Anúncio
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Anúncio
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017
Próximos SlideShares
15, si & pi delvia vamela, hapzi ali, implementasi icofr pt pertamina geo...15, si & pi delvia vamela, hapzi ali, implementasi icofr pt pertamina geo...
Carregando em ... 3
1 de 9
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Apresentações para você(19)

Similar a Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017(19)

Anúncio
Anúncio

Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting (i co fr) dan pengimplemtasiannya, mercu buana, 2017

  1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL Tentang INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR) DOSEN : Prof. Dr. HAPZI ALI, CMA OLEH : WAWAN PRYONO 55517110001 MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017
  2. INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR) Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasiperusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku. Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) tahun 1977 danSarbanes- Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern pada perusahaan- perusahaan publik Amerika Serikat. (Hapzi Ali, 2017:2)
  3. 1. Terminologi dalam mengevaluasi control deficiency Auditor melakukan pengujian kontrol berdasarkan dokumen-dokumen yang sudah diambil auditor berdasarkan rencana pengujian yang sudah ditetapkan auditor dan yang sudah disetujui oleh manajemen terkait. Auditor sebaiknya mempunyai standard, atau ketentuan untuk menyatakan apakah kontrol tersebut efektif atau tidak. Standard ini dapat disusun oleh auditor berdasarkan pertimbangan profesionalnya, kompleksitas aktifitas bisnis, dan lain sebagainya. Misalnya untuk transaksi harian, maka auditor menentukan dari sejumlah dokumen yang diuji jika ditemukan 2 dokumen yang tidak sesuai dengan kontrol yang dijalankan manajemen dan divalidasi manajemen pada saat penggambaran proses dan kontrol, maka auditor dapat menyimpulkan bahwa kontrol atas transaksi tersebut gagal (failed atau), atau disebut penyimpangan kontrol (control deficiency), (Anonim 1, 2010) 2. Kerangka dalam mengevaluasi control exception dan deficiency Audit standard No. 5 memberikan persyaratan dan memberikan arahan untuk auditor dalam melakukan audit atas penilaian manajemen terkait efektivitas dari pengendalian internal atas pelaporan keuangan, yang juga menyediakan kerangka untuk evaluasi control exception dan deficiency. (Anonim 2, 2015) Kerangka yang digunakan mendefinisikan langkah untuk penilaian, termasuk : 1. Definisi apakah temuan merupakan control exception atau controldeficiency. 2. Menentukan apakah control deficiency tersebut dianggap sebagai deficiency, significant deficiency, atau material weakness. 3. Tujuan pengujian terpenuhi dengan beberapa pertimbangan: a. Tingkat deviasi terkait dengan frekuensi kinerja pengadilan. b. Faktor kualitatif. c. Apakah Exception ini menghasilkan salah saji laporan keuangan. 4. Jika tujuan pengendalian tidak terpenuhi, terdapat dua pilihan: a. Jika exception yang diobservasi dan menghasilkan tingkat deviasi yang diyakini tidak dapat mewakili populasi, misal kena sampling error, pengujian dapat direvaluasi dan diperluas. b. Jika exceptionyang diobservasi dan menghasilkan tingkat deviasi yang diyakini dapat mewakili populasi, exception tersebut dianggap sebagai control deficiencydan tingkat signifikansiny dinilai.
  4. Control defiency sebaiknya dievaluasi menggunakan cara kuantitatif dan kualitatif dengan memperhatikan faktor berikut : 1. Copensating control 2. Kemungkinan terjadinya defiency 3. Volume transaksi 4. Status deficiency sebelumnya 5. Jumlah lokasi pengujian 6. Asersi terkait deficiency 7. Fraud 8. Pemahaman terhadap dampak atas akun laporan keuangan 9. Pemahaman atas proses bisnis terkait laporan keuangan 3. Menarik kesimpulan akhir atas keefektifan Internal Control over Financing Reporting (ICoFR). Kelemahan (defeciency) dianalisis secara individual maupun agregat terkait dengan akun signifikan, pengungkapa dan komponen COSO terkait. Agregasi kelemahan aktivitas pengendalian berdasarkan saldo akun signifikan dan pengungkapan ini penting, mengingat apabila terdapat beberapa kelemahan pengendalian pada saldo akun atau pengungkapan tertentu maka akan meningkatkan kemungkinan salah saji. Agregasi berdasarkan lingkungan pengendalian, penilaian resiko, informasi dan konfirmasi, serta komponen pemantauan COSO lebih sulit dan judgmental. Contoh : kelemahan pengendalian yang saling tidak terkait atas desain yang tidak efektif pada komponen COSO lainnya dapat mengarah pada kesimpulan adanya significant defiency atau material weakness pada komponen penilaian resiko. (Anonim 3, 2017) Kesimpulan secara menyeluruh atas efektivitas desain dan operasional pengendalian internal atas pelaporan keuangan sebaiknya mempertimbangkan :  Bukti yang dikumpulkan selama evaluasi  Hasil penilaian pengendalian tingkat entitas  Hasil penilaian pengendalian umum TI  Hasil evaluasi pengendalian desain pada level proses  Hasil pengujian pengendalian pada level proses  Hasil aktivitas pemantauan dan pengendalian pemantauan  Kesenjangan pengendalian yang dapat diidentifikasi dan signifikansi dari dampaknya terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
  5.  Bukti yang memuaskan atas resolusi dari gap yang teridentifikasi  Konsultasi dengan pihak terkait, termasuk komite audit, tim ahli eksternal dan akuntan publik independen. 4. Bagaimana Mengkomunikasikan Laporan ICoFR Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan (Internal Control over Financial Reporting – ICoFR) merupakan suatu proses yang dirancang dan dilaksanakan oleh manajemen perusahaan dalam rangka mencapai keandalan laporan keuangan, efisiensi, dan efektivitas operasi, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku untuk memberikan keyakinan yang memadai. Pelaksanaan ICoFR ini diatur dalam SOX Section 404 yang berjudul “Management Assessment of Internal Control.” Section ini mengatur bahwasanya manajemen dari perusahaan yang terdaftar di pasar modal Amerika Serikat (NYSE) wajib melakukan pelaporan atas efektivitas ICoFR serta wajib menyertakan atestasi auditor pula atas efektivitas ICoFR – nya. SOX 404 mengharuskan manajemen membuat pernyataan mengenai tanggung jawabnya terhadap pengendalian internal dan pelaporan keuangan ICoFR yang dibuat oleh pelakunya. Diikuti dengan management assessment atas efektivitas pengendalian internal yang telah dilakukannya dengan membuat pengujian – pengujian. Selanjutnya adapula auditor eksternal yang diminta untuk melakukan atestasi atas management assessment tersebut untuk menjamin keefektifan pengendalian internalnya. Seksi ini secara terperinci diatur di dalam PCAOB Auditing Standard No. 5 yang berjudul An Audit of Internal ControlOver Financial Reproting That is Integrated with An Audit of Financial Statements. ICoFR bertujuan untuk memastikan pencatatan yang terperinci, akurat, dan wajar atas transaksi dan pengelolaan transaksi perusahaan. Tujuan ini selanjutnya akan memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat dengan benar prinsip akuntansi yang berlaku umum serta keyakinan yang memadai akan upaya pencegahan atau identifikasi perolehan, penggunaan, atau pengelolaan aset perusahaan tanpa otorisasi yang berdampak material atas laporan keuangan. ICoFR tidak dapat menjanjikan bahwa perusahaan akan mutlak tidak akan mengalami kesalahan dalam penyajian laporan keuangannya yang bebas dari salah saji material yang merupakan tujuan pengendalian secara tepat waktu oleh manajemen. Desain dan pelaksanaan yang secermat apapun tidak mampu meniadakan kesalahan – kesalahan yang akan terjadi. Keterbatasan ICoFR akan tetap ada karena dala pelaksanaannya ICoFR merupakan suatu proses yang sangat melibatkan campur tangan manusia yang rentan terhadap kecurangan atau kesalahan. ICoFR hanya dapat meminimalkan itu semua. Oleh karena itu, terdapat konsep yang disebut dengan “keyakinan yang memadai”.
  6. Dalam rangka mewujudkan pengendalian internal yang efektif, sesuai dengan rekomendasi US SEC, perusahaan harus menggunakan dan mengacu pada suatu kerangka dasar pengendalian internal yang telah diakui secara global sebagai best practice untuk menjamin efektivitasnya. Tujuan COSO adalah menjadi panduan bagi manajemen eksekutif dan para pengelola perusahaan dalam pengelolaan organisasi, pengendalian internal, manajemen resiko, dan penyusunan pelaporan keuangan. (Anonim4, 2015) 5. Pendokumentasian laporan ICoFR Menurut (Bambang Hartadi ) Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi: a. Pemisahan fungsi Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas. b. Prosedur pemberian wewenang Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang. c. Prosedur dokumentasi Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi. d. Prosedur dan catatan akuntansi Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatancatatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu. e. Pengawasan fisik Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi. f. Pemeriksaan intern secara bebas Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data. (Mukhtar Daud, 2011)
  7. Laporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan terdiri dari informasi sistematis yang disajikan meliputi :  Aturan pengendlaian internal atas pelaporan keuangan perusahaan Informasi regulasi spesifik untuk mendukung pengendalian internal atas pelaporan keuangan  Tujuan Definisi tujuan pengendlaian internal atas pelaporan keuangan untuk mengevaluasi desain dan implementasi ditingkat entitas, transaksional dan TI, termasuk penilaian manajemen atas hasil evaluasi  Prosedur Menjelaskan prosedur dan langkah untuk melakukan evaluasi atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan  Cakupan Definisi cakupan evaluasi disetiap level: tingkat entitas, transaksional dan TI  Periode Definisi periode evaluasi  Lokasi Informasi lokasi terpilih untuk tujuan evaluasi  Pendekatan dan Metodologi Menjelaskan pendekatan dan metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi pengendalian internal atas pelaporan keuangan  Summary of deficiency Informasi terkait kelemahan yang teridentifikasi dilevel entitas, transaksional dan TI  Kesimpulan dan rekomendasi Informasi mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk setiap pengendalian dilevel entitas, traksaksional dan pengendalian umum TI. Bahasa yang digunakan manajemen dalam laporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan sebaiknya menyatakan secara langsung kesimpulan atas efektivitas dengan memperhatikan beberapa pertimbangan : 1. Menghindari penggunaan frase yang subjektif, seperti : sangat efektif 2. Tidak menggunakan kalimat negative assurance, seperti : tidak terdapat hal yang menyebabkan manajemen menyimpulkan bahwa pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan tidak efektif. 3. Manajemen tidak diijinkan untuk menyimpulkan bahwa kesimpulan pengendalian internal atas pelaporan keuangan adalah efektif, apabila terdapat satu atau lebih kelemahan material.
  8. Pengimplementasiannya pada Tempat Saya bekerja : Pada tempat saya bekerja telah didasari dengan mekanisme penilaian ICOFR yang sistematis dan terdokumentasikan dengan baik melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sesuai dengan tingkat entitas berdasarkan : •Lingkungan Pengendalian, yaitu: KMK Nomor 12/KMK.01/2010; PMK Nomor 29/PMK.01/2007; PMK Nomor 190/PMK.01/2008; dan PMK Nomor 138/PMK.01/2006. •Penilaian Risiko, yaitu: PMK Nomor 12/PMK.09/2016 •Aktivitas Pengendalian, yaitu: PMK Nomor 131/PMK.01/2015 •Informasi dan Komunikasi, yaitu: PP Nomor 8 Tahun 2006 dan PMK Nomor 213/PMK.05/2013 •Kegiatan Pemantauan, yaitu: KMK Nomor 152/KMK.09/2011 Dimana Menurut PMK 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat : •Menteri/Pimpinan Lembaga/Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran serta Penanggung jawab unit akuntansi lingkup BUN membuat pernyataan tanggung jawab atas Laporan Keuangan yang disampaikan (pasal 49 ayat 1); •Pernyataan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga disusun oleh penanggung jawab unit akuntansi pembantu Pengguna Anggaran (pasal 49 ayat 2); dan •Pernyataan tanggung jawab memuat pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah disusun sesuai dengan SAP (pasal 49 ayat 3). Dengan Konsep Three Lines of Defense dalam ICOFR : • Unit Kerja (manajemen) menerapkan ICOFR sepanjang waktu. • Tim Penilai (manajemen) membantu manajemen pada setiap level organisasi dengan melakukan penilaian penerapan ICOFR. • Itjen (APIP) melakukan reviu, memberikan konsultansi dan asurans penerapan ICOFR. Contohnya : Pada Pencatatan Transaksi Akrual Sehingga Praktik Pencatatan Pendapatan, Beban, Aset, Dan Kewajiban lainnya beserta pelaporan saldo Kas Bank, Kas di Bendahara Pengeluaran, dan Utang kepada Pihak Ketiga dari SP2D atau lainnya menjadi satu kesatuan sistem sehingga mudah untuk melakukan pelaporan keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
  9. Daftar Pustaka : 1. Hapzi Ali, 2017. Modul Sistim Informasi dan Pengendalian Internal. 2. Anonim1, 2010. https://internalauditindonesia.wordpress.com/2010/03/01/panduan- praktis-pemeriksaan-internal-kontrol-berdasarkan-metodologi-sox-seksi-404-2/, (24 Desember 2017, jam 18.00) 3. Anonim2, 2015. https://dokumen.tips/documents/sistem-informasi-dan-pengendalian- internal-bab-13.html, (24 Desember 2017, jam 18.30) 4. Anonim3, 2017. https://lovedoc.org/7-13-icofr-part-2-docx, (25 Desember 2017, jam 10.00) 5. Anonim4, 2015. http://www.e-akuntansi.com/2015/12/bagaimana- mengkomunikasikan-laporan.html, ( 25 Desember 2017, jam 10.30) 6. Mukhtar Daud, 2011. http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/internal-control- over-financial.html, (25 Desember 2017, jam 10.45).
Anúncio