3. Corona atau COVID-19, kasus ini dimulai dengan pneumonia atau peradangan paru misterius pada
bulan Desember 2019. Kasus ini diduga terkait dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging hewan, termasuk yang tidak sering dikonsumsi, misalnya ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Pneumonia misterius ini ditemukan di pasar hewan. Virus
Corona atau COVID-19 diperkirakan dilakukan kelelawar dan hewan lain yang dimakan oleh
manusia sampai transmisi terjadi. Coronavirus sebenarnya tidak asing di dunia kesehatan hewan,
tetapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia untuk menjadi penyakit inflamasi
paru. Sebelum wabah COVID-19, dunia mendapat gembira dengan SARS dan MERS, yang juga
terkait dengan virus Corona.
4. WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus Corona global. Eropa memiliki
lebih banyak kasus dan kematian karena COVID-19 dari Cina. Jumlah kasus virus Corona, menurut
WHO, sekarang lebih dari 136.000 di setidaknya 123 negara dan wilayah. Dari ini, hampir 81000
kasus yang ada di wilayah daratan Cina. Italia, yang merupakan negara Eropa yang dipengaruhi
oleh virus Corona yang paling parah, sekarang direkam untuk memiliki lebih dari 15000 kasus.
Karakteristik virus Corona pada gejala awal menyerupai flu sehingga sering pasien diremehkan.
Namun, tidak seperti flu biasa, infeksi virus Corona atau COVID-19 berjalan cepat, terutama pada
pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya.
5. Dampak yang Ditimbulkan Selama Masa
Pandemi
Sejak awal bulan Maret tepatnya hari Senin tanggal 2, Indonesia pertama kali mengkonfirmasi
kasus COVID-19. Saat itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia (WNI)
positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan 64 tahun usai melakukan
kontak dengan seorang warga negara Jepang yang juga terinfeksi Corona. Virus Corona benar-
benar merubah dunia, tidak hanya dengan banyak korban yang meninggal dunia, tetapi juga
merubah keadaan ekonomi di seluruh dunia.
Perkembangan kasus baru dan meningkatnya kasus kemtian Covid-19 menjadi tantangan bagi
pemerintah untuk mencermati pelaksanaan PSBB. Hingga saat ini,sejumlah wilayah di Indonesia
sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). DKI Jakarta yang
pertama kali menerapkan PSBB setiap harinya masih menghadapi pertumbuhan kasus baru.
Penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ini digunakan sebagai salah satu strategi
untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
6. Berbagai bidang di kehidupan manusia terkena dampak atas wabah pandemi ini, yaitu bidang ekonomi
(baik di sektor riil dan bursa saham), politik, sosial dan budaya. Kehidupan keagamaan yang biasanya
dilaksanakan di berbagai rumah ibadah kini harus terpaksa dihentikan, bahkan Ka’bah sebagai kiblat
umat Islam terpaksa ditutup guna mencegah penyebaran virus Corona. Sementara dalam bidang sosial
kemasyarakatan telah menjadikan umat manusia sadar, bahwa ada ancaman terbesar di dunia, yaitu
kesrakahan dan perang diantara dunia bagian timur dan dunia bagian barat. Muncul juga dampak positif
dari pandemi Covid-19 ini, yaitu kembalinya sebagian mereka kepada Tuhan dan agama sebagai jalan-
Nya.
Bidang yang sangat jelas terlihat terkena imbas dari pandemi ini adalah bidang ekonomi. Kebijakan
Lockdown di beberapa negara telah menghentikan beberapa bidang ekonomi, sehingga memiliki efek
yang sangat signifikan bagi perputaran uang. Bahkan bisa dikatakan bahwa separuh lebih aktivitas di
bidang ekonomi terheni karena pandemi Covid-19 ini. Dunia ekonomi dan bisnis saat ini benar-benar
menghadapi masa-masa sulit dimana perlu waktu yang cukup panjang untuk bisa bangkit kembali.
7. Penggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan oleh Lembaga Keuangan
Syariah ini seharusnya mampu untuk memperpanjang masa hidupnya. Namun jika pandemi Covid-
19 ini terus berlanjut sampai akhir tahun 2020 dan masayarakat kehilangan mata pencahariannya,
maka dapat dipastikan masa depan dari Lembaga Keuangan Syariah ini tidak menentu.Harapan itu
akan selalu ada, sebagaimana pertolongan Allah juga akan selalu hadir untuk hamba-hamba-Nya
yang beiman. Sehingga terus berdoa dan berusaha untuk melakukan berbgai hal guna
menstabilkan kembali keadaan ekonomi syariah dan ekonomi-ekonomi lainnya. Dengan demikian
diperlukan kesadaran masing-masing pribadi dari kita untuk mematuhi berbagai kebijakan yang
diterapkan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.
8. Fungsi dan Peran Bidan Selama Masa
Pandemi
World Health Organization (WHO) mengangkat tema untuk mendukung peran perawat dan
bidan dalam memperingati Hari Kesehatan Dunia 2020. Sudah menjadi pengetahuan umum
bahwa perawat dan bidan berperan penting dalam tata laksana pelayanan kesehatan, baik di
Rumah Sakit, Rumah Bersalin dan Klinik. Dalam kondisi stabil, jasa perawat dan bidan sangat
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, terlebih lagi dalam keadaan gawat darurat seperti
pandemik COVID-19 yang dialami hampir seluruh negara di dunia. Semua tenaga kesehatan
seperti dokter, perawat, bidan, epidemiolog, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat dan para peneliti
di bidang kesehatan bersatu untuk menghadapi COVID-19. Di beberapa negara, persatuan
perawat dan bidan menghimbau kepada seluruh perawat dan bidan untuk ikut andil bersama-
sama melawan dan mengobati pasien positif COVID-19.
9. Peran Bidan masa kini selama pandemi yaitu
:
Sebagai tenaga kesehatan Bidan tentunya sering bertemu dengan pasien-pasiennya dan
kesempatan ini dapat digunakan untuk memberikan edukasi kepada pasien tentang pandemi
Covid-19 .
Ikut aktif andil dalam kampanye kampanye kesehatan online selama pandemi.
Memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat. Misalnya
dengan rutin membagikan info info penting terkait kesehatan kepada masyarakat.
Membuat platform baru untuk membuat komunitas baru yang diisi dengan kegiatan bermanfaat.
Misalnya dalam masa pandemic ini tentu kita menerapkan prinsip mengurangi aktivitas di luar
rumah, Bidan bisa membuat platform aplikasi gadget untuk pemeriksaan kehamilan secara online
yang menghubungkan pasien dengan Bidan di daerah terdekat