SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 98
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
               Cairan & Elektrolit



                Oleh :


           Ns. SASMIYANTO, S.Kep.,
                               M.Kes
            Fakultas Ilmu Kesehatan
05/28/12
           Universitas Muhammadiyah
              Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
METABOLISME CAIRAN
Fungsi cairan :
2. Pengatur suhu tubuh

3. Transport nutrisi dan elektrolit

4. Mempertahankan volume darah

5. Untuk metabolisme didalam sel

6. Pelarut hormon.

7. Pelarut vitamin dll.
05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN TUBUH
                  ICF (40%)
                                                INTRA VASCULER
     CAIRAN
   TUBUH (60 %)

                  ECF (20%)                       INTERSTISIIL



                                                TRANCELLULAIR



05/28/12           Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KOMPARTEMEN
           CAIRAN TUBUH
      Cairan Tubuh orang normal
       ± 60% berat badan
           a.   20% cairan extraseluler
           b.   40% cairan intraseluler
           c.   1-2 liter cairan transeluler


      Tergantung : umur, jenis kelamin, dan
                   derajat kegemukan
05/28/12               Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
 CAIRAN TUBUH
  ELEKTROLIT

  TBW (TOTAL BODY WATER)

     BAYI (BARU LAHIR)                                75%
     DEWASA:
     PRIA (20-40 TAHUN)                               60%
     WANITA (20-40 TAHUN)                                     50%
     LANSIA                                           45 – 50%
     (MAXWELL DAN KLEEMAN, 1987)




05/28/12                 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Prosentase Rata – Rata Cairan Tubuh
   Kompartemen    Bayi    Pria dws        Wanita dws   Lansia
      cairan
                  (%)         (%)                (%)    (%)
 Intra sel        48          45                 35     25


 Ekstra sel
 Intravaskul      4           4                 5       5
 er
                  25          11                 10     15
 Intertisial

                  77          60                 55     45
 Total
05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
ELEKTROLIT
 Kation (muatan positip)

 Anion (muatan negatip)

 Berfungsi mengatur neuromuskuler dan keseimbangan asam
  basa
 Satuan mEq/L



MINERAL
 Logam, non logam, radikal, fosfat

 Berfungsi sebagai katalis dalam respon syaraf, kontraksi otot,
  metabolisme zat gizi, keseimbangan elektrolit dan prsoduksi
  hormon, menguatkan struktur tulang

SEL
 05/28/12           Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
 SDM dan SDP
BODY FLUID
           DISTRIBUTION




05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN
           EXTRASELULER

           CAIRAN                                   Protein rendah
           INTERSTITIAL
           ¾ cairan extraseluler




                                                        Membran kapiler
           CAIRAN PLASMA
           ¼ cairan extraseluler                    Protein tinggi

05/28/12               Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN
           EXTRASELULER
 Efek Donan :
   Konsentrasi Kation plasma sdkt > besar drpd
   cairan interstitial, ok protein plasma (dg
   muatan akhir negatif) cenderung mengikat
   Kation ( Na+ & K+ ).
   Sebaliknya konsentrasi Anion dlm C.interstitial
   > tinggi ok.protein plasma menolak Anion



05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN
           INTRASELULER
   Mengandung sedikit ion Na & Cl ; hampir tanpa ion Ca

   Mengandung sejumlah besar ion K, Fosfat

   Mengandung sejumlah besar Protein ( 4x dlm plasma)

   Mengandung sejumlah sedang ion Mg & Sulfat



       ( C. Extraseluler : rendah ion K, PO4, Mg & SO4 )



05/28/12             Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN
               TRANSELULER
      • Dianggap sbg cairan extraseluler
        khusus
      • Jumlahnya 1-2 liter
      • Terdapat :
           –   Rongga sinovial
           –   Peritoneum
           –   Pericardial
           –   Intraokular
           –   cerebrospinal
05/28/12              Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KONSENTRASI ION




05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
05/28/12   Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KONSENTRASI ION CAIRAN
              INTRASELULER &
              EKSTRASELULER
                              Extracelluler             Intracellular
                                    fluid                    fluid
     −     Na + …………………142 meq/1 ………….. 10 meq/1
     −     K + ………………….. 5 --,,--                 ………….. 141 --,,--
     −     Ca+ + ……………….. 5 --,,--                ………….. < 1 --,,--
     −     Mg ………………. 3 --,,--
               ++
                                                  ………….. 58 --,,--
     −     Cl - …………………..103 --,,--               ………….. 4 --,,--
     −     HCO3- ………………. 28 --,,--                ………….. 10 --,,--
     −     Phosphates …….. 4 --,,--               ………….. 75 --,,--
     −     SO4 ……………….. 1 --,,--                  ………….. 2 --,,--
     −     Glucosa………….. 90 mgm % ………… 0-20 mgm%
     −     Amino acids ….... 30 --,,--             ………… 200 --,,--
           Cholesterol
           Phospholilpids ... 0,5 gm % ………….. 2-95 gm%
           Cholesterol
     −     Po2 …..………….. 35 mmHg ………… 20 mmHg%
     −     PCo2 …..………… 46 --,,--                ………… 50 --,,--
      −
05/28/12   pH …..………….. 7,4                 …………….. 7,0
                       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN TUBUH
  HOMEOSTASIS CAIRAN TUBUH
      Menjaga agar volume cairan tubuh relatif
       konstan & komposisi tetap stabil


            CAIRAN                              CAIRAN
            MASUK                  =            KELUAR


05/28/12           Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
METABOLISME CAIRAN
   Input cairan :
   - Makan/minum/sonde

   - Terapi (cairan/obat/transfusi)

   - Water metabolisme

  Output cairan :
  - SWL : urine, muntah, drain, perdarahan

  - IWL : keringat, pernapasan, faeces.



05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN MASUK
  a.       Larutan / cairan dari makanan yg dimakan
           (2100 ml/hr)
  b.       Metabolisme tubuh (200 ml/hr)
           Total : 2300 ml / hari
           Tergantung : cuaca, kebiasaan & aktivitas
                        fisik

05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN KELUAR
                                                    Prolonged Heavy
                                     Normal
                                                        Exercise
   1.       Insensible fluid loss
           a. Kulit               350                     350
           b. Paru-paru           350                     650
           Keringat              100                    5000
           Feces                 100                     100
           Urine                1400                     500
            TOTAL                2300                    6600

05/28/12               Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Water Intake and
           Output




05/28/12    Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes   Figure 26.4
DEFISIT



           INPUT                  OUTPUT




                   EXCES




              INPUT                        OUTPUT
05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
05/28/12   Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Faktor yang
               mempengaruhi
          Usia
          Bayi
          Anak – anak
          Remaja
          Lansia
          Ukuran tubuh
          Gaya hidup
          Diet
          Stress
          Olah raga
05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengaturan Cairan
      Osmoreseptor, menjaga keseimbangan
       cairan
      Mekanisme haus

      Stimulus : peningkatan plasma, volume

       darah, mukosa faring dan mulut,
       angiotensin II, kehilangan Kalium, faktor
       psikis.

05/28/12         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Regulation
    of Water
     Intake:
      Thirst
   Mechanism




05/28/12   Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes   Figure 26.5
Haluaran cairan
      Ginjal menyaring 125 ml/menit
      Urin 40-80 ml/jam atau 1,5 L /hari

      Dipengaruhi oleh ADH dan Aldosteron

      IWL = 15 ml/kg/24 jam (Horne et al,

       1991)
      Paru 400 ml/hr

      Pencernaan 100 ml/hr



05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hormon
     1. ADH
      Reabsorpsi air di tubulus ginjal

     2. Aldosteron
      Ekskresi K dan absorpsi Na di tubulus

       ginjal
     3. Glukokortikoid
      Menahan natrium



05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Mechanisms
     and
Consequences
of ADH Release




05/28/12   Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes   Figure 26.6
Pengaturan Elektrolit

   Natrium : 135 – 145 mEq/L
   Kalium :   3,5 – 5,3 mEq/L
   Kalsium :    4 - 5 mEq/L
   Ion K+ dapat ditukar dengan ion H+




05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Bikarbonat
 Bufer dasar kimia yang utama dalam
  tubuh
 Di atur ginjal, Normal : 24 – 30 mEq/L

 Butuh basa, bikarbonat di reabsorpsi

 Ion bikarbonat dalam ekstrasel

  sebagai penyeimbang asam-basa
  yang paling penting.
05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CATATAN
           1. Cara menentukan WM (Water Metabolisme)
              dan IWL (Insensible Water Loss)
               a. Berdasarkan Luas Badan (lihat table Du Bois)
                   - WM : luas permukaan badan x 350
                   - IWL : luas permukaan badan x 700
               b. Berdasarkan berat badan :
                   - WM : BB x 5 cc
                   - IWL : BB x 15 cc
           2. Setiap kenaikan suhu 10 C (Suhu 38 0 C)

                        IWL + 10 % (IWL)


05/28/12                Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Contoh kasus :
    Tn. A dirawat di R. ICU dg gagal
    jantung masuk melalui IGD tgl 20
    AGST 06 jam 23.00 WIB. Klien
    mendapat terapi RL 500 cc, D5% 500
    cc, Meylon 25 meq, neurobion 1 amp,
    lasix 1 amp. Selama perawatan klien
    muntah 100 cc, makan/minum 400 cc,
    UP s/d 07.00 500 cc, diketahui TB 150
    cm, BB 60 kg Hitung Balance Cairan
    Tn A
05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
PERGERAKAN CAIRAN
                 TUBUH
 DIFUSI
     Perpindahan molekul suatu substansi dari
      daerah yang konsentrasi tinggi ke rendah
 OSMOSIS
     Perpindahan pelarut murni seperti air melalui
      membran semipermiabel yang memiliki solut
      (zat terlarut) konsentrasi rendah ke tinggi
     Membran permeable terhadap xat pelarut dan
      tidak permeabel terhadap solut (zat terlarut).
05/28/12         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
DIFUSI
          Pergerakan molekul-2 satu sama lain
           yg terus menerus dlm cairan atau dlm
           gas.
          Terjadi karena perbedaan
           konsentrasi, biasanya dari
           konsentrasi tinggi → rendah
          Kecepatan difusi meningkat apabila :
           1) makin besar selisih konsentrasi
           2) makin besar suhu
           3) makin besar ∅ ruang tempat difusi
           4) makin kecil ∅ molekul
05/28/12   5) makin pendek jarak
                     Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
DIFUSI MELALUI
           MEMBRAN SEL LIPID
               BILAYER

Terdapat 2 cara:
2. dg larut dlm lipid → berdifusi
   biasa
3. berdifusi melalui pori-2 kecil
   yg tdpt dlm membran


05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
FASILITATED
            DIFFUSION




05/28/12    Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
OSMOSIS
     Kecepatan osmosis tergantung pada
      konsentrasi larutan dalam solut, suhu larutan,
      muatan listrik solut, perbedaan tekanan
      osmosis yang dikeluarkan oleh larutan
     Tekanan osmotik merupakan tekanan untuk
      menarik air. Tekanan osmotik larutan disebut
      osmolalitas.
     Satuan osmol atau miliosmol per Kg (mOsm/
      Kg)
05/28/12         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
     Osmolalitas serum normal : 280 -296 mOsm/
OSMOSIS
     Isotonik : larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah,
      eks NaCl 0,9%, RL
     Hipotonik : konsentrasi solut lebih rendah dari plasma yang
      menyebabkan air berpindah ke dalam sel. Eks Salin 0,45%,
      Dekstrosa 2,5%
     Hipertonik : konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma sehingga air
      keluar dari dalam sel, eks Dekstrosa 5% dalam 0,45% Salin,D5%
      dalam RL, D5% dalam Ns Normal
     Tekanan osmotik dipengaruhi oleh protein plasma (albumin). Albumin
      menghasilkan tekanan onkotik yang cenderung menjaga cairan tetap
      dalam kompartemen intravaskuler
05/28/12                Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
TEKANAN OSMOTIK
      Tekanan Osmotik
        • Besarnya tekanan yg dibutuhkan utk
          mencegah osmosis dan / difusi akhir melalui
          membran.
        • Merupakan tekanan yg berlawanan arah (dg
          osmosis) untuk menghambat / mencegah
          osmosis
        • Merupakan pengukuran tidak langsung air &
          konsentrasi zat terlarut pada larutan → makin
          tinggi tekanan osmotik larutan → konsentrasi
          air makin rendah tapi konsentrasi zat terlarut
          makin tinggi.
05/28/12           Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
TEKANAN OSMOTIK
•   Tekanan osmotik suatu larutan sebanding
    dengan osmolaritasnya.
•   Untuk setiap gradien konsentrasi mili osmol
    yg melintasi membran sel, perlu tekanan
    osmotik : 19,3 mmHg




05/28/12         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
FILTRASI
 Proses perpindahan air dan substansi yang

  dapat larut secara bersamaan sebagai respon
  terhadap adanya tekanan cairan.
 Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang

  dihasilkan oleh likuid di dalam sebuah ruangan
TRANSPOR AKTIF
 Memerlukan aktivitas metabolik dan

  pengeluaran energi
 Pompa Natrium Kalium



05/28/12     Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
ACTIVE TRANSPORT




05/28/12   Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Disorders of Water Balance:
        Dehydration


 1 Excessive loss of H2O from                2   ECF osmotic      3 Cells lose H2O
   ECF                                           pressure rises     to ECF by
                                                                    osmosis; cells
                                                                    shrink




   (a) Mechanism of dehydration




05/28/12                        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes                           Figure 26.7a
Disorders of Water
     Balance:
Hypotonic Hydration
 1                                           2   ECF osmotic      3   H2O moves into
     Excessive H2O enters the
     ECF                                         pressure falls       cells by osmosis;
                                                                      cells swell




(b) Mechanism of hypotonic hydration



05/28/12                        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes                            Figure 26.7b
EDEMA
       −  kelebihan cairan dlm jaringan
       −  > banyak terjadi pd kompartemen c.e.s
       −  dpt juga melibatkan c.i.s
       Edema intra seluler
       Penyebab :        1) Depresi sistem metabolik jar.
                         2) tidak adanya nutrisi sel yg adekuat
       misal : aliran darah jaringan ↓↓→pengiriman O2 & nutrien <<

               pompa ion membran sel                 metabolisme jar. N ↓↓
                     tertekan

               ion Na yg biasa masuk sel, tidak dpt lagi dipompa
                                                 keluar sel
               ion Na dlm sel >>

              osmosis air kedlm sel
05/28/12                Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
              volume intra seluler jar ↑
      Jaringan yang meradang

           permeabilitas membran sel ↑

           Na & ion-2 lain berdifusi masuk sel

           diikuti osmosis air kedlm sel

    Oedem ekstra seluler : ada akumulasi cairan berlebihan
                    dlm ruang ekstraseluler dg penyebab :
    1) kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang
       interstitial
    2) kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari
       interstitium kedalam darah
05/28/12                 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN ISOTONIK,
HIPOTONIK & HIPERTONIK
     Kekuatan larutan tgt pd kons.zat terlarut
     impermeabel → perub.volume ? → Isotonik,
     hipotonik, hipertonik ?
     -C. Isotonik :
           • C. yg tdk menimbulkan pengerutan / pembeng-kakan
             sel
           • Kons.air dlm C.I.S & C.E.S sama → zat terlarut tdk
             dpt masuk / keluar dr sel
             Contoh :
             Lar.Nacl 0,9 % atau lar.Glukosa 5 % → infus →
             tanpa bahaya keseimbangan osmotik atr CIS & CES.

05/28/12               Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN ISOTONIK,
HIPOTONIK & HIPERTONIK
     -     C. hipotonik
           • Menyebabkan sel membengkak
           • Kons. zat terlarut impermeabel > rendah drpd air
             → air berdifusi kedlm sel → CIS > encer & CES >
              pekat
             → sp osmolaritas kedua larutan sama
             mis.larutan NaCL kons. < 0,9 %
     -     C. hipertonik :
           • Menyebabkan sel mengkerut o.k air mengalir dr sel
             kedalam C.E.S
             mis. lar NaCL kons. > 0,9 %
05/28/12                Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN ISOSMOTIK,
             HIPEROSMOTIK &
              HIPOOSMOTIK
  o   C. Isosmotik :
      Lar. dg osmolaritas sama dg C.E.S normal, tanpa
      memperhatikan apakah zat terlarut dpt/tidak menembus
      membran sel
  o   C. Hiperosmotik : osmolaritas > tinggi drpd CES
  o   C. Hipo-osmotik : osmolaritas > rendah

      Keseimbangan osmotik atr CES & CIS dicapai dlm waktu
       cepat.
         − waktu yg diperlukan untuk : perjalanan intake mell usus →
           darah → jaringan → tercapai keseimbangan osmotik
           lengkap.
         − Normal setelah minum air → tercapai keseimbangan dlm
05/28/12   waktu 30 ‘ Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
EFEK PENAMBAHAN
LARUTAN SALINE KE C.E.S
   •       Saline isotonik → C.E.S → osmolaritas C.E.S
           tetap, → osmosis mell.membran sel (-)

   •       Efeknya : hanya pe → vol. C.E.S
                 Na+ & CL sebag.besar tetap di
                 C.E.S (membran sel impermeabel
                 thd Na & CL)


05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
EFEK PENAMBAHAN
LARUTAN SALINE KE C.E.S
    •      Saline hipertonik → osmolaritas c.e.s ↑ → osmosis air
           keluar dr sel kedlm c.e.s & NaCL tetap berada pada c.e.s,
           cairan berdifusi dr sel ke c.e.s → keseimbangan osmotik.
           Efek akhir : Volume c.e.s ↑ , volume C.I.S ↓ & pe ↑
           osmolaritas pd kedua kompartemen
    •      Saline hipotonik → c.e.s → osmolaritas ce.s ↓ & air dr
           c.e.s berdifusi kedalam sel sampai osmolaritas kedua
           kompartemen sama
               - Volume intra & extra seluler ↑ ( Vol.inta me ↑ >
                  besar )
05/28/12                 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
MACAM – MACAM CAIRAN

           1.   Cairan I ( C1 ).
                    RL / PZ (NaCl 0,9%) / D5 / D10 %


           3.   Cairan II
                    C1 = 1     ( Dex 5% + Ns 0,9 % )
                    C1 = 2     (Dex 5% + Ns 0,45 % )
                    C1 = 4     (Dex 5% + Ns 0,225 % )
                    C1 = 5 / CN 10 % = D 10% + Ns 0,18
           3.   Cairan III
                    CN 10 % + 7,5 Meylon + 5cc KCL.
                    Cairan Koloid = Plasma / Darah.

05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KEGUNAAN

      Cairan I :
      Diberikan untuk :
            Klien dengan dehidrasi berat > 3 Bulan.
            Klien Shock.
            Nutrisi parenteral.
            Spolling transfusi.( Cairan dengan komposisi
           murni )

05/28/12               Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Cairan II :
       C1 : 1 = Digunakan untuk klien > 5 Tahun.
     • Non migas
     • B.P
     • D.P.E
     • Dehidrasi ringan
      C1 : 2 = Digunakan untuk klien umur 3 s/d 5 Tahun

       (non diare).
      C1 : 4 = Digunakan untuk klien umur 1 Bulan s/d 3

       Tahun (non diare).
      C1 : 5 = Digunakan untuk klien umur 3 Hari s/d 3

       Bulan ( B.P, D.P.E, Dehidrasi ringan.
      HSD / KAEN 3 B = Digunakan untuk klien umur > 3

       Bulan ( Klien diare / dehidrasi sedang ).



05/28/12              Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan Asam
            basa
   1. Pengaturan Kimiawi
   Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat

    adalah yang utama, terbanyak dan
    tercepat.
   CO2 + H2O  H2CO3

   H2CO3        H+ + HCO3
   H+ + HCO3  H2CO3



05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
2. Pengaturan Biologis
      H+ tinggi  masuk sel  Kalium
       terlempar ke ekstrasel.
      Ekstrasel menjadi kurang asam

      Ekstrasel menjadi hiperkalemia

      Bufer Hemoglobin-oksihemoglobin




05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
3. Pengaturan Fisiologis
   1. Paru
    Alkalosis  RR turun  CO2 ditahan,

     bereaksi menjadi asam karbonat
     menghasilkan H+
    Asidosis  RR cepat, dalam




05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Lanjutan 3. …

     2. Ginjal
      Mekanisme mengatur H+

       a. Absorpsi Bikarbonat
       b. Ambil ion Pospat
       c. Mengubah Amonia



05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Asidosis respiratorik
 PaCO2 naik
 HCO3 naik

 H+ naik

 PH turun

 Disebabkan oleh Hipoventilasi




05/28/12     Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis respiratorik
 PaCO2 turun
 H+ turun

 PH naik

 Disebabkan Hiperventilasi atau

  pembuangan CO2 berlebihan



05/28/12     Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Asidosis Metabolik
      H+ naik
      PH turun

      Bikarbonat turun




05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis Metabolik
 Kehilangan asam
 Bikarbonat berlebih

 Disebabkan muntah, Nabic berlebihan




05/28/12         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KESEIMBANGAN
            ELEKTROLIT
   KALIUM
    Normal : 3,5 – 5,5 meq/L

    Fungsi : mempertahankan muatan
    listrik membran potensial



05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOKALEMIA
          Penyebab :
            - Shift : alkalosis insulin, hiperventilasi
             - diuresis, diabetic, metab. Alkolis
             - diare, keringat
             - malnutrisi, peminum alkohol
     Gambaran           klinis :
           - kelemahan      otot, paralisis
           - hipotensi, aritmia
           - mual muntah
           - paralitic illeus
05/28/12
           - mengantuk sampai koma
                         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOKALEMIA

               Syarat pemberian Kalium (KCl)
               secara intravena :

              Produksi urine 0.5 – 1 cc / kgBB/jam
              Jangan > 20 meq / jam
              Harus diencerkan



05/28/12                Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Gambaran EKG pada Hipokalemia
                Bila kadar K+ makin menurun:
                  a. U prominen, T mendatar
           b. Depresi ST, T terbalik, PR memanjang

05/28/12         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERKALEMIA
              Penyebab :
                -    gangguan fungsi ginjal
                 -   intake yang berlebihan
                 -   keadaan asidosis
                 -   kerusakan sel, mis : luka bakar
              Gambaran Klinis :
                -    Kesemutan, kelemahan otot
                 -   Aritmia : bradikardi blok
                 -   EKG : tall T, PR memanjang, QRS melebar
                 -   Diare
                 -   Apatis, gangguan mental
05/28/12                    Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Gambaran EKG pada Hiperkalemia.
                 Bila kadar K+ makin meningkat :
           a. T meninggi dan lancip, R menjadi pendek
              b. QRS melebar dan bersatu dengan T
                     c. P merendah dan hilang
05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KESEIMBANGAN
            ELEKTROLIT
     NATRIUM
      Normal : 135 – 155 meq/L

      Fungsi : pemelihara osmolaritas
      darah, berperan dalam pengaturan
      cairan ekstraselular


05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hiponatremia
           Penyebab :
              1. normovolemia :
                   - kebanyakan minum air atau infus dex

                   - Pengeluaran hormon Anti Diuretic hormon
             2. hipovolemia :
                   - Pemberian diuretic
                   - Gangguan fungsi ginjal
                   - Muntah / diare
                   - Keringat >>
                   - Hiperglikemia
             3. hipervolemia :
                   - Chirrosis
                   - Payah jantung
           Gambaran Klinis :
05/28/12      Oliguri, takhikardi, mukosa kering, kejang otot, pusing
                         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERNATREMIA
   Penyebab :
     1. Ginjal normal
         a. Osmotik diuresis
         b. Pemberian Natrium Bicarbonas
         c. Hipercalcemia, poliuria, dehidrasi
     2. Ginjal Abnormal
         a. Diabetes insipidus
         b. GFR yang menurun merangsang
             pelepasan aldosteron
   Gambaran Klinis
     1. Tanda-tanda edema : BB meningkat, Hipertensi,

              gangguan mental
05/28/12
           2. Tanda dehidrasi : takhikardia, mukosa kering,
                       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KALSIUM
            Normal : 8 – 10 meq/ L
            Diperlukan tubuh untuk :

               1. Kontraksi otot
               2. Transmisi impuls syaraf
               3. Sekresi hormon
               4. Pembekuan darah
               5. Penyembuhan luka
               6. Pergerakan sel dan perbanyakan sel
05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOKALSEMIA
              Penyebab :
                1. Gagal ginjal kronis
                2. kekuarangan vitamin D
                3. Pancreatitis
                4. Tranfusi yang massif
                5. Luka bakar, sepsis
                6. hipomagnesemia

              Gambaran Klinis :
                1. Kejang otot, kelemahan otot
                2. Bronchospasme
05/28/12
                3. Hipotensi, bradicardi, payah jantung
                        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERKALSEMIA
          Penyebab :
            1. Keganasan
             2. Tirah Hiperparathyroid
             3. Baring lama
             4. Kelebihan vitamin D
          Gambaran klinis :
           Merupakan manifestasi gangguan kardiovaskular
                   dan neuromuscular, meliputi :
             1. Hipertensi
             2. Aritmia
             3. Kelemahan otot
             4. Gangguan kesadaran
             5. Kejang
05/28/12     6. Nyeri abdomen, obstipasi
                      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
             7. Gagal ginjal
Gambaran EKG pada Hipo- dan
                           Hiperkalsemia
           Hipokalsemia : QT memanjang terutama
                   karena perpanjangan ST
           Hiperkalsemia : QT memendek, terutama
05/28/12           karena pemendekan ST
                    Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
MAGNESIUM

      NORMAL : 1,5 – 3 meq/L

      Magnesium penting pada transfer
       energi dan stabilitas listrik sel



05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOMAGNESEMIA
          Penyebab :
           1.   Gangguan fungsi ginjal
           2.   Diuresis
           3.   Hipokalemia
           4.   Malabsorbsi, diare, penghisapan cairan
                lambung
          Gambaran Klinis :
           1. Aritmia
           2. Iskemia jantung
           3. Gangguan neuromuskuler (kelemahan,
05/28/12      kejang, koma)
                       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERMAGNESEMIA
   Penyebab :
    1. Penggantian magnesium yang terlalu cepat
    2. Penurunan absorbsi kalsium/ penurunan
       konsentrasi kalsium darah
    3. Pengguanaan obat-obatan yang nmengandung
       magnesium yang berlebih
   Gambaran klinis :
    1. Lemah, ngantuk, mual, muntah
    2. hypotensi, nadi lemah irregular, bradicardia
    3. Kesadaran menurun
    4. Hypoventilasi dapat mengarah ke apnoe
    5. EKG : perpanjangan P-R interval, elevasi
       gelombang T, pelebaran QRS
05/28/12           Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN
  DAN ELEKTROLIT

1. Hipovolemia
 Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat
  kekurangan volume cairan ekstraseluler
  (CES).
 Hipovolemia adalah penipisan volume
  cairan ekstraseluler (CES)
Hipovolemia adalah kekurangan cairan di
 dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).

05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Penyebab

     (1)   Penurunan masukan
           (2) Kehilangan cairan yang
               abnormal       melalui :
               kulit,         gastro
               intestinal,    ginjal
               abnormal, dll.
           (3) Perdarahan
05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tanda-gejala Klinis
      Pusing, kelemahan, Keletihan
      Sinkope

      anoreksia,mual, muntah, haus,

      kekacauan mental

      Konstipasi dan oliguria.

      HR   meningkat, suhu meningkat,
       turgor kulit menurun, lidah kering,
       mukosa mulut kering, mata cekung.

05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengkajian Fisik
          Penurunan tekanan darah (TD), khususnya
           bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
           frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk;
           lidah kering dan kasar; mata cekung; vena
           leher kempes; peningkatan suhu dan
           penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
           anak : penurunan air mata, depresi fontanel
           anterior.
          Pada pasien syok akan tampak pucat dan
           diaforetik dengan nadi cepat dan haus;
           hipotensi terlentang dan oliguria.
05/28/12              Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
indikator Penurunan
               berat badan
     No Penurunan                            Keparahan Defisit
        Berat Badan Akut
       1    2– 5%                            Ringan
       2    5 – 10 %                         Sedang
       3    10 – 15 %                        Berat
       4    15 – 20 %                        Fatal

05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Perubahan pada
              hipovolemia
     Hipovolemia Ringan
          Anoreksia
          Keletihan
          Kelemahan
     Hipovolemia Sedang
          Hipotensi ortostatik
          Takikardia
          Penurunan CVP
          Penurunan haluaran urine
05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hipovolemia Berat
      Hipotensi berbaring
      Nadi cepat dan lemah

      Dingin, kulit kusam

      Oliguria

      Kacau mental, stupor, koma




05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tindakan
            Pemulihan volume cairan normal dan
              koreksi gangguan penyerta asam-
           basa dan elektrolit
            Perbaikan perfusi jaringan pada syok

              hipovolemik
            Rehidrasi oral pada diare pediatrik

            Tindakan terhadap penyebab dasar




05/28/12            Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
resiko
   Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG,
    diare, drainase intestinal
 Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan
    sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar,
    fibrosis sistik
 Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes
    insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik),
    insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM
    takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
 Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke
    interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar,
    acites
 Hemorragia

 Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
05/28/12             Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pedoman Penyuluhan
pasien-keluarga
   Beri pasien dan orang terdekat instruksi
    verbal dan tertulis tentang hal berikut :
    (1) Tanda dan gejala hipovolemia
    (2) Pentingnya mempertahankan
     masukan         adekuat, khususnya
    pada anak kecil dan lansia, yang          lebih
    mungkin untuk terjadi       dehidrasi
    (3) Obat-obatan : nama, dosis,
         frekwensi,        kewaspadaan dan
         potensial efek samping
05/28/12          Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
2. Hipervolemia
2 Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan
 volume (CES)
 voHipervolemia adalah kelebihan       cairan di
 dalam bagian-bagian       ekstraseluler     (CES).
 Penyebab
 1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan
 natrium dan air
 2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
 ekskresi natrium & air
 3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
 4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma

05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tanda-gejala Klinis
     sesak   nafas, ortopnea, odema
     Penyebab edema extraselular
     1. peningkatan tekanan kapiler
      kelebihan retensi ginjal

      tekanan vena yang tinggi

      penurunan resistensi arteriol

     2. penurunan protein plasma
      hilangnya protein melalui hidung

      hilangnya protein melalui kulit yang     lepas
      kagagalan roduksi protein

05/28/12           Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
3. Peningkatan permiabilitas kapiler
       reaksi imun
       toksin
       infeksi bakteri
     4. Blockage of lymph return
       Cancer
       Pembuluh limphatik yang abnormal
        atau kelainan konginital


05/28/12       Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengkajian Fisik
 Oedema,     peningkatan berat
    badan, peningkatan TD
    (penurunan TD saat jantung
    gagal) nadi kuat, asites, krekles
    (rales). Ronkhi, mengi, distensi
    vena leher, kulit lembab,
    takikardia, irama galop
05/28/12        Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Odema Pitting
          +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan
           jari telunjuk) maka daerah yang      odema
           akan         menampakkan/memperlihatkan
           cekungan sedalam 2 mm
          +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
           telunjuk) maka daerah yang odema akan
           menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam
                 4 mm
          +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
           telunjuk) maka daerah yang odema akan
           menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam
           6 mm
          +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
           telunjuk) maka daerah yang odema akan
           menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam
           8 mm
05/28/12               Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tindakan
      Pembatasan natrium dan air
      Diuretik
      Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena
       kontinue : pada gagal ginjal atau
       kelebihan beban cairan yang
       mengancam hidup


05/28/12          Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tanggung jawab
             Keperawatan
 Memantau haluaran urine dengan
  cermat
 Mempertahankan pembatasan
  pemberian cairan
 Mempertahankan masukan dan
  haluaran cairan akurat
 Memantau tanda-tanda gagal jantung
  kongestif (GJK) dan oedema pulmoner
05/28/12      Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Riwayat dan faktor-
               faktor resiko
   Retensi natrium dan air : gagal jantung,
    sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan
    pemberian glukokortikosteroid
   Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut
    atau kronis dengan oliguria
   Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
   Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
    remobilisasi cairan setelah pengobatan luka
    bakar, kelebihan pemberian larutan
    hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik)
    atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
05/28/12         Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pedoman Penyuluhan pasien-
                     keluarga
          Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan
           tertulis tentang hal berikut:
          Tanda dan gejala hipervolemia
          Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan
           dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak
           nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
          Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan
           pengganti garam; dan hindari makanan yang
           mengandung natrium tinggi
          Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis,
           frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek
           samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien
           mnggunakan diuretik.
          Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia
           berlanjut
          Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari
05/28/12              Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
05/28/12   Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
SPO pemasangan NGT
SPO pemasangan NGTSPO pemasangan NGT
SPO pemasangan NGT
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 

Destaque

Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitdinda putri
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruSulistia Rini
 
Mengukur Intake dan Output Cairan
Mengukur Intake dan Output CairanMengukur Intake dan Output Cairan
Mengukur Intake dan Output CairanDea Ulfiah
 
Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolitpjj_kemenkes
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitSulistia Rini
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolitMoh. Wildan
 
01 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-1
01 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-101 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-1
01 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-1Miftachul Jannah
 
13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy fariantiresiy
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutankhoirilliana12
 

Destaque (20)

Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Powerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuhPowerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuh
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
 
Mengukur Intake dan Output Cairan
Mengukur Intake dan Output CairanMengukur Intake dan Output Cairan
Mengukur Intake dan Output Cairan
 
Cairan Elektrolit
 Cairan Elektrolit Cairan Elektrolit
Cairan Elektrolit
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
01 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-1
01 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-101 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-1
01 gdl-pebriirawa-222-1-pebriir-1
 
13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy farianti
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Kebutuhan Electrolit
Kebutuhan ElectrolitKebutuhan Electrolit
Kebutuhan Electrolit
 
Keseimbangan cairan&elektrolit
Keseimbangan cairan&elektrolitKeseimbangan cairan&elektrolit
Keseimbangan cairan&elektrolit
 
Menghitung urin output
Menghitung urin outputMenghitung urin output
Menghitung urin output
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
 

Semelhante a Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Semelhante a Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit (16)

Tugas biokimia air
Tugas biokimia airTugas biokimia air
Tugas biokimia air
 
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptxTherapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
CAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptCAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
CAIRAN & ELEKTROLIT.ppt
 
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan CairanKebutuhan Cairan
Kebutuhan Cairan
 
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
 
terapi cairan rumatan..ppt
terapi cairan rumatan..pptterapi cairan rumatan..ppt
terapi cairan rumatan..ppt
 
Jurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediJurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu edi
 
Presentasi milagros
Presentasi milagrosPresentasi milagros
Presentasi milagros
 
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.pptKeseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa.ppt
 
Cairan.new
Cairan.newCairan.new
Cairan.new
 
Cairan.new
Cairan.newCairan.new
Cairan.new
 
Terapi Mannitol
Terapi MannitolTerapi Mannitol
Terapi Mannitol
 
Cairan dan asam basa
Cairan dan asam basaCairan dan asam basa
Cairan dan asam basa
 
Cairan dan asam basa
Cairan dan asam basaCairan dan asam basa
Cairan dan asam basa
 
Peredaran Darah
Peredaran DarahPeredaran Darah
Peredaran Darah
 

Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

  • 1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Cairan & Elektrolit Oleh : Ns. SASMIYANTO, S.Kep., M.Kes Fakultas Ilmu Kesehatan 05/28/12 Universitas Muhammadiyah Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 2. METABOLISME CAIRAN Fungsi cairan : 2. Pengatur suhu tubuh 3. Transport nutrisi dan elektrolit 4. Mempertahankan volume darah 5. Untuk metabolisme didalam sel 6. Pelarut hormon. 7. Pelarut vitamin dll. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 3. CAIRAN TUBUH ICF (40%) INTRA VASCULER CAIRAN TUBUH (60 %) ECF (20%) INTERSTISIIL TRANCELLULAIR 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 4. KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH Cairan Tubuh orang normal  ± 60% berat badan a. 20% cairan extraseluler b. 40% cairan intraseluler c. 1-2 liter cairan transeluler Tergantung : umur, jenis kelamin, dan derajat kegemukan 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 5.  CAIRAN TUBUH  ELEKTROLIT  TBW (TOTAL BODY WATER) BAYI (BARU LAHIR) 75% DEWASA: PRIA (20-40 TAHUN) 60% WANITA (20-40 TAHUN) 50% LANSIA 45 – 50% (MAXWELL DAN KLEEMAN, 1987) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 6. Prosentase Rata – Rata Cairan Tubuh Kompartemen Bayi Pria dws Wanita dws Lansia cairan (%) (%) (%) (%) Intra sel 48 45 35 25 Ekstra sel Intravaskul 4 4 5 5 er 25 11 10 15 Intertisial 77 60 55 45 Total 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 7. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH ELEKTROLIT  Kation (muatan positip)  Anion (muatan negatip)  Berfungsi mengatur neuromuskuler dan keseimbangan asam basa  Satuan mEq/L MINERAL  Logam, non logam, radikal, fosfat  Berfungsi sebagai katalis dalam respon syaraf, kontraksi otot, metabolisme zat gizi, keseimbangan elektrolit dan prsoduksi hormon, menguatkan struktur tulang SEL 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes  SDM dan SDP
  • 8. BODY FLUID DISTRIBUTION 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 9. CAIRAN EXTRASELULER CAIRAN Protein rendah INTERSTITIAL ¾ cairan extraseluler Membran kapiler CAIRAN PLASMA ¼ cairan extraseluler Protein tinggi 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 10. CAIRAN EXTRASELULER Efek Donan : Konsentrasi Kation plasma sdkt > besar drpd cairan interstitial, ok protein plasma (dg muatan akhir negatif) cenderung mengikat Kation ( Na+ & K+ ). Sebaliknya konsentrasi Anion dlm C.interstitial > tinggi ok.protein plasma menolak Anion 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 11. CAIRAN INTRASELULER  Mengandung sedikit ion Na & Cl ; hampir tanpa ion Ca  Mengandung sejumlah besar ion K, Fosfat  Mengandung sejumlah besar Protein ( 4x dlm plasma)  Mengandung sejumlah sedang ion Mg & Sulfat ( C. Extraseluler : rendah ion K, PO4, Mg & SO4 ) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 12. CAIRAN TRANSELULER • Dianggap sbg cairan extraseluler khusus • Jumlahnya 1-2 liter • Terdapat : – Rongga sinovial – Peritoneum – Pericardial – Intraokular – cerebrospinal 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 13. KONSENTRASI ION 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 14. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 15. KONSENTRASI ION CAIRAN INTRASELULER & EKSTRASELULER Extracelluler Intracellular fluid fluid − Na + …………………142 meq/1 ………….. 10 meq/1 − K + ………………….. 5 --,,-- ………….. 141 --,,-- − Ca+ + ……………….. 5 --,,-- ………….. < 1 --,,-- − Mg ………………. 3 --,,-- ++ ………….. 58 --,,-- − Cl - …………………..103 --,,-- ………….. 4 --,,-- − HCO3- ………………. 28 --,,-- ………….. 10 --,,-- − Phosphates …….. 4 --,,-- ………….. 75 --,,-- − SO4 ……………….. 1 --,,-- ………….. 2 --,,-- − Glucosa………….. 90 mgm % ………… 0-20 mgm% − Amino acids ….... 30 --,,-- ………… 200 --,,-- Cholesterol Phospholilpids ... 0,5 gm % ………….. 2-95 gm% Cholesterol − Po2 …..………….. 35 mmHg ………… 20 mmHg% − PCo2 …..………… 46 --,,-- ………… 50 --,,-- − 05/28/12 pH …..………….. 7,4 …………….. 7,0 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 16. CAIRAN TUBUH HOMEOSTASIS CAIRAN TUBUH  Menjaga agar volume cairan tubuh relatif konstan & komposisi tetap stabil CAIRAN CAIRAN MASUK = KELUAR 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 17. METABOLISME CAIRAN Input cairan : - Makan/minum/sonde - Terapi (cairan/obat/transfusi) - Water metabolisme Output cairan : - SWL : urine, muntah, drain, perdarahan - IWL : keringat, pernapasan, faeces. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 18. CAIRAN MASUK a. Larutan / cairan dari makanan yg dimakan (2100 ml/hr) b. Metabolisme tubuh (200 ml/hr) Total : 2300 ml / hari Tergantung : cuaca, kebiasaan & aktivitas fisik 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 19. CAIRAN KELUAR Prolonged Heavy Normal Exercise 1. Insensible fluid loss a. Kulit 350 350 b. Paru-paru 350 650  Keringat 100 5000  Feces 100 100  Urine 1400 500 TOTAL 2300 6600 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 20. Water Intake and Output 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.4
  • 21. DEFISIT INPUT OUTPUT EXCES INPUT OUTPUT 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 22. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 23. Faktor yang mempengaruhi  Usia  Bayi  Anak – anak  Remaja  Lansia  Ukuran tubuh  Gaya hidup  Diet  Stress  Olah raga 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 24. Pengaturan Cairan  Osmoreseptor, menjaga keseimbangan cairan  Mekanisme haus  Stimulus : peningkatan plasma, volume darah, mukosa faring dan mulut, angiotensin II, kehilangan Kalium, faktor psikis. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 25. Regulation of Water Intake: Thirst Mechanism 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.5
  • 26. Haluaran cairan  Ginjal menyaring 125 ml/menit  Urin 40-80 ml/jam atau 1,5 L /hari  Dipengaruhi oleh ADH dan Aldosteron  IWL = 15 ml/kg/24 jam (Horne et al, 1991)  Paru 400 ml/hr  Pencernaan 100 ml/hr 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 27. Hormon 1. ADH  Reabsorpsi air di tubulus ginjal 2. Aldosteron  Ekskresi K dan absorpsi Na di tubulus ginjal 3. Glukokortikoid  Menahan natrium 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 28. Mechanisms and Consequences of ADH Release 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.6
  • 29. Pengaturan Elektrolit  Natrium : 135 – 145 mEq/L  Kalium : 3,5 – 5,3 mEq/L  Kalsium : 4 - 5 mEq/L  Ion K+ dapat ditukar dengan ion H+ 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 30. Bikarbonat  Bufer dasar kimia yang utama dalam tubuh  Di atur ginjal, Normal : 24 – 30 mEq/L  Butuh basa, bikarbonat di reabsorpsi  Ion bikarbonat dalam ekstrasel sebagai penyeimbang asam-basa yang paling penting. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 31. CATATAN 1. Cara menentukan WM (Water Metabolisme) dan IWL (Insensible Water Loss) a. Berdasarkan Luas Badan (lihat table Du Bois) - WM : luas permukaan badan x 350 - IWL : luas permukaan badan x 700 b. Berdasarkan berat badan : - WM : BB x 5 cc - IWL : BB x 15 cc 2. Setiap kenaikan suhu 10 C (Suhu 38 0 C) IWL + 10 % (IWL) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 32. Contoh kasus : Tn. A dirawat di R. ICU dg gagal jantung masuk melalui IGD tgl 20 AGST 06 jam 23.00 WIB. Klien mendapat terapi RL 500 cc, D5% 500 cc, Meylon 25 meq, neurobion 1 amp, lasix 1 amp. Selama perawatan klien muntah 100 cc, makan/minum 400 cc, UP s/d 07.00 500 cc, diketahui TB 150 cm, BB 60 kg Hitung Balance Cairan Tn A 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 33. PERGERAKAN CAIRAN TUBUH DIFUSI  Perpindahan molekul suatu substansi dari daerah yang konsentrasi tinggi ke rendah OSMOSIS  Perpindahan pelarut murni seperti air melalui membran semipermiabel yang memiliki solut (zat terlarut) konsentrasi rendah ke tinggi  Membran permeable terhadap xat pelarut dan tidak permeabel terhadap solut (zat terlarut). 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 34. DIFUSI  Pergerakan molekul-2 satu sama lain yg terus menerus dlm cairan atau dlm gas.  Terjadi karena perbedaan konsentrasi, biasanya dari konsentrasi tinggi → rendah  Kecepatan difusi meningkat apabila : 1) makin besar selisih konsentrasi 2) makin besar suhu 3) makin besar ∅ ruang tempat difusi 4) makin kecil ∅ molekul 05/28/12 5) makin pendek jarak Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 35. DIFUSI MELALUI MEMBRAN SEL LIPID BILAYER Terdapat 2 cara: 2. dg larut dlm lipid → berdifusi biasa 3. berdifusi melalui pori-2 kecil yg tdpt dlm membran 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 36. FASILITATED DIFFUSION 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 37. OSMOSIS  Kecepatan osmosis tergantung pada konsentrasi larutan dalam solut, suhu larutan, muatan listrik solut, perbedaan tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan  Tekanan osmotik merupakan tekanan untuk menarik air. Tekanan osmotik larutan disebut osmolalitas.  Satuan osmol atau miliosmol per Kg (mOsm/ Kg) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes  Osmolalitas serum normal : 280 -296 mOsm/
  • 38. OSMOSIS  Isotonik : larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah, eks NaCl 0,9%, RL  Hipotonik : konsentrasi solut lebih rendah dari plasma yang menyebabkan air berpindah ke dalam sel. Eks Salin 0,45%, Dekstrosa 2,5%  Hipertonik : konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma sehingga air keluar dari dalam sel, eks Dekstrosa 5% dalam 0,45% Salin,D5% dalam RL, D5% dalam Ns Normal  Tekanan osmotik dipengaruhi oleh protein plasma (albumin). Albumin menghasilkan tekanan onkotik yang cenderung menjaga cairan tetap dalam kompartemen intravaskuler 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 39. TEKANAN OSMOTIK  Tekanan Osmotik • Besarnya tekanan yg dibutuhkan utk mencegah osmosis dan / difusi akhir melalui membran. • Merupakan tekanan yg berlawanan arah (dg osmosis) untuk menghambat / mencegah osmosis • Merupakan pengukuran tidak langsung air & konsentrasi zat terlarut pada larutan → makin tinggi tekanan osmotik larutan → konsentrasi air makin rendah tapi konsentrasi zat terlarut makin tinggi. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 40. TEKANAN OSMOTIK • Tekanan osmotik suatu larutan sebanding dengan osmolaritasnya. • Untuk setiap gradien konsentrasi mili osmol yg melintasi membran sel, perlu tekanan osmotik : 19,3 mmHg 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 41. FILTRASI  Proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.  Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh likuid di dalam sebuah ruangan TRANSPOR AKTIF  Memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi  Pompa Natrium Kalium 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 42. ACTIVE TRANSPORT 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 43. Disorders of Water Balance: Dehydration 1 Excessive loss of H2O from 2 ECF osmotic 3 Cells lose H2O ECF pressure rises to ECF by osmosis; cells shrink (a) Mechanism of dehydration 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.7a
  • 44. Disorders of Water Balance: Hypotonic Hydration 1 2 ECF osmotic 3 H2O moves into Excessive H2O enters the ECF pressure falls cells by osmosis; cells swell (b) Mechanism of hypotonic hydration 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.7b
  • 45. EDEMA − kelebihan cairan dlm jaringan − > banyak terjadi pd kompartemen c.e.s − dpt juga melibatkan c.i.s Edema intra seluler Penyebab : 1) Depresi sistem metabolik jar. 2) tidak adanya nutrisi sel yg adekuat misal : aliran darah jaringan ↓↓→pengiriman O2 & nutrien << pompa ion membran sel metabolisme jar. N ↓↓ tertekan ion Na yg biasa masuk sel, tidak dpt lagi dipompa keluar sel ion Na dlm sel >> osmosis air kedlm sel 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes volume intra seluler jar ↑
  • 46. Jaringan yang meradang permeabilitas membran sel ↑ Na & ion-2 lain berdifusi masuk sel diikuti osmosis air kedlm sel Oedem ekstra seluler : ada akumulasi cairan berlebihan dlm ruang ekstraseluler dg penyebab : 1) kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstitial 2) kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstitium kedalam darah 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 47. CAIRAN ISOTONIK, HIPOTONIK & HIPERTONIK Kekuatan larutan tgt pd kons.zat terlarut impermeabel → perub.volume ? → Isotonik, hipotonik, hipertonik ? -C. Isotonik : • C. yg tdk menimbulkan pengerutan / pembeng-kakan sel • Kons.air dlm C.I.S & C.E.S sama → zat terlarut tdk dpt masuk / keluar dr sel Contoh : Lar.Nacl 0,9 % atau lar.Glukosa 5 % → infus → tanpa bahaya keseimbangan osmotik atr CIS & CES. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 48. CAIRAN ISOTONIK, HIPOTONIK & HIPERTONIK - C. hipotonik • Menyebabkan sel membengkak • Kons. zat terlarut impermeabel > rendah drpd air → air berdifusi kedlm sel → CIS > encer & CES > pekat → sp osmolaritas kedua larutan sama mis.larutan NaCL kons. < 0,9 % - C. hipertonik : • Menyebabkan sel mengkerut o.k air mengalir dr sel kedalam C.E.S mis. lar NaCL kons. > 0,9 % 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 49. CAIRAN ISOSMOTIK, HIPEROSMOTIK & HIPOOSMOTIK o C. Isosmotik : Lar. dg osmolaritas sama dg C.E.S normal, tanpa memperhatikan apakah zat terlarut dpt/tidak menembus membran sel o C. Hiperosmotik : osmolaritas > tinggi drpd CES o C. Hipo-osmotik : osmolaritas > rendah  Keseimbangan osmotik atr CES & CIS dicapai dlm waktu cepat. − waktu yg diperlukan untuk : perjalanan intake mell usus → darah → jaringan → tercapai keseimbangan osmotik lengkap. − Normal setelah minum air → tercapai keseimbangan dlm 05/28/12 waktu 30 ‘ Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 50. EFEK PENAMBAHAN LARUTAN SALINE KE C.E.S • Saline isotonik → C.E.S → osmolaritas C.E.S tetap, → osmosis mell.membran sel (-) • Efeknya : hanya pe → vol. C.E.S Na+ & CL sebag.besar tetap di C.E.S (membran sel impermeabel thd Na & CL) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 51. EFEK PENAMBAHAN LARUTAN SALINE KE C.E.S • Saline hipertonik → osmolaritas c.e.s ↑ → osmosis air keluar dr sel kedlm c.e.s & NaCL tetap berada pada c.e.s, cairan berdifusi dr sel ke c.e.s → keseimbangan osmotik. Efek akhir : Volume c.e.s ↑ , volume C.I.S ↓ & pe ↑ osmolaritas pd kedua kompartemen • Saline hipotonik → c.e.s → osmolaritas ce.s ↓ & air dr c.e.s berdifusi kedalam sel sampai osmolaritas kedua kompartemen sama - Volume intra & extra seluler ↑ ( Vol.inta me ↑ > besar ) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 52. MACAM – MACAM CAIRAN 1. Cairan I ( C1 ).  RL / PZ (NaCl 0,9%) / D5 / D10 % 3. Cairan II  C1 = 1 ( Dex 5% + Ns 0,9 % )  C1 = 2 (Dex 5% + Ns 0,45 % )  C1 = 4 (Dex 5% + Ns 0,225 % )  C1 = 5 / CN 10 % = D 10% + Ns 0,18 3. Cairan III  CN 10 % + 7,5 Meylon + 5cc KCL.  Cairan Koloid = Plasma / Darah. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 53. KEGUNAAN Cairan I : Diberikan untuk :  Klien dengan dehidrasi berat > 3 Bulan.  Klien Shock.  Nutrisi parenteral.  Spolling transfusi.( Cairan dengan komposisi murni ) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 54. Cairan II :  C1 : 1 = Digunakan untuk klien > 5 Tahun. • Non migas • B.P • D.P.E • Dehidrasi ringan  C1 : 2 = Digunakan untuk klien umur 3 s/d 5 Tahun (non diare).  C1 : 4 = Digunakan untuk klien umur 1 Bulan s/d 3 Tahun (non diare).  C1 : 5 = Digunakan untuk klien umur 3 Hari s/d 3 Bulan ( B.P, D.P.E, Dehidrasi ringan.  HSD / KAEN 3 B = Digunakan untuk klien umur > 3 Bulan ( Klien diare / dehidrasi sedang ). 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 55. Keseimbangan Asam basa  1. Pengaturan Kimiawi  Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat adalah yang utama, terbanyak dan tercepat.  CO2 + H2O  H2CO3  H2CO3  H+ + HCO3  H+ + HCO3  H2CO3 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 56. 2. Pengaturan Biologis  H+ tinggi  masuk sel  Kalium terlempar ke ekstrasel.  Ekstrasel menjadi kurang asam  Ekstrasel menjadi hiperkalemia  Bufer Hemoglobin-oksihemoglobin 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 57. 3. Pengaturan Fisiologis 1. Paru  Alkalosis  RR turun  CO2 ditahan, bereaksi menjadi asam karbonat menghasilkan H+  Asidosis  RR cepat, dalam 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 58. Lanjutan 3. … 2. Ginjal  Mekanisme mengatur H+ a. Absorpsi Bikarbonat b. Ambil ion Pospat c. Mengubah Amonia 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 59. Asidosis respiratorik  PaCO2 naik  HCO3 naik  H+ naik  PH turun  Disebabkan oleh Hipoventilasi 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 60. Alkalosis respiratorik  PaCO2 turun  H+ turun  PH naik  Disebabkan Hiperventilasi atau pembuangan CO2 berlebihan 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 61. Asidosis Metabolik  H+ naik  PH turun  Bikarbonat turun 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 62. Alkalosis Metabolik  Kehilangan asam  Bikarbonat berlebih  Disebabkan muntah, Nabic berlebihan 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 63. KESEIMBANGAN ELEKTROLIT  KALIUM Normal : 3,5 – 5,5 meq/L Fungsi : mempertahankan muatan listrik membran potensial 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 64. HIPOKALEMIA  Penyebab : - Shift : alkalosis insulin, hiperventilasi - diuresis, diabetic, metab. Alkolis - diare, keringat - malnutrisi, peminum alkohol Gambaran klinis : - kelemahan otot, paralisis - hipotensi, aritmia - mual muntah - paralitic illeus 05/28/12 - mengantuk sampai koma Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 65. HIPOKALEMIA Syarat pemberian Kalium (KCl) secara intravena :  Produksi urine 0.5 – 1 cc / kgBB/jam  Jangan > 20 meq / jam  Harus diencerkan 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 66. Gambaran EKG pada Hipokalemia Bila kadar K+ makin menurun: a. U prominen, T mendatar b. Depresi ST, T terbalik, PR memanjang 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 67. HIPERKALEMIA  Penyebab : - gangguan fungsi ginjal - intake yang berlebihan - keadaan asidosis - kerusakan sel, mis : luka bakar  Gambaran Klinis : - Kesemutan, kelemahan otot - Aritmia : bradikardi blok - EKG : tall T, PR memanjang, QRS melebar - Diare - Apatis, gangguan mental 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 68. Gambaran EKG pada Hiperkalemia. Bila kadar K+ makin meningkat : a. T meninggi dan lancip, R menjadi pendek b. QRS melebar dan bersatu dengan T c. P merendah dan hilang 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 69. KESEIMBANGAN ELEKTROLIT  NATRIUM Normal : 135 – 155 meq/L Fungsi : pemelihara osmolaritas darah, berperan dalam pengaturan cairan ekstraselular 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 70. Hiponatremia Penyebab : 1. normovolemia : - kebanyakan minum air atau infus dex - Pengeluaran hormon Anti Diuretic hormon 2. hipovolemia : - Pemberian diuretic - Gangguan fungsi ginjal - Muntah / diare - Keringat >> - Hiperglikemia 3. hipervolemia : - Chirrosis - Payah jantung Gambaran Klinis : 05/28/12 Oliguri, takhikardi, mukosa kering, kejang otot, pusing Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 71. HIPERNATREMIA Penyebab : 1. Ginjal normal a. Osmotik diuresis b. Pemberian Natrium Bicarbonas c. Hipercalcemia, poliuria, dehidrasi 2. Ginjal Abnormal a. Diabetes insipidus b. GFR yang menurun merangsang pelepasan aldosteron Gambaran Klinis 1. Tanda-tanda edema : BB meningkat, Hipertensi, gangguan mental 05/28/12 2. Tanda dehidrasi : takhikardia, mukosa kering, Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 72. KALSIUM  Normal : 8 – 10 meq/ L  Diperlukan tubuh untuk : 1. Kontraksi otot 2. Transmisi impuls syaraf 3. Sekresi hormon 4. Pembekuan darah 5. Penyembuhan luka 6. Pergerakan sel dan perbanyakan sel 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 73. HIPOKALSEMIA  Penyebab : 1. Gagal ginjal kronis 2. kekuarangan vitamin D 3. Pancreatitis 4. Tranfusi yang massif 5. Luka bakar, sepsis 6. hipomagnesemia  Gambaran Klinis : 1. Kejang otot, kelemahan otot 2. Bronchospasme 05/28/12 3. Hipotensi, bradicardi, payah jantung Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 74. HIPERKALSEMIA  Penyebab : 1. Keganasan 2. Tirah Hiperparathyroid 3. Baring lama 4. Kelebihan vitamin D  Gambaran klinis : Merupakan manifestasi gangguan kardiovaskular dan neuromuscular, meliputi : 1. Hipertensi 2. Aritmia 3. Kelemahan otot 4. Gangguan kesadaran 5. Kejang 05/28/12 6. Nyeri abdomen, obstipasi Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 7. Gagal ginjal
  • 75. Gambaran EKG pada Hipo- dan Hiperkalsemia Hipokalsemia : QT memanjang terutama karena perpanjangan ST Hiperkalsemia : QT memendek, terutama 05/28/12 karena pemendekan ST Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 76. MAGNESIUM  NORMAL : 1,5 – 3 meq/L  Magnesium penting pada transfer energi dan stabilitas listrik sel 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 77. HIPOMAGNESEMIA  Penyebab : 1. Gangguan fungsi ginjal 2. Diuresis 3. Hipokalemia 4. Malabsorbsi, diare, penghisapan cairan lambung  Gambaran Klinis : 1. Aritmia 2. Iskemia jantung 3. Gangguan neuromuskuler (kelemahan, 05/28/12 kejang, koma) Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 78. HIPERMAGNESEMIA  Penyebab : 1. Penggantian magnesium yang terlalu cepat 2. Penurunan absorbsi kalsium/ penurunan konsentrasi kalsium darah 3. Pengguanaan obat-obatan yang nmengandung magnesium yang berlebih  Gambaran klinis : 1. Lemah, ngantuk, mual, muntah 2. hypotensi, nadi lemah irregular, bradicardia 3. Kesadaran menurun 4. Hypoventilasi dapat mengarah ke apnoe 5. EKG : perpanjangan P-R interval, elevasi gelombang T, pelebaran QRS 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 79. MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1. Hipovolemia Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES). Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES). 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 80. Penyebab (1) Penurunan masukan (2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll. (3) Perdarahan 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 81. Tanda-gejala Klinis  Pusing, kelemahan, Keletihan  Sinkope  anoreksia,mual, muntah, haus,  kekacauan mental  Konstipasi dan oliguria.  HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering, mukosa mulut kering, mata cekung. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 82. Pengkajian Fisik  Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar; mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak- anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior.  Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi terlentang dan oliguria. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 83. indikator Penurunan berat badan No Penurunan Keparahan Defisit Berat Badan Akut 1 2– 5% Ringan 2 5 – 10 % Sedang 3 10 – 15 % Berat 4 15 – 20 % Fatal 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 84. Perubahan pada hipovolemia Hipovolemia Ringan  Anoreksia  Keletihan  Kelemahan Hipovolemia Sedang  Hipotensi ortostatik  Takikardia  Penurunan CVP  Penurunan haluaran urine 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 85. Hipovolemia Berat  Hipotensi berbaring  Nadi cepat dan lemah  Dingin, kulit kusam  Oliguria  Kacau mental, stupor, koma 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 86. Tindakan  Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam- basa dan elektrolit  Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik  Rehidrasi oral pada diare pediatrik  Tindakan terhadap penyebab dasar 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 87. resiko  Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase intestinal  Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik  Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras  Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites  Hemorragia  Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 88. Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga  Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut : (1) Tanda dan gejala hipovolemia (2) Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi dehidrasi (3) Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 89. 2. Hipervolemia 2 Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan volume (CES) voHipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES). Penyebab 1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air 2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium & air 3. Kelebihan pemberian cairan intra vena 4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 90. Tanda-gejala Klinis sesak nafas, ortopnea, odema Penyebab edema extraselular 1. peningkatan tekanan kapiler  kelebihan retensi ginjal  tekanan vena yang tinggi  penurunan resistensi arteriol 2. penurunan protein plasma  hilangnya protein melalui hidung  hilangnya protein melalui kulit yang lepas  kagagalan roduksi protein 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 91. 3. Peningkatan permiabilitas kapiler  reaksi imun  toksin  infeksi bakteri 4. Blockage of lymph return  Cancer  Pembuluh limphatik yang abnormal atau kelainan konginital 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 92. Pengkajian Fisik  Oedema, peningkatan berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit lembab, takikardia, irama galop 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 93. Odema Pitting  +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 2 mm  +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 4 mm  +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 6 mm  +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 8 mm 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 94. Tindakan  Pembatasan natrium dan air  Diuretik  Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 95. Tanggung jawab Keperawatan  Memantau haluaran urine dengan cermat  Mempertahankan pembatasan pemberian cairan  Mempertahankan masukan dan haluaran cairan akurat  Memantau tanda-tanda gagal jantung kongestif (GJK) dan oedema pulmoner 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 96. Riwayat dan faktor- faktor resiko  Retensi natrium dan air : gagal jantung, sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan pemberian glukokortikosteroid  Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut atau kronis dengan oliguria  Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)  Perpindahan cairan intertisial ke plasma : remobilisasi cairan setelah pengobatan luka bakar, kelebihan pemberian larutan hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik) atau larutan onkotik kolid (mis; albumin) 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 97. Pedoman Penyuluhan pasien- keluarga  Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut:  Tanda dan gejala hipervolemia  Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.  Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan pengganti garam; dan hindari makanan yang mengandung natrium tinggi  Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien mnggunakan diuretik.  Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut  Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
  • 98. 05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes