Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
UAS AUDIT YUKI.pdf
1. UAS AUDITING
NAMA = YUKI DWI DARMA
NIM = 5520221033
DOSEN = Dr. M. Ardiansyah Syam, M.Si, CA, CPA, CPI
Jawaban Nomor 1
Inherent Risk (Risiko Bawaan atau Risiko Melekat) = adalah penetapan auditor akan
kemungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melampaui batas
toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektivitas pengendalian intern. Risiko bawaan
menunjukkan faktor kerentanan laporan keuangan terhadap kekeliruan yang material dengan
asumsi tidak ada pengendalian internal.
CONTOH
Bila auditor berkesimpulan bahwa akan banyak kemungkinan terjadi kekeliruan tanpa
pengendalian intern, berarti risiko bawaannya tinggi. Faktor pengendalian intern tidak
diperhitungkan dalam menetapkan inherent risk (risiko bawaan) karena dalam model risiko
audit hal itu akan diperhitungkan tersendiri sebagai risiko pengendalian.
Hubungan antara risiko bawaan (inherent risk) dengan risiko penemuan (planned detection
risk) serta rencana pengumpulan bukti adalah bahwa inherent risk sifatnya berbanding
terbalik dengan planned detection risk rendah, maka planned detection risk tinggi dan bukti
yang harus dikumpulkan pun sedikit.
Control Risk (Risiko Pengendalian) = adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan
adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melampaui batas toleransi yang tidak
terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien. Risiko pengendalian (control
risk) mengandung unsur:
Apakah struktur pengendalian intern klien cukup efektif untuk mendeteksi atau mencegah
kekeliruan.
Keinginan auditor untuk membuat penetapan tersebut di bawah nilai maksimum (100%)
dalam rencana audit.
CONTOH
Auditor menyimpulkan bahwa struktur pengendalian intern yang ada sama sekali tidak efektif
dalam mencegah atau mendeteksi kekeliruan.
Risiko Deteksi (Detection Risk) = adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah
saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas
prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena
ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan
transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau
golongan transaksi tersebut telah diperiksa 100%.
2. Ketidakpastian lain semacam itu bisa timbul karena auditor mungkin memilih suatu prosedur
audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau
menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian seperti ini dapat dikurangi sampai pada
tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan dan supervisi memadai serta pelaksanaan
praktek audit yang sesuai dengan standar pengendalian mutu.
CONTOH
Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko
pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh
auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya
risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima.
Jawaban Nomor 2
Jawaban Nomor 3
Audit laporan keuangan (Financial Audit) = Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan
memeroleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau
operasional suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentutan, atau peraturan tertentu.
Review = merupakan jasa yang memungkinkan praktisi akuntansi dalam memberikan
pernyataan tentang dasar prosedur namun tidak memerlukan bukti secara keseluruhan seperti
jasa audit. Artinya, ruang lingkup dari jasa review lebih sempit dan kurang detail seperti
audit, sehingga jasa review hanya memberikan analasis dari ringkasan temuan dan
rekomendasi terkait dari temuan tersebut.
a. Keyakinan Review Moderat = suatu perikatan review memberikan tingkat
keyakinan moderat bahwa informasi yang di reviu adalah bebas dari kesalahan
penyajian material, hal ini dinyatakan dalam bentuk negatif.
Tingkat Keyakinan Audit = dimana tujuan dari penugasan adalah pernyataan positif
dari suatu pendapat yang diberikan oleh akuntan publik mengenaiasersi manajemen
yang diatur dalam standar profesional.
b. Opini Audit = terdiri dari Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
yaitu diberikan oleh auditor jika auditor tidak menemukan kesalahan yang material
secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku (SAK), Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified
Opinion) yaitu Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara
agregasi adalah material tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan, atau Auditor
tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari opini audit, tetapi
auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi
yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi material
tetapi tidak pervasif, Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
(Modified Unqualified Opinion) yaitu enis opini yang satu ini diberikan oleh auditor
atas dasar keadaan tertentu yang tidak memiliki dampak secara langsung terhadap
pendapat wajar.
3. Perbedaan dari kenis opini ini terletak pada paragraph penjelasan yang diberikan oleh
auditor terkait dengan keadaan tertentu yang telah dinyatakan sebelumnya. Opini
Tidak Wajar (Adverse Opinion) yaitu Audit harus menyatakan opini tidak wajar
ketika auditor setelah melakukan pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan
tepat kemudian menyimpulkan bahwa ada kesalahan penyajian. Opini Tidak
Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
c. Yang harus diperhatikan :
Memastikan laporan keuangan yang akan direvieu telah dilakukan rekonsiliasi nilai
Pagu, Pendapatan dan Belanja dengan KPPN kemudian Berita Acara Rekonsiliasi
(BAR). Memastikan laporan keuangan yang akan direvieu telah dilakukan
rekonsiliasi internal nilai Persediaan, Aset Tetap dan Aset Lainnya antara SAIBA
dengan SIMAK-BMN kemudian dibuat Berita Acara Rekonsiliasi Internal. Catatan
Atas Laporan Keuangan (CaLK) telah dibuat dan siap ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Anggaran dan Pengecekan Saldo Normal dan Persamaan Akuntansi
Jawaban Nomor 4
Auditor yang mampu menghadapi tantangan auditing revolusi industri 4.0, bisa memberikan
dampak positif bagi kinerja manajemen perusahaan. Dunia telah memasuki era revolusi
industri 4.0 yang ditandai dengan kehadiran artificial intelligence (AI). Hampir semua negara
membentuk dan menerapkan teknologi ini. Dampaknya, revolusi industri 4.0 memengaruhi
secara sistemik di berbagai bidang, termasuk bidang auditing akuntansi. Tentu saja, hal
tersebut menuntut auditor untuk cepat menyesuaikan diri.
Tidak hanya itu, seorang auditor juga harus siap menghadapi tantangan auditing di era
revolusi industri 4.0. Apa saja tantangannya? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Disrupsi Teknologi
Perkembangan disrupsi teknologi yang pesat dianggap sebagai tantangan sekaligus ancaman
bagi profesional di bidang akuntansi. Salah satunya dengan kemunculan aplikasi atau
software akuntansi. Teknologi ini mampu menggantikan peran auditor karena bisa
menampilkan dan melaporkan data real time secara akurat.
Tidak hanya itu, harga terjangkau dan berbagai kemudahan yang ditawarkan aplikasi
akuntansi menjadi daya tarik tersendiri bagi pengusaha. Arus disruptif tersebut cukup
meresahkan, mengingat auditor belum tentu mampu menyelaraskan kemampuan dengan
teknologi tersebut. Tantangan berikutnya, auditor harus meningkatkan kemampuan analisis,
baik secara teknik maupun fundamental. Jadi, dalam hal ini, auditor tidak hanya melakukan
audit, tetapi juga menjadi penasehat dan pembuat keputusan tepercaya.
Melakukan Preventif Audit Internal
Teknologi kerap memanjakan pengguna karena kemudahan dalam pengoperasiannya.
Namun, auditor tetap wajib melakukan audit internal secara intensif. Tidak seharusnya,
pengusaha maupun auditor terlena dengan kecanggihan teknologi akuntansi.
Teknologi akuntansi memang dirancang akurat dan transparan, tetapi risiko kecurangan
hanya bisa dikendalikan oleh penggunanya. Bisa jadi, ada perubahan data saat proses input.
4. Di sinilah, tugas auditor, memastikan data yang dimasukkan ke sistem sesuai dengan di
prosedur yang berlaku.
Meningkatkan Pengetahuan Sesuai Perkembangan Zaman
Tantangan ketiga; auditor harus menguasai teknologi dan informasi terbaru di era revolusi
industri 4.0. Suka atau tidak, pengetahuan dan penguasaan tersebut memengaruhi kualitas
kinerja auditor. Bisa dikatakan, semakin luas wawasan serta kemampuan, profesionalitasnya
semakin meningkat.
Salah satu cara auditor mendapatkan pengetahuan teknologi dan informasi, yakni melalui
dunia pendidikan. Artinya, saat menjalani kuliah, calon auditor harus mengasah kemampuan
teknologi digital. Dengan begitu, usai lulus dari perguruan tinggi, calon auditor mudah
terserap di dunia kerja yang diinginkan.
Menjadi Konsultan Internal yang Profesional
Auditor tidak hanya melakukan audit internal/eksternal, tetapi juga menjadi konsultan.
Namun, tantangannya, auditor harus mampu bersikap profesional. Artinya, semua koreksi
dan informasi dari auditor, mesti evaluatif. Dengan evaluasi tersebut, harapannya, masalah di
internal organisasi maupun perusahaan bisa teratasi.
Meningkatkan Kinerja Organisasi
Di era revolusi industri 4.0, auditor memiliki tugas untuk memastikan proses akuntansi di
organisasi atau manajemen perusahaan berjalan dengan benar. Dalam hal ini, auditor menilai
secara objektif dan memberikan rekomendasi langkah kepada manajemen. Selain itu, auditor
juga harus mampu mengoreksi seberapa efisien penggunaan sumber daya di level
manajemen.
Memastikan Keamanan Data yang Terhubung Internet
Belakangan ini, sebagian aplikasi akuntansi sudah berbasis blockchain. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi akuntan; data perusahaan harus didistribusikan tepat sasaran.
Pasalnya, kesalahan distribusi data, bisa menimbulkan kebocoran sistem akuntansi
perusahaan. Demikian beberapa tantangan yang harus dihadapi auditor saat melakukan
auditing di era revolusi industri 4.0. Di masa sekarang, teknologi akuntansi memang
memberikan pengaruh besar bagi perkembangan perusahaan. Namun, keberhasilan
pengontrolan, pengawasan, serta evaluasi yang berdampak pada kemajuan usaha, tetap
berada di tangan auditor.
Jawaban Nomor 5
Tahap Perencanaan
Ini adalah langkah awal dalam proses audit. Di tahap perencanaan, seorang auditor akan
mempelajari perusahaan yang akan diaudit, mulai dari sumber daya, di bidang apa
perusahaan tersebut bergerak, dan seluruh aktivitas perusahaan. Dari situ, seorang auditor
bisa menentukan jenis audit apa yang akan dipilihnya. Baca juga bagaimana software
akuntansi Jurnal memiliki fitur software pembukuan untuk bisnis. Selain itu, auditor juga
5. akan mempertimbangkan segala risiko yang mungkin timbul dalam proses audit. Sebelum
melangkah ke proses selanjutnya, seorang audit perlu meminta persetujuan dari pihak
perusahaan.
Tahap Analisa dan Observasi
Setelah mendapat persetujuan dari pihak perusahaan, auditor akan mulai menguji semua
informasi dan data yang diperolehnya di lapangan, lalu menganalisisnya. Dalam melakukan
proses audit perusahaan ini, harus ada pihak perusahaan yang bertugas mengawasi kinerja
seorang auditor.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan dan bertujuan agar hasil pengujian data dan
informasi yang ada bersifat objektif serta tepat sasaran. Di tahap ini pula seorang auditor akan
melakukan pemetaan tentang masalah yang mungkin muncul dari proses observasi tersebut,
yang mana semua ini dikaitkan dengan informasi yang ia dapat sebelumnya dan juga pihak-
pihak luar yang sekiranya terlibat dalam proses pendanaan perusahaan.
Mendapatkan Hasil
Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan masalah yang kemungkinan terjadi, kini
saatnya auditor memeriksa risiko material dari perusahaan. Auditor akan menganalisis hasil
yang didapatnya dari lapangan. Dari sini akan terlihat jika ada kesalahan dari laporan
keuangan perusahaan dan juga kerugian yang dialami oleh perusahaan. Selanjutnya, auditor
akan mengklarifikasi ulang. Jika perusahaan yang diaudit adalah perusahaan besar, maka
seorang auditor saja tidak cukup. Harus berupa tim karena semakin besar perusahaan maka
akan semakin besar pula risiko penyimpangan keuangan. Sebelum mengambil kesimpulan,
seorang auditor akan mencocokkan hasil audit perusahaan dengan auditor yang lain. Jika
auditor lainnya juga menemukan kesalahan keuangan yang sama, maka dipastikan ada yang
tidak beres dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, tim auditor akan melakukan
pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam.
Jawaban Nomor 6
Keterampilan Umum Akuntan di era 4.0
Analisis Data
Dulu, laporan keuangan dari akuntan hanya disajikan dalam bentuk data historis. Dengan data
ini, dewan direksi mengambil keputusan. Namun kini, informasi keuangan bersifat real-time
dan laporan finansial harus diubah menjadi data yang informatif.
Itulah sebabnya, akuntan perlu mengasah kemampuan analisis data. Proses analisis data
mencakup dua jenis, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Dalam hal ini, akuntan mengubah
data kuantitatif menjadi kualitatif sehingga mudah dipahami oleh dewan direksi.
Computer Science dan Data Science
Mengingat perkembangan teknologi yang memengaruhi fungsi pekerjaan, akuntan harus
menguasai keterampilan computer science. Skill ini meliputi hal-hal terkait teknologi
komputer, misalnya robotik, intelligence system, computer vision, dan bio informatika.
6. Di samping computer science, akuntan juga harus memahami berbagai jenis data. Mulai dari
data terstruktur, semi terstruktur, sampai yang tidak teratur. Kemampuan ini disebut data
science.
Komunikasi
Komunikasi merupakan kemampuan yang tidak lekang oleh perkembangan zaman. Skill
komunikasi—sampai kapan pun—menjadi kunci keberhasilan organisasi dan bisnis.
Bedanya, di masa sekarang, komunikasi lebih terbuka, terlebih dengan dukungan teknologi.
Itu sebabnya, seorang akuntan mesti memiliki keterampilan berkomunikasi supaya bisa
menyampaikan info dengan baik. Komunikasi juga membantu akuntan untuk menerjemahkan
berbagai pemikiran ke dalam dokumen tertulis. Jadi, dokumen bisa dipahami oleh
pembacanya—yang berkepentingan
Kemampuan Berbisnis
Siapa bilang, keterampilan bisnis hanya harus dimiliki pengusaha? Justru, seorang akuntan
perlu menguasai kemampuan ini supaya bisa memberikan masukan kepada dewan direksi.
Akuntan harus memahami tujuan bisnis, arah, sampai area fungsional manajemen
perusahaan.
Bagaimana meningkatkan kemampuan bisnis ini? Mudah saja; seorang akuntan dapat
mengasah skill bisnis di acara pelatihan silang. Pun bisa melalui pembagian tim kerja agar
akuntan lebih mudah mengambil keputusan berdasarkan pengalaman interaksi dengan
karyawan.
Berpikir Kritis
Pernahkah Anda mengalami masalah kecil yang terasa rumit? Nah, untuk memecahkan
masalah tersebut, cukup dengan berpikir kritis. Anda bisa mulai dari memisahkan problem
menjadi bagian lebih kecil. Setelah itu, kelompokkan masalah, bandingkan, cari persamaan,
dan juga perbedaannya.
Tentu, kemampuan tersebut hanya bisa dilakukan oleh Anda yang memiliki rasa ingin tahu
tinggi dan keberanian mengeksplorasi hal baru. Meski risikonya besar, pemikir kritis tidak
pernah berhenti mencari solusi.
Berkolaborasi
Akuntan perlu bekerja sama dengan anggota tim lain supaya pekerjaan cepat selesai. Semisal,
akuntan membutuhkan data transaksi barang keluar, otomatis ia harus berkolaborasi dengan
petugas gudang. Contoh lagi, akuntan ingin membuat laporan keuangan lengkap, ia mesti
mengumpulkan informasi total penjualan dari kasir.
Kreatif
Seorang akuntan tidak hanya harus menguasai teknologi, tetapi juga kreatif. Artinya, akuntan
mesti cepat mengidentifikasi peluang, mengurangi risiko, dan memikirkan solusi dari
masalah keuangan. Sebagai catatan, dalam menyelesaikan masalah keuangan, akuntan wajib
mempertahankan kejujuran.
7. Keterampilan Khusus Akuntan di era 4.0
Pengakuan global kompetensi dan profesionalitas, Kompetensi umum dan khusus bidang
profesi tersebut, Kombinasi pendidikan formal dan ujian, Mengikuti ketentuan umum
kurikulum internasonal. Misal untuk, Akuntansi → IES ditentukan oleh IFAC, Pengakuan
antar profesi – MRA.
Jawaban Nomor 7
Resiko yang dihadapi auditor dalam hal ini inherent risk/resiko bawaan dimana hasil audit
auditor sebelumnya mengandung banyak ketidak benaran informasi sehingga resiko tersebut
sudah melekat dan resiko deteksi dimana pada audit sebelumnya auditor gagal mendeteksi
adanya salah saji material. Dalam hal ini, Auditor harus menyelidiki kondisi klien dan
menilai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi derajat ketergantungan pemakai ekstern
terhadap laporan ,kemungkinan kegagalan keuangan setelah audit selesai,dan integritas
manajemen. Prosedur analitis juga perlu dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan keuangan. berdasarkan penyelidikan dan penetapan ini,
auditor akan dapat menentukan risiko audit yang dapat diterima bahwa laporan keuangan
akan berisi salah saji material setelah audit selesai. Salah saji yang terjadi pada audit
sebelumnya memiliki kemungkinan untuk terjadi lagi dalam audit tahun berjalan. Ini
disebabkan beberapa salah saji mempunyai sifat yang sistematis dan organisasi cenderung
lamban melakukan pengubahan untuk mengatasinya. Auditor akan memiliki penetahuan dan
pengalaman mengenai kemungkinan terjadinya salah saji setelah mengaudit sebuah klien
untuk beberapa tahun. Kebanyakan auditor menetapkan risiko bawaan yang tinggi pada
penugasan pertama, dan menguranginya pada tahun-tahun berikutnya setelah memperoleh
pengalaman. Standard audit mengharuskan auditor untuk mampu mengevaluasi risiko terkait
kelemahan pengendalian internal dan fraud (SAS No. 107). Salah satu contoh cara auditor
dapat mengindikasi adanya risiko-risiko tersebut adalah dengan menilai dokumen
pengungkapan manajemen (management disclosures). SAS No. 99 mencontohkan, laporan
tahunan atau press release yang terkesan terlalu optimis atau terlalu berlebihan adalah faktor
risiko adanya potensi fraud.
Jawaban Nomor 8
Opini audit going concern merupakan audit modifikasi yang menurut pertimbangan auditor
terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian yang signifikan atas kelangsungan perusahaan
dalam menjalankan operasinya. Auditor dapat memberikan opini audit going concern jika
menemukan kondisi atau kejadian selama proses audit yang menimbulkan keraguan auditor
terhadap keberlanjutan suatu perusahaan.
Prosedur yang harus dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa indicator going concern
dapat diatasi :
• Prosedur analitis
• Penelaahan peristiwa kemudian
• Penelaahan kepatuhan terhadap syarat – syarat utang dan perjanjian penarikan utang
8. • Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia
penting yang dibentuk
• Pengajuan pertanyaan kepada penasehat hukum auditee tentang perkara pengadilan,
tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan
auditee
• Konfirmasi dengan pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak
ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.
• Melakukan pengecekan apakah terdapat indicator potensi masalah kelangsungan
usaha. Adapun indikator potensi masalah kelangsungan usaha adalah:
I. Tren negatif. Bisa berupa penurunan penjualan, kenaikan biaya, kerugian berulang,
rasio keuangan yang merugikan, dan lain sebagainya. Para karyawan. Kehilangan
manajer kunci atau karyawan yang terampil, serta berbagai jenis kesulitan tenaga
kerja, seperti pemogokan.
a. Sistem. Pencatatan akuntansi yang tidak memadai.
b. Hukum. Proses hukum terhadap perusahaan, yang mungkin termasu
II. kewajiban dan hukuman yang tertunda terkait dengan pelanggaran hukum
lingkungan atau lainnya.
III. Hak milik intelektual. Hilang atau kedaluwarsa lisensi atau paten kunci. Struktur
bisnis. Perusahaan telah kehilangan dan tidak dapat mengganti pelanggan utama
atau pemasok utama.
Jawaban Nomor 9
Pelanggaran etika profesi merupakan suatu kondisi dimana auditor melakukan pelanggaran
atau tidak memenuhi prinsp-prinsip dasar etika profesi auditor dalam menjalankan tugasnya
sebagai auditor. Jenis-jenis pelanggaran etika profesi diantaranya :
a) Pelanggaran integritasi
b) Pelanggaran Objektivitas
c) Pelanggaran Kompetensi Profesional dan Kecermatan
d) Pelanggaran Kerahasiaan
e) Pelanggaran Perilaku Profesional
1. Sanksi Administratif dari Menteri Keuangan
Pelanggaran administratif antara lain:
• pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis klien; telat mengajukan perpanjangan
izin; pendirian dan pengelolaan KAP dan cabang yang tak benar; atau mempekerjakan tenaga
asing tak sesuai aturan melanggar kewajiban akuntan publik; tidak independen atau punya
benturan kepentingan; melanggar larangan akuntan publik; melanggar aturan penamaan dan
kerjasama KAP; atau menolak atau menghalang-halangi pemeriksaan atas KAP oleh Menteri
Keuangan.
Bentuk sanksi administratif yang ada yaitu:
a. rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu;
9. b. peringatan tertulis;
c. pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu;
d. pembatasan pemberian jasa tertentu;
e. pembekuan izin; pencabutan izin; atau denda. Denda dapat dikombinasikan
dengan sanksi administratif lain dan masuk ke kas Negara pos Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
2. Sanksi Administratif dari OJK
Tentu disertai sanksi administratif, baik kepada pihak yang melaksanakan Jasa Keuangan
maupun akuntan publik sendiri, sebagai bentuk kontrol. Sanksi administratif yang dapat
diberikan pada pihak yang melaksanakan Jasa
Keuangan antara lain sebagai berikut:
teguran tertulis atau peringatan tertulis; denda; atau pencantuman orang yang terkena sanksi
dalam daftar pihak yang dilarang menjadi pemegang saham pengendali atau pemilik pihak
yang melaksanakan Jasa Keuangan atau anggota direksi, dewan komisaris, atau pejabat
eksekutif pihak yang melaksanakan Jasa Keuangan. Bentuk pelanggaran yang dapat
dilakukan atas pihak yang melaksanakan Jasa
Keuangan adalah:
melakukan pelanggaran terhadap peraturan OJK itu sendiri, menunjuk KAP atau akuntan
publik tanpa mempertimbangkan usulan Dewan Komisaris, atau usulan Dewan Komisaris
dalam penunjukan KAP atau akuntan publik tidak memperhatikan rekomendasi Komite
Audit.
Sementara sanksi administratif yang dapat diberikan kepada akuntan publik adalah sebagai
berikut:
- teguran tertulis atau peringatan tertulis; denda; pembekuan pendaftaran; atau
pembatalan pendaftaran.
Bentuk pelanggaran yang dapat dilakukan oleh akuntan publik cukup banyak
mulai dari: keterlambatan penyerahan laporan, tidak memenuhi persyaratan dari OJK, tidak
memenuhi jumlah SKP PPL; tidak memenuhi kondisi independen; atau tidak menyampaikan
laporan dengan benar.
OJK dapat memberikan pembekuan pendaftaran untuk jangka waktu satu tahun. Namun, OJK
dengan pertimbangan tertentu dapat langsung memberikan sanksi pembatalan pendaftaran,
tanpa melakukan pembekuan pendaftaran terlebih dahulu atau masa pembekuan belum satu
tahun.
Pembekuan pendaftaran atau pembatalan pendaftaran membuat akuntan publik tak bisa
berpraktek di sektor Jasa Keuangan.
3. Sanksi Pidana
Proses pemberian sanksi pidana melibatkan pihak Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan
pihak- pihak lainnya. akuntan publik melakukan manipulasi;
10. ▪ membantu melakukan manipulasi;
▪ memalsukan data;
▪ sengaja menghilangkan catatan atau kertas kerja;
▪ menjadi pihak terasosiasi dalam kejahatan yang disebutkan
sebelumnya; atau
▪ memberikan keterangan atau dokumen palsu untuk memperpanjang
izin akuntan publik