SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 32
Kelompok II
Memperkuat Negara
Oleh Francis Fukuyama
•A11109266 Muh. Nasrun safitra
•A11109253 Ardy Inawan Putra
•A11109300Akhmad Fadel
•A11109276 Samuel E. makalew
•A11109306 Satriani
•A11107087 Irmawati
•A11108271 Indayani Hasim
•A11109289Adrian Hariyono
Negara-negara Lemah Atau Gagal
Merupakan sumber dari banyak Persoalan
DuniaYg paling serius dan Pelik, Mulai dari
kemiskinan, AIDS dan Obat Bius, Hingga
terorisme. Untuk Menghadapi Berbagai
Persoalan Ini, Francis Fukuyama Menawarkan
sebuah Pemecahan baruYaitu :Pembangunan
Negara
 Pembangunan dan penguatan negara adalah
suatu tugas yang amat besar dan berat, mulai
dari afganistan hingga sudan. Kongo hingga irak.
Proses tersebut harus dilakukan dari awal .
Pembentukan lembaga-lembaga publik yang
tepat, seperti angkatan kepolisian yg jujur,
pengadilan yg tidak korup, sekolah dan
pelayanan kesehatan yg berfungsi dgn baik dan
pelayanan sipil yg kuat, adalah suatu tugas yg
amat sulit. Membantu negara-negara tersebut
dgn sumber daya, manusia dan teknologi adalah
hal yg mudah, namun pembangunan-negara
memerlukan metode-metode yg tidak mudah di
pindahkan
Bab 1
Dimensi
Kenegaraan
Yang Hilang
Pendahuluan
Negara adalah sebuah lembaga purba manusia yang
telah ada sekitar 10.000 tahun yang lampau sejak
masyarakat pertanian pertanian muncul di Mesopotamia.
Negara mempunyai fungsi sangat beragam, kekuasaan
untuk memaksa yang memungkinkan mereka melindungi
hak milik pribadi dan menciptakan keamanan juga
memungkinkan mereka mengambil alih hak milik pribadi
dan melanggar hak WN mereka.
Dengan demikian, tugas politik modern adalah
menjinakkan kekuasaan negara, mengarahkan kegiatan-
kegiatannya ke arah tujuan-tujuan yang dianggap sah oleh
rakyat yang dilayaninya, dan menjalankan kekuasaan di
bawah aturan hukum.
 Peran negara yang diperselisihkan
Perpolitikan abad ke 20 sangat dibentuk oleh berbagai kontroversi tentang
ukuran dan kekuatan negara yang pas. Berawal dari suatu tatanan dunia
liberal, dimana tidak ada pajak-pajak pendapatan, program kemiskinan, atau
peraturan kemanan pangan. Selanjutnya dunia runtuhliberal ini runtuh dan
digantikan oleh negara yang jauh lebih terpusat dan aktif.
Satu aliaran perkembangan mengarah pada negara “totaliter”, yang mencoba
menghapuskan keseluruhan masyarakat sipil dan mensubordinasikan
individu-individu yang terpusat pada tujuan-tujuan politiknya sendiri.
Politik pada 1980-an dan 1990-an dicirikan oleh berpengaruhnya kembali
gagasan-gagasan liberal dinegara maju.. Mengurangi ukuran sektor negara
merupakan kebijakan dominan selama tahun-tahun kritis pada dekade
tersebut. Hal ini lebih ditekankan dengan lahirnya suatu panduan dari IMF
dan world bank, yaitu “Konsensus Washington”.
Namun penekanan relatif pada masa ini sangat berpusat pada pengurangan
aktivitas negara, yang dengan sadar disalahmengerti sebagai sebuah
memangkas kemampuan negara secara keseluruhan. Agenda pembangunan
negara tidak diberi banyak penekanan. Alhasil reformasi ekonomi liberal pun
gagal.
Lingkup vs Kekuatan
Perbedaan antara lingkungan aktivitas negara, yang mengacu pada berbagai
fungsi dan tujuan berbeda yang dijalangkan pemerintah, dan kekuatan
kekuasaan negara, atau kemampuan negara merencanakan dan menjalangkan
berbagai kebijakan dan memberlakukan undang-undang secara bersih dan
transparan .
BAB 2
Negara Lemah
dan
Lubang Hitam
Adminitrasi Negara
Persoalan Utama Teori Organisasi:
Delegated Discretion
Salah satu persoalan utama teori organisasi
adalah delegated discretion : pendelegasian
wewenang oleh prinsipal kepada agen untuk
mengambil keputusan.Yang menjadi dilema
adalah bahwa meskipun efisiensi
memerlukan pendelegasian wewenang
dalam pembuatan keputusan dan otoritas,
tindakan pendelegasian tersebut
memunculkan persoalan kontrol dan
pengawasan
Teori Organisasi:
-Teori Ronald Coase (1937)
-Teori Alchian & Demsetz (1972)
-Teori Jensen & Meckling (1976)
Teori Ronald Coase (1937)
 Tentang perusahaan, yang menegaskan
pembedaan dasar antara pasar dan
hierarki, dan menyatakan bahwa
keputusan-keputusan alokasi sumber daya
tertentu dibuat di dalam organisasi-
organisasi yang hierarkis karena
kebutuhan untuk menghemat biaya
transaksi.
Teori Alchian & Demsetz (1972)
 Menyatakan bahwa tidak terdapat suatu
hal yang unik menyangkut hubungan
otoritas yang membedakannya dari
hubungan sukarela di antara para peserta
pasar
Teori Jensen & Meckling (1976)
 Memperkenalkan konsep agency cost, yaitu
biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh para
prinsipal untuk menjamin bahwa para agen
menjalankan perintah mereka. Biaya2 ini
mencakup biaya memantau perilaku agen dan
mengikat agen dan kerugian2 lain yang terjadi
ketika agen tersebut bertindak bertentangan
dengan kepentinga-kepentingan perusahaan.
Ambiguitas Tujuan:
- Tujuan organisasi yang tidak jelas
- Pendekatan alternatif terhadap kontrol
perilaku agen
- Desentralisasi & wewenang
Tujuan organisasi yang tidak jelas
 Kerangka prinsipal agen mengandaikan
bahwa para prinsipal adalah pelaku rasional
yang sepenuhnya memahami kepentingan
mereka sendiri dan mempercayakan otoritas
kepada para agen untuk mencapai
kepentingan-kepentingan tersebut, sehingga
dapat menimbulkan adanya penyelewengan
perusahaan yang terjadi akibat perilaku agen
yang mementingkan diri sendiri atau salah
dan gagal memahami otoritas prinsipal
Pendekatan alternatif terhadap
kontrol perilaku agen
Dorongan-dorongan agen tidak pernah dapat
sepenuhnya disearahkan dengan kepentingan-
kepentingan para prinsipal mereka. Sejumlah besar
teori organisasi menyoroti berbagai mekanisme
untuk membuat dorongan2 ini lebih searah.
Merupakan hal yang mustahil, dalam banyak
keadaan, untuk memantau hasil dari para agen
dalam suatu cara yang memungkinkan mereka
dianggap bertanggung jawab atas tindakan2
mereka. Suatu metode alternatif untuk mengotrol
para agen adalah menggunakan norma-norma dan
pembentukan aktif atas fungsi –fungsi kegunaan
para agen.
Desentralisasi & wewenang
 Sumber ambiguitas ketiga dalam desain
organisasi tidak berkaitan dengan bagaimana
para agen dikontrol, tetapi dengan derajat
kewenangan yang harus mereka emban dalam
tingkatan2 hierarki yang berbeda.Terdapat
beberapa petunjuk praktis bagi derajat
desentralisasi yang tepat yang serupa dengan
suatu teori formal. Sebagai contoh, wilayah
pertanggunajawaban yang diberikan kepada
satu tingkatan tertentu dalam sebuah hierarki
harus seuai dengan persoalan2 yang khas yang
terdapat dalam rentang kendalinya.
Implikasi Kebijakan
 Implikasi praktis yang muncul dari kesimpulan
teoretis bahwa tidak ada organisasi yang optimal.
Mendukung kesimpulan Woolcock dan Pritchett
(1992) bahwa dalam kebijakan pembangunan, kita
harus sangat berhati-hati menyangkut penegasan
adanya aturan2 yang secara luas dapat diterapkan
pada reformasi sektor publik, manajemen proyek,
atau pemberianjasa pelayanan. Mereka
menekankan ciri disfungsional yang sering kali
terjadi karena mentalitas “praktik terbaik”, dimana
sebuah praktik yang berjalan baik di satu bagian
dunia disebarluaskan dengan segera dan dianggap
sebagai model untul ditiru bagi bagian dunia yang
lain.
Perang Dingin
Berakhirnya Perang Dingin
Persoalan Negara-negara Lemah
PELANGGARAN ATAS KEDAULATAN
Dengan Alasan Teroris, Pelanggaran HAM yang buruk,
Pemerintahan AS mengintervensi atau menginvasi serta menekan
secara ekonomi negara-negara tersebut yang jelas melanggar
kedaulatan negara (Souvereighnity) terutama negara-negara lemah.
Sepertia Somalia, Irak, Afghanistan, Yugoslavia, namun Amerika
gagal dalam memajukan negara tersebut dan cenderung negara-
negara yang di invasi oleh AS menjadi negara yang gagal baik
secara ekonomi, maupun secara pemerintahan yang kuat
Unilateralisme Amerika Serikat
Otoriterisme, Militeristik dan Standar Ganda
Amerika Serikat Serta Pelanggaran kedaulatan
atas negara berdaulat
 Penyelesaian Konflik dengan pendekatan Militer ( Serangan ke
Serbia) telah melanggar kedaulatan negara tersebut
 Invasi ke Afhghanistan walau tanpa legitimasi dari Dunia dan PBB
 Invasi ke Irak walau dengan resolusi PBB namun melanggar negara
yang berdaulat
 Serangan pesawat tak berawak ke teritorial Pakistan merupakan
pelanggaran kedaulatan wilayah Pakistan
 Pelanggaran Udara Israel di wilayah Libanon sebagai negara yang
berdaulat tidak di tanggapi AS
Kesimpulan
 Negara lemah tidak mampu berhadapan dengan negara besar
 Kedaulatan suatu negara yang berdaulat tidak berarti (dapat di
langgar) jika berkaitan dengan masalah demokrasi, pelanggaran
HAM serta kejahatan terjadap kemanusiaan.
 Negara besar (AS) dapat melakukan sesuatu dengan ataupun tanpa
legitimasi dari dunia internasinal.
 Standar Ganda, Kebijakan Pre- Emptive, Unilateralisme,
Pendekatan Militeristik dan Otoriterisme merupakan kebijakan AS
dalam menghadapi kepentingan luar negerinya.
Bab 4
Lebih Kecil
Namun
Lebih Kuat
 Selama Lebih dari Satu Generasi, Kecenderungan
Dalam Politik Dunia Adalah melemahkan Negara.
Kecenderungan itu terjadi baik karena alasan
normatif maupun Ekonomi.
Karena itu, ada kecenderungan untuk
merampingkan ukuran sektor negara dan
memberikannya pada pasar atau pada fungsi-
fungsi masyarakat sipil yg telah di perlakukan
dengan tidak tepak.
 Mereka tidak Memerlukan negara yg terlalu luas,
namun mereka sunguh-sunguh memerlukan
negara yg kuat dan Efektif dalam Lingkup Fungsi
negaraYg terbatas
 Sekarang ini Kita menegaskan bahwa kita
mendukung demokrasi, pemerintahan sendiri,
dan hak-hak asasi manusia dan Bahwa usaha
apapun untuk memerintah rakyat lain adalah
usaha yang bersifat transisi dan bukan bersifat
imperial.
Memperkuat Negara (Ekonomi Politik)

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Memperkuat Negara (Ekonomi Politik)

Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaBunda Violyn
 
Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)
Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)
Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)DEBY16
 
Tugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanTugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanLa Mone
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiLexi Pakasi
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsierza m
 
Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010Fathur Rohman
 
22269 ppt persyaratan politik (fix)
22269 ppt persyaratan politik (fix)22269 ppt persyaratan politik (fix)
22269 ppt persyaratan politik (fix)Yordhi Rachmatdian
 
Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3dzakiaziz
 
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceMuhammad Iqbal Dhanarto
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...Rudy Harland
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance hanDian Oktavia
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasnetieli
 

Semelhante a Memperkuat Negara (Ekonomi Politik) (20)

Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesia
 
Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)
Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)
Perbandingan kelompok 2 (Mizarudin rizkyan , dkk)
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
Tugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaanTugassejarah politik, kekuasaan
Tugassejarah politik, kekuasaan
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Governance-Manajemen
Governance-ManajemenGovernance-Manajemen
Governance-Manajemen
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsi
 
Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010
 
22269 ppt persyaratan politik (fix)
22269 ppt persyaratan politik (fix)22269 ppt persyaratan politik (fix)
22269 ppt persyaratan politik (fix)
 
Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3
 
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Sistem Pemerintahan di Dunia
Sistem Pemerintahan di Dunia Sistem Pemerintahan di Dunia
Sistem Pemerintahan di Dunia
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance han
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uas
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 

Último

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Último (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Memperkuat Negara (Ekonomi Politik)

  • 1. Kelompok II Memperkuat Negara Oleh Francis Fukuyama •A11109266 Muh. Nasrun safitra •A11109253 Ardy Inawan Putra •A11109300Akhmad Fadel •A11109276 Samuel E. makalew •A11109306 Satriani •A11107087 Irmawati •A11108271 Indayani Hasim •A11109289Adrian Hariyono
  • 2. Negara-negara Lemah Atau Gagal Merupakan sumber dari banyak Persoalan DuniaYg paling serius dan Pelik, Mulai dari kemiskinan, AIDS dan Obat Bius, Hingga terorisme. Untuk Menghadapi Berbagai Persoalan Ini, Francis Fukuyama Menawarkan sebuah Pemecahan baruYaitu :Pembangunan Negara
  • 3.  Pembangunan dan penguatan negara adalah suatu tugas yang amat besar dan berat, mulai dari afganistan hingga sudan. Kongo hingga irak. Proses tersebut harus dilakukan dari awal . Pembentukan lembaga-lembaga publik yang tepat, seperti angkatan kepolisian yg jujur, pengadilan yg tidak korup, sekolah dan pelayanan kesehatan yg berfungsi dgn baik dan pelayanan sipil yg kuat, adalah suatu tugas yg amat sulit. Membantu negara-negara tersebut dgn sumber daya, manusia dan teknologi adalah hal yg mudah, namun pembangunan-negara memerlukan metode-metode yg tidak mudah di pindahkan
  • 5. Pendahuluan Negara adalah sebuah lembaga purba manusia yang telah ada sekitar 10.000 tahun yang lampau sejak masyarakat pertanian pertanian muncul di Mesopotamia. Negara mempunyai fungsi sangat beragam, kekuasaan untuk memaksa yang memungkinkan mereka melindungi hak milik pribadi dan menciptakan keamanan juga memungkinkan mereka mengambil alih hak milik pribadi dan melanggar hak WN mereka. Dengan demikian, tugas politik modern adalah menjinakkan kekuasaan negara, mengarahkan kegiatan- kegiatannya ke arah tujuan-tujuan yang dianggap sah oleh rakyat yang dilayaninya, dan menjalankan kekuasaan di bawah aturan hukum.
  • 6.  Peran negara yang diperselisihkan Perpolitikan abad ke 20 sangat dibentuk oleh berbagai kontroversi tentang ukuran dan kekuatan negara yang pas. Berawal dari suatu tatanan dunia liberal, dimana tidak ada pajak-pajak pendapatan, program kemiskinan, atau peraturan kemanan pangan. Selanjutnya dunia runtuhliberal ini runtuh dan digantikan oleh negara yang jauh lebih terpusat dan aktif. Satu aliaran perkembangan mengarah pada negara “totaliter”, yang mencoba menghapuskan keseluruhan masyarakat sipil dan mensubordinasikan individu-individu yang terpusat pada tujuan-tujuan politiknya sendiri. Politik pada 1980-an dan 1990-an dicirikan oleh berpengaruhnya kembali gagasan-gagasan liberal dinegara maju.. Mengurangi ukuran sektor negara merupakan kebijakan dominan selama tahun-tahun kritis pada dekade tersebut. Hal ini lebih ditekankan dengan lahirnya suatu panduan dari IMF dan world bank, yaitu “Konsensus Washington”. Namun penekanan relatif pada masa ini sangat berpusat pada pengurangan aktivitas negara, yang dengan sadar disalahmengerti sebagai sebuah memangkas kemampuan negara secara keseluruhan. Agenda pembangunan negara tidak diberi banyak penekanan. Alhasil reformasi ekonomi liberal pun gagal.
  • 7. Lingkup vs Kekuatan Perbedaan antara lingkungan aktivitas negara, yang mengacu pada berbagai fungsi dan tujuan berbeda yang dijalangkan pemerintah, dan kekuatan kekuasaan negara, atau kemampuan negara merencanakan dan menjalangkan berbagai kebijakan dan memberlakukan undang-undang secara bersih dan transparan .
  • 8. BAB 2 Negara Lemah dan Lubang Hitam Adminitrasi Negara
  • 9. Persoalan Utama Teori Organisasi: Delegated Discretion Salah satu persoalan utama teori organisasi adalah delegated discretion : pendelegasian wewenang oleh prinsipal kepada agen untuk mengambil keputusan.Yang menjadi dilema adalah bahwa meskipun efisiensi memerlukan pendelegasian wewenang dalam pembuatan keputusan dan otoritas, tindakan pendelegasian tersebut memunculkan persoalan kontrol dan pengawasan
  • 10. Teori Organisasi: -Teori Ronald Coase (1937) -Teori Alchian & Demsetz (1972) -Teori Jensen & Meckling (1976)
  • 11. Teori Ronald Coase (1937)  Tentang perusahaan, yang menegaskan pembedaan dasar antara pasar dan hierarki, dan menyatakan bahwa keputusan-keputusan alokasi sumber daya tertentu dibuat di dalam organisasi- organisasi yang hierarkis karena kebutuhan untuk menghemat biaya transaksi.
  • 12. Teori Alchian & Demsetz (1972)  Menyatakan bahwa tidak terdapat suatu hal yang unik menyangkut hubungan otoritas yang membedakannya dari hubungan sukarela di antara para peserta pasar
  • 13. Teori Jensen & Meckling (1976)  Memperkenalkan konsep agency cost, yaitu biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh para prinsipal untuk menjamin bahwa para agen menjalankan perintah mereka. Biaya2 ini mencakup biaya memantau perilaku agen dan mengikat agen dan kerugian2 lain yang terjadi ketika agen tersebut bertindak bertentangan dengan kepentinga-kepentingan perusahaan.
  • 14. Ambiguitas Tujuan: - Tujuan organisasi yang tidak jelas - Pendekatan alternatif terhadap kontrol perilaku agen - Desentralisasi & wewenang
  • 15. Tujuan organisasi yang tidak jelas  Kerangka prinsipal agen mengandaikan bahwa para prinsipal adalah pelaku rasional yang sepenuhnya memahami kepentingan mereka sendiri dan mempercayakan otoritas kepada para agen untuk mencapai kepentingan-kepentingan tersebut, sehingga dapat menimbulkan adanya penyelewengan perusahaan yang terjadi akibat perilaku agen yang mementingkan diri sendiri atau salah dan gagal memahami otoritas prinsipal
  • 16. Pendekatan alternatif terhadap kontrol perilaku agen Dorongan-dorongan agen tidak pernah dapat sepenuhnya disearahkan dengan kepentingan- kepentingan para prinsipal mereka. Sejumlah besar teori organisasi menyoroti berbagai mekanisme untuk membuat dorongan2 ini lebih searah. Merupakan hal yang mustahil, dalam banyak keadaan, untuk memantau hasil dari para agen dalam suatu cara yang memungkinkan mereka dianggap bertanggung jawab atas tindakan2 mereka. Suatu metode alternatif untuk mengotrol para agen adalah menggunakan norma-norma dan pembentukan aktif atas fungsi –fungsi kegunaan para agen.
  • 17. Desentralisasi & wewenang  Sumber ambiguitas ketiga dalam desain organisasi tidak berkaitan dengan bagaimana para agen dikontrol, tetapi dengan derajat kewenangan yang harus mereka emban dalam tingkatan2 hierarki yang berbeda.Terdapat beberapa petunjuk praktis bagi derajat desentralisasi yang tepat yang serupa dengan suatu teori formal. Sebagai contoh, wilayah pertanggunajawaban yang diberikan kepada satu tingkatan tertentu dalam sebuah hierarki harus seuai dengan persoalan2 yang khas yang terdapat dalam rentang kendalinya.
  • 18. Implikasi Kebijakan  Implikasi praktis yang muncul dari kesimpulan teoretis bahwa tidak ada organisasi yang optimal. Mendukung kesimpulan Woolcock dan Pritchett (1992) bahwa dalam kebijakan pembangunan, kita harus sangat berhati-hati menyangkut penegasan adanya aturan2 yang secara luas dapat diterapkan pada reformasi sektor publik, manajemen proyek, atau pemberianjasa pelayanan. Mereka menekankan ciri disfungsional yang sering kali terjadi karena mentalitas “praktik terbaik”, dimana sebuah praktik yang berjalan baik di satu bagian dunia disebarluaskan dengan segera dan dianggap sebagai model untul ditiru bagi bagian dunia yang lain.
  • 19.
  • 23.
  • 24. PELANGGARAN ATAS KEDAULATAN Dengan Alasan Teroris, Pelanggaran HAM yang buruk, Pemerintahan AS mengintervensi atau menginvasi serta menekan secara ekonomi negara-negara tersebut yang jelas melanggar kedaulatan negara (Souvereighnity) terutama negara-negara lemah. Sepertia Somalia, Irak, Afghanistan, Yugoslavia, namun Amerika gagal dalam memajukan negara tersebut dan cenderung negara- negara yang di invasi oleh AS menjadi negara yang gagal baik secara ekonomi, maupun secara pemerintahan yang kuat
  • 26. Otoriterisme, Militeristik dan Standar Ganda Amerika Serikat Serta Pelanggaran kedaulatan atas negara berdaulat  Penyelesaian Konflik dengan pendekatan Militer ( Serangan ke Serbia) telah melanggar kedaulatan negara tersebut  Invasi ke Afhghanistan walau tanpa legitimasi dari Dunia dan PBB  Invasi ke Irak walau dengan resolusi PBB namun melanggar negara yang berdaulat  Serangan pesawat tak berawak ke teritorial Pakistan merupakan pelanggaran kedaulatan wilayah Pakistan  Pelanggaran Udara Israel di wilayah Libanon sebagai negara yang berdaulat tidak di tanggapi AS
  • 27. Kesimpulan  Negara lemah tidak mampu berhadapan dengan negara besar  Kedaulatan suatu negara yang berdaulat tidak berarti (dapat di langgar) jika berkaitan dengan masalah demokrasi, pelanggaran HAM serta kejahatan terjadap kemanusiaan.  Negara besar (AS) dapat melakukan sesuatu dengan ataupun tanpa legitimasi dari dunia internasinal.  Standar Ganda, Kebijakan Pre- Emptive, Unilateralisme, Pendekatan Militeristik dan Otoriterisme merupakan kebijakan AS dalam menghadapi kepentingan luar negerinya.
  • 28.
  • 30.  Selama Lebih dari Satu Generasi, Kecenderungan Dalam Politik Dunia Adalah melemahkan Negara. Kecenderungan itu terjadi baik karena alasan normatif maupun Ekonomi. Karena itu, ada kecenderungan untuk merampingkan ukuran sektor negara dan memberikannya pada pasar atau pada fungsi- fungsi masyarakat sipil yg telah di perlakukan dengan tidak tepak.
  • 31.  Mereka tidak Memerlukan negara yg terlalu luas, namun mereka sunguh-sunguh memerlukan negara yg kuat dan Efektif dalam Lingkup Fungsi negaraYg terbatas  Sekarang ini Kita menegaskan bahwa kita mendukung demokrasi, pemerintahan sendiri, dan hak-hak asasi manusia dan Bahwa usaha apapun untuk memerintah rakyat lain adalah usaha yang bersifat transisi dan bukan bersifat imperial.