SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Psikodermatologi :
                         Hubungan Antara Pikiran dan Penyakit Kulit

                                       Made Wardhana
                     Lab/SMF Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unud/RS Sanglah
                                        Denpasar, Bali.


Abstrak
Psikodermatologi sering juga disebut kelainan psikokutaneous merupakan suatu interaksi
antara faktor psikis dan kejadian penyakit kulit. Psikodermatologi dibagi menjadi 3 kategori.
Pertama, kelainan psikofisiologi, kekambuhan penyakit kulit yang dihubungkan dengan
keadaan emosinal atau stresor psikis, misalnya; psoriasis, dermatitis, urtikaria dll. Kedua,
kelainan psikiatri primer sesuai dengan kondisi psikologi pasien tentang bentuk kelainan kulit
yang dipikirkan oleh pasien misalnya trikhotilomania, delusi parasitosis dan sebagainya.
Ketiga, kelainan psikiatri sekunder, timbulnya masalah emosi sebagai akibat dari penyakit
kulit yang diterita, walaupun tidak berat seperti vitiligo dan alopesia, keadaan ini disebabkan
oleh kurangnya rasa percaya diri depresi atau phobia sosial.
Sebagian besar kelainan psikodermalologi ini dapat diobati dengan cara menurunkan
kecemasan atau menghilangkan sumber terjadinya gangguan emosi, dan pada kasus yang
berat dapat diberikan obat psikotropika.
Kata kunci : Psikodermatologi, Psokoneuroimunologi, Hubungan pikiran dan kulit.

                                        Psychodermatology :
                           Link Between Mind and Skin Disease
                                     Made Wardhana
          Dept. of Dermato-venereology, Udayana Medical Faculty/Sanglah Hospital,
                                      Denpasar, Bali

Abstract :
Psycho dermatology is often called as the deviation of psychocutaneous which is the
interaction between psychological factor and dermatological disease. Psycho dermatology is
divided into 3 categories : first, the deviation of psychophysiology, the flaring up of
dermatological disease which is related by the emotional or psychological stressor, such as :
psoriasis, dermatitis, urticarian, etc. Second, the deviation of primary psychiatry according to
the condition of the psychological patients about the form of the dermatological deviation
which is thought by the patients such as : trichotilomania, parasitoids delusion and so on.
Third, the deviation of secondary psychiatry, caused by emotional problems as the result of
dermatological disease that suffered, though it is not serious such as vitilago and alophecia,
this condition is caused by lack of self confidence, depression or social phobia.
Most of the deviation of psycho dermatology can be cured by decreasing the anxieties or
omitting the source of the emotional tragedy, and on serious case can be cured by psycho
tropical medicine.

Key word : Psychodermatology, Psychoneuroimmunology, mind and skin connection.




Psikodermatol Medicina/05/27/12                                                               1
PENDAHULUAN
Sering kali kita mendapatkan kasus bahwa seorang pasien dermatitis atau urtikaria akan
mengalami kekambuhan apabila pasien terpapar dengan alergennya, misalnya serbuk sari
bunga atau makan ikan laut, bahkan pernah dilaporkan bahwa seseorang dapat mengalamai
kekambuhan hanya karena melihat saja bunga yang terbuat dari plastik atau bahkan hanya
melihat lukisan setangkai bunga di dinding, atau seorang pasien yang mengeluh seolah-olah
ada kutu yang berjalan dan berkenmabg biak dikulitnya, sehinnga pasien berusaha
menggaruk kulitnya dengan sangat keras. Beberapa pasien merasa kehilangan harga diri,
malu bergaul hanya karena menderita vitiligo atau alopesia areata. Ketiga contoh kasus
tersebut memberikan keanekaragaman penyakit kulit yang berhubungan dengan masalah
psikologi. Psikodermatologi, adalah cabang ilmu kedokteran yang membahas masalah
tersebut diatas, permahaman tentang masalah psikososial dan pengetahuan tentang penyakit
kulit merupakan suatu hal yang sangat berguna untuk menangani secara optimal kelainan
psikodermatologi saat ini. Penanganan kelainan psikoderrnatologi memerlukan evaluasi yang
cermat dari lesi kulit yang tampak dan pendekatan holistik kepada pasien maupun kepada
keluarganya dan informasi tambahan tentang penyebab utama permasalahan. Sekali kelainan
tersebut dapat ditegakan diagnosisnya, maka diperlukan suatu penanganan yang bersifat
ganda, ditujukan baik untuk dermatologi maupun aspek psikologinya. Pasien dengan kelainan
psikodermatologi seringkali menolak bila dirujuk ke psikiatri atau ke psikolog. Keluarga
memiliki peranan penting untuk mernbantu pasien dengan kelainan psikodermatologi.
       Dalam tulisan ini akan dibicaran tentang beberapa penyakit kulit yang berhubungan
dengan masalah emosional, kejiwaan dan sedikit tentang respon imun akibat adanya faktor
emosional.

KLASIFIKASI KELAINAN PSIKODERMATOLOGI
Secara umum kelainan psikodermatologi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu:
1. Kelainan Psikofisiologi, 2. Kelainan Psikiatri Primer dan 3. Kelainan Psikiatri Sekunder

1. Kelainan Psikofisiologi
Istilah kelainan psikofisiologi mengacu pada suatu kelainan kulit seperti eksim atau psoriasis
yang diperburuk oleh stress atau emosi. Kelainan psikofisiologi merupakan suatu keadaan
yang seringkali disebabkan atau ditimbulkan kembali oleh stres emosional. Masing-masing
keadaan mi memiliki responder stress dan responders non stress tergantung dan kekerapan
kelainan kulit yang diderita pasien dan kemungkinan kekambuhan yang disebabkan oleh
stres. Pada pasien yang mernberikan respon terhadap terapi seperti eksim, psoriasis dan akne,
informasi tentang stres mungkin tidak berguna. Narnun pada penyakit yang tidak
memberikan respon terhadap terapi yang diberikan perlu ditanyakan apakah ada masalah
psikologis sosial, atau stres pekerjaan yang mungkin berpengaruh terhadap proses
pengobatan ini.
Psikoneuroimunologi
Hubungan antara stres dan penyakit organis pertama kali dilaporkan oleh ahli jiwa Hans
Selye sebagai hasil penelitiannya sejak tahun 1962. Beliau melacak reaksi-reaksi hormonal
berantai yang rumit sebagai akibat adanya tekanan emosionl yang berkelebihan pada
seseorang. Tekanan hang berkelanjutan akan berakibat sebagai kematian. Sebenarnya
penelitian Selye tersebut mendasari tumbuhnya cabang ilmu baru yang kini disebut
neroendokrinologi. Neroendokrinologi mempelajari hubungan antara sistem saraf dan
sistem hormon.
Hal yang belum banyak digarap pada penelitian-pemelitian yang menyangkut kesehatan pada
waktu dahulu, yaitu pembuktian kebenaran hubungan antara sistem imun di satu fihak dan

Psikodermatol Medicina/05/27/12                                                               2
kompleks sistem saraf di lain fihak. Namun sejak lebih dari 2 dasawarsa yang ini berkat
meningkatnya pengertian sistem imun timbullah penghargaan-penghargaan terhadap cara-
cara “placebo” dahulu dan diterimanya kenyataan bahwa penyakti psikosomatik memang ada
dan bukan hanya semacam tipuan. Hal ini tersebut terbukti dengan timbulnya cabang ilmu
baru yang dinamakan psikoneroimunologi yang telah berkembang dari prinsip-prinsip dan
metode yang direncanakan sejak tahun 1960.
         Penelitian Ader dan Cohen mempunyai kaitan sangat erat dengan kegoncangan dalan
cabang ilmu baru tersebut. Inti dari percobaan mereka terletak pada teknik penyesuaian yaitu
terhadap penyesuaian perilaku (behavioral conditioning) individu bersangkutan. Model klasik
pada percobaan penyesuaian dimulai dengan memilih sebuah rangsangan (stimulus) yang
tidak bersyarat seperti misalnya makanan, sehingga dapat menimbulkan respon wajar yang
tidak bersyarat pula. Kemudian selang beberapa kali perlakuan, ransangan diberikan secara
bersama dengan perlakuan lain bersifat netral, misalnya suara lonceng. Selang beberapa kali
perlakuan dengan 2 rangsangan, kemudian rangsangan wajar dihentikan sehingga perlakuan
hanya rangsangan netral. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa binatang tersebut akan
belajar mengadakan respon terhadap rangsangan netral seperti apabila mendapat rangsangan
wajar pada awal percobaan. Percobaan ini semula dipelopori oleh seorang sarjana bangsa
Rusia yang sangat terkenal yaitu Ivan Pavlov (1894-1936). Kita semua maklum bahwa
dengan metode percobaan tersebut, Pavlov dapat melatih hewan sehingga bunyi lonceng
dapat merangsang kelenjar pencernaan termasuk kelenjer ludah untuk bersekresi. Lebih dari
setengah abad yang lalu, pengikut Pavlov yaitu S. Metal Nikov dan V. Chorine telah
melaporkan bahwa mereka telah berhasil melatih marmut agar dengan garukan ringan pada
kulitnya saja dapat menyebabkan respon produksi antibody. Lebih jauh lagi mereka berhasil
mempersiapkan hewan agar bertahan pemberian kuman kolera dan dosis yang mematikan,
dengan melatih memperoleh rangsangan netral. Percobaan-percobaan tersebut menunjukkan
bahwa respon imunpun dapar dirangsang dengan rangsangan netral apabila diperlakukan
menurut metode Pavlov. Walaupun dalam tahun 1974 Ader belum pernah tahun tentang
percobaan Pavlov, namun sebenarnya percobaan Ader-Cohen berakar dan melangsungkan
penelitian sejalan dengan teori Pavlov. Mereka telah mengembangkan teknik baru dalam
pendekatan pengungkapan masalah jiwa-sistem imun melalui apa yang mereka sebut sebagai
”taste aversion techniquee” atau dapat diterjemahkan sebagai teknik keengganan cita rasa.
         Secara umum, stres emosional dapat memicu pelepasan hormon stres seperti
glukokortikoid dan katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi respon imun melalui beberapa jalur. Jalur pertama, melalui HPA axis, CRH
oleh hipothalamus akan merangsang pelepasan ACTH oleh hipofise anterior (pituitary). Jalur
kedua, melalui sumbu simpatiko-adrenal medularis (SAM), stres emosional akan merangsang
sistem adrenergik di saraf pusat, serat saraf pascasinaptik simpatis dan medula adrenal yang
akan melepaskan katekolamin (terutama epinefrin dan nor-epinefrin), Kedua hormon ini akan
mempengaruhi sel Th1 dan sel Th2 yang akan terjadi pengalihan ke sel Th2 sehingga peran
iterleukin tipe 2 lebih dominan. Jalur ketiga melalui sumbu CRH- Sel Mast, CRH yang
dilepas hipotalamus dapat mempengaruhi sel Mast melalui reseptornya sehingga terjadi
degranulasi sel Mast dengan melepaskan histamin dan dan mediator peradangan lainnya.
Selama dekade terakhir telah diketahui bahwa katekolamin dapat mengendalikan pengalihan
Th1/Th2 dan sekresi sitokin tipe1 (IL-2, IFN- ) dan sitokin tipe 2 (IL-4, IL-5, IL-13). Melalui
jalur tersebut akan terjadi penekanan terhadap respon Th1 dan menyebabkan pengalihan Th2.
Sebagai akibat dari proses tersebut akan terjadi peningkatan peran Th2 dan imunitas humoral.
Peningkatan imunitas humoral dapat menerangkan beberapa penyakit kulit seperti dermatitis
atopik, psoriasis, urtikaria, herpes simpleks dll dapat kambuh atau menjadi lebih berat akibat
adanya stres emosional.*



Psikodermatol Medicina/05/27/12                                                              3
Stres ernosional bisa memicu ketnbali tiinbulnya berbagai bentukan dermatitis kronis
dan dapat mengawali terbentuknya suatu lingkaran setan seperti rasa gatal yang akan digaruk
(itch scratch cycle ) karena itu pengobatan pasien dengan dermatitis kronis yang berulang
menjadi sulit bila tidak diketahui faktor-faklor penyebab kekambuhan tersebut.
Bila pasien merasa stres atau sangat tegang sehingga dirasakan perlu dibenkan terapi anti
cemas ada 2 bentuk umurn pengobatan yang tersedia. Dengan Bensodiazepine yang bisa
digunakan sesuai keperluan menghasilkan keuntungan relatif cepat untuk rnengatasi kecem
asan stres dan ketegangan untuk pengobatan kecemasan kronis, pernakaian penghambat
reuptake serotonin yang selektif ( Selective Serotonin Reuplakc Inhibitors atau SSRIs ) cukup
aman dan efektif.
        Pilihan lain untuk menangani stres kronis adalah dengan obat golongan nonsedatif
dan non adiktif agen anti anxietas seperti Buspirone (Buspar). Jika pasien dengan gangguan
kecemasan memerlukan rujukan psikiatri sebaiknya rujukan dilakukan secara diplornatis dan
mendukung pasien sehingga pasien bisa menerirna rujukan tersebut sebagai suatu
pengobatan/ terapi derrnatologi tambahan.

2. Kelainan Psikiatri Primer
Kelainan Psikiatri Primer mengarah pada suatu kelainan seperti trikhotillomania, dimana
masalah utamanya adalah masalah psikologi manifestasi kelainan kulit sesuai dengan
imajinasi pasien. Kelainan psikiatn primer sedikit lebih sering dijumpai daripada kelainan
psikofisiologi.

Delusi parasitosis
Delusi parasitosis terrnasuk dalam kelompok gangguan yang disebut “psikosis hipokondrial
monosimptornatis“. Pasien dengan gangguan yang berlanjut ditandai dengan delusi isolasi
tentang suatu keluhan kulit “karena gangguan delusi yang dialami benar-benar khusus,
kelainan ini sangat berbeda dengan Skizofrenia, yang melibatkan defisit berbagai fungsi,
termasuk halusinasi pendengaran, kehilangan kemampuan sosial dan emosi/afek datar, serta
bisa terdapat delusi ide.
Bentuk yang paling umum adalah psikosis hipokondrial monosimptom dijumpai pada
sebagian besar pasien dengan masalah kulit yang disebut dengan delusi parasitosis. Pasien
dengan delusi parasitosis sangat yakin jika tubuh mereka dimasuki/terkena suatu tipe
organisme tertentu. Seringkali mereka memiliki suatu gambaran ide tentang bagaimana
organisme ini kawin, bereproduksi, bergerak mengelilingi kulit dan kadang-kadang keluar
dan kulit. Pada pasien mi senngkali didapatkan tanda matchbox”, yang mana ditunjukan
dengan bintikan/ gigitan kecil pada kulit yang mengalami ekskoriasi demam atau serangga
lainnya atau bagian dari serangga yang terdapat pada matchbox atau bagian lain lain dan
infestan yang tertahan dalarn kulit.
Penanganan pemilihan untuk mengatasi delusi tentang parasitosis adalah dengan suatu
pengobatan antipsikotik yang disebut dengan Pimozide (Orap). Phnozide sama dengan
Haloperidol (Haldol ) dan struktur kimia dan potensinya serta telah terbukti secara unik
efektif untuk mengobati keadaan ini terutania untuk mengurangi formikasi. Pengobatan ini
telah dilabel oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan Sindrom
Toureffers ini digunakan juga dalam pengobatan delusi akibat parasitosis. Dosis Pimozide
untuk pengobatan delusi parasitosis lebih rendah daripada yang digunakan untuk Skizofrenia
kronis. Terapi Pirnozide pada awalnya dipakai dosis serendah mungkin, yaitu setengah dan
tablet 2 mg (ie. 1 mg) perhari dan ditingkatkan 1 mg perrninggu. Pada saat tercapai dosis
biasa perhari 4-6 mg (ie. 2-3 tablet kebanyakan pasien mengalami penurunan sensasi digigit
dan sensasi hewan merangkak/merayap di atas kulit mereka. Efek teraupetik minimal


Psikodermatol Medicina/05/27/12                                                            4
mungkin belum terjadi dalam 5 sampai 8 minggu. Selama pengobatan, pasien menjadi
kurang agitasi.
        Tantangan dalam rnenghadapi pasien dengan delusi parasitosis adalah
memperkenalkan kegunaan pengobatan antipsikotik tanpa memojokan pasien. Langkah-
langkah meliputi penjelasan yang terang/jelas dan akurat tentang pengobatan. Beberapa
sumber merekoinendasikan pendekatan yang sensitif empati dan diplomatis. Pengobatan lain
disajikan dalam bentuk terapi uji coba dan semua argumentasi tentang patogenesis kelainan
atau rnekanisme kerja Pimozide lain dihindari. FDA menyatakan bahwa Pinozide di Amerika
Serikat digunkan untuk pengobatan sindroma Torvette’s , bukan untuk psikosis.
Ekskoriasi Neorosis, Dermatitis Faksisial dan Lesi Kulit terhadap respon suatu Delusi Yang
Diyakini Oleh Pasien.
        Penggunaan doxepin metnerlukan langkah yang hati-hati seperti pada penggunaan
antidepresan trisiklik. Termasuk juga pembatasan ketat sejurnlah obat-obatan yang dicampur
pada waktu tertentu untuk mengurangi/meminimalkan resiko bunuh diri. Gambaran yang
lebih lengkap melebihi ruang yang tersedia pada artikel ini. Bagaimanapun juga, hal ini
sebaiknya dijelaskan bila pasien merasa tertekan atau depresi, dosis adekuat antidepresan
diperlukan untuk mencegah efek buruk pada pasien ini. Untuk penderita lanjut usia, SSRIs
dosis rendah yang diberikan masih bisa direspon oleh tubuh mereka.

Trikhotillomania
Trikhotillomania, menurut definisi dermatologi adalah suatu keadaan dimana pasien
mencabut/ menarik rarnbutnya sendini. Sedangkan menurut definisi psikiatni trikhotilomania
membutuhkan adanya impulsivitas.
Bagaimanapun juga dengan memakai istilah dermatologi khusus, ahli medis atau dokter bisa
memastikan sifat dasar dan psikoptologi untuk menyeleksi pengobatan yang paling tepat.
Pokok-pokok psikopatologi yang paling umum adalah tingkah laku obsesif konvulsif,
dijumpai atau tidak kriteria dar Diagnostik dan Statistik Manual Pada Kerusakan Mental
Edisi ke-4 pada kerusakan obsesif konvulsif, kemungkinan lain diagnosis pokok psikiatri
termasuk kerusakan kebiasaan yang sederhana reaksi stres situasional, retardasi mental,
depresi dan kecemasan seperti pada kasus ekstrim yang sangat jarang terjadi yaitu suatu
delusi dimana pasien menarik rambutnya karena adanya kepercayaan delusi bahwa sesuatu
pada akar rambutnya perlu dijadikan “lubang perlindungan“ sehingga rambut dapat tumbuh
secara normal. Keadaan ini disebut trikophobia. Diagnosis banding pada trikhotillomania
adalah pseudopelade, alopesia areata, sifilis dan tinea kapitis.
Tnikhotillomania merupakan suatu keadaan yang sangat jarang tenjadi dimana diagnosis
dapat ditegakan dan pemeriksaan patologi kulit kepala akar rambut yang mengalami
perubahan unik disebut Trikhomalasia yang hanya terdapat pada pasien trikhotillomania.

3. Kelainan Psikiatri Sekunder
Kelainan Psikiatri Sekunder tampak jelas pada pasien yang secara signifikan memiliki
masalah psikologi yaitu terjadi pententangan antara rasa percaya diri dengan penarnpilan.
Depresi, humilisasi, frustasi dan phobia sosial dapat berkembang akibat penyakit kulit.
Meskipun kulit tidak memerlukan perawatan seumur hidup namun penderita dengan kelainan
psikiatri sekunder rnenganggap kelainan kulit yang dialaminya merupakan kerusakan seumur
hidup. Seseorang dengan kecacatan ini merasakan kehancuran secara psikologis dan sosial
sebagai dampak dan kelainan yang dialaminya. Selain itu seseorang dengan kerusakan kulit
menghadapi masalah saat mencani pekerjaan, yang menipakan suatu hal yang sangat penting.
Hal ini sangat dirasakan oleh penderita cacat di daerah wajah apalagi bila penyakit ini
menular kepada orang lain.


Psikodermatol Medicina/05/27/12                                                          5
Pada beberapa pasien penyakit kulit ini yang telah berobat secara teratur, catatan khusus dari
dokter yang merawat pasien ini tentang pentingnya membahas penderitaan yang dialami
pasien dan keputusan apakah pasien ini perlu dirawat oleh ahli kesehatan mental atau ahli
dermatologi mungkin bisa menolong. Jika depresi, phobia sosial atau psikopatologi sekunder
merupakan indikasi yang signifikan untuk merujuk perawatan pasien ini kepada psikiater.**

Daftar Pustaka
1.    Cotterill JA and Millard LG.1998. Psychocutaneous Disorders. In Texbook of Dermatology ed. By
      Champion RH et al. Blackll science ; 2785-2813.
2.    Cerdeira CG, Pera-Grasa JT, Molares A, Isa R and Guzman RA. Psychodermatology: Past, Present and
      Future. The Open Dermatology Journal, 2011, 5, 21-27
3.    Barankin B and DeKowen J. Psychosocial effect of common skin diseases. Canadian Family Physician.
      2002;48: 712-716
4.    Sharma BYK, Sudarsanan B and Bhatnagar MA. Skin and Psyche: Diversionary Symbiosis. MJAFI. 2005;
      61: 163-166
5.    Mercan S and Altunay K. Psychodermatology: A Collaborative Subject of Psychiatry and Dermatology.
      Turkish Journal of Psychiatry. 2006; 17[4]: 1-7
6.    Medansky RS. Dermatopsychosomatics: An overview. Academy of Psychosomatic Medicine 26th Annual
      Meeting.1980; 21[3]: 195-200
7.    Poot F, Sampogna F and Onnis L. Basic Knowledge in Psychodermatology. JADV.2007; 21: 227-234
8.    Jafferany M. Psychodermatology: A Guide to Understanding Common Psychocutaneous Disorder. Prim
      Care Companion J Clin Psychiatry.2007; 9[3]: 203-213.
9.    Kaymak Y, Adisen E and Gurer MA. An Investigation on the Prevalence of Psychocutaneous Diseases
      among University Students. J Turk Acad Dermatol. 2008; 2[3]: 1-4.
10.   Taborda ML, Weber MB and Freitas ES. Assessment of the prevalence of psychological distress in patients
      with psychocutaneous disorder dermatoses. An Bras Dermatol. 2005; 80[4]: 351-354
11.   Harth W and Gieler U. Psychosomatic and Dermatology. Downloaded from cme.academos.de on
      Wednesday, January 25.2012
12.   Koo J.1998. Psychodermatology: a practical manual for clinicians. Curr Prob Dermatol 1995;6: 204-232.
13.   Koo J. and Lebwohl A. 2001. Psychodermatology: The Mind and Skin Connection. American Family
      Physician; 64[11]: 1873-1878.
14.   O’Sullivan RL, Lipper G, and Lerner EA. 1998. The Neuro-Immuno-Cutaneous-Endocrine Network:
      Relationship of Mind and Skin. Arch Dermatol ;134: 1431-1435.
15.   Bridgett C. 2000. Psychodermatology and Atopic Skin Disease in London 1989-1999- Helping Patients to
      Help Themselves. Dermatol Psychosom.;1 : 183-186.
16.   Stauder A, Szedmak S, and Koop MS. 2001. Psychosocial Charateristics of People Reporting Allergic
      symptoms in a Representative Population survey. ACI international;13/1: 18-22.




Psikodermatol Medicina/05/27/12                                                                            6

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (8)

Askep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemasAskep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemas
 
Psikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotikPsikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotik
 
Pemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
Pemulihan: Model Medis dan Model KonsumenPemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
Pemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
 
Askep migrain
Askep migrainAskep migrain
Askep migrain
 
Ppt etnopsikiatri
Ppt etnopsikiatriPpt etnopsikiatri
Ppt etnopsikiatri
 
Ppt etnomedisin etnopsikiatri
Ppt etnomedisin etnopsikiatriPpt etnomedisin etnopsikiatri
Ppt etnomedisin etnopsikiatri
 
Cytokines and depression translate (2)
Cytokines and depression translate (2)Cytokines and depression translate (2)
Cytokines and depression translate (2)
 
kegawatdaruratan psikiatri
kegawatdaruratan psikiatrikegawatdaruratan psikiatri
kegawatdaruratan psikiatri
 

Destaque

TRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDES
TRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDESTRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDES
TRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDES
dgcye
 
Acampada la victòria
Acampada la victòriaAcampada la victòria
Acampada la victòria
marramis
 
Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009
Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009
Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009
guesteb997e
 
machinelearning project
machinelearning projectmachinelearning project
machinelearning project
Lianli Liu
 

Destaque (18)

TRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDES
TRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDESTRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDES
TRABAJO PRACTICO FINAL SOBRE REDES
 
Monavie 2013 - Apresentação de Negócio
Monavie 2013 - Apresentação de NegócioMonavie 2013 - Apresentação de Negócio
Monavie 2013 - Apresentação de Negócio
 
Empresario sostenible
Empresario sostenibleEmpresario sostenible
Empresario sostenible
 
Projeto santander sustentabilidade - 24.10.2010
Projeto santander   sustentabilidade - 24.10.2010Projeto santander   sustentabilidade - 24.10.2010
Projeto santander sustentabilidade - 24.10.2010
 
Acampada la victòria
Acampada la victòriaAcampada la victòria
Acampada la victòria
 
Bahan semulajadi
Bahan semulajadiBahan semulajadi
Bahan semulajadi
 
Profissoes
ProfissoesProfissoes
Profissoes
 
1minutocom Deus
1minutocom Deus1minutocom Deus
1minutocom Deus
 
Marca - Matilha Cultural
Marca - Matilha CulturalMarca - Matilha Cultural
Marca - Matilha Cultural
 
Preservação
PreservaçãoPreservação
Preservação
 
Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009
Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009
Agenda de la UIMP, Viernes 7 de Agosto de 2009
 
Apresentação n°4 data 07-05-10
Apresentação n°4  data 07-05-10Apresentação n°4  data 07-05-10
Apresentação n°4 data 07-05-10
 
Portafolio de servicio del sistema de bibliotecas sena
Portafolio de servicio del sistema de bibliotecas senaPortafolio de servicio del sistema de bibliotecas sena
Portafolio de servicio del sistema de bibliotecas sena
 
Helmizon rahman 09 033
Helmizon rahman 09 033Helmizon rahman 09 033
Helmizon rahman 09 033
 
Librerie su Android: come non reinventare la ruota @ whymca 2012
Librerie su Android: come non reinventare la ruota @ whymca 2012 Librerie su Android: come non reinventare la ruota @ whymca 2012
Librerie su Android: come non reinventare la ruota @ whymca 2012
 
O Livro Da Vida Na
O Livro Da Vida NaO Livro Da Vida Na
O Livro Da Vida Na
 
machinelearning project
machinelearning projectmachinelearning project
machinelearning project
 
Novidades do ASP.NET MVC 4
Novidades do ASP.NET MVC 4Novidades do ASP.NET MVC 4
Novidades do ASP.NET MVC 4
 

Semelhante a Psikodermatologi

Pni in dermato wa pub ok
Pni in dermato wa pub okPni in dermato wa pub ok
Pni in dermato wa pub ok
Made Wardhana
 
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
FitriAmaliyah
 
Stresor Psikologik Lansia
Stresor Psikologik LansiaStresor Psikologik Lansia
Stresor Psikologik Lansia
Rahma Setya
 
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
samsulmuarif39
 
Retardasi mental (powerpoint)
Retardasi mental (powerpoint)Retardasi mental (powerpoint)
Retardasi mental (powerpoint)
aisahmusriyani
 

Semelhante a Psikodermatologi (20)

Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofrenia
 
Pni in dermato wa pub ok
Pni in dermato wa pub okPni in dermato wa pub ok
Pni in dermato wa pub ok
 
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
 
Stresor Psikologik Lansia
Stresor Psikologik LansiaStresor Psikologik Lansia
Stresor Psikologik Lansia
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
 
Jurnal keperawatan medikal bedah KABUPATEN MUNA
Jurnal  keperawatan medikal bedah  KABUPATEN MUNA Jurnal  keperawatan medikal bedah  KABUPATEN MUNA
Jurnal keperawatan medikal bedah KABUPATEN MUNA
 
Jurnal keperawatan medikal bedah
Jurnal  keperawatan medikal bedahJurnal  keperawatan medikal bedah
Jurnal keperawatan medikal bedah
 
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
 
Reply AKPER PEMKAB MUNA
Reply AKPER PEMKAB MUNA Reply AKPER PEMKAB MUNA
Reply AKPER PEMKAB MUNA
 
Reply
ReplyReply
Reply
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
kesehatan-mental.ppt
kesehatan-mental.pptkesehatan-mental.ppt
kesehatan-mental.ppt
 
Retardasi mental (powerpoint)
Retardasi mental (powerpoint)Retardasi mental (powerpoint)
Retardasi mental (powerpoint)
 
Depresi AKPER PEMDA MUNA
Depresi AKPER PEMDA MUNADepresi AKPER PEMDA MUNA
Depresi AKPER PEMDA MUNA
 
Gangguan ansietas
Gangguan ansietasGangguan ansietas
Gangguan ansietas
 
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
 

Último

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 

Último (20)

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 

Psikodermatologi

  • 1. Psikodermatologi : Hubungan Antara Pikiran dan Penyakit Kulit Made Wardhana Lab/SMF Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unud/RS Sanglah Denpasar, Bali. Abstrak Psikodermatologi sering juga disebut kelainan psikokutaneous merupakan suatu interaksi antara faktor psikis dan kejadian penyakit kulit. Psikodermatologi dibagi menjadi 3 kategori. Pertama, kelainan psikofisiologi, kekambuhan penyakit kulit yang dihubungkan dengan keadaan emosinal atau stresor psikis, misalnya; psoriasis, dermatitis, urtikaria dll. Kedua, kelainan psikiatri primer sesuai dengan kondisi psikologi pasien tentang bentuk kelainan kulit yang dipikirkan oleh pasien misalnya trikhotilomania, delusi parasitosis dan sebagainya. Ketiga, kelainan psikiatri sekunder, timbulnya masalah emosi sebagai akibat dari penyakit kulit yang diterita, walaupun tidak berat seperti vitiligo dan alopesia, keadaan ini disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri depresi atau phobia sosial. Sebagian besar kelainan psikodermalologi ini dapat diobati dengan cara menurunkan kecemasan atau menghilangkan sumber terjadinya gangguan emosi, dan pada kasus yang berat dapat diberikan obat psikotropika. Kata kunci : Psikodermatologi, Psokoneuroimunologi, Hubungan pikiran dan kulit. Psychodermatology : Link Between Mind and Skin Disease Made Wardhana Dept. of Dermato-venereology, Udayana Medical Faculty/Sanglah Hospital, Denpasar, Bali Abstract : Psycho dermatology is often called as the deviation of psychocutaneous which is the interaction between psychological factor and dermatological disease. Psycho dermatology is divided into 3 categories : first, the deviation of psychophysiology, the flaring up of dermatological disease which is related by the emotional or psychological stressor, such as : psoriasis, dermatitis, urticarian, etc. Second, the deviation of primary psychiatry according to the condition of the psychological patients about the form of the dermatological deviation which is thought by the patients such as : trichotilomania, parasitoids delusion and so on. Third, the deviation of secondary psychiatry, caused by emotional problems as the result of dermatological disease that suffered, though it is not serious such as vitilago and alophecia, this condition is caused by lack of self confidence, depression or social phobia. Most of the deviation of psycho dermatology can be cured by decreasing the anxieties or omitting the source of the emotional tragedy, and on serious case can be cured by psycho tropical medicine. Key word : Psychodermatology, Psychoneuroimmunology, mind and skin connection. Psikodermatol Medicina/05/27/12 1
  • 2. PENDAHULUAN Sering kali kita mendapatkan kasus bahwa seorang pasien dermatitis atau urtikaria akan mengalami kekambuhan apabila pasien terpapar dengan alergennya, misalnya serbuk sari bunga atau makan ikan laut, bahkan pernah dilaporkan bahwa seseorang dapat mengalamai kekambuhan hanya karena melihat saja bunga yang terbuat dari plastik atau bahkan hanya melihat lukisan setangkai bunga di dinding, atau seorang pasien yang mengeluh seolah-olah ada kutu yang berjalan dan berkenmabg biak dikulitnya, sehinnga pasien berusaha menggaruk kulitnya dengan sangat keras. Beberapa pasien merasa kehilangan harga diri, malu bergaul hanya karena menderita vitiligo atau alopesia areata. Ketiga contoh kasus tersebut memberikan keanekaragaman penyakit kulit yang berhubungan dengan masalah psikologi. Psikodermatologi, adalah cabang ilmu kedokteran yang membahas masalah tersebut diatas, permahaman tentang masalah psikososial dan pengetahuan tentang penyakit kulit merupakan suatu hal yang sangat berguna untuk menangani secara optimal kelainan psikodermatologi saat ini. Penanganan kelainan psikoderrnatologi memerlukan evaluasi yang cermat dari lesi kulit yang tampak dan pendekatan holistik kepada pasien maupun kepada keluarganya dan informasi tambahan tentang penyebab utama permasalahan. Sekali kelainan tersebut dapat ditegakan diagnosisnya, maka diperlukan suatu penanganan yang bersifat ganda, ditujukan baik untuk dermatologi maupun aspek psikologinya. Pasien dengan kelainan psikodermatologi seringkali menolak bila dirujuk ke psikiatri atau ke psikolog. Keluarga memiliki peranan penting untuk mernbantu pasien dengan kelainan psikodermatologi. Dalam tulisan ini akan dibicaran tentang beberapa penyakit kulit yang berhubungan dengan masalah emosional, kejiwaan dan sedikit tentang respon imun akibat adanya faktor emosional. KLASIFIKASI KELAINAN PSIKODERMATOLOGI Secara umum kelainan psikodermatologi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu: 1. Kelainan Psikofisiologi, 2. Kelainan Psikiatri Primer dan 3. Kelainan Psikiatri Sekunder 1. Kelainan Psikofisiologi Istilah kelainan psikofisiologi mengacu pada suatu kelainan kulit seperti eksim atau psoriasis yang diperburuk oleh stress atau emosi. Kelainan psikofisiologi merupakan suatu keadaan yang seringkali disebabkan atau ditimbulkan kembali oleh stres emosional. Masing-masing keadaan mi memiliki responder stress dan responders non stress tergantung dan kekerapan kelainan kulit yang diderita pasien dan kemungkinan kekambuhan yang disebabkan oleh stres. Pada pasien yang mernberikan respon terhadap terapi seperti eksim, psoriasis dan akne, informasi tentang stres mungkin tidak berguna. Narnun pada penyakit yang tidak memberikan respon terhadap terapi yang diberikan perlu ditanyakan apakah ada masalah psikologis sosial, atau stres pekerjaan yang mungkin berpengaruh terhadap proses pengobatan ini. Psikoneuroimunologi Hubungan antara stres dan penyakit organis pertama kali dilaporkan oleh ahli jiwa Hans Selye sebagai hasil penelitiannya sejak tahun 1962. Beliau melacak reaksi-reaksi hormonal berantai yang rumit sebagai akibat adanya tekanan emosionl yang berkelebihan pada seseorang. Tekanan hang berkelanjutan akan berakibat sebagai kematian. Sebenarnya penelitian Selye tersebut mendasari tumbuhnya cabang ilmu baru yang kini disebut neroendokrinologi. Neroendokrinologi mempelajari hubungan antara sistem saraf dan sistem hormon. Hal yang belum banyak digarap pada penelitian-pemelitian yang menyangkut kesehatan pada waktu dahulu, yaitu pembuktian kebenaran hubungan antara sistem imun di satu fihak dan Psikodermatol Medicina/05/27/12 2
  • 3. kompleks sistem saraf di lain fihak. Namun sejak lebih dari 2 dasawarsa yang ini berkat meningkatnya pengertian sistem imun timbullah penghargaan-penghargaan terhadap cara- cara “placebo” dahulu dan diterimanya kenyataan bahwa penyakti psikosomatik memang ada dan bukan hanya semacam tipuan. Hal ini tersebut terbukti dengan timbulnya cabang ilmu baru yang dinamakan psikoneroimunologi yang telah berkembang dari prinsip-prinsip dan metode yang direncanakan sejak tahun 1960. Penelitian Ader dan Cohen mempunyai kaitan sangat erat dengan kegoncangan dalan cabang ilmu baru tersebut. Inti dari percobaan mereka terletak pada teknik penyesuaian yaitu terhadap penyesuaian perilaku (behavioral conditioning) individu bersangkutan. Model klasik pada percobaan penyesuaian dimulai dengan memilih sebuah rangsangan (stimulus) yang tidak bersyarat seperti misalnya makanan, sehingga dapat menimbulkan respon wajar yang tidak bersyarat pula. Kemudian selang beberapa kali perlakuan, ransangan diberikan secara bersama dengan perlakuan lain bersifat netral, misalnya suara lonceng. Selang beberapa kali perlakuan dengan 2 rangsangan, kemudian rangsangan wajar dihentikan sehingga perlakuan hanya rangsangan netral. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa binatang tersebut akan belajar mengadakan respon terhadap rangsangan netral seperti apabila mendapat rangsangan wajar pada awal percobaan. Percobaan ini semula dipelopori oleh seorang sarjana bangsa Rusia yang sangat terkenal yaitu Ivan Pavlov (1894-1936). Kita semua maklum bahwa dengan metode percobaan tersebut, Pavlov dapat melatih hewan sehingga bunyi lonceng dapat merangsang kelenjar pencernaan termasuk kelenjer ludah untuk bersekresi. Lebih dari setengah abad yang lalu, pengikut Pavlov yaitu S. Metal Nikov dan V. Chorine telah melaporkan bahwa mereka telah berhasil melatih marmut agar dengan garukan ringan pada kulitnya saja dapat menyebabkan respon produksi antibody. Lebih jauh lagi mereka berhasil mempersiapkan hewan agar bertahan pemberian kuman kolera dan dosis yang mematikan, dengan melatih memperoleh rangsangan netral. Percobaan-percobaan tersebut menunjukkan bahwa respon imunpun dapar dirangsang dengan rangsangan netral apabila diperlakukan menurut metode Pavlov. Walaupun dalam tahun 1974 Ader belum pernah tahun tentang percobaan Pavlov, namun sebenarnya percobaan Ader-Cohen berakar dan melangsungkan penelitian sejalan dengan teori Pavlov. Mereka telah mengembangkan teknik baru dalam pendekatan pengungkapan masalah jiwa-sistem imun melalui apa yang mereka sebut sebagai ”taste aversion techniquee” atau dapat diterjemahkan sebagai teknik keengganan cita rasa. Secara umum, stres emosional dapat memicu pelepasan hormon stres seperti glukokortikoid dan katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) yang pada akhirnya dapat mempengaruhi respon imun melalui beberapa jalur. Jalur pertama, melalui HPA axis, CRH oleh hipothalamus akan merangsang pelepasan ACTH oleh hipofise anterior (pituitary). Jalur kedua, melalui sumbu simpatiko-adrenal medularis (SAM), stres emosional akan merangsang sistem adrenergik di saraf pusat, serat saraf pascasinaptik simpatis dan medula adrenal yang akan melepaskan katekolamin (terutama epinefrin dan nor-epinefrin), Kedua hormon ini akan mempengaruhi sel Th1 dan sel Th2 yang akan terjadi pengalihan ke sel Th2 sehingga peran iterleukin tipe 2 lebih dominan. Jalur ketiga melalui sumbu CRH- Sel Mast, CRH yang dilepas hipotalamus dapat mempengaruhi sel Mast melalui reseptornya sehingga terjadi degranulasi sel Mast dengan melepaskan histamin dan dan mediator peradangan lainnya. Selama dekade terakhir telah diketahui bahwa katekolamin dapat mengendalikan pengalihan Th1/Th2 dan sekresi sitokin tipe1 (IL-2, IFN- ) dan sitokin tipe 2 (IL-4, IL-5, IL-13). Melalui jalur tersebut akan terjadi penekanan terhadap respon Th1 dan menyebabkan pengalihan Th2. Sebagai akibat dari proses tersebut akan terjadi peningkatan peran Th2 dan imunitas humoral. Peningkatan imunitas humoral dapat menerangkan beberapa penyakit kulit seperti dermatitis atopik, psoriasis, urtikaria, herpes simpleks dll dapat kambuh atau menjadi lebih berat akibat adanya stres emosional.* Psikodermatol Medicina/05/27/12 3
  • 4. Stres ernosional bisa memicu ketnbali tiinbulnya berbagai bentukan dermatitis kronis dan dapat mengawali terbentuknya suatu lingkaran setan seperti rasa gatal yang akan digaruk (itch scratch cycle ) karena itu pengobatan pasien dengan dermatitis kronis yang berulang menjadi sulit bila tidak diketahui faktor-faklor penyebab kekambuhan tersebut. Bila pasien merasa stres atau sangat tegang sehingga dirasakan perlu dibenkan terapi anti cemas ada 2 bentuk umurn pengobatan yang tersedia. Dengan Bensodiazepine yang bisa digunakan sesuai keperluan menghasilkan keuntungan relatif cepat untuk rnengatasi kecem asan stres dan ketegangan untuk pengobatan kecemasan kronis, pernakaian penghambat reuptake serotonin yang selektif ( Selective Serotonin Reuplakc Inhibitors atau SSRIs ) cukup aman dan efektif. Pilihan lain untuk menangani stres kronis adalah dengan obat golongan nonsedatif dan non adiktif agen anti anxietas seperti Buspirone (Buspar). Jika pasien dengan gangguan kecemasan memerlukan rujukan psikiatri sebaiknya rujukan dilakukan secara diplornatis dan mendukung pasien sehingga pasien bisa menerirna rujukan tersebut sebagai suatu pengobatan/ terapi derrnatologi tambahan. 2. Kelainan Psikiatri Primer Kelainan Psikiatri Primer mengarah pada suatu kelainan seperti trikhotillomania, dimana masalah utamanya adalah masalah psikologi manifestasi kelainan kulit sesuai dengan imajinasi pasien. Kelainan psikiatn primer sedikit lebih sering dijumpai daripada kelainan psikofisiologi. Delusi parasitosis Delusi parasitosis terrnasuk dalam kelompok gangguan yang disebut “psikosis hipokondrial monosimptornatis“. Pasien dengan gangguan yang berlanjut ditandai dengan delusi isolasi tentang suatu keluhan kulit “karena gangguan delusi yang dialami benar-benar khusus, kelainan ini sangat berbeda dengan Skizofrenia, yang melibatkan defisit berbagai fungsi, termasuk halusinasi pendengaran, kehilangan kemampuan sosial dan emosi/afek datar, serta bisa terdapat delusi ide. Bentuk yang paling umum adalah psikosis hipokondrial monosimptom dijumpai pada sebagian besar pasien dengan masalah kulit yang disebut dengan delusi parasitosis. Pasien dengan delusi parasitosis sangat yakin jika tubuh mereka dimasuki/terkena suatu tipe organisme tertentu. Seringkali mereka memiliki suatu gambaran ide tentang bagaimana organisme ini kawin, bereproduksi, bergerak mengelilingi kulit dan kadang-kadang keluar dan kulit. Pada pasien mi senngkali didapatkan tanda matchbox”, yang mana ditunjukan dengan bintikan/ gigitan kecil pada kulit yang mengalami ekskoriasi demam atau serangga lainnya atau bagian dari serangga yang terdapat pada matchbox atau bagian lain lain dan infestan yang tertahan dalarn kulit. Penanganan pemilihan untuk mengatasi delusi tentang parasitosis adalah dengan suatu pengobatan antipsikotik yang disebut dengan Pimozide (Orap). Phnozide sama dengan Haloperidol (Haldol ) dan struktur kimia dan potensinya serta telah terbukti secara unik efektif untuk mengobati keadaan ini terutania untuk mengurangi formikasi. Pengobatan ini telah dilabel oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan Sindrom Toureffers ini digunakan juga dalam pengobatan delusi akibat parasitosis. Dosis Pimozide untuk pengobatan delusi parasitosis lebih rendah daripada yang digunakan untuk Skizofrenia kronis. Terapi Pirnozide pada awalnya dipakai dosis serendah mungkin, yaitu setengah dan tablet 2 mg (ie. 1 mg) perhari dan ditingkatkan 1 mg perrninggu. Pada saat tercapai dosis biasa perhari 4-6 mg (ie. 2-3 tablet kebanyakan pasien mengalami penurunan sensasi digigit dan sensasi hewan merangkak/merayap di atas kulit mereka. Efek teraupetik minimal Psikodermatol Medicina/05/27/12 4
  • 5. mungkin belum terjadi dalam 5 sampai 8 minggu. Selama pengobatan, pasien menjadi kurang agitasi. Tantangan dalam rnenghadapi pasien dengan delusi parasitosis adalah memperkenalkan kegunaan pengobatan antipsikotik tanpa memojokan pasien. Langkah- langkah meliputi penjelasan yang terang/jelas dan akurat tentang pengobatan. Beberapa sumber merekoinendasikan pendekatan yang sensitif empati dan diplomatis. Pengobatan lain disajikan dalam bentuk terapi uji coba dan semua argumentasi tentang patogenesis kelainan atau rnekanisme kerja Pimozide lain dihindari. FDA menyatakan bahwa Pinozide di Amerika Serikat digunkan untuk pengobatan sindroma Torvette’s , bukan untuk psikosis. Ekskoriasi Neorosis, Dermatitis Faksisial dan Lesi Kulit terhadap respon suatu Delusi Yang Diyakini Oleh Pasien. Penggunaan doxepin metnerlukan langkah yang hati-hati seperti pada penggunaan antidepresan trisiklik. Termasuk juga pembatasan ketat sejurnlah obat-obatan yang dicampur pada waktu tertentu untuk mengurangi/meminimalkan resiko bunuh diri. Gambaran yang lebih lengkap melebihi ruang yang tersedia pada artikel ini. Bagaimanapun juga, hal ini sebaiknya dijelaskan bila pasien merasa tertekan atau depresi, dosis adekuat antidepresan diperlukan untuk mencegah efek buruk pada pasien ini. Untuk penderita lanjut usia, SSRIs dosis rendah yang diberikan masih bisa direspon oleh tubuh mereka. Trikhotillomania Trikhotillomania, menurut definisi dermatologi adalah suatu keadaan dimana pasien mencabut/ menarik rarnbutnya sendini. Sedangkan menurut definisi psikiatni trikhotilomania membutuhkan adanya impulsivitas. Bagaimanapun juga dengan memakai istilah dermatologi khusus, ahli medis atau dokter bisa memastikan sifat dasar dan psikoptologi untuk menyeleksi pengobatan yang paling tepat. Pokok-pokok psikopatologi yang paling umum adalah tingkah laku obsesif konvulsif, dijumpai atau tidak kriteria dar Diagnostik dan Statistik Manual Pada Kerusakan Mental Edisi ke-4 pada kerusakan obsesif konvulsif, kemungkinan lain diagnosis pokok psikiatri termasuk kerusakan kebiasaan yang sederhana reaksi stres situasional, retardasi mental, depresi dan kecemasan seperti pada kasus ekstrim yang sangat jarang terjadi yaitu suatu delusi dimana pasien menarik rambutnya karena adanya kepercayaan delusi bahwa sesuatu pada akar rambutnya perlu dijadikan “lubang perlindungan“ sehingga rambut dapat tumbuh secara normal. Keadaan ini disebut trikophobia. Diagnosis banding pada trikhotillomania adalah pseudopelade, alopesia areata, sifilis dan tinea kapitis. Tnikhotillomania merupakan suatu keadaan yang sangat jarang tenjadi dimana diagnosis dapat ditegakan dan pemeriksaan patologi kulit kepala akar rambut yang mengalami perubahan unik disebut Trikhomalasia yang hanya terdapat pada pasien trikhotillomania. 3. Kelainan Psikiatri Sekunder Kelainan Psikiatri Sekunder tampak jelas pada pasien yang secara signifikan memiliki masalah psikologi yaitu terjadi pententangan antara rasa percaya diri dengan penarnpilan. Depresi, humilisasi, frustasi dan phobia sosial dapat berkembang akibat penyakit kulit. Meskipun kulit tidak memerlukan perawatan seumur hidup namun penderita dengan kelainan psikiatri sekunder rnenganggap kelainan kulit yang dialaminya merupakan kerusakan seumur hidup. Seseorang dengan kecacatan ini merasakan kehancuran secara psikologis dan sosial sebagai dampak dan kelainan yang dialaminya. Selain itu seseorang dengan kerusakan kulit menghadapi masalah saat mencani pekerjaan, yang menipakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini sangat dirasakan oleh penderita cacat di daerah wajah apalagi bila penyakit ini menular kepada orang lain. Psikodermatol Medicina/05/27/12 5
  • 6. Pada beberapa pasien penyakit kulit ini yang telah berobat secara teratur, catatan khusus dari dokter yang merawat pasien ini tentang pentingnya membahas penderitaan yang dialami pasien dan keputusan apakah pasien ini perlu dirawat oleh ahli kesehatan mental atau ahli dermatologi mungkin bisa menolong. Jika depresi, phobia sosial atau psikopatologi sekunder merupakan indikasi yang signifikan untuk merujuk perawatan pasien ini kepada psikiater.** Daftar Pustaka 1. Cotterill JA and Millard LG.1998. Psychocutaneous Disorders. In Texbook of Dermatology ed. By Champion RH et al. Blackll science ; 2785-2813. 2. Cerdeira CG, Pera-Grasa JT, Molares A, Isa R and Guzman RA. Psychodermatology: Past, Present and Future. The Open Dermatology Journal, 2011, 5, 21-27 3. Barankin B and DeKowen J. Psychosocial effect of common skin diseases. Canadian Family Physician. 2002;48: 712-716 4. Sharma BYK, Sudarsanan B and Bhatnagar MA. Skin and Psyche: Diversionary Symbiosis. MJAFI. 2005; 61: 163-166 5. Mercan S and Altunay K. Psychodermatology: A Collaborative Subject of Psychiatry and Dermatology. Turkish Journal of Psychiatry. 2006; 17[4]: 1-7 6. Medansky RS. Dermatopsychosomatics: An overview. Academy of Psychosomatic Medicine 26th Annual Meeting.1980; 21[3]: 195-200 7. Poot F, Sampogna F and Onnis L. Basic Knowledge in Psychodermatology. JADV.2007; 21: 227-234 8. Jafferany M. Psychodermatology: A Guide to Understanding Common Psychocutaneous Disorder. Prim Care Companion J Clin Psychiatry.2007; 9[3]: 203-213. 9. Kaymak Y, Adisen E and Gurer MA. An Investigation on the Prevalence of Psychocutaneous Diseases among University Students. J Turk Acad Dermatol. 2008; 2[3]: 1-4. 10. Taborda ML, Weber MB and Freitas ES. Assessment of the prevalence of psychological distress in patients with psychocutaneous disorder dermatoses. An Bras Dermatol. 2005; 80[4]: 351-354 11. Harth W and Gieler U. Psychosomatic and Dermatology. Downloaded from cme.academos.de on Wednesday, January 25.2012 12. Koo J.1998. Psychodermatology: a practical manual for clinicians. Curr Prob Dermatol 1995;6: 204-232. 13. Koo J. and Lebwohl A. 2001. Psychodermatology: The Mind and Skin Connection. American Family Physician; 64[11]: 1873-1878. 14. O’Sullivan RL, Lipper G, and Lerner EA. 1998. The Neuro-Immuno-Cutaneous-Endocrine Network: Relationship of Mind and Skin. Arch Dermatol ;134: 1431-1435. 15. Bridgett C. 2000. Psychodermatology and Atopic Skin Disease in London 1989-1999- Helping Patients to Help Themselves. Dermatol Psychosom.;1 : 183-186. 16. Stauder A, Szedmak S, and Koop MS. 2001. Psychosocial Charateristics of People Reporting Allergic symptoms in a Representative Population survey. ACI international;13/1: 18-22. Psikodermatol Medicina/05/27/12 6