SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG MENGATUR JATI DIRI PNS GURU
PNS - GURU
UU 43/1999 UU 20/2003 UU 14/2005
PP 53/2010 PP 19/2005 PP 74/2008
Permenpan 16/2009 PP 17/2010
PP 66/2010
Kepmendiknas 162/2003
Permendiknas 28/2010
Permendiknas 60/2011
KETERANGAN :
1. UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
4. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
5. PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
6. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
7. PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
8. PP No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas PP No. 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
9. Kepmendiknas No. 162 Tahun 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru Sebagai
Kepala Sekolah.
10.Permenpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
11.Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala
Sekolah.
KETUA LKBH PGRI
Ir. H. ACHMAD WAHYUDI, SH. MH.
TELP. (0333) 422999
HP. 081 358 734 666
PASAL-PASAL PENTING
A. UU no. 14 Tahun 2005 :
Pasal 19
(1) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) merupakan tambahan
kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan,
beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan
bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
Pasal 39
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan
pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum,
perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan
hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau
perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat,
birokrasi, atau pihak lain.
(4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan
terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan
pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat
menghambat guru dalam melaksanakan tugas.
(5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko
lain
Pasal 41
(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.”
(4) …….
(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru
dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru .”
Pasal 42
Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan:
a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru;
b. memberikan bantuan hukum kepada guru;
c. memberikan perlindungan profesi guru;
d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan
e. memajukan pendidikan nasional.
B. PP No. 74 Tahun 2008 :
Pasal 26
Maslahat tambahan diperoleh dalam bentuk:
a. tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau penghargaan bagi Guru; dan
b. kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan/atau putri Guru, pelayanan kesehatan,
atau bentuk kesejahteraan lain.
Pasal 27
(1) Satuan pendidikan memberikan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
huruf b berupa kesempatan dan/atau keringanan biaya pendidikan bagi putra dan/atau
putri kandung atau anak angkat Guru yang telah memenuhi persyaratan akademik, masih
menjadi tanggungannya, dan belum menikah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.
Pasal 39
(1) Guru memiliki kebebasan memberikan sanksi kepada peserta didiknya yang melanggar
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak
tertulis yang ditetapkan Guru, peraturan tingkat satuan pendidikan, dan peraturan
perundang-undangan dalam proses pembelajaran yang berada di bawah kewenangannya.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran dan/atau peringatan,
baik lisan maupun tulisan, serta hukuman yang bersifat mendidik sesuai dengan kaedah
pendidikan, kode etik Guru, dan peraturan perundang-undangan.
(3) Pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik
yang pemberian sanksinya berada di luar kewenangan Guru, dilaporkan Guru kepada
pemimpin satuan pendidikan.
(4) Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh peserta didik,
dilaporkan Guru kepada pemimpin satuan pendidikan untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 40
(1) Guru berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa
aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, satuan
pendidikan, Organisasi Profesi Guru, dan/atau Masyarakat sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
(2) Rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperoleh Guru melalui perlindungan:
a. hukum;
b. profesi; dan
c. keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Masyarakat, Organisasi Profesi Guru, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat saling
membantu dalam memberikan perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 41
(1) Guru berhak mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik,
orang tua peserta didik, Masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
(2) Guru berhak mendapatkan perlindungan profesi terhadap pemutusan hubungan kerja
yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, pemberian imbalan
yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap
profesi, dan pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat Guru dalam
melaksanakan tugas.
(3) Guru berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan
pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap resiko gangguan keamanan
kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan
lingkungan kerja dan/atau resiko lain.
Pasal 44
(1)Guru memiliki kebebasan untuk berserikat dalam Organisasi Profesi Guru.
(2)Kebebasan untuk berserikat dalam Organisasi Profesi Guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan tetap mengutamakan pelaksanaan tugas proses
pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Pasal 45
(1) Guru memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di
tingkat:
a. satuan pendidikan;
b. kabupaten atau kota;
c. provinsi; dan
d. nasional.
(2) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan di tingkat satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya;
b. penetapan kalender pendidikan di tingkat satuan pendidikan;
c. penyusunan rencana strategis;
d. penyampaian pendapat menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban
anggaran dan pendapatan belanja sekolah;
e. penyusunan anggaran tahunan satuan pendidikan;
f. perumusan kriteria penerimaan peserta didik baru;
g. perumusan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. penentuan buku teks pelajaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di tingkat
kabupaten atau kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi saran atau
pertimbangan tertulis ataupun lisan dalam:
a. penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan;
b. penyusunan rencana strategis bidang pendidikan; dan
c. kebijakan operasional pendidikan daerah kabupaten atau kota.
(4) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di tingkat propinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi saran atau pertimbangan tertulis
ataupun lisan dalam:
a. penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan;
b. penyusunan rencana strategis bidang pendidikan; dan
c. kebijakan operasional pendidikan daerah propinsi.
(5) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di tingkat nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi saran atau pertimbangan tertulis
ataupun lisan dalam:
a. penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan;
b. penyusunan rencana strategis bidang pendidikan; dan
c. kebijakan operasional pendidikan tingkat nasional.
(6) Saran atau pertimbangan tertulis ataupun lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat
(4), dan ayat (5) disampaikan baik secara individual, kelompok, atau melalui
Organisasi Profesi Guru, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. PP. No. 17 Tahun 2010
Pasal 29
(2) Kebijakan daerah bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam:
a. rencana pembangunan jangka panjang kabupaten/kota;
b. rencana pembangunan jangka menengah kabupaten/kota;
c. rencana strategis pendidikan kabupaten/kota;
d. rencana kerja pemerintah kabupaten/kota;
e. rencana kerja dan anggaran tahunan kabupaten/kota;
f. peraturan daerah di bidang pendidikan; dan
g. peraturan bupati/walikota di bidang
pendidikan
Pasal 169
(1) Peserta didik berkewajiban:
……………………………..
i. menanggung biaya pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan,
kecuali yang dibebaskan dari kewajiban.
……………………………..
Pasal 175
(2) Pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian pendidik dan tenaga
kependidikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dilaksanakan dalam rangka
perluasan dan pemerataan akses pendidikan serta peningkatan mutu, daya saing,
dan relevansi pendidikan.
Pasal 188
(1) Peran serta masyarakat meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi
kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menjadi sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan dalam
bentuk:
……………………………….
g. pemberian bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan
dan/atau penyelenggara satuan pendidikan dalam menjalankan
fungsinya.
……………………………….
(5) Organisasi profesi dapat berperan serta dalam pendidikan melalui:
a. pengendalian mutu pendidikan profesi;
b. pemberian pertimbangan kurikulum program studi sarjana atau
diploma empat yang lulusannya berpotensi melanjutkan pada
pendidikan profesi;
c. pemberian pertimbangan kurikulum program studi kejuruan atau
vokasi yang relevan;
d. uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh
satuan pendidikan;
e. akreditasi program studi atau satuan pendidikan; dan/atau
f. peran lain yang relevan dengan keprofesiannya.
D. PP. No. 41 Tahun 2007
Pasal 14
……………………
(6) Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa
kecamatan
Pasal 17
(2) Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah.
Pasal 22
……………………
(4) Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas terdiri dari:
a. bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;
b. bidang kesehatan;
c. bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi
……………………
Pasal 35
…………………….
(6) Sekretaris kelurahan, kepala seksi pada kelurahan, kepala subbagian
pada unit pelaksana teknis, kepala tata usaha sekolah kejuruan dan
kepala subbagian pada sekretariat kecamatan merupakan jabatan
struktural eselon IVb.
(7) Kepala tata usaha sekolah lanjutan tingkat pertama dan kepala tata
usaha sekolah menengah merupakan jabatan struktural eselon Va.
KETUA LKBH PGRI BANYUWANGI
Ir. H. ACHMAD WAHYUDI, SH. MH.
TELP. (0333) 422999
HP. 081 249 072 888
• semua pelanggaran guru yang berhubungan dengan profesi guru (di/dalam
kelas, lingkungan sekolah, yang masih ada hubungan dengan/berkaitan
dengan hubungan guru-murid – murid-guru, proses berlajar-mengajar, serta
hal-hal yang bisa dikategorikan sebagai hubungan guru-nurid – murid-guru),
maka harus dilaporkan ke kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia
(DKGI)
• perselisihan antara masyarakat dengan guru terkait profesi guru, maka harus
dilaporkan kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI).
• jika kesalahan/pelanggaran yang dilakukan guru tak berhubungan dengan
profesi guru, misalnya narkoba, pembunuhan, hingga teroris, atau
pelanggaran hukum lainnya, maka polisi langsung memproses tanpa
melewati DKGI; DKGI kabupaten – kota.
• Selanjutnya, DKGI menjalankan proses penegakan kode etik hingga tahap
persidangan; hasil dari persidangan, bisa berujung pemberian sanksi, sanksi
administrasi, kepegawaian, hukum pidana; masing-masing sanksi (kategori
ringan, sedang, berat), ditetapkan berdasar keputusan DKGI.
• Jika putusan sidang di Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI )
menjatuhkan vonis atau pun sanksi, yang nyata-nyata melanggar hukum
(yang berlaku di NKRI), maka diserahkan ke pihak kepolisian; guru juga
memiliki hak banding atas putusan tersebut.
Skema peraturan guru pns
Skema peraturan guru pns

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Permendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulum
Permendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulumPermendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulum
Permendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulumWinarto Winartoap
 
Permen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d c
Permen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d cPermen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d c
Permen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d cSMK YZA 2 KOTA BOGOR
 
Pemilihan wakasek
Pemilihan wakasekPemilihan wakasek
Pemilihan wakasekHusin Abdul
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalAli Murfi
 
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmenWinarto Winartoap
 
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar Pengelolaan
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar PengelolaanPermendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar Pengelolaan
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar PengelolaanYani Pieter Pitoy
 
Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009
Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009
Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009sujiman ae
 
Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Mas Becak
 
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)Iwanabdurr
 
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPPermen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPGilang Asri Devianty
 
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garudaPermen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garudaAchmad Badaruddin
 
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaandadang_kaesar
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Amrizal Ahmad
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPGuss No
 
Permen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmi
Permen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmiPermen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmi
Permen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmiWirentakeTake
 

Mais procurados (19)

Permendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulum
Permendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulumPermendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulum
Permendikbud tahun2014 nomor159 evaluasi kurikulum
 
Permen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d c
Permen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d cPermen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d c
Permen no 14 tentang standar isi program kesetaraan paket b d c
 
Pemilihan wakasek
Pemilihan wakasekPemilihan wakasek
Pemilihan wakasek
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
 
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor158 sks pd dikdasmen
 
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar Pengelolaan
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar PengelolaanPermendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar Pengelolaan
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007: Standar Pengelolaan
 
Keputusan
KeputusanKeputusan
Keputusan
 
KKGPAI KAB BANGKALAN
KKGPAI KAB BANGKALANKKGPAI KAB BANGKALAN
KKGPAI KAB BANGKALAN
 
Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009
Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009
Www.pendis.kemenag.go.id file dokumen_pp_no41th2009
 
Permendikbud nomor 057 tahun 2014
Permendikbud nomor 057 tahun 2014Permendikbud nomor 057 tahun 2014
Permendikbud nomor 057 tahun 2014
 
Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014
Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014
Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014
 
Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015
 
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
 
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPPermen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
 
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garudaPermen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
 
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
 
Permen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmi
Permen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmiPermen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmi
Permen 57 thn 2014 ttg kurikulum 2013 sdmi
 

Semelhante a Skema peraturan guru pns

Materi PMO Perlindungan Guru.pptx
Materi PMO Perlindungan Guru.pptxMateri PMO Perlindungan Guru.pptx
Materi PMO Perlindungan Guru.pptxNendahNurjanah
 
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015 PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015 Muhammad Sirajuddin
 
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanPermendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiUniversity of Sultan Ageng Tirtayasa
 
13. Perlindungan dan Penghargaan. .pptx
13. Perlindungan dan Penghargaan.  .pptx13. Perlindungan dan Penghargaan.  .pptx
13. Perlindungan dan Penghargaan. .pptxAnnisaZulyanAzzura
 
Pendanaan Pendidikan.pdf
Pendanaan Pendidikan.pdfPendanaan Pendidikan.pdf
Pendanaan Pendidikan.pdfasholahuddin
 
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...Winarto Winartoap
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konselingWinarto Winartoap
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiSejahtera Affif
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiSejahtera Affif
 
POKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docxPOKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docxIr. Soekarno
 
Perbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.docPerbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.docAlvi Fauziah
 
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013GAPOKTAN NUSANTARA
 
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptxPPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptxRanggaDiputra
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingNur Arifaizal Basri
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013dimas hartono
 
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingPermendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingMuhamad Fatikhin
 

Semelhante a Skema peraturan guru pns (20)

Materi PMO Perlindungan Guru.pptx
Materi PMO Perlindungan Guru.pptxMateri PMO Perlindungan Guru.pptx
Materi PMO Perlindungan Guru.pptx
 
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015 PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
 
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanPermendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Pendahuluan profesi kependidikan
Pendahuluan profesi kependidikanPendahuluan profesi kependidikan
Pendahuluan profesi kependidikan
 
13. Perlindungan dan Penghargaan. .pptx
13. Perlindungan dan Penghargaan.  .pptx13. Perlindungan dan Penghargaan.  .pptx
13. Perlindungan dan Penghargaan. .pptx
 
Pendanaan Pendidikan.pdf
Pendanaan Pendidikan.pdfPendanaan Pendidikan.pdf
Pendanaan Pendidikan.pdf
 
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
 
Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
POKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docxPOKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docx
 
Perbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.docPerbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.doc
 
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
 
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptxPPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
 
MPLS.pptx
MPLS.pptxMPLS.pptx
MPLS.pptx
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
 
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingPermendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
 

Skema peraturan guru pns

  • 1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR JATI DIRI PNS GURU PNS - GURU UU 43/1999 UU 20/2003 UU 14/2005 PP 53/2010 PP 19/2005 PP 74/2008 Permenpan 16/2009 PP 17/2010 PP 66/2010 Kepmendiknas 162/2003 Permendiknas 28/2010 Permendiknas 60/2011 KETERANGAN : 1. UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian 2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 4. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 5. PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru 6. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 7. PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil 8. PP No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 9. Kepmendiknas No. 162 Tahun 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
  • 2. 10.Permenpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 11.Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah. KETUA LKBH PGRI Ir. H. ACHMAD WAHYUDI, SH. MH. TELP. (0333) 422999 HP. 081 358 734 666
  • 3. PASAL-PASAL PENTING A. UU no. 14 Tahun 2005 : Pasal 19 (1) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain. Pasal 39 (1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. (4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. (5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain Pasal 41 (3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.” (4) ……. (5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru .” Pasal 42 Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan: a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru; b. memberikan bantuan hukum kepada guru; c. memberikan perlindungan profesi guru; d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan e. memajukan pendidikan nasional. B. PP No. 74 Tahun 2008 : Pasal 26 Maslahat tambahan diperoleh dalam bentuk: a. tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau penghargaan bagi Guru; dan b. kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan/atau putri Guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain. Pasal 27 (1) Satuan pendidikan memberikan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b berupa kesempatan dan/atau keringanan biaya pendidikan bagi putra dan/atau putri kandung atau anak angkat Guru yang telah memenuhi persyaratan akademik, masih menjadi tanggungannya, dan belum menikah.
  • 4. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh satuan pendidikan yang bersangkutan. Pasal 39 (1) Guru memiliki kebebasan memberikan sanksi kepada peserta didiknya yang melanggar norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan Guru, peraturan tingkat satuan pendidikan, dan peraturan perundang-undangan dalam proses pembelajaran yang berada di bawah kewenangannya. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran dan/atau peringatan, baik lisan maupun tulisan, serta hukuman yang bersifat mendidik sesuai dengan kaedah pendidikan, kode etik Guru, dan peraturan perundang-undangan. (3) Pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik yang pemberian sanksinya berada di luar kewenangan Guru, dilaporkan Guru kepada pemimpin satuan pendidikan. (4) Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh peserta didik, dilaporkan Guru kepada pemimpin satuan pendidikan untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 40 (1) Guru berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, satuan pendidikan, Organisasi Profesi Guru, dan/atau Masyarakat sesuai dengan kewenangan masing-masing. (2) Rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh Guru melalui perlindungan: a. hukum; b. profesi; dan c. keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Masyarakat, Organisasi Profesi Guru, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat saling membantu dalam memberikan perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 41 (1) Guru berhak mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, Masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. (2) Guru berhak mendapatkan perlindungan profesi terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat Guru dalam melaksanakan tugas. (3) Guru berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain. Pasal 44 (1)Guru memiliki kebebasan untuk berserikat dalam Organisasi Profesi Guru. (2)Kebebasan untuk berserikat dalam Organisasi Profesi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan tetap mengutamakan pelaksanaan tugas proses pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Pasal 45 (1) Guru memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di tingkat: a. satuan pendidikan; b. kabupaten atau kota; c. provinsi; dan d. nasional.
  • 5. (2) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan di tingkat satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya; b. penetapan kalender pendidikan di tingkat satuan pendidikan; c. penyusunan rencana strategis; d. penyampaian pendapat menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban anggaran dan pendapatan belanja sekolah; e. penyusunan anggaran tahunan satuan pendidikan; f. perumusan kriteria penerimaan peserta didik baru; g. perumusan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan h. penentuan buku teks pelajaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (3) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di tingkat kabupaten atau kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi saran atau pertimbangan tertulis ataupun lisan dalam: a. penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan; b. penyusunan rencana strategis bidang pendidikan; dan c. kebijakan operasional pendidikan daerah kabupaten atau kota. (4) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di tingkat propinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi saran atau pertimbangan tertulis ataupun lisan dalam: a. penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan; b. penyusunan rencana strategis bidang pendidikan; dan c. kebijakan operasional pendidikan daerah propinsi. (5) Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan di tingkat nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi saran atau pertimbangan tertulis ataupun lisan dalam: a. penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan; b. penyusunan rencana strategis bidang pendidikan; dan c. kebijakan operasional pendidikan tingkat nasional. (6) Saran atau pertimbangan tertulis ataupun lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) disampaikan baik secara individual, kelompok, atau melalui Organisasi Profesi Guru, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. C. PP. No. 17 Tahun 2010 Pasal 29 (2) Kebijakan daerah bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam: a. rencana pembangunan jangka panjang kabupaten/kota; b. rencana pembangunan jangka menengah kabupaten/kota; c. rencana strategis pendidikan kabupaten/kota; d. rencana kerja pemerintah kabupaten/kota; e. rencana kerja dan anggaran tahunan kabupaten/kota; f. peraturan daerah di bidang pendidikan; dan g. peraturan bupati/walikota di bidang pendidikan Pasal 169 (1) Peserta didik berkewajiban: …………………………….. i. menanggung biaya pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, kecuali yang dibebaskan dari kewajiban. ……………………………..
  • 6. Pasal 175 (2) Pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dilaksanakan dalam rangka perluasan dan pemerataan akses pendidikan serta peningkatan mutu, daya saing, dan relevansi pendidikan. Pasal 188 (1) Peran serta masyarakat meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan dalam bentuk: ………………………………. g. pemberian bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan dan/atau penyelenggara satuan pendidikan dalam menjalankan fungsinya. ………………………………. (5) Organisasi profesi dapat berperan serta dalam pendidikan melalui: a. pengendalian mutu pendidikan profesi; b. pemberian pertimbangan kurikulum program studi sarjana atau diploma empat yang lulusannya berpotensi melanjutkan pada pendidikan profesi; c. pemberian pertimbangan kurikulum program studi kejuruan atau vokasi yang relevan; d. uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan; e. akreditasi program studi atau satuan pendidikan; dan/atau f. peran lain yang relevan dengan keprofesiannya. D. PP. No. 41 Tahun 2007 Pasal 14 …………………… (6) Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan Pasal 17 (2) Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Pasal 22 …………………… (4) Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas terdiri dari: a. bidang pendidikan, pemuda dan olahraga; b. bidang kesehatan; c. bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi …………………… Pasal 35 …………………….
  • 7. (6) Sekretaris kelurahan, kepala seksi pada kelurahan, kepala subbagian pada unit pelaksana teknis, kepala tata usaha sekolah kejuruan dan kepala subbagian pada sekretariat kecamatan merupakan jabatan struktural eselon IVb. (7) Kepala tata usaha sekolah lanjutan tingkat pertama dan kepala tata usaha sekolah menengah merupakan jabatan struktural eselon Va.
  • 8. KETUA LKBH PGRI BANYUWANGI Ir. H. ACHMAD WAHYUDI, SH. MH. TELP. (0333) 422999 HP. 081 249 072 888 • semua pelanggaran guru yang berhubungan dengan profesi guru (di/dalam kelas, lingkungan sekolah, yang masih ada hubungan dengan/berkaitan dengan hubungan guru-murid – murid-guru, proses berlajar-mengajar, serta hal-hal yang bisa dikategorikan sebagai hubungan guru-nurid – murid-guru), maka harus dilaporkan ke kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) • perselisihan antara masyarakat dengan guru terkait profesi guru, maka harus dilaporkan kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI). • jika kesalahan/pelanggaran yang dilakukan guru tak berhubungan dengan profesi guru, misalnya narkoba, pembunuhan, hingga teroris, atau pelanggaran hukum lainnya, maka polisi langsung memproses tanpa melewati DKGI; DKGI kabupaten – kota. • Selanjutnya, DKGI menjalankan proses penegakan kode etik hingga tahap persidangan; hasil dari persidangan, bisa berujung pemberian sanksi, sanksi administrasi, kepegawaian, hukum pidana; masing-masing sanksi (kategori ringan, sedang, berat), ditetapkan berdasar keputusan DKGI. • Jika putusan sidang di Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI ) menjatuhkan vonis atau pun sanksi, yang nyata-nyata melanggar hukum (yang berlaku di NKRI), maka diserahkan ke pihak kepolisian; guru juga memiliki hak banding atas putusan tersebut.