Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asbab an-nuzul yang merupakan sebab turunnya ayat-ayat Al-Quran, termasuk definisi menurut para ulama, contoh-contoh asbab an-nuzul, kegunaan, dan kaidah yang berlaku dalam memahami ayat Al-Quran berdasarkan asbab an-nuzulnya.
2. Pengertian Asbab An-Nuzul
Ungkapan asbab an-nuzul merupakan bentuk
idhafah dari kata “asbab” dan “nuzul”. Secara
etimologi, asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab
yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu.
Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan
oleh para ulama, diantaranya:
Menurut Az-zarqani
“Asbab An-Nuzul”adalah khusus atau sesuatu
yang terjadi serta adan hubungannya dengan
turunnya al-Quran sebagai penjelas hukum pada
saat peristiwa itu terjadi.”
3. lanjutan
Menurut Shubhi Shalih
Artinya:
“Asbab An-Nuzul” adalah sesuatu yang
menjadi sebab turunnya satu atau beberapa
ayat Al-quran (ayat-ayat) terkadang
menyiratkan peristiwa itu, sebagai respons
atasnya. Atau sebagai penjelas terhadap
hukum-hukum di asaat peristiwa itu terjadi”.
4. Macam-macam Asbab An-Nuzul
1. Peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sehingga menyebabkan
al-Qur‟an diturunkan. Seperti diriwayatkan dari Ibn abbas, ia
berkata: setelah turun ayat:
keluarlah Rasulullah saw hingga naik ke bukit Safa, sambil
memanggil-manggil: hari sudah mulai siang! Lalu berkumpulah
orang-orang di depan rasul saw, maka bersabda beliau: saya
beritahukan kepadamu bahwa ada sekumpulan kuda keluar dari
kaki gunung, percayakah kamu kepadaku? Mereka menjawa: kami
tidak pernah melihat kamu berdusta. Kemudian rasulullah saw
bersabda: sesungguhnya aku memberikan peringatan kepadamu
sekalian bahwa di depanku terdapat azab yang sangat mengerikan.
Lalu berkatalah Abu Lahab: celaka kamu! Apakah kamu
mengumpulkan kami hanya untuk mendengan kan peringatanmu
itu? Lalu berdirilah ia, kemudian turunlah surat al-Lahab:
5. Lanjutan
2. Pertanyaan yang disampaikan kepada nabi saw tentang masalah
keagamaan,
yang menjadi sebab al-Qur‟an diturunkan, sebagai jawaban dan
penjelasan terhadap masalah yang ditanyakan. Seperti dikisahkan
dalam suatu riwayat, bahwa Marsiid bin Abi al-Marsid al-ganawiy,
sebelum berhijrah ke madinah, mempunyai seorang teman
perempuan yang bernama „Anaq di Makkah. Ketika ia sedang
istirahat di suatu tempat di malam hari di bawah terang bulan, dalan
perjalanannya ke Madinah, datanglah teman perempuan tersebut
dan bertanya: apakah kamu Marsid? Marsid menjawab: benar, saya
adalah Marsid. Berkatalah „Anaq: selamat datang, marilah
bermalam di tempatku. Marsid berkata: sesungguhnya Allah telah
mengharamkan perzinahan.
6. lanjutan
Kemudian aku meneruskan perjalananku ke Madinah,
lalu aku menghadap Rasulullah saw dan bertanya: hai
Rasulullah bolehkah aku menikah dengan „Anaq?
Rasulullah SAW diam tidak menjawabnya. Kemudian
turunlah ayat:
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan
perempuan yang berzina, atau perempuan musyrik dan
perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh
laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik”. (AnNur (24):3).
7. Urgensi dan Kegunaan Asbab an-Nuzul
• Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi
ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat AlQuran.
• Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung
pengertian umum.
• Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat AlQuran.
• Mengidentifikasikan pelaku yang mnyebabkan ayat AlQuran turun.
• Memudahkan untuk menghapal dan memahami ayat,
serta untuk memantapkan wahyu kedalam hati orang
yang mnedengarkannya.
8. Kegunaan mengetahui Asbab An-Nuzul
• Mengetahui hikmah tasyri‟ (hikmah ditetapkannya hukum) dan
mengetahuii pemeliharaan syari‟ah bagi kemaslahatan umum dalam
menyelesaikan peristiwa-peristiwa yang terjadi, sebagai rahmat bagi
seluruh umat.
• Mentakhsis nas yang bersifat umum. Inilah pendapat ulama yang
mengatakan bahwa ketetapan itu diambil dari sebab yang khusus,
bukan dari lafal yang umum.
9. Kaidah al-Ibrah
Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang harus
menjadi pertimbangan adalah keumuman lafazh dan
bukannya kekhususan sebab (al-„brah bi „umum al-lafzhi
la bi khusus as-sabab). As-Suyuthi, memberikan alasan
bahwa itulah yang dilakukan oleh para sahabat dan
golongan lain. Ini bisa dibuktikan, antara lain, ketika
turun ayat zihar dalam kasus Salman ibn shakhar, ayat
li‟an dalam perkara Hilal ibn Umayyah, dan ayat qadzaf
dalam kasus tuduhan terhadap „Aisyah, penyelesaian
terhadap kasus-kasus tersebut ternyata juga diterapkan
terhadap peristiwa lain yang serupa.
10. lanjutan
• Ibn Taimiyyah berpendapat, bahwa banyak ayat yang
diturunkan berkenaan dengan kasus tertentu bahkan,
kadang-kadang menunjuk pribadi seseorang, kemudian
dipahami sebagai berlaku umum.
• Di sisi lain, ada juga ulama yang berpendapat bahwa
ungkapan satu lafadz Al-quran harus dipandang dari
segi kekhususan sebab bukan dari segi keumuman
lafadz (al-„brah bi „umum al-lafzhi la bi khusus as-sabab).
11. SEKIAN PRESENTASI DARI KAMI
THANK YOU FOR ATTENTION
SEMOGA DAPAT BERMANFAAT
MOHON MAAF BILA TERDAPAT
KESALAHAN