Perawatan endodontik terpandu menggunakan CBCT dan scan digital untuk membuat model 3D dan stent resin transparan yang memudahkan pembukaan akses saluran akar insisivus sentral maksila yang mengalami obliterasi. Teknik ini berhasil menemukan lokasi saluran akar secara tepat dan cepat serta meminimalkan risiko iatrogenik selama perawatan."
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar terkalsifikasi
1. Perawatan Endodontik Terpandu:
Obliterasi Saluran Akar Insisivus
Sentral Maksila
Shubha G. Hegde , Gopal Tawani , Manjusha Warhadpande ,
Abhijeet Raut , Darshan Dakshindas , and Sattyam Wankhade
Amenina Rezkia 160112180517
Pembimbing: Drg. Elfira mega, Sp.KG
Tugas: Journal Reading
Departemen Konservasi Gigi Universitas Padjadjaran
2. ABSTRAK
Keyword: Computer assisted designing / Computer assisted
machining, terapi endodontik terpandu, obliterasi saluran akar, Stent
● CBCT dan scan digital
permukaan terintegrasi
Blue Sky Bio
● Model 3D dan stent
resin transparan dengan
selongsong insersi bur
preparasi. Orientasi
inisiasi access opening
melalui stent.
● Root Canal Treatment:
Cleaning and Shaping.
Radiografi IOPA tiap
3mm preparasi.
● Hasil: Perawatan
Endodontik
Terpandu
merupakan teknik
yang memudahkan
penatalaksanaan
obliterasi saluran
akar gigi anterior
● Penatalaksanaan obliterasi
saluran akar Insisivus
Sentral Maksila
menggunakan perawatan
endodontik terpandu
● Pasien dengan keluhan
diskolorasi dan proklinasi 11
● IOPA dan CBCT: radiolusen
periapikal, obliterasi total
1/3 tengah saluran akar,
patensi 7mm mencapai
apikal
3. Obliterasi Saluran Akar
Penyumbatan saluran akar disebabkan
kalsifikasi dan deposisi dentin tersier
• Deposisi dentin tersier terjadi pada area spesifik.
• Ini dibedakan menjadi dentin reaksioner dan
reparative.
• Deposisi dentin tersier meningkat pada kondisi
gigi setelah trauma, autotransplantasi, terapi
ortodontik, fraktur rahang, dan bedah ortognatik.
Andreasen et. al.
• Kalsfikasi saluran akar sinonim kalsifikasi
distropik, sclerosis saluran akar.
• Respon alami setelah trauma gigi
Cedera neurovaskular
pulpa memicu respon
revaskularisasi pulpa
Kegagalan kontrol
stimulasi saraf
simpatis pada
aktivitas sekretik
odontoblastik,
menyebabkan
perbedaan pola
kronologi perbaikan
neural dan vascular
Kegagalan kontrol
saraf menyebabkan
deposisi dentin tidak
terkontrol sehingga
saluran akar tertutup.
• Prevalensi obliterasi saluran akar 3,7 – 40%
• Obliterasi bentuk sebagian atau total
• Faktor yang mempengaruhi tipe cedera dan
usia pasien. Ekstrusi dan luksasi lateral
tingkat tertinggi.
• Intervensi obliterasi dilakukan sedini
mungkin karena seiring waktu saluran
akar menunjukkan gejala.
• Sebaliknya, intervensi endodontik tidak
dilakukan kecuali ditemukan patosis
periradikular atau gigi bergejala.
4. Perawatan obliterasi saluran akar
Proses memakan waktu dan energy dibandingkan
perawatan saluran akar biasa.
Evaluasi literature aplikasi klinis teknik ini masih
sedikit.
Instrumen access opening
obliterasi saluran akar:
• Longshank (LN) bur
• Mueller bur
• Debriders dan Orifice openers
• Ultrasonic tips
Manifestasi obliterasi saluran akar,
alasan memerlukan intervensi
endodontik:
• Diskolorasi kekuningan 8,3 – 79%
• Nekrosisi pulpa dan apikal
periodontitis 1- 27,5 %
TAHAPAN PERAWATAN
Multiple radiografi
• Negosiasi instrument halus
Kfile 8 – 10
• Instrumen perluasan
saluran (Cnal pathfinder,
Dfinder)
• Instrumen poros kekuatan
besar (Pathfinder Cs)
• Menemukan lokasi saluran akar
obliterasi sulit jika landmark anatomi
menghilang
• Perawatan ini membutuhkan banyak
waktu kunjungan
• Melibatkan trial error instrument
berbeda. Berpotensi preparasi
berlebih, ketipisan dan perforasi
OBLITERASI SALURAN AKAR
ENDODONTIK TERPANDU
5. Pria, 24 tahun
Keluhan:
Perubahan warna, proklinasi 11
Kehilangan 21, 22
Riwayat trauma gigi saat anak-anak (gambar 1a)
Uji elektrik pulpa gigi 11 (-)
LAPORAN KASUS
Gambar 1a. Fotografi preoperatif
• Radiografi: kalsifikai total
saluran akar dan radiolusensi
periapikal 11 (gambar 1b)
• Restorasi radioopak aspek
palatal, indikasi retreatment
kamar pulpa dan saluran akar
• Evaluasi radioopasitas
melalui CBCT (Planmeca)
• 1/3 tengah servikal saluran akar
menghilang dan dipatenkan 7 mm apikal
(gambar 1c)
• Radiolusensi periapikal akar aspek bukal
• Pasien menyetujui RCT terpandu gigi 11
• Gigi 11 dipreparasi menjadi penyangga gigi
FPD 11-23
Gambar 1b. Preoperatif radiograf
Gambar 1c. Potongan Sagital CBCT gigi 11
6. • Scan permukaan digital intraoral (CS3500-KODAK,
CARESTREAM) (gambar 2a)
• CBCT (Bluesky Bio LLC, Liberty vilk, USA)diintegrasikan
dengan BlueSkyBio software
• Panduan pembukaan akses stent 15-25 (gambar 2b & c)
• Stent dirancang membentuk selongsong: memudahkan
pemasangan bur
Gambar 2.(a) Digital impression.
Gambar 2.(b and c) Designing of stent on Blue Sky Bio software
• Selongsong sebagai pelapis bor untuk mengakomodasi instrument pengeboran.
• Bor diorientasikan sesuai arah virtual data CBCT dan 3D mengikuti lokasi kanal
dengan berpusat pada bukolingual dan mesiodistal tengah akar (gambar 2d & e)
• Dimensi instrument virtual menurut data digital 26.5 mm, diameter 2.5 mm
Gambar 2d,e. Orientasi pengeboran virtual tengah akar
7. • Pencetakan Stent dan model gigi 3D berbahan resin bening.
• Ketebalan stent 5 mm (gambar 2f & g)
• Model stent membantu memastikan keakuratan
Gambar 2. (f) model gigi 3D (g) Salinan lengan stent 3D
• Evaluasi titik tengah sediaan resin bening (gambar 2h & i)
• Stent diperiksa dan diadaptasikan pada pasien
menyesuaikan model gigi
Gambar 2h,i. Model mock preparasi
Inisiasi akses permukaan melalui stent dan mengikuti
orientasi bur bundar (LN bur bedah (Mani)
panjang 28 mm, ukuran 010 (gambar 3a)
Gambar 3a. Pembukaan akses melalui stent
Gambar 3f. Fotografi post
op setelah FPD dipasang
RCT terpandu berhasil
dan pasien dipasang
FPD (gambar 3f)
8. Gambar 3b,c. Radiografi intermitten digunakan
untuk mengevaluasi arah preparasi
IOPA radiografi dilakukan tiap
kedalaman 3 mm preparasi gigi untuk
memastikan arah preparasi (gambar
3b & c)
Gambar 3d. Negosiasi 1/3 apikal saluran akar. 3e. Radiografi postobturasi
• Lokasi saluran ditemukan dan negosiasi saluran
akar dari titik tengah hingga 1/3 apical (gambar 3d)
• Radiografi intermitten durasi 15 menit tiap
pembersihan dan pembentukan lokasi
saluran(gambar 3e)
9. Krastl et. al
• Perawatan endodontik terpandu metode digital dan studi ex vivo untuk
menemukan saluran akar yang mengalami obliterasi
• Lokasi saluran akar diketahui melalui virtual CBCT dan digital impression gigi
• Data digunakan untuk mendesain stent, salinan 3D gigi dan selongsong yang
membantu orientasi bur access opening mengikuti lokasi saluran akar gigi
terdahulu.
• Teknik menunjukkan akurasi dan ketepatan data digital
• Secara klinis memberikan hasil terprediksi dan waktu pengerjaan lebih singkat.
Connert et al.
Perawatan endodontik terpandu managemen obliterasi saluran akar insisif sentral maksila.
Simpulan penelitian:
• Terapi endodontik terpandu mengurangi kemungkinan preparasi berlebih dan waktu
untuk menemukan saluran akar lebih cepat
• Stent diletakkan di margin insisif untuk mendapatkan akses lurus mencapai 1/3 apikal
saluran akar. Akses opening melalui aspek palatal untuk mendapatkan integritas tepi
insisal
• sudut 1,59°-1,8° aspek 3D menggunakan bur tip 0.12-0.4 mm yang dipercaya memiliki
keberhasilan tinggi, perlu tinjauan lebih lanjut.
Literatur Perawatan Endodontik Terpandu
10. • Kejadian trauma dental sering terjadi
pada gigi anterior.
• Perawatan endodontik terpandu
memudahkan managemen obliterasi
saluran akar
• Saluran akar lurus atau bagian lurus
akar yang melengkung
• Banyak waktu kunjungan karena
menggunakan pemindaian berulang,
pembuatan model 3D dan stent
• Risiko eksposr radiasi berlebih
• Keterbatasan dimensi instrument.
• Literatur terdahulu menggunakan
custom alat sehingga risiko perforasi
selama preparasi rendah.
• Diperlukan lebih banyak penelitian
menggunakan instrument yang
tersedia di pasaran agar prosedur
mudah dijangkau dan lebih ekonomis
• Pasien lebih nyaman dan
diterima klinisi karena waktu
tindakan di kursi dental
berkurang
• Risiko iatrogenik rendah tetapi
biaya perawatan lebih mahal
+ -
Pertimbangan Perawatan Endodontik Terpandu
CBCT memungkinkan mempelajari
tingkat kalsifikasi dan morfologi
akar. Dosis eksposur radiasi
ditetapkan Atomic Energy
Regulatory Board
11. Studi Kasus
Kalsifikasi Saluran Akar
Trauma gigi memicu respon pulpa dan saluran akar melakukan
perbaikan.
Pada kondisi berat memicu nekrosis hingga obliterasi saluran akar.
• Kalsifikasi saluran akar mempengaruhi perubahan
warna mahkota (diskolorasi) 7-27%
• Saluran akar menghilang menurut hasil radiograf
tetapi ini tidak menandakan kerusakan pulpa dan
sistem sirkulasi tetap berjalan memberi suplai
darah yang cukup ke ruang pulpa.
• Respon pulpa menurun terhadap tes thermal.
• Obliterasi saluran akar merupakan kondisi yang
menyulitkan perawatan endodontik
• Intervensi endodontik diperlukan jika gigi
bergejala atau ditemukan patosis periapikal spt.
Periodontitis apikalis.
• Keberhasilan perawatan bergantung pada
debridemen, disinfeksi dan obturasi hermetis
saluran akar
1
2
3
4
Infeksi dan iritasi kronis restorasi yang
luas mencapai kamar pulpa memicu
respon perbaikan dentin tersier dan
potensi kalsifikasi saluran akar.
Semakin tua usia menunjukkan
respon kalsifikasi saluran akar
semakin tinggi
Penyakit sistemik memicu respon
kalsifikasi pulpa diantaranya Sindrom
Marfan, osteodistrofi ginjal dan
atherosclerosis.
Fiksasi band orthodontic dan pergerakan
intrusif orthodontik memberikan tekanan
besar di apikal saluran akar dan
mempengaruhi neurovaskularisasi pulpa.
12. • Preparasi saluran akar terkalsifikasi
memerlukan Irigasi sesering mungkin untuk
membuang potongan dentin.
• Ultrasonik membantu membuang debris
preparasi saluran kanal sclerosis
• Instrumen tip ultrasonik membantu inisiasi
patensi dan mengeluarkan cairan beserta
debris
Mechanical Instrumentasi
Kalsifikasi saluran akar
Gambar 4b. Twisted
File SybronEndo
Gambar 4c. motor elektrik dan
handpiece instrument putar
saluran akar NiTi
Gambar 4a. Tips ultrasonic
untuk menghancurkan massa
terkalsifikasi di saluran akar
Gambar 4d. bur akses kavitas dari kiri ke
kanan. (A) FG 557 ISO 010 (TC), (B) FG ISO
round 018 (long), (C) FG ISO round 010
(long), (D) FG safe-ended diamond 332 ISO
018, (E) FG safe-ended TC, Endo Z
(Dentsply Maillefer).
• Kfile kecil membentuk patensi saluran
akar diantara tahap instrumentasi.
• Instrumen penetrasi saluran akar
diantaranya Pathfinder, SybronEndo, Cfile,
Denstply Maillefer
• Instrumen NiTi kecil digunakan untuk
flaring korona, taper orifis, dan membuang
bagian konstriksi saluran akar
13. • Pewarnaan metilen blue membantu menemukan orifis saluran
akar dibawah mikroskop atau teleskop dental operating
• Mikroskop dan teleskop dental operating membantu
penglihatan dan pencahayaan selama perawatan endodontik
• NaOCl 2.5% membantu mengetahui lokasi saluran akar yang
terkalsifikasi yaitu dengan digenangkan diatas lantai kamar
pulpa. Ini memicu gelembung oksigenasi jaringan orifis
saluran akar sehingga lokasi saluran akar ditemukan.
• EDTA 17% disertai larutan NaOCl membantu melunakkan
dentin kalsifikasi saluran akar
EDTA Ethylenediaminetetraaceticacid larutan dan gel 17%
• Bahan chelating: mendorong proses fisika-kimia penyerapan ion
positif multivalen bereaksi dengan ion kalsium yang terkandung
dalam hidroksiapatit sehingga merubah struktur mikrodentin dan
rasio kalsium fosfor dentin saluran akar.
• Melunakan dentin secara kimiawi dengan meningkatkan
permeabilitas dentin dan sebagai irigan yang melarutkan smearlayer.
• Digunakan dengan cara digenangkan bersama irigan NaOCL 2.5%
5mL selama 1 menit atau dengan Chorheksidin diglukonat 2% 5mL
selama 30 detik, setelah itu dikeringkan dengan paper poin.
Biochemical Instrumentasi
Kalsifikasi saluran akar
Gambar 4e. Telescope dan portable
headlight membantu penglihatan dan
pencahayaan selama dental operating
Gambar 4f. Dental operating
microscope memberikan penglihatan
dan pencahayaan besar dan luas
14. Medikamen Intrakanal
mengatasi infeksi pulpa dan periapikal
Disinfektan
Medikmen intrakanal terdiri dari
antibiotik dan disinfektan
Halogen diantaranya klorin dan iodin
Disinfektan merupakan
bahan kimia bersifat racun
microbial, bakterisida
spektrum luas, memiliki aksi
cepat, general, termasuk
potensi toksik pada jaringan
host sehingga
penggunaannya memerlukan
perhitungan dosis dan lama
paparan.
Iodin merupakan senyawa organik pembentuk potassium
iodide dan iodofor.
• Iodin merupakan agen antibakteri toksisitas kuat yang
dilepaskan perlahan dari waktu ke waktu.
• Iodoforn triodomethane merupakan formulasi gutta
percha bahan pengisi saluran akar.
• Larutan iodin 2% dalam potasium iodida 4% sebagai
irigasi dan dressing jangka pendek.
Klorin merupakan agen pengoksidasi kuat menyebabkan
efek bakterisida
• Klorin aktif dilepaskan NaOCL sebagai dressing jangka
pendek saluran akar
• NaOCL sebagai irigan dengan konsentrasi 0.5-2.5%
• NaOCL melarutkan jaringan nekrotik dan debris,
membersihkan saluran akar secara biomekanik.
• Toksisitas rendah tetapi digunakan dengan hati-hati
agar larutan tidak bocor dan merusak jaringan diluar
apikal saluran akar. NaOCL mengeluarkan bau yang
kurang menyenangkan bagi pasien dan meninggalkan
noda pada pakaian.
15. Chlrohexidine gluconate 0.12-2.0%
• Larutan disinfektan dan irigasi berbahan air.
• Substantivitas persisten, spectrum aktivitas luas dan
toksisitas rendah
• Umumnya digunakan untuk mengatasi penyakit periodontal
• Gel 1-5% digunakan untuk dressing bersamaan gutta percha
Kalsium Hidroksida CaOH
• Dressing endodontik yang menginduksi perbaikan dentin.
• Bersifat antibakteri, aktivitas kauterisasi melalui pH tinggi
• Bentuk pasta secara fisik membatasi kolonisasi bakteri di
saluran akar
• CaOH dalam sediaan suspensi kental larutan steril,
saline, dan larutan kental berminyak
Eugenol
• Golongan derivative fenol
• Dressing kontrol nyeri sementara pulpa yang terbuka
• Efek pereda nyeri dan antimikroba terbatas
Formokresol
• Bahan prosedur pulpotomi gigi sulung
• Sediaan dressing dengan kandungan 19% formaldehid, 35%
kresol, 46% water dan gliserin. Penggunaanya dihentikan
karena toksik jaringan, alergenik dan memicu karsinogenik.
• N2 dan Endometasone merupakan bahan pengisi saluran
akar dengan melepaskan formaldehid.
16. • Sensitisasi, antibiotik topikal berisiko pada pasien alergi
karena menimbulkan reaksi anafilaktik dan merespon obat
lainnya pada kasus infeksi parah
• Risiko resistensi bakteri. Kondisi tertentu medikamen ini
membentuk strain bakteri resisten antibiotik. Ini
menyebabkan infeksi berlanjut dan sulit diobati
• Keefektifan antibiotik menangani infeksi intrakanal terbatas
karena melibatkan kombinasi spesies pathogen. Antibiotik
hanya menghambat dan mengeliminasi sebagian bakteri
• Antibiotik memberikan gangguan biologis mikroba
pathogen melalui proses biokimia esensial.
• Antibiotik lokal untuk medikamen endodontik terbatas
• Antiobiotik untuk endodontic diantaranya penicillin,
tetracycline, clindamycin, dan metronidazole
Antibiotik
Gambar 4g. Pola perbaikan
periodontitis apikal
17. Referensi studi kasus:
1. Harty’s endodontics in clinical practice Ed. 6. Edited by Bun San Chong. Churchill Livingstone. Elsevier
2. Santoso, Laurenisa dan Yulita Kristanti. Perawatan saluran akar satu kunjungan gigi molar kedua kiri mandibula
nekrosis pulpa dan lesi periapical: Studi kasus. Jurnal. Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Gadjah Mada. MKGK. Agustus 2016; 2(2): 65-71
3. Usman, Sahriah dan Juni Jekti Nugroho. Diagnosis dan perawatan saluran akar pada gigi yang mengalami obliterasi.
Jurnal. Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hananuddin. Makassar Dent J 2015; 4(3): 103-106
4. Yudistian, Ilma. Perawatan obstruksi saluran akar menggunakan EDTA pada gigi paska restorasi amalgam. Jurnal.
Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
Hedge, Shubha G, et al. Guided endodontic therapy: Management of pulp canal obliteration in the
maxillary central incisor. Department of Conservative Dentistry and Endodontics, Government Dental
College and Hospital, Nagpur, India. J Conserv Dent. 2019 Nov-Dec; 22(6): 607–611.
Bedah Jurnal: