Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Anúncio
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
Próximos SlideShares
PENUMONIA.pdfPENUMONIA.pdf
Carregando em ... 3
1 de 110
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Similar a LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf(20)

Anúncio

LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf

  1. GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTILAN MAGELANG JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: MELANI WINDI ASTUTI NIM: 1118217 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN MULIA MADANI YOGYAKARTA 2021
  2. ii HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTLAN MAGELANG JAWA TENGAH Diajukan Oleh : MELANI WINDI ASTUTI NIM. 1118217 Pembimbing I Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH Tanggal: ...................... NIK. 12.10.036 Pembimbing II Yulia Adhisty, S.ST, M.Kes Tanggal: ...................... NIK. 15.06.044
  3. iii HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTILAN, MAGELANG, JAWA TENGAH” telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan penguji Karya Tulis Ilmiah Diploma III Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta pada : Hari : Tanggal : Untuk Selanjutnya dapat dilakukan penelitian. Penguji, Sri Widarti, S.SiT., MKM NIK. 09.10.019 Mengetahui, Direktur Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH NIK. 12.10.036
  4. iv GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTILAN, MAGELANG, JAWA TENGAH Melani Windi Astuti1 , Nurul Ariningtyas2 , Yulia Adhisty3, Sri Widarti4 Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta INTISARI Latar Belakang : persalinan diseluruh dunia pada awal tahun 2019 terdapat 395.000 persalinan diseluruh dunia (UNICEF, 2020). Di samping itu, setiap tahun terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal (UNICEF, 2018). Jumlah ibu bersalin di Indonesia tercatat sebanyak 5.050.637 orang, jumlah kelahiran di Indonesia naik 20% setiap tahunnya (KEMENKES RI, 2019) Tujuan : Untuk mengetahui gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Metode Penelitian : jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang melakukan yoga prenatal di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 45 ibu. Metode sampel adalah total sampling. Analisis mengguakan deskriptif retrospektif. Hasil : sebagian besar responden masih dalam kategori reproduksi sehat (21-35 tahun), yaitu sebanyak 73,3% dengan pendidikan terakhir sampai menengah, dengan status pekerjaan sebagian besar bekerja 60%, ibu yang mengikuti yoga prenatal 53,3% ibu multipara, dengan frekuensi yoga normal 71,1%, dan mengalami kemajuan persalinan sebanyak 88,9%. Ibu primigravida mengalami pemendekan lama persalinan sebnayak 90,4% dan 83,3% pada ibu multigravida. Kesimpulan : sebagian besar responden masih dalam kategori reproduksi sehat (21-35 tahun), yaitu sebanyak 73,3% dengan pendidikan terakhir sampai menengah, dengan status pekerjaan sebagian besar bekerja 60%, ibu yang mengikuti yoga prenatal 53,3% ibu multipara, dengan frekuensi yoga normal 71,1%, dan mengalami kemajuan persalinan sebanyak 88,9%. Ibu primigravida mengalami pemendekan lama persalinan sebanyak 90,4% dan 83,3% pada ibu multigravida Kata kunci : Lama Persalinan, Yoga Prenatal 1 Mahasiswa DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta 2 Pembimbing 1 Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH 3 Pembimbing 2 Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes 4 Penguji Sri Widarti, S.ST., MKM
  5. v DESCRIPTION OF THE LENGTH OF LABOR IN PARTU WITH PRENATAL YOGA AT AURELIA MUNTILAN CLINIC MAGELANG CENTRAL JAVA Melani Windi Astuti1 , Nurul Ariningtyas2 , Yulia Adhisty3 , Sri Widarti4 Midwifery Academy of Mulia Madani Yogyakarta ABSTRACT Background: Childbirth around the world at the beginning of 2019 there were 395,000 births worldwide (UNICEF, 2020). In addition, every year more than 2.5 million babies are born dead (UNICEF, 2018). The number of maternity mothers in Indonesia was recorded at 5,050,637 people, the number of births in Indonesia rose by 20% annually (KEMENKES RI, 2019) Purpose: To find out the old picture of childbirth in inpartu mothers with prenatal yoga at Aurelia Clinic, Muntilan, Magelang, Central Java. Research Method: This type of research is using quantitative descriptive research methods. The population of this study was all mothers who did prenatal yoga at Aurelia Clinic, Muntilan, Magelang, Central Java. The population in the study was 45 mothers. The sample method is total sampling. The analysis is descriptive retrospective. Results: most respondents are still in the category of healthy reproduction (21-35 years), which is as much as 73.3% with last to secondary education, with employment status mostly working 60%, mothers who follow prenatal yoga 53.3% multipara mothers, with a normal yoga frequency of 71.1%, and experiencing progress in childbirth as much as 88.9%. Primigravida mothers experienced a shortening of labor duration by 90.4% and 83.3% in multigravida mothers. Conclusion: most respondents are still in the category of healthy reproduction (21-35 years), which is as much as 73.3% with last to secondary education, with employment status mostly working 60%, mothers who follow prenatal yoga 53.3% multipara mothers, with a normal yoga frequency of 71.1%, and experiencing progress in childbirth as much as 88.9%. Primigravida mothers experienced a shortening of labor duration by 90.4% and 83.3% in multigravida mothers. Keywords: Long Labor, Prenatal Yoga 1 Student DIII Midwifery Academy of Mulia Madani Yogyakarta 2 Supervisor 1 Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH 3 Supervisor 2 Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes 4 Examiner Sri Widarti, S.ST., MKM
  6. vi KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Gambaran Lama Persalinan pada Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H Mujidin S,Psi., M.Si, selaku Ketua Yayasan Barokatul Ummah Wal’ilmi, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menempuh studi kebidanan di Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta. 2. Ibu Nurul Ariningtyas, S.ST. MPH, selaku Direktur Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta dan selaku pembimbng I yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan menyusun laporan tugas akhir ini. 3. Ibu Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. 4. Ibu Sri Widarti, SSiT., MKM, selaku ketua penguji yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
  7. vii 5. Ibu Reny Dwi Agustina, S. Tr. Keb, CH, CHT, CHp, CHE, CBMT, C.MBST, selaku pemilik Klinik Aurelia yang telah memberi izin dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 6. Bapak, Ibu, kakak dan adikku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga laporan tugas akhir ini selesai pada waktunya. 7. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas amal baik dan telah diberikan dan semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan. Yogyakarta, September 2021 Penulis
  8. viii MOTTO -Orang tidak akan tau apa yang ngebentuk kita sampai hari ini dan bentuk kehancuran kita sekalipun. Apapun yang kalian hadapi, kalian harus yakin bahwa yang namanya sedih, susah itu ga mungkin seumur hidup. Kalau besar usaha kita, sebesar keyakinan sama mimpi kita, yang pahit ini pasti berlalu- -Apabila yang didepan membuatmu takut, dan apa yang dibelakang membuatmu luka. Lihatlah ke atas. Tuhan tidak pernah gagal menolongmu- -Awalnya kepikiran untuk “nyerah” tapi tidak jadi. Emangnya kalo udah nyerah, mau ngapain? Emangnya kalo nyerah dijamin jalannya jadi mudah? Lanjut ajalah. Semangat!- -Kita tidak ditakdirkan untuk disukai semua orang. Yang benci, biarlah benci dengan alasan-alasannya sendiri. Jangan berusaha meyakinkan, sebab dia akan tetap lebih yakin dengan kebenciannya- -Aku tidak pernah berusaha lebih baik dari orang lain. Aku hanya berusaha lebih baik dari diriku yang dulu- -Teruslah berusaha sampai mereka yang tidak tahu kisahmu hanya bisa berkata “betapa beruntungnya dia”-
  9. ix PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan baik. Terimakasih atas motivasi, dukungan, dan doa dari semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian pembuatan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Saya ucapkan terimakasih untuk Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. 2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sutarno dan Ibu Witri yang telah mendidik, membesarkan, dan memberi dukungan penuh selama ini. Kakak-kakakku tersayang Wahyuningsih dan Dadariningsih yang selalu memberikan support penuh untuk adik terkecil kalian ini. 3. Dosen pembimbing yang paling baik, sabar, yang sudah memberi motivasi, semangat, bimbingan, dan bahkan membantu mencari tempat penelitian sehingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini, yaitu ibu Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH dan ibu Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes. 4. Rekan asrama Darus Syifa’ terkhusus blok khotijah, terimakasih sudah saling menguatkan selama ini dalam keadaan senang maupun susah. Serta rekan seangkatan tahun 2018 Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta. 5. Untuk my bestie Sutikah, Rahma, Aisyah, Arum, dan Delfi. Semangat untuk kita semua, terimakasih sudah memberikan bahu kalian untuk tempat bersandar dan menangis, sukses untuk kita semua.
  10. x DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii INTISARI ......................................................................................................... iv ABSTRACT ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi MOTTO ............................................................................................................ viii PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix DAFTAR ISI...................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xv BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6 E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 9 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11 A. Tinjauan Teori ........................................................................................ 11 1. Kehamilan ........................................................................................ 11 a. Pengertian ................................................................................... 11 b. Perubahan Psikologi Ibu Hamil ................................................. 12 c. Perubahan Adaptasi Psikologi Ibu Hamil .................................. 13 d. Antenatal Care / ANC ................................................................ 14 e. Kunjungan ANC ........................................................................ 15 f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan ................................................ 16 g. Standar Asuhan Pelayanan ANC ............................................... 17 2. Persalinan ......................................................................................... 22 a. Pengertian ................................................................................... 22 b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ..................................... 22 c. Tahapan Persalinan .................................................................... 30 3. Yoga Prenatal .................................................................................. 35 a. Pengertian ................................................................................... 35 b. Manfaat ...................................................................................... 35 c. Syarat Yoga Prenatal ................................................................. 36 d. Aturan Utama dalam Yoga Prenatal .......................................... 37 e. Aturan Tambahan Yoga Prenatal .............................................. 37 f. Gerakan Yoga Prenatal .............................................................. 38 4. Karakteristik Ibu Inpartu .................................................................. 49 a. Usia ............................................................................................ 49 b. Paritas ......................................................................................... 50 c. Pendidikan .................................................................................. 51
  11. xi d. Pekerjaan .................................................................................... 53 B. Kerangka Teori ....................................................................................... 54 C. Kerangka Konsep ................................................................................... 55 BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 56 A. Desain Penelitian .................................................................................... 56 B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 56 C. Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian ........................................... 57 D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 58 E. Sumber Data Penelitian .......................................................................... 58 F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 59 G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 62 A. Gambaran umum tempat penelitian ....................................................... 62 B. Hasil penelitian ....................................................................................... 64 C. Pembahasan ............................................................................................ 68 D. Keterbatasan penelitian .......................................................................... 74 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 76 A. KESIMPULAN ...................................................................................... 76 B. SARAN .................................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 82
  12. xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Keaslian Penenlitian ...................................................................... 9 Tabel 2.1 Perbedaan Kunjungan Dan Awal Antenatal ................................. 16 Tabel 2.2 Ukuran Diameter Dan Presentasi Janin ........................................ 28 Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 58 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ....................................... 64 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas ..................................... 65 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 65 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ................................ 66 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Yoga ....................... 67 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Yoga Primigravida ....................................... 67 Table 4.7 Distribusi Frekuensi Yoga Multigravida ....................................... 68
  13. xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kurve Fridesmen ....................................................................... 31 Gambar 2.2 Centering ................................................................................... 38 Gambar 2.3 Nadi Sodhana (Pernapasan) ...................................................... 39 Gambar 2.4 Mountain Pose ........................................................................... 40 Gambar 2.5 Tree Pose (Vrksasana) .............................................................. 41 Gambar 2.6 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana) ........................... 41 Gambar 2.7 Peregangan Otot Leher .............................................................. 42 Gambar 2.8 Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana) .................... 43 Gambar 2.9 Triangle Pose (Trikonasana) ..................................................... 43 Gambar 2.10 Revolved Head To Knee Pose ................................................. 44 Gambar 2.11 Twisting Variation ................................................................... 44 Gambar 2.12 Peregangan Otot Pinggang ...................................................... 45 Gambar 2.13 Peregangan Lutut .................................................................... 45 Gambar 2.14 Peregangan Otot Kaki ............................................................. 46 Gambar 2.15 Bound Angle Pose ................................................................... 47 Gambar 2. 16 Garland Pose .......................................................................... 47 Gambar 2.17 Melting Heart Pose ................................................................. 48 Gambar 2.18 Posisi Tidur Yang Nyaman ..................................................... 49 Gambar 2.19 Kerangka Teori ........................................................................ 54 Gambar 2.20 Kerangka Konsep .................................................................... 55
  14. xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin ............................................................... 83 Lampiran 2 Balasan Surat Penelitian ............................................................ 84 Lampiran 3 Jadwal Penelitian ....................................................................... 85 Lampiran 4 Master Tabel ............................................................................. 86 Lampiran 5 Dokumentasi .............................................................................. 90 Lampiran 6 Lembar Konsultasi ..................................................................... 91
  15. xv DAFTAR SINGKATAN ANC : Antenatal Care ASI : Air Susu Ibu BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional DJJ : Denyut Jantung Janin DM : Diabetes Melitus FOGI : Federation of Gynecolog and Obstetric FSH : Follicle Stimulating Hormone HB : Hemoglobin KB : Keluarga Berencana KEK : Kekurangan Energi Kronik KEMENKES : Kementrian Kesehatan LH : Luteinizig Hormone LILA : Lingkar Lengan Atas PAP : Pintu Atas Panggul RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar SPSS : Statistical Product and Service TT : Tetanus Toxoid UNICEF : United Nations Children’s Fund VDRL : Veneral Disease Research Laboratory WHO : World Health Organisation
  16. xvi ZSRS : Zung Self Rating Scale
  17. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO, 2020) mengatakan bahwa pregnancy atau kehamilan adalah proses sembilan bulan atau lebih di mana seorang perempuan membawa embrio dan janin yang sedang berkembang di dalam rahimnya. Sedangkan pengertian kehamilan diungkapkan oleh BKKBN (2020) yaitu sebuah proses bertemunya sel telur yang sudah matang dengan sperma, hingga pada akhirnya membentuk sel baru yang akan tumbuh yang nantinya akan menjadi embrio dan akan terus berkembang selama masa kehamilan. Selama kehamilan ibu mengalami perubahan secara fisik dan psikologis. Perubahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, terutama pada trimester ketiga. Oleh karena itu, wanita hamil harus menerima perawatan kehamilan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan baik fisik dan psikologis. Tujuan dari perawatan selama kehamilan untuk mempersiapkan persalinan secara fisiologis sehingga ibu dan janin sehat. Salah satu cara untuk mempersiapkan ibu secara fisik dan psikologis dalam menghadapi persalinan adalah dengan mengikuti senam hamil yoga (yoga prenatal) (Pratygno, 2014). Yoga kehamilan dapat membantu hamil untuk mempersiapkan fisik dan psikologi selama persalinan normal. Persalinan normal menurut
  18. 2 WHO adalah persalinan dengan presentasi janin belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan lama persalinan dalam batas normal, berisiko rendah sejak awal persalinan hingga partus dengan masa gestasi 37 sampai 42 minggu (WHO, 2019). United Nations Children’s Fund (UNICEF, 2020) mengatakan pada awal tahun 2019 terdapat 395.000 persalinan terjadi diseluruh dunia. Hampir setengah kelahiran ini diestimasikan berasal dari 6 negara diseluruh dunia yaitu, India, China, Nigeria, Indonesia, Amerika Serikat dan Republik Kongo. Pada tahun 2018, 2,5 juta bayi baru lahir meninggal pada bulan pertama kehidupan sekitar sepertiga meninggal pada hari pertama kehidupan. Sebagian besar kematian ini disebabkan oleh hal-hal yang sesungguhnya dapat dicegah, seperti kelahiran prematur, komplikasi saat persalinan, dan infeksi seperti sepsis. Di samping itu, setiap tahun, terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal dunia (UNICEF, 2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI, 2019) mengatakan jumlah ibu bersalin tercatat sebanyak 5.050.637 orang, jumlah kelahiran di Indonesia diperkirakan naik 20% pada setiap tahunnya dan tercatat 90,32% ibu bersalin di Indonesia ditolong oleh tenaga kesehatan, yaitu seperti dokter dan bidan. Berdasarkan data Riskesdas 2013, jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 68,6%. Sedangkan, berdasarkan data riset kesehatan dasar (RISKESDAS, 2018) jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 62,7%. Jumlah ibu bersalin di
  19. 3 Provinsi Aceh pada tahun 2018 mencapai 121.924 orang dan diperkirakan kenaikan jumlah persalinan di Provinsi Aceh mencapai 10%. Data profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 menunjukan target Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2024 yaitu 183/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Ibu di Jawa Timur pada tahun 2019 sebanyak 89,81 per 1000.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan data profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2019 penduduk Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 0,78 persen. Jumlah penduduk terbanyak di Kota Semarang sebanyak 1.814.110 jiwa (5,23 persen) dan paling sedikit di Kota Magelang sebanyak 122.111 jiwa (0,35 persen). Yoga prenatal merupakan olah fisik, mental dan pikiran yang dapat membantu persendian ibu hamil menjadi lentur dan pikiran menjadi tenang terutama pada kehamilan trimester III. Yoga tidak hanya bermanfaat pada kebugaran fisik, tetapi juga mental karena latihan yoga mengajarkan cara bernafas dalam secara sadar dan rileks. Latihan ini akan membantu ibu hamil mengahadapi persalinan. Latihan yoga yang dikombinasikan dengan latihan kardiovaskular (seperti berjalan) dapat menjadi cara yang ideal bagi ibu hamil agar tetap bugar. Yoga sangat bermanfaat antara lain memberikan rasa nyaman, stress menurun, nyeri persalinan berkurang, efikasi diri pada persalinan dan kualitas hidup meningkat, hubungan interpersonal, fungsi sistem saraf otonom, dan durasi persalinan menjadi singkat (Ayuningtyas, 2019).
  20. 4 Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I yang berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 8 jam. Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat yang paling melelahkan, berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri. Palam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena kegiatan rahim mulai lebih aktif yaitu kontraksi yang semakin lama semakin kuat, dan semakin sering sehingga menimbulkan kecemasan. Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. (Suriani, 2019). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rima Pujianti, Dwi Anita Apriastuti, dan Ardiani Sulistiani dengan menggunakan Desain penelitian accidental sampling dengan pendekatan studi cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu bersalin normal di Aura Cantika pada bulan April - Mei 2014, dengan teknik accidental sampling diperoleh sampel 30. Analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 15 responden yang rutin melakukan senam yoga, 14 responden diantaranya (46.7%) lama persalinannya cepat, sedangkan dari 15 responden yang tidak rutin melakukan senam yoga, didapatkan 11 responden (36,7 %) mengalami persalinan cepat. Hasil uji chi square
  21. 5 dengan SPSS 16.0 nilai p value = 0,032 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah pada bulan September didapatkan ibu hamil mengikuti yoga sekitar 85% dan kebanyakan yang mengikuti yoga akan bersalin di Klinik Aurelia. Klinik Aurelia mengadakan yoga rutin setiap 2 kali dalam seminggu, sebagian besar yang mengikuti yoga secara rutin akan mengalami fase pemendekan lama persalinan. Sejak PPKM Klinik Aurelia tidak membuka kelas Yoga dan baru dimulai kembali bulan Juni. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah.
  22. 6 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan usia b. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan pendidikan c. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan pekerjaan d. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan frekuensi yoga e. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan lama persalinan ibu primigravida f. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan lama persalinan ibu multigravida g. Mengetahui lama persalinan ibu inpartu primigravida yang melakukan yoga prenatal. h. Mengetahui lama persalinan ibu inpartu multigravida yang melakukan yoga prenatal. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah wacana ilmu pengetahuan kebidanan terutama khususnya tentang gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
  23. 7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan baru bagi petugas atau pelayan kesehatan, terutama untuk memberikan penyuluhan atau konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan persalinan, salah satunya mengenai gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang. b. Bagi Responden Dapat dijadikan saran dan masukkan bagi suami dan ibu yang sedang menunggu proses persalinan, sehingga lebih berusaha untuk melakukan persiapan agar tidak terjadi bahaya persalinan maupun bahaya masa nifas. c. Bagi Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber pustaka atau koleksi perpustakaaan Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru terutama pada bagi mahasiswi kebidanan tentang hal-hal yang berkaitan dengan persiapan persalinan dalam hal ini tentang gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
  24. 8 d. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi baru bagi peneliti selanjutnya yang bertema tentang gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
  25. 9 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Perbedaan Rima Pujianti, Dwi Anita Apriastuti, Ardiani Sulistiani Hubungan Frekuensi Senam Yoga Dengan Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross- sectional Analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 15 responden yang rutin melakukan senam yoga, 14 responden diantaranya (46.7%) lama persalinannya cepat, sedangkan dari 15 responden yang tidak rutin melakukan senam yoga, didapatkan 11 responden (36,7 %) mengalami persalinan cepat. Hasil uji chi square dengan SPSS 16.0 nilai p value = 0,032 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif Perbedaan terdapat pada judul, pendekatan, metode penelitian Eva Santi Hutasoit, Susanti Hayati Pengaruh Yoga Kehamilan Dengan Kecemasan Dan Lama Persalinan Kala I Di Kota Pekanbaru penelitian case control dengan pendekatan studi observasional Analisa Data Bivariat menggunakan perhitungan chi-square. Hasil uji statistik Chi-square variabel kecemasan menunjukkan nilai p- value 0,000 < 0,05 (CI 95%), terdapat hubungan antara status kecemasan dengan senam yoga kehamilan. Variabel lama persalinan Kala I menunjukkan nilai p value 0,013 < 0,05 (CI 95%), ada hubungan antara lama kala I persalinan dengan senam yoga Perbedaan terdapat pada judul, metode, pendekatan, tempat praktik.
  26. 10 kehamilan. Pengaruh senam yoga dapat mengurangi tingkat kecemasan dan memperpendek kala I fase aktif persalinan. Diana Noor Fatmawati, Evi Dwi Prastiwi Pengaruh Yoga Pada Ibu Inpartu Primigravida Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif (The Effectiveness Of Yoga On The Progress Of The First Stage Of Labor In The Active Phase Of Primigravida) Desain penelitian diawali dengan pendekatan perbandingan kelompok statis. Hasil penelitian bahwa kemajuan persalinan pada fase aktif primigravida yang diberikan pengobatan yoga hampir setengah dari kemajuan normal adalah 6 jam dari 8 orang (47,1%) dan tidak diberi pengobatan mempercepat akselerasi yoga pada jam 5 sebanyak 1 (5,9 %). Hasil Uji Wilcoxon Mann Whitney U dalam nilai SPSS p<0,05, ini menunjukkan bahwa perbedaan antara kemajuan tenaga kerja dengan latihan yoga primigravida dengan latihan yoga yang tidak. Dan kemudian untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh latihan yoga terhadap kemajuan tahap pertama persalinan pada fase aktif primigravida dilakukan uji regresi linier dan mendapatkan nilai R2 = 0,383, yang berarti latihan yoga berpengaruh sebesar 38,3% terhadap tahap pertama. Perbedaan terdapat pada judul, metode, pendekatan, tempat praktik.
  27. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Menurut The International Federation of Gynecolog and Obstetric (FOGI), Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Tyastuti, 2016). Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015). Berdasarkan pengertian diatas dapat
  28. 12 disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40 minggu. b. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya . Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinanbayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus menyadari adanya perubahan perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan (Fatimah, 2017). Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan . Ibu seringkali merasa
  29. 13 khawatir atau takut bayi yang akan dilahirkannya tidak normal (Fatimah, 2017). Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan bidan (Fatimah, 2017). c. Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Selama Hamil 1) Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan) Pada awal kehamian sering muncul perasaan ambivalen dimana ibu hamil merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya hamil. Ambivalen dapat terjadi sekalipun kehamilan ini direncnakan dan sangat diharapkan. Gambaran respon terhadap ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamian apakah ibu hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017). Pada trimester I ini dapat terjadi labilitas emosional, yaitu perasaan yang mudah berubah dalam waktu singkat dan tak dapat diperkirakan. Dapat timbul perasaan khawatir seandainya bayi yang dikandungnya cacat atau tidak sehat, khawatir akan jatuh, cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya (Widatiningsih & Dewi, 2017). 2) Trimester II (Periode sehat) Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu
  30. 14 sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya. Secara kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta perawatan kehamilannya (Widatiningsih & Dewi, 2017). 3) Trimester III (Periode menunggu dan waspada) Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri yaitu ibu merasa dirinya aneh dan jelek (Widatiningsih & Dewi, 2017). Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian kusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan yang lebih dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ini adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Widatiningsih & Dewi, 2017). d. Antenatal Care / ANC Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
  31. 15 kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016). e. Kunjungan ANC Menurut WHO, program antenatal care (ANC) pada tahun 2002 yaitu kunjungan antenatal care dilakukan 4 kali terdiri dari kunjungan pertama pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, kedua pada umur kehamilan ± 26 minggu, ketiga pada umur kehamilan ± 32 minggu dan keempat pada umur kehamilan ± 38 minggu. Program ini mengalami perkembangan pada tahun 2016, kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan standar 8 kali kunjungan sebagai upaya menurunkan angka kematian perinatal dan kualitas perawatan pada ibu. 8 kali kunjungan antenatal care ditetapkan berdsarkan riset dan meliputi kontak pertama dengan petugas kesehatan pada umur kehamilan ± 12 minggu, kedua pada umur kehamilan ± 20 minggu, kontak ketiga pada umur kehamilan ± 26 minggu, kontak ke empat umur kehamilan ± 30 minggu, kontak ke lima umur kehamilan ± 34 minggu, kontak ke enam umur kehamilan ± 36 minggu, kontak ke tujuh umur kehamilan ± 38 minggu dan kontak ke delapan pada umur kehamilan 40 minggu (WHO, 2016). Berikut tabel perbedaan progam antenatal care WHO Tahun 2002 dan 2016;
  32. 16 Tabel 2.1 Perbedaan Jadwal Kunjungan Antenatal Care 2002 WHO Focuced ANC MODEL 2016 WHO ANC MODEL Trimester I Kunjungan I : 8-12 minggu Kontak 1 : Sampai dengan 12 minggu Trimester II Kunjungan 2 : 24-26 minggu Kontak 2 : 20 minggu Kontak 3 : 26 minggu Trimester III Kunjungan 3 : 32 minggu Kunjungan 4: 36-38 minggu Kontak 4 : 30 minggu Kontak 5 : 34 minggu Kontak 6 : 36 minggu Kontak 7 : 38 minggu Kontak 8 : 40 minggu Kembali periksa untuk persalinan pada umur kehamilan 41 minggu belum melahirkan Sumber : WHO, 2016. f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care) Menurut Kemenkes RI pada tahun 2016, tujuan dari pelayanan ANC antara lain : 1) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan baik fisik, mental, dan sosial ibu 2) Memantau selama kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin 3) Mengurangi serta mengenali secara dini terhadap adanya penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, seperti riwayat pembedahan, riwayat penyakit secarau mum dan kebidanan.
  33. 17 4) Mempersiapkan ibu agar berjalan dengan normal pada saat nifas serta mempersiapkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif 5) Mempersiapkan persalinan ibu cukup bulan dan aman dengan trauma yang terjadi seminimal mungkin 6) Mengurangi kelahiran mati pada bayi dan kematian maternal serta mengurangi bayi dengan lahir prematur 7) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi untuk dapat tumbuh kembang secara normal. 8) Mempersiapkan kesehatan bayi dengan optimal. g. Standar Pelayanan Antenatal Care/ANC Standar pelayanan ANC terdiri dari 10 standar yang dikelompokkan sebagai berikut Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10T adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2016) : 1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2) Pemeriksaan tekanan darah 3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri) 5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
  34. 18 7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8) Test laboratorium (rutin dan khusus) 9) Tatalaksana kasus 10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan Menurut Kemenkes RI (2016), secara operasional terdapat cara untuk menentukan pelayanan ANC dengan suatu standar pelayanan antara lain : 1) Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) Pengukuran ini dilakukan hanya pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil yang memiliki risiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis maksudnya adalah kekurangan gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) di mana LiLA kurang dari 23,5cm. Ibu hamil dengan kejadian KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). 2) Timbang Berat Badan (BB) Penimbangan berat badan pada ibu hamil setiap kali kunjungan ANC dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan dari pertumbuhan janin. Penambahan berat badan kurang dari 1 kilogram setiap bulannya atau 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
  35. 19 3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) Pengukuran ini dilakukan pada setiap kali kunjungan ANC untuk mendeteksi adanya pertumbuhan janin yang sesuai atau tidak sesuai dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan umur kehamilan, maka kemungkinan ada gangguan dari pertumbuhan janin. Standar pengukuran ini menggunakan pita pengukur setelah kehamilan berusia 24 minggu. 4) Ukur Tekanan Darah (TD) Pengukuran tekanan darah di lakukan setiap kunjungan ANC untuk mengetahui adanya hipertensi pada kehamilan (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg) dan preeklampsia (hipertensi yang disertai dengan edema tungkai bawah dan atau wajah, dan atau protein uria) 5) Tentukan Presentasi Janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada saat akhir trimester II lalu dilanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada saat pemeriksaan ANC trimester III kepala janin belum masuk ke panggul atau bagian bawah janin bukan kepala berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau terdapat masalah lain. 6) Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian ini di lakukan pada saat akhir trimester I lalu di lanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC. Denyut jantung
  36. 20 janincepat yang lebih dari 160 /menit atau DJJ lambat yang kurang dari 120 /menit menunjukkan adanya gawat pada janin. 7) Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi) Pemberian ini di lakukan untuk mencegah anemia gizi besi pada ibu hamil. Setiap ibu hamil harus mendapatkan minimal 90 tablet zat besi selama kehamilan yang di berikan sejak kontak pertama. 8) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanusneonatorum.Ibuhamildiskrining status imunisasi TT pada saat kontak pertama ANC. Pemberian pada ibu hamil di sesuaikan dengan statusi munisasi ibu saat ini. Pemberian imunisasi TT bagi ibu hamil yang belum pernah atau ragu mendapat imunisasi, maka di berikan imunisasi TT sejak kunjungan pertama sebanyak 2 kali dengan interval pemberian minimal 1 bulan. Jika, ibu hamil pernah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali pemberian pada kehamilan sebelumnya atau pada saat calon pengantin, maka imunisasi TT hanya di berikan 1 kali saja. 9) Periksa Laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat ANC meliputi : a) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) : Pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil di lakukan minimal sekali pada saat
  37. 21 trimester pertama dan sekali pada saat trimester ketiga. Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi anemia yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungannya. b) Pemeriksaan golongan darah : Pemeriksaan ini selain untuk mengetahui jenis golongan darah ibu dapat juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang di perlukan apabila terjadi situasi kegawat daruratan c) Pemeriksaan kadar gula darah : Pemeriksaan gula darah selama kehamilan harus di lakukan pada ibu hamil yang di curigai menderita Diabetes Melitus (DM) dengan minimal pemeriksaan sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (akhir trimester ketiga). d) Pemeriksaan protein dalam urin : Pemeriksaan ini di lakukan pada saat trimester kedua dan ketiga sesuai dengan indikasi. Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria adalah salah satu indikator untuk dapat terjadinya preeklampsia pada ibu hamil. e) Pemeriksaan tes Sifilis : Pemeriksaan ini di lakukan di daerah yang memiliki risiko tinggi serta di tujukan pada ibu hamil
  38. 22 yang di duga terkena Sifilis Pemeriksaaan tes Sifilis sebaiknya di lakukan sedini mungkin pada saat kehamilan. 10) Tatalaksana / Penanganan Kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan ANC tersebut serta hasil pemeriksaan laboratorium, maka harus di tangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan setiap kelainan yang di temukan pada ibu hamil. Kasus-kasus dapat di rujuk sesuai dengan sistem rujukan pada kasus yang tidak dapat di tangani. 2. Persalinan a. Pengertian Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012). Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Saifuddin, 2013). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan Menurut Sulistyawati (2013) faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :
  39. 23 1) Power (Kekuatan Ibu) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu. His atau kontraksi uterus adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. His dibedakan menjadi dua yakni his pendahuluan dan his persalinan. His pendahuluan atau his palsu (false labor pains), yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi braxton hicks. His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah. His pendahuluan tidak mempunyai pengaruh terhadap serviks. His persalinan merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis, akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya dan bersifat nyeri. Kontraksi rahim bersifat otonom yang artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan, namun dapat dipengarui dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan (Rohani, 2013). Tenaga meneran ini serupa dengan tenaga meneran saat buang air besar, tetapi jauh lebih kuat lagi. Ketika kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan pasien menekan diafragmanya kebawah. Tenaga meneran pasien
  40. 24 akan menambah kekuatan kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi. Kombinasi antara his dan tenaga meneran pasien akan meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong janin keluar. Apabila dalam persalinan melakukan valsava maneuver (meneran) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat. Meneran akan menyebabkan ibu lelah dan menimbulkan trauma serviks. 2) Passage (Jalan Lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang vagina). Janin harus berhasil menyesuikan dirinya dengan jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Tulang panggul dibentuk oleh gabungan tulang ilium, tulang iskium, tulang pubis, dan tulang-tulang sakrum. Tulang ilium atau tulang usus merupakan tulang terbesar dari panggul yang membentuk bagian atas dan belakang panggul. Bagian atas merupakan penebalan tulang yang disebut krista iliaka. Ujung depan dan belakang krista iliaka yang menonjol yakni spina
  41. 25 iliaka anterosuperior dan spina iliaka postesuperior. Terdapat benjolan tulang mamanjang di bagian dalam tulang ilium yang membagi pelvis mayor dan minor disebut linea inominata atau linea terminalis yang merupakan bagian dari pintu atas panggul. Tulang isikum atau tulang duduk terdapat di sebelah bawah tulang usus, sebelah samping belakang menonjol yang disebut spina ichiadika. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal (tuber ichiadika) yang berfungsi menopang badan saat duduk. Tulang pubis atau tulang kemaluan terdapat di sebelah bawah dan depan tulang ilium dengan tulang duduk dibatasi oleh formen obturatorium. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut ramus superior tulang pubis. Di depan kedua tulang ini berhubungan melalui artikulasi atau sambungan yang disebut simfisis. Tulang sakrum atau tulang kelangkangan yang terletak diantara kedua tulang pangkal paha. Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawah. Tulang sakrum terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat. Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri. Pada sisi kanan dan kiri di garis tengah terdapat lubang yang dilalui oleh saraf yang disebut foramen sakralia anterior. Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan yang disebut promontorium. Bagian samping
  42. 26 tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui artikulasi sarco-illiaca. Kebawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging atau tulang koksigis. Tulang koksigis atau tulang tungging merupakan tulang yang berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah yang menyatu. Pada tulang ini terdapat hubungan antara tulang sakrum dengan tulang koksigis yang disebut artikulasi sarco-koksigis. Diluar kehamilan artikulasi hanya memungkinkan mengalami sedikit pergeseran, tetapi pada kehamilan dan persalinan dapat mengalami pergeseran yang cukup longgar bahkan ujung tulang koksigis dapat bergerak ke belakang sampai sejauh 2,5 cm pada proses persalinan. Panggul memiliki empat bidang yang menjadi ciri khas dari jalan lahir yakni pintu atas panggul (PAP), bidang terluas panggul, bidang tersempit panggul, dan pintu bawah panggul. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan panjangnya 4,5 cm dan belakang 12,5 cm. Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah-olah berputar 90 derajat terjadi pada bidang tersempit panggul. Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang tetapi dua bidang segitiga. Pintu atas panggul (PAP) merupakan bagian dari pelvis minor yang terbentuk dari promontorium, tulang sakrii, linea terminalis, dan pinggir atas simfisis. Jarak antara simfisis dan promontorium sekitar 11 cm yang disebut konjungata vera. Jarak terjauh garis
  43. 27 melintang pada PAP adalah 12,5 sampai 13 cm yang disebut diameter transvera. Bidang dengan ukuran terbesar atau bidang terluas panggul merupakan bagian yang terluas dan berbentuk seperti lingkaran. Bidang ini memiliki batas anterior yakni pada titik tengah permukaan belakang tulang pubis. Pada lateral sepertiga bagian atas dan tengah foramen obturatorium, sedangkan batas posterior pada hubungan antara vertebra sakralis kedua dan ketiga. Bidang dengan ukuran terkecil atau bidang tersempit panggul merupakan bidang terpenting dalam panggul yang memiliki ruang yang paling sempit dan di tempat ini paling sering terjadi macetnya persalinan. Bidang ini terbentang dari apeks sampai arkus subpubis melalui spina ichiadika ke sakrum, biasanya dekat dengan perhubungan antara vertebra sakralis ke 4 dan ke 5. Bidang tersempit panggul memiliki batas-batas yakni pada tepi bawah simfisis pubis, garis putih pada fasia yang menutupi foramen obturatorium, spina ischiadika, ligamentum sacrospinosum, dan tulang sakrum. Pintu bawah panggul ialah batas bawah panggul sejati. Dilihat dari bawah, struktur ini berbentuk lonjong, seperti intan, di bagian anterior dibatasi oleh lengkung pubis, di bagian lateral dibatasi oleh tuberosita isikum, dan dibagian posterior dibatasi oleh ujung koksigeum. Bidang hodge berfungsi untuk menentukan sampai dimana bagian
  44. 28 terendah janin turun ke panggul pada proses persalinan. Bidang hodge tersebut antara lain: a) Hodge I merupakan bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium b) Hodge II yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah simfisis c) Hodge III yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadika d) Hodge IV merupakan bidang yang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis (Sulistyawati, 2013). 3) Passanger (Janin dan Plasenta) Perubahan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar dalah mengenai ukuran kepala janin, karena kepala merupakan bagian terbesar dari janin dan paling sulit untuk dilahirkan. Adanya celah antara bagian-bagian tulang kepala janin memungkinkan adanya penyisipan antara bagian tulang sehingga kepala janin dapat mengalami perubahan bentuk dan ukuran, proses ini disebut molase (Sulistyawati, 2013). Tabel 2.2 Ukuran Diameter Penting Kepala Janin dan Presentasi Diameter Panjang (cm) Presentasi Suboksipito bregmatika 10 Suboksiput (fleksi maksimal) Suboksipito frontalis 11 Oksiput (fleksi tak maksimal) Oksipito frontalis 12 Puncak dahi Mento vertikalis 13 Dahi Submento bregmatika 10 Muka (defleksi maksimal) Sumber : Sulistyawati, 2013
  45. 29 Menurut Sulistyawati (2013), Plasenta dan tali pusat memiliki struktur berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 cm sampai 20 cm dan tebal 2 cm sampai 2 sampai 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terletak di depan atau di belakang dinding uterus ke atas arah fundus. Bagian plasenta yang menempel pada desidua terdapat kotiledon disebut pers maternal, dan dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin. Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa tali pusat juga menyebabkan penyulit persalinan misalnya pada kasus lilitan tali pusat (Sulistyawati, 2013). Air ketuban atau amnion merupakan elemen yang penting dalam proses persalinan. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentuan diagnosa kesejahteraan janin. Amnion melindungi janin dari trauma atau benturan, memungkinkan janin bergerak bebas, menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat, menahan tekanan uterus, dan pembersih jalan lahir (Sulistyawati, 2013). 4) Psikologis Faktor psikologis menurut Rohani (2013) yakni : a) Melibatan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya c) Kebiasaan adat
  46. 30 d) Dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu 5) Penolong Peran dari penolong peralinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan (Rohani, 2013). c. Tahapan Persalinan Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain : 1) Kala I (kala pembukaan) Kala I persalinan dimulai saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 4 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 4 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering saat fase aktif (Prawirohardjo, 2014). Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi pada fase aktif. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam (Sulistyawati, 2012). Partus lama pada kala I fase aktif terjadi jika dalam waktu 6 jam pembukaan belum lengkap maka hal ini dapat dikatakan bahwa proses persalinan mengalami perlambatan. Perpanjangan pada kala I merupakan salah satu masalah yang sering terjadi
  47. 31 dalam proses persalinan. Kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam, untuk kala I fase aktif normalnya berjalan selama 6 jam pada primigravida, sedangkan lama kala I berlangsung pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam (Manuaba, 2014) Gambar 2.1. Kurve Friedman Sumber : Modifikasi dari Friedman (Indriyani, 2016) a) Fase laten Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali. b) Fase Aktif Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi,
  48. 32 pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain : (1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. (2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. (3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap. 2) Kala II (kala pengeluaran janin) Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II yaitu : a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi; b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, c) Perineum terlihat menonjol; d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka; e) Peningkatan pengeluaran lendir darah. Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kirakira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin
  49. 33 buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2012). Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan dan robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet perineum. Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial dan digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada daerah yang disuplai oleh saraf pudendus (Mander, 2012). 3) Kala III (kala pengeluaran plasenta) Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini : a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (discoit) dan tinggi fundus biasanya turun sampai dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan). b) Tali pusat memanjang Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld).
  50. 34 c) Semburan darah tiba-tiba Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang secara tiba- tiba menandakan darah yang terkumpul diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (maternal portion) keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2012). 4) Kala IV Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc sampai 500 cc. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara lain : a) Intensitas kesadaran penderita
  51. 35 b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan c) Kontraksi uterus d) Terjadinya perdarahan 3. Yoga Prenatal a. Pengertian Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan (pranayama), posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita, 2015). Menurut Rafika (2018), prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu jenis modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental dan spiritual untuk proses persalinan. b. Manfaat Yoga Prenatal (Mandriwati,2011; Suananda, 2018) 1) Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan fisik dengan memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentligamen, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. 2) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selamakehamilan dan bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita
  52. 36 hamil, mengharapkan letak janin normal, mengurangi sesak nafas akibat bertambah besarnya perut 3) Relaksasi dan mengatasi stres. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberi latihan kontraksi dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna diperlukan selama hamil dan selama persalinan 4) Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peran penting dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat relaksasi tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga untuk mengatasi nyeri saat his 5) Untuk meningkatkan sirkulasi darah c. Syarat prenatal yoga 1) Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan kesehatan dan minta nasihat dokter atau bidan 2) Latihan baru dapat dimulai setelah usia kehamilan 22 minggu 3) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas- batas kemampuan fisik ibu 4) Latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin 5) Latihan tidak menekan area perut dengan tidak melakukan latihan untuk otot perut dan menghindari posisi tengkurap 6) Latihan tidak meregangkan area perut dengan tidak melakukan gerakan melenting ke belakang atau backbend berlebihan
  53. 37 7) Latihan tidak memutar area perut (Mandriwati 2011; Suananda, 2018) d. Aturan Utama dalam Prenatal Yoga 1) Dilarang menekan area perut Walaupun pada trimester pertama perut belum terlalu nyata membesar, rahim telah berisi janin. Oleh karena itu, sebaiknya hindari posisi yang menekan area perut. a) Tidak melakukan latihan untuk otot perut. b) Hindari posisi tengkurap. c) Dilarang meregangkan area perut Dengan adanya dorongan dari rahim yang membesar sudah cukup meregangkan otot perut dan kulit area perut, selain itu meregangkan area perut akan member tekanan pada rahim dengan tidak melakukan gerakan melenting ke belakang atau backbend berlebihan. d) Dilarang memutar area perut Agar tidak memutar area perut, gerakan memutar atau twisting dilakukan dengan perlahan dan dalam posisi terbuka atau tidak sampai melintang di depan perut. e. Aturan Tambahan Prenatal Yoga 1) Tidak melakukan peregangan berlebihan 2) Tidak inverse berlebihan 3) Hindari menahan suatu pose dalam waktu lama
  54. 38 4) Hindari posisi terlentang 5) Berhati-hati dalam perpindahan posisi f. Gerakan prenatal yoga 1) Latihan pemusatan perhatian (centering) Centering atau memusatkan perhatian penting untuk memulai latihan. Saat memulai senam, ibu mungkin masih memikirkan banyak hal sehingga perlu membantu ibu untuk memusatkan perhatian, menangkan pikiran, fokus pada latihan dan hanya antara ibu dan janin dalam perutnya. Selalu gunakan kata-kata positif untuk membangkitkan kembali rasa tenang, semangat, percaya diri dan nyaman (Suananda, 2018). Gambar 2.2. Centering Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 2) Pernafasan (pranayama) Pranayama atau latihan pernafasan perlu dilatih karena napas adalah salah satu unsur penting dalam keberhasilan menenangkan pikiran dan mengejan saat persalinan. Bernafas dengan nyaman membawa masuk oksigen ke dalam tubuh dan membuat kesegeran bagi ibu. Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan
  55. 39 yang dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik nafas dan turun pada waktu pengeluaran nafas sambil mengeluarkan nafas melalui mulut. Atur posisi duduk ibu, bersila sambil mengeluarkan nafas dari mulut (Suananda, 2018). Salah satu teknik pernafasan yang dapat dilakukan yaitu Nadi Sodhana. Nadi Sodhana adalah pernafasan bergantian antara lubang hidung kanan dan lubang hidung kiri. Ibu jari digunakan untuk menutup lubang hidung kanan dan jari kelingking untuk lubang hidung kiri (Suananda, 2018) Gambar 2.3. Nadi Sodhana (Pernafasan) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 3) Gerakan pemanasan (warming up) Pemanasan adalah saat persiapan bagi tubuh untuk melakukan gerakangerakan dalam latihan. Hindari gerakan yang berat karena tubuh belum siap. Pemanasan merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuh seperti tulang pinggul, posisi kaki dan bagian tubuh lainnya (Suananda, 2018). a) Stabilisasi
  56. 40 Perubahan beban di dalam tubuh akan membuat perubahan dalam kestabilan badan. Pusat gravitasi akan mengalami perpinndahan ke depan akibat hormon relaxin yang membuat sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini berfungsi untuk menstabilkan rongga panggul, postur tubuh, memperkuat otot punggung dan kaki (Suananda, 2018). Gerakan stabilisasi adalah sebagai berikut : (1) Mountain pose (tadasana) Posisi berdiri yang stabil dan nyaman selama hamil, beri jarak di antara kedua kaki sesuai kenyamanan ibu. Berdiri dengan membagi berat badan sama rata. Gambar 2.4. Mountain Pose Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Tree Pose (Vrksasana) Pindahkan berat badan ke kaki kanan, tekuk lutut kiri dan letakkan telapak kaki kiri di punggung kaki kanan, betis kanan atau paha di dalam kaki kanan. Satukan kedua tangan di depan dada. Tahan beberapa saat dan jaga keseimbangan tubuh
  57. 41 Gambar 2.5. Tree Pose (Vrksasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (3) Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana) Lakukan posisi merangkak. Tarik napas, angkat kepala sedikit, jauhkan bahu dan telinga, tulang ekor diarahkan sedikit ke atas. Keluarkan napas, tundukkan kepala, bawa masuk tulang ekor ke arah dalam. Gerakan ini dapat membantu menstabilkan tulang belakang Gambar 2.6. Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 b) Peregangan Peregangan penting dilakukan untuk relaksasi otot terutama quadrus lumborum, erector spina, otot oblique eksterna dan interna. Menjaga kelenturan sendi-sendi tulang belakang dan
  58. 42 memberi ruang pada rongga dada (Suananda, 2018). Gerakan peregangan adalah sebagai berikut : (1) Peregangan Otot Leher Posisi bisa dilakukan duduk atau berdiri. Angkat tangan kanan dan letakkan di telinga kiri. Lakukan peregangan peregangan ke sisi kanan dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini berfungsi untuk meregangkan otot-otot di area leher. ke sisi kanan dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini berfungsi untuk meregangkan otot-otot di area leher. Gambar 2.7. Peregangan Otot Leher Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Standing lateral stretch (ardhakati chakrasana) Posisi berdiri dan buka kedua kaki selebar panggul. Tarik nafas, jalin jarijari dan angkat ke atas. Keluarkan napas dan bawa tangan ke arah kanan dan sisi kiri tubuh lalu tahan beberapa saat.
  59. 43 Gambar 2.8. Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (3) Triangle pose (trikonasana) Buka kedua kaki lebar, kaki pararel menghadap ke depan. Putar kaki kanan ke arah luar, panggul dan perut tidak ikut berputar. Tarik napas dan buka kedua tangan ke samping Gambar 2.9. Triangle Pose (Trikonasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (4) Revolved head to knee pose (parivrtta janu sirsasana) Duduk dan luruskan kedua kaki. Tekuk dan buka lutut ke arah lantai lalu dekatkan tumit kanan ke paha dalam kiri. Letakkan tangan kiri di lantai. Tarik napas dan angkan
  60. 44 tangan kanan ke atas, keluarkan nafas dan bawa tangan kanan ke kiri. Gambar 2.10. Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu Sirsasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (5) Twisting variation (janu sirsasana) Duduk dan buka lutut kiri ke arah lantai. Letakkan tangan kanan di depan lutut kanan dan tangan kiri di belakang lutut kiri. Tarik napas, tegakkan tulang belakang. Keluarkan napas dan perlahan putar badan ke kiri dan kanan. Gambar 2.11. Twisting Variation (Janu Sirsasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (6) Peregangan otot pinggang Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut, arah telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan. Angkatlah pinggang secara perlahan. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
  61. 45 Gambar 2.12. Peregangan Otot Pinggang Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, 2010 (7) Peregangan lutut Posisi tidur terlentang, tekuk lutut kanan. Lutut kanan digerakkan perlahan ke arah kanan lalu kembalikan. Lakukan sebanyak 8 kali dan lakukan hal yang sama untuk lutut kiri. Gambar 2.13. Peregangan Lutut Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, 2010 (8) Peregangan otot kaki Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar tegak lurus (rileks). Tarik jari-jari ke arah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke depan. Lakukan sebbanyak 10 kali, perhitungan sesuai dengan gerakan.
  62. 46 Tarik kedua telapak kaki ke arah tubuh secara perlahan- lahan dan dorong ke depan. Lakukan sebanyakk 10 kali Gambar 2.14. Peregangan Otot Kaki Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, 2010 c) Persiapan proses persalinan Pada proses persalinan, area panggul dan sekitar akan menjadi daerah yang perlu diperhatikan. Posisi persalinan dan proses mengejan membutuhkan kekuatan dan kelenturan otot-otot dasar panggul. Gerakan berikut ditujukan untuk memberikan peregangan pada otot dasar panggul, melenturkan otot area panggul dan paha antara lain hamstring, adductor group, quadriceps femoris, gluteus group. Memberi ruang bagi janin untuk masuk panggul pada trimester III dan meringankan nyeri punggung dan panggul (Suananda, 2018). Gerakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Bound angle pose (baddha konasana) Posisi duduk, tekuk dan buka kedua lutut ke arah lantai. Satukan kedua telapak kaki dan pegang dengan tangan. Tarik nafas dan tegakkan tulang belakang. Dengan menjaga tulang belakang tetap tegak, bawa tubuh ke arah
  63. 47 depan sedikit dan pastikan tidak menekan perut. Gerakan ini dapat dikombinasikan dengan senam kegel. Gambar 2.15. Bound Angle Pose (Baddha Konasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Garland pose (malasana) Posisi jongkok, buka kedua kaki cukup lebar. Letakkan kedua telapak kaki di lantai dan pastikan lutut membuka cukup lebar untuk memberi ruang bagi janin. Bawa masuk siku kanan di depan lutut kanan dan bawa masuk siku kiri di depan lutut kiri. Satukan dan tekan telapak tangan di depan dada. Gambar 2.16. Garland Pose (Malasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (3) Latihan mengedan dan posisi persalinan Latihan ini hanya dilakukan oleh ibu hamil usia kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu. Gerakan yang
  64. 48 dilakukan yaitu posisi persalinan dan cara mengatur napas saat mengedan selama persalinan. d) Restorative (gerakan relaksasi) Gerakan yang membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang dan relaks. Tujuan gerakan ini adalah mengembalikan stamina, meregangkan otot yang kaku, memberikan posisi yang nyaman dan menenangkan tubuh (Suananda, 2018). (1) Melting heart pose (anahatasana) Posisi berlutut, letakkan kedua tangan di lantai dan jalankan kedua tangan di sampai lurus di depan kepala. Rebahkan dada, pipi kanan di atas guling dan pejamkan kedua mata. Biarkan kedua panggul terangkat, relaks dan nikmati peregangan pada pinggang. Gerakan ini dapat dilakukan untuk ibu hamil dengan letak janin sungsang untuk membantu mengembalikan poisisi janin letak kepala. Gambar 2.17. Melting Heart Pose (Anahatasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Posisi tidur yang nyaman (Savasana) Posisi ini merupakan saat yang tepat untuk menjalin hubungan ibu dengan janin. Ibu dalam posisi relaks dan tenang, merasakan tiap gerakan janin dan berbicara dari
  65. 49 hati ke hati. Pastikan miring kiri untuk menghindari tekanan pada vena cava inferior terutama pada trimester ketiga. Sangga punggung dengan bantal dan atur musik yang nyaman. Gambar 2.18. Posisi Tidur yang Nyaman (Savasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2010 4. Karakteristik Ibu Bersalin a. Usia Usia persalinan yang aman pada ibu adalah usia antara 20 sampai 35 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia rawan bagi persalinan. Kondisi fisik ibu dengan umur lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin. (Sulistyawati, 2015). Usia ibu bersalin dapat berpengaruh mengenai komplikasi dimana usia lebih muda akan merasakan rasa nyeri yang lebih dibanding usia yang tua. Usia 20-35 tahun merupakan usia yang sehat untuk hamil dan melahirkan. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. (Afritayeni, 2017).
  66. 50 b. Paritas Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka maternal yang tinggi karena dapat terjadi gangguan endometrium. Penyebab gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan berulang. Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2013). Jumlah paritas telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu dan anak. Dikatakannya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik daripada yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu yang berkaitan dengan kehamilan (Notoatmodjo, 2012). Paritas dapat dibedakan menjadi nulipara yaitu paritas 0, primipara yaitu paritas 1, multipara yaitu paritas 2-4, dan grandemultipara yaitu paritas lebih dari 4 (Prawirohardjo, 2014). Banyaknya jumlah paritas dapat berpengaruh terhadap tingkat nyeri pada saat persalinan. Pada multipara ibu sudah mempunyai pengalaman dalam proses persalinan dan juga pernah mengetahui dan merasakan nyeri pada persalinan. Berbeda dengan primipara, persalinan dialaminya merupakan pengalaman pertama kali. Menurut
  67. 51 teori Manuaba (2012), ibu yang berusia 20-35 tahun secara fisik dan psikologis sudah siap dalam menghadapi kehamilan. Secara biologis para wanita dianjurkan mengandung di usia muda, tetapi usia ideal untuk mengandung sebaiknya berusia 20-35 tahun. Potter & Perry (2010) menyatakan bahwa usia yang berpengaruh terhadap nyeri adalah usia pra sekolah karena pada usia tersebut, anak cenderung belum bisa mengekspresikan nyeri yang dirasakan, sedangkan pada usia lebih dari 60 tahun, kemampuan metabolisme tubuh telah menurun, dan sering terjadi penurunan kepekaan saraf sehingga pada usia tersebut presepsi nyeri telah berkurang (Abdo, 2011). c. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2012). Tingkat pendidikan ibu bersalin juga sangat berperan dalam kualitas pelayanan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Hal itu menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu bersalin dengan tingkat pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak mengetahui mengenai bagaimana cara menghadapi persalinan yang baik
  68. 52 (Sulistyawati, 2015). Tingkat pendidikan sangat memengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab dan solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya dengan ibu berpendidikan tinggi akan memeriksakan secara teratur kehamilannya demi menjaga kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya dan memiliki pengetahuan mengenai komplikasi pada saat persalinan termasuk nyeri persalinan (Jane, 2014). Tingkat pendidikan adalah lamanya mengikuti pendidikan formal dan mempunyai ijazah sesuai strata pendidikan di Indonesia. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 14 menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang diklasifikasikan pada pasal 17 yaitu pendidikan dasar meliputi SD, SLTP atau sederajat. Pasal 18 yaitu pendidikan menengah yaitu SLTA sederajat 10 dan pada pasal 19 yaitu pendidikan tinggi mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Meskipun nyeri persalinan bersifat subyektif, namun tingkat pendidikan sering dijadikan sebagai variabel yang signifikan berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan. (Ayu & Supliyani, 2017). Menurut teori Indrayanto (2010), bahwa pendidikan berkaitan erat dengan segala
  69. 53 sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Level pendidikan berhubungan dengan meningkatnya skala nyeri yang diakibatkan dari kurangnya strategi koping sehingga seseorang dengan level pendidikan rendah kurang mampu beradaptasi dengan nyeri (Thomten, Soares & Sumdin, 2012). Smith et al. (2014) mengatakan bahwa pendidikan formal mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri. Seseorang dengan level pendidikan formal yang rendah mengalami kesulitan dalam mengakses sumber belajar khususnya pengetahuan tentang nyeri. d. Pekerjaan Menurut Badan Pusat Statistik jenis pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha atau kegiatan. Jenis pekerjaan diklasifikasikan bekerja dan tidak bekerja. Pekerjaan berkaitan dengan aktivitas atau kesibukan ibu. Kesibukan ibu akan menyita waktu sehingga pemenuhan pemeriksaan selama kehamilan berkurang atau tidak dilakukan (Sunarsih, 2015). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil adalah aktivitasnya berisiko bagi kehamilan dan akan berpengaruh pada saat proses persalinan
  70. 54 B. Kerangka Teori Gambar 2.19 Keraangka Teori Kehamilan Persalinan Yoga Prenatal a. Pengertian b. Perubahan Psikologis Ibu Hamil c. Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Hamil d. Antenatal Care/ANC e. Kunjungan ANC f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan g. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan ANC a. Pengertian b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan c. Kala dan Fase Persalinan a. Pengertian b. Manfaat c. Syarat d. Aturan utama dalam Yoga Prenatal e. Aturan tambahan yoga prenatal f. Gerakan yoga prenatal Karakteristik Ibu Inpartu a. Usia b. Paritas c. Pendidikan d. pekerjaan Gambaran Lama Persalinan Pada Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal
  71. 55 C. Kerangka Konsep Gambar 2.20 Kerangka Konsep Gambaran Lama Persalinan Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal Gambaran Lama Persalinan dengan Yoga Prenatal Memendek Memanjang
  72. 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif. Pendekatan yang dipakai dengan menggunakan data sekunder dan teknik pengambilan data secara retrospektif. Penelitian Deskriptif Retrospektif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dengan melihat ke belakang (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melakukan yoga prenatal dalam periode bulan Januari-Juni 2021 di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah sebanyak 45 orang.
  73. 57 2. Sampel Sampel merupakan bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Total Sampling. Menurut Sugiyono (2014:124) total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan yoga prenatal selama periode waktu bulan Januari sampai dengan Juni 2021 di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah sebanyak 45 orang. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu ciri / ukuran yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Septyanto, 2016). Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran lama persalinan pada ibu impartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. 2. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel – variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data (Sugiyono, 2013).
  74. 58 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Gambaran Lama Persalinan Pada Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Lama persalinan pada ibu inpartu yang telah melakukan yoga prenatal dan dihitung dari pembukaan 0 sampai 10. Primigravida < 12 jam ≥ 12 jam Multigravida < 8 jam ≥ 8 jam Checclist, Partograf atau rekam medis D. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2021. E. Sumber Data Penelitian 1. Persiapan Setelah ujian disetujui, peneliti melakukan uji etik dengan mengisi blanko yang diberikan petugas. Setelah terisi peneliti menyerahkan blanko tersebut beserta proposal yang sudah disetujui oleh pembimbing. Kemudian peneliti mengurus surat pengantar dari kampus untuk izin penelitian, agar peneliti mendapatkan izin dari klinik untuk melakukan penelitian
  75. 59 2. Pelaksanaan Peneliti meyerahkan surat izin penelitian dari kampus pada pihak klinik untuk meminta surat izin penelitian. Setelah diberikan izin untuk melakukan penelitian, peneliti datang ke tempat yang sebelumnya mendapatkan informasi dari bidan atau mahasiswa bidan jika ada ibu inpartu dengan riwayat yoga sesuai dengan kriteria inklusi peneliti. 3. Pengecekan Kelengkapan Data Pada saat pengambilan data, peneliti melakukan pengecekan data dan mengisi data yang sudah diperoleh pada saat peneliti melakukan penelitian terhadap responden. 4. Penyusunan Laporan Peneliti melakukan penyusunan laporan setelah mendapatkan data dari hasil penelitian yang diambil dari tempat yang akan diteliti. F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Instrument dalam penelitian ini adalah sarana yang harus dibuat untuk menampung dan mengolah berbagai data yang akan dikumpulkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah dokumen sekunder. Pengambilan data sekunder yaitu data atau dokumen yang diperoleh dari sumber asli, yakni menggunakan rekam medis.
  76. 60 G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolaan Data Setelah data terkumpul, kemudian data diolah. Pengolahan dilakukan secara manual, langkah-langkah pengelohan data sebagai berikut : a. Editing (Penyuntingan) Yaitu memeriksa data yang telah terkumpul yang berasal dari rekam medis agar tidak terjadi kesalahan. b. Skoring (Memberikan Nilai) Merupakan pemberian skor atau bobot pada setiap jawaban dari pernyataan kuesioner. Skoring dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi dapat diberikan skor. Kegiatan skoring yaitu untuk setiap jawaban yang sesuai (benar) diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban yang tidak sesuai diberi 0. c. Coding (Pengkodean) Dilakukan setelah penyuntingan (skoring) berupa pemberian nilai berasal dari responden untuk memudahkan pengolahan data. 2. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Teknik univariat digunakan untuk mengetahui distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Berikut merupakan tehnik perhitungan dalam analisa univariat yaitu :
  77. 61 Dimana: P : Persentase f : frekuensi N : jumlah seluruh observasi
  78. 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan oleh peneliti di Klinik Aurelia. Klinik Aurelia beralamat di Sedayu 1 RT 05 RW 14, Sedayu 1, Sedayu, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 09 September 2021. Klinik Aurelia merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya ditujukan khusus perempuan. Dengan pelayanan diantaranya: 1. Persalinan 24 jam 2. Pemeriksaan dan konsultasi program kehamilan 3. Pelayanan imunisasi 4. Pelyanan KB 5. Kesehatan ibu dan anak 6. Kesehatan reproduksi wanita 7. Senam yoga ibu hamil Klinik Aurelia juga memberikan pelayanan pijet dan Spa oleh bidan terapis, terlatih, profesional, dan bersertifikasi internasional infant massage yang memenuhi kualifikasi dan ijin resmi. Dengan pelayanan diantaranya: 1. Pijat bayi dan anak
  79. 63 2. Spa bayi dan anak 3. Pijat terapi pediatrik 4. Pijat terapi tumbuh kembang 5. Pijat hamil dan nifas 6. Spa ibu hamil dan nifas 7. Homecare/home visite Sementara ruang pelayanan terdiri dari: 1. Ruang pendaftaran 2. Ruang bersalin 3. Ruang pemeriksaan 4. Ruang rawat inap 5. Ruang pijat/spa 6. Ruang yoga 7. Ruang obat/Apotek Klinik Aurelia dalam menjalankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki 4 bidan yaitu sebagai ceo, penanggung jawab shift, dan 2 bidan pelaksana. Selama masa pandemi Klinik Aurelia menerapkan kesehatan dan keselamatan diantaranya wajib mengenakan masker baik staf maupun pasien, staf wajib menyemprotkan disinfektan ke permukaan diantara kunjungan pelanggan, wajib melakukan pengukuran suhu tubuh, dan wajib mencuci tangan sebelum masuk klinik.
  80. 64 B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian sampel dengan tehnik pengambilan data sekunder, didapatkan data dengan jumlah 30 orang dengan hasil sebagai berikut: 1. Karateristik Ibu Bersalin Yang Mengikuti Yoga Prenatal Berdasarkan Usia di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan umur dikelompokan atas: usia reproduksi muda apabila ibu bersalin berumur kurang dari sama dengan 20 tahun, usia reproduksi sehat apabila ibu bersalin berumur antara 21-35 tahun, dan usia reproduksi tua apabila ibu bersalin berumur lebih dari sama dengan 36 tahun dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah No Usia Frekurensi Presentasi 1 Usia Reproduksi Muda (≥20 Tahun) 1 2,2% 2 Usia Reproduksi Sehat (21-35 Tahun) 41 91,1% 3 Usia Reproduksi Tua (≤36 Tahun) 3 6,7% Jumlah 45 100% Sumber Data: Data Sekunder, Januari – Juni 2021. Tabel di astas menunjukan bahwa ibu bersalin di Klinik Aurelia adalah ibu-ibu yang memiliki usia reproduksi sehat yaitu sebanyak 41 orang (91,1%).
  81. 65 2. Karakteristik Ibu Bersalin Yang Mengikuti Yoga Prenatal Berdasarkan Paritas di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan paritas dikelompokan atas ibu primipara dan multipara dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah Paritas Frekuensi Presentasi 1 Primipara 21 46,7% 2 Multipara 24 53,3% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel di atas menunjukan bahwa lebih banyak yang mengikuti yoga prenatal adalah ibu-ibu multipara atau melahirkan lebih dari satu kali yaitu sebanyak 24 orang (53,3%). 3. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan yang dikelompokan atas : pendidikan dasar (SD,SMP/Sederajat), Pendidikan Menengah (SMA/SMK/Sederajat), pendidikan tinggi (Diploma/S1/S2) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Klinik Aurelia No Pendidikan Frekuensi Presentasi 1 Dasar (SD/SMP/Sederajat) 0 0% 2 Menengah (SMA/SMK) 33 73,3% 3 Tinggi (Diploma/S1/S2) 12 26,7% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021.
  82. 66 Tabel diatas menunjukan bahwa yang paling banyak mengikuti yoga prenatal adalah ibu-ibu yang memiliki tingkat pendidikan menengah atau lulusan sma/smk yaitu sebanyak 33 orang (73,3%). 4. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan Pekerjaan di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan pekerjaan dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu bekerja dan tida bekerja dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di Klinik Aurelia Pekerjaan Frekuensi Presentasi 1 Bekerja 27 60% 2 Tidak Bekerja 18 40% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel diatas menunjukan bahwa yang paling banyak mengikuti yoga prenatal adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak 27 orang (60%). 5. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan Frekuensi Yoga di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan frekuesi yoga dikelompokan menjadi 2 yaitu frekuensi yoga 1 kali dalam satu minggu dan frekuensi 2-3 kali dalam satu minggu dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
  83. 67 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Peserta Berdasarkan Frekuensi Yoga di Klinik Aurelia No Frekuensi Yoga Frekurensi Presentasi 1 1 x seminggu 13 28,9% 2 2-3 x seminggu 32 71,1% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021 Tabel diatas menujukan bahwa yang paling banyak mengikuti yoga dalam 1 minggu adalah ibu yang mengikuti yoga dengan frekuensi 2-3 kali dalam satu minggu yaitu sebanyak 32 orang (71,1%). 6. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal pada Primigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan lama persalinan primigravida yaitu dikatakan memendek apabila <12 jam dan dikatakan memanjang apabila ≥ 12 jam dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peserta Yoga Primigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia No Lama Kala I Frekurensi Presentasi 1 Memendek <12 jam 19 90,4% 2 Memanjang ≥12 jam 2 9,6% Jumlah 21 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian ibu inpartu primigravida mengalami pemendekan lama persalinan yaitu sebanyak 19 orang (90,4%).
  84. 68 7. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Pada Multigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan lama persalinan multigravida yaitu dkatakan memendek apabila <8 jam dan dikatakan memanjang apabila ≥8 jam dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peserta Yoga Multigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia No. Lama Kala I Frekurensi Presentasi 1 Memendek <8 jam 19 79,1% 2 Memanjang ≥8 jam 5 20.9% Jumlah 24 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar ibu inpartu multigravida mengalami pemendekan lama persalinan yaitu sebanyak 19 orang (79,1%). C. Pembahasan Hasil penelitian yan dilakukan di Klink Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah dengan jumlah responden 45 orang menunjukan bahwa 32 orang (71,1%) rutin melakukan yoga prenatal. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan dan pekerjaan. Faktor pekerjaan sama dengan faktor sosial ekonomi dalam hal ini memegang peran penting karena yoga pada kehamilan merupakan suatu hal baru yang tidak semua tenaga kesehatan khususnya bidan dapat mengajarkannya kepada ibu hamil. Berdasarkan hal tersebut maka sampai saat ini biaya melakukan yoga prenatal masih mahal. Hal tersebut didukung dari
  85. 69 karakteristik responden yaitu terdapat 27 responden bekerja swasta dimana ibu memeiliki penghasilan sehingga mendukung ekonomi keluarga. Sesuai dengan Wawan dan Dewi (2011) perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh sosial ekonomi. Selain itu faktor pendidikan ibu juga memegang peran penting, dimana ibu dengan pengetahuan yang tinggi akan semakin mengerti tentang suatu objek salah satunya adalah yoga prenatal. Pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh pendidikan. 1. Gambaran Ibu Inpartu dengan yoga prenatal berdasarkan usia Berdasarkan usia mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 41 orang (91,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden masuk dalam kategori reproduksi sehat dan tidak beresiko. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa usia merupakan salah satu sifat karakteristik yang utama. Usia mempunyai hubungan pengalaman terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit dan pengambilan keputusan. Menurut teori Manuaba (2012), ibu yang berusia 20-35 tahun secara fisik dan psikologis sudah siap dalam menghadapi persalinan. Secara biologis para wanita dianjurkan mengandung di usia muda, tetapi usia ideal untuk mengandung sebaiknya berusia 20-35 tahun. Kesuburan seorang ibu juga dipengaruhi oleh usia sehingga pasangan berusia lanjut membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat mengandung. Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan
  86. 70 pertumbuhan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Kurun waktu reproduksi sehat antara 20-35 tahun. 2. Gambaran Ibu Inpartu dengan yoga prenatal berdasarkan pendidikan Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu inpartu dalam penelitian ini 12 responden adalah menengah (Diploma/S1) sehigga memiliki pengetahuan yang lebih tentang manfaat yoga prenatal, dan melakukan yoga prenatal selama kehamilannya. Hal ini sesuai dengan Notoadmodjo (2012) bahwa pengetahuan seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan formal dimana diharapkan semakin tinggi pendidikan juga akan memiliki pengetahuan yang lebih. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa 13 responden (28,9%) tidak rutin melakukan yoga prenatal. Hal ini dapat dikarenakan karena kurang menegrti tentang manfaat yoga prenatal, sehingga tidak rutin dalam melakuka yoga. Kurangnya pengetahuan responden dapat dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dimana karakteristik responden diperoleh 33 responden yang berpendidikan menengah, sehingga akan memeiliki pengetahuan yang kurang tentang yoga prenatal. Pernytaan diatas sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2010), bahwa perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang dapat dipengaruhi oleh pendidikan seseorang.
  87. 71 3. Gambaran Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal berdasarkan Pekerjaan Selain faktor pendidikan hal tersebut juga dikarenakan kondisi ekonomi ibu yang kurang sehigga ibu tidak melakukan yoga secara teratur, karena sampai saat ini yoga masih membutuhka biaya yang mahal. Ekonomi yang kurang dapat dikarenakan karena ibu tidak bekerja sehingga tidak dapat mendukung ekonomi keluarga. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik responden terdapat 18 responden yang tidak bekerja (IRT). Hal ini sesuai dengan Notoadmodjo (2010) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan adalah kondisi sosial ekonomi, dimana kondisi ekonomi cenderung memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik, hal ini karena mampu mencukupi kebutuhan kesehatannya. 4. Gambaran Lama Persalinan Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal berdasarkan Paritas Berdasarkan jumlah anak mayoritas responden melahirkan anak lebih dari satu sebanyak 24 orang (53,3%). Paritas merupakan anak yang dilahirkan (Notoatmodjo, 2010), pada ibu bersalin yang memiliki anak lebih dari satu akan lebih dapat mempersiapkan diri pada saat menghadapi persalinan. Penelitian ini berhubungan dengan paritas terhadap penurunan lama persalinan karena pengalaman melahirkan sebelumnya.
Anúncio