Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit seperti input, proses, output, dan outcome.
2. Juga membahas tentang penghitungan efisiensi rumah sakit seperti bed occupancy rate, length of stay, dan bed turn over.
3. Selain itu juga membahas tentang peraturan internal rumah sakit atau hospital by laws.
1. STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
1. Standard Pelayanan Rumah Sakit
Adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen r umah sakit, pelayanan
medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat inap
maupun rawat jalan yang minimalharusdiselenggarakan oleh rumahsakit.
2. Indikator
Merupakan variabel ukuran atautolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-
indikasi t erjadinya perubahan tertentu. Untukm engukur kinerja rumah sakit
ada beberapa indikator, yaitu:
a. I nput, yang dapat mengukurpadabahan alat sistem prosedur atau
o rang yangm em berikanpe layanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan
alat, prosedur t etap dan lain-lain.
b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang
misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-lain.
c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya
jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
d. Outcome, yangmenjadi tolokukur danmerupakan dampak dari hasil
pelayanansebagaimisalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas
terhadap pelayanan dan lain-lain.
e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah
sakit maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya
pelayanan yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas
misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat,meningkatnya kesejahteraan karyawan.
3. Standar adalah spesifikasi t eknisatau sesuatu yang dibakukan sebagai
patokan dalam melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan
2. berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan evidence
base.
4. Bahwa rumah Sakit sesuai dengan tuntutan daripada kewenangan wajib yang
harusdilaksanakan oleh rumahsakit propinsi/kabupaten/kota, maka harus
memberikan pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya ditanggung oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
5. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat
wilayah setempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di
dalam rumah sakit yaitu meliputi :
a. M anajemen SumberdayaManusia.
b. Manajemen Keuangan.
c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, kedalam dan keluar rumah
sakit.
d. Sarana prasarana.
e. Mutu Pelayanan.
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (Hospital by Laws)
Dalam rang k a melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan
melindungi pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal rumah
sakit yang biasa disebut h ospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-
aturan berkaitan dengan pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan
manajemen. Bentuk peraturan internal rumah sakit (HBL) yang merupakan
materi muatan pengaturan dapat meliputi antara lain: Tata tertib rawat inap
pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit,
informedconsent, rekam medik,visum et repertum, wajib s impan rahasia
kedokteran, komite medik,panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak
aksesdokter t erhadap fasilitasrumah sakit, persyaratan kerja, jaminan
3. keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan
rekanan.
Bentuk dariHispital by laws dapat merupakan Peraturan Rumah Sakit, Standar
Operating Procedure (SOP), S urat Keputusan, Surat Penugasan,
Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU). Peraturan internalrumah
akit (HBL) antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama materi
muatannya, hal tersebut tergantungpada sejarahnya, pendiriannya,
kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut. Namun
demikian peraturan internal rumah sakit tidak bol eh bertentangan dengan
peraturan diatasnya seperti Keputusan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan
Pemerintah dan Undang-undang. Dalam bidang kesehatan pengaturan tersebut
harus selaras dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
dan peraturan pelaksanaannya.
PENGHITUNGAN EFISIENSI
Indikator penilaian efisiensi pelayanan adalah:
- Bed occupancy rate.
- Bed turn over.
- Length of stay.
- Turn over interval.
Bed occupancy rate (BOR) atau Pemakaian Tempat Tidur dipergunakan untuk
melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan pasien dalam
suatu m asa.
BOR = Jumlah hari perawatan x 100%
Jumlah TT x hari perawatan
Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati 100
berarti ideal, tetapi bila BOR Rumah Sakit 60-80% sudah biasa dikatakan ideal.
4. BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan oleh karena
adanya perbedaan fasilitasrumah sakit, tindakan medik, perbedaan teknologi
intervensi.Semua per bedaan tadi disebut sebagai “case mix”.
Turn over internal (TOI), waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu
antarasatu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh
pasien lain.
TOI = (Jumlah TT x 365) - hari perawatan x 100%
Jumlah semua pasien k eluar hidup + mati
TOI diusahakan lebih kecil dari pada 5hari
Bed turn over ( BTO), berapa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam
satu tahun. Usahakan BTO lebih besar dari 40.
Length of stay yang baik 5-13 hari atau m aksimum 12 hari, 6-10 hari.
Infant mortality rate (angka kematian bayi).Standar 2 0%
IMR = Jumlah kematian bayi yang lahir di RS x 100%
Jumlah bayi yang lahir di RS dalam waktu tertentu
Maternal Mortality Rate (MMR) atau angka kematian ibu melahirkan. Standard
0,25% atau antara 0,1 - 0,2%
MMR = Jumlah pasien obstetri yang meninggal x 100%
Jumlah pasien obstetri dalam jangka waktutertentu
Foetal Death Rate (FDR)atau ang k a bayi l ahir mati. Standar2% .
FDR = Jumlah kematian bayi dengan umur kandungan 20 minggu x 100%
Jumlah semua k elahiran dalam jangka waktu tertentu
5. Post Operative Death Rate (FODR) atau angka kematian pasca bedah.
Standar1% .
FODR = Jumlah kematian setelah operasi dalam satu periode x 100%
Jumlah pasien yang dioperasi dalam periodey ang sama
Angka kematian sectio caesaria.Standar 5%.
Dalam usaha memperkecil pengaruh “case mix” untuk menilai tingkat efisiensi
digunakan indikator yang lebih tajam, indikator yang dimaksud adalah:
- Av LOS pasien prabedah
Pasien yang akan dioperasi biasanya harus menjalani pemeriksaan radiologi
dan laboratorium serta perlu observasi t erhadap keadaan tertentu. Jadi
sebelum operasi pasien t elah menggunakan jasa r umah sakit yang tidak
sedikit. Lebih banyak pemeriksaan atau lebih lama observasi tentunya lebih
banyak menggunakan sumber daya rumahsakit. Agar efisiensi maka pem
borosan harus ditekan. Bertambah singkat Av LOS prabedah, bertambah
hemat atau bertambah efisien pelayanan yang diberikan.
- Av LOS penyakit tertentua tautr acer conditions.
Telah disusun k elompok-kelompok diagnosis penyakit yang tidak berbeda
banyak cara penganannya mediknya, tidak berbeda banyak Av LOS-nya, dan
hampir sama menyerap sumber dayanya. Kelompokpenyakit ini disebut
Diagnosis Related Group (DRG). Dalam DRG ini ada 83 kelompok diagnesis
yang masih terbagi lagi menjadi 383 subkelompok.
INDIKATOR PENILAIAN
Untuk menilai pemanfaatan tenaga dipergunakan indikator:
- Rasio kunjungan dengan jumlah tenaga perawat jalan.
- Rasio jumlah hariperawatan dengan jumlah tenagaperawat inap.
- Rasio jumlahpaisien intensif dengan jumlah tenagaperawat yang melayani.
- Rasio persalinan dengan tenagabidan yang melayani.
6. Indikator untuk penilaian cakupan pelayanan adalah:
- Rata-rata kunjungan per hari
- Rata-rata kunjungan baru per hari
- Rasio kunjungan baru dengan total kunjungan
- J um lah rata-rata pasien ugd per hari
- Rata-rata pasien intensif per hari
- Rata-rata pasien intensif perhari
- Rata-rata pemeriksaan radiologi per hari
- Prosentase r/ yang dilayani terhadap r/ rumahsakit
- Prosentase item obat dalam formularium
- J umlah pe layanan ambulans
- Rasio b anyaknya cucian dengan pasien rawat inap
- Prosentase penyediaan makanan khusus
- Rasio p asien rawat jalan terhadap jumlah penduduk dalam catchment area
- Admission use rate
- Hospitalization rate
Mutu pelayanan ditinjau dari GDR & NDR
1. Angka Kematian Kasar/GDR (%) = <45%
2. Angka Kematian Netto/NDR (%) = <25%
7. BOR = Bed Occupancy Rate atau Tingkat Hunian RS (dalam bentuk prosentase)
Hari Perawatan (HP) = Banyaknya pasien yang dirawat dalam 1 hari periode
Jumlah Hari Perawatan
BOR = ——————————————- X 100 %
Jmlh Tempat Tidur X Periode
Jadi data HP ini diambil dari jumlah pasien yang dirawat setiap hari dan diakumulasikan
dalam periode tertentu, misalnya : Mingguan, Bulanan, Triwulan atau Tahunan.
Contoh : Pasien yang dirawat tgl 1 sep = 97 pasien; 2 sep = 98 pasien; 3 sep = 100
pasien; tgl 4 sep = 89 pasien. Maka Jumlah Hari Perawatan dari tgl 1 – 4 Sep adalah 384.
Selama 4 hari (periode)
Jumlah Tempat Tidur = Banyaknya tempat tidur yang ada/yang beroperasional di RS
Misalnya jumlah TT kita ada 200 TT.
Maka BORnya adalah :
Jumlah HP = 384
BOR = ————————————————– X 100 %
(Jumlah TT = 200) X (Periode = 4 hr)
384
BOR = ———————– X 100 %
200 X 4
384
BOR = —————– X 100 %
800
BOR = 48 %
____________________________________________________________________
Jumlah Lama Dirawat
ALOS = ——————————————–
Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Meninggal)
ALOS = Average Length of Stay = Rata-rata lama dirawat dalam satu periode
Lama Dirawat = Lamanya 1 orang pasien dirawat setelah pasien tersebut keluar hidup
(pulang atas izin dokter, pulang paksa, melarikan diri dan dirujuk) atau meninggal.
8. Contoh : Pada tanggal 4 Sep ini ada 5 orang pasien pulang.
Pasien A pulang dengan lama dirawat 4 hari
Pasien B pulang paksa dengan lama dirawat 2 hari
Pasien C meninggal dengan lama dirawat 10 hari
Pasien D pulang dengan lama dirawat 3 hari
Pasien E pulang dengan lama dirawat 6 hari
Jadi Jumlah Lama Dirawat pada tanggal 4 sep tersebut adalah 25 hari dan pasien yang
pulang (baik hidup ataupun meninggal) ada 5 orang. Maka pada tanggal 4 Sep tersebut
ALOSnya adalah :
Jumlah Lama Dirawat = 25 hari
ALOS = ————————–
Jumlah Pasien Keluar hidup & meninggal = 5 orang
25
ALOS = —————–
5
ALOS = 5 hari
Untuk mendapatkan lama dirawat pada setiap pasien dihitung dari kapan pasien pulang
dan pasien tersebut masuk. Misalnya. Pasien A masuk tanggal 31 Agustus dan pulang
tanggal 4 Sep, maka lama dirawat Pasien A adalah 4 hari.
____________________________________________________________________
Jumlah Pasien Keluar Hidup & Meninggal
BTO = —————————————————
Jumlah Tempat Tidur
BTO = Bed Turn Over yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode atau
berapa kali tempat tidur yang dipakai dalam satu satuan waktu (periode)
Contoh : Pasien keluar hidup & meninggal ada 5 orang pada tanggal 4 Sep
Jumlah Tempat tidur ada 200 TT
Maka BTOnya adalah :
9. Jumlah Pasien Keluar Hidup & Meninggal = 5
BTO = ——————————————————
Jumlah Tempat Tidur = 200 TT
5
BTO = ——————–
200
BTO = 0.025 kali
______________________________________________________________________
(Jumlah Tempat Tidur X periode) – Hari Perawatan
TOI = —————————————————————-
Jumlah pasien keluar Hidup & Meninggal
TOI = Turn Over Interval yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya
Contoh : Jumlah TT = 200 TT
Jumlah periode = 1 hari
Jumlah hari Perawatan = 90
Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5 orang
Maka TOInya adalah :
(jumlah TT = 200 X jumlah periode =1) – Hari perawatan = 90
TOI = —————————————————————————-
Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5
(200 X 1) – 90
TOI = —————–
5
110
TOI = ————-
10. 5
TOI = 22 hari
Jumlah pasien meninggal > 48 jam dirawat
NDR = —————————————————- X 1000 ‰
JUmlah pasien keluar hidup & meninggal
NDR = Net Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 penderita keluar RS.
Jumlah pasien meninggal > 48 jam dirawat
GDR = —————————————————- X 1000 ‰
JUmlah pasien keluar hidup & meninggal
GDR = Gross Death Rate adalah angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar RS.