Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
1. TEORI, KONSEP, GENERALISASI, DAN FENOMENA
I. Pengertian dan Peranan Teori
Teori sering diaangap sebagai hal yang lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan
prakteknya. Akan tetapi, perlu kita telaah lebih lanjut bahwa dalam membuat sebuah teori
tidaklah mudah sehingga perkembangan teori dalam dinamika keilmuan tidak begitu cepat.
Maka dari itu, seorang ilmuan yang menghasilkan teori sangat dihargai dan kenang oleh
masyarakat luas, minimalnya oleh orang yang mengkaji bidang keilmuannya.
a. Pengertian Teori
Sebelum memahami lebih lanjut mengenai pengertian teori, penting bagi kita untuk
memahami unsur-unsur dari suatu teori. Oleh karena itu, unsur-unsur utama sebuah teori
menurut Campbell (1994: 15) adalah:
1. Definisi, memberitahu kita bagaimana penulis akan memakai istilah-istilah kuncinya
2. Deskripsi, merupakan sebuah kegiatan yang tanpa akhir dan selalu belum selesai serta
tanpa batas.
3. Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi denga mengatakan hal-hal apakah yang
dapat memberikan pada kita suatu pemahaman tertentu mengenai mengapa suatu
kenyataan seperti itu.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwasanya teori adalah “seperangkat konstruk
(konsep), batasan, dan proporsi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang
fenomena dengan mencari hubungan-hubungan antar variable, dengan tujuan menjelaskan
dan memprediksi gejala itu” menurut Kerlinger (2000: 14). Dengan demikian sebuah teori
merupakan kumpulan gagasan yang terstruktur secara sistematis dan diakui kebenarannya
sebagai landasan awal dalam menghubungkan variable-variable pengetahuan lainnya.
Sehingga variable tersebut memiliki tolak ukur dan dapat diprediksi kebenarannya.
b. Peranan Teori
Suppes dan Kerlinger mengemukakan lima fungsi utama teori :
1. Teori sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian.
2. Teori memberika suatu keragka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi
tertentu.
3. Teori mengemukakan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang tampaknya sederhana.
4. Teori mengorganisasikan kembali pengalaman–pengalaman sebelumnya.
5. Teori berfungsi untuk melakukan prediksi kontrol.
2. II. Pengertian dan Peranan Konsep
Konsep sering diartikan sebagai abstraksi suatu hal yang bersifat rancangan atau masih
disempurnakan. Padahal jika kita mengetahui makna dari konsep itu, maka secara umum
dapat kita simpulkan bahwasanya konsep meluputi hal-hal yang bersifat abstrak dan konkrit.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian dari konsep itu.
a. Pengertian Konsep
Beberapa pendapat mengenai pengertian konsep :
1. Menurut Schwab (1969:12-14) konsep merupakan abstraksi, kontruksi logis yang
terbentuk dari kesan, tanggapan dan pengalaman kompleks.
2. Menurut James Bank konsep adalah suatu kata abstrak atau kata yang bermanfaat
untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok berbagai hal gagasan
atau peristiwa.
Jenis-jenis konsep menurut Fraenkel :
1. Konsep konjungtif, yaitu konsep yang berfungsi untuk menghubungkan dari
keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus ada (Fraenkel,1980:58).
2. Konsep disjungtif, mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam.
3. Konsep relasional, yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus antara dua
atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit denganbilngan tertentu.
4. Kosep deskriptif, adalah konsep yang menuntut jawaban tentang gambaransuatu
benda.
5. Konsep evaluatif, yaitu konsep yang berhubungan dengan pertimbangan baik
atauburuk, salah atau benar, cantik atau jelek.
6. Konsep campuran, yaitu suatu konsep yang tidak hanya memberikan penjelasan
tentang suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda tersebut, tetapi juga sekaligus
memberikan sikap ataupun penilaian terhadap pernyataan tersebut.
b. Peranan Konsep
Kegunaan konsep bagi kehidupan manusia menurut Fraenkel :
1. Konsep berguna untuk melakukan efisiensi dan efektivitas bagi manusia.
2. Melalui konsep itu pun adanya klasifikasi atas beberapa individu, karakteristik yang
serupa kemudian dididentifikasi dan dicari perbedaan-perbedaannya.
3. Konsep dapat berfungsi untuk mereduksi keperluan yang sering dikatakan berulan-
ulang terhadap sesuatu kajian yang serupa dan sudah diketahui.
4. Konsep dapat berfungsi sebagai alat untuk memudahkan kita dalam memecahkan
masalah.
5. Konsep berguna untuk menjelaskan sesuatu yang dianggap rumit ataupun
memerlukan keterangan yang cukup panjang dan rinci.
6. Konsep berguna untuk mengonseptualisasikan sesuatu secara cermat melalui simbol-
simbol.
7. Konsep mengandung konotasi negatif yang dinamakan stereotif.
8. Konsep berguna sebagai mata rantai penghubung ataupun katalisator antardisiplin
ilmu, baik itu yang sifatnya interdisipliner, multidisipliner, maupun lintas disipliner.
3. III. Pengertian dan Peranan Generalisasi
a. Pengertian Generalisasi
Beberapa pengertian generalisasi :
1. Generalisasi menurut Banks (1977: 26; 97), adalah pernyataan hubungan dua konsep
atau lebih. Pernyataan tersebut boleh terbentang dari yang sangat sederhana ke yang
sangat kompleks.
2. Generalisasi adalah kesimpulan yang ditarik secara induktif mengenai dua hubungan
fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori (Fuad Hasan, 1997: 10-11).
3. Generalisasi merupakan pernyataan yang menjelaskan hubungan antara konsep-
konsep yang berfungsi sebagai penbantu berfikir dan memahami, tidak sekedar
mendeskripsikan data, tetapi juga memberikan struktur (Sjamsuddin, 1996: 19).
Setelah memahami lebih dalam mengenai pengertian generalisasi, maka akan terbentuklah
suatu pemahaman mengenai tingkatan generalisasi yang dikemukakan oleh James A. Banks,
yaitu:
1. High Order Generalization, yaitu generalisasi yang pemakaianya secara universal.
2. Intermediat Level Generalization, yaitu generalisasi yang berdaya guna dikawasan
tertentu dan kebudayaan tertentu.
3. Law Order Generalization, yaitu generalisasi yang digunakan atas data dari dua
data atau tiga sampel kecil misalkan tentang kelompok kota pada suatu kawasan
tertentu.
Selain tingkatan generalisasi, maka penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai
tipe-tipe generalisasi menerut Fraenkel, yaitu:
1. Generalisasi Deskriftif, yaitu suatu generalisasi yang hanya mendeskripsikan suatu
hubungan yang ada.
2. Generalisasi Kausal,yaitu suatu generalisasi yang menjelaskan hubungan sebab
akibat terjadi suatu peristiwa
3. Generalisasi Korelatif, yaitu generalisasi yang menunjukan adanya hubungan satu
sama lain
4. Generalisasi Kondisional, yaitu suatu generalisasi yang menyarankan apa yang akan
terjadi jika seandainya suatu khusus dilaksanakan dengan demikian adanya suatu
persyaratan khusus
b. Peranan Generalisasi
Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep-konsep dan berfungsi
untuk membantu dalam memudahkan pemahaman suatu maksud pernyataan itu, berfungsi
mengidentifikasi penyebab dan pengaruhnya, bahkan dapat digunakan untuk memprediksi
suatu kejadian yang berhubungan dengan pernyataan yang ada dalam generalisasi tersebut.
Dalam arti, suatu generalisasi pun merupakan pernyataan yang sederhana sampai kepada
yang lebih kompleks.
4. IV. Pengertian dan Peranan Fenomena
a. Pengertian Fenomena
Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai
lewat kaca mata ilmiah atau lewat disiplin ilmu tertentu. Fenomena terjadi di semua tempat
yang bisa diamati oleh manusia.
Fenomena berasal dari bahasa Yunani; phainomenon, "apa yang terlihat", fenomena juga bisa
berarti:
1. gejala, misalkan gejala alam
2. hal-hal yang dirasakan dengan pancaindra
3. hal-hal mistik atau klenik
4. fakta, kenyataan, kejadian
Kata turunan adjektif, fenomenal, berarti: "sesuatu yang luar biasa"
b. Peranan Fenomena
Fenomena merupakan sebuah stimulus bagi para ilmuan yang menelaahnya secara nyata.
Hingga hasil dari pengamatan dan penelitian yang intens akan menghasilakan sebuah teori
yang berimplikasi pada suatu cabang ilmu tertentu. Oleh karena itu, fenomena memiliki
pengaruh yang signifikan dalam perkembangan ilmu. Karena fenomena memiliki esensi yang
sangat berpengaruh dalam peradaban manusia, terlebih dalam perkembangan ilmu.