Manajemen Isu seharusnya menjadi bagian dari tugas Lembaga Publik untuk memastikan diseminasi informasi kepada publik bisa berlangsung efektif melalui media massa.
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
ManajemenIsuLembaga
1. WAHYU DHYATMIKA
[ R E D A K T U R P E L A K S A N A T E M P O ]
[ D I V I S I E K S T E R N A L A L I A N S I J U R N A L I S
I N D E P E N D E N ( A J I ) J A K A R T A ]
Manajemen Isu
untuk Lembaga Publik
2. Overview
Kapan dan mengapa manajemen isu dibutuhkan
Apa dan bagaimana manajemen isu dilakukan
Tahapan Manajemen Isu
Prakondisi untuk suksesnya manajemen isu
3. Kenapa Manajemen Isu Penting?
Manajemen isu dibutuhkan untuk mengelola banjir
informasi di sekitar kita dan mengarahkan
pemberitaan media massa (agenda setting)
Manajemen isu tidak sama dengan memanipulasi
media atau menyuap jurnalis. Jika dilakukan dengan
benar, manajemen isu yang efektif justru
memberikan efek positif untuk narasumber dan
jurnalis.
5. Tapi hanya sedikit yang dipublikasikan media
31 Jan
Penang
kapan
LHI
12 Feb
PKS-Anis M
Annisa
Tewas
Harrier
6 Maret
Ruhut
Goda Ibu
Raffi
27 Maret
Penembak
an
Cebongan
1 April
Cebongan
Idjon
Janbi
9 Feb
Mayat
Noordin
SMS SBY ke
Anas
6. Mengapa?
Tugas utama media/jurnalisme adalah memilah dan
memilih informasi tentang apa yang penting buat
publik. Gatekeeper of information.
Media mengandalkan reporternya untuk mengetahui
semua informasi yang penting, yang sedang terjadi
di lingkungannya. Nah, para reporter ini bergantung
pada para narasumber untuk memperoleh informasi
itu.
7. Klasifikasi Narasumber
mereka yang mengalami (tangan pertama)
mereka yang menyaksikan/mendengar (tangan
pertama)
mereka mengetahui (tangan kedua)
mereka yang punya kewenangan/otoritas
mereka yang mengerti (pengamat)
8. Hubungan Reporter dan Narasumber
Narasumber dan reporter saling membutuhkan. Karena
itu, relasi ideal adalah yang setara, tidak ada pihak yang
mengkooptasi yang lain.
Untuk memiliki relasi yang setara, kedua pihak harus
memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Narasumber tidak mungkin tahu semuanya, tidak
mungkin memberitahu semuanya (ada rahasia jabatan),
sementara jurnalis/reporter punya kode etik yakni
menjaga independensi dan obyektifitas.
Kunci relasi yang berhasil adalah
transparansi/keterbukaan dan aksesibilitas.
9. Contoh Manajemen Isu yang Berhasil
Gugatan Koalisi LSM atas Rancangan KUHP dan
KUHAP
Cara Kementerian Hukum dan HAM
mengumumkan pembebasan Schapelle Corby dari
penjara Krobokan, Bali
Aksi SBY turun tangan mengatasi kebakaran hutan
dan bencana kabut asap di Riau
Operasi tangkap tangan KPK
10. Contoh Manajemen Isu yang Buruk
Penanganan pemerintah Malaysia atas musibah
hilangnya pesawat MH370
Cara pemerintah menangani banyak isu seputar
kebijakan mengucurkan dana Rp 6,7 triliun ke Bank
Century
Konvensi Partai Demokrat
Kampanye Korlantas Mabes Polri untuk tertib
berlalu lintas
11. Apa yang menjadi kunci keberhasilan?
Penguasaan pesan: apa yang terjadi, siapa yang
terlibat, mengapa itu terjadi, apa
konteksnya/mengapa penting? 5W+1H (what, when,
where, who, why + how)
Pemahaman tentang proses komunikasi yang terjadi:
siapa komunikator, komunikan dan apa potensi
‘noise’ yang mungkin muncul, bagaimana
mengantisipasinya?
12. Tahapan Manajemen Isu (Terencana)
1. Memilih isu apa yang akan ditawarkan kepada publik
(seleksi)
2. Jika isunya lebih dari satu, maka harus ada prioritas.
3. Mempelajari dan memahami isu tersebut dari
kacamata media
4. Menentukan posisi/melakukan framing (pengolahan
isu)
5. Menyampaikan topik tersebut pada media (rilis)
6. Memonitor hasilnya (pemantauan)
7. Melakukan koreksi bila perlu (evaluasi).
13. Tahapan Manajemen Isu (Responsif)
1. Mempelajari dan memahami isu panas yang
muncul di media (terlebih ketika media sudah
memiliki informasi dan posisi/framing)
2. Menentukan posisi/melakukan framing: counter
issue (pengolahan isu)
3. Menyampaikan framing tersebut pada media (rilis)
4. Memonitor hasilnya (pemantauan)
5. Melakukan koreksi bila perlu (evaluasi).
14. Seleksi dan Prioritas Isu
Setiap hari tentu ada banyak informasi menarik yang
ingin Anda bagi ke masyarakat melalui media. Pilih
dan prioritaskan beberapa saja.
Seleksi sebaiknya dilakukan berdasarkan pada
kepentingan lembaga Anda dan apa manfaatnya
untuk publik.
Selanjutnya, topik itu dikemas kembali agar sesuai
dengan konsep nilai berita dan cara kerja media.
15. Magnitude (skala besaran peristiwa)
Prominence (penting tidaknya tokoh yang terlibat)
Proximity (kedekatan peristiwa dengan audiens)
Significance (penting tidaknya dampak)
Actuality (baru tidaknya peristiwa)
Human Interest (aspek kemanusiaan)
Patokan wartawan dalam menilai peristiwa
16. Faktor yang mempengaruhi media
Kalau dilihat dari sisi media, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi nada, arah, maupun sudut
pandang suatu media. Faktor tersebut antara lain:
1) kelengkapan informasi yang dimiliki redaksi media
2) persepsi redaksi terhadap isu/topik tersebut
3) kebijakan editorial.
17. Memahami cara kerja media
Penting sekali dalam manajemen isu ini, Anda
memahami cara jurnalis bekerja, ritme kerja mereka,
bahan macam apa yang mereka butuhkan, jadwal
deadline mereka dan seterusnya.
Setiap media punya nilai berita yang khas (karakter)
sendiri, punya jadwal deadline sendiri dan punya
urutan/struktur kerja sendiri.
18. Pemimpin Redaksi
Redaktur Eksekutif/Produser Eksekutif
Redaktur Pelaksana/Redaktur Bidang
Redaktur/Produser/Redaktur Halaman
Koordinator Liputan
Penulis/Staf Redaksi/Asisten Produser
Reporter
Struktur Redaksi Media
19. Framing
Framing adalah pembentukan cara
pandang/persepsi mengenai apa yang terjadi.
Framing harus faktual, tidak boleh direkayasa.
Begitu terungkap ada manipulasi fakta, seluruh
bangunan logika framing Anda akan berantakan.
Lihat kembali framing di contoh2 manajemen isu
yang berhasil dan yang tidak, dan perhatikan apa
kunci keberhasilannya.
20. Rilis
Anda bisa memilih beberapa metode rilis: general
(konvensional) atau selected target.
Sebuah isu yang dikemas baik, sudah menjawab
pertanyaan:
1. Apa nilai beritanya? Mengapa penting?
2. Apa kepentingan publiknya?
3. Siapa aktor kuncinya dan bagaimana peran mereka?
(pelaku, korban, penyidik, penanggungjawab dll)
4. Siapa lagi narasumber yang bisa dihubungi untuk
mengungkap lebih jauh masalah ini?
5. Konfirmasi bisa dilakukan ke siapa?
21. Jika manajemen isu didefinisikan sebagai upaya
terstruktur dan terencana untuk mengelola
informasi agar sesuai dengan sebuah perspektif
tertentu kepada publik lewat media, maka
pemantauan media adalah alat untuk mengukur
sejauhmana keberhasilan manajemen isu tersebut.
Monitoring
22. Pesannya muncul di media atau tidak
Pesannya konsisten dengan framing atau tidak
Bagaimana Mengukur Keberhasilan Anda?
23. Secara konvensional, dilakukan dengan mencari kata kunci
tertentu dalam pemberitaan media, dan mengkliping berita
yang dimaksud.
Dengan perkembangan teknologi, pemantauan bisa
dilakukan secara terkomputerisasi.
Pemantauan Media
27. Evaluasi
Jika pesan sudah berhasil disampaikan, namun
framingnya tidak tersampaikan, maka harus ada
evaluasi.
Faktor internal dan eksternal dilihat kembali. Secara
internal: apa semua noise sudah diantisipasi, apa
penyampaian sudah cukup jernih, dan seterusnya.
Secara eksternal: bisa dicari feedback dari
media/jurnalis, untuk tahu apa yang terjadi
29. Setiap orang adalah penyampai informasi
Social Media menjadi media baru, yang bisa
mempengaruhi opini dan wacana publik.
Kebebasan berekspresi lebih luas dan
jangkauannya makin merata di seluruh Indonesia.
Makin banyak situs dan media sosial yang fokus
menjadi mobilisator dan pendorong gerakan
sosial: change.org, avaaz.org dll
Prinsip Manajemen Isu di Social Media