2. “Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A’raf: 31)
“Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh
terhadap makanan dan minuman, sebab
mengisi perut dengan penuh akan
membahayakan tubuh dan menyebabkan
malas shalat” (HR. Bukhari)
3. PENGERTIAN
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau
sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati,
mual,kembung, muntah, rasa penuh, atau
cepat kenyang, sendawa (Dharmika, 2001)
4. PENGERTIAN
Dyspepsia organic, bila telah di ketahui
adanya kelainan organic sebagai
penyebabnya.
Dyspepsia nonorganic atau dyspepsia
fungsional,atau dyspepsia nonulkus,bila tidak
jelas penyebabnya.
5. ETIOLOGI
Menelan udara (aerofagi)
Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
Iritasi lambung (gastritis)
Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
Kanker lambung
Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu
dan produknya)
Kelainan gerakan usus
Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
Infeksi Helicobacter pylory
6. PATOFISIOLOGI
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alcohol serta adanya
kondisi kejiwaan stress.
Pemasukan makanan menjadi kurang
erosi pada lambung
peningkatan produksi HCL
asam pada lambung meningkat
rangsangan di medulla oblongata
Mual muntah
intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
7. GAMBARAN KLINIK
Nyeri epigastrium terlokalisasi
Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida
Nyeri saat lapar
Nyeri episodic
Mudah kenyang
Perut cepat terasa penuh saat makan
Mual
Muntah
Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian
atas)
Rasa tak nyaman bertambah saat makan
10. PENATALAKSANAAN
Menghindari makanan yang dapat
meningkatkan asam lambung
Menghindarai faktor resiko seperti
alkohol,maka makanan yang pedas,obat-obatan
yang berlebihan,nikotin, rokok, dan
stress.
Atur pola makan
Kolaborasi pemberian obat
antasid (menetralkan asam lambung).
Golongan antikolinergi (menghambat
pengeluaran asam lambung),dan
prognetik (mencegah terjadinya muntah)
11. PENCEGAHAN
Pola makan yang normal dan teratur,
pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan
jadwal makan yang teratur,
tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar asam
tinggi,
Kurangi pedas,
Pantang alkohol,
pantang rokok,
bila harus makan obat karena sesuatu penyakit,
misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan
tidak mengganggu fungsi lambung.
12. PENGKAJIAN
Alasan utama datang ke rumah sakit
Keluhan utama (saat pengkajian)
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat pengobatan dan alergi
Pengkajian Fisik
Data penunjang
Terapi yang diberikan
Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual
13. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan
inflamasi pada lapisan mukosa, submukosa,
dan lapisan otot lambung
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan disfagia, esofagitis dan
anorexia.
Ketidakseimbangan cairan berhubungan
dengan gastroenteritis
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik
14. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi
pada
lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 – 10)
Berikan istirahat dengan posisi semifowler
Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang
dapat meningkatkan kerja asam lambung.
Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya.
Observasi TTV
Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik
15. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan disfagia, esofagitis dan anorexia.
Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap
jam secara adekuat
Timbang BB klien
Berikan makanan sedikit tapi sering
Catat status nutrisi paasien: turgor kulit,
timbang berat badan, integritas mukosa mulut,
kemampuan menelan, adanya bising usus,
riwayat mual/rnuntah atau diare.
Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.
Monitor intake dan output secara periodik.
Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan
16. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
gastroenteritis
• Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler,
status membran mukosa, turgor kulit.
• Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur
haluaran urine dengan akurat.
• Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah
dan penggunaan laksatif/diuretik.
• Identifikasi rencana untuk
meningkatkan/mempertahankan keseimbangan
cairan optimal misalnya : jadwal masukan cairan.
Berikan/awasi hiperalimentasi IV
17. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik
kaji kemampuan klien untuk melakukan
aktivitas dan catat laporan kelelahan.
awasi vital sign: TD, nadi, pernapasan
sebelum dan sesudah aktivitas.
beri bantuan dalam melakukan aktivitas
18. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8 Vol. 2: Jakarta. EGC.
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse,
2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III),
EGC, Jakarta.
Inayah Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Edisi Pertama:
Jakarta. Salemba Medika.
Manjoer, A, et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi 3: Jakarta. Medika aeusculapeus.
Suryono Slamet, et al. 2001. Buku Ajar Ilmu