade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptxMedhySurya
 
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxCBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxjohan341233
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxDewoBontang
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1RSIGM
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooWelliSusanto
 
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...Nabilah Kusuma
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasIrma Ariany Syam
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Vincent Tannius
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2RSIGM
 
metal frame denture unilateral design using rpa
metal frame denture unilateral design using rpametal frame denture unilateral design using rpa
metal frame denture unilateral design using rpassuserad46a5
 
.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptx.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptxHendra964102
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulousMira Khairunnisa
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptMuhammadFadli954524
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxVignarossaP
 
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdfEKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdffatimahsyam7
 

Semelhante a Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar terkalsifikasi (20)

Evidence Based-Dentistry 201.2.pptx
Evidence Based-Dentistry 201.2.pptxEvidence Based-Dentistry 201.2.pptx
Evidence Based-Dentistry 201.2.pptx
 
4. PRESENTASI.pptx
4. PRESENTASI.pptx4. PRESENTASI.pptx
4. PRESENTASI.pptx
 
Parade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptxParade case parade case parade case.pptx
Parade case parade case parade case.pptx
 
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxCBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
 
PSA AKAR TUNGGAL
PSA AKAR TUNGGALPSA AKAR TUNGGAL
PSA AKAR TUNGGAL
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1
 
Jurnal tutor nekrosis
Jurnal tutor nekrosisJurnal tutor nekrosis
Jurnal tutor nekrosis
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
 
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
Digital Workflow for Implant Rehabilitation with Double Full-Arch Monolithic ...
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhas
 
Hasil; perawaatan
Hasil; perawaatanHasil; perawaatan
Hasil; perawaatan
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
metal frame denture unilateral design using rpa
metal frame denture unilateral design using rpametal frame denture unilateral design using rpa
metal frame denture unilateral design using rpa
 
.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptx.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptx
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
 
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdfEKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
EKSPANSI_SKELETAL_MENGGUNAKAN_MINISCREW_TERBANTU_EKSPANSI_RAPID-_1_ (1).pdf
 

Último

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 

Último (20)

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 

Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar terkalsifikasi

  • 1. Perawatan Endodontik Terpandu: Obliterasi Saluran Akar Insisivus Sentral Maksila Shubha G. Hegde , Gopal Tawani , Manjusha Warhadpande , Abhijeet Raut , Darshan Dakshindas , and Sattyam Wankhade Amenina Rezkia 160112180517 Pembimbing: Drg. Elfira mega, Sp.KG Tugas: Journal Reading Departemen Konservasi Gigi Universitas Padjadjaran
  • 2. ABSTRAK Keyword: Computer assisted designing / Computer assisted machining, terapi endodontik terpandu, obliterasi saluran akar, Stent ● CBCT dan scan digital permukaan terintegrasi Blue Sky Bio ● Model 3D dan stent resin transparan dengan selongsong insersi bur preparasi. Orientasi inisiasi access opening melalui stent. ● Root Canal Treatment: Cleaning and Shaping. Radiografi IOPA tiap 3mm preparasi. ● Hasil: Perawatan Endodontik Terpandu merupakan teknik yang memudahkan penatalaksanaan obliterasi saluran akar gigi anterior ● Penatalaksanaan obliterasi saluran akar Insisivus Sentral Maksila menggunakan perawatan endodontik terpandu ● Pasien dengan keluhan diskolorasi dan proklinasi 11 ● IOPA dan CBCT: radiolusen periapikal, obliterasi total 1/3 tengah saluran akar, patensi 7mm mencapai apikal
  • 3. Obliterasi Saluran Akar Penyumbatan saluran akar disebabkan kalsifikasi dan deposisi dentin tersier • Deposisi dentin tersier terjadi pada area spesifik. • Ini dibedakan menjadi dentin reaksioner dan reparative. • Deposisi dentin tersier meningkat pada kondisi gigi setelah trauma, autotransplantasi, terapi ortodontik, fraktur rahang, dan bedah ortognatik. Andreasen et. al. • Kalsfikasi saluran akar sinonim kalsifikasi distropik, sclerosis saluran akar. • Respon alami setelah trauma gigi Cedera neurovaskular pulpa memicu respon revaskularisasi pulpa Kegagalan kontrol stimulasi saraf simpatis pada aktivitas sekretik odontoblastik, menyebabkan perbedaan pola kronologi perbaikan neural dan vascular Kegagalan kontrol saraf menyebabkan deposisi dentin tidak terkontrol sehingga saluran akar tertutup. • Prevalensi obliterasi saluran akar 3,7 – 40% • Obliterasi bentuk sebagian atau total • Faktor yang mempengaruhi tipe cedera dan usia pasien. Ekstrusi dan luksasi lateral tingkat tertinggi. • Intervensi obliterasi dilakukan sedini mungkin karena seiring waktu saluran akar menunjukkan gejala. • Sebaliknya, intervensi endodontik tidak dilakukan kecuali ditemukan patosis periradikular atau gigi bergejala.
  • 4. Perawatan obliterasi saluran akar Proses memakan waktu dan energy dibandingkan perawatan saluran akar biasa. Evaluasi literature aplikasi klinis teknik ini masih sedikit. Instrumen access opening obliterasi saluran akar: • Longshank (LN) bur • Mueller bur • Debriders dan Orifice openers • Ultrasonic tips Manifestasi obliterasi saluran akar, alasan memerlukan intervensi endodontik: • Diskolorasi kekuningan 8,3 – 79% • Nekrosisi pulpa dan apikal periodontitis 1- 27,5 % TAHAPAN PERAWATAN Multiple radiografi • Negosiasi instrument halus Kfile 8 – 10 • Instrumen perluasan saluran (Cnal pathfinder, Dfinder) • Instrumen poros kekuatan besar (Pathfinder Cs) • Menemukan lokasi saluran akar obliterasi sulit jika landmark anatomi menghilang • Perawatan ini membutuhkan banyak waktu kunjungan • Melibatkan trial error instrument berbeda. Berpotensi preparasi berlebih, ketipisan dan perforasi OBLITERASI SALURAN AKAR ENDODONTIK TERPANDU
  • 5. Pria, 24 tahun Keluhan: Perubahan warna, proklinasi 11 Kehilangan 21, 22 Riwayat trauma gigi saat anak-anak (gambar 1a) Uji elektrik pulpa gigi 11 (-) LAPORAN KASUS Gambar 1a. Fotografi preoperatif • Radiografi: kalsifikai total saluran akar dan radiolusensi periapikal 11 (gambar 1b) • Restorasi radioopak aspek palatal, indikasi retreatment kamar pulpa dan saluran akar • Evaluasi radioopasitas melalui CBCT (Planmeca) • 1/3 tengah servikal saluran akar menghilang dan dipatenkan 7 mm apikal (gambar 1c) • Radiolusensi periapikal akar aspek bukal • Pasien menyetujui RCT terpandu gigi 11 • Gigi 11 dipreparasi menjadi penyangga gigi FPD 11-23 Gambar 1b. Preoperatif radiograf Gambar 1c. Potongan Sagital CBCT gigi 11
  • 6. • Scan permukaan digital intraoral (CS3500-KODAK, CARESTREAM) (gambar 2a) • CBCT (Bluesky Bio LLC, Liberty vilk, USA)diintegrasikan dengan BlueSkyBio software • Panduan pembukaan akses stent 15-25 (gambar 2b & c) • Stent dirancang membentuk selongsong: memudahkan pemasangan bur Gambar 2.(a) Digital impression. Gambar 2.(b and c) Designing of stent on Blue Sky Bio software • Selongsong sebagai pelapis bor untuk mengakomodasi instrument pengeboran. • Bor diorientasikan sesuai arah virtual data CBCT dan 3D mengikuti lokasi kanal dengan berpusat pada bukolingual dan mesiodistal tengah akar (gambar 2d & e) • Dimensi instrument virtual menurut data digital 26.5 mm, diameter 2.5 mm Gambar 2d,e. Orientasi pengeboran virtual tengah akar
  • 7. • Pencetakan Stent dan model gigi 3D berbahan resin bening. • Ketebalan stent 5 mm (gambar 2f & g) • Model stent membantu memastikan keakuratan Gambar 2. (f) model gigi 3D (g) Salinan lengan stent 3D • Evaluasi titik tengah sediaan resin bening (gambar 2h & i) • Stent diperiksa dan diadaptasikan pada pasien menyesuaikan model gigi Gambar 2h,i. Model mock preparasi Inisiasi akses permukaan melalui stent dan mengikuti orientasi bur bundar (LN bur bedah (Mani) panjang 28 mm, ukuran 010 (gambar 3a) Gambar 3a. Pembukaan akses melalui stent Gambar 3f. Fotografi post op setelah FPD dipasang RCT terpandu berhasil dan pasien dipasang FPD (gambar 3f)
  • 8. Gambar 3b,c. Radiografi intermitten digunakan untuk mengevaluasi arah preparasi IOPA radiografi dilakukan tiap kedalaman 3 mm preparasi gigi untuk memastikan arah preparasi (gambar 3b & c) Gambar 3d. Negosiasi 1/3 apikal saluran akar. 3e. Radiografi postobturasi • Lokasi saluran ditemukan dan negosiasi saluran akar dari titik tengah hingga 1/3 apical (gambar 3d) • Radiografi intermitten durasi 15 menit tiap pembersihan dan pembentukan lokasi saluran(gambar 3e)
  • 9. Krastl et. al • Perawatan endodontik terpandu metode digital dan studi ex vivo untuk menemukan saluran akar yang mengalami obliterasi • Lokasi saluran akar diketahui melalui virtual CBCT dan digital impression gigi • Data digunakan untuk mendesain stent, salinan 3D gigi dan selongsong yang membantu orientasi bur access opening mengikuti lokasi saluran akar gigi terdahulu. • Teknik menunjukkan akurasi dan ketepatan data digital • Secara klinis memberikan hasil terprediksi dan waktu pengerjaan lebih singkat. Connert et al. Perawatan endodontik terpandu managemen obliterasi saluran akar insisif sentral maksila. Simpulan penelitian: • Terapi endodontik terpandu mengurangi kemungkinan preparasi berlebih dan waktu untuk menemukan saluran akar lebih cepat • Stent diletakkan di margin insisif untuk mendapatkan akses lurus mencapai 1/3 apikal saluran akar. Akses opening melalui aspek palatal untuk mendapatkan integritas tepi insisal • sudut 1,59°-1,8° aspek 3D menggunakan bur tip 0.12-0.4 mm yang dipercaya memiliki keberhasilan tinggi, perlu tinjauan lebih lanjut. Literatur Perawatan Endodontik Terpandu
  • 10. • Kejadian trauma dental sering terjadi pada gigi anterior. • Perawatan endodontik terpandu memudahkan managemen obliterasi saluran akar • Saluran akar lurus atau bagian lurus akar yang melengkung • Banyak waktu kunjungan karena menggunakan pemindaian berulang, pembuatan model 3D dan stent • Risiko eksposr radiasi berlebih • Keterbatasan dimensi instrument. • Literatur terdahulu menggunakan custom alat sehingga risiko perforasi selama preparasi rendah. • Diperlukan lebih banyak penelitian menggunakan instrument yang tersedia di pasaran agar prosedur mudah dijangkau dan lebih ekonomis • Pasien lebih nyaman dan diterima klinisi karena waktu tindakan di kursi dental berkurang • Risiko iatrogenik rendah tetapi biaya perawatan lebih mahal + - Pertimbangan Perawatan Endodontik Terpandu CBCT memungkinkan mempelajari tingkat kalsifikasi dan morfologi akar. Dosis eksposur radiasi ditetapkan Atomic Energy Regulatory Board
  • 11. Studi Kasus Kalsifikasi Saluran Akar Trauma gigi memicu respon pulpa dan saluran akar melakukan perbaikan. Pada kondisi berat memicu nekrosis hingga obliterasi saluran akar. • Kalsifikasi saluran akar mempengaruhi perubahan warna mahkota (diskolorasi) 7-27% • Saluran akar menghilang menurut hasil radiograf tetapi ini tidak menandakan kerusakan pulpa dan sistem sirkulasi tetap berjalan memberi suplai darah yang cukup ke ruang pulpa. • Respon pulpa menurun terhadap tes thermal. • Obliterasi saluran akar merupakan kondisi yang menyulitkan perawatan endodontik • Intervensi endodontik diperlukan jika gigi bergejala atau ditemukan patosis periapikal spt. Periodontitis apikalis. • Keberhasilan perawatan bergantung pada debridemen, disinfeksi dan obturasi hermetis saluran akar 1 2 3 4 Infeksi dan iritasi kronis restorasi yang luas mencapai kamar pulpa memicu respon perbaikan dentin tersier dan potensi kalsifikasi saluran akar. Semakin tua usia menunjukkan respon kalsifikasi saluran akar semakin tinggi Penyakit sistemik memicu respon kalsifikasi pulpa diantaranya Sindrom Marfan, osteodistrofi ginjal dan atherosclerosis. Fiksasi band orthodontic dan pergerakan intrusif orthodontik memberikan tekanan besar di apikal saluran akar dan mempengaruhi neurovaskularisasi pulpa.
  • 12. • Preparasi saluran akar terkalsifikasi memerlukan Irigasi sesering mungkin untuk membuang potongan dentin. • Ultrasonik membantu membuang debris preparasi saluran kanal sclerosis • Instrumen tip ultrasonik membantu inisiasi patensi dan mengeluarkan cairan beserta debris Mechanical Instrumentasi Kalsifikasi saluran akar Gambar 4b. Twisted File SybronEndo Gambar 4c. motor elektrik dan handpiece instrument putar saluran akar NiTi Gambar 4a. Tips ultrasonic untuk menghancurkan massa terkalsifikasi di saluran akar Gambar 4d. bur akses kavitas dari kiri ke kanan. (A) FG 557 ISO 010 (TC), (B) FG ISO round 018 (long), (C) FG ISO round 010 (long), (D) FG safe-ended diamond 332 ISO 018, (E) FG safe-ended TC, Endo Z (Dentsply Maillefer). • Kfile kecil membentuk patensi saluran akar diantara tahap instrumentasi. • Instrumen penetrasi saluran akar diantaranya Pathfinder, SybronEndo, Cfile, Denstply Maillefer • Instrumen NiTi kecil digunakan untuk flaring korona, taper orifis, dan membuang bagian konstriksi saluran akar
  • 13. • Pewarnaan metilen blue membantu menemukan orifis saluran akar dibawah mikroskop atau teleskop dental operating • Mikroskop dan teleskop dental operating membantu penglihatan dan pencahayaan selama perawatan endodontik • NaOCl 2.5% membantu mengetahui lokasi saluran akar yang terkalsifikasi yaitu dengan digenangkan diatas lantai kamar pulpa. Ini memicu gelembung oksigenasi jaringan orifis saluran akar sehingga lokasi saluran akar ditemukan. • EDTA 17% disertai larutan NaOCl membantu melunakkan dentin kalsifikasi saluran akar EDTA Ethylenediaminetetraaceticacid larutan dan gel 17% • Bahan chelating: mendorong proses fisika-kimia penyerapan ion positif multivalen bereaksi dengan ion kalsium yang terkandung dalam hidroksiapatit sehingga merubah struktur mikrodentin dan rasio kalsium fosfor dentin saluran akar. • Melunakan dentin secara kimiawi dengan meningkatkan permeabilitas dentin dan sebagai irigan yang melarutkan smearlayer. • Digunakan dengan cara digenangkan bersama irigan NaOCL 2.5% 5mL selama 1 menit atau dengan Chorheksidin diglukonat 2% 5mL selama 30 detik, setelah itu dikeringkan dengan paper poin. Biochemical Instrumentasi Kalsifikasi saluran akar Gambar 4e. Telescope dan portable headlight membantu penglihatan dan pencahayaan selama dental operating Gambar 4f. Dental operating microscope memberikan penglihatan dan pencahayaan besar dan luas
  • 14. Medikamen Intrakanal mengatasi infeksi pulpa dan periapikal Disinfektan Medikmen intrakanal terdiri dari antibiotik dan disinfektan Halogen diantaranya klorin dan iodin Disinfektan merupakan bahan kimia bersifat racun microbial, bakterisida spektrum luas, memiliki aksi cepat, general, termasuk potensi toksik pada jaringan host sehingga penggunaannya memerlukan perhitungan dosis dan lama paparan. Iodin merupakan senyawa organik pembentuk potassium iodide dan iodofor. • Iodin merupakan agen antibakteri toksisitas kuat yang dilepaskan perlahan dari waktu ke waktu. • Iodoforn triodomethane merupakan formulasi gutta percha bahan pengisi saluran akar. • Larutan iodin 2% dalam potasium iodida 4% sebagai irigasi dan dressing jangka pendek. Klorin merupakan agen pengoksidasi kuat menyebabkan efek bakterisida • Klorin aktif dilepaskan NaOCL sebagai dressing jangka pendek saluran akar • NaOCL sebagai irigan dengan konsentrasi 0.5-2.5% • NaOCL melarutkan jaringan nekrotik dan debris, membersihkan saluran akar secara biomekanik. • Toksisitas rendah tetapi digunakan dengan hati-hati agar larutan tidak bocor dan merusak jaringan diluar apikal saluran akar. NaOCL mengeluarkan bau yang kurang menyenangkan bagi pasien dan meninggalkan noda pada pakaian.
  • 15. Chlrohexidine gluconate 0.12-2.0% • Larutan disinfektan dan irigasi berbahan air. • Substantivitas persisten, spectrum aktivitas luas dan toksisitas rendah • Umumnya digunakan untuk mengatasi penyakit periodontal • Gel 1-5% digunakan untuk dressing bersamaan gutta percha Kalsium Hidroksida CaOH • Dressing endodontik yang menginduksi perbaikan dentin. • Bersifat antibakteri, aktivitas kauterisasi melalui pH tinggi • Bentuk pasta secara fisik membatasi kolonisasi bakteri di saluran akar • CaOH dalam sediaan suspensi kental larutan steril, saline, dan larutan kental berminyak Eugenol • Golongan derivative fenol • Dressing kontrol nyeri sementara pulpa yang terbuka • Efek pereda nyeri dan antimikroba terbatas Formokresol • Bahan prosedur pulpotomi gigi sulung • Sediaan dressing dengan kandungan 19% formaldehid, 35% kresol, 46% water dan gliserin. Penggunaanya dihentikan karena toksik jaringan, alergenik dan memicu karsinogenik. • N2 dan Endometasone merupakan bahan pengisi saluran akar dengan melepaskan formaldehid.
  • 16. • Sensitisasi, antibiotik topikal berisiko pada pasien alergi karena menimbulkan reaksi anafilaktik dan merespon obat lainnya pada kasus infeksi parah • Risiko resistensi bakteri. Kondisi tertentu medikamen ini membentuk strain bakteri resisten antibiotik. Ini menyebabkan infeksi berlanjut dan sulit diobati • Keefektifan antibiotik menangani infeksi intrakanal terbatas karena melibatkan kombinasi spesies pathogen. Antibiotik hanya menghambat dan mengeliminasi sebagian bakteri • Antibiotik memberikan gangguan biologis mikroba pathogen melalui proses biokimia esensial. • Antibiotik lokal untuk medikamen endodontik terbatas • Antiobiotik untuk endodontic diantaranya penicillin, tetracycline, clindamycin, dan metronidazole Antibiotik Gambar 4g. Pola perbaikan periodontitis apikal
  • 17. Referensi studi kasus: 1. Harty’s endodontics in clinical practice Ed. 6. Edited by Bun San Chong. Churchill Livingstone. Elsevier 2. Santoso, Laurenisa dan Yulita Kristanti. Perawatan saluran akar satu kunjungan gigi molar kedua kiri mandibula nekrosis pulpa dan lesi periapical: Studi kasus. Jurnal. Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada. MKGK. Agustus 2016; 2(2): 65-71 3. Usman, Sahriah dan Juni Jekti Nugroho. Diagnosis dan perawatan saluran akar pada gigi yang mengalami obliterasi. Jurnal. Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hananuddin. Makassar Dent J 2015; 4(3): 103-106 4. Yudistian, Ilma. Perawatan obstruksi saluran akar menggunakan EDTA pada gigi paska restorasi amalgam. Jurnal. Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar. Hedge, Shubha G, et al. Guided endodontic therapy: Management of pulp canal obliteration in the maxillary central incisor. Department of Conservative Dentistry and Endodontics, Government Dental College and Hospital, Nagpur, India. J Conserv Dent. 2019 Nov-Dec; 22(6): 607–611. Bedah Jurnal: