Analisis Masalah-Masalah dalam Pembangunan Pertanian
Mekanisasi Pertanian
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan
yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan
sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan
mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian(Robbins,2005). Ruang
lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat
ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca
panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang
didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi
elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan
atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peran mekanisasi pertanian ?
2. Apa saja peran-peran dalam mekanisasi pertanian ?
1.2 Tujuan Masalah
1. Mengetahui makna dari peran mekanisasi pertanian !
2. Mengetahui apa saja peran-peran dalam mekanisasi pertanian !
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan
yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan
sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan
mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan
bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi
sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya
teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai
menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan
sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan,
dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia
menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan
penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan
teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi
pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan
akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang
3. 3
melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi
sendiri untuk digunakan oleh petani mereka (Hamiltondkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang
memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum
dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan
introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
2.2 Peranan Mekanisasi Pertanian
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia
sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu
mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada
awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula
sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara
langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture
mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk
meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam
setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin
pertanian (Sukirno, 1999).
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu
yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.
Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang
menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
tujuan mekanisasi pertanian adalah :
4. 4
a. mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia
b. mengurangi kerusakan produksi pertanian
c. menurunkan ongkos produksi
d. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
e. meningkatkan taraf hidup petani
f. memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan
keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming)
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan
alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya
tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).
Perubahan-perubahan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat yang dilakukan pemerintah sekarang berjalan dengan diarahkan pada
semua sektor. Tidak terkecuali sektor pertanian. Pertanian memiliki peranan yang
sangat penting bagi kesejahteraan rakyat. Berhasilnya sektor pertanian akan
berdampak pada ketahanan pangan.
Ilmu mekanisasi Pertanian adalah bagian dari industri pertanian hari ini
yang penting karena produksi yang efisien dan pengolahan bahan-bahan
tergantung pada mekanisasi. Oleh karena itu, mayoritas pekerja bekerja pada
bidang keduanya baik di lahan maupun di pemasaran hasil-hasil pertanian yang
membutuhkan keahlian-keahlian yang memungkinkan mereka untuk
mengoperasikan, mempertahankan, dan memprebaiki mesin dan peralatan. (Shin
and Curtis, 1978).
Menurut Hardjosentono dkk (1996) peranan mekanisasi pertanian dalam
pembangunan pertanian di Indonesia adalah:
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu dari tipe pertanian untuk
kebutuhan keluarga(subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan
(commercial farming)
5. 5
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat
industri.
Hasil-hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan harus memiliki
penanganan pasca panen yang baik. Penanganan yang dilakukan diusahakan
memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang diizinkan. Penanganan yang tidak
baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang rendah,
serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil-hasil pertanian
tersebut.
Untuk menghasilkan produk olahan diperlukan ilmu, keahlian dan
keterampilan tersendiri. Teknik dalam mengolahnya juga berbeda beda. Beberapa
teknik pengolahan pangan yang sering dilakukan adalah menghilangkan lapisan
luar yang tidak diinginkan (pencucian).
Banyak Petani di Indonesia tidak melakukan pencucian terhadap hasil
panen yang mereka dapatkan. Khususnya para petani kakao, hasil yang mereka
peroleh tidak di olah sama sekali, mereka langsung menjual hasil panen berupa
buah, padahal jika mereka mengelolah biji kakao tersebut,yakni dengan mencuci,
lalu menjualnya nilai jual nya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan
langsung, yakni berupa buah. Pencucian dengan alat mekanis belum banyak
dilakukan karena kurangnya pengetahuan dan keterbatasan jumlah alat yang ada
petani. Sehingga harga jual yang diperoleh kurang menguntungkan, padahal
apabila dilakukan akan meningkatkan pendapatan.
Untuk itu, masyarakat khususnya para petani,memerlukan suatu alat
pencuci biji kakao dalam penanganan hasil-hasil pertanian selama pasca panen.
Diharapkan meningkatkan pendapatan para petani kakao .
Pada masa kini alat pencuci biji kakao sudah banyak dirancang. Yakni alat
yang menggunakan elektromotor dengan kapasitas berbeda-beda. Alat pencuci biji
kakao ini terdiri dari beberapa bagian penting yaitu: electromotor, tabung pencuci,
plat aluminium. Biji kakao yang dimasukkan ke dalam tabung pencuci akan
berputar bersama berputar nya tabung pencuci biji kakao tersebut.( Anonimous,
2010).
6. 6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari
setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian.
Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau
perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor
listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Peran strategis mekanisasi pertanian
memiliki makna yang sangat kompleks; Pertama, peningkatan produktivitas,
Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan memberikan penambahan input
untuk mendapatkan produksi per satuan luas (yield) yang tinggi.
3.2 Saran
Kritik saran sangat penulis harapkan demi menunjang penulis berkarya lebih
baik lagi.