Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Banco del Sur Mengurangi Intervensi WB-IMF
1. “Peran Banco del Sur dalam Membatasi Intervensi World Bank
dan IMF di Amerika Latin pada Periode 2009-sekarang”
Disusun Oleh:
Yanuar Priambodo
0806333981
Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Depok, 2011
2. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
World Bank atau Bank Dunia adalah salah satu dari organisasi keuangan internasional
(selain International Monetary Fund) yang khusus menangani pembangunan/development di
berbagai negara miskin atau negara berkembang. Mekanisme financial aid atau dana
pinjaman yang diberikan ke negara berkembang adalah senjata utama World Bank dalam
membantu pembangunan negara tersebut. World Bank dan IMF adalah manifesto pemikiran
Bretton Woods pada tahun 1944 yang hingga saat ini tetap eksis untuk membantu negara
miskin untuk melakukan pembangunannya dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi,
politik, sosial, dan sebagainya.
Di lain hal, Amerika Latin adalah kawasan yang menjadi sorotan penulis dalam
makalah kali ini. Data menunjukkan bahwa Amerika Latin telah bertransformasi menjadi
salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Pertumbuhan ekonomi
yang pesat ini ditandai dengan munculnya negara-negara yang telah melakukan reformasi
ekonomi dengan berlandaskan nasionalisme ekonomi, seperti Brazil, Argentina, dan Ekuador.
Reformasi ini berhasil memicu pertumbuhan ekonomi seiring dengan masyarakat yang
mandiri dan kreatif dalam melakukan aktivitas ekonomi mereka. Terlebih lagi, Brazil
sekarang ini menjadi salah satu negara yang tergolong emerging countries bersama Rusia,
India, dan Cina (BRIC).
World Bank pada awalnya banyak melakukan investasi di kawasan ini, namun seiring
dengan menguatnya semangat nasionalise ekonomi, anti-kapitalis, dan anti-neoliberalis,
World Bank akhirnya kehilangan “peran” dalam kawasan ini. Pada tahun 2009, 7 negara
Amerika Latin (Brazil, Argentina, Uruguay, Bolivia, Paraguay, Ekuador, dan Venezuela)
berisnisiatif untuk membentuk Banco del Sur atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai
“Bank of The South”. Negara-negara penggagas Banco del Sur ini mengharapkan adanya
regionalisme ekonomi yang kokoh agar kawasan Amerika Latin tidak lagi bergantung kepada
World Bank yang kenyataannya sering salah memberikan resep pembangunan (akibat
generalisasi masalah dalam negeri setiap negara dan kesalahan strategi).
Kenyataannya memang World Bank juga sering semakin memberatkan negara
berkembang karena financial aid yang diberikan memiliki bunga yang harus dibayar pula.
3. Belum lagi dengan jangka waktu yang begitu pendek. Hal ini dinilai sebagai konsekuensi
yang tidak mengenakkan bagi negara tujuan financial aid, karena World Bank tidak semata-
mata memberikan pinjaman begitu saja. Itu sebabnya World Bank beserta IMF dan WTO
(World Trade Organization) sering dijuluki sebagai Unholy Trinity.
Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan lebih lanjut mengenai kontestasi antara
kekuatan regional Amerika Latin yang dituangkan melalui institusi keuangan bernama Banco
del Sur dan World Bankserta IMF yang sejak dulu memberikan sejumlah financial aid dan
banyak melakukan investasi di Amerika Latin. Artinya, kecenderungan yang tadinya ada
pada World Bank dan IMF sekarang telah bergeser ketika Banco del Sur sudah resmi berdiri.
Hal ini yang penulis kira menarik untuk dibahas dan ditelaah lebih lanjut.
I.2 Pertanyaan Permasalahan
Masalah yang akan diangkat penulis dalam makalah ini adalah “Bagaimana Peran
Banco del Sur dalam Membatasi Intervensi World Bank dan IMF di Amerika Latin
pada Periode 2009-sekarang?”
I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana Banco del Sur dalam
membatasi intervensi World Bank di Amerika Latin dalam kurun waktu 2009-2011.
I.4 Kerangka Teori
I.4.1 Regionalisme:
Regionalisme secara umum dapat didefinisikan sebagai proses terjadinya hubungan
antar negara atau masyarakat di suatu kawasan (region) baik yang bersifat mandiri maupun
didorong oleh kebijakan di tingkat negara dikarenakan faktor kedekatan posisi dan adanya
4. unsur ketergantungan dalam bidang tertentu. Menurut Andrew Hurrell regionalisme dapat
dilihat dari empat fenomena : 1
1. Interaksi yang terjadi secara mandiri dari masyarakat
2. Pembentukkan identitas dan kesadaran regional
3. Kerjasama antar negara/pemerintahan
4. Kerjasama antar negara dan pemerintahan yang cenderung memperkuat proses
integrasi
5. Kohesi regional yang membentuk aktor regional
I.4.2 Institusionalisme
Institusonalisme adalah pembentukkan pemerintahan supranasional yang membatasi
kewenangan nasional dengan tujuan membentuk kesepakatan di tingkat regional. Sehingga
institusi menjadi aktor politik yang mandiri dalam menentukan kebijakan dan hak-hak serta
aturan main. Konsep institusionalisme kemudian berkembang menjadi neo-institusionalisme
yang juga memfasilitasi hubungan antara masyarakat dengan institusi tanpa harus melalui
negara.2
I.5 Signifikansi Penelitian
Signifikansi Teoritis: Secara teoritis, penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam
memperluas spektrum ilmu Hubungan Internasional. Penelitian ini akan bermanfaat secara
teknis dalam menjelaskan penggunaan teori regionalisme dan institusionalisme di dalam studi
kasus Amerika Latin dan World Bank yang hubungannya merenggang setelah didirikannya
Bank Selatan (Banco del Sur). Nantinya akan terlihat juga motif-motif maupun tujuan di
balik didirikannya Bank Selatan.
1
Andrew Hurrell, “Regionalism in Theoritecal Perspective,” dalam Louise Fawcett and Andrew Hurrell (eds.),
Regionalism in World Politics : Regional Organization and International Order (New York : Oxford
University Press., In., 1995)
2
Ben Rosamond, “New Theories of European Intgration,” dalam Michelle Cini, op.cit., hal. 114
5. Signifikansi Praktis: Secara praktis, hasil penelitian kali ini akan menjadi rujukan
dalam melihat keseragaman semangat nasionalisme dan regionalisme ekonomi Amerika
Latin dalam memerangi kapitalisme global (berbentuk institusi, yaitu World Bank) yang
nyatanya menyengsarakan mereka, bukan membantu pembangunan di tanah mereka.
I.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan penulis pakai disini adalah metode penelitian kualitatif,
dimana penelitian banyak dilakukan dengan studi literatur dan penelusuran sumber data dan
fakta.
6. BAB II
DATA
WORLD BANK LENDING TO BORROWERS IN LATIN AMERICA AND THE
CARIBBEAN BY THEME AND SECTOR | 2003–2008
*MILLIONS OF DOLLARS
THEME 2003 2004 2005 2006 2007
2008
Economic Management 567.2 111.2 310.4 42.5 54.3
131.8
Natural ResourceManagement 240.3 159.1 841.2 454.0 353.0
664.8
Financial and Private Sector Development 819.8 912.4 729.6 1,518 498.9
622.7
Human Development 1,171 1,046 469.8 502.6 1,022
445.5
Public Sector Governance 798.6 672.0 506.2 1,054 519.9
943.4
Rule of Law 138.8 270.9 147.9 108.8 97.5
50.1
Rural Development 415.9 249.6 331.7 236.5 415.4
307.5
Social Development, Gender, and Inclusion 123.1 268.9 187.9 282.6 175.4
109.2
Social Protection and Risk Management 1,050 926.9 950.4 606.2 419.0
307.0
Trade and Integration 59.6 364.6 233.4 720.3 300.5
224.8
Urban Development 435.2 337.6 457.1 384.1 696.9
853.1
Theme Total 5,820 5,319 5,165 5,910 4,553
4,660
*Sumber: World Bank Publications, Latin America and The Caribbean, (World Bank
Group), hlm. 4
External Debt 2009
Rank in world Country External Debt
26 Brazil $216.1 billion
7. 33 Argentina $118.0 billion
47 Chile $49.18 billion
48 Colombia $46.44 billion
49 Venezuela $43.30 billion
63 Peru $27.81 billion
73 Ecuador $13.28 billion
75 Uruguay $12.61 billion
78 Panama $12.04 billion
108 Bolivia $3.80 billion
117 Paraguay $3.220 billion
Sumber: CIA World Factbook
Rank in
Country GDP (2009)
world
$2,181,039
8 Brazil
million
27 Venezuela $387,295 million
30 Argentina $340,065 million
36 Colombia $228,836 million
8. 46 Chile $161,781 million
51 Peru $126,766 million
65 Ecuador $57,303 million
84 Uruguay $31,528 million
99 Bolivia $17,627 million
103 Paraguay $14,668 million
Sumber: CIA World Factbook
9. BAB III
PEMBAHASAN dan ANALISIS
III.1 Awal Mula Semangat Nasionalisme dan Regionalisme Ekonomi Amerika Latin
Hegemoni Amerika Serikat dan Neoliberalisme adalah dua ancaman utama yang
melanda kawasan Amerika Latin sejak tahun 1980-an. Pada dekade tersebut, Amerika Latin
“hidup” di bawah bayang-bayang Amerika Serikat, terlihat dari kedekatan geografis maupun
kebijakan ekonomi yang bergantung kepada Amerika Serikat beserta lembaga keuangan
internasional seperti IMF dan World Bank yang notabene juga dikontrol Amerika Serikat.
Neoliberalisme sendiri sudah pernah diterapkan di Amerika Latin, yakni digunakan
pasca krisis hutang 1980an. Krisis ekonomi tersebut telah memaksa negara-negara Latin
untuk berpaling kepada lembaga donor internasional atas saran penasehat ekonomi dan
politik mereka.3 Hal tersebut juga menandai berakhirnya era state-led industrialiazation,
inward-looking policy, dan Import-Subtituting Industrialization yang selama 20 tahun lebih
telah digunakan negara-negara Amerika Latin sebagai model pembangunannya.4Kehadiran
lembaga donor internasional dengan mekanisme Structural Adjustment Program (SAP)-nya
menjadikan negara-negara Amerika Latin membuka diri terhadap pasar global. Secara
prinsip, tujuan membuka diri ini adalah untuk mendapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi
agar negara-negara tersebut dapat membayar utang mereka.
Pengaplikasian kebijakan neoliberal sangat erat kaitannya dengan kepentingan
monopoli modal transansional. Krisis hutang di awal tahun 1982 menyebabkan, tidak hanya
sebuah dekade suram (Dark Age) bagi Amerika Latin, tapi juga membawa kawasan ini pada
negosiasi-negosiasi dengan negara-negara hegemoni khususnya AS. Dalam kondisi ini,
organisasi keuangan internasional kemudian bermunculan untuk menawarkan pinjaman bagi
negara-negara Amerika Latin dan menerapkan kebijakan “Washington Consensus”.
Konsensus ini mengekspresikan posisi pemerintah AS, institusi keuangan internasional dan
pemikiran sayap kanan yang menggembar-gemborkan slogan neoliberalisme.
Namun neoliberalisme dan Washington Consensus terbukti tidak dapat membawa
Amerika Latin keluar dari krisis hutang. Sebaliknya neoliberalisme membawa Amerika Latin
3
Javier Santiso, “Latin America’s Political Economy of the Possible”, (Massachusetts: MIT Press, 2006), hlm.
35
4
Ibid, hlm 40
10. kepada: kesenjangan sosial, peningkatan angka pengangguran, peningkatan kemiskinan,
penurunan standar hidup, dan peningkatan angka kekerasan dan kriminalitas.5
Kegagalan neoliberalisme, maraknya intervensi asing, dan tinggirnya angka
kemiskinan di Amerika Latin mendorong kebangkitan “sayap kiri”. Berbagai krisis ekonomi
yang dialami, menyadarkan banyak pihak di Amerika Latin tentang kepalsuan janji
neoliberalisme. Di sisi eksternal, pemerintah-pemerintah neoliberal itu telah mengantarkan
negeri-negeri yang dipimpinnya kepada ketergantungan yang ekstrem pada IMF, Bank Dunia
dan modal asing. Di sisi internal, kondisi kesejahteraan rakyat, terutama kalangan bawah,
makin memburuk. Perubahan ini diikuti pemilihan umum yang demokratis di negara-negara
Amerika Latin, dengan pemenang pemilu adalah tokoh-tokoh sosialis, sebagian besar mereka
adalah tokoh anti-AS.6
Ini adalah titik awal dimana nasionalisme dan regionalisme ekonomi yang berwujud
Banco del Sur menjadi tonggak penting perekonomian kawasan Amerika Latin terhadap
World Bank dan IMF. Hugo Chavez sedikit banyak adalah faktor utama yang menjadi
pioneer terhadap pemikiran sosialis yang anti-AS beserta neoliberalisme. Beliau juga yang
pertama kali menyerukan agar Amerika Latin “bersatu” melawan tangan-tangan asing yang
justru memperburuk atau dapat menjadi ancaman terhadap perekonomian mereka.
Chaves berusaha memutuskan pengaruh AS di negaranya juga di kawasan Amerika
Latin. Dalam waktu delapan tahun, Chavez berhasil melunasi hutang Venezuela kepada IMF.
Kemudian, pada 30 April 2007, ia mengumumkan mengumumkan rencananya untuk secara
formal menarik keanggotaan Venezuela dari Bank Dunia dan IMF.7 Bahkan baru-baru ini dia
juga berhasil melunasi hutang negarnya kepada World Bank, lima tahun lebih awal dari
jadwal. Hal ini membuktikan keseriusan Chavez sebagai oposisi terhadap dua institusi pilar
Washington Consensus tersebut.
Hal yang sama dilakukan oleh Argentina. Pada akhir desember 2005, Argentina
membayar sisa utang sebesar 9,8 miliar dollar AS kepada IMF. Venezuela dengan segera
menyuntikkan dana 2,5 milyar dollar AS kepada Argentina. Bantuan ini menyelamatkan
Argentina dari terulangnya krisis ekonomi yang besar di tahun 2001.8
5
Andy Baker, “The Market and The Masses in Latin America”, (London: Cambridge, 2007), hlm. 70
6
Ibid,hlm. 72
7
Ibid, hlm. 105
8
Op. Cit, hlm. 108
11. Venezuela, di bawah Chavez, telah membentuk sebuah lembaga yang disebut
Compensatory Fund for Structural Convergence. Lembaga keuangan yang merupakan bagian
dari proyek ALBA (The Bolivarian Alternative for Latin America) ini tugasnya adalah
mengelola dan mendistribusikan bantuan keuangan kepada banyak negara yang ekonominya
rentan oleh krisis. 9
Melalui program Compensatory Funds, Venezuela kini muncul sebagai Negara donor
baru di Amerika Latin, menggantikan keberadaan IMF. Akibatnya, dilaporkan bantuan IMF
di kawasan itu jatuh sebesar 50 juta dollar ASdibandingkan dengan 80 persen pada tahun
2005. Venezuela kini memiliki cadangan dana sebesar 34 milyar dollar AS.10 Chavez juga
mengontrol 18 milyar dollar AS dana kontan yang ditransfer dari Bank Sentral dan
perusahaan minyak Negara Petroleos de Venezuela SA (PDVSA).
III.2 Intervensi terhadap IMF dan World Bank di Amerika Latin dan Program Banco del Sur
Bank Selatan atau Banco del Sur adalah dana pinjaman moneter dan organisasi yang
didirikan pada tanggal 26 September 2009 oleh Argentina, Brazil, Paraguay, Uruguay,
Ekuador , Bolivia dan Venezuela dengan modal awal sebesar US $ 20 miliar. Maksud dan
tujuan dari bank ini adalah meminjamkan uang ke negara-negara Amerika Latin untuk
program berupa pembangunan infrastruktur dan program sosial.
Tujuan utama dari Bank Selatan adalah untuk meleburkan setiap negara di wilayah
Amerika Selatan di bawah payung regionalisme ekonomi. Seperti yan sudah penulis sebutkan
sebeluimnya, Bank ini dibentuk atas dasar penolakan dari protokol Bank Dunia dan IMF,
khususnya terkait penegakan reformasi pasar bebas pada negara-negara yang mencari
pinjaman darurat.
Program dari bank ini adalah meminjamkan uang kepada setiap bangsa yang terlibat
dalam pembangunan, dan tanpa syarat konvensional peminjaman yang melekat pada
pinjaman tersebut, seperti deregulasi. Bank Negara Selatan juga berfungsi sebagai alternatif
untuk pinjaman dari IMF dan Bank Dunia. Data menunjukkan bahwa ketergantungan
Amerika Latin di IMF menurun secara dramatis antara 2005 dan 2008, dengan pinjaman
jatuh 80% dari portofolio kredit $ 81 Milyar IMF ke 1% dari IMF $ 17 Milyar. Pada tahun
9
Diakses dari http://upsidedownworld.org/main/content/view/667/1/, pada tanggal 24 Mei 2011
10
Loc. Cit
12. 2005, Amerika Latin terdiri 80% dari portofolio pinjaman IMF. Dengan negara-negara
Amerika Latin menolak untuk terus berurusan dengan itu, persentase itu turun menjadi 1%
pada 2007.11
Pada awalnya, Opini publik di Amerika Latin menunjukkankekhawatiran terhadap
bank baru itu yang akan menerapkan syarat-syarat neo-sosialis daripada neo-liberal untuk
memberikan pinjaman. Namun kemungkinan itu tampaknya kecil. Kendati sebagian besar
pendirian bank tersebut diprakarsai oleh presiden Hugo Chávez dari Venezuela, ia tidak
punya wewenang formal untuk mengatur bank tersebut secara dominan. Seluruh negara
anggota memiliki hak pilih yang sama, seberapa kecilnya pun negara itu.
Agar seluruh negara memiliki hak pilih yang sama, maka ada faktor lain yang
menentukan hal tersebut. De la Rive berpendapat bahwa, "Proyeksi mendirikan Bank ini
lebih besar ketimbang keinginan atau ego Hugo Chavez seorang diri. Jika tidak begitu maka
Brazil tidak mau menandatanganinya. Brazil merupakan kekuatan terbesar di Amerika Latin.
Brazil juga memiliki bank pembangunan sendiri yang sangat besar, yang bahkan dapat
mendanai seluruh proyek besar ini. Brazil semula ragu apakah akan turut serta dalam bank
ini atau tidak.Kenyataan bahwa Brazil turut serta dalam pendirian bank ini menandakan
bahwa kekuatan terbesar di Amerika Selatan juga tertarik dengan usaha bersama ala Amerika
Selatan ini. Usaha ini akan menjadi menarik."12
Lebih lanjut, Presiden Ekuador, Rafael Correa, mengatakan bahwa Bank Selatan
adalah sebuah "solusi struktural jangka panjang, untuk belajar bersandar pada kekuatan kita
sendiri, untuk membuat ekonomi di wilayah ini semakin independen dan mengumpulkan
simpanan bagi wilayah ini (regional backup) sebagai persiapan bila mana krisis tiba."13
Meskipun begitu, munculnya wadah institusi ekonomi regional Amerika Latin ini
tidak lepas dari pro dan kontra. Hal ini lah yang penulis nilai sebagai suatu titik kewaspadaan
dalam menyikapi regionalisme ekonomi baru yang begitu menggebu-gebu. Titik waspada itu
adalah kontestasi kekuasaan dan pengaruh di antara negara-negara besar di Amerika Latin
seperti Brazil, Argentina, dan Venezuela. Ketiga negara besar di kawasan Amerika Latin ini
dinilai memiliki tujuan yang berbeda dalam strategi pembangunannya.
11
Diakses dari http://www.as-coa.org/article.php?id=2184, pada tanggal 22 Mei 2011
12
Diakses dari http://www.bicusa.org/en/article.3299.aspx, pada tanggal 23 Mei 2011
13
Loc. Cit, http://www.as-coa.org/article.php?id=2184
13. Venezuela menyarankan agarBanco del Surmampu menjadi “IMF Amerika Selatan”.
Artinya, lembaga ini akan memainkan peran penting dalam kebijakan moneter regional dan
menyediakan beberapa bentuk neraca keuangan. Di sisi lain, Brazil lebih tertarik jikaBanco
del Sur mampu memainkan peran pelayanan kebutuhan investasi infrastruktur. Sedangkan,
Argentina berfokus kepada nilai aliansi dan regionalisme. Namun, penulis berpendapat
bahwa faktor energi yang melimpah di Amerika Latin mampu menjadi kunci keberhasilan
integrasi Amerika Selatan yang lebih dalam, serta faktor yang paling mungkin untuk
membagi peran-peran tiga pemimpin utama di balik Banco del Sur.
14. BAB IV
KESIMPULAN
Hegemoni Amerika Serikat dan Neoliberalisme adalah dua ancaman utama yang
melanda kawasan Amerika Latin sejak tahun 1980-an.Namun neoliberalisme dan Washington
Consensus (sebagai manifesto slogan ekonomi AS) terbukti tidak dapat membawa Amerika
Latin keluar dari krisis hutang.Kegagalan neoliberalisme, maraknya intervensi asing, dan
tinggirnya angka kemiskinan di Amerika Latin mendorong kebangkitan “sayap kiri”.Ini
adalah titik awal dimana nasionalisme dan regionalisme ekonomi yang berwujud Banco del
Sur menjadi tonggak penting perekonomian kawasan Amerika Latin terhadap World Bank
dan IMF.
Maka, penulis menarik kesimpulan bahwa integrasi dan regionalisasi kawasan
Amerika Latin melalui Banco del Sur adalah langkah awal dalam melepaskan diri dari nilai-
nilai neoliberalisme yang sebelumnya diusung oleh dua institusi keuangan dunia, yaitu World
Bank dan IMF. Sejarah yang kelam telah membawa Amerika Latin kepada era baru arsitektur
keuangan regional dengan semangat nasionalisme ekonomi yang mengedepankan sektor
energi dan agrikultur.
Meskipun tergolong baru, penulis melihat bahwa optimisme dan langkah berani Hugo
Chavez untuk melepaskan diri dari IMF dan World Bank akan berpengaruh sistemik kepada
negara Amerika Latin lainnya. Belom lagi peran negara besar lain seperti Brazil dan
Argentina. Penulis melihat bahwa kontestasi kekuatan dan pengaruh di kawasan akan
diminimalisir oleh kesamaan visi dan misi untuk mengembangkan perekonomian regional
dengan bersama-sama berkomitmen memajukan Amerika Latin melalui Banco del Sur. Jika
begini, negara kecil seperti kolombia akan sangat terbantu dengan komitmen bersama
mengenai regionalisme dan institusionalisme ekonomi ini.