SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
1 
MATEMATIKA TEKNIK KIMIA I 
Oleh 
Ir. Drs. Faisal RM., MSIE., Ph.D 
Program Studi Teknik Kimia 
Fakultas Teknologi Industri 
Universitas Islam Indonesia 
2011
KKOONNTTRRAAKK KKUULLIIAAHH 
1. Tidak boleh nitip tanda tangan kehadiran kuliah, 
jika ditemukan buat curang nitip tanda tangan, 
maka yang menitip dan dititip, maka nilai ujian akhir 
semester diberi nilai E. 
2. Tidak boleh buat curang dalam mngerjakan KUIS, 
UTS dan UAS, seperti nyontek catatan kuliah ketika 
ujian bersifat tutup buku atau nyontek lembaran 
jawaban teman atau kerjasama. Jika ditemukan 
kejadian seperti itu oleh pengawas dan tercatat 
dalam berita acara ujian, maka nilai ujiannya yang 
bersangkutan diberi nilai E. 
3. Berpakaian rapi, sopan, dan bersepatu, tidak boleh 
pakai sandal dan kaos oblong tanpa krah. 
4. Mahasiswi berpakaian busana muslimah, tidak 
ketat dan tidak menampakkan kontur tubuh.
SILABUS 
1. Pendahuluan 
2. Fungsi Beta, Gama, deret, suku 
sisa, Variabel Teknik Kimia 
Kompleks 
3. Teori Residu, Vektor dan Matriks 
4. Penyusunan dan Penyelesaian 
Analitis Persamaan Differensial 
Ordiner(Deret, Fungsi, Bessel 
dan Fungsi Legendre). 
5. Penyelesaian Analitis Persamaan 
Differensial Parsial (Metode 
substitusi, Pemisahan variabel, 
Laplace Transform,Fourier 
Transform) 
3
LITERATUR 
1. Mickley, Sherwood and Reed. 1975.” Applied 
Mathematics in Chemical Engineering”, McGraw- 
Hill, New York USA 
2. Rice. 1995. “Applied Mathematics and Modelling 
for Chemical Engineering, New York, John 
Wiley&Son. 
4
NNOORRMMAA PPEENNIILLAAIIAANN 
NA = 10%xNPR+20%xNKuis+35%xNUTS+35%xNUAS 
Nilai Pekerjaan 
rumah 
Nilai Ujian 
Akhir 
Semester 
Nilai Tugas 
Nilai Proyek 
Akhir Nilai 
UjianTengah 
Semester
PPEERRIINNGGKKAATT NNIILLAAII 
1. A (4.00) 8. C+ (2.25) 
2. A- (3.75) 9. C (2.00) 
3. A/B (3.50) 10. C- (1.75) 
4. B+ (3.25) 11. C/D (1.50) 
5. B (3.00) 12. D+ (1.25) 
6. B- (2.75) 13. D (1.00) 
7. B/C (2.50) 14. E (0.00)
NILAI DAN RENTANG ANGKA 
No Nila 
i 
Angka No Nilai Angka 
1. A 90 - 100 8 C+ 55 - 59 
2. A- 85 - 89 9 C 50 - 54 
3. A/B 80 - 84 10 C- 45 - 49 
4. B+ 75 - 79 11 C/D 40 - 44 
5. B 70 - 74 12 D+ 35 - 39 
6. B- 65 - 69 13 D 30 - 34 
7. B/C 60 - 64 14 E 0 - 29
PERINGKAT KELULUSAN 
NO IPK PREDIKET 
KELULUSA 
N 
3.50 < IPK £ 4.00 
1. Kumlaud 
2. Sangat 
memuaskan 
2.75 < IPK £ 3.50 
2.00 < IPK £ 2.75 
3. IPK < 2.00 
Memuaskan 
4. Tidak Lulus
PENDAHULUAN 
1. DASAR : Fisika, Kimia, Matematika dan Kimia Fisika 
2. Dalam Matematika Teknik Kimia diharapkan Mahasiswa 
mampu: 
 Membaca/memahami berbagai masalah fisika/kimia 
 Menyusun masalah Teknik Kimia dalam bahasa matematika 
 Menyelesaikan masalah Teknik Kimia yang telah tersusun 
 Menginterpretasikan hasilnya 
3. Hasil Kuantitatif Model Matematika 
4. Tools/Informasi: 
 Hukum Konversi (neraca massa dan Panas) 
 Persamaan Kecepatan 
 Persamaan Kesetimbangan (Distribusi Kesetimbangan 
 Equation of State 
 Persamaan Gerak
PENDAHULUAN 
5. Cara Penyelesaian : - Analitik - Numeris 
6. Asumsi diperlukan dalam penyusunan masalah Teknik Kimia 
ke dalam bahasa matematika dan persamaan yg disusun/ 
diperoleh harus dapat menjelaskan pokok persoalannya, dan 
persamaan persamaan matematika ini merupakan model 
T ? 
T0 T = f(x) 
x 
Persamaan Matematika 
Merupakan model matematika 
(Pers. Aljabar, PD Ordiner, PD Parsial, PD Berhingga) 
7. Proses yang terjadi dapat: 
 Ajeg (Steady State) 
 Tidak Ajeg (Unsteady State)
PENDAHULUAN 
8. NERACA MASSA: 
1) Tanpa reaksi Kimia: 
é 
- úû 
êë 
ù 
é 
êë 
Massa Flow 
Out of System 
Mass Flow 
into System 
2) Dengan Reaksi Kimia: 
ù 
úû 
é 
= úû 
êë 
ù 
Change of Mass 
Inside System 
é 
- úû 
é 
+ úû 
é 
- úû 
é 
Mass 
Mass 
Massa Flow 
Mass Flow 
3) Neraca Massa dapat dikenakan untuk: 
 Neraca massa Total (komponen A + B + C) 
 Neraca massa Komponen (Komponen A/B/C) 
9. NERACA PANAS (Energi) 
ù 
úû 
é 
= úû 
êë 
ù 
êë 
ù 
êë 
ù 
êë 
ù 
êë 
Change of Mass 
Inside System 
Consumption 
Generation 
Out of System 
into System 
ù 
úû 
é 
= úû 
êë 
ù 
é 
- úû 
êë 
ù 
é 
êë 
Rate of Energy 
Accumulation 
Rate of Energy 
Out of System 
Rate of Energy 
into System
PENDAHULUAN 
9. NERACA PANAS (Energi) 
Untuk System Terbuka: 
é 
ù 
é 
+ 
ù 
Flow of Internal 
é 
- + 
ù 
é 
Work done by 
Syst. on suroundings 
Heat added 
to Syst by : 
- Conduction 
- Convection 
- Radiation 
Kinetics Pot.En 
Flow of Internal 
Kinetics Potensial 
10. PERSAMAAN KESETIMBANGAN 
a). Kesetimbangan kimia: 
aA + bB cC + dD 
K = (C)c (D)d /(A)a (B)b 
b). Kesetimbangan Uap dan Cairan 
Y = k x = m x 
c). Relative Volatility (Campuran Biner) 
Y = α x / (1+ (α-1)x) 
ù 
ú úû 
é 
= 
ê êë 
ù 
ú úû 
ê êë 
+ 
- 
ú ú ú ú ú 
û 
ê ê ê ê ê 
ë 
ú úû 
ê êë 
ú úû 
ê êë 
+ 
Rate of Change 
Internal,kinetics,Pot.Energy 
Inside System 
(Shaft Work Pv Work 
- Reaction 
Out of System 
into System
PENDAHULUAN 
11. EQUATION OF STATE 
 Berhubungan dengan berbagai sifat fisika/kimia bahan: density, entalphy 
 Entalphy Cairan h = Cp. T 
 Entalphy Gas/Uap H = Cp. T + λ W 
 ρv , ρg = f(T) 
 Cp = f(T) = a + bT + cT2 
 P.V = n.R.T; n/V = P/R.T; ρ = M.P/R.T 
12. PERSAMAAN KECEPATAN 
 Untuk Massa Hukum Fick NA = - D. dCA / dx 
 Untuk Panas Hukum Fourier q = - dT/dx 
 Untuk Momentum Hukum Newton 
13.Kinematika Kimia 
t = -m.dV / dx 
Kecepatan Reaksi: aA +b B cC 
Kecepatan Rekasi 
kC C 
( ) / 
E RT 
bB 
aA 
G = 
k f T 
, a dan b konstante, k : konstante kecepatan reaksi 
= = a 
-
1. Neraca Massa 
Neraca Massa adalah hal yang paling mendasar dalam Chemical Engineering Tools, 
kita belajar pertama kali di pelajaran ATK, secara sederhana dapat dikatakan bahwa 
massa total yang memasuki suatu sistem akan sama dengan massa keluarnya 
meskipun jenis senyawanya berbeda beda, sistem di sini adalah alat ataupun overall 
pabrik. Neraca massa juga dapat didetailkan menjadi neraca unsur bahwa apabila 
ada senyawa terdiri dari unsur2 misal C,H,O maka massa unsur C masuk = massa 
unsur C keluar, begitu pula dengan unsur H dan O. 
2. Neraca Panas 
Neraca panas mempelajari tentang energi, kita banyak belajar pada pelajaran heat 
transfer dan thermodinamika. pada prinsipnya : total energy masuk + energy 
dibangkitkan -total energy keluar-energy berubah bentuk =akumulasi energy. 
Energy dapat dibangkitkan dari senyawa kimia seperti pembakaran ataupun reaksi 
kimia yang lain. Energy dalam suatu sistem dapat dideteksi lewat suhu sistem, 
Energy boleh saja berubah bentuk dari panas ke gerak, dari listrik ke panas, tetapi 
hasil akhirnya akan tetap sama jumlahnya.
3. Keseimbangan 
Keseimbangan adalah salah satu Anugerah Tuhan di Dunia, ada siang ada malam, 
ada baik pasti ada buruk, ada nikmat pasti ada sedih......Keseimbangan di bidang 
teknik kimia mengacu kepada titik yang sifatnya seakan akan statis, padahal tidak 
statis ! kesimbangan adalah apabila kecepatan transfer massa/panas dari kedua 
sistem memiliki kecepatan yang sama, jumlah kedua sistem yang seimbang tidak 
harus sama...Keseimabnagn dapat berupa keseimbangan reaksi, keseimbangan 
fasa, dan lain lain. 
4. Rate Process 
Rate Process ( Proses transfer) adalah pedoman untuk mempelajari dan 
menganalisa proses kecepatan dalam perpindahan massa maupun perpindahan 
panas. Kita sudah belajar di pelajaran Proses Transfer dan sejujurnya inilah yang 
paling sulit dipelajari di Teknik Kimia. Dalam tugas Prarancangan Pabrik Kimia ini 
tidak akan terlalu banyak digunakan, mungkin dalam tataran pendidikan 
selanjutnya akan banyak dipelajari.
5. Ekonomi 
Dalam urusan kehidupan dunia, kita sepenuhnya harus memperhatikan aspek 
ekonomi, khusus dalam bidang teknik kima apapun yang kita rancang, kita produksi 
harus selalu memperhitungkan aspek ekonomi. Teknik kimia adalah ilmu yang 
sifatnya open minded atau ilmu yang untuk menyelesaikan satu masalah dapat 
dilakukan dengan berbagai cara, tinggal dioptimasi mana yang paling mudah dan 
menguntungkan secara ekonomi.Untuk apa kita susah2 merancang kalau jelas jelas 
kita tahu akan rugi 
6. Humanitas 
Humanitas mengharuskan kita sebagai orang teknik kimia harus selalu 
mempertimbangkan lingkungan dan aspek sosial dalam menjalankan profesi kita, 
harus bertanggungjawab terhadap resiko2 sosial dan lingkungan terhadap apapun 
yang kita berbuat. Kalau ada sarjana teknik kimia yang dijadwal ronda saja ga 
mau...ya bukan sarjana teknik kimia
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN 
Studi Kasus 2 
Untuk menaikan suhu m kg suatu zat cair dengan kalor 
jenisnya c J.Kg-1.K dari T1 menjadi T2. Bagaimana model 
perubahan kalornya?. 
Jawabannya 
Hukum kekekalan enerji 
rate of input – rate of output = rate of accumulation 
17 
Accumulation 
m, c, T 
pemanasa 
n
PENDAHULUAN 
rate of input – rate of output = rate of accumulation 
dQ – 0 = m . c . dT 
dQ = m . c . dT 
2 
ò = ò 
dQ mc dT 
1 
. . 
T 
T 
. . ] . .( ) 2 1 
Q = m c T 2 
= m c T - 
TT 
T 1 18 
Jika m = 0.5 Kg dan c = 400 J.Kg-1. K 
t1 = 280 C t2 = 400 C. T1 = 273 + 28 = 3010 K; 
T2 = 273 + 40 =3130K 
Maka Q = m. c (T2 – T1) = 0.5 x 400 x ( 313 - 301)= 2400 J
PENDAHULUAN 
Studi Kasus 3 
Jika 75 g air yang suhunya 200C dicampur dengan 50 g air yang suhunya 
1000C. Berapa suhu campurannya?. 
19 
m1 , c , dT m2 , c , dT 
Jawabannya 
rate of input – rate of output = rate of accumulation 
dQ - = 
dQ 
1 2 
m . c . dT - 0 = 
m . c . 
dT 
1 2 
ò ò 
m c dT m c dT 
a 
- = 
. . 0 . . 
1 2 
m c T - T = m c T - 
T 
. .( ) . .( ) 
a a 
1 1 2 2 
T - = 
T 
75.1.( 293) 50.1.(373- ) 
a a 
T K t C 
a a 
T 
T 
0 0 
T 
T 
325 atau 52 
0 
2 
1 a 
= =
PENDAHULUAN 
Studi Kasus 4 
Jika isi tangki berbentuk selinder adalah V. Tentukan model 
matematik untuk menentukan dimensi tangki minimal?. 
Jawabannya 
20 
h 
r 
h V 
2.p .r
PENYUSUNAN PERSAMAAN ALJABAR 
Contoh Soal 
Ekstraksi Asam Benzoat (AB) dalam Toluen menggunakan pelarut air 
Berapa proporsi Asam Benzoat yang bisa diambil dalam fase air 
Toluen R(m3/s) Toluen R (m3/s) Toluen R(m3/s) Air S (m3/s) 
AB C (kg/m3 ) AB X (kg/m3 ) AB C (kg/m3) AB 0 (kg/m3) 
Air S (m3/s) Air S (m3/s) 
Y (kg/m3) AB 0 (kg/m3 ) X 
Neraca massa 
Rate of Input – Rate of Output = Rate of Accumulation X R (m3/S) S(m3/s) 
(R.C+S.0 ) – (R.X+S.Y) = 0 y (kg/m3 ) 
R.C = R.X+S.Y, dimana Y= mX 
R.C = R.X+S.mX = X (R+S.m), maka X = (R.C)/(R+S.m) 
Y = (m.R.C)/(R+S.m) 
Proporsi AB yang dapat dipungut E = (S.Y)/(R.C)=((m.S)/(R+S.m))*100%
PENYUSUNAN PERSAMAAN ALJABAR 
Ekstraksi Asam Benzoat 2 Tahap 
R, C R, X1 R, X2 
Tahap 1 Tahap 2 
S, Y1 S, Y2 S, 0 
Simbol dan asumsi sama dengan contoh diatas 
Persamaan kesetimbangan y1= mx1 dan y2= mx2 
Neraca Massa AB Tahap 1 Tahap 2 
Input AB (kg/s) R.c + S.y2 R.x1 + 0 
Output AB (kg/s) R.x1+ S.y1 R.x2 +S.y2 
Input - Output = Accumulation 
Tahap 1 (R.c + S.y2) - (R.x1+ S.y1) = 0 
Tahap 2 (R.x1 + 0) - (R.x2 +S.y2 ) = 0 
Tahap 1 (R.c + S.y2) = (R.y1/m+ S.y1) 
Tahap 2 (R.y1/m) = (R.x2 +S.mx2 ) 
y1 = (m.R.x2/R) + (m2.S.x2/R) 
y1 = (m.x2) + (m2.S.x2/R)
FUNGSI GAMMA DAN BETA 
¥ 
( ) 2 , Jika ( ) 2 1 2 2 b 
ò ò 
erf x e b d erf x e b d 
= - = - = 
p 
b 
0 0 
p 
x 
Bentuk Umum Fungsi Gamma: 
¥ 
= ò > 
x t x - 1 
e - 
tdt x 
t 
( ) , 0 
0 
x x x 
t + = 
t 
( 1) . ( ) 
n n n n 
t t 
= - - = - 
( ) ( 1). ( 1) ( 1)! 
Bentuk Umum Fungsi Beta : 
= ò - > > - - 
x y t x t y dt x y 
( , ) (1 ) , 0, 0 
x y x y 
b t t 
( , ) ( ). ( ) 
( ) 
1 
0 
1 1 
x + 
y 
= 
t 
b 
Teorema Fungsi Gamma : 
Teorema Fungsi Beta :
FUNGSI GAMMA 
¥ 
ò ò 
( ) 2 , Jika ( ) 2 1 2 2 b 
erf x e b d erf x e b d 
= - = - = 
p 
b 
0 0 
p 
x 
X 0 0.01 0.1 0.5 1.0 1.5 2.0 
Erf(x) 0 0.01128 0.11246 0.52049 0.84270 0.96610 0.99532 1 
Contoh Soal : 
¥ 
x t 
x t e dt x 
= > 
( ) , 0 
¥ 
- - 
= 
2 
1 
Jika (1 
t 
t e dt 
t = u ® dt = 
udu 
misal 2 . Ini disubstitusikan menjadi 
1 
2 
(1 
u 
u e udu 
) ( ) 2 
2 
) 2 2 2 
2 
ò ò ò 
ò 
ò 
ò 
¥ ¥ 
u - u - 
u 
¥ 
- - 
¥ 
- - 
¥ 
- - 
= 
1 
= = = = 
0 0 0 
0 
2 
2 
0 
1 
2 
0 
1 
2 2 2 
t 
(1 
) 
2 
p p 
p 
t 
t 
t 
u e udu e du e du
FUNGSI GAMMA DAN BETA 
Contoh Soal Fungsi Gamma: 
1 
τ( ) = τ( + ) = .ττ ) = 
. π 
2 (7 
1 1 
1 7 
1 
7 
), maka 3 
2 
), maka 7 
2 
t 
τ( ) ( )( ) 
t = - - t = 
p 
3). Jika (4), maka (4) (4 1)! 3.2.1 6 
) 15 
2 
8 
1 
-3). (1 
2 
2 
2 
2 
2). Jika (7 
2 
2 
2 
2 
2 
1). Jika (3 
= - = = 
t t 
Contoh Soal Fungsi Beta : 
.15 
2)(9 
1 
60 
1)(9 
2 
96 
6.2 
p p 
p 
6.5.4.3.2.1 
3 
.15 
945 
8 
(9 
. 6 
1 
(11 
1 
= - - 
(4 1)!.(3 1)! 
(7 1)! 
). (7 
2 
t t 
(3 
(3 
7 
t t 
) (4) 
2 
(3 
, 7 
2 
, 7 
2 
( ) 
,4), maka 3 
2 
b b t t 
3). Jika (4,3), maka (4,3) (4). (3) 
(4 3) 
945 
32 
) 
2 
2 
4) 
2 
,4 
2 
2). Jika (3 
1 
7 
4) 
3)(9 
2 
2 
2 
(9 
8 
1 
2 
) 
2 
2 
) 
2 
2 
) 
2 
(3 
2 
), maka 3 
2 
1). Jika (3 
= = 
- 
+ 
= 
= = = 
+ 
= 
= 
- - - - 
= = 
+ 
= 
t 
p 
t 
p 
t 
b b 
p 
p 
p p 
t 
t 
b b 
( )
TRANSFORMASI LAPLACE 
Umumnya persamaan differensial homogen untuk sistem berorde-n 
ditulis: 
Persamaan differensial ini disebut sebagai persamaan differensial linear: 
jika koefisien a1, a2,..., an+1. bukan fungsi dari y(t). 
Alih Ragam Laplace 
Alih ragam Laplace merupakan salah satu alat bantu matematika yang 
digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial. Bila 
dibandingkan dengan metode klasik dalam menyelesaikan persamaan 
differensial, alih ragam Laplace memiliki keuntungan dua hal : 
1. Penyelesaian persamaan homogen dan integral khusus diperoleh 
dalam satu operasi. 
2. Alih ragam Laplace mengubah persamaan differensial ke persama-an 
aljabar dalam s. Hal ini memungkinkan dapat memanipulasi per-samaan 
aljabar dengan aturan aljabar sederhana untuk memepero-leh solusi 
dalam wawasan s. Solusi akhir diperoleh dengan melaku-kan alih ragam 
Laplace balik.
TRANSFORMASI LAPLACE 
Definisi Alih-ragam Laplace 
Diberikan suatu fungsi nyata f(t) yang memenuhi kondisi 
s 
untuk bilangan nyata terbatas, maka alih-ragam Laplace 
didefinisikan sebagai 
atau F(s) = alih ragam Laplace dari f(t) = [f(t)] 
Peubah s disebut sebagai operator Laplace, berupa peubah 
kompleks, s = s + jw.
TRANSFORMASI LAPLACE 
Contoh: 
Misalkan f(t) merupakan fungsi tangga satuan yang didefinisikan sebagai 
f(t) = us(t) = 1 , t > 0 
= 0 , t < 0 
Alih ragam Laplace f(t) ini diperoleh sebagai berikut 
Untuk memudahkan penerapan alih-ragam Laplace, dibawah ini diberikan 
tabel teorema alih-ragam Laplace: 
Tabel Teorema alih-ragam Laplace : 
Perkalian dengan konstanta [kf(t)] = kF(s) 
Penjumlahan dan beda [f1(t) + f2(t)] = F1(s)+F2(s)
TRANSFORMASI LAPLACE 
Umumnya persamaan differensial homogen untuk sistem berorde-n 
ditulis: 
Persamaan differensial ini disebut sebagai persamaan differensial linear: 
jika koefisien a1, a2,..., an+1. bukan fungsi dari y(t). 
Alih Ragam Laplace 
Alih ragam Laplace merupakan salah satu alat bantu matematika yang 
digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial. Bila 
dibandingkan dengan metode klasik dalam menyelesaikan persamaan 
differensial, alih ragam Laplace memiliki keuntungan dua hal : 
1. Penyelesaian persamaan homogen dan integral khusus diperoleh 
dalam satu operasi. 
2. Alih ragam Laplace mengubah persamaan differensial ke persama-an 
aljabar dalam s. Hal ini memungkinkan dapat memanipulasi per-samaan 
aljabar dengan aturan aljabar sederhana untuk memepero-leh solusi 
dalam wawasan s. Solusi akhir diperoleh dengan melaku-kan alih ragam 
Laplace balik.
PERSAMAAN DIFFERENSIAL 
DENGAN METODE SERIES 
Untuk penyelesaian PD dengan metode series akan 
diberikan dua metode yang banyak digunakan pada Teknik 
Kimia, yaitu Persamaan Bessel dan Laplace (banyak 
dipakai pada pengendalian proses/kontrol). 
Persamaan Bessel 
Persamaan umum persamaan Bessel adalah : 
[ 2 ] [ 2 (1 ) 2 2 ] 0 
x d y x a bx r dy 
s P r 
2 + + + c + dx - b - a - r x + b x y = 
2 
2 
dx 
dx 
Penyelesaian umum PD Bessel 
ù 
úû 
é 
y x e C z ( !d! x ) C z ( ! d 
! 1 2 
- - s 
a bx r x 
= + - 
êë 
p 
s 
p 
s 
s 
(1 ) / 2 ( / ) 
a c 
= æ - 
P s 
÷ø 
- ö çè 
2 
2 
1 1
PERSAMAAN DIFFERENSIAL 
DENGAN METODE SERIES 
Beberapa kasus : 
1. a. Jika d 
adalah real dan P atau bilangan bulat maka 
s 
Zp dinyatakan dengan Jp dan Z-p dinyatakan dengan J-p 
b. Jika P = 0 atau bilangan bulat maka Zp dinyatakan 
dengan Jn dan Z-p dinyatakan dengan Yn 
2. a. Jika adalah imajiner dan P atau bilangan bulat maka Zp 
dinyatakan dengan Ip dan Z-p dinyatakan dengan I - p 
b. Jika P = 0 atau bilangan bulat maka Zp dinyatakan 
dengan In dan Z-p dinyatakan dengan Kn
PERSAMAAN DIFFERENSIAL 
DENGAN ME TODE SERIES 
Studi Kasus 1 
Selesaikan PD di bawah ini: 
x d y x a b dy 
b b 
Penyelesaian : 
Jika disesuaikan dengan PD Bessel : 
a.1 - 2β = a + 2bxr 
jadi ; b = 0 
a = 1 - 2β 
b. 
jadi ; c = 0 
d = β2 
s = β 
[ 2 ] 2 2 0 
2 
2 
2 + - + x y = 
dx 
dx 
b 2 x2b = [c + dx2s - b(1- a - r)xP + b2 x2r ]
PERSAMAAN DIFFERENSIAL 
DENGAN ME TODE SERIES 
Jadi; P = 
= 
= 
æ - 2 
2 
a c 
1 1 
s 
ö çè 
- ÷ø 
0 
1 1 1 2 2 
æ - + b 
ö çè 
b 
2 
1 2 = 1 b = 1 
- ÷ø 
b 
b 
b 
b 
d 
Karena 1 
= bilangan real dan P adalah bilangan bulat, maka 
2 
= = 
b 
s

More Related Content

What's hot

Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
wahyuddin S.T
 
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
AnnisaSeptiana14
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
Habibur Rohman
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
APRIL
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Khoridatun Nafisah
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
sartikot
 

What's hot (20)

Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
328793143-Laporan-Praktikum-Heat-Exchanger.docx
 
6 termokimia (entalphi)
6 termokimia (entalphi)6 termokimia (entalphi)
6 termokimia (entalphi)
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
Persamaan keadaan pertemuan iii)
Persamaan keadaan pertemuan iii)Persamaan keadaan pertemuan iii)
Persamaan keadaan pertemuan iii)
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
153335269 tutorial-hysys-untuk-mahasiswa-1
153335269 tutorial-hysys-untuk-mahasiswa-1153335269 tutorial-hysys-untuk-mahasiswa-1
153335269 tutorial-hysys-untuk-mahasiswa-1
 
Ppt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenPpt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; laten
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
 

Similar to Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012

Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimiaPertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Saya Kamu
 
Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1
galih
 

Similar to Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012 (20)

BAB 2 ENERGETIKA.pptx
BAB 2 ENERGETIKA.pptxBAB 2 ENERGETIKA.pptx
BAB 2 ENERGETIKA.pptx
 
KINETIKA_REAKSI.ppt
KINETIKA_REAKSI.pptKINETIKA_REAKSI.ppt
KINETIKA_REAKSI.ppt
 
Termodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptxTermodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptx
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
 
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimiaPertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
Promosi
Promosi Promosi
Promosi
 
LAJU REAKSI
LAJU REAKSILAJU REAKSI
LAJU REAKSI
 
Bismo yuswan-matematika teknik-kimia
Bismo yuswan-matematika teknik-kimiaBismo yuswan-matematika teknik-kimia
Bismo yuswan-matematika teknik-kimia
 
Laju reaksi 1
Laju reaksi 1Laju reaksi 1
Laju reaksi 1
 
Laju reaksi 1
Laju reaksi 1Laju reaksi 1
Laju reaksi 1
 
Lks termokimia
Lks termokimiaLks termokimia
Lks termokimia
 
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docxMAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012

  • 1. 1 MATEMATIKA TEKNIK KIMIA I Oleh Ir. Drs. Faisal RM., MSIE., Ph.D Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia 2011
  • 2. KKOONNTTRRAAKK KKUULLIIAAHH 1. Tidak boleh nitip tanda tangan kehadiran kuliah, jika ditemukan buat curang nitip tanda tangan, maka yang menitip dan dititip, maka nilai ujian akhir semester diberi nilai E. 2. Tidak boleh buat curang dalam mngerjakan KUIS, UTS dan UAS, seperti nyontek catatan kuliah ketika ujian bersifat tutup buku atau nyontek lembaran jawaban teman atau kerjasama. Jika ditemukan kejadian seperti itu oleh pengawas dan tercatat dalam berita acara ujian, maka nilai ujiannya yang bersangkutan diberi nilai E. 3. Berpakaian rapi, sopan, dan bersepatu, tidak boleh pakai sandal dan kaos oblong tanpa krah. 4. Mahasiswi berpakaian busana muslimah, tidak ketat dan tidak menampakkan kontur tubuh.
  • 3. SILABUS 1. Pendahuluan 2. Fungsi Beta, Gama, deret, suku sisa, Variabel Teknik Kimia Kompleks 3. Teori Residu, Vektor dan Matriks 4. Penyusunan dan Penyelesaian Analitis Persamaan Differensial Ordiner(Deret, Fungsi, Bessel dan Fungsi Legendre). 5. Penyelesaian Analitis Persamaan Differensial Parsial (Metode substitusi, Pemisahan variabel, Laplace Transform,Fourier Transform) 3
  • 4. LITERATUR 1. Mickley, Sherwood and Reed. 1975.” Applied Mathematics in Chemical Engineering”, McGraw- Hill, New York USA 2. Rice. 1995. “Applied Mathematics and Modelling for Chemical Engineering, New York, John Wiley&Son. 4
  • 5. NNOORRMMAA PPEENNIILLAAIIAANN NA = 10%xNPR+20%xNKuis+35%xNUTS+35%xNUAS Nilai Pekerjaan rumah Nilai Ujian Akhir Semester Nilai Tugas Nilai Proyek Akhir Nilai UjianTengah Semester
  • 6. PPEERRIINNGGKKAATT NNIILLAAII 1. A (4.00) 8. C+ (2.25) 2. A- (3.75) 9. C (2.00) 3. A/B (3.50) 10. C- (1.75) 4. B+ (3.25) 11. C/D (1.50) 5. B (3.00) 12. D+ (1.25) 6. B- (2.75) 13. D (1.00) 7. B/C (2.50) 14. E (0.00)
  • 7. NILAI DAN RENTANG ANGKA No Nila i Angka No Nilai Angka 1. A 90 - 100 8 C+ 55 - 59 2. A- 85 - 89 9 C 50 - 54 3. A/B 80 - 84 10 C- 45 - 49 4. B+ 75 - 79 11 C/D 40 - 44 5. B 70 - 74 12 D+ 35 - 39 6. B- 65 - 69 13 D 30 - 34 7. B/C 60 - 64 14 E 0 - 29
  • 8. PERINGKAT KELULUSAN NO IPK PREDIKET KELULUSA N 3.50 < IPK £ 4.00 1. Kumlaud 2. Sangat memuaskan 2.75 < IPK £ 3.50 2.00 < IPK £ 2.75 3. IPK < 2.00 Memuaskan 4. Tidak Lulus
  • 9. PENDAHULUAN 1. DASAR : Fisika, Kimia, Matematika dan Kimia Fisika 2. Dalam Matematika Teknik Kimia diharapkan Mahasiswa mampu:  Membaca/memahami berbagai masalah fisika/kimia  Menyusun masalah Teknik Kimia dalam bahasa matematika  Menyelesaikan masalah Teknik Kimia yang telah tersusun  Menginterpretasikan hasilnya 3. Hasil Kuantitatif Model Matematika 4. Tools/Informasi:  Hukum Konversi (neraca massa dan Panas)  Persamaan Kecepatan  Persamaan Kesetimbangan (Distribusi Kesetimbangan  Equation of State  Persamaan Gerak
  • 10. PENDAHULUAN 5. Cara Penyelesaian : - Analitik - Numeris 6. Asumsi diperlukan dalam penyusunan masalah Teknik Kimia ke dalam bahasa matematika dan persamaan yg disusun/ diperoleh harus dapat menjelaskan pokok persoalannya, dan persamaan persamaan matematika ini merupakan model T ? T0 T = f(x) x Persamaan Matematika Merupakan model matematika (Pers. Aljabar, PD Ordiner, PD Parsial, PD Berhingga) 7. Proses yang terjadi dapat:  Ajeg (Steady State)  Tidak Ajeg (Unsteady State)
  • 11. PENDAHULUAN 8. NERACA MASSA: 1) Tanpa reaksi Kimia: é - úû êë ù é êë Massa Flow Out of System Mass Flow into System 2) Dengan Reaksi Kimia: ù úû é = úû êë ù Change of Mass Inside System é - úû é + úû é - úû é Mass Mass Massa Flow Mass Flow 3) Neraca Massa dapat dikenakan untuk:  Neraca massa Total (komponen A + B + C)  Neraca massa Komponen (Komponen A/B/C) 9. NERACA PANAS (Energi) ù úû é = úû êë ù êë ù êë ù êë ù êë Change of Mass Inside System Consumption Generation Out of System into System ù úû é = úû êë ù é - úû êë ù é êë Rate of Energy Accumulation Rate of Energy Out of System Rate of Energy into System
  • 12. PENDAHULUAN 9. NERACA PANAS (Energi) Untuk System Terbuka: é ù é + ù Flow of Internal é - + ù é Work done by Syst. on suroundings Heat added to Syst by : - Conduction - Convection - Radiation Kinetics Pot.En Flow of Internal Kinetics Potensial 10. PERSAMAAN KESETIMBANGAN a). Kesetimbangan kimia: aA + bB cC + dD K = (C)c (D)d /(A)a (B)b b). Kesetimbangan Uap dan Cairan Y = k x = m x c). Relative Volatility (Campuran Biner) Y = α x / (1+ (α-1)x) ù ú úû é = ê êë ù ú úû ê êë + - ú ú ú ú ú û ê ê ê ê ê ë ú úû ê êë ú úû ê êë + Rate of Change Internal,kinetics,Pot.Energy Inside System (Shaft Work Pv Work - Reaction Out of System into System
  • 13. PENDAHULUAN 11. EQUATION OF STATE  Berhubungan dengan berbagai sifat fisika/kimia bahan: density, entalphy  Entalphy Cairan h = Cp. T  Entalphy Gas/Uap H = Cp. T + λ W  ρv , ρg = f(T)  Cp = f(T) = a + bT + cT2  P.V = n.R.T; n/V = P/R.T; ρ = M.P/R.T 12. PERSAMAAN KECEPATAN  Untuk Massa Hukum Fick NA = - D. dCA / dx  Untuk Panas Hukum Fourier q = - dT/dx  Untuk Momentum Hukum Newton 13.Kinematika Kimia t = -m.dV / dx Kecepatan Reaksi: aA +b B cC Kecepatan Rekasi kC C ( ) / E RT bB aA G = k f T , a dan b konstante, k : konstante kecepatan reaksi = = a -
  • 14. 1. Neraca Massa Neraca Massa adalah hal yang paling mendasar dalam Chemical Engineering Tools, kita belajar pertama kali di pelajaran ATK, secara sederhana dapat dikatakan bahwa massa total yang memasuki suatu sistem akan sama dengan massa keluarnya meskipun jenis senyawanya berbeda beda, sistem di sini adalah alat ataupun overall pabrik. Neraca massa juga dapat didetailkan menjadi neraca unsur bahwa apabila ada senyawa terdiri dari unsur2 misal C,H,O maka massa unsur C masuk = massa unsur C keluar, begitu pula dengan unsur H dan O. 2. Neraca Panas Neraca panas mempelajari tentang energi, kita banyak belajar pada pelajaran heat transfer dan thermodinamika. pada prinsipnya : total energy masuk + energy dibangkitkan -total energy keluar-energy berubah bentuk =akumulasi energy. Energy dapat dibangkitkan dari senyawa kimia seperti pembakaran ataupun reaksi kimia yang lain. Energy dalam suatu sistem dapat dideteksi lewat suhu sistem, Energy boleh saja berubah bentuk dari panas ke gerak, dari listrik ke panas, tetapi hasil akhirnya akan tetap sama jumlahnya.
  • 15. 3. Keseimbangan Keseimbangan adalah salah satu Anugerah Tuhan di Dunia, ada siang ada malam, ada baik pasti ada buruk, ada nikmat pasti ada sedih......Keseimbangan di bidang teknik kimia mengacu kepada titik yang sifatnya seakan akan statis, padahal tidak statis ! kesimbangan adalah apabila kecepatan transfer massa/panas dari kedua sistem memiliki kecepatan yang sama, jumlah kedua sistem yang seimbang tidak harus sama...Keseimabnagn dapat berupa keseimbangan reaksi, keseimbangan fasa, dan lain lain. 4. Rate Process Rate Process ( Proses transfer) adalah pedoman untuk mempelajari dan menganalisa proses kecepatan dalam perpindahan massa maupun perpindahan panas. Kita sudah belajar di pelajaran Proses Transfer dan sejujurnya inilah yang paling sulit dipelajari di Teknik Kimia. Dalam tugas Prarancangan Pabrik Kimia ini tidak akan terlalu banyak digunakan, mungkin dalam tataran pendidikan selanjutnya akan banyak dipelajari.
  • 16. 5. Ekonomi Dalam urusan kehidupan dunia, kita sepenuhnya harus memperhatikan aspek ekonomi, khusus dalam bidang teknik kima apapun yang kita rancang, kita produksi harus selalu memperhitungkan aspek ekonomi. Teknik kimia adalah ilmu yang sifatnya open minded atau ilmu yang untuk menyelesaikan satu masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara, tinggal dioptimasi mana yang paling mudah dan menguntungkan secara ekonomi.Untuk apa kita susah2 merancang kalau jelas jelas kita tahu akan rugi 6. Humanitas Humanitas mengharuskan kita sebagai orang teknik kimia harus selalu mempertimbangkan lingkungan dan aspek sosial dalam menjalankan profesi kita, harus bertanggungjawab terhadap resiko2 sosial dan lingkungan terhadap apapun yang kita berbuat. Kalau ada sarjana teknik kimia yang dijadwal ronda saja ga mau...ya bukan sarjana teknik kimia
  • 17. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN Studi Kasus 2 Untuk menaikan suhu m kg suatu zat cair dengan kalor jenisnya c J.Kg-1.K dari T1 menjadi T2. Bagaimana model perubahan kalornya?. Jawabannya Hukum kekekalan enerji rate of input – rate of output = rate of accumulation 17 Accumulation m, c, T pemanasa n
  • 18. PENDAHULUAN rate of input – rate of output = rate of accumulation dQ – 0 = m . c . dT dQ = m . c . dT 2 ò = ò dQ mc dT 1 . . T T . . ] . .( ) 2 1 Q = m c T 2 = m c T - TT T 1 18 Jika m = 0.5 Kg dan c = 400 J.Kg-1. K t1 = 280 C t2 = 400 C. T1 = 273 + 28 = 3010 K; T2 = 273 + 40 =3130K Maka Q = m. c (T2 – T1) = 0.5 x 400 x ( 313 - 301)= 2400 J
  • 19. PENDAHULUAN Studi Kasus 3 Jika 75 g air yang suhunya 200C dicampur dengan 50 g air yang suhunya 1000C. Berapa suhu campurannya?. 19 m1 , c , dT m2 , c , dT Jawabannya rate of input – rate of output = rate of accumulation dQ - = dQ 1 2 m . c . dT - 0 = m . c . dT 1 2 ò ò m c dT m c dT a - = . . 0 . . 1 2 m c T - T = m c T - T . .( ) . .( ) a a 1 1 2 2 T - = T 75.1.( 293) 50.1.(373- ) a a T K t C a a T T 0 0 T T 325 atau 52 0 2 1 a = =
  • 20. PENDAHULUAN Studi Kasus 4 Jika isi tangki berbentuk selinder adalah V. Tentukan model matematik untuk menentukan dimensi tangki minimal?. Jawabannya 20 h r h V 2.p .r
  • 21. PENYUSUNAN PERSAMAAN ALJABAR Contoh Soal Ekstraksi Asam Benzoat (AB) dalam Toluen menggunakan pelarut air Berapa proporsi Asam Benzoat yang bisa diambil dalam fase air Toluen R(m3/s) Toluen R (m3/s) Toluen R(m3/s) Air S (m3/s) AB C (kg/m3 ) AB X (kg/m3 ) AB C (kg/m3) AB 0 (kg/m3) Air S (m3/s) Air S (m3/s) Y (kg/m3) AB 0 (kg/m3 ) X Neraca massa Rate of Input – Rate of Output = Rate of Accumulation X R (m3/S) S(m3/s) (R.C+S.0 ) – (R.X+S.Y) = 0 y (kg/m3 ) R.C = R.X+S.Y, dimana Y= mX R.C = R.X+S.mX = X (R+S.m), maka X = (R.C)/(R+S.m) Y = (m.R.C)/(R+S.m) Proporsi AB yang dapat dipungut E = (S.Y)/(R.C)=((m.S)/(R+S.m))*100%
  • 22. PENYUSUNAN PERSAMAAN ALJABAR Ekstraksi Asam Benzoat 2 Tahap R, C R, X1 R, X2 Tahap 1 Tahap 2 S, Y1 S, Y2 S, 0 Simbol dan asumsi sama dengan contoh diatas Persamaan kesetimbangan y1= mx1 dan y2= mx2 Neraca Massa AB Tahap 1 Tahap 2 Input AB (kg/s) R.c + S.y2 R.x1 + 0 Output AB (kg/s) R.x1+ S.y1 R.x2 +S.y2 Input - Output = Accumulation Tahap 1 (R.c + S.y2) - (R.x1+ S.y1) = 0 Tahap 2 (R.x1 + 0) - (R.x2 +S.y2 ) = 0 Tahap 1 (R.c + S.y2) = (R.y1/m+ S.y1) Tahap 2 (R.y1/m) = (R.x2 +S.mx2 ) y1 = (m.R.x2/R) + (m2.S.x2/R) y1 = (m.x2) + (m2.S.x2/R)
  • 23. FUNGSI GAMMA DAN BETA ¥ ( ) 2 , Jika ( ) 2 1 2 2 b ò ò erf x e b d erf x e b d = - = - = p b 0 0 p x Bentuk Umum Fungsi Gamma: ¥ = ò > x t x - 1 e - tdt x t ( ) , 0 0 x x x t + = t ( 1) . ( ) n n n n t t = - - = - ( ) ( 1). ( 1) ( 1)! Bentuk Umum Fungsi Beta : = ò - > > - - x y t x t y dt x y ( , ) (1 ) , 0, 0 x y x y b t t ( , ) ( ). ( ) ( ) 1 0 1 1 x + y = t b Teorema Fungsi Gamma : Teorema Fungsi Beta :
  • 24. FUNGSI GAMMA ¥ ò ò ( ) 2 , Jika ( ) 2 1 2 2 b erf x e b d erf x e b d = - = - = p b 0 0 p x X 0 0.01 0.1 0.5 1.0 1.5 2.0 Erf(x) 0 0.01128 0.11246 0.52049 0.84270 0.96610 0.99532 1 Contoh Soal : ¥ x t x t e dt x = > ( ) , 0 ¥ - - = 2 1 Jika (1 t t e dt t = u ® dt = udu misal 2 . Ini disubstitusikan menjadi 1 2 (1 u u e udu ) ( ) 2 2 ) 2 2 2 2 ò ò ò ò ò ò ¥ ¥ u - u - u ¥ - - ¥ - - ¥ - - = 1 = = = = 0 0 0 0 2 2 0 1 2 0 1 2 2 2 t (1 ) 2 p p p t t t u e udu e du e du
  • 25. FUNGSI GAMMA DAN BETA Contoh Soal Fungsi Gamma: 1 τ( ) = τ( + ) = .ττ ) = . π 2 (7 1 1 1 7 1 7 ), maka 3 2 ), maka 7 2 t τ( ) ( )( ) t = - - t = p 3). Jika (4), maka (4) (4 1)! 3.2.1 6 ) 15 2 8 1 -3). (1 2 2 2 2 2). Jika (7 2 2 2 2 2 1). Jika (3 = - = = t t Contoh Soal Fungsi Beta : .15 2)(9 1 60 1)(9 2 96 6.2 p p p 6.5.4.3.2.1 3 .15 945 8 (9 . 6 1 (11 1 = - - (4 1)!.(3 1)! (7 1)! ). (7 2 t t (3 (3 7 t t ) (4) 2 (3 , 7 2 , 7 2 ( ) ,4), maka 3 2 b b t t 3). Jika (4,3), maka (4,3) (4). (3) (4 3) 945 32 ) 2 2 4) 2 ,4 2 2). Jika (3 1 7 4) 3)(9 2 2 2 (9 8 1 2 ) 2 2 ) 2 2 ) 2 (3 2 ), maka 3 2 1). Jika (3 = = - + = = = = + = = - - - - = = + = t p t p t b b p p p p t t b b ( )
  • 26. TRANSFORMASI LAPLACE Umumnya persamaan differensial homogen untuk sistem berorde-n ditulis: Persamaan differensial ini disebut sebagai persamaan differensial linear: jika koefisien a1, a2,..., an+1. bukan fungsi dari y(t). Alih Ragam Laplace Alih ragam Laplace merupakan salah satu alat bantu matematika yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial. Bila dibandingkan dengan metode klasik dalam menyelesaikan persamaan differensial, alih ragam Laplace memiliki keuntungan dua hal : 1. Penyelesaian persamaan homogen dan integral khusus diperoleh dalam satu operasi. 2. Alih ragam Laplace mengubah persamaan differensial ke persama-an aljabar dalam s. Hal ini memungkinkan dapat memanipulasi per-samaan aljabar dengan aturan aljabar sederhana untuk memepero-leh solusi dalam wawasan s. Solusi akhir diperoleh dengan melaku-kan alih ragam Laplace balik.
  • 27. TRANSFORMASI LAPLACE Definisi Alih-ragam Laplace Diberikan suatu fungsi nyata f(t) yang memenuhi kondisi s untuk bilangan nyata terbatas, maka alih-ragam Laplace didefinisikan sebagai atau F(s) = alih ragam Laplace dari f(t) = [f(t)] Peubah s disebut sebagai operator Laplace, berupa peubah kompleks, s = s + jw.
  • 28. TRANSFORMASI LAPLACE Contoh: Misalkan f(t) merupakan fungsi tangga satuan yang didefinisikan sebagai f(t) = us(t) = 1 , t > 0 = 0 , t < 0 Alih ragam Laplace f(t) ini diperoleh sebagai berikut Untuk memudahkan penerapan alih-ragam Laplace, dibawah ini diberikan tabel teorema alih-ragam Laplace: Tabel Teorema alih-ragam Laplace : Perkalian dengan konstanta [kf(t)] = kF(s) Penjumlahan dan beda [f1(t) + f2(t)] = F1(s)+F2(s)
  • 29. TRANSFORMASI LAPLACE Umumnya persamaan differensial homogen untuk sistem berorde-n ditulis: Persamaan differensial ini disebut sebagai persamaan differensial linear: jika koefisien a1, a2,..., an+1. bukan fungsi dari y(t). Alih Ragam Laplace Alih ragam Laplace merupakan salah satu alat bantu matematika yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial. Bila dibandingkan dengan metode klasik dalam menyelesaikan persamaan differensial, alih ragam Laplace memiliki keuntungan dua hal : 1. Penyelesaian persamaan homogen dan integral khusus diperoleh dalam satu operasi. 2. Alih ragam Laplace mengubah persamaan differensial ke persama-an aljabar dalam s. Hal ini memungkinkan dapat memanipulasi per-samaan aljabar dengan aturan aljabar sederhana untuk memepero-leh solusi dalam wawasan s. Solusi akhir diperoleh dengan melaku-kan alih ragam Laplace balik.
  • 30. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DENGAN METODE SERIES Untuk penyelesaian PD dengan metode series akan diberikan dua metode yang banyak digunakan pada Teknik Kimia, yaitu Persamaan Bessel dan Laplace (banyak dipakai pada pengendalian proses/kontrol). Persamaan Bessel Persamaan umum persamaan Bessel adalah : [ 2 ] [ 2 (1 ) 2 2 ] 0 x d y x a bx r dy s P r 2 + + + c + dx - b - a - r x + b x y = 2 2 dx dx Penyelesaian umum PD Bessel ù úû é y x e C z ( !d! x ) C z ( ! d ! 1 2 - - s a bx r x = + - êë p s p s s (1 ) / 2 ( / ) a c = æ - P s ÷ø - ö çè 2 2 1 1
  • 31. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DENGAN METODE SERIES Beberapa kasus : 1. a. Jika d adalah real dan P atau bilangan bulat maka s Zp dinyatakan dengan Jp dan Z-p dinyatakan dengan J-p b. Jika P = 0 atau bilangan bulat maka Zp dinyatakan dengan Jn dan Z-p dinyatakan dengan Yn 2. a. Jika adalah imajiner dan P atau bilangan bulat maka Zp dinyatakan dengan Ip dan Z-p dinyatakan dengan I - p b. Jika P = 0 atau bilangan bulat maka Zp dinyatakan dengan In dan Z-p dinyatakan dengan Kn
  • 32. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DENGAN ME TODE SERIES Studi Kasus 1 Selesaikan PD di bawah ini: x d y x a b dy b b Penyelesaian : Jika disesuaikan dengan PD Bessel : a.1 - 2β = a + 2bxr jadi ; b = 0 a = 1 - 2β b. jadi ; c = 0 d = β2 s = β [ 2 ] 2 2 0 2 2 2 + - + x y = dx dx b 2 x2b = [c + dx2s - b(1- a - r)xP + b2 x2r ]
  • 33. PERSAMAAN DIFFERENSIAL DENGAN ME TODE SERIES Jadi; P = = = æ - 2 2 a c 1 1 s ö çè - ÷ø 0 1 1 1 2 2 æ - + b ö çè b 2 1 2 = 1 b = 1 - ÷ø b b b b d Karena 1 = bilangan real dan P adalah bilangan bulat, maka 2 = = b s