Sakramen yang diterimakan kepada orang katolik yang sudah dibaptis, ketika menghadapi kejadian luar biasa, seperti tindakan operasi, maupun sakit berat.
3. Manusia dan Sakit
Sakit merupakan salah satu penderitaan terbesar
manusia, terlebih jika sakit itu tergolong dalam
sakit parah.
Dalam kondisi sakit, terlebih sakit parah maka
manusia akan mengalami ketidakberdayaan baik
jasmani maupun rohani.
Kondisi ini tidak jarang membuat manusia
mengalami kesendirian, depresi, cemas, khawatir,
bahkan berujung pada keputusasaan.
4. Sakit dan
K e putusasaan
• Kondisi sakit tidak selamanya
membuat manusia merasa putus
asa dan terpuruk dalam
penyakitnya.
• Terkadang dalam kondisi sakit
manusia justru dapat terbantu
untuk mencapai kedewasaan
secara penuh.
5. Sakit dan Keputusasaan
• Penyakit dapat membantu kita mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam mengenai apa
yang sebenarnya bersifat dangkal dan
sementara dalam hidup kita dan apa yang
bersifat utama dan abadi.
•Yang jelas apapun situasi batin manuasia,
penyakit merupakan ancaman terhadap
kehidupan dan secara naluriah pasti semua
orang menolaknya.
Kondisi sakit terkadang menyadarkan akan
akhir suatu kehidupan (kematian).
6. Mendampingi Orang Sakit
• Menjenguk, supaya mereka merasa
dihibur, diperhatikan dan dicintai
• Mendoakan agar Tuhan berkehendak
menganugerahkan kesembuhan dan
kesehatan bagi yang sakit.
• Menemani, menunggu dan tidak kalah
pentingnya adalah memberi semangat,
motivasi agar mereka punya kekuatan
untuk sembuh dari sakitnya.
8. Keberadaan manusia di
dunia yang terancam oleh
sakit sebagai tanda bahwa
hidup manusia tercemar
oleh dosa.
Namun Injil menolak
bahwa sakit itu sebagai
hukuman langsung atas
dosa manusia.
9. Allah mencintai
bukan hanya
orang sehat,
tetapi juga
orang yang sakit
dengan
berbagai
keadaannya
• Tuhan menyampaikan kepada kita
bahwa Tuhan menghendaki
Kehidupan.
Mat 4:24 “…. dan dibawalah kepada-Nya
semua orang yang buruk keadaannya, yang
menderita pelbagai penyakit dan sengsara,
yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang
lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka.”
Yesaya 53:4 “tetapi sesungguhnya penyakit
kitalah yang ditanggungNya, dan kesengsaraan
kita yang dipikul-Nya”
10. • Yesus dengan jelas
memberikan tugas
pada Gereja untuk
melakukan pelayanan
kepada orang sakit.
Mat 25:36 : “Ketika
Aku telanjang kamu
memberi Aku pakaian,
Ketika Aku sakit kamu
melawat aku,….”
11. • Tugas itu akhirnya
menumbuhkan gerakan
pelayanan secara jasmani
untuk melayani orang sakit
yang secara fisik dapat
dilihat dalam bentuk
pelayanan rumah sakit, panti
jompo, panti rehabilitasi,
dsb.
• Selain secara jasmani ada
bentuk pelayanan lain yang
bersifat rohani, salah satunya
dengan pemberian
Sakramen Pengurapan Orang
Sakit.
Foto: https://stpetrus-solo.org/warta/menjenguk-orang-sakit/
12. S A K R A M E N P E N G U R A P A N ORANG S A K I T
Bersama Sakramen Tobat termasuk ke dalam sakramen
penyembuhan.
Terkadang disebut juga sakramen perminyakan.
Pelayanan ini didasarkan pada pelayanan Yesus yang
ditugaskan kepada para Rasul. Mrk 6 :13, “dan mereka
mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit
dengan minyak dan menyembuhkan mereka.”
Rasul Yakobus menegaskan tugas pelayanan ini: “Kalau ada seorang di antara kamu yang
sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta
mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan
menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah
berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.” (Yak 5:14-15)
13. Pelayan dan
Penerima
Sakramen pengurapan orang sakit diberikan
kepada orang Katolik dalam kondisi sakit
berat atau yang mengalami kesulitan karena
usia lanjut. (bdk. KGK 1514)
Bisa diterima lebih dari satu kali (bdk. KGK
1515)
Hanya seorang imam yang dapat
menerimakan Sakramen Pengurapan Orang
Sakit.
14. KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (1514-1515)
1514 Urapan orang sakit "bukanlah Sakramen bagi
mereka yang berada di ambang kematian saja.
Maka saat yang baik untuk menerimanya pasti sudah tiba, bila orang
beriman mulai ada dalam bahaya maut karena menderita sakit atau
sudah lanjut usia" (SC 73)
1515 Kalau seorang sakit yang telah menerima urapan ini sehat
kembali, maka ia dapat menerima lagi Sakramen ini, apabila ia sakit
berat lagi. Dalam menderita penyakit yang sama, Sakramen ini dapat
diulangi, kalau keadaan makin buruk. Dianjurkan agar seorang yang
menghadapi operasi besar, menerima Urapan Orang Sakit. Demikian
juga berlaku untuk orang tua renta, yang kekuatannya mulai melemah.
15. Penerimaan Sakramen
Pengurapan Orang Sakit
Materia: Minyak yang sudah diberkati uskup dalam misa Krisma (OI: Oleum
Infirmorum) dan pengurapan dengan minyak.
Forma: Doa resmi Gereja dalam pengurapan orang sakit. ”Semoga karena
pengurapan suci ini, Allah yang Maharahim menolong saudara dengan rahmat
Roh Kudus. Semoga Tuhan membebaskan saudara dari dosa dan
membangunkan saudara di dalam rahmat-Nya”
Upacara ini bisa dilakukan di rumah, di rumah sakit,
atau di gereja. Bisa juga diterimakan bersama-sama
dengan Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi.
Imam menumpangkan tangan lalu mengurapi dahi dan
kedua telapak tangan si sakit dengan minyak OI sambil
mendoakan doa pengurapan.
16. Buah-buah Sakramen
Pengurapan Orang Sakit
(KGK 1520-1523)
• Anugerah khusus dari Roh Kudus untuk
memberikan kesembuhan rohani
• Persatuan dengan sengsara Kristus.
• Rahmat Gerejani
• Persiapan untuk perjalanan terakhir.
17. Anugerah Khusus dari Roh Kudus untuk
Memberikan Kesembuhan Rohani
• Kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan
satu penyakit berat atau dengan kelemahan karena
usia lanjut
• Bantuan Tuhan melalui kekuatan Roh-Nya hendak
membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa,
tetapi juga menuju kesembuhan badan, kalau itu
sesuai dengan kehendak
• Dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu
akan diampuni (Yak 5:15)
18. Persatuan dengan
Sengsara Kristus.
• Oleh sakramen ini, orang yang sakit menerima
kekuatan dan anugerah untuk menyatukan diri
lebih erat dengan sengsara Kristus.
• Ia seakan-akan ditahbiskan untuk menghasilkan
buah melalui keserupaan dengan sengsara Juru
Selamat yang menebus.
19. Rahmat Gerejani
• Karena "secara bebas menggabungkan diri
dengan sengsara dan wafat Kristus, maka
orang-orang sakit memberi sumbangan bagi
kesejahteraan umat Allah" (LG 11).
• Dalam upacara Urapan Orang Sakit, Gereja
mendoakan orang sakit di dalam persekutuan
para kudus.
• Orang sakit menyumbangkan melalui rahmat
Sakramen demi pengudusan Gereja dan
kesejahteraan semua orang, untuk siapa Gereja
menderita dan menyerahkan diri kepada Allah
Bapa melalui Kristus.
20. Persiapan untuk
Perjalanan Terakhir
Urapan ini merupakan persiapan untuk perjalanan
terakhir terutama bagi mereka yang tengah menghadapi
ajal. Bagi mereka, Urapan ini membuat mereka semakin
serupa dengan Kristus sendiri. Urapan Orang Sakit ini
menjadi semacam rangkuman kehidupan kita di dunia,
yang telah dimulai dengan (1) Pembaptisan yang telah
mempersatukan kita dengan kematian dan kebangkitan
Kristus, dan yang telah memberikan kehidupan baru
dalam Roh, (2) Penguatan meneguhkan kita di dalam
iman, dan (3) Urapan Terakhir (termasuk Ekaristi)
membekali kita untuk menghadapi perjuangan sebelum
memasuki kehidupan kekal di rumah Bapa.
21. persatuan orang sakit dengan sengsara Kristus demi
keselamatannya sendiri dan keselamatan Gereja;
penghiburan, perdamaian, dan keberanian untuk
menderita secara Kristen sengsara yang ditimbulkan
oleh penyakit atau oleh usia lanjut;
pengampunan dosa, apabila orang sakit tidak dapat
menerimanya melalui Sakramen Pengakuan;
penyembuhan, kalau ini berguna bagi keselamatan
jiwa;
persiapan untuk peralihan ke hidup abadi.
Buah-buah rahmat khusus dari
Sakramen Urapan Orang Sakit adalah:
23. Beberapa Sumber yang digunakan
• Katekismus Gereja Katolik
• Menghidupi Tradisi Katolik
• Permata Iman Katolik
• Katolisitas.org