SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
TULISAN DIPUBLIS BAKTI NEWS EDISI AGUSTUS SEPTEMBER 2014:
DI BAYANG MENDUNG KAYANGAN
Oleh
Daniel Kaligis
MATAHARI belum tinggi di langit Serimbun. Bergegaslah! Beberapa laki-laki berdiri di
hamparan petak padi menguning, tangannya menggenggam arit, siap memanen. Di
kelok jalan, tampak perempuan-perempuan menggendong bayi menyusur setapak.
Tatap menerawang, lembah, relung jurang, dataran dan segala realita hari ini.
Serimbun, nama dusun di desa Dangiang, kecamatan Kayangan, Lombok Utara – Nusa
Tenggara Barat. Awal Mei 2014, sempat berkunjung ke sana dan bersua dengan
kelompok ibu-ibu yang membentuk Forum Wanita Mandiri (FORWANI) di desa
Dangiang, saat kegiatan Posyandu gabungan dua dusun, Serimbun dan Melepah Sari,
di rumah Marzuki, warga Serimbun. Di situ ramai mereka berkisah.
Nuri Muliana, kader FORWANI, serta kawan-kawannya menuturkan kondisi masyarakat
dusun Serimbun dan dusun-dusun di sekitarnya. “Anak-anak kurang gizi dan penderita
gizi buruk banyak di sini. Mereka terbengkalai, atau mungkin juga sengaja dibiarkan?
Perempuan hamil ditangani dukun, melahirkan di rumah. Kawin dini. Anak-anak
banyak. Ada anak mati. Ada ibu mati. Kalau mati ya mati, tidak dicatat! Itu dulu.
Sekarang alhamdulillah, situasinya sudah berangsur berubah,” urai Nuri.
Anak menangis di ayun timbangan, anak-anak diperiksa, ibu-ibu hamil diperiksa, kader
mencatat, makanan tambahan dibagikan. Mereka bercengkrama dengan bahasa
mereka. Inilah sekelumit aktifitas di Posyandu. Saya bertanya pada Kurniati, salah satu
ibu yang datang ke Posyandu, apakah semua anaknya ikut Posyandu. Kurniati ketika
itu datang ke Posyandu mengantarkan anaknya, Zaki Patuari, usia empatbelas bulan,
untuk diperiksa dan beroleh makanan tambahan. “Aoq, seduaq anakq milu Posyandu,”
seru Kurniati. Artinya, “Iya, kedua anakku ikut Posyandu.” Pertanyaan saya dan
jawaban Kurniati diterjemahkan Titis Yulianty. Kurniati, potret salah satu perempuan
desa yang mewakili ibu-ibu yang beroleh manfaat dari pelanayan kesehatan di
Kayangan.
BELAJAR DARI PENGALAMAN
Jalan meliuk turun, menanjak hingga Dangiang. Dari sini laut tampak damai tanpa
gelombang. Hutan di kiri kanan, ladang, sawah, dan pemukiman. Masyarakat Kayangan
umumnya adalah para pendatang dari daerah sekitar, kemudian menetap dan bekerja
sebagai buruh tani atau buruh batu bata. Mereka hidup bergotongroyong. Mengapa
masih ada persoalan? Mengapa berada di sini, di bawah langit Kayangan?
Kemiskinan, atau, jangan-jangan keterbelakangan hidup jadi persoalan. “Di sini,
lokasinya agak jauh dari pantai, kebanyakan penduduknya bekerja sebagai buruh
petani. Mereka menanam padi dan palawija. Di pesisir ada juga nelayan. Pada musim-
musim tertentu mereka mengais rejeki sesuai ketersediaan lapangan pekerjaan.”
Demikian penuturan Titis Yulianty dan Nuri Muliana, tentang latar masyarakat
Kayangan.
Beberapa tokoh adat di sana menyebut “balaq”, kejadian di masa lalu. Walau tak
sekejam black death yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan, luka sejarah di bumi
Nusa Tenggara manakala terjadi epidemi, atau mungkin pandemi menjalari pemukiman
mereka, membuat mereka beranjak dari tempat asalnya, tuju Kayangan dan sekitarnya
di Lombok Utara. Kapan kejadian itu? Mungkin sudah dilupakan. Namun, mengapa
tahun-tahun belakangan ini keluhan ‘obat mahal’, sanitasi buruk, kolera, diare,
pembangunan dengan anggaran tak transparan, pelayanan publik minim, masih jadi
kisah bersambung?
Di Kayangan masih ada sederet pertanyaan dalam benak masyarakat. “Katanya ada
ketersediaan layanan bagi kebutuhan dasar masyarakat. Katanya pemerintah telah
menyiapkan beberapa jenis obat terutama bagi penyakit yang sering diderita
masyarakat tanpa dipungut bayaran. Mengapa tak diterapkan? Masyarakat butuh
komitmen dari pihak puskesmas untuk memberi sanksi bagi siapa yang memahalkan
biaya pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas.”
Nuri menuturkan, bahwa, informasi tentang pelayanan kesehatan dan kependudukan
hanya segelintir orang saja yang tahu. “Memang ada sosialisasi dari pemerintah
kecamatan, kemudian diteruskan ke desa, ke tokoh masyarakat, ke tokoh agama, ke
tokoh pemuda, juga disampaikan kepada kepala dusun. Tapi, informasi itu tidak sampai
kepada semua orang. Umumnya masyarakat di sini kurang paham, mereka jarang lihat
‘orang berseragam’, jadi mereka takut, mereka jarang ke kantor desa, jarang ke
puskesmas.”
Apa yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya, menjadi pelajaran bagi masyarakat.
Minimnya informasi layanan kesehatan dan kependudukan, membuat program layanan
itu belum sepenuhnya diakses masyarakat. FORWANI, salah satu community center di
Lombok Utara, bekerjasama dengan fasilitator-fasilitator Community Access to
Information – Pusat Telaah dan Informasi Regional ( CATI – PATTIRO), coba
menjembatani perkara ini.
Sri Rosyani, warga Dangiang, membenarkan apa yang dikisahkan Nuri. “Dulunya
masyarakat tidak tahu, mereka hanya menerima apa yang disodorkan para kader tanpa
mempertanyakan apa ini, apa itu. Sekarang sudah mulai ada perubahan, semakin
banyak masyarakat yang dapat mengakses layanan publik yang menjadi hak mereka
karena informasi mulai tersebar. Program pengentasan gizi buruk ditangani puskesmas,
dan mereka yang menderita kurang gizi mendapat pelayanan di posyandu. Di situ anak-
anak dan ibu-ibu mendapat makanan tambahan berupa telur, susu, biskuit, dan
vitamin.”
Banyak hal yang hendak dikerjakan. “Di sini masyarakat butuh sosialisasi supaya anak-
anak remaja jangan kawin dini. Anak-anak 16 tahun sudah kawin. Jumlah populasi
banyak, perempuan hamil banyak, anak-anak banyak,” beber beberapa ibu tentang
akibat kawin dini yang terjadi di dusun Banten Damai. Ada harap yang mereka inginkan
dari program jaminan sosial kesehatan, “Kalau boleh, kartu Jamkesmas itu dibikin satu
saja untuk setiap keluarga. Sekarang setiap orang memiliki satu kartu, sehingga salam
satu keluarga ada berapa kartu Jamkesmas. Ini pemborosan kertas namanya. Kami
juga sudah mengusulkan supaya bangunan Posyandu dibenahi, dalamnya ada ruang
pemeriksaan bagi ibu hamil dan bagi mereka yang membutuhkan pelayanan
kesehatan, juga harus ada toiletnya. Selama ini kegiatan Posyandu masih menumpang
di rumah warga, atau di rumah kepala dusun.”
Jangkauan layanan kesehatan terus meluas seiring waktu. “Tahun-tahun silam, para
ibu harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk pergi ke desa Dangiang supaya
mendapat pelayanan kesehatan. Kini, ada 138 keluarga di dusun ini yang menimba
manfaat dari berbagai program pemerintah,” kata Istiadi, kepala dusun Serimbun.
Analisa status gizi hasil pekan penimbangan yang diselenggarakan tahun 2011 di
Lombok Utara menunjukan angka yang signifikan meningkat. Tahun 2014 ketika
kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat dipacu, berikutnya upaya-upaya
pendampingan dan pemberdayaan masyarakat yang berlangsung sampai sekarang,
setidaknya, sudah memberi manfaat bagi hampir semua penduduk di sana. Dari
kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat, semua masyarakat miskin mulai dijangkau
dan mendapat pelayanan kesehatan gratis. Kemudian peningkatan kualitas pelayanan
Puskesmas oleh dokter, dibantu minimal perawat dan bidan. Pustu dan Polindes di
setiap desa terisi dua tenaga bidan desa. Kebijakan ini berlaku merata di semua
wilayah Lombok Utara.
DIKERJAKAN BERSAMA
Masyarakat butuh tempat untuk berbagi. Atas inisiasi masyarakat, saat ini sudah ada
Pusat Pengaduan Informasi & Pelayanan Publik di dusun Dangiang Timur. “Tempat ini
diadakan supaya masyarakat mudah mengakses informasi. Kami berharap fasilitas
informasi di sini dapat diperkaya, sebab masih banyak informasi penting menyangkut
pelayanan masyarakat yang dibutuhkan di sini,” kata perwakilan masyarakat, saat
diskusi di Pusat Pengaduan Informasi & Pelayanan Publik, di dusun Dangiang Timur.
Hak-hak dasar masyarakat perlu dikawal. Dana Jamkesmas, rincian rencana anggaran
belanja dan alokasi anggaran pembangunan Pusat Kesehatan Desa di Dangiang, dan
juga alokasi anggaran bagi fasilitas publik lainnya perlu dipantau. Kemudian ada juga
informasi yang dibutuhkan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, prihal
jumlah keluarga yang belum memiliki akta nikah di setiap kecamatan, dan syarat-syarat
pembuatan akta kelahiran bagi anak-anak mereka.
Partisipasi masyarakat, dalam hal ini kader atau community center, upayanya adalah
melakukan lobi dan hearing pada badan publik untuk mendorong pelaksanaan program
pembangunan yang lebih terbuka dan responsive, sehingga respon permasalahan
pemenuhan hak dasar dan perbaikan pelayanan publik semakin membaik.
DUKUNGAN AIPD:
DEKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
Untuk memastikan pengetahuan dan pembelajaran dari pemerintah kepada masyarakat
dapat dibagikan tepat sasaran, Australia Indonesia Partnership for Decentralisation
(AIPD) memberikan bantuan teknis dan dukungan peningkatan kapasitas bagi
pemerintah lokal dan masyarakat sipil demi meningkatnya pengelolaan alokasi dan
sumberdaya keuangan ke arah yang lebih baik.
“Sistem sudah baik, namun harus tetap dipantau dan terus diperbaiki, termasuk tata
kelola. Kita tahu bersama tujuan utama desentralisasi adalah mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat. AIPD melakukan pendekatan dua arah, pertama kepada
pemerintah agar transparan, dan kedua, kepada masyarakat supaya dapat mengakses
informasi dan implementasinya sesuai amanat undang-undang pelayanan publik dan
undang-undang keterbukaan informasi publik. Inilah salah satu atensi AIPD di Nusa
Tenggara Barat,” papar Anja Kusuma, Assistant Program Director AIPD – NTB.
Ada tiga point yang disasar AIPD: Supply Side, dalam hal ini Pemerintah Daerah agar
responsif terhadap pelayanan dasar; kemudian Demand Side, yakni, masyarakat agar
aktif dalam setiap tahapan pembangunan; berikutnya Knowledge Management, yaitu
memperkuat sistem pertukaran informasi dan pengetahuan bagi pembelajaran berbagai
pihak.
Dalam kerangka perbaikan pelayanan publik, berikutnya perbaikan alokasi dan
sumberdaya yang efektif oleh pemerindah daerah, maka didoronglah perubahan prilaku
para pihak sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan. Anja Kusuma menyebut,
yang sementara dikerjakan, yaitu, berbagi pengalaman. Beberapa contoh dikemukakan
Anja Kusuma menyangkut program ini yang sudah sukses dilakukan. “Saya ambil
contoh yang terjadi di Dompu, AIPD terus mendorong pemerintah untuk dapat
mengelola tata keuangan daerah lebih baik. Berikut di Bima. Masyarakat melihat ada
pembangunan yang informasinya seperti ditutup-tutupi. Mereka kemudian bertanya-
tanya, apa yang dikerjakan di situ. Dengan keterbukaan informasi, mereka akhirnya
tahu bahwa fasilitas yang dibangun adalah untuk masyarakat di sana, sehingga
masyarakat dapat mulai mengontrol apa yang sedang dibangun itu.” (*)
memperkuat sistem pertukaran informasi dan pengetahuan bagi pembelajaran berbagai
pihak.
Dalam kerangka perbaikan pelayanan publik, berikutnya perbaikan alokasi dan
sumberdaya yang efektif oleh pemerindah daerah, maka didoronglah perubahan prilaku
para pihak sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan. Anja Kusuma menyebut,
yang sementara dikerjakan, yaitu, berbagi pengalaman. Beberapa contoh dikemukakan
Anja Kusuma menyangkut program ini yang sudah sukses dilakukan. “Saya ambil
contoh yang terjadi di Dompu, AIPD terus mendorong pemerintah untuk dapat
mengelola tata keuangan daerah lebih baik. Berikut di Bima. Masyarakat melihat ada
pembangunan yang informasinya seperti ditutup-tutupi. Mereka kemudian bertanya-
tanya, apa yang dikerjakan di situ. Dengan keterbukaan informasi, mereka akhirnya
tahu bahwa fasilitas yang dibangun adalah untuk masyarakat di sana, sehingga
masyarakat dapat mulai mengontrol apa yang sedang dibangun itu.” (*)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Profil lp2 sm
Profil lp2 smProfil lp2 sm
Profil lp2 sm
walhiaceh
 
Pelatihan Kader Posyandu
Pelatihan Kader PosyanduPelatihan Kader Posyandu
Pelatihan Kader Posyandu
Chaicha Ceria
 
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 
Profil flower aceh
Profil flower acehProfil flower aceh
Profil flower aceh
walhiaceh
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Muh Saleh
 
Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyandu
asih gahayu
 
Pelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desaPelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desa
icalun
 
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu LansiaKB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
Uwes Chaeruman
 

Mais procurados (20)

desa siaga
desa siagadesa siaga
desa siaga
 
Posyandu
PosyanduPosyandu
Posyandu
 
Buku saku-stunting-desa compressed
Buku saku-stunting-desa compressedBuku saku-stunting-desa compressed
Buku saku-stunting-desa compressed
 
Profil lp2 sm
Profil lp2 smProfil lp2 sm
Profil lp2 sm
 
Pelatihan Kader Posyandu
Pelatihan Kader PosyanduPelatihan Kader Posyandu
Pelatihan Kader Posyandu
 
Sapa Ramadhan 1435 H Layanan Kesehatan Cuma Cuma Dompet Dhuafa
Sapa Ramadhan 1435 H Layanan Kesehatan Cuma Cuma Dompet DhuafaSapa Ramadhan 1435 H Layanan Kesehatan Cuma Cuma Dompet Dhuafa
Sapa Ramadhan 1435 H Layanan Kesehatan Cuma Cuma Dompet Dhuafa
 
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
 
Profil flower aceh
Profil flower acehProfil flower aceh
Profil flower aceh
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader Posyandu
 
Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyandu
 
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
 
Pelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desaPelatihan kader kesehatan desa
Pelatihan kader kesehatan desa
 
BIDAN *wawancara
BIDAN *wawancaraBIDAN *wawancara
BIDAN *wawancara
 
Makalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kmsMakalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kms
 
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
Buku gerakan peduli posyandu sumbar (draft 1)
 
Posyandu
PosyanduPosyandu
Posyandu
 
Wawancara Bidan Praktek Mandiri
Wawancara Bidan Praktek MandiriWawancara Bidan Praktek Mandiri
Wawancara Bidan Praktek Mandiri
 
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu LansiaKB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
 
Materi posyandu
Materi posyanduMateri posyandu
Materi posyandu
 
Peran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidanPeran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidan
 

Destaque

SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...
SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...
SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...
inovaDay .
 
Caixa de Ferramentas: Team Lab
Caixa de Ferramentas: Team LabCaixa de Ferramentas: Team Lab
Caixa de Ferramentas: Team Lab
inovaDay .
 
Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93
Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93
Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93
Curupaiti Agropecuaria S.A.
 
Portucalis Apresentacao Rastrillo'08
Portucalis Apresentacao Rastrillo'08Portucalis Apresentacao Rastrillo'08
Portucalis Apresentacao Rastrillo'08
Margaferrer
 
Cubierta separación
Cubierta separaciónCubierta separación
Cubierta separación
Ed Rls
 
O ponto 1
O ponto 1O ponto 1
O ponto 1
becrecv
 

Destaque (20)

Danh Ngon Me Teresa by Duy Han
Danh Ngon Me Teresa by  Duy HanDanh Ngon Me Teresa by  Duy Han
Danh Ngon Me Teresa by Duy Han
 
Casa temporada porto seguro E005
Casa temporada porto seguro E005Casa temporada porto seguro E005
Casa temporada porto seguro E005
 
Conceitos de GC&I e Desafios na Gestão Pública
Conceitos de GC&I e Desafios na Gestão PúblicaConceitos de GC&I e Desafios na Gestão Pública
Conceitos de GC&I e Desafios na Gestão Pública
 
SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...
SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...
SACSP: Sistema de estatística e acompanhamento das reclamações de munícipes n...
 
Apresentação - Web.Trilogic
Apresentação - Web.TrilogicApresentação - Web.Trilogic
Apresentação - Web.Trilogic
 
PM Burnout
PM BurnoutPM Burnout
PM Burnout
 
Casa E010
Casa E010Casa E010
Casa E010
 
Manual de Pediadatos
Manual de Pediadatos Manual de Pediadatos
Manual de Pediadatos
 
Depurando Aplicações PHP com XDebug e FirePHP - SETI 2008
Depurando Aplicações PHP com XDebug e FirePHP - SETI 2008Depurando Aplicações PHP com XDebug e FirePHP - SETI 2008
Depurando Aplicações PHP com XDebug e FirePHP - SETI 2008
 
Sermon xviii nacido de nuevo
Sermon xviii nacido de nuevoSermon xviii nacido de nuevo
Sermon xviii nacido de nuevo
 
Caixa de Ferramentas: Team Lab
Caixa de Ferramentas: Team LabCaixa de Ferramentas: Team Lab
Caixa de Ferramentas: Team Lab
 
Casa D010 porto seguro
Casa D010 porto seguroCasa D010 porto seguro
Casa D010 porto seguro
 
Mueve la mano - Pelisurta
Mueve la mano  -  PelisurtaMueve la mano  -  Pelisurta
Mueve la mano - Pelisurta
 
Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93
Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93
Agrotestigo-Maiz DEKALB-Campaña 1314-Informe Floracion-PLA ARIEL SALVADOR-Nº 93
 
Portucalis Apresentacao Rastrillo'08
Portucalis Apresentacao Rastrillo'08Portucalis Apresentacao Rastrillo'08
Portucalis Apresentacao Rastrillo'08
 
C.V_RCSB_15
C.V_RCSB_15C.V_RCSB_15
C.V_RCSB_15
 
Fotos 4
Fotos 4Fotos 4
Fotos 4
 
0 esn metales_pesados_2013_edt
0 esn metales_pesados_2013_edt0 esn metales_pesados_2013_edt
0 esn metales_pesados_2013_edt
 
Cubierta separación
Cubierta separaciónCubierta separación
Cubierta separación
 
O ponto 1
O ponto 1O ponto 1
O ponto 1
 

Semelhante a 00-PRAKTEK CERDAS DI LOMBOK UTARA-publish

Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaKebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
LENY WIDI ASTUTI
 
Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan LingkunganPeran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Oswar Mungkasa
 
Peran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau Perbatasan
Peran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau PerbatasanPeran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau Perbatasan
Peran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau Perbatasan
Nurindah Laili Maghfirati
 

Semelhante a 00-PRAKTEK CERDAS DI LOMBOK UTARA-publish (20)

BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
 
Perubahan sosial di cilacap PLS UNNES 2013
Perubahan sosial di cilacap PLS UNNES 2013Perubahan sosial di cilacap PLS UNNES 2013
Perubahan sosial di cilacap PLS UNNES 2013
 
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaKebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
 
Rohingya@mra
Rohingya@mraRohingya@mra
Rohingya@mra
 
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaModel Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
 
Enewsletter Jejaring AMPL Juni 2018
Enewsletter Jejaring AMPL Juni 2018Enewsletter Jejaring AMPL Juni 2018
Enewsletter Jejaring AMPL Juni 2018
 
Pleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 bPleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 b
 
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
Lakpesdam nu  pemkab bulukumbaLakpesdam nu  pemkab bulukumba
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
 
Ruang Kolaborasi Modul 3.2 – Identifikasi Aset Sekolah dan Strategi Pengemban...
Ruang Kolaborasi Modul 3.2 – Identifikasi Aset Sekolah dan Strategi Pengemban...Ruang Kolaborasi Modul 3.2 – Identifikasi Aset Sekolah dan Strategi Pengemban...
Ruang Kolaborasi Modul 3.2 – Identifikasi Aset Sekolah dan Strategi Pengemban...
 
Bersama kami bisa
Bersama kami bisaBersama kami bisa
Bersama kami bisa
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Social project musthofa chandra ramabuana
Social project musthofa chandra ramabuanaSocial project musthofa chandra ramabuana
Social project musthofa chandra ramabuana
 
Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan LingkunganPeran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
 
Implementasi Program PNPM Mandiri
Implementasi Program PNPM MandiriImplementasi Program PNPM Mandiri
Implementasi Program PNPM Mandiri
 
LMCP 1522 Tugasan Amalan Terbaik Kesejahteraan Sosial A168613
LMCP 1522 Tugasan Amalan Terbaik Kesejahteraan Sosial A168613LMCP 1522 Tugasan Amalan Terbaik Kesejahteraan Sosial A168613
LMCP 1522 Tugasan Amalan Terbaik Kesejahteraan Sosial A168613
 
Peran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau Perbatasan
Peran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau PerbatasanPeran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau Perbatasan
Peran Strategis Mahasiswa Keperawatan di Pulau Perbatasan
 
Laporan akhir lubuk terap
Laporan akhir lubuk terapLaporan akhir lubuk terap
Laporan akhir lubuk terap
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 

00-PRAKTEK CERDAS DI LOMBOK UTARA-publish

  • 1. TULISAN DIPUBLIS BAKTI NEWS EDISI AGUSTUS SEPTEMBER 2014: DI BAYANG MENDUNG KAYANGAN Oleh Daniel Kaligis MATAHARI belum tinggi di langit Serimbun. Bergegaslah! Beberapa laki-laki berdiri di hamparan petak padi menguning, tangannya menggenggam arit, siap memanen. Di kelok jalan, tampak perempuan-perempuan menggendong bayi menyusur setapak. Tatap menerawang, lembah, relung jurang, dataran dan segala realita hari ini. Serimbun, nama dusun di desa Dangiang, kecamatan Kayangan, Lombok Utara – Nusa Tenggara Barat. Awal Mei 2014, sempat berkunjung ke sana dan bersua dengan kelompok ibu-ibu yang membentuk Forum Wanita Mandiri (FORWANI) di desa Dangiang, saat kegiatan Posyandu gabungan dua dusun, Serimbun dan Melepah Sari, di rumah Marzuki, warga Serimbun. Di situ ramai mereka berkisah. Nuri Muliana, kader FORWANI, serta kawan-kawannya menuturkan kondisi masyarakat dusun Serimbun dan dusun-dusun di sekitarnya. “Anak-anak kurang gizi dan penderita gizi buruk banyak di sini. Mereka terbengkalai, atau mungkin juga sengaja dibiarkan? Perempuan hamil ditangani dukun, melahirkan di rumah. Kawin dini. Anak-anak banyak. Ada anak mati. Ada ibu mati. Kalau mati ya mati, tidak dicatat! Itu dulu. Sekarang alhamdulillah, situasinya sudah berangsur berubah,” urai Nuri. Anak menangis di ayun timbangan, anak-anak diperiksa, ibu-ibu hamil diperiksa, kader mencatat, makanan tambahan dibagikan. Mereka bercengkrama dengan bahasa mereka. Inilah sekelumit aktifitas di Posyandu. Saya bertanya pada Kurniati, salah satu ibu yang datang ke Posyandu, apakah semua anaknya ikut Posyandu. Kurniati ketika itu datang ke Posyandu mengantarkan anaknya, Zaki Patuari, usia empatbelas bulan, untuk diperiksa dan beroleh makanan tambahan. “Aoq, seduaq anakq milu Posyandu,” seru Kurniati. Artinya, “Iya, kedua anakku ikut Posyandu.” Pertanyaan saya dan
  • 2. jawaban Kurniati diterjemahkan Titis Yulianty. Kurniati, potret salah satu perempuan desa yang mewakili ibu-ibu yang beroleh manfaat dari pelanayan kesehatan di Kayangan. BELAJAR DARI PENGALAMAN Jalan meliuk turun, menanjak hingga Dangiang. Dari sini laut tampak damai tanpa gelombang. Hutan di kiri kanan, ladang, sawah, dan pemukiman. Masyarakat Kayangan umumnya adalah para pendatang dari daerah sekitar, kemudian menetap dan bekerja sebagai buruh tani atau buruh batu bata. Mereka hidup bergotongroyong. Mengapa masih ada persoalan? Mengapa berada di sini, di bawah langit Kayangan? Kemiskinan, atau, jangan-jangan keterbelakangan hidup jadi persoalan. “Di sini, lokasinya agak jauh dari pantai, kebanyakan penduduknya bekerja sebagai buruh petani. Mereka menanam padi dan palawija. Di pesisir ada juga nelayan. Pada musim- musim tertentu mereka mengais rejeki sesuai ketersediaan lapangan pekerjaan.” Demikian penuturan Titis Yulianty dan Nuri Muliana, tentang latar masyarakat Kayangan. Beberapa tokoh adat di sana menyebut “balaq”, kejadian di masa lalu. Walau tak sekejam black death yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan, luka sejarah di bumi Nusa Tenggara manakala terjadi epidemi, atau mungkin pandemi menjalari pemukiman mereka, membuat mereka beranjak dari tempat asalnya, tuju Kayangan dan sekitarnya di Lombok Utara. Kapan kejadian itu? Mungkin sudah dilupakan. Namun, mengapa tahun-tahun belakangan ini keluhan ‘obat mahal’, sanitasi buruk, kolera, diare, pembangunan dengan anggaran tak transparan, pelayanan publik minim, masih jadi kisah bersambung? Di Kayangan masih ada sederet pertanyaan dalam benak masyarakat. “Katanya ada ketersediaan layanan bagi kebutuhan dasar masyarakat. Katanya pemerintah telah menyiapkan beberapa jenis obat terutama bagi penyakit yang sering diderita masyarakat tanpa dipungut bayaran. Mengapa tak diterapkan? Masyarakat butuh
  • 3. komitmen dari pihak puskesmas untuk memberi sanksi bagi siapa yang memahalkan biaya pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas.” Nuri menuturkan, bahwa, informasi tentang pelayanan kesehatan dan kependudukan hanya segelintir orang saja yang tahu. “Memang ada sosialisasi dari pemerintah kecamatan, kemudian diteruskan ke desa, ke tokoh masyarakat, ke tokoh agama, ke tokoh pemuda, juga disampaikan kepada kepala dusun. Tapi, informasi itu tidak sampai kepada semua orang. Umumnya masyarakat di sini kurang paham, mereka jarang lihat ‘orang berseragam’, jadi mereka takut, mereka jarang ke kantor desa, jarang ke puskesmas.” Apa yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya, menjadi pelajaran bagi masyarakat. Minimnya informasi layanan kesehatan dan kependudukan, membuat program layanan itu belum sepenuhnya diakses masyarakat. FORWANI, salah satu community center di Lombok Utara, bekerjasama dengan fasilitator-fasilitator Community Access to Information – Pusat Telaah dan Informasi Regional ( CATI – PATTIRO), coba menjembatani perkara ini. Sri Rosyani, warga Dangiang, membenarkan apa yang dikisahkan Nuri. “Dulunya masyarakat tidak tahu, mereka hanya menerima apa yang disodorkan para kader tanpa mempertanyakan apa ini, apa itu. Sekarang sudah mulai ada perubahan, semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses layanan publik yang menjadi hak mereka karena informasi mulai tersebar. Program pengentasan gizi buruk ditangani puskesmas, dan mereka yang menderita kurang gizi mendapat pelayanan di posyandu. Di situ anak- anak dan ibu-ibu mendapat makanan tambahan berupa telur, susu, biskuit, dan vitamin.” Banyak hal yang hendak dikerjakan. “Di sini masyarakat butuh sosialisasi supaya anak- anak remaja jangan kawin dini. Anak-anak 16 tahun sudah kawin. Jumlah populasi banyak, perempuan hamil banyak, anak-anak banyak,” beber beberapa ibu tentang akibat kawin dini yang terjadi di dusun Banten Damai. Ada harap yang mereka inginkan dari program jaminan sosial kesehatan, “Kalau boleh, kartu Jamkesmas itu dibikin satu
  • 4. saja untuk setiap keluarga. Sekarang setiap orang memiliki satu kartu, sehingga salam satu keluarga ada berapa kartu Jamkesmas. Ini pemborosan kertas namanya. Kami juga sudah mengusulkan supaya bangunan Posyandu dibenahi, dalamnya ada ruang pemeriksaan bagi ibu hamil dan bagi mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan, juga harus ada toiletnya. Selama ini kegiatan Posyandu masih menumpang di rumah warga, atau di rumah kepala dusun.” Jangkauan layanan kesehatan terus meluas seiring waktu. “Tahun-tahun silam, para ibu harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk pergi ke desa Dangiang supaya mendapat pelayanan kesehatan. Kini, ada 138 keluarga di dusun ini yang menimba manfaat dari berbagai program pemerintah,” kata Istiadi, kepala dusun Serimbun. Analisa status gizi hasil pekan penimbangan yang diselenggarakan tahun 2011 di Lombok Utara menunjukan angka yang signifikan meningkat. Tahun 2014 ketika kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat dipacu, berikutnya upaya-upaya pendampingan dan pemberdayaan masyarakat yang berlangsung sampai sekarang, setidaknya, sudah memberi manfaat bagi hampir semua penduduk di sana. Dari kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat, semua masyarakat miskin mulai dijangkau dan mendapat pelayanan kesehatan gratis. Kemudian peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas oleh dokter, dibantu minimal perawat dan bidan. Pustu dan Polindes di setiap desa terisi dua tenaga bidan desa. Kebijakan ini berlaku merata di semua wilayah Lombok Utara. DIKERJAKAN BERSAMA Masyarakat butuh tempat untuk berbagi. Atas inisiasi masyarakat, saat ini sudah ada Pusat Pengaduan Informasi & Pelayanan Publik di dusun Dangiang Timur. “Tempat ini diadakan supaya masyarakat mudah mengakses informasi. Kami berharap fasilitas informasi di sini dapat diperkaya, sebab masih banyak informasi penting menyangkut pelayanan masyarakat yang dibutuhkan di sini,” kata perwakilan masyarakat, saat diskusi di Pusat Pengaduan Informasi & Pelayanan Publik, di dusun Dangiang Timur.
  • 5. Hak-hak dasar masyarakat perlu dikawal. Dana Jamkesmas, rincian rencana anggaran belanja dan alokasi anggaran pembangunan Pusat Kesehatan Desa di Dangiang, dan juga alokasi anggaran bagi fasilitas publik lainnya perlu dipantau. Kemudian ada juga informasi yang dibutuhkan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, prihal jumlah keluarga yang belum memiliki akta nikah di setiap kecamatan, dan syarat-syarat pembuatan akta kelahiran bagi anak-anak mereka. Partisipasi masyarakat, dalam hal ini kader atau community center, upayanya adalah melakukan lobi dan hearing pada badan publik untuk mendorong pelaksanaan program pembangunan yang lebih terbuka dan responsive, sehingga respon permasalahan pemenuhan hak dasar dan perbaikan pelayanan publik semakin membaik. DUKUNGAN AIPD: DEKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT Untuk memastikan pengetahuan dan pembelajaran dari pemerintah kepada masyarakat dapat dibagikan tepat sasaran, Australia Indonesia Partnership for Decentralisation (AIPD) memberikan bantuan teknis dan dukungan peningkatan kapasitas bagi pemerintah lokal dan masyarakat sipil demi meningkatnya pengelolaan alokasi dan sumberdaya keuangan ke arah yang lebih baik. “Sistem sudah baik, namun harus tetap dipantau dan terus diperbaiki, termasuk tata kelola. Kita tahu bersama tujuan utama desentralisasi adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. AIPD melakukan pendekatan dua arah, pertama kepada pemerintah agar transparan, dan kedua, kepada masyarakat supaya dapat mengakses informasi dan implementasinya sesuai amanat undang-undang pelayanan publik dan undang-undang keterbukaan informasi publik. Inilah salah satu atensi AIPD di Nusa Tenggara Barat,” papar Anja Kusuma, Assistant Program Director AIPD – NTB. Ada tiga point yang disasar AIPD: Supply Side, dalam hal ini Pemerintah Daerah agar responsif terhadap pelayanan dasar; kemudian Demand Side, yakni, masyarakat agar aktif dalam setiap tahapan pembangunan; berikutnya Knowledge Management, yaitu
  • 6. memperkuat sistem pertukaran informasi dan pengetahuan bagi pembelajaran berbagai pihak. Dalam kerangka perbaikan pelayanan publik, berikutnya perbaikan alokasi dan sumberdaya yang efektif oleh pemerindah daerah, maka didoronglah perubahan prilaku para pihak sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan. Anja Kusuma menyebut, yang sementara dikerjakan, yaitu, berbagi pengalaman. Beberapa contoh dikemukakan Anja Kusuma menyangkut program ini yang sudah sukses dilakukan. “Saya ambil contoh yang terjadi di Dompu, AIPD terus mendorong pemerintah untuk dapat mengelola tata keuangan daerah lebih baik. Berikut di Bima. Masyarakat melihat ada pembangunan yang informasinya seperti ditutup-tutupi. Mereka kemudian bertanya- tanya, apa yang dikerjakan di situ. Dengan keterbukaan informasi, mereka akhirnya tahu bahwa fasilitas yang dibangun adalah untuk masyarakat di sana, sehingga masyarakat dapat mulai mengontrol apa yang sedang dibangun itu.” (*)
  • 7. memperkuat sistem pertukaran informasi dan pengetahuan bagi pembelajaran berbagai pihak. Dalam kerangka perbaikan pelayanan publik, berikutnya perbaikan alokasi dan sumberdaya yang efektif oleh pemerindah daerah, maka didoronglah perubahan prilaku para pihak sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan. Anja Kusuma menyebut, yang sementara dikerjakan, yaitu, berbagi pengalaman. Beberapa contoh dikemukakan Anja Kusuma menyangkut program ini yang sudah sukses dilakukan. “Saya ambil contoh yang terjadi di Dompu, AIPD terus mendorong pemerintah untuk dapat mengelola tata keuangan daerah lebih baik. Berikut di Bima. Masyarakat melihat ada pembangunan yang informasinya seperti ditutup-tutupi. Mereka kemudian bertanya- tanya, apa yang dikerjakan di situ. Dengan keterbukaan informasi, mereka akhirnya tahu bahwa fasilitas yang dibangun adalah untuk masyarakat di sana, sehingga masyarakat dapat mulai mengontrol apa yang sedang dibangun itu.” (*)