Dokumen ini membahas proteksi korosi dengan aplikasi coating. Indonesia memiliki lingkungan yang sangat korosif karena iklim tropis dan industri yang tersebar. Coating dapat melindungi logam dari korosi dengan membentuk lapisan pelindung. Faktor penting dalam pemilihan dan aplikasi coating meliputi kondisi lingkungan, jenis logam, spesifikasi coating, persiapan permukaan, dan kualitas aplikasi.
2. PENDAHULUAN
Kerusakan akibat korosi dapat diakibatkan banyak
faktor, dapat terjadi karena variable luar seperti pengaruh
lingkungan sekitar peralatan yang sangat korosif, berupa
beban statik, beban dinamik, suhu, media operasi dan
pemeliharaan yang buruk.
3. 1. 6º LU – 11º LS dan 95º
BT - 141º BT
2. Lautan Pasifik dan
Lautan Hindia,
3. Benua Asia dan Benua
Australia
4. Daerah Khatulistiwa
5. Banyak Gunung Berapi
6. Kepulauan
7. Industri tersebar
dimana-mana
LETAK GEOGRAFIS
IDONESIA
4. IKLIM DI INDONESIA
Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yaitu :
1. Iklim musim (muson), Angin Musim Barat Daya
(Oktober –April, basah & banyak hujan) dan Angin
Musim Timur Laut (April-Oktober, sifatnya kering)
2. Iklim Tropis (iklim panas),berkisar antara 26ºC- 31ºC
3. Iklim Laut, mengakibatkan udara lembab,Nberkisar
antara 70-90% dan mengandung garam (NaCl)
6. KOMBINASI IKLIM & LINGKUNGAN
INDUSTRI DAN LINGKUNGAN LAUT
Menghasilkan lingkungan indonesia
memiliki sifat yang khusus atau unik
dilihat dari sisi korosi, yaitu Sangat
Lembab dan Korosif
7. LAJU KOROSI
Laju korosi atmospheric tertinggi
berdasarkan ISO 12944-2 adalah :
Lingkungan Industri (C5I) dan
Lingkungan Marine (C5M).
Laju korosi : 200µm/year
8. LATAR BELAKANG KOROSI
Defenisi: Korosi umumnya terjadi pada
logam. Korosi adalah reaksi kimia atau
elektrokimia yang terjadi antara material
logam dengan lingkungannya yang
mengakibatkan berkurangnya sifat kekuatan
energy pada material logam tersebut
9. BENTUK DAN JENIS KOROSI
Bentuk dan jenis korosi haruslah dimengerti sehingga
kita dapat mengetahui bentuk dan jenis korosi seperti
apa yang dapat ditanggulangi dengan Coating.
Beberapa bentuk dan jenis korosi yang terjadi secara
umum adalah:
Uniform (General, dimana anoda dan katoda vise versa)
Pitting (Sumuran)
10. Dissimilar metal (Galvanic corrosion)
Differential Environment (Dampak suhu yang
berbeda)
Stray Current
Dealloying
Erosion
Exfoliation (Delaminasi yang terjadi pada
batas butir).
11. PERISTIWA, DAMPAK & PENGENDALIAN
KOROSI
PERiSTIWA
ALAM
Menuju Tingkat Energi
Terendah
PROSES KOROSI
• Anoda
• Katoda
• Metallic Pathway
• Electrolyte
LINGKUNGAN
O2, H2 O, Garam
Tgkt.Kor. Laju Korosi
PRODUCT OR
CONSTRUCTIONION
Bahan Baja 90%
BIAYA
2 – 5 % GNP
(Rp.)
DAMPAK KOROSI
Biaya
Produksi
HSE
HSE
• Polusi
•Kebakaran
•Meledak
•Kecelakaan/Kematian
PRODUKSI
• Terhambat
•Terhenti
•Output/Throughput
PENGENDALIAN KOROSI :
- Coating *
- Cathodic protection
- Inhibitor
- Design Improvement
- Change materials
- Pengkondisian Lingkungan
15. DAMPAK KOROSI SECARA
UMUM
1. Terjadi kebocoran
2. Proses Produksi harus berhenti diluar
jadwal
3. Menimbulkan pencemaran
4. Dapat menimbulkan kecelakaan
(Kebakaran, Peledakan, dll )
5. Konstruksi kelihatannya kotor
16. DAMPAK KOROSI THP HSE
Pipa Bocor,
Bridge collapse in minneapolis
usa. steel structure deficiency
due to corrosion
17. DAMPAK KOROSI
TERHADAP BIAYA
Di Amerika Tahun 2002 ( permesinan,
industri, infrastruktur, transportasi)
US $ 276.000.000.000,- sekitar 4,5 %
GNP
Di Indonesia?
Tidak pernah ada data yang akurat
18. BIAYA PENGENDALIAN KOROSI
DI AMERIKA
Beberapa metoda pengendalian korosi yang dapat digunakan adalah :
1.Protective Coating (89.5%)
2.Everything Else (10.5%)
A. Cathodic
Protection
B. Corrosion
Resistant Alloys
C. Plastic/Polymer
D. Corrosion
Inhibitors
E. R&D
,Design,Education
& Training
19. PENANGGULANGAN KOROSI
DENGAN PROTECTIVE COATING
Dalam banyak metode penanggulangan korosi, Coating
merupakan satu pilihan dari banyak metode
penanggulangan korosi lainnya. Metode ini dianggap
efektif karena mudah untuk di-aplikasi-kan baik sebelum
konstruksi terpasang, pada saat di-fabrikasi dan atau
setelah konstruksi selesai
20. KONDISI LINGKUNGAN
KONSTRUKSI PRODUK
& KONDISI OPERASI
DURASI
REGULASI - REGULASI
COATING PROJECT SPECIFICATION
(Dibuat oleh Facility Owner)
SURF.
PREPA
RATION
COAT.
APPLIC
ATION
FINAL
INSPEC
TION
PEMILIHAN COATING
• Tingkat Korosivitas
• Durasi/Umur
• Sifat yang diinginkan
• Fasilitas yang tersedia
MATERIAL COATING
SPECIFICATION
SKEMA PENGENDALIAN KOROSI
DENGAN COATING
Efektivitas
Perlindungan
22. YANG DAPAT DIKENDALIKAN
DENGAN COATING/PAINTING
Dari ragam bentuk dan type korosi diatas, yang layak
diperhitungkan oleh Pengendalian korosi dengan
Protective Coating adalah Uniform Corrosion.
Berfungsi tidaknya Protective Coating juga dapat
dipengaruhi oleh disain konstruksi.
Disain yang buruk dapat membuat konstruksi akan
lebih cepat berkarat.
23. PENGARUH DISAIN TERHADAP
QUALITY COATING
Contoh disain yang buruk adalah:
1. Kontak antar logam yang berbeda potensial
2. Kondisi cuaca atau suhu yang tidak sesuai antara disain dan actual
service
3. Tidak adanya Water trap mencegah adanya menumpukan larutan atau
air
4. Crevices atau adanya celah pada konstruksi
5. Permukaan yang kasar dan ujung-ujung yang lancip, contoh: alur las
6. Permukaan yang sulit di akses atau permukaan yang kompleks.
24. METODA PENANGGULANGAN
KOROSI
1. Pemilihan kualitas bahan Konstruksi (Material Selection)
2. Penggunaan Material non logam
3. Pengendalian korosi dengan Inhibitor atau proteksi Anodic
4. Pengkondisian cuaca dan merubah lingkungan agar tidak
korosif.
5. Pengendalian korosi dengan Proteksi Katodik
6. Pengendalian Korosi dengan Protective Coating atau Painting
25. METODA PENGENDALIAN KOROSI
DENGAN PROTECTIVE COATING
Coating atau Painting dapat memproteksi permukaan
logam dari korosi dengan cara membentuk suatu
lapisan yang dapat memisahkan dan merintangi atau
mengisolir antara permukaan logam dengan
lingkungan luar
29. FAKTOR UTAMA
Faktor No. 3
A. Mutu/Kualitas Coating
B. Jenis Generik Coating
C. Kelemahan dan Keunggulan
30. FAKTOR UTAMA
Faktor No. 4
A. Coating System
B. System Pelapisan dan kombinasi pelapisan
C. Primer, Intermediate, Finish Coat
31. FAKTOR UTAMA
Faktor No. 5
A. Surface Preparation, Metoda
B. Tingkat Kebersihan, Surface Profile
C. Aplikasi, Peralatan Aplikasi, Kondisi
Cuaca
32. FAKTOR UTAMA
FAKTOR No. 6
A. Aplikator
B. Tenaga Kerja
C. Terampil dan Terlatih
D. Berpengalaman
33. FAKTOR UTAMA
Faktor No. 7
A. Spesifikasi
B. Manajemen Mutu
C. Quality Assurance &
D. Quality Control dan Inspection
34. PERMUKAAN KONSTRUKSI
JENIS LOGAM, DISAIN KONSTRUKSI
DAN FUNGSI
Cacat pada bahan/ konstruksi termasuk disain yang
kurang baik secara langsung dapat berpengaruh
buruk pada sistim pelapisan. (STD NACE RP 0178)
35. KONDISI LINGKUNGAN
TINGKAT KOROSIFITAS DAN KONDISI CUACA
SEKITAR
- Zona Korosifitas Lingkungan:
1. Onshore
2. Offshore
3. Industrial Zone
4. Rural
5. Service Condition
36. MUTU/KUALITAS COATING ATAU CAT, JENIS
GENERIK COATING KELEMAHAN DAN
KEUNGGULAN
1. Approved Vendor
2. Qualified Manufacture
3. Quality Material
4. Specialist
5. Research and Development Facility
6. Production Laboratory
7. Experience
8. Technical Service
37. COATING SYSTEM;
SISTEM PELAPISAN, KOMBINASI PELAPISAN:
PRIMER, INTERMEDIATE, FINISH COAT
1. Fungsi yang berbeda
2. Tepat sesuai kebutuhan
38. SURFACE PREPARATION, METODA, TINGKAT KEBERSIHAN,
SURFACE PROFILE, APLIKASI, PERALATAN APLIKASI,
KONDISI CUACA
INLINE PROCESS (Sequence, Continues)
40. SPESIFIKASI - MANAJEMEN MUTU-
-QUALITY ASSURANCE & QUALITY CONTROL-
INSPECTION
A. Standard Procedure
B. Jelas
C. Padat
D. Sistematis
41. DEFENISI COATING
Liquid protective Coating dapat diartikan sebagai
suatu produk cair atau kental yang apabila
diulaskan/disemprotkan pada suatu permukaan yang
telah lebih dulu dipersiapkan akan membentuk suatu
lapisan tipis kering, berkohesi, dan memiliki daya
lekat yang baik terhadap permukaan serta mampu
memproteksi permukaan tersebut dari ekses
luar/lingkungannya
45. THERMOSETTING
1. Drying Oils
2. Alkyd
3. Epoxy
4. Phenolic
5. Urethane
6. Zinc Rich Coating
a. Phenolic – Epoxy modified dua komponent
b. Urethane (Moisture curing)
c. Epoxy two components
d. Coal Tar Epoxy
e. Epoxy emulsion
f. Polyurethane
g. Vinyl (butyral) Wash primer
h. Solvent Free Epoxy
i. Polyurea
j. Polysiloxane
7. Others: a. Epoxy – phenolic (heat converting one component)
b. Coal Tar Enamel
c. Silicone
46. PENGGUNAAN KHUSUS
1. Fusion Bonded Epoxy
2. Tar Enamel
3. Polyethelene
4. Polypropelene
5. Ceramic Coating
6. Concrete Weight Coating
7. FRP (Fiber Reinforcement Plastic)
8. FGRP (Fiber Glass Reinforcement Plastic)
9. Petrolatum
10. Taping dan Wrapping
47. FUNGSI CAT
(KHUSUS LIQUID COATING)
1. Shop primer
2. Primer Coat
3. Intermediate Coat
4. Finish /Top Coat
5. Lain lain
54. PERMASALAHAN
Coating/Painting SPECIFICATION, adalah dokumen teknis
tertulis resmi/legal dan bagian dari kontrak yang menjabarkan
pekerjaan yang akan dilaksanakan menyangkut kualitas
material dan kuantitas serta pencapaian akhir produk sesuai
dengan persyaratan teknis yang dipersyaratkan oleh disainer
engineering, dibuat untuk proyek Konstruksi baru atau
Pemeliharaan (Maintenance), dilaksanakan di Field, Workshop
Fabrikasi, Manufacture atau Konstruksi terpasang.
55. SPESIFIKASI
1. AKIBAT SPESIFIKASI BURUK / KURANG JELAS
2. Penawaran dari Aplikator/Kontraktor yang tidak qualified
3. Harga penawaran yang tidak realistis (Terlalu mahal atau
terlalu murah)
4. Penggunaan Produk yang ber ubah ubah
5. Kualitas rendah dan jumlah volume pekerjaan yang tidak
sesuai
6. Penggantian Kontraktor atau Sub-Contractor
7. Pemutusan Kontrak sebelum waktunya
8. Keterlambatan Schedule
57. QUALITY ASSURANCE
QUALITY CONTROL & INSPECTION
Company Regulation
1. Commitment
2. Management Involved
3. Standard and Code of Practice
4. Subject to Review
5. Subject to Evaluate and Audit (Annum)
6. Involved Third Party/Consultant/Independent
58. DISKUSI
Dari banyak nya alur proses dan pengujian kualitas secara
sistematis sebagaimana diuraikan diatas tentu saja permasalahan
dapat terjadi pada setiap alur proses kerja. Kegagalan atau
kesalahan yang tidak dikoreksi dapat berdampak langsung pada
kegagalan Coating, baik pada konstruksi baru atau pemeliharaan.
Permasalahan bisa kompleks karena meliputi banyak variable
seperti: Standards, Material, Peralatan, Ketenaga kerjaan (SDM),
Keamanan, Safety dan lokasi kerja dan Lingkungan yang
kesemuanya adalah manajemen mutu terpadu dan spesifik.
60. KESIMPULAN DAN SARAN
Korosi dapat dikendalikan dengan aplikasi Coating. Kualitas
aplikasi akan mempengaruhi usia pakai, keamanan dan
image perusahaan. Spesifikasi Teknis merupakan komponen
inti yang mutlak harus jelas, lengkap, padat dan sistematis.
Spesifikasi yang buruk dapat mempengaruhi hasil kualitas
yang buruk secara keseluruhan. Kontraktor pelaksana harus
lah yang berpengalaman, mempunyai peralatan lengkap,
memiliki kompetensi keahlian personil khususnya Blaster
dan Painter.
Kontraktor Pelaksana dan Jasa Inspeksi harus dilengkapi
dengan peralatan uji kualitas (Inspection Equipment),
disarankan melibatkan tenaga ahli atau Coating Specialist
dan atau third party Inspector sejak pembuatan spesifikasi,
bidding dan eksekusi. Sementara Tenaga pengawas atau
Inspector harus memiliki sertifikat Kompetensi atau
Kualifikasi Keterampilan yang dibuktikan dengan sertifikat
kelulusan yang dikeluarkan oleh assosiasi profesi semisal
NACE, SSPC, Ascoatindo, Indocor.
61. Pendidikan berupa kursus kursus keterampilan sangat
perlu bagi, Engineering, Facility Engineer, Operator,
Blaster dan Painter dan Inspector disamping keterlibatan
Management dan tersedianya budget.
Pengendalian korosi dan aplikasi Coating adalah judul
makalah; Dengan uraian singkat diatas diharapkan dapat
menambah pengetahuan dibidang Coating dan
memberikan wawasan pemikiran yang berguna untuk
dijadikan evaluasi, dan diharapkan penanganan serius
oleh pihak Management sehingga dapat membuat suatu
kebijakan yang tepat untuk perlindungan asset vital
perusahaan.
62. TERIMAKASIH
Your Reliable Partner In Protective Coatings
PT. TOSANDA DWI SAPURWA
Jalan Haji Harun No. 28
Pondok Melati, Bekasi 17414
INDONESIA
Phone: +62 21 848 0210
Fax.: +62 21 848 0215
E-mail: tosanda@cbn.net.id
Website: www.tosanda.com
“THE COATING SPECIALIST”