Anúncio
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

20221401 MANAJEMEN K3 RS_Hyperbaric Chamber_Yudha Bhaktiono.pptx

  1. MANAJEMEN K3 RUMAH SAKIT “HYPERBARIC CHAMBER RS MINTOHARDJO” Yudha Bhaktiono 20211020100008 S2 Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 2022
  2. ● Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) semakin sering digunakan di berbagai bidang medis, perawatan, dan praktik kesehatan. Menjadi intervensi penting dengan mekanisme tindakan yang tidak dipahami dengan baik. ● Terapi Oksigen Hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan menyediakan 100% oksigen murni yang dihirup oleh pasien di ruangan khusus dengan udara bertekanan tinggi. ● Tekanan udara yang meningkat pada ruang Hiperbarik menyebabkan paru pasien menyerap lebih banyak oksigen daripada biasanya, yang dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit. BAB I PENGANTAR
  3. BAB II TINJAUAN TEORI DEFINISI Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) adalah suatu terapi dengan pemberian oksigen konsentrasi 100% dan tekanan lebih dari 1 atmosfer absolut (ATA), yang dilakukan di ruang udara bertekanan tinggi/ruang hiperbarik dengan tekanan lebih dari 1 atmosfer (Atm). Regimen HBO (hiperbarik oksigen) menggunakan tekanan 1,5 hingga 2,5 Atm untuk durasi 30 hingga 90 menit, yang dapat diulang beberapa kali. Waktu antara dan jumlah total sesi berulang sangat bervariasi. Tujuan terapi oksigen hiperbarik untuk perawatan dan pengobatan beberapa penyakit seperti emboli intravaskular, penyakit dekompresi, infeksi anaerob, keracunan CO (Shahriari, Khooshideh, & Heidari, 2014)
  4. BAB III POTENSI BAHAYA CONFINED SPACE KEKURANGAN / KELEBIHAN OKSIGEN BAHAN MUDAH TERBAKAR DAN MELEDAK BAHAN BERACUN PERANGKAP STRUKTUR DAN KONFIGURASI RUANG SUMBER-BAHAYA LAIN a. Kadar Oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5~23.5 % b. Kekurangan oksigen (aspiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi atau perpindahan oksigen c. Kelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan Faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran / peledakan : a. oksigen b. gas / uap / deu yang mudah terbakar c. sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan proses penggerindaan) Berasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3, CO. Bisa juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan, penggerindaan, dll. Harus dihindari juga bahaya terperangkap dari cairan / padatan yang mengalir. Apabila terdapat bahaya terpeangkap bahaya tersebut harus diisolasi / ditutup terlebih dahulu Beberapa ruang confined space mempunyai konfigurasi ruang yang menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh, permukaan yang basah dan licin, area yang sempit, cahaya yang tidak memadai. Bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum dimatikan Bahaya terengat listrik karena penyambungan kabel listrik yang tidak sesuai
  5. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ASPEK, PENILAIAN DAN PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO (IBAP3R) DIVISI : Environment, Public Work PERIODE EVALUASI : 1 Januari - 31 Desember 2021 KEGIATAN : PEKERJAAN MAINTENANCE GORONG2/BOX CULVERT (saluran tertutup dan terbuka) TANGGAL : 11-Sep-21 No Aktivitas/ Kondisi R/NR/E/N/AN Bahaya (Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi)/ Aspek Lingkungan (Air, Tanah, Udara, Sumber Daya Alam) Faktor Penyebab/ Sumber Bahaya (Tenaga, Alat, Metode, Bahan, Lingkungan) Risiko/ Dampak Penilaian Risiko Legal/ Persyaratan Pengendalian untuk mengurangi risiko Evaluasi *) P Jawab S P TR Hierarki Pengendalian: (I) Eliminasi s/d (V) APD Risiko Sisa menjadi S P TR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Maintenance gorong- gorong R 1 Kimia 1 Kadar udara bersih tidak memenuhi syarat, terlalu banyak kandungan gas berbahaya : H2s dll Sesak nafas, Kematian T M T8 UU No, 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja Psl 5 (cara-cara dan sikap yg aman dalam melaksanakan pekerjaan) 1. Pastikan gunakan APD yang lengkap : sepatu, baju dan celana yang panjang, menggunakan SCBA, senter, tali, gunakan gas detector untuk memastikan kualitas udara di dalam ruangan dalam kondisi baik R R R1 OK Pelaksana tim Environment 2 Biologi 2 Adanya hewan berbahaya : kalajengking, ular berbisa, tikus, kecoa Sesak nafas karena gigitan hewan berbahaya, Kematian T M T8 UU No, 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja Psl 5 (cara-cara dan sikap yg aman dalam melaksanakan pekerjaan) 1. Pastikan gunakan APD yang lengkap : sepatu, baju dan celana yang panjang, menggunakan SCBA, senter, tali R R R1 OK Pelaksana tim Environment 3 Air 3 Level permukaan air tinggi, pada saat banjir dan pekerja harus membersihkan saluran yang mampet Pekerja hanyut dan tenggelam dalam saluran berisiko kematian T M T8 PermenPu No 12/2014 ttg Penyelenggaraan sistem drainase perkotaan 1. Pastikan pekerja sudah pengalaman, jika memungkinkan untuk masuk ke dalam saluran pastikan menggunakan alat bantu yang lengkap seperti : tali, alat bantu pernafasan, senter. Jika hujan, pekerjaan dihentikan R R R1 OK Pelaksana tim Environment BAB III IBP3R CONFINED SPACE
  6. GAMBAR NO HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1 Cek kandungan gas di ruang terbatas dengan menggunakan gas detector 2 Jika area kerja di ruang terbatas, udaranya beracun dan mengandung gas berbahaya maka pekerja harus memakai self contain breathing apparatus/SCBA 3 Jika tempat kerjanya sedikit oksigen/sirkulasi udaranya tidak mencukupi maka harus disediakan fan/blower 4 Tersedia Safety Line, rambu-rambu, barrier, APAR 5 Penerangan yang cukup, alat komunikasi, tali, tangga, alat pelindung diri sesuai dengan potensi bahaya yang diperkirakan 6 Hanya orang yang berwenang dan ditunjuk dan yang melakukan pekerjaan kerja pada ruang tertutup dan terbatas 7 Telah dilakukan identifikasi bahaya penetapan, pengendalian dan penilaian risiko 8 Tersedia standby man untuk mengawasi, mendapatkan kode & tanda tertentu bahwa pekerja dalam keadaan sadar dalam bekerja 9 Tersedia Tim Tanggap Darurat BAB III INSTRUKSI KERJA CONFINED SPACE
  7. BAB III INSTRUMEN DALAM VENTILASI RUANG TERBATAS INSTRUMEN PENGUJI MUTU UDARA INSTRUMEN KOMUNIKASI TALI TANDA (ROPE SIGNALS) PASOKAN UDARA PERNAFASAN (AIR SUPPLIED RESPIRATORS) UPAYA PENGENDALIAN TERHADAP POTENSI DAN FAKTOR BAHAYA PADA RUANG TERBATAS Instrumen penguji mutu udara jinjing (portable gas detector) diperlukan untuk mengevaluasi mutu udara di dalam ruang terbatasbaik untuk oksigen, gas yang mudah terbakar maupun gas yang beracun. Harus disediakan cara lain seperti radio dua arah (HT), headset (sound powered headset), telepon lapangan atau bahkan tali tarik (tugs on a rope). Diantara orang yang berada di dalam dan di luar ruang terbatas dapat memakai tanda gerak tali tertentu dengan maksud tertentu pula yang disepakati bersama Peralatan pernafasan dengan tangki udara (SCBA) dan pralatan pernafasan dengan saluran udara (airline respirators). Ruang terbatas (confined space) merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi bahaya besar, diperlukan upaya-upaya pengendalian terhadap potensi bahaya yang ada pada ruang terbatas sehingga tenaga kerja dapat masuk dan melakukan pekerjaan dengan aman.
  8.  Mengalirkan udara segar secara terus menerus kedalam atau melalui ruang terbatas.  Agar menjaga kandungan oksigen didalam ruangan, mencampur atau membuang racun- racun di udara  Meniupkan udara segar dari bagian bawah dan keluar di bagian atas ruangan.  Peniupan dengan menggunakan kipas angin yang digerakkan dengan tenaga listrik atau mekanis-angin, maka pembersihan udara di dalam ruang terbatas akan bisa lebih cepat.  Kombinasi penggunaan kipas tiup di bagian bawah dan kipas hisap di bagian atas adalah cara efektif yang juga bisa dipakai.  Peralatan ventilasi atau kipas angin yang berkapasitas tinggi yang dipakai di industri ada bermacam-macam, dari kapasitas 500 hingga 17,000 CFM dengan penggerak motor listrik, uap, udara bertekanan dan motor bakar. Ada pula peralatan ventilasi yang dipasang langsung (ducting). BAB IV SISTEM VENTILASI
  9. BAB IV VENTILASI CONFINED SPACE Sistem Ventilasi Area Terbatas (Confined Space) Menurut OSHA confined space didefinisikan sebagai ruang tertutup yang cukup luas, di mana pekerja dapat masuk ke dalamnya dan melakukan pekerjaan tertentu. Confined space memiliki beberapa karakteristik, yaitu: • Memiliki jalan masuk dan keluar yang terbatas • Tidak dirancang dan ditujukan sebagai tempat bekerja normal • Memiliki ventilasi yang terbatas. Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu yang fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan didalam suatu ruangan atau area terbatas Oleh karena itu sangat penting memahami penempatan ventilasi didalam ruang terbatas, dan model penempatannnya sangat beragam tergantung pada sifat pekerjaan dan bentuk kontruksi bangunan/ruang tempat kerja seperti pada gambar disamping
  10. BAB IV MEKANISME VENTILASI CONFINED SPACE Pengujian gas dilakukan (disaat awal dan secara terus menerus) untuk memastikan tidak adanya uap atau gas yang bisa menimbulkan bahaya. Sisa gas yang masih ada di dalam ruang terbatas itu selanjutnya harus dibersihkan dengan cara menghembus dengan udara, menghisap dengan kipas hisap melalui bagian yang terbuka diatas dan di bawah dari ruang terbatas itu. Izin masuk (work permit) merupakan dokumen tertulis yang diberikan oleh pengurus untuk memperbolehkan dan mengawasi kegiatan dalam ruang terbatas dengan izin khusus dan mengandung informasi seperti yang diatur dalam bagian sistem perizinan Khusus untuk pekerjaan di ruang terbatas, peralatan pernafasan mungkin diperlukan apabila udara di dalam ruangan itu berbahaya atau beracun yang membahayakan pekerja seperti pasokan udara bersih melalui selang (hose), masker dan peralatan pernafasan dengan tangki udara (SCBA) Setiap pekerja yang akan memasuki ruang terbatas, diharuskan mematikan/menonaktifkan segala macam jenis energi yang ada. UKUR UDARA VENTILASI ISOLASI ENERGI APD IJIN KERJA
  11. REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE LOKASI JENIS KECELAKAAN GAMBAR KEJADIAN Kalimantan Tengah, PT. Gading Sawit Kencana (GSK) di Kabupaten Kotawaringin Timur Ruang kerja tertutup & terbatas Gambar 1. Confined Space (Storage Tank) PT. Kalimantan Sawit Kusuma 2 pekerja tewas setelah jatuh ke dalam tangki kernel kelapa sawit sebuah pabrik kelapa sawit dan diduga kekurangan oksigen.
  12. NO STASIUN/ PROSES AREA CONFINED SPACE RISIKO BAHAYA 1. Stasiun Press Digester & Press 1. Terjepit V-Belt mesin press yang mengakibatkan luka memar 2. Luka bakar/melepuh dikarenakan tumpahan minyak. 3. Kekurangan/kelebihan oksigen ketika melakukan perbaikan komponen mesin 2. Stasiun Kernel Plant Sand trap tank & Kernel Plant 1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga patah tulang 2. Operator terputar didalam polishing drum yang mengakibatkan patah tulang 3. Luka memar/melepuh karena badan terkena pipa steam heater dryer 4. Patah tangan diakibatkan putaran air lock 3. Stasiun Clarification Sludge oil tank, Hot water tank, Continous Clarifier Settling tank, & Buffer tank 1. Terpeleset masuk kedalam tangki 2. Terkena steam panas 3. Luka bakar/melepuh karena pipa yang bocor/tumpahan air panas, sludge dan minyak 4. Terjatuh pada bak/tangki penampungan oil yang mengakibatkan luka bakar/melepuh pada badan 4. Stasiun Boiler Boiler/ketel uap 1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga patah tulang 2. Luka memar pada tangan terjepit V-Belt Fan 3. Luka bakar/melepuh terkena pipa panas 4. Panel meledak/terbakar yang mengakibatkan luka pada badan Back Pressure Vessel (BPV) 1. Terbakar dan meledak 2. BPV meledak yang mengakibatkan luka bakar/melepuh pada seluruh badan 3. Pipa dan valve bocor mengenai badan operator 4. Kebisingan melewati ambang batas mengakibatkan gangguan pendengaran 5. Stasiun penyimpanan Water Treatment Plant 1. Kelebihan dan kekurangan oksigen ketika cleaning tangki Storage tank/tangki timbun 1. Terpeleset jatuh saat menaiki tangga mengakibatkan patah tulang 2. Dehidrasi/sesak nafas saat cleaning tangki sehingga mengakibatkan gangguan organ pencernaan dan pernafasan 3. Tersandung pipa steam coil yang panas mengakibatkan luka bakar/melepuh pada kaki 4. Luka memar pada tangan karena terjepit V-Belt pompa Tabel Identifikasi Potensi Bahaya Area Confined Space PT. Kalimantan Sawit Kusuma REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
  13. 1 2 3 4 5 Langkah pertama yang perlu dilakukan terkait manajemen risiko adalah menetapkan konteks penerapan yang akan dijalankan supaya proses pengelolaan risiko tepat sasaran. Analisis Risiko yaitu Kosekuensi dan kemungkinan/keseringan yang ditentukan untuk mengetahui tingkat risiko yang telah diidentifikasi sehingga mampu mengetahui teknik penilaian risiko yang akan digunakan. Penilaian risiko dilakukan setelah bahaya diidentifikasi kemudian ditentukan peringkatnya mulai dari peringkat risiko rendah, risiko sedang, hingga risiko tinggi. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi. Dilakukan pendekatan, eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis (engineering control), pengendalian administratif, dan penggunaan alat pelindung diri (APD). SOLUSI MENGATASI KESALAHAN KERJA KASUS DIATAS REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
  14. 14 Pengendalian risiko/potensi bahaya yang ada di PT. Kalimantan Sawit Kusuma antara lain: (1) Safety Talk/Safety Morning yaitu melakukan safety talk dilakukan pada setiap senin pagi. Safety talk membahas kondisi tempat kerja, potensi bahaya yang dapat terjadi saat bekerja, kecelakaan kerja yang dapat terjadi, kontrol yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut, dan alat pelindung yang harus digunakan, (2) Manajemen APD yaitu pekerja diwajibkan menggunakan APD ketika bekerja di area pabrik kelapa sawit, dan (3) Pengendalian Administratif yaitu perusahaan telah melakukan pengendalian berupa pendidikan dan pelatihan. REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
  15. BAB V PENUTUP Ventilasi adalah menggerakkan udara segar secara terus menerus kedalam atau melalui ruang terbatas. Dengan menggerakkan udara segar terus menerus dapat menjaga kandungan oksigen didalam ruangan, mencampur atau membuang racun-racun di udara yang mungkin terbentuk di dalam ruangan, meningkatkan kenyamanan dengan mengendalikan suhu, kelembaban, dan bau. Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu yang fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan didalam suatu ruangan atau area terbatas. Misalnya pekerjaan pengelasan (Welding in Confined Spaces), dimana proses ini akan menghasilkan fume atau uap logam, bila tidak ada sistim ventilasi maka fume atau uap logam akan terakumulasi di udara ruang terbatas dan pekerja akan menghirupnya. Oleh karena itu sangat penting memahami penempatan ventilasi didalam ruang terbatas, dan model penempatannnya sangat beragam tergantung pada sifat pekerjaan dan bentuk kontruksi bangunan/ruang tempat kerja
  16. DAFTAR PUSTAKA • ACGIH. 1995. Industrial Ventilation a manual of recommended practice. 22 ed. 5,. ACGIH Industri Ventilasi manual praktek yang disarankan. 22 ed. ACGIH; 1995. ACGIH; • ACGIH. 2005. Recommended Threshold Limit Values for Work Environment. ACOGI Hygienists editor. • Agency USEP National Center for Environmental Assessment Office of Research and Development. Washington, DC: US Environmental Protection Agency; 1997. 13 • Aksoy M, Erdem S, Dincol G. 1976. Types of leukemia in chronic benzene poisoning: A study in thirty-four patients. Acta Haematol. 55 :65–72. • Elskamp CJ. 1980. OSHA Sampling and Analytical Methods, Method no: 12, September 1979, August Revised, Organic Methods Evaluation Branch OSHA Analytical Laboratory. • Kang SK, Lee MY, Kim TK, Lee JO, Ahn YS. 7,. Kang SK Lee MY, TK Kim, Lee JO, YS Ahn. 2005. Occupational exposure to benzene in South Korea. Chem Biol Interact. 153–4. • NIOSH. 1977. Occupational Diseases - A Guide to their Recognition, in Publication No 77- 181. • McMinn BW. 4. McMinn BW. 1992. Control of VOC emissions from ink and paint manufacturing processes. Pengendalian emisi VOC dari tinta dan proses manufaktur cat. CT Center. Environmental Protection Agency. 1992. CT Center. Environmental Protection Agency. • Paik NW, Yoon CS, Zoh KE, Chung HM. 9, Paik. NW CS Yoon Zoh EK,, Chung HM. 1998. A study of component of thinners using in Korea. J Korean Soc Occup Environ Hyg. 8 :105–14. • Swaen GM, Meijers JM. 11, Swaen. GM Meijers JM. 1989. Risk assessment of leukemia and occupational exposure to benzene. Br J Ind Med. 46 :826–30. • Williams PR, Knutsen JS, Atkinson C, Madl AK, Paustenbach DJ. 3. Williams PR, JS Knutsen, C Atkinson, AK Madl, Paustenbach DJ. 2007. Airborne concentrations of benzene associated with the historical use of some formulations of liquid wrench. J Occup Environ Hyg. 4 (8):547– 561. • Villenave J. G., Millet J.-R., Brogat B., Fontan J. 2000. Ventilation dans les bâtiments collectifs d'habitation existants. Cahiers du CSTB, livraison 412.
Anúncio