SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 3
PSIKOLINGUISTIK 
(TEORI STIMULUS-RESPONS) 
TEORI-TEORI STIMULUS - RESPONS 
Ada beberapa teori stimulus-respons yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dalam 
kesempatan ini penulis akan menjelaskan tiga teori dari beberapa teori stimulus respons yang 
ada, diantaranya: 
1. Teori Pembiasaan Klasik dari Pavlov 
Teori pembiasaan klasik ini ditemukan oleh Ivan Petrovich Pavlov (1848 - 1936), 
seorang ahli fisiologi bangsa Rusia. Dalam teori ini, Pavlov melakukan eksperimen pada seekor 
anjing. Ia mendapati bahwa air liur anjing telah lebih dahulu keluar sebelum seekor anjing mulai 
memakan makanan. Eksperimen ini dilakukan dengan cara; Pertama, ia membunyikan lonceng 
sebelum anjing diberi makanan, tanpa diikuti pemberian makanan. Cara tersebut tidak pernah 
membuat anjing mengeluarkan air liurnya. Setelah itu, ia memberikan makanan, dan membuat 
anjing itu mengeluarkan air liurnya. Dengan cara yang sama dan diberlakukan secara berulang-ulang 
terhadap anjing tersebut, maka disini anjing telah “mempelajari” bahwa bunyi lonceng 
bermakna bahwa makanan akan muncul dan segera anjing tersebut mengeluarkan air liurnya. 
Dari eksperimen Pavlov tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menimbulkan atau 
memunculkan reaksi yang diinginkan yang disebut respon, maka perlu adanya stimulus yang 
dilakukan secara berulang-ulang sehingga disebut dengan pembiasaan. Dengan pemberian 
stimulus yang dibiasakan, maka akan menimbulkan respons yang dibiasakan. Teori ini merujuk 
pada suatu kebiasaan yang dilakukan. 
Contoh yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya yaitu kebiasaan 
makan makanan yang pedas. Seseorang tidak terbiasa untuk makan makanan yang memiliki rasa 
pedas. Namun dengan membiasakan diri untuk makan makanan pedas sedikit demi sedikit dan 
berulang-ulang maka kini orang tersebut telah terbiasa memakan makanan yang memiliki rasa 
pedas. 
2. Teori Penghubungan dari Thorndike 
Teori penghubungan diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike (1874 – 1919), seorang 
ahli psikologi berkebangsaan Amerika. Thorndike melakukan eksperimen pada seekor kucing. Ia
menempatkan seekor kucong dalam sebuah sangkar. Di dalam sangkar tersebut terdapat engsel, 
yang mana bila engsel tersebut ditekan maka dapat terbuka dari dalam. Kucing itu berusaha 
untuk mencari jalan keluar dengan mencakar-cakar kesana-kemari. Secara kebetulan kaki kucing 
tersebut menginjak engsel sehingga pintu sangkar terbuka dan kucing tersebut dapat keluar. 
Eksperimen ini dilakukan beberapa kali oleh Thorndike. Dalam eksperimen tersebut awalnya 
kucing itu masih berperangai yang sama seperti eksperimen sebelumnya. Eksperimen tersebut 
terus dilakukan dan kucing tersebut membutuhkan waktu yang semakin sedikit untuk dapat 
membuka sangkar itu. Akhirnya, kucing itu dpat membuka sangkar dengan segera tanpa harus 
mencakar dulu kesana kemari. 
Dari eksperimen Thorndike tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil 
yang baik maka kita memerlukan latihan. Latihan yang dimaksud ialah latihan yang dilakukan 
secara berulang-ulang dengan urutan yang benar dan secara teratur. Teori ini merujuk kepada 
system “coba-coba”, yaitu suatu kegiatan yang bila kita gagal dalam melakukannya, maka kita 
harus terus mencoba hingga akhirnya berhasil. 
Contoh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari salah satunya yaitu belajar 
naik sepeda. Pertama kali, seseorang belum dapat menaiki atau mengendarai sepeda. Orang 
tersebut belajar untuk mengayuh sepedanya. Meskipun awalnya ia terjatuh, namun ia tetap 
mencoba untuk berusaha berlatih naik sepeda. Dan hasilnya, orang tersebut kini telah dapat 
mengayuh sepedanya dan tidak terjatuh lagi. Contoh ini merupakan salah satu contoh dari teori 
penghubungan yang dikemukakan olehThorndike, yaitu bahwa hubungan stimulus dan respons 
dapat diperkuat melalui latihan-latihan. 
3. Teori Behaviorisme dari Watson 
Teori bahaviorisme diperkenalkan oleh John B. Watson ( 1878-1958) seorang ahli 
psikologi berkebangsaan Amerika. Di Amerika Serikat, Watson dikenal sebagai Bapak 
Behaviorisme. Menurut Watson, dalam pembelajaran tidak ada perbedaan antara manusia dan 
hewan. Untuk membuktikan teori ini, Watson melakukan eksperimen terhadap Albert seorang 
bayi berumur 11bulan. Awalnya Albert adalah seorang bayi yang gembira. Ia tidak takut 
terhadap binatang seperti tikus putih berbulu halus. Dalam eksperimen ini Watson memulai 
percobaannya dengan memukul sebatang besi dengan sebuah palu. Setiap kali Albert mendekat 
untuk memegang tikus itu, Watso melakukan perlakuan yang sama seperti memukul besi 
tersebut. Dan akibatnya, Albert menjadi takut terhadap tikus putih itu, dan hewan ataupun benda 
lainnya yang berwarna putih,seperti kelinci putih ataupun jaket yang berwarna putih. Eksperimen
yang telah dilakukan oleh Watson ini membuktikan bahwa pelaziman dapat mengubah perilaku 
seseorang secara nyata. 
Dari eksperimen Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran 
sebagian perilaku yang terjadi adalah akibat pengaruh dari lingkungan sekitar. Dengan kata lain 
bahwa karakter atau kepribadian seseorang individu dapat terbentuk oleh karena dipengaruhi 
lingkungan sekitar atau lingkungan dimana ia berada. 
Contoh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu ada seorang pria yang 
bersuku bugis. Ia menikah dengan seorang wanita yang kini menjadi istrinya yang bersuku 
sunda. Setelah mereka tinggal bersama sekian tahun di lingkungan keluarga istrinya, maka sang 
suami yang awalnya tidak tahu berbahasa sunda kini telah dapat berbahasa sunda dan memiliki 
dialek sunda dalam berbicara. Sang suami pun telah dapat memahami bahasa daerah istrinya. Ini 
merupakan salah satu contoh teori yang dikemukakan oleh Watson, dimana kepribadian atau 
tingkah laku seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. 
• 
Otak manusia telah mengalami evolusi dari yang paling rumit seperti yangkita miliki sekarang. 
• 
Hemisfir kiri mengenda likan semua anggota badan yang ada disebelahkanan, termasuk 
muka bagian kanan. Sebaliknya, hemisfir kanan mengontrolanggota badan dan wajah sebelah 
kiri. Mata dan telinga diatur agar berbeda.Pada tiap mata dan telinga terdapat sambungan syaraf ke 
hemisfir kiri maupunkanan, meskipun jumlahnya berbeda. 
• 
Lateralisas i merupakan proses pengkhususan fungsi dari dua belah otak yang terjadi 
karena penyebelahan menjadi dua bagian, yakni hemisfer 
kanandan hemis fe r kir i. Pe rkembangan te r sebut bia sa muncul pada dir i ana 
k menginjak usia dua tahun sampai menjelang masa pubertas yang terjadi secara perlahan-lahan ( 
H.D.Brown ). 
• 
Teori lokalisasi atau lazim juga disebut pandangan lokalisasi 
(localizationview) berpendapat bahwa pusat-pusat 
bahasa dan ucapan berada di daerahBroca dan daerah Wernicke. 
• 
Otak memegang peran yang sangat penting dalam bahasa. Apabila inputyang masuk adalah 
dalam bentuk lisan, maka bunyi-bunyi itu ditanggapi dilobe temporal, khususnya oleh korteks 
primer pendengaran. Di sini input tadidiolah secara rinci sekali. Tetapi jika input yang masuk 
bukan dalam bentuk lisan, tetapi dalam bentuk tulisan, maka masukan tidak ditanggapi oleh korteks primer 
pendengaran, tetapi oleh korteks visual di lobe osipital

Mais conteúdo relacionado

Destaque

Rise Personal Training BNI Presentation
Rise Personal Training BNI PresentationRise Personal Training BNI Presentation
Rise Personal Training BNI PresentationBNI Bridgewater
 
Happy Recipes for Everyone
Happy Recipes for EveryoneHappy Recipes for Everyone
Happy Recipes for Everyonekhaleda123
 
JNB Aerials BNI Presentation 2015
JNB Aerials BNI Presentation 2015JNB Aerials BNI Presentation 2015
JNB Aerials BNI Presentation 2015BNI Bridgewater
 
Korean Air vlucht 007
Korean Air vlucht 007Korean Air vlucht 007
Korean Air vlucht 007jversyck
 
Sistem Informmasi Kesehata - Rekam Medis
Sistem Informmasi Kesehata - Rekam MedisSistem Informmasi Kesehata - Rekam Medis
Sistem Informmasi Kesehata - Rekam MedisYahya_Vy_01
 
Organo Gold Coffee Club BNI Presentation
Organo Gold Coffee Club BNI PresentationOrgano Gold Coffee Club BNI Presentation
Organo Gold Coffee Club BNI PresentationBNI Bridgewater
 
Demystifying battery recycling
Demystifying battery recyclingDemystifying battery recycling
Demystifying battery recyclingnikisha gupta
 
Introduction to UX for Mesiniaga Academy
Introduction to UX for Mesiniaga AcademyIntroduction to UX for Mesiniaga Academy
Introduction to UX for Mesiniaga AcademyZainul Zain
 
Gaswise Plumbing & Heating BNI Presentation
Gaswise Plumbing & Heating BNI PresentationGaswise Plumbing & Heating BNI Presentation
Gaswise Plumbing & Heating BNI PresentationBNI Bridgewater
 

Destaque (11)

Rise Personal Training BNI Presentation
Rise Personal Training BNI PresentationRise Personal Training BNI Presentation
Rise Personal Training BNI Presentation
 
Happy Recipes for Everyone
Happy Recipes for EveryoneHappy Recipes for Everyone
Happy Recipes for Everyone
 
JNB Aerials BNI Presentation 2015
JNB Aerials BNI Presentation 2015JNB Aerials BNI Presentation 2015
JNB Aerials BNI Presentation 2015
 
Korean Air vlucht 007
Korean Air vlucht 007Korean Air vlucht 007
Korean Air vlucht 007
 
Efusi Pleura
Efusi PleuraEfusi Pleura
Efusi Pleura
 
Case study 14.1
Case study 14.1Case study 14.1
Case study 14.1
 
Sistem Informmasi Kesehata - Rekam Medis
Sistem Informmasi Kesehata - Rekam MedisSistem Informmasi Kesehata - Rekam Medis
Sistem Informmasi Kesehata - Rekam Medis
 
Organo Gold Coffee Club BNI Presentation
Organo Gold Coffee Club BNI PresentationOrgano Gold Coffee Club BNI Presentation
Organo Gold Coffee Club BNI Presentation
 
Demystifying battery recycling
Demystifying battery recyclingDemystifying battery recycling
Demystifying battery recycling
 
Introduction to UX for Mesiniaga Academy
Introduction to UX for Mesiniaga AcademyIntroduction to UX for Mesiniaga Academy
Introduction to UX for Mesiniaga Academy
 
Gaswise Plumbing & Heating BNI Presentation
Gaswise Plumbing & Heating BNI PresentationGaswise Plumbing & Heating BNI Presentation
Gaswise Plumbing & Heating BNI Presentation
 

Semelhante a Psikolinguistik

Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajarYKN
 
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorismePpt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorismedanie_dee
 
Refleksisme, Psikologi Purposif dan Behaviorisme
Refleksisme, Psikologi Purposif dan BehaviorismeRefleksisme, Psikologi Purposif dan Behaviorisme
Refleksisme, Psikologi Purposif dan BehaviorismeWulandari Rima Kumari
 
Teori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran BahasaTeori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran BahasaYunita Siswanti
 
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)Eri Nugraha
 
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus ResponKelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus ResponAsep Subagya
 
Murid dan Alam Belajar - Teori Behavioris
Murid dan Alam Belajar - Teori BehaviorisMurid dan Alam Belajar - Teori Behavioris
Murid dan Alam Belajar - Teori Behaviorisأمير الشفيق
 
Teori behavioristik545
Teori behavioristik545Teori behavioristik545
Teori behavioristik545Cipooel Jong
 
Teori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisTeori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisnurzaharuddin
 
Bab 1 animal behaviour
Bab 1 animal behaviourBab 1 animal behaviour
Bab 1 animal behaviourAchmad Rosadi
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikVirlinda Siska
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri amandayu
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 

Semelhante a Psikolinguistik (20)

Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorismePpt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
Ppt psikologi purposif, refleksisme dan behaviorisme
 
Refleksisme, Psikologi Purposif dan Behaviorisme
Refleksisme, Psikologi Purposif dan BehaviorismeRefleksisme, Psikologi Purposif dan Behaviorisme
Refleksisme, Psikologi Purposif dan Behaviorisme
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Teori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran BahasaTeori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
 
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
 
Teori Belajar Pavlov
Teori Belajar PavlovTeori Belajar Pavlov
Teori Belajar Pavlov
 
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus ResponKelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
 
Murid dan Alam Belajar - Teori Behavioris
Murid dan Alam Belajar - Teori BehaviorisMurid dan Alam Belajar - Teori Behavioris
Murid dan Alam Belajar - Teori Behavioris
 
Teori behavioristik545
Teori behavioristik545Teori behavioristik545
Teori behavioristik545
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
belajar
belajarbelajar
belajar
 
Teori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisTeori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behavioris
 
Bab 1 animal behaviour
Bab 1 animal behaviourBab 1 animal behaviour
Bab 1 animal behaviour
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristik
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarIlmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasar
 

Último

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 

Último (20)

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 

Psikolinguistik

  • 1. PSIKOLINGUISTIK (TEORI STIMULUS-RESPONS) TEORI-TEORI STIMULUS - RESPONS Ada beberapa teori stimulus-respons yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dalam kesempatan ini penulis akan menjelaskan tiga teori dari beberapa teori stimulus respons yang ada, diantaranya: 1. Teori Pembiasaan Klasik dari Pavlov Teori pembiasaan klasik ini ditemukan oleh Ivan Petrovich Pavlov (1848 - 1936), seorang ahli fisiologi bangsa Rusia. Dalam teori ini, Pavlov melakukan eksperimen pada seekor anjing. Ia mendapati bahwa air liur anjing telah lebih dahulu keluar sebelum seekor anjing mulai memakan makanan. Eksperimen ini dilakukan dengan cara; Pertama, ia membunyikan lonceng sebelum anjing diberi makanan, tanpa diikuti pemberian makanan. Cara tersebut tidak pernah membuat anjing mengeluarkan air liurnya. Setelah itu, ia memberikan makanan, dan membuat anjing itu mengeluarkan air liurnya. Dengan cara yang sama dan diberlakukan secara berulang-ulang terhadap anjing tersebut, maka disini anjing telah “mempelajari” bahwa bunyi lonceng bermakna bahwa makanan akan muncul dan segera anjing tersebut mengeluarkan air liurnya. Dari eksperimen Pavlov tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menimbulkan atau memunculkan reaksi yang diinginkan yang disebut respon, maka perlu adanya stimulus yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga disebut dengan pembiasaan. Dengan pemberian stimulus yang dibiasakan, maka akan menimbulkan respons yang dibiasakan. Teori ini merujuk pada suatu kebiasaan yang dilakukan. Contoh yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya yaitu kebiasaan makan makanan yang pedas. Seseorang tidak terbiasa untuk makan makanan yang memiliki rasa pedas. Namun dengan membiasakan diri untuk makan makanan pedas sedikit demi sedikit dan berulang-ulang maka kini orang tersebut telah terbiasa memakan makanan yang memiliki rasa pedas. 2. Teori Penghubungan dari Thorndike Teori penghubungan diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike (1874 – 1919), seorang ahli psikologi berkebangsaan Amerika. Thorndike melakukan eksperimen pada seekor kucing. Ia
  • 2. menempatkan seekor kucong dalam sebuah sangkar. Di dalam sangkar tersebut terdapat engsel, yang mana bila engsel tersebut ditekan maka dapat terbuka dari dalam. Kucing itu berusaha untuk mencari jalan keluar dengan mencakar-cakar kesana-kemari. Secara kebetulan kaki kucing tersebut menginjak engsel sehingga pintu sangkar terbuka dan kucing tersebut dapat keluar. Eksperimen ini dilakukan beberapa kali oleh Thorndike. Dalam eksperimen tersebut awalnya kucing itu masih berperangai yang sama seperti eksperimen sebelumnya. Eksperimen tersebut terus dilakukan dan kucing tersebut membutuhkan waktu yang semakin sedikit untuk dapat membuka sangkar itu. Akhirnya, kucing itu dpat membuka sangkar dengan segera tanpa harus mencakar dulu kesana kemari. Dari eksperimen Thorndike tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil yang baik maka kita memerlukan latihan. Latihan yang dimaksud ialah latihan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan urutan yang benar dan secara teratur. Teori ini merujuk kepada system “coba-coba”, yaitu suatu kegiatan yang bila kita gagal dalam melakukannya, maka kita harus terus mencoba hingga akhirnya berhasil. Contoh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari salah satunya yaitu belajar naik sepeda. Pertama kali, seseorang belum dapat menaiki atau mengendarai sepeda. Orang tersebut belajar untuk mengayuh sepedanya. Meskipun awalnya ia terjatuh, namun ia tetap mencoba untuk berusaha berlatih naik sepeda. Dan hasilnya, orang tersebut kini telah dapat mengayuh sepedanya dan tidak terjatuh lagi. Contoh ini merupakan salah satu contoh dari teori penghubungan yang dikemukakan olehThorndike, yaitu bahwa hubungan stimulus dan respons dapat diperkuat melalui latihan-latihan. 3. Teori Behaviorisme dari Watson Teori bahaviorisme diperkenalkan oleh John B. Watson ( 1878-1958) seorang ahli psikologi berkebangsaan Amerika. Di Amerika Serikat, Watson dikenal sebagai Bapak Behaviorisme. Menurut Watson, dalam pembelajaran tidak ada perbedaan antara manusia dan hewan. Untuk membuktikan teori ini, Watson melakukan eksperimen terhadap Albert seorang bayi berumur 11bulan. Awalnya Albert adalah seorang bayi yang gembira. Ia tidak takut terhadap binatang seperti tikus putih berbulu halus. Dalam eksperimen ini Watson memulai percobaannya dengan memukul sebatang besi dengan sebuah palu. Setiap kali Albert mendekat untuk memegang tikus itu, Watso melakukan perlakuan yang sama seperti memukul besi tersebut. Dan akibatnya, Albert menjadi takut terhadap tikus putih itu, dan hewan ataupun benda lainnya yang berwarna putih,seperti kelinci putih ataupun jaket yang berwarna putih. Eksperimen
  • 3. yang telah dilakukan oleh Watson ini membuktikan bahwa pelaziman dapat mengubah perilaku seseorang secara nyata. Dari eksperimen Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran sebagian perilaku yang terjadi adalah akibat pengaruh dari lingkungan sekitar. Dengan kata lain bahwa karakter atau kepribadian seseorang individu dapat terbentuk oleh karena dipengaruhi lingkungan sekitar atau lingkungan dimana ia berada. Contoh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu ada seorang pria yang bersuku bugis. Ia menikah dengan seorang wanita yang kini menjadi istrinya yang bersuku sunda. Setelah mereka tinggal bersama sekian tahun di lingkungan keluarga istrinya, maka sang suami yang awalnya tidak tahu berbahasa sunda kini telah dapat berbahasa sunda dan memiliki dialek sunda dalam berbicara. Sang suami pun telah dapat memahami bahasa daerah istrinya. Ini merupakan salah satu contoh teori yang dikemukakan oleh Watson, dimana kepribadian atau tingkah laku seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. • Otak manusia telah mengalami evolusi dari yang paling rumit seperti yangkita miliki sekarang. • Hemisfir kiri mengenda likan semua anggota badan yang ada disebelahkanan, termasuk muka bagian kanan. Sebaliknya, hemisfir kanan mengontrolanggota badan dan wajah sebelah kiri. Mata dan telinga diatur agar berbeda.Pada tiap mata dan telinga terdapat sambungan syaraf ke hemisfir kiri maupunkanan, meskipun jumlahnya berbeda. • Lateralisas i merupakan proses pengkhususan fungsi dari dua belah otak yang terjadi karena penyebelahan menjadi dua bagian, yakni hemisfer kanandan hemis fe r kir i. Pe rkembangan te r sebut bia sa muncul pada dir i ana k menginjak usia dua tahun sampai menjelang masa pubertas yang terjadi secara perlahan-lahan ( H.D.Brown ). • Teori lokalisasi atau lazim juga disebut pandangan lokalisasi (localizationview) berpendapat bahwa pusat-pusat bahasa dan ucapan berada di daerahBroca dan daerah Wernicke. • Otak memegang peran yang sangat penting dalam bahasa. Apabila inputyang masuk adalah dalam bentuk lisan, maka bunyi-bunyi itu ditanggapi dilobe temporal, khususnya oleh korteks primer pendengaran. Di sini input tadidiolah secara rinci sekali. Tetapi jika input yang masuk bukan dalam bentuk lisan, tetapi dalam bentuk tulisan, maka masukan tidak ditanggapi oleh korteks primer pendengaran, tetapi oleh korteks visual di lobe osipital