SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
BAB I

   Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku



       ►Sejarah Pendidikan Kesehatan

       Usaha pendidikan kesehatan di Indonesia sudah dimulai secara sederhana pada
zaman Hindia Belanda.Pada tahun 1942 Dr.Heidrich disponsori yayasan Rockefeller
mengadakan pendidikan mengenai hal cacing.Ia menyadari bahwa pendidikan
kesehatan dapat digunakan untuk membantu usaha kesehatan. Pada tahun 1970
diseluruh Indonesia baru terdapat 4 orang ahli pendidikan kesehatan masyarakat dengan
latar belakang pendidikan luar negeri yang berijazah “Master of Public Health” (MPH).
Pada tahun 1974, unit-unit yang ada ditingkat propinsi mulai mengembangkan aktivitas,
fasilitas, maupun tenaga pendidik kesehatan masyarakat.

       Pada tahun 1975, FKM UI menghasilkan tenaga dibidang ini disebut tenaga
spesialis pendidikan kesehatan.Setelah tahun 1978, dengan membuka program
pendidikan kesehatan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Kemudian diikuti oleh perguruan
tinggi lainnya yaitu UNHAS, UNDIP, USU, dan lain-lain.

       ►Definisi Pendidikan Kesehatan

       Berikut ini akan dikemukan beberapa pengertian pendidikan kesehatan yang
dikemukakan oleh para ahlipendidikan kesehatan dalam berbagai pengertian, tergantung
pada sudut pandang masing-masing :

   -   Wood (1926) mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan
       pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang
       berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan ras.
   -   Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) menyatakan bahwa
       pendidikaan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, BUKAN
       proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan BUKAN pula
       seperangkat prosedur.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                             1
Hal ini dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan :

          “Pendidikan kesehatan suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan
kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat
prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi
sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis
yang didalam nya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek
baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.”

    ►Tujuan Pendidikan Kesehatan


          ♣Secara umum    tujuan dari pendidikan kesehatan masyarakat ialah mengubah

perilaku individu di bidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut dalam
bentuk:

   1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.
   2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan
          kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
   3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
          kesehatan.


     ♣ Secara Operasional Tujuan Pendidikan Kesehatan

   1. Agar penderita memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan
          (dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
   2. Agar setiap orang melakukan langkah-langkah positif dalam hal mencegah
          penyakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah, dan mencegah
          keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh
          penyakit.
   3. Agar setiap orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan
          perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            2
4. Agar setiap orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
       bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan
       yang normal.

   ►Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat

   Berdasarkan urutan besarnya pengaruh terhadap kesehatan tersebut adalah sebagai
berikut:

    Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Lingkungan,
       Mencangkup lingkungan fisik, social, budaya, politik, ekonomi, dan
       sebagainya.Perilaku masyarakat yang tidak dapat memeliharafasilitas kesehatan
       yang dibangun oleh berbagai pihak serta tidak dimanfaatkan sebagaimana
       mestinya.Maka,      perlu    pendidikan     kesehatan,     agar     mereka    dapat
       memanfaatkannya sebagimana mestinya.
    Peran Pendidikan Kesehatan dalam Perilaku
       Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
       perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.Kesehatan bukan hanya
       disadari    (knowledge)      dan     disikapi    (attitude),      melainkan   harus
       dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (practice).
    Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan
       Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal
       ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat
       dalam bentuk PUSKESMAS.Namun pemanfaatan Puskesmas belum optimal.
    Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Hereditas
       Orang tua, khusunya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan
       status kesehatan kepada anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya
       baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya.
       ►Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

       Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari dimensi tingkat
pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dari (leavel and clark), yaitu sebagai berikut:



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                  3
Promosi kesehatan (Health promotion)

       . Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang
misalnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas
lingkungan untuk mencegah terjadinya, dan lain-lain.

       Perlindungan khusus (Specific protection)

       Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi
atau proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising .Melakukan kegiatan kumur-
kumur dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi, dan
perlindungan khusu penyakit lainnya.

       Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prampt treatment)
       Pembatasan cacat (Disability limitation)
       Rehabilitasi (Rehabilitation).

   ►Prinsip-Prisnsip Pendidikan Kesehatan

       1) Peranan Pendidikan Kesehatan

Ketika dilakukan penelitian perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar.Lewreance
Green menjelaskan bahwa perilaku dilatarbelakangi oleh tiga factor pokok, yakni factor
predisposisi,   factor    pendukung,      dan       factor   yang   memperkuat       atau
mendorong.Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk menyediakan kondisi
psikologis dari sasaran agar perilaku sesuai dengan tuntunan nilai-niai kesehatan.

       2) Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan. Kegiatan belajar mempunyai
ciri-ciri, yaitu kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, dan
masyarakat yang sedang belajar, baik actual maupun potensial, perubahan didapatkan
karena kemampuan yang berlaku untuk waktu yang lama, dan perubahan terjadi karena
usaha serta disadari, dan bukan karena kebetulan.

   ►Hukum-Hukum Dasar Dalam Pendidikan



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                 4
Hukum-hukum berdasarkan kepada perkembangan manusia, antara lain:

    1. Teori Empirisme
        Bahwasannya,      hasil   pendidikan    dan   perkembangan    tergantung   pada
        pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidupnya
    2. Teori nativisme
        Nativisme melihat pendidikan sebagai sesuatu yang membiarkan anak
        bertumbuh berdasarkan pembawaannya.
    3. Teori naturalism
        Dikemukakan oleh Jan jack Rousseau, yang berpendapat bahwa semua manusia
        akan lahir dalam keadaan baik, tetapi buruk karena manusia itu sendiri.
    4. Teori Konvergensi
        Teori yang mengawinkan teori empirisme dan nativisme, bahwa perkembangan
        anak itu tidak hanya semata-mata ditentukan oleh pembawaan atau lingkungan
        saja, melainkan kedua factor tersebut saling menentukan perkembangan anak.


        ►Sub Bidang Keilmuan Pendidikan Kesehatan

        Perbedaan strategi dan pendekatan berakibat dikembangkannya berbagai mata
pelajaran atau sub disiplin ilmu sebagai bagian dari pendidikan kesehatan, yaitu antara
lain:

    1. Komunikasi Kesehatan
        Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi dan memberikan
        informasi-informasi kesehatan yang efektif.
    2. Dinamika Kelompok
        Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi perilaku kesehatan
        yang dikuasai oleh petugas kesehatan.
    3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)
        Masyarakat harus mampu untuk mengorganisasikan komunitasnya sendiri untuk
        berperan serta dalam penyediaan fasilitas-fasilitas.Maka, para petugas kesehatan
        harus dibekali ilmu pengetahuan dan pengorganisasian masyarakat (PPM).




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                5
4. Pemasaran Sosial Jasa Bidang kesehatan
      Dalam pemasaran social diperlukan intervensi pada factor-faktor pendukung dan
      factor-faktor pendukung melalui dalam perubahan perilkau masyarakat.
   5. Pendididkan dan Pelatihan
      Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan menjadi panutan masyarakat
      dibidang kesehatan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus memperoleh
      pendidikan kesehatan dan petugas lain harus memperoleh pelatihan khususnya
      tentang kesehatan dan ilmu perilaku.
   6. Teknologi Pengembangan Media Promosi Kesehatan
      Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagi alat peraga untuk menyampaikan
      informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan.
   7. Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan
      Tujuan program pendidikan sebagai indicator keberhasialan dari program
      pendidikan kesehatan untuk perubahan sikap dan perilaku sasaran yang
      memerlukan pengukuran khusus.
   8. Antropologi Kesehatan
      Untuk melakukan pendekatan perilaku, petugas kesehatan harus menguasai
      berbagai macam latar belakang masyarakat yang bersangkutan.
   9. Sosiologi Kesehatan
      Latar belakang, stuktur social, dan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap
      perilaku kesehatan masyarakat.
   10. Psikologi Sosial
      Untuk memahami perilaku individu, kelompok, maupun maysarakat dalam
      perspektif perilaku masyarakat, maka psikologi social yang sangat diperlukan.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                           6
BAB II

                            Teori Proses Belajar



   ♠ Pengertian Belajar

       Pendidikan tidak terlepas dari proses pendidikan .Pendidikan dilihat secara
makro sedangkan pengajaran (proses belajar) dilihat secara mikro.Menurut konsep
Amerika, pengajaran diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan
manusia dalam hidup bermasyarakat.Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan
potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam
hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat.Akan tetapi menurut
konsep Eropa arti belajar itu agak sempit, hanya mencakup menghapal, mengingat, dan
mereproduksi sesuatu yang dipelajari.

   1) Ciri-ciri Kegiatan belajar

       Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri :

♣ Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
sedang belajar, baik actual maupun potensial.

♣Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku
untuk waktu yang relative lama.

♣Perubahan-perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan.

       Pendapat ini didukung oleh Hilgard, yang disarikan oleh Pasaribu, dan
Simanjuntak, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan
dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila
oleh pertumbuhan atau keadaan sementara, misalnya kelelahan atau karena obat-obatan.

   2) Beberapa Teori Proses Belajar




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                              7
Perkembangan teori proses belajar yang ada dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok besar, yakni:


       ŐTeori    stimulus berpangkal pada psikologi asosiasi dirintis oleh John Locke

dan Herbart. Didalam teori ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar merupakan
rahasia atau biasa disebut sebagai black fox.Teori ini tidak memperhitungkan factor
internal yang terjadi pada diri subjek belajar.

       ŐTeori    proses belajar yang kedua sudah memperhitungkan factor internal

maupun eksternal. Pertama, teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi
kognitif.Selanjutnya dijelaskan bahwa belajar dimulai dari kontak individu dengan
dunia luar.

   1. Teori Belajar Gestalt
       Beranggapan, bahwa setiap fenonema terdiri dari suatu kesatuan esensial yang
       melebihi jumlah dari unsur-unsurnya. Para ahli psikologi Gestalt menyimpulkan
       bahwa seseorang dikatakan belajar apabila memperoleh pemahaman dalam
       situasi yang problematika. Pemahaman tersebut ditandai dengan adanya:
    Suatu perubahan yang tiba-tiba keadaan yang tak berdaya menjadi keadaan yang
       mampu menguasai atau memecahkan masalah atau problema.
    Adanya retensi yang baik
    Adanya peristiwa transfer. Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa, dan
       dimanfaatkan atau ditransfer ke dalam situasi lain yang mempunyai pola atau
       struktur yang sama atau hampir sama secara keseluruhan (bukan detailnya).
   2. Teori Asosiasi
       Dirintis oleh John Lock dan Herbart.Menurut teori ini belajar adalah mengambil
       tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan
       mengulang-ngulang.Tanggapan yang telah ada saling berhubungan, dan
       menggabungkan dengan tanggapan lama.Konsekuensi dari teori ini adalah
       pengajar harus sebanyak mungkin memberikan stimulus (S)kepada subjek
       belajar untuk menimbulkan respons (R).Makin banyak terjalin S dan R, maka




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                             8
makin mendalam orang mempelajari sesuatu, dan makin banyak S maka makin
       banyak R.
   3. Teori Belajar Sosial (Social Learning)

       ☺Teori Belajar Tiruan NE. Miller dan J.Dollard

       Mereka      berpendapat   bahwa   tingkah    laku   manusia   merupakan    hasil
belajar.Prinsip psikologi belajar ada 4, yaitu dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah
laku balas (response), dan ganjaran (reward). Lebih lanjut mereka membedakan adanya
3 macam mekanisme tingkah laku tiruan:

       Tingkah Laku Sama ( Same Behavior)
       Tingkah laku yang terjadi apabila dua orang yang bertingkah laku berespon
       sama terhadap rangsangan atau isyarat yang sama
       Tingkah Laku Tergantung ( Matched Dependent Behavior)
       Tingkah laku yang timbul dalam interaksi antara dua pihak, dimana salah satu
       mempunyai kelebihan dari pihak lain.
       Tingkah Laku Salinan ( Copying Behaviour)
       Tingkah laku salinan peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa
       tingkah laku yang diberikan oleh model.

☺Teori Belajar Sosial dari A. Bandura dan RH. Wolter

       Menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari
rangsang dengan rangsangan lain. Penguat (reinforcement) memang memperkuat
tingkah laku balas (response), tetapi dalam proses belajar social hal ini tidak terlalu
penting. Menurut A. Bandura dan RH. Wolter, pengaruh pada tingkah laku model
terhadap tingkah laku peniruini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

   1. Efek modeling,
       Yaitu peniru melakukan tingkah laku-tingkah laku baru melalui asosiasi
       sehingga sesuai dengan tingkah laku model.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               9
2. Efek menghambat dan penghapus hambatan,
       Yaitu dimana tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model yang
       dihambat timbulnya sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku
       model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat
       menjadi nyata.
   3. Efek kemudahan,
       Yaitu tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah
       muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.


   3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

       Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guilbert, mengelompokkan factor-faktor
yang mempengaruhi proses belajar kedalam 4 kelompok besar, yakni:

   -   Factor materi :Belajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan akan
       menentukan perbedaan proses belajar.
   -   Faktor lingkungan    : Dikelompokkan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik dan
       lingkungan social.
   -   Faktor instrumental : Terdiri dari alat perangkat keras seperti perlengkapan
       belajar, dan alat-alat peraga. Instrumental dirancang sedemikian rupa untuk
       memperoleh proses belajar yang efektif.
   -   Faktor kondisi individual subjek belajar : Dibedakan kedalam kondisi fisiologis
       seperti kekurangan gizi, pancaindera. Sedangkan, kondisi psikologis misalnya
       intelijensi, pengamatan, daya tangkap, dan motvasi.


   4) Proses Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

       Promosi kesehatan merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses
belajar. Di dalam belajar mencakup hal-hal berikut:

   a. Latihan




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                              10
Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dngan
        mengulang-ngulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan pokok
        dalam kegiatan belaja,sama halnya dengan pembiasaan.
    b. Menambah/Memperoleh Tingkah Laku Baru
        Proses belajar terjadi suatu peralihan dari potensi keaktivitasan. Peralihan dari
        potensi keaktivitasan berlaku secara subjektif, maksudnya bahwa kesanggupan
        yang ada pada subjek menjadi aktif (misalnya potensi bercakap-cakap menjadi
        tindakan bercakap-cakap).


    5) Proses Belajar Orang Dewasa

        Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk pendidikan
orang dewasa.Hasil pendidikan orang dewasa adalah perubahan kemampuan,
penampilan atau perilakunya.Agar pesan-pesan pendidikan dapat dipahami oleh orang
dewasa dan dapat mempunyai dampak perubahan perilaku adalah dengan memilihkan
metode belajar mengajar dengan tepat.Dengan mengetahui kebutuhan kelompok sebagai
subyek pendidikan orang dewasa, maka dapat menentukan strategi dan susunan belajar
dan mengajar yang tepat. Hasil akhir yang dinilai dalam pendidikan orang dewasa
adalah apa yang diperoleh sasaran belajar, bukan apa yang dilakukan oleh pelatih atau
faslitator belajar.

        Verner dan division yang dikutip oleh Lunardi mengidentifikasikan adanya
enam factor yang dapat menghambat proses belajar pada orang dewasa yakni :

    1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang data
        dilihat secara jelas mulai bergerak jauh.
    2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat
        dilihat secara jelas mulai berkurang.
    3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan
        dalam situasi belajar.
    4. Makin bertambah usia, persepsi kontras cenderung kearah merah daripada
        spectrum.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                 11
5. Makin bertambah usia, kemampuan menerima suara makin menurun.
   6. Makin bertambah usia, kemampuan untuk membedakan bunyi makin
       mengurang.


   6) Prinsip-Prinsip Belajar
       1. Prinsip 1

       Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri si pelajar yang
diaktifkan oleh individu itu sendiri.

       2. Prinsip 2

       Belajar adalah proses yang melakukan penggalian ide-ide yang berhubungan
dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan
tujuan yang dicapai.

       3. Prinsip 3

       Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung
jawab ketika ia diserahi tanggung jawab.

       4. Prinsip 4

       Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat
proses belajar. Orang pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling membantu.

       5. Prinsip 5

       Belajar adalah evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku
memerlukan waktu dan kesabaran.Pendidikan kesehatan tidak dapat diperoleh dengan
segera, tidak boleh tergesa-gesa, dan memerlukan kesabaran dan ketekunan.

       6. Prinsip 6

       Belajar terkadang merupakan suatu proses menyakitkan. Perubahan perilaku
sering menghendaki perubahan perbuatan atau kebiasaan yang sangat menyenangkan




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                           12
dan sangat berharga bagi dirinya, yang mungkin harus melepaskan sesuatu yang
menjadi hidup atau pegangan hidupnya.

       7. Prinsip 7

       Belajar adalah proses emosinal dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh
keadaan individu secara keseluruhan. Bila seseorang dalam keadaan kalut, iklim proses
belajar harus diciptakan sedemikian rupa agar tercipta situasi hidup, gembira, dan tidak
terlalu formal.

       8. Prinsip 8

       Belajar bersifat individu dan unik. Setiap orang memilki gaya belajar dan
keunikan sendiri dalam belajar. Tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar
sesuai keunikan dan gaya masing-masing.

   7) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Orang Dewasa
   1. Faktor Kebebasan
   2. Faktor Tanggung Jawab
   3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri
   4. Faktor Pengaruh Diri Sendiri
   5. Faktor Psikologis
   6. Faktor Fisik
   7. Faktor Motivasi
   8) Gaya Belajar Orang Dewasa

       Menjadi fasilitator dalam proses belajar orang dewasa tidaklah mudah, sebab
mereka merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Misalnya saja, mahasiswa yang
merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai
atau tidak relevant dengan minat dan kebutuhan mereka.Padahal menurut penilaian
dosen bahan yang dipilih telah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Agar mahasiswa mudah untuk menguasai bahan yang disampaikan oleh dosen, dosen
diharapkan terampil untuk:




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                13
a. Memulai Diskusi
   b. Menyediakan Informasi
   c. Meningkatkan partisipasi
   d. Menentukan Kriteria dan Rambu-rambu
   e. Menengahi Perbedaan
   f. Mengkoordinasikan dan Menganalisis Informasi
   g. Memberi Ringkasan atau Rangkuman
   9) Prinsip dan Proses Metode Training

       Training merupakan kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan secara sistematis
dan metodis, dan dievaluasi secara tuntas. Dalam pelaksanaan training selain materi dan
metodenya, perlu pula diperhatikan prinsip, proses, dan pendekatan yang akan
digunakan.

    Prinsip Training
                  -   Belajar Dari Pengalaman
                  -   Melibatkan Emosi dan Budi
                  -   Melalui Kebersamaan dan Kerja Sama
                  -   Melihat Dalam Menemukan Sendiri Relevansi Training
    Proses Training

  Ω Siap dan bersedia meninjau pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan
  keterampilan serta berusaha untuk mengubahnya.

  Ω Mengenal kekuatan-kekuatan yang mendukung tejadinya perubahan serta
  mengambil langkah yang positif.

  Ω Merumuskan perubahan yang mereka inginkan.

  Ω Dapat mempraktekkan aspek-aspek yang telah dirubah baik selama training
  maupun dalam hidup dan kerja mereka.

    Ω Dapat mengintegrasikan perubahan-perubahan dalam kerangka hidup dan
    pengembangan diri dan profesinalisme.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               14
 Beberapa pendekatan dalam training anatara lain:
       -   Ekshortatif, yaitu dengan memberi intruksi, pengarahan, dan ceramah
           kepada peserta.
       -   Pendekatan ilmiah, yaitu dengan menyampaikan kepada peserta, konsep,
           teori, hasil penelitian dibidang penegtahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan
           keterampilan.
       -   Pendekatan terjun langsung, yaitu dengan menempatkan peserta pada pusat
           kejadian dan keadaan.
    Metode Training

       Metode training adalah cara yang ditempuh dan langkah-langkah yang diambil
untuk mencapai tujuan tujuan training, baik secara keseluruhan maupun persesi. Pada
pokoknya, metode training dibagi menjadi tiga bagian.Bagian pertama adalah metode
untuk mengawali training. Bagian kedua adalah metode untuk pengolahan sesi-sesi
dalam training, sedangkan bagian ketiga adalah metode untuk penutupan training.

       -   Metode Pada Babak Awal :Metode untuk mengawali training meliputi
           perkenalan dan pemanasan atau ice breaking.
       -   Metode Babak Tengah : Pengolahan acara training, baik untuk
           menyampaikan      seluruh training maupun tiap-tiap sesi pada pokoknya
           metode pengolahan sesi.
       -   Metode Informatif : Menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta, dan
           pemikiran.
       -   Metode Partisipatif : Melibatkan peserta dalam pengolahan materi training,
           bentuknya    berupa     pada   pernyataan       (statement),   curah   pendapat
           (brainstorming), audio visual, dan lain-lain.
       - Metode Eksperensial : Metode yang memungkinkan peserta untuk
           terlibatdalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu daripada nya.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                  15
BAB III

   Prinsip Pendidikan, Pengembangan, dan Penggunaan
                   Media Pendidikan



  ♠♠Pendahuluan

      Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu sehingga
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.Pendidikan
kesehatan juga merupakan suatu proses yang mempunyai masukan (input) dan keluaran
(output). Suatu proses pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar
mencapai hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara
harmonis.

  ♠♠Metode Pendidikan Kesehatan

      Berikut ini diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan
      massa (public) :

    1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

     Bertujuan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai
     tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.Dasar penggunaan metode
     pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan
     yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.

     Bentuk pendekatan ini antara lain :

            Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling)

               Dengan metode ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
            sehingga   setiap   masalah    klien   dapat   diteliti   dan   dibantu




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                           16
penyelesaiannya.Akhirnya, klien dengan sukarela dan sadar serta penuh
         pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

             Wawancara (Interview)

              Tujuan metode ini adalah untuk menggali informasi mengapa ia tidak
         atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap
         perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
         diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
         belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Pendidikan Kelompok

  Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok
  sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.

     Kelompok Besar

      Apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
     kelompok besar ini antara lain :

 a) Ceramah

      Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

  b) Seminar

      Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
     menengah ke atas.Seminar ialah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau
     beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap
     hangat di masyarakat.




  Kelompok Kecil




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            17
Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk
  kelompok kecil antara lain :

                    a) Diskusi kelompok

                    b) Curah pendapat (Brain storming)

                    c) Bola salju (Snow balling)

                    d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)

                    e) Memainkan peran (Role play)

                    f) Permainan simulasi (Simulation game)

3. Metode Pendidikan Massa

        Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat
  terhadap suatu inovasi awareness dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
  perubahan perilaku.Pada umumnya, bentuk pendekatan ini tidak langsung. Biasanya
  menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini beberapa contoh metode yang
  cocok untuk pendekatan massa :

       Ceramah umum (public speaking)

         Pidato-pidato/ diskudi tentang kesehatan melalui media elektronik.

       Simulasi.

         Sinetron

       Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
         jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit.

       Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb.




  ☼Alat Bantu/Peraga/Media Pendidikan Kesehatan


Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            18
1. Pengertian

       Penyusunan          alat     peraga        dalam       menyampaikan    bahan
pendidikan/pengajaran.didasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan pada manusia
diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan
untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengetahuan
yang diperoleh.Intinya, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera
sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah pemahaman.

       Setiap alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu
permasalahan seseorang.Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam
dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah
kerucut.

                                   Kerucut Edgar Dale




       Dari kerucut tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan benda asli
(lapisan paling dasar) mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan
bahan pendidikan dibandingkan dengan kata-kata (lapisan paling atas). Jelas bahwa
penggunaan alat peraga merupakan pengalaman salah satu prinsip proses pendidikan.

           ☼Manfaat Alat Bantu Pendidikan

Secara terperinci, manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                           19
Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

               Mencapai sasaran yang lebih banyak.

               Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman.

               Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
               diterima kepada orang lain.

               Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
               pendidik.

               Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

               Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
               mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.

               Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.


       ☺Macam-Macam Alat Bantu Pendidikan

       Pada garis besarnya, hanya ada 3 macam alat bantu pendidikan, yaitu :

       Alatbantu lihat (visual aids), berfungsi membantu menstimulasi indera mata
       (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :

               a) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dsb.

               b) Alat yang tidak diproyeksikan, misalnya gambar peta (2 dimensi),
                   dan bola dunia (3 dimensi).

       Alat bantu dengar (audio aids), berfungsi membantu menstimulasi indera
       pendengaran pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan. Misalnya,
       piring hitan, radio, pita suara, dsb.

       Alat bantu lihat-dengar (audio-visual aids/AVA), seperti televisi dan video
       cassette.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                             20
Menurut pembuatan dan penggunaannya, alat peraga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
:


         ☻Alat    peraga yang complicated (rumit), seperti film, slide, dsb yang

         memerlukan listrik dan proyektor.

         ☻Alat   peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan

         yang mudah didapat, seperti karton, kaleng bekas, kertas koran, dsb.

               a) Contoh alat peraga sederhana

                       Di rumah tangga, seperti leaflet, model buku bergambar,
                       benda-benda yang nyata (buah-buahan), dsb.

                       Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet,
                       boneka wayang, dsb.

               b) Ciri alat peraga sederhana

                   Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana antara lain :

                       Mudah dibuat.

                       Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal.

                       Mencerminkan      kebiasaan,    kehidupan,    dan   kepercayaan
                       setempat.

                       Ditulis (digambar) dengan sederhana.

                       Memakai bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh
                       masyarakat.

                       Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan
                       masyarakat.

       2. Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                              21
Menggunakan alat peraga harus didasari pengetahuan tentang sasaran
pendidikan yang akan dicapai alat peraga tersebut.

   Yang perlu diketahui tentang sasaran, antara lain :

                 a) Individu atau kelompok.

                 b) Kategori-kategori sasaran, seperti kelompok umur, pendidikan,
                     pekerjaan, dsb.

                 c) Bahasa yang mereka gunakan.

                 d) Adat-istiadat serta kebiasaan.

                 e) Minat dan perhatian.

                 f) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan
                     diterima.

   Tempat memasang (menggunakan) alat-alat peraga

            a) Di dalam keluarga, antara lain di dalam kesempatan kunjungan rumah,
                waktu menolong persalinan dan merawat bayi, atau menolong orang
                sakit, dsb.

             b) Di masyarakat, misalnya pada waktu perayaan hari-hari besar, arisan-
             arisan, pengajian, dsb, serta dipasang juga di tempat-tempat umum yang
             stategis.

         c) Di instansi-instansi, antara lain puskesmas, rumah sakit, kantor-kantor,
             sekolah-sekolah, dsb.

   Alat-alat peraga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan oleh :

                 a) Petugas-petugas puskesmas/kesehatan.

                 b) Kader kesehatan.

                 c) Guru-guru sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            22
d) Pamong desa.

         3. Merencanakan dan Menggunakan Alat Peraga

        Sebelum membuat alat peraga, kita harus merencanakan dan memilih alat peraga
yang paling penting dan tepat untuk digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan antara lain
hal-hal sebagai berikut.

Tujuan yang hendak dicapai

     Tujuan pendidikan

     Menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep.

a)   Mengubah sikap dan persepsi.

b) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.

     Tujuan penggunaan alat peraga

Alat peraga dapat digunakan, yaitu :

a)   Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan.

b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah.

c) Untuk mengingatkan suatu pesan/informasi.

d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.

         4. Persiapan Penggunaan Alat Peraga

        Sebelum menggunakan alat peraga sebaiknya petugas mencoba terlebih dahulu
alat-alat yang masih dalam bentuk kasar atau draft, sebelum diproduksi seluruhnya. Test
ini berguna untuk mengetahui sejauh mana alat peraga tersebut dapat dimengerti oleh
sasaran pendidikan.Cara melakukan test tersebut antara lain sebagai berikut :

     Merencanakan terlebih dahulu tes pendahuluan untuk suatu media yang akan
     diproduksi.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               23
Menentukan pokok-pokok yang akan dipesankan dalam media tersebut.

    Menentukan gambar-gambar pokok atau simbol-simbol yang disesuaikan dengan
    ciri-ciri sasaran.

    Memperlihatkan alat peraga/media tersebut kepada sasaran tercoba.

    Memperlihatkan kepada sasaran tercoba :

    a) Apakah mereka mengalami kesukaran dalam memahami pesan-pesan, kata-kata,
        dan gambar-gambar di dalam media tersebut.

   b) Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.

   c) Mencatat komentar-komentar dari sasaran tercoba.

   d) Melakukan perbaikan alat peraga (media) tersebut.

    Mendiskusikan alat yang dibuat tersebut dengan orang lain (teman-teman) atau
    dengan para ahli.

        5. Cara Mempergunakan Alat Peraga

        Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung pada jenis alatnya.Di
samping itu juga dipertimbangkan faktor sasaran pendidikannya.Dan yang lebih penting
adalah bahwa alat yang digunakan harus menarik sehingga menimbulkan minat para
pesertanya. Pada waktu menggunakan AVA hendaknya memperhatikan hal-hal berikut
ini :

    Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.

    Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan dibicarakan/ dipergunakan itu adalah
    penting.

    Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan
    kontrol pihak pendidik.

    Gaya bicara hendaknya bervariasi agar pendengar tidak bosan dan tidak mengantuk.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            24
Ikut sertakan para peserta/pendengar dan berikan kesempatan untuk memegang dan
     atau mencoba alat-alat tersebut.

     Bila perlu berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana, dsb.

         6. Media Promosi Kesehatan

        Disebut media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran
(channel)      untuk     menyampaikan   informasi    kesehatan    dan   digunakan    untuk
mempermudah            penerimaan   pesan-pesan     kesehatan    bagi   masyarakat    atau
klien.Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi
menjadi 3, yakni media cetak, media elektronik, dan media papan.

     Media Cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi,
diantaranya :

a)   Booklet

b)   Leaflet

c)   Flyer

d)   Flip chart (lembar balik

e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah.

f) Poster.

g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.

          Media Elektronik, misalnya televise, radio, slide dan sebagainya.

          Media Papan (Billboard), yaitu papan dipasang di tempat-tempat umum dapat
          diisi dengan pesan-pesan kesehatan. Papan disini juga mencakup pesan-pesan
          yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan
          umum (bus dan taksi).




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                  25
BAB IV

                     Strategi Promosi Kesehatan



   A. Pengertian

Menurut Ottawa Charter, 1986 (Soekidjo, 2007)

       Health promotion is the process of enabling people to increase control over and
       improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,
       well-being, an individual or group must be able to identify and realize
       aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment.

       Promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,
sikap, dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (baik fisik maupun nonfisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka.Strategi promosi kesehatan adalah cara untuk mencapai atau
mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien.

   B. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

   Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

    Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yaitu promotif, preventif,
 kuratif, dan rehabilitative. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni aspek
 promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, serta aspek preventif dan kuratif
 dengan sasaran kelompok orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok
 yang sakit.

     a)Promosi kesehatan pada aspek promotif

       Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang
 sehat.Kelompok yang jumlahnya sekitar 80-85% dari populasi ini kurang mendapat
 perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Apabila jumlah ini tidak dibina
 kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               26
pada kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat atau lebih meningkat
 lagi.

         a)   Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan

                    Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 upaya/kegiatan,
              yakni :

                  ♦Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)

              ♦   Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)


                  ♦ Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

   Ruang Lingkup Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan

              Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi atau
    pendidikan kesehatan, maka ruang lingkup promosi kesehatan ini dapat
    dikelompokkan menjadi :

              a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

              b) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah

              c) Promosi kesehatan di tempat kerja

              d) Promosi di tempat-tempat umum

              e) Fasilitas pelayanan kesehatan

   Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

                   Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan
          dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention)
          dari Leavel and Clark.

                     a) Promosi kesehatan (Health promotion)




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               27
b) Perlindungan khusus (Specific protection)

                 c) Diagnosis dini dan pengeobatan segera (Early diagnosis and
                     prompt treatment)

                 d) Pembatasan cacat (Disability limitation)

                 e) Rehabilitas (Rehabilitation)

   C. Visi dan Misi Promosi Kesehatan

       Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan
No. 23/1992, maupun WHO, yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Untuk mencapai visi tersebut, perlu
upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut “misi”.Misi pendidikan
kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut.Misi
promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir.

   Advokat (Advocate)

           Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu
    kebijakan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan
    perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

   Menjembatani (Mediate)

           Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan
    sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program
    kesehatan perlu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun
    sektor lain yang terkait.

   Memampukan (Enable)

        Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka
    mampu memelihara dan menigkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            28
D. Bentuk-Bentuk Strategi Promosi Kesehatan

   Strategi Global (Promosi Kesehatan) Menurut WHO, 1984

 a) Advokasi (Advocacy)

       Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-
 kebijakan yang menguntungkan kesehatan publik.

b) Dukungan sosial (Social support)

       .Tujuannya adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh
  dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga) yang akhirnya
  dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat.

c) Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)

       Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
  meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

       ♣Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)

    Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986
menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) dan salah satunya rumusan strategi
promosi kesehatan yang dikelompokkan menjadi 5 butir.

           a) Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)

       Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan yang dibuat oleh para pembuat, penentu,
pengembangan keputusan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan
dampak kesehatannya bagi masyarakat.

           b) Lingkungan yang mendukung (Supportive environment)

       Kegiatan ini untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung.Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta
pengelola tempat-tempat umum (public places).




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                             29
c) Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)

       Memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya
sendiri.Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan ini bervariasi, mulai dari terbentuknya lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang peduli terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-bantuan
teknis (pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.

            d) Keterampilan individu (Personal skill)

       Masing-masing individu di dalam masyarakat seyogyanya mempunyai
pengetahun dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya,
mengenal penyakit-penyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu
meningkatkan kesehatannya, dan mampu mencari pengobatan yang layak bilamana
mereka atau anak-anak mereka sakit.

            e) Gerakan masyarakat (Community action)

       Upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-
unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain,
meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan
kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action).




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                           30
BAB V

                   Metode dan Teknik Penyuluhan



A. Pengertian
       Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Pada umumnya
ada 4 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat yaitu, fasilitas,
pengertian, persetujuan dan kemampuan.
       Metode penyuluhan adalah suatu alat untuk menghantar materi dan pesan
kesehatan, yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan sasaran-sasaran. Sedangkan teknik penyuluhan adalah cara menggunakan
“alat” untuk menghantar materi atau pesan kesehatan.


B. Metode Penyuluhan/Promosi Kesehatan

       ♥Berdasarkan Teknik Komunikasi
   a. Metode penyuluhan langsung.
       Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),
       pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
   b. Metode yang tidak langsung.
       Menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi
       dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb.

       ♥Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
   a. Penyuluhan PERORANGAN
   b. Penyuluhan KELOMPOK
   c. Penyuluhan MASAL
C. Berdasarkan Indera Penerima
   a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                           31
b. Metode PENDENGARAN
   c. Metode “KOMBINASI”
              Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode dan teknik
      promosi kesehatan adalah :
   1. Tujuan yang ingin dicapai
   2. Sarana dan prasarana
   3. Waktu
   4. Fasilitator/petugas
   5. Besar kecilnya kelompok sasaran


      ♠Penyuluhan Perorangan
              Penyuluhan perorangan dapat dilakukkan melalui Kunjungan Rumah
      (KR). Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan metode penyuluhan ini
      adalah wawancara atau tatap muka.
      Pelaksanaan Kunjungan Rumah
      Persiapan (P1)
      1. Rapat tim PKMD desa membahas hasil pelaksanaan DKT
      2. Mempelajadi kesimpulan DKT
      3. Menetapkan sasaran
      4. Menetapkan topik dan tujuan
      5. Menyiapkan bahan-bahan dan media
      6. Menentukan jadwal kunjungan
      7. Menentukan petugas kunjungan rumah
      8. Memikirkan kemungkinan tindak lanjut
      Pelaksanaan (P2)
      1. Salam, ucapkan salam, bina suasana, jelaskan maksud kedatangan, tunjukan
          sikap ingin membantu dan katakan bahwa masalah keluarga dapat diatasi
          bersama
      2. Ajak Bicara, beri penjelasan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
          masalah dan gunakan alat peraga bila perlu, dan ajak keluarga ke pelayanan
          kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            32
3. Jelaskan dan Bantu, jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
         keluarga untuk mengatasi masalah, jika tidak dapat diatasi sendiri oleh
         keluarga dapat dirujuk ke puskesmas.
      4. Ingatkan, kepada keluarga untuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk
         tindak lanjut masalah, dan buat perjanjian untuk bertemu kembali.
      Evaluasi (P3)
      Jika KR ditolak ?
      1. Jangan berkecil hati dan memaksakan diri
      2. Tetap bersikap ramah dan ajak orang yang disegani (RT, Kades dll) pada
         kunjungan berikutnya
      Jika KR diterima ?
      1. Memperkenalkan diri dan bina suasana dan kepercayaan keluarga
      2. Jelaskan maksud kedatangan
      3. Jika ada permasalahan keluarga yang harus didiskusikan dalam DKT, minta
         persetujuan terlebih dahulu. Jika tidak berkenan, cukup dibahas dalam KR
      4. Berikan saran dengan halus jika diperlukan ke pelayanan kesehatan
      Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kunjungan rumah, yaitu :
   1. Jelaskan maksud kedatangan anda
   2. Sampaikan penjelasan yang sederhana, menarik dan sesuai kebutuhan keluarga
      tersebut.
   3. Simpulkan, ulangi dan tekankan pada poin yang perlu diingatkan


             ♠Penyuluhan Kelompok
             Salah satu bentuk dari penyuluhan kelompok adalah diskusi kelompok
  terarah atau FGD (Focus Discussion Group). Diskusi kelompok terarah adalah suatu
  proses komunikasi dua arah antara pemandu dengan peserta DKT yang terdiri dari
  kader keluarga (kk) dan antara sesama peserta DKT.
  Langkah-langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah
  Persiapan (P1)
      1. Rapat Tim PMKD
      2. Pelajari masalah yang ada



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                          33
3. Tentukan topik yang akan dibahas dalam DKT dan tujuannya
      4. Tentukan pemandu, pencatat, dan pengamat
      5. Buat kesepakatan jadwal pertemuan, tempat dan waktu
      6. Siapkan media yang diperlukan
      7. Kuasai materi yang akan dibahas dengan mengembangkan pertanyaan yang
          akan diajukan
      8. Merancang posisi duduk
      Pelaksanaan (P2)
      1. Salam dan ucapan terima kasih
      2. Mulai dengan pembicaraan ringan
      3. Rumuskan topin yang hendak dibahas dengan persetujuan peserta
      4. Mulailah diskusi dan lakukan pemerataan perhatian terhadap semua peserta
      5. Gunakan media untuk memperjelas informasi yang disampaikan
      6. Rumuskan kesimpulan dan tindak lanjut dari diskusi kelompok
      7. Buat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya dan topik yang akan dibahas,
         dan tutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih.
      Penilaian(P3)
      1. Langsung, pada saat DKT berlangsung dengan melihat pasrtisipasi peserta
         dan kesimpulan yang dihasilkan
      2. Tidak langsung, setelah DKT dengan melihat laporan pengamat

           ♠Penyuluhan Masa
             Adapun ciri dari penyuluhan massa adalah komunikasi terjadi satu arah
      dan kebanyakan dalam penyuluhan massa, peserta ada yang tidak kenal dengan
      peserta yang lain.
      Langkah-langkah Penyuluhan Massa
      Persiapan (P1)
      1. Analisa masalah kesehatan dan gizi di tingkat desa
      2. Tentukan masalah yangakan ditanggulangi
      3. Rumuskan tujuan dan sasaran
      4. Menyiapkan materi dan isi pesan
      5. Menentukan metode



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                          34
6. Menyiapkan media
      7. Membuat rencana pelaksanaan (waktu, tempat, dan pembicara)
      8. Tokoh masyarakat/narasumber (misalnya yang berkhotbah di masjid)
      9. Menentukan jangka waktu penyuluhan
      Pelaksanaan (P2)
      1. Peresmian oleh tokoh masyarakat yang disegani
      2. Penyebarluasan pesan-pesan melalui media massa setempat, dapat dilakukan
          secara serempak (multimedia) misalnya, pemutaran film kesehatan, koran,
          poster, dan lain-lain
      Penilaian (P3)
      Keberhasilan penyuluhan dapat dinilai dengan menggunakan lembar
      pertanyaan, lembar pengamatan, dan kuis. Dan unsur yang dinilai adalah
      input dan proses.
Beberapa metode yang sering digunakan untuk penyuluhan (Notoatmojo,2007)
   1. Curah Pendapat
   2. Diskusi Pleno/Diskusi Kelompok
   3. Peragaan/Demonstrasi
   4. Penugasan (Kerja Perorangan/kelompok)
   5. Tanya Jawab
   6. Bermain peran (Role play)
   7. Diskusi Panel (Terbuka/Tertutup)
   8. Ceramah




                                     BAB VI



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                         35
Persepsi dan Motivasi Sehat-Sakit



   A. Persepsi Sehat-Sakit
        Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme,
benda asing atau luka (injury). Sedangkan, sakit (illness) adalah penilaian seseorang
(subjektif) terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung
dialaminya.Berdasarkan batasan diatas tampak adanya perbedaan konsep sehat-sakit
yang kemudian akan menibulkan masalam konsep sehat-sakit dalam masyarakat.
           Penyakit (disease)
                                  Tak hadir (not
                                                       Hadir (present)
   Sakit (illness)                   present)


Tak dirasa (not perceived)              1                     2


    Dirasa (perceived)                  3                     4



        Pada area 1 menggambarkan bahwa seseorang seseorang tidak menderita
penyakit sekaligus tidak merasakan sakit. Dalam keadaan ini maka orang tersebut sehat
menurut konsep sehat (kacamata petugas kesehatan).
        Pada area 2, seseorang ada penyakit secara klinis namun ia tidak merasa sakit.
Dari sinilah muncul konsep sehat masyarakat, yaitu sehat adalah orang yang dapat
bekerja dan menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan konsep sakit menurut
masyarakatdimana seseorang yang sudah tidak dapat bangkit lagi dari tempat tidurnya
dan tidak dapat mejalankan pekerjaan sehari-hari.
        Pada area 3, seseorang tidak memiliki penyakit tetapi merasa sakit atau tidak
enak badan. Dalam kenyataannya, orang seperti ini sedikit. Hal ini mungkin karena
gangguan –gangguan psikis saja.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                36
Pada area 4 menggambarkan seseorang memang menderita suatu penyakit dan ia
juga merasa sakit. Untuk meningkatkan area 4 ini diperlukan suatu koreksi terhadap
konsep sehat dan sakit.
Elemen-elemen Pokok Perilaku Sakit
       Empat elemen yang merupakan komponen dasar dalam perilaku sakit adalah
content (isi), sequence (urut-urutannya), spacing (jarak) dan variability (variabilitas
perilaku sakit). Dari ke-4 elemen ini dapat dikembangkan menjadi :
5 Konsep Analisis Perilaku Sakit
   a. Shoping :Proses mencari beberapa sumber berbeda dari medical care untuk satu
       persoalan.
   b. Fragmentation : Proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi
       yangsama.
   c. Procastination : Proses penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala
       dirasakan
   d. Self medication : mengobati diri sendiri
   e. Discontinuity : Proses menghentikan pengobatan
Tahap-tahap Pembuatan Keputusan
1. Tahap pengalaman/pengenalan gejala (the symptom experience).
2. Tahap asumsi peranan sakit ((the assumption of the sick role)
3. Tahap ketergantungan pasien (the dependent patient stage)
4. Tahap penyembuhan atau rehabilitasi (the recovery of rehabilitation)
B. Motivasi
       Ada 3 komponen utama motivasi menurut Steer Porter (1995) yaitu :
   1. Energizing, yaitu sesuatu yang mendorong atau menentukan tingkah laku
   2. Directing, yaitu sesuatu yang membimbing atau menentukan tingkah laku
   3. Maintaining/sustaining, yang memelihara dan menindaklanjuti tingkah laku.
Teori Hirarki Kebutuhan Manusia dari Maslow
Kebutuhan fisiologis (Phisiological needs),
Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs), Kebutuhan sosial (Social needs)
Kebutuhan penghargaan (Esteem needs), dan Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self
actualization needs).




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               37
BAB VII

            Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan



 A. Pendahuluan
       Masyarakat atau anggota masyarakat yang menderita penyakit dan tidak
merasakan sakit (disease but no illness) sudah barang tentu tidak akan bertindak apa-apa
terhadap penyakitnya tersebut, tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan
sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha, antara lain.

       Pertama, tidak bertindak apa-apa (no action). Alasannya antara lain karena
kondisi yang demikian tidak mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari.
Kedua, bertindak mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti
diuraikan diatas. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang tersebut sudah
percaya pada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan
kesembuhan.Ketiga, mencari pengobatan kefasilitas pengobatan tradisional (traditional
remedy).Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini masih
menduduki      tempat     teratas    dibandingkan    dengan     pengobatan-pengobatan
lainnya.Keempat, mencari pengobatan dengan membeli obat-obat kewarung obat
(chemist shop) dan sejenisnya termasuk tukang-tukang jamu.Kelima, mencari
pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan modern yang di adakan oleh pemerintah
atau lembaga-lembaga kesehatan swasta yang dikategorikan kedalam balai pengobatan,
puskesmas, dan rumah sakit.Keenam, adalah mencari pengobatan ke fasilitas
pengobatan modern yang diselenggarakan oleh para dokter praktek (privat medicine)

      B. Kerangka Kerja Anderson dan Newman

       Anderson dan Newman (1979) dalam Notoatmojo (1993) menyarankan bahwa
model penggunaan pelayanan kesehatan ini dapat membantu/memenuhi satu atau lebih
dari lima tujuan sebagai berikut :




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                38
1. Untuk melukiskan hubungan kedua belah pihak antara factor-faktor penentu
        dari penggunaan pelayanan kesehatan.

     2. Untuk meringankan peramalan kebutuhan-kebutuhan masa depan terhadap
        pelayanan kesehatan.

     3. Untuk menentukan apakah ada atau tidak adanya pelayanan dari pemakaian
        pelayanan kesehatan yang berat sebelah, dan lainnya.

     C. Tujuan Berbagai Tipe Kategori Penggunaan Pelayanan Kesehatan

   1. Model Demografi (kependudukan)

             Dalam model ini tipe variable-variabel yang dipakai adalah umur, seks,
      status perkawinan dan besarnya keluarga. Variable-variabel ini digunakan
      sebagai ukuran mutlak atau indicator fisiologis yang berbeda dan siklus hidup
      dengan asumsi bahwa perbedaan drajad kesehatan, drajad kesakitan dan
      penggunaan pelayanan kesehatan sedikit banyak akan berhubungan dengan
      variable diatas.

   2. Model-model struktur social (social struktur model)

             Di dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah pendidikan,
      pekerjaan dan kebangsaan.Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan social
      dari individu atau keluarga di dalam masyarakat. Maka mengingatkan akan
      berbagai gaya kehidupan yang diperlihatkan oleh individu-individu dan keluarga
      dari kedudukan social tertentu.

   3. Model-model social Psikologis (psychalogocal models)

      Dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan
      keyakinan individu. Variable-variabel sosio-psikologis pada umumnya terdiri
      dari empat kategori :Pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian
      keseluruhan dari penyakit, Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan
      tindakan dalam menghadapi penyakit, dan kesiapan tindakan individu.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            39
4. Model Sumber Keluarga (family resourse models)

      Dalam model ini variable terikat yang dipakai adalah pendapat keluarga,
      cakupan asumsi keluarga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan
      pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya.

   5. Model Sumber Daya Masyarakat (community resourse models)

       Tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan
      sumber-sumber di dalam masyarakat, dan ketercapaian dari pelayanan kesehatan
      yang tersedia dan sumber-sumber di dalam masyarakat.

   6. Model-model organisme (organization models)

      Dalam model ini variable yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk-
      bentuk system pelayanan kesehatan. Biasanya variable yang digunakan adalah :

          Gaya (style) praktek pengobatan (sendiri, rekanan, atau grup), Sifat (nature)
          dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak),lLetak dari
          pelayanan kesehatan (tempat pribadi, rumah sakit, atau klinik), dan petugas
          kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat, asisten
          dokter)

   7. Model Sistem Kesehatan

             Keenam kategori model penggunaan fasilitas kesehatan tersebut tidak
      begitu terpisah, meskipun ada perbedaan dalam sifat (nature).Model system
      kesehatan mengintegrasi keenam model terdahulu ke dalam model yang lebih
      sempurna.).

   8. Model Kepercayaan Kesehatan

             Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-
      problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat
      untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang
      diselenggarakan oleh provider.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               40
BAB VIII

                 Sifat Umum dan Khusus Perilaku Manusia



       A. Sifat Umum Perilaku Manusia

            Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan
    lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup.Perilaku
    diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Dalam perilaku
    terdapat hasil akhir yang dapat saling mempengaruhi antara berbagai gejala. Gejala
    yang saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku manusia tersebut antara lain :

       1. Pengamatan

           Yakni pengenalan objek dengan cara melihat, mendengar, meraba,membau, dan
           megecap, yang dikenal dengan istilah „Modalitas Pengamatan‟.

            a. Penglihatan

            Penglihatan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :

                 1) Melihat bentuk yakni melihat objek yang berdimensi.objek-objek
                    penglihatan membentuk diri menjadi keseluruhan (gestalt) menurut
                    hukum-hukum tertentu yakni :
                          -   Hukum keterdekatan (hal yang berdekatan adalah gestalt)
                          -   Hukum Ketertutupan (hal yang tertutup adalah gestalt)
                          -   Hukum Bersamaan (hal yang sama adalah gestalt)
                 2) Melihat dalam yakni melihat objek berdimensi tiga.
                 3) Melihat warna,dua hal penting mengenai warna secara psikologis yaitu :
                          -   Nilai   efektif   warna,   berpengaruh     terhadap   perilaku
                              masyarakat
                          -   Nilai lambing warna, yang memerikan kesan tertentu kepada
                              seseorang sehingga melambangkan sifat tertentu.
b. Pendengaran



    Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                41
Bunyi dan suara itu dapat kita golongkan atas dasar dua cara, yaitu:

               1) Berdasarkan atas keteraturan dapat kita bedakan antara

                      - Gemerisik

                      - .Nada

               2) Selanjutnya nada itu biasa dibeda-bedakan atas dasar:

                      - Tinggi rendahnya, yang tergantung kepada besar kecilnya

                      frekuensi

                      - Intensitasnya yang tergantung pada ampiltudonya

                      - Timbrennya yang tergantung pada kombinasi bermacam-

                      macam frekuensi dalam tinggi rendahnya suara

   2. Perhatian

       Adalah pemusatan energy psikis yang tertuju pada suatu objek. Beberapa macam
       perhatian yakni :

       a. Perhatian berdasarkan intensitasnya
                      -    Perhatian intensif
                      -    Perhatian tidak intensif
       b. Perhatian berdasarkan cara timbulnya
                      -    Perhatian spontan
                      -    Perhatian disengaja
       c. Perhatian berdasarkan luas objek yang dikenai perhatian
                      -    Perhatian terpencar (distributive)
                      -    Perhatian terpusat (konsentratif)

Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menarik perhatian yaitu :

   a. Pandangan dari segi objek




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                           42
b. Pandangan dari segi subjek

      Dilihat dari subjek yang memperhatikan,hal-hal yang dapat menarik perhatian
      adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran, kebutuhan, pekerjaan dan
      sejarah hidup subjek itu sendiri.

   3. Tanggapan

      Yakni gambaran yang tertinggal dalam ingatan sebagai reaksi setelah
      dilakukannya pengamatan.

       Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

            -     Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan
            -     Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan
            -     Tanggapan masa kini atau tanggapan representatif (tanggapan
                  mengimajinasikan)

       Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:

       Tanggapan

             Cara tersedianya objek disebut representative
             Objek tidak ada pada dirinya sendiri tetapi ada (diadakan) pada diri
                 subjek yang menangkap
             .Objek hanya ada pada dan untuk subjek yang menanggap
             Terlepas dari unsur tempat, keadaan dan waktu

       Pengamatan

             .Cara tersedianya objek disebut persentasi
             Objek ada pada dirinya sendiri
             Objek ada pada setiap orang
             Terikat pada tempat, keadaan dan waktu
   4. .Fantasi




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                         43
Yakni daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan
      pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus
      dengan benda-benda yang ada.

       Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia
       untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia riil.

       Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

            Fantasi tidak sadar (tidak disengaja)
            Fantasi disadari (disengaja)

      Fantasi bersifat mengabstraksikan, kalau dalam berfantasi itu ada bagian-bagian
      yang dihilangkan. Fantasi bersifat mendeterminasikan kalau dalam berfantasi itu
      sudah ada semacam skema tertentu, lalu diisi dengan gambaran lain. Fantasi
      bersifat mengkombinasikan kalau menggabungkan bagian dari tanggapan yang
      satu dengan yang lainnya.

      Relevansi fantasi dengan kehidupan manusia sehari-hari antara lain :

      a) Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup kepribadian
          orang lain
      b) Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada
          umumnya
      c) Fantasi meyakinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dab waktu
      d) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dan kesukaran yang
          dihadapi
      e) Fantasi memungkinkan orang untuk menciptakan sesuatu yang dikejar,
          membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya
   5. Ingatan

       Yaitu kemampuan untuk       menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-
      kesan. Ingatan yang baik yakni ingatan yang memiliki karakteristik, cepat, setia,
      teguh, luas dan siap.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               44
Proses ingatan ada 3 yakni :

      1. Mencamkan

       Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam,
          yaitu:

             a. Mencamkan dengan sekehendak hati, dan
             b. Mencamkan dengan tidak sekehendak
      2. Mengingat dan lupa (retensi)
          Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan dan hal yang dilupakan
          adalah hal-hal yang tidak diingat (tidak dapat diingat kembali)
      3. Reproduksi
          Yaitu pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi
          ada dua bentuk, yaitu:
             a. Mengingat kembali (recall), dan
             b. Mengenal kembali (recognition)
      4. Asosiasi
          Yaitu hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya
          dalam jiwa kita.
          Adapun hukum-hukum asosiasi itu adalah sebagai berikut:
          a. Hukum sama saat atau serentak
          b. Hukum berurutan
          c. Hukum kesamaan dan kesesuaian
          d. Hukum berlawanan
          e. Hukum sebab akibat
   6. Berfikir

       Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif,

             a. Bahwa berfikir itu sifatnya ideasional




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                         45
Jadi berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan dengan
      proses       atau jalannya.Proses jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga
      langkah, yaitu:

               a. Pembentukan pengertian
               b. Pembentukan pendapat dan
               c. Penarikan kesimpulan
   7. .Perasaan
          Macam-macam perasaan menurut Bigot (1950) yaitu :
               a. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah):
                             Perasaan indriah
                             Perasaan vital
               b. Perasaan-perasaan rohaniah
                              Perasaan intelektual
                              Perasaan kesusilaan
                              Perasaan Keindahan
                              Perasaan social
                              Perasaan harga diri
                              Perasaan Keagamaan


   8. .Motif-Motif
      Yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong untuk melakukan aktifitas-
      aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
               .Menurut Woodworth dan Marguis (1955) motif itu dapat dibedakan
               menjadi 3 macam, yaitu:
               1) Kebutuhan-kebutuhan organic
               2) Motif-motif darurat
               3) Motif-motif objektif
               Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu, yaitu:
                  1) Motif-motif bawaan
                  2) Motif-motif yang dipelajari




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                             46
Berdasarkan atas jalarannya, yaitu:
             1) Motif-motif ekstrinsik
             2) Motif-motif intrinsik
             Berdasarkan isi dan persangkutpautannya, yaitu:
             1) Motif jasmaniah
             2) Motif rohaniah
   B. Sifat Khusus Individu
   1. Teori Tipologi
          a. Hipocrates Galenus
             Mengungkapkan bahwa sifat yang ada pada manusia adalah seperti
             halnya isi alam semesta ini yang terdiri dari tanah,air,udara, dan api,
             maka pada manusia terdapat 4 macam cairan. Tipologi Hipocrates
             Galenus yaitu :
                       -   Melanchole
                       -   Chole
                       -   Phlegma
                       -   Sanguis
          b. Kretschmer
             Berdasarkan penelitian Kretschmer ia menggolongkan manusia menjadi
             4 macam yaitu :
                       -   Tipe Picnic,dengan ciri khas pendek dan gemuk
                       -   Tipe Leptosom,dengan ciri khas tinggi jangkung
                       -   Tipe atletik,dengan ciri khas tubuh tampak selaras
                       -   Tipe dis plastic,dengan ciri khusus yang merupakan
                           penyimpangan dari ketiga tipe sebelumnya
          c. Sheldon
             Sheldon       menggolongkan      manusia    berdasarkan    konstitusi   dan
             temperamennya yaitu :
             1) Berdasarkan konstitusinya yakni :
                       -   Tipe endomorfik,mirip dengan tipe picnic
                       -   Tipe masomorfik,mirip dengan tipe atletik



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                47
-   Tipe ektomorfik, mirip dengan tipe leptosome
              2) Berdasarkan Temperamennya yakni :
                     -   Tipe viscerotonik,cenderung santai dan gemar hiburan
                     -   Tipe cerebrotonik.cenderung ragu-ragudan sosio-fobia
                     -   Tipe somatotonik,sikap gagah dan perkasa
          d. Spranger
              Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya ada 2 macam roh, yakni
              roh subjek dan roh subjektif
          e. Freud
              Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian manusia terdiri dari 3
              aspek yakni :
                         1. Das esadalah aspek biologi kepribadian
                         2. Das ich adalah aspek psikologi kepribadian
                         3. Das uber ich adalah aspek sosiologis kepribadian
   2. Intellegensi
      Menurut hasil penelitian telah dibuktikanbahwa angka korelasi intelegensi dan
      prestasi belajar antara 0,50 artinya sebesar 25% dari keseluruhan varian prestasi
      belajar dipengaruhi oleh faktor intelegensi. Teori intelegensi yakni :
         a. Teori Spearman
         b.   Teori yang bersifat pragmatis
         c.   Teori faktor
         d.   Teori yang bersifat operasional
         e.   Teori fungsional
         f.   Pengukuran intelegensi

   3.Bakat

  Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali
  tergantung pada latihan mengenai hal tersebut (William B. Micheel).



                                       BAB IX



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               48
Determinan dan Perubahan Perilaku



   A. Konsep Perilaku

        Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Skiner
(1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).Dari sudut biologis, perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo.2004).

    Macam – macam Perilaku

        Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua:

   1. Perilaku tertutup (covert behavior)
       Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
       (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
       perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang
       yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh
       orang lain.
   2. Perilaku terbuka (overt behavior)
       Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
       Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
       praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain
       (Notoatmodjo, 2003).


    Domain Perilaku

        Menurut (Notoatmodjo, 2003), meskipun perilaku adalah bentuk respon atau
reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam
memberikan respons sangat tergantung pada karekteristik atau faktor-faktor lain dari



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               49
orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi
beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan
respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.

    Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang

         Menurut (Sunaryo.2004), perilaku dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor
eksternal, yaitu:

                Faktor genetik atau faktor endogen

         Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk
kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam
diri individu (endogen), antara lain:

          1. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling
                berbeda satu dengan lainnya.
          2.    Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
                berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria
                disebut maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin.
          3. Sifat fisik, misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk
                berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
          4. Sifat kepribadian, perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya
                perbedaan kepribadian yang dimiliki individu, yang dipengaruhi oleh
                aspek kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat, sistem norma,
                nilai dan kepercayaan yang dianutnya.
          5. Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan
                lingkungan    serta     bergantung    pada   adanya   kesempatan   untuk
                pengembangan.
          6. Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan
                untuk membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa
                inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu
                Faktor eksogen atau faktor dari luar individu




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                 50
1.   Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu
                     yang ada disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.
                     Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu
                     karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.
                2. Pendidikan. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya
                     melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.
                3. Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke
                     dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam
                     cara berpikir, bersikap, beraksi, dan berperilaku individu.
                4. Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu
                     lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah
                     lingkungan sosial.
                5.   Kebudayaan.      Ternyata    hasil    kebudayaan     manusia      akan
                     mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.
    Faktor Determinan Perilaku

         Pada dasarnya faktor determinan perilaku manusia sulit ditentukan, namun
secara garis besarnya ada tiga yakni :

   1. Fisik
   2. Psikis
   3. Social

         Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti
pengetahuan,    keinginan,     kehendak,    minat,    motivasi,    persepsi    sikap    dan
sebagainya.Gejala kejiwaan ditentukan oleh berbagai factor diantaranya

    Factor pengalaman
    Keyakinan
    Sarana fisik
    Sosio budaya masyarakat
    Teori yang berhubungan dengan determinan perilaku.
     1. Teori Laurence Green



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                   51
Green menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Menurut Green
       kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
             Factor perilaku (behaviour cause).
             Factor diluar perilaku (non-behaviour cause)

       Selanjutnya, prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

                     a.   Faktor-faktor    predisposisi    (predisposing   factors)   yang
                          terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
                          nilai-nilai, dan sebagainya.
                     b. Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud
                          dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
                          fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya
                          puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan
                          sebagainya.
                     c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud
                          dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,
                          yang    merupakan      kelompok      referensi   dari   perilaku
                          masyarakat.
    2. Teori Snehandu B. Kar
       Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu
       merupakan fungsi dari :
           a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
               perawatan kesehatannya (behaviour intention)
           b. Dukungan social dari masyarakat sekitarnya (social-support)
           c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
               kesehatan ( accessibility of information)
           d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan
               atau keputusan (personal autonomy)
           e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak
               (action situation).
    3. Teori WHO



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                  52
Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang
         itu berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok pemikiran dan perasaan
         (thought and feeling) yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,
         kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek.
         a. Pengetahuan
         b. Kepercayaan
         c. Sikap
         d. Orang penting sebagai referensi
         e. Sumber-sumber daya
         f. Perilaku normal, kebiasaan yang umumnya disebut kebudayaan.


    B.    Teori Perubahan Perilaku

         Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-
kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerap-kan perilaku
tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu,
sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.

    1.   Health Belief Model

         Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50-an dan didasarkan atas
partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap
berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut
kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3
faktor esensial ;

                    Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
                    suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehata
                    Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
                    merubah perilaku
                    Perilaku itu sendiri.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                53
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan
sarana & petugas kesehatan.

         Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang
dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di
tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan
perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.

   1. Teori S-O-R:
        Perubahan perilaku didasari oleh: StimulusOrganismeRespons.
        Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak
        rangsangan (stimulus)
        Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning
        process).
        Materi pembelajaran adalah stimulus.
    Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:
        a.   Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak
        b.   Apabila diterima (adanya perhatian)  mengerti (memahami) stimulus.
        c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
    Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)
    Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)


   2.   Teori “Dissonance” : Festinger
               Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
                sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).
               Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang
                tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
               Jika   stilmulus   tersebut     direspons   positif   (menerimanya   dan
                melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan
                akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
    Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                54
Pentingnya Stim xJml kog dis

Dissonance:---------------------------------------------------

Pentingnya Stim x Jml kog con

          Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang
seimbang dengan elemen tidak seimbang.Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian
stimulus (anjuran perikasa hamil).

    3.   Teori fungsi: Katz
         Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan.Oleh sebab itu stimulus
         atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
     Prinsip teori fungsi:
         a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
         b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila
              hujan, panas)
         c. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap
              gejala sosial)
         d.   Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah,
              senang)


    4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
         a. Perilaku adalah keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces)
              dan kekuatan penahan (restraining forces), dimana :
                       Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
                       Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
                       Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
         b. Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua
              kekuatan tersebut.
         c. Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku.
    C. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku



Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                               55
1. Perubahan alamiah (natural change),
          2. Perubahan terencana (planned change),
          3. Kesiapan berubah (Readiness to change).
    D. Strategi Perubahan Perilaku
     Inforcement:
          1. Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan
             peraturan atau perundangan.
          2. Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak
             langgeng)
     Education:
          1. Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari
             pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
          2. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.
    E. Cara-cara Perubahan Perilaku

           Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh,
yaitu :

    1. Dengan Paksaaan.
    2. Dengan memberi imbalan.
    3. Dengan membina hubungan baik.
    4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
    5. Dengan memberikan kemudahan.
    6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi




                                           BAB X

                                 Ranah Perilaku




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                              56
Menurut Skiner (1938), seorang ahli psokologi, dalam Soekidjo (2007),
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar).

          Ki Hajar Dewantoro, seorang tokoh pahlawan pendidikan nasional Indonesia,
membagi ranah (kawasan) perilaku menjadi cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa
(konasi). Ketiga ranah perilaku ini harus dikembangkan secara seimbang agar terbentuk
lah manusia yang seutuhnya.

          Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, dalam Winkel
(1996), membagi perilaku dalam tiga domain, yaitu:

         a. Ranah kognitif (Cognitive domain)
         b. Ranah afektif (Affective domain)
         c. Ranah psikomotor (Psychomotor domain)
    A. Pengetahuan (Knowledge)

          Pengetahuan (ranah kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil dari
proses pengindraan seseorang terhadap objek tertentu. Pengindraan tersebut meliputi
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan rabaan.

         1. Proses Adopsi Perilaku

          Penelitian Rogers (1983) mengungkapkan bahwa adopsi perilaku baru pada
diri seseornag melalui beberapa proses sebagai berikut:

        Awarness (kesadaran), menyadari dan mengetahui keberadaan objek (stimulus).
        Interest, mulai tertarik kepada stimulus.
        Evaluation, menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut
         bagi dirinya.
        Trial, telah mencoba perilaku baru.
        Adoption, telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
         sikapnya terhadap stimulus.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                             57
Namun, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melalui rangkaian proses di atas.

         Perilaku yang dilandasi pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung lama
(langgeng), sedangkan perilaku yang dilakukan tanpa disertai pengetahuan dan
kesadaran akan berlangsung tidak dalam jangka waktu yang lama.

       2. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

         Enam tingkatan di dalam domain kognitif menurut Sukidjo (1993), yaitu:

      Tahu (know)

         Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk juga di dalamnya yaitu mengingat kembali (recall).Ini
merupakan tingkatan yang paling rendah.

      Memahami (comprehension)

         Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar dan tepat mengenai materi yang telah diketahui, serta dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar pula.Hal itu mencakup kegiatan menjelaskan, memberikan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

      Aplikasi (application)

         Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari ke dalam kondisi sebenarnya (kehidupan nyata).

      Analisis (analysis)

         Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada
keterkaitan satu sama lain.

      Sintesis (synthesis)




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                             58
Sintesis diartikan sebagai kemampuan umtuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Atau dengan kata lain yaitu
kemampuan     untuk    menyusun,    merencanakan,     meringkas,     menyesuaikan,   dan
sebagainya dari rumusan materi yang telah ada atau telah diterima.

      Evaluasi (evaluation)

        Evaluasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menilai materi yang telah
diterima dan telah diproses.

        Pengukuran terhadap tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.

   B. Sikap (Attitude)

        Menurut Newcomb, seorang ahli psokologi sosial, sikap merupakan pelaksana
motif tertentu. Sikap merupakan respon atau reaksi yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus, belum berupa reaksi terbuka atau tingkah laku yang nampak .Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus sebagai suatu penghayatan
terhadap stimulus tersebut.

   1) Komponen Pokok Sikap
             Kepercayaan atau keyakinan
             Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
             Kecenderungan untuk bertindak
   2) Tingkatan Sikap
            Menerima (reseiving), berarti subjek bersedia dan memperhatikan
               stimulus yang diberikan.
            Merespon (responding), berarti menjawab apabila ditanya, dan
               menyelasaikan tugas yang diberikan.
            Menghargai (valuing), berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan
               atau mendiskusikan suatu masalah terkait stimulus yang diberikan.
            Bertanggung jawab (responsible), berarti menerima segala risiko atas
               segala sesuatu yang telah dipilih atau diputuskan.




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                                59
Pengukuran terhadap sikap dapat dilakukan secara langsung dan atau tidak
langsung.Secara langsung yaitu dengan menanyakan langsung melalui lisan kepada
responden mengenai sikapnya terhadap suatu kondisi yang ingin kita ketahui.
Sementara secara tidak langsung yaitu dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang
berisi pilihan (misalnya: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).

   C. Praktik atau Tindakan (Practice)

         Untuk terwujudnya sikap menjadi tindakan, diperlukan beberapa faktor
pendukung, di antaranya yaitu fasilitas dan dukungan dari orang-orang terdekat.

         Tingkatan tindakan meliputi:

   a. Persepsi (Perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
       dengan tindakan yang akan diambil.
   b. Respon Terpimpin (Guided response), yaitu melakukan sesuatu dengan urutan
       yang benar sesuai dengan contoh.
   c. Mekanisme (Mechanism), berarti telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
       secara otomatis, dan sudah menjadi kebiasaan.
   d. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan
       baik, sudah mengalami modifikasi dengan tanpa mengurangi kebenaran dari
       tindakan tersebut.

         Pengukuran terhadap tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung dengan
wawancara mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
bulan yang lalu. Serta dapat juga dilakukan secara langsung dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden (Glazn, 1996).

                                         BAB XI

        Langkah- Langkah Mengenal Masalah Perilaku



   A. Langkah Pertama: Mengenal Masalah




Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan                                            60
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

More Related Content

What's hot

Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatAmalia Annisa
 
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatpjj_kemenkes
 
Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM) Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM) ShofiraNabila
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANLindarti Marsiyah
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatanicaa__02
 
dasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkungandasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkunganSabrianda
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifdhewychabi
 
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clarkMelaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clarkOperator Warnet Vast Raha
 
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.idikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.idalfianmaulana998
 
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4Ika Asyikah
 
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifPelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifOperator Warnet Vast Raha
 
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikah
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikahAkalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikah
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikahWarnet Raha
 
1.konsep promosi kesehatan
1.konsep promosi kesehatan1.konsep promosi kesehatan
1.konsep promosi kesehatanAnwar War
 
Ppt promkes idk 7
Ppt promkes idk 7Ppt promkes idk 7
Ppt promkes idk 7ela anisa
 
Makalah Kesehatan
Makalah KesehatanMakalah Kesehatan
Makalah KesehatanEqa Saputra
 

What's hot (20)

Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
 
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakat
 
Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM) Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM)
 
Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatan
 
Konsep dasar promkes
Konsep dasar promkesKonsep dasar promkes
Konsep dasar promkes
 
dasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkungandasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkungan
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
 
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clarkMelaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clark
 
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.idikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
 
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
 
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifPelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
 
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikah
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikahAkalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikah
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikah
 
Paradigma sehat
Paradigma sehatParadigma sehat
Paradigma sehat
 
1.konsep promosi kesehatan
1.konsep promosi kesehatan1.konsep promosi kesehatan
1.konsep promosi kesehatan
 
Ppt promkes idk 7
Ppt promkes idk 7Ppt promkes idk 7
Ppt promkes idk 7
 
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah Kesehatan
Makalah KesehatanMakalah Kesehatan
Makalah Kesehatan
 

Viewers also liked

Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanom_wiez
 
Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)Litle Jo
 
Resume Materi PTK
Resume Materi PTKResume Materi PTK
Resume Materi PTKSary Phah
 
Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018
Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018
Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018Rina Anggraini
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduJagal Bilowo
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanom_wiez
 
CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA OLEH : DADANG ABDULLAH
CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA               OLEH : DADANG ABDULLAHCIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA               OLEH : DADANG ABDULLAH
CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA OLEH : DADANG ABDULLAHMahad Alzaytun
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsCut Ampon Lambiheue
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostikAmat Rajasa
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikYuna Van Basthom
 
Perilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiPerilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiKaris Yogya
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Ppt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didikPpt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didikRima Rasyid
 

Viewers also liked (20)

Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatan
 
6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan
 
Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)Rencana pengembangan-sekolah (1)
Rencana pengembangan-sekolah (1)
 
Resume Materi PTK
Resume Materi PTKResume Materi PTK
Resume Materi PTK
 
Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018
Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018
Resume pembelajaran rina anggraini 06111008018
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpadu
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatan
 
Promosi kesehatan nasional
Promosi kesehatan nasional Promosi kesehatan nasional
Promosi kesehatan nasional
 
CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA OLEH : DADANG ABDULLAH
CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA               OLEH : DADANG ABDULLAHCIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA               OLEH : DADANG ABDULLAH
CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA OLEH : DADANG ABDULLAH
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
Makalah penyakit jantung
Makalah penyakit jantungMakalah penyakit jantung
Makalah penyakit jantung
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
 
Perilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiPerilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasi
 
Format resume jurnal
Format resume jurnalFormat resume jurnal
Format resume jurnal
 
Makalah konsep perilaku
Makalah konsep perilakuMakalah konsep perilaku
Makalah konsep perilaku
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
Ppt sehat saKIT
Ppt sehat saKITPpt sehat saKIT
Ppt sehat saKIT
 
Ppt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didikPpt perk. peserta didik
Ppt perk. peserta didik
 

Similar to Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawatiMakalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawatiSeptian Muna Barakati
 
Konsep_pendidikan_kesehatan.pptx
Konsep_pendidikan_kesehatan.pptxKonsep_pendidikan_kesehatan.pptx
Konsep_pendidikan_kesehatan.pptxDarwisK
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Warnet Raha
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Septian Muna Barakati
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Septian Muna Barakati
 
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatanKonsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasPendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasMKUmam
 
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.pptTamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.pptTamrinlaTaangi
 
Konsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatKonsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatUFDK
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiSeptian Muna Barakati
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiWarnet Raha
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
konsep-pendidikan-kesehatan1.ppt
konsep-pendidikan-kesehatan1.pptkonsep-pendidikan-kesehatan1.ppt
konsep-pendidikan-kesehatan1.pptchanelbangke
 
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iIpe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iayudewik
 
Sesi 1 konsep dan teori promkes.pptx
Sesi 1 konsep dan teori promkes.pptxSesi 1 konsep dan teori promkes.pptx
Sesi 1 konsep dan teori promkes.pptxIlmyKareemz1
 
Health Promotion
Health PromotionHealth Promotion
Health PromotionSyifa Dhila
 

Similar to Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume (20)

Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawatiMakalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawati
 
PT 1.pptx
PT 1.pptxPT 1.pptx
PT 1.pptx
 
Konsep_pendidikan_kesehatan.pptx
Konsep_pendidikan_kesehatan.pptxKonsep_pendidikan_kesehatan.pptx
Konsep_pendidikan_kesehatan.pptx
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Materi lilik fitra
Materi lilik fitraMateri lilik fitra
Materi lilik fitra
 
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatanKonsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan dalam pengenalan program promosi kesehatan
 
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasPendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
 
55466214 promosi-kesehatan
55466214 promosi-kesehatan55466214 promosi-kesehatan
55466214 promosi-kesehatan
 
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.pptTamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
Tamrin.; Strategi pendekatan promosi kesehatan.ppt
 
Konsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatKonsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakat
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
konsep-pendidikan-kesehatan1.ppt
konsep-pendidikan-kesehatan1.pptkonsep-pendidikan-kesehatan1.ppt
konsep-pendidikan-kesehatan1.ppt
 
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iIpe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
 
Sesi 1 konsep dan teori promkes.pptx
Sesi 1 konsep dan teori promkes.pptxSesi 1 konsep dan teori promkes.pptx
Sesi 1 konsep dan teori promkes.pptx
 
Health Promotion
Health PromotionHealth Promotion
Health Promotion
 

Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

  • 1. BAB I Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku ►Sejarah Pendidikan Kesehatan Usaha pendidikan kesehatan di Indonesia sudah dimulai secara sederhana pada zaman Hindia Belanda.Pada tahun 1942 Dr.Heidrich disponsori yayasan Rockefeller mengadakan pendidikan mengenai hal cacing.Ia menyadari bahwa pendidikan kesehatan dapat digunakan untuk membantu usaha kesehatan. Pada tahun 1970 diseluruh Indonesia baru terdapat 4 orang ahli pendidikan kesehatan masyarakat dengan latar belakang pendidikan luar negeri yang berijazah “Master of Public Health” (MPH). Pada tahun 1974, unit-unit yang ada ditingkat propinsi mulai mengembangkan aktivitas, fasilitas, maupun tenaga pendidik kesehatan masyarakat. Pada tahun 1975, FKM UI menghasilkan tenaga dibidang ini disebut tenaga spesialis pendidikan kesehatan.Setelah tahun 1978, dengan membuka program pendidikan kesehatan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Kemudian diikuti oleh perguruan tinggi lainnya yaitu UNHAS, UNDIP, USU, dan lain-lain. ►Definisi Pendidikan Kesehatan Berikut ini akan dikemukan beberapa pengertian pendidikan kesehatan yang dikemukakan oleh para ahlipendidikan kesehatan dalam berbagai pengertian, tergantung pada sudut pandang masing-masing : - Wood (1926) mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan ras. - Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) menyatakan bahwa pendidikaan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, BUKAN proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan BUKAN pula seperangkat prosedur. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 1
  • 2. Hal ini dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan : “Pendidikan kesehatan suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis yang didalam nya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.” ►Tujuan Pendidikan Kesehatan ♣Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan masyarakat ialah mengubah perilaku individu di bidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut dalam bentuk: 1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat. 2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat. 3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan. ♣ Secara Operasional Tujuan Pendidikan Kesehatan 1. Agar penderita memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya. 2. Agar setiap orang melakukan langkah-langkah positif dalam hal mencegah penyakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah, dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit. 3. Agar setiap orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 2
  • 3. 4. Agar setiap orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan yang normal. ►Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat Berdasarkan urutan besarnya pengaruh terhadap kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:  Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Lingkungan, Mencangkup lingkungan fisik, social, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya.Perilaku masyarakat yang tidak dapat memeliharafasilitas kesehatan yang dibangun oleh berbagai pihak serta tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.Maka, perlu pendidikan kesehatan, agar mereka dapat memanfaatkannya sebagimana mestinya.  Peran Pendidikan Kesehatan dalam Perilaku Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.Kesehatan bukan hanya disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (practice).  Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk PUSKESMAS.Namun pemanfaatan Puskesmas belum optimal.  Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Hereditas Orang tua, khusunya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan kepada anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya. ►Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari (leavel and clark), yaitu sebagai berikut: Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 3
  • 4. Promosi kesehatan (Health promotion) . Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang misalnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencegah terjadinya, dan lain-lain. Perlindungan khusus (Specific protection) Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi atau proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising .Melakukan kegiatan kumur- kumur dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi, dan perlindungan khusu penyakit lainnya. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prampt treatment) Pembatasan cacat (Disability limitation) Rehabilitasi (Rehabilitation). ►Prinsip-Prisnsip Pendidikan Kesehatan 1) Peranan Pendidikan Kesehatan Ketika dilakukan penelitian perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar.Lewreance Green menjelaskan bahwa perilaku dilatarbelakangi oleh tiga factor pokok, yakni factor predisposisi, factor pendukung, dan factor yang memperkuat atau mendorong.Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar perilaku sesuai dengan tuntunan nilai-niai kesehatan. 2) Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri, yaitu kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, dan masyarakat yang sedang belajar, baik actual maupun potensial, perubahan didapatkan karena kemampuan yang berlaku untuk waktu yang lama, dan perubahan terjadi karena usaha serta disadari, dan bukan karena kebetulan. ►Hukum-Hukum Dasar Dalam Pendidikan Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 4
  • 5. Hukum-hukum berdasarkan kepada perkembangan manusia, antara lain: 1. Teori Empirisme Bahwasannya, hasil pendidikan dan perkembangan tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidupnya 2. Teori nativisme Nativisme melihat pendidikan sebagai sesuatu yang membiarkan anak bertumbuh berdasarkan pembawaannya. 3. Teori naturalism Dikemukakan oleh Jan jack Rousseau, yang berpendapat bahwa semua manusia akan lahir dalam keadaan baik, tetapi buruk karena manusia itu sendiri. 4. Teori Konvergensi Teori yang mengawinkan teori empirisme dan nativisme, bahwa perkembangan anak itu tidak hanya semata-mata ditentukan oleh pembawaan atau lingkungan saja, melainkan kedua factor tersebut saling menentukan perkembangan anak. ►Sub Bidang Keilmuan Pendidikan Kesehatan Perbedaan strategi dan pendekatan berakibat dikembangkannya berbagai mata pelajaran atau sub disiplin ilmu sebagai bagian dari pendidikan kesehatan, yaitu antara lain: 1. Komunikasi Kesehatan Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi dan memberikan informasi-informasi kesehatan yang efektif. 2. Dinamika Kelompok Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi perilaku kesehatan yang dikuasai oleh petugas kesehatan. 3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM) Masyarakat harus mampu untuk mengorganisasikan komunitasnya sendiri untuk berperan serta dalam penyediaan fasilitas-fasilitas.Maka, para petugas kesehatan harus dibekali ilmu pengetahuan dan pengorganisasian masyarakat (PPM). Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 5
  • 6. 4. Pemasaran Sosial Jasa Bidang kesehatan Dalam pemasaran social diperlukan intervensi pada factor-faktor pendukung dan factor-faktor pendukung melalui dalam perubahan perilkau masyarakat. 5. Pendididkan dan Pelatihan Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan menjadi panutan masyarakat dibidang kesehatan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus memperoleh pendidikan kesehatan dan petugas lain harus memperoleh pelatihan khususnya tentang kesehatan dan ilmu perilaku. 6. Teknologi Pengembangan Media Promosi Kesehatan Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagi alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan. 7. Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan Tujuan program pendidikan sebagai indicator keberhasialan dari program pendidikan kesehatan untuk perubahan sikap dan perilaku sasaran yang memerlukan pengukuran khusus. 8. Antropologi Kesehatan Untuk melakukan pendekatan perilaku, petugas kesehatan harus menguasai berbagai macam latar belakang masyarakat yang bersangkutan. 9. Sosiologi Kesehatan Latar belakang, stuktur social, dan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap perilaku kesehatan masyarakat. 10. Psikologi Sosial Untuk memahami perilaku individu, kelompok, maupun maysarakat dalam perspektif perilaku masyarakat, maka psikologi social yang sangat diperlukan. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 6
  • 7. BAB II Teori Proses Belajar ♠ Pengertian Belajar Pendidikan tidak terlepas dari proses pendidikan .Pendidikan dilihat secara makro sedangkan pengajaran (proses belajar) dilihat secara mikro.Menurut konsep Amerika, pengajaran diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat.Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat.Akan tetapi menurut konsep Eropa arti belajar itu agak sempit, hanya mencakup menghapal, mengingat, dan mereproduksi sesuatu yang dipelajari. 1) Ciri-ciri Kegiatan belajar Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri : ♣ Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar, baik actual maupun potensial. ♣Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relative lama. ♣Perubahan-perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan. Pendapat ini didukung oleh Hilgard, yang disarikan oleh Pasaribu, dan Simanjuntak, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila oleh pertumbuhan atau keadaan sementara, misalnya kelelahan atau karena obat-obatan. 2) Beberapa Teori Proses Belajar Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 7
  • 8. Perkembangan teori proses belajar yang ada dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yakni: ŐTeori stimulus berpangkal pada psikologi asosiasi dirintis oleh John Locke dan Herbart. Didalam teori ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar merupakan rahasia atau biasa disebut sebagai black fox.Teori ini tidak memperhitungkan factor internal yang terjadi pada diri subjek belajar. ŐTeori proses belajar yang kedua sudah memperhitungkan factor internal maupun eksternal. Pertama, teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi kognitif.Selanjutnya dijelaskan bahwa belajar dimulai dari kontak individu dengan dunia luar. 1. Teori Belajar Gestalt Beranggapan, bahwa setiap fenonema terdiri dari suatu kesatuan esensial yang melebihi jumlah dari unsur-unsurnya. Para ahli psikologi Gestalt menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila memperoleh pemahaman dalam situasi yang problematika. Pemahaman tersebut ditandai dengan adanya:  Suatu perubahan yang tiba-tiba keadaan yang tak berdaya menjadi keadaan yang mampu menguasai atau memecahkan masalah atau problema.  Adanya retensi yang baik  Adanya peristiwa transfer. Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa, dan dimanfaatkan atau ditransfer ke dalam situasi lain yang mempunyai pola atau struktur yang sama atau hampir sama secara keseluruhan (bukan detailnya). 2. Teori Asosiasi Dirintis oleh John Lock dan Herbart.Menurut teori ini belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ngulang.Tanggapan yang telah ada saling berhubungan, dan menggabungkan dengan tanggapan lama.Konsekuensi dari teori ini adalah pengajar harus sebanyak mungkin memberikan stimulus (S)kepada subjek belajar untuk menimbulkan respons (R).Makin banyak terjalin S dan R, maka Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 8
  • 9. makin mendalam orang mempelajari sesuatu, dan makin banyak S maka makin banyak R. 3. Teori Belajar Sosial (Social Learning) ☺Teori Belajar Tiruan NE. Miller dan J.Dollard Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil belajar.Prinsip psikologi belajar ada 4, yaitu dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah laku balas (response), dan ganjaran (reward). Lebih lanjut mereka membedakan adanya 3 macam mekanisme tingkah laku tiruan: Tingkah Laku Sama ( Same Behavior) Tingkah laku yang terjadi apabila dua orang yang bertingkah laku berespon sama terhadap rangsangan atau isyarat yang sama Tingkah Laku Tergantung ( Matched Dependent Behavior) Tingkah laku yang timbul dalam interaksi antara dua pihak, dimana salah satu mempunyai kelebihan dari pihak lain. Tingkah Laku Salinan ( Copying Behaviour) Tingkah laku salinan peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa tingkah laku yang diberikan oleh model. ☺Teori Belajar Sosial dari A. Bandura dan RH. Wolter Menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari rangsang dengan rangsangan lain. Penguat (reinforcement) memang memperkuat tingkah laku balas (response), tetapi dalam proses belajar social hal ini tidak terlalu penting. Menurut A. Bandura dan RH. Wolter, pengaruh pada tingkah laku model terhadap tingkah laku peniruini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Efek modeling, Yaitu peniru melakukan tingkah laku-tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku model. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 9
  • 10. 2. Efek menghambat dan penghapus hambatan, Yaitu dimana tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model yang dihambat timbulnya sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata. 3. Efek kemudahan, Yaitu tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model. 3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guilbert, mengelompokkan factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar kedalam 4 kelompok besar, yakni: - Factor materi :Belajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan akan menentukan perbedaan proses belajar. - Faktor lingkungan : Dikelompokkan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan social. - Faktor instrumental : Terdiri dari alat perangkat keras seperti perlengkapan belajar, dan alat-alat peraga. Instrumental dirancang sedemikian rupa untuk memperoleh proses belajar yang efektif. - Faktor kondisi individual subjek belajar : Dibedakan kedalam kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, pancaindera. Sedangkan, kondisi psikologis misalnya intelijensi, pengamatan, daya tangkap, dan motvasi. 4) Proses Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan Promosi kesehatan merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses belajar. Di dalam belajar mencakup hal-hal berikut: a. Latihan Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 10
  • 11. Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dngan mengulang-ngulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan pokok dalam kegiatan belaja,sama halnya dengan pembiasaan. b. Menambah/Memperoleh Tingkah Laku Baru Proses belajar terjadi suatu peralihan dari potensi keaktivitasan. Peralihan dari potensi keaktivitasan berlaku secara subjektif, maksudnya bahwa kesanggupan yang ada pada subjek menjadi aktif (misalnya potensi bercakap-cakap menjadi tindakan bercakap-cakap). 5) Proses Belajar Orang Dewasa Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk pendidikan orang dewasa.Hasil pendidikan orang dewasa adalah perubahan kemampuan, penampilan atau perilakunya.Agar pesan-pesan pendidikan dapat dipahami oleh orang dewasa dan dapat mempunyai dampak perubahan perilaku adalah dengan memilihkan metode belajar mengajar dengan tepat.Dengan mengetahui kebutuhan kelompok sebagai subyek pendidikan orang dewasa, maka dapat menentukan strategi dan susunan belajar dan mengajar yang tepat. Hasil akhir yang dinilai dalam pendidikan orang dewasa adalah apa yang diperoleh sasaran belajar, bukan apa yang dilakukan oleh pelatih atau faslitator belajar. Verner dan division yang dikutip oleh Lunardi mengidentifikasikan adanya enam factor yang dapat menghambat proses belajar pada orang dewasa yakni : 1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang data dilihat secara jelas mulai bergerak jauh. 2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas mulai berkurang. 3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan dalam situasi belajar. 4. Makin bertambah usia, persepsi kontras cenderung kearah merah daripada spectrum. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 11
  • 12. 5. Makin bertambah usia, kemampuan menerima suara makin menurun. 6. Makin bertambah usia, kemampuan untuk membedakan bunyi makin mengurang. 6) Prinsip-Prinsip Belajar 1. Prinsip 1 Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. 2. Prinsip 2 Belajar adalah proses yang melakukan penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang dicapai. 3. Prinsip 3 Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. 4. Prinsip 4 Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat proses belajar. Orang pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling membantu. 5. Prinsip 5 Belajar adalah evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran.Pendidikan kesehatan tidak dapat diperoleh dengan segera, tidak boleh tergesa-gesa, dan memerlukan kesabaran dan ketekunan. 6. Prinsip 6 Belajar terkadang merupakan suatu proses menyakitkan. Perubahan perilaku sering menghendaki perubahan perbuatan atau kebiasaan yang sangat menyenangkan Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 12
  • 13. dan sangat berharga bagi dirinya, yang mungkin harus melepaskan sesuatu yang menjadi hidup atau pegangan hidupnya. 7. Prinsip 7 Belajar adalah proses emosinal dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh keadaan individu secara keseluruhan. Bila seseorang dalam keadaan kalut, iklim proses belajar harus diciptakan sedemikian rupa agar tercipta situasi hidup, gembira, dan tidak terlalu formal. 8. Prinsip 8 Belajar bersifat individu dan unik. Setiap orang memilki gaya belajar dan keunikan sendiri dalam belajar. Tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai keunikan dan gaya masing-masing. 7) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Orang Dewasa 1. Faktor Kebebasan 2. Faktor Tanggung Jawab 3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri 4. Faktor Pengaruh Diri Sendiri 5. Faktor Psikologis 6. Faktor Fisik 7. Faktor Motivasi 8) Gaya Belajar Orang Dewasa Menjadi fasilitator dalam proses belajar orang dewasa tidaklah mudah, sebab mereka merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Misalnya saja, mahasiswa yang merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai atau tidak relevant dengan minat dan kebutuhan mereka.Padahal menurut penilaian dosen bahan yang dipilih telah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Agar mahasiswa mudah untuk menguasai bahan yang disampaikan oleh dosen, dosen diharapkan terampil untuk: Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 13
  • 14. a. Memulai Diskusi b. Menyediakan Informasi c. Meningkatkan partisipasi d. Menentukan Kriteria dan Rambu-rambu e. Menengahi Perbedaan f. Mengkoordinasikan dan Menganalisis Informasi g. Memberi Ringkasan atau Rangkuman 9) Prinsip dan Proses Metode Training Training merupakan kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan secara sistematis dan metodis, dan dievaluasi secara tuntas. Dalam pelaksanaan training selain materi dan metodenya, perlu pula diperhatikan prinsip, proses, dan pendekatan yang akan digunakan.  Prinsip Training - Belajar Dari Pengalaman - Melibatkan Emosi dan Budi - Melalui Kebersamaan dan Kerja Sama - Melihat Dalam Menemukan Sendiri Relevansi Training  Proses Training Ω Siap dan bersedia meninjau pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan serta berusaha untuk mengubahnya. Ω Mengenal kekuatan-kekuatan yang mendukung tejadinya perubahan serta mengambil langkah yang positif. Ω Merumuskan perubahan yang mereka inginkan. Ω Dapat mempraktekkan aspek-aspek yang telah dirubah baik selama training maupun dalam hidup dan kerja mereka. Ω Dapat mengintegrasikan perubahan-perubahan dalam kerangka hidup dan pengembangan diri dan profesinalisme. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 14
  • 15.  Beberapa pendekatan dalam training anatara lain: - Ekshortatif, yaitu dengan memberi intruksi, pengarahan, dan ceramah kepada peserta. - Pendekatan ilmiah, yaitu dengan menyampaikan kepada peserta, konsep, teori, hasil penelitian dibidang penegtahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan. - Pendekatan terjun langsung, yaitu dengan menempatkan peserta pada pusat kejadian dan keadaan.  Metode Training Metode training adalah cara yang ditempuh dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tujuan training, baik secara keseluruhan maupun persesi. Pada pokoknya, metode training dibagi menjadi tiga bagian.Bagian pertama adalah metode untuk mengawali training. Bagian kedua adalah metode untuk pengolahan sesi-sesi dalam training, sedangkan bagian ketiga adalah metode untuk penutupan training. - Metode Pada Babak Awal :Metode untuk mengawali training meliputi perkenalan dan pemanasan atau ice breaking. - Metode Babak Tengah : Pengolahan acara training, baik untuk menyampaikan seluruh training maupun tiap-tiap sesi pada pokoknya metode pengolahan sesi. - Metode Informatif : Menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta, dan pemikiran. - Metode Partisipatif : Melibatkan peserta dalam pengolahan materi training, bentuknya berupa pada pernyataan (statement), curah pendapat (brainstorming), audio visual, dan lain-lain. - Metode Eksperensial : Metode yang memungkinkan peserta untuk terlibatdalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu daripada nya. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 15
  • 16. BAB III Prinsip Pendidikan, Pengembangan, dan Penggunaan Media Pendidikan ♠♠Pendahuluan Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu sehingga diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.Pendidikan kesehatan juga merupakan suatu proses yang mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Suatu proses pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar mencapai hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. ♠♠Metode Pendidikan Kesehatan Berikut ini diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan massa (public) : 1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan) Bertujuan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.Dasar penggunaan metode pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatan ini antara lain : Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling) Dengan metode ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif sehingga setiap masalah klien dapat diteliti dan dibantu Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 16
  • 17. penyelesaiannya.Akhirnya, klien dengan sukarela dan sadar serta penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku). Wawancara (Interview) Tujuan metode ini adalah untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi. 2. Metode Pendidikan Kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Kelompok Besar Apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain : a) Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. b) Seminar Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.Seminar ialah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat. Kelompok Kecil Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 17
  • 18. Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain : a) Diskusi kelompok b) Curah pendapat (Brain storming) c) Bola salju (Snow balling) d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group) e) Memainkan peran (Role play) f) Permainan simulasi (Simulation game) 3. Metode Pendidikan Massa Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awareness dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.Pada umumnya, bentuk pendekatan ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini beberapa contoh metode yang cocok untuk pendekatan massa : Ceramah umum (public speaking) Pidato-pidato/ diskudi tentang kesehatan melalui media elektronik. Simulasi. Sinetron Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb. ☼Alat Bantu/Peraga/Media Pendidikan Kesehatan Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 18
  • 19. 1. Pengertian Penyusunan alat peraga dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran.didasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan pada manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengetahuan yang diperoleh.Intinya, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah pemahaman. Setiap alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu permasalahan seseorang.Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Kerucut Edgar Dale Dari kerucut tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan benda asli (lapisan paling dasar) mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan bahan pendidikan dibandingkan dengan kata-kata (lapisan paling atas). Jelas bahwa penggunaan alat peraga merupakan pengalaman salah satu prinsip proses pendidikan. ☼Manfaat Alat Bantu Pendidikan Secara terperinci, manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut : Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 19
  • 20. Menimbulkan minat sasaran pendidikan. Mencapai sasaran yang lebih banyak. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. ☺Macam-Macam Alat Bantu Pendidikan Pada garis besarnya, hanya ada 3 macam alat bantu pendidikan, yaitu : Alatbantu lihat (visual aids), berfungsi membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk : a) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dsb. b) Alat yang tidak diproyeksikan, misalnya gambar peta (2 dimensi), dan bola dunia (3 dimensi). Alat bantu dengar (audio aids), berfungsi membantu menstimulasi indera pendengaran pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan. Misalnya, piring hitan, radio, pita suara, dsb. Alat bantu lihat-dengar (audio-visual aids/AVA), seperti televisi dan video cassette. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 20
  • 21. Menurut pembuatan dan penggunaannya, alat peraga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ☻Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, slide, dsb yang memerlukan listrik dan proyektor. ☻Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan yang mudah didapat, seperti karton, kaleng bekas, kertas koran, dsb. a) Contoh alat peraga sederhana Di rumah tangga, seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata (buah-buahan), dsb. Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet, boneka wayang, dsb. b) Ciri alat peraga sederhana Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana antara lain : Mudah dibuat. Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal. Mencerminkan kebiasaan, kehidupan, dan kepercayaan setempat. Ditulis (digambar) dengan sederhana. Memakai bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat. 2. Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 21
  • 22. Menggunakan alat peraga harus didasari pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan dicapai alat peraga tersebut. Yang perlu diketahui tentang sasaran, antara lain : a) Individu atau kelompok. b) Kategori-kategori sasaran, seperti kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dsb. c) Bahasa yang mereka gunakan. d) Adat-istiadat serta kebiasaan. e) Minat dan perhatian. f) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima. Tempat memasang (menggunakan) alat-alat peraga a) Di dalam keluarga, antara lain di dalam kesempatan kunjungan rumah, waktu menolong persalinan dan merawat bayi, atau menolong orang sakit, dsb. b) Di masyarakat, misalnya pada waktu perayaan hari-hari besar, arisan- arisan, pengajian, dsb, serta dipasang juga di tempat-tempat umum yang stategis. c) Di instansi-instansi, antara lain puskesmas, rumah sakit, kantor-kantor, sekolah-sekolah, dsb. Alat-alat peraga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan oleh : a) Petugas-petugas puskesmas/kesehatan. b) Kader kesehatan. c) Guru-guru sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 22
  • 23. d) Pamong desa. 3. Merencanakan dan Menggunakan Alat Peraga Sebelum membuat alat peraga, kita harus merencanakan dan memilih alat peraga yang paling penting dan tepat untuk digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut. Tujuan yang hendak dicapai Tujuan pendidikan Menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep. a) Mengubah sikap dan persepsi. b) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Tujuan penggunaan alat peraga Alat peraga dapat digunakan, yaitu : a) Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan. b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah. c) Untuk mengingatkan suatu pesan/informasi. d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan. 4. Persiapan Penggunaan Alat Peraga Sebelum menggunakan alat peraga sebaiknya petugas mencoba terlebih dahulu alat-alat yang masih dalam bentuk kasar atau draft, sebelum diproduksi seluruhnya. Test ini berguna untuk mengetahui sejauh mana alat peraga tersebut dapat dimengerti oleh sasaran pendidikan.Cara melakukan test tersebut antara lain sebagai berikut : Merencanakan terlebih dahulu tes pendahuluan untuk suatu media yang akan diproduksi. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 23
  • 24. Menentukan pokok-pokok yang akan dipesankan dalam media tersebut. Menentukan gambar-gambar pokok atau simbol-simbol yang disesuaikan dengan ciri-ciri sasaran. Memperlihatkan alat peraga/media tersebut kepada sasaran tercoba. Memperlihatkan kepada sasaran tercoba : a) Apakah mereka mengalami kesukaran dalam memahami pesan-pesan, kata-kata, dan gambar-gambar di dalam media tersebut. b) Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti. c) Mencatat komentar-komentar dari sasaran tercoba. d) Melakukan perbaikan alat peraga (media) tersebut. Mendiskusikan alat yang dibuat tersebut dengan orang lain (teman-teman) atau dengan para ahli. 5. Cara Mempergunakan Alat Peraga Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung pada jenis alatnya.Di samping itu juga dipertimbangkan faktor sasaran pendidikannya.Dan yang lebih penting adalah bahwa alat yang digunakan harus menarik sehingga menimbulkan minat para pesertanya. Pada waktu menggunakan AVA hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini : Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati. Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan dibicarakan/ dipergunakan itu adalah penting. Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan kontrol pihak pendidik. Gaya bicara hendaknya bervariasi agar pendengar tidak bosan dan tidak mengantuk. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 24
  • 25. Ikut sertakan para peserta/pendengar dan berikan kesempatan untuk memegang dan atau mencoba alat-alat tersebut. Bila perlu berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana, dsb. 6. Media Promosi Kesehatan Disebut media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3, yakni media cetak, media elektronik, dan media papan. Media Cetak Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi, diantaranya : a) Booklet b) Leaflet c) Flyer d) Flip chart (lembar balik e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah. f) Poster. g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Media Elektronik, misalnya televise, radio, slide dan sebagainya. Media Papan (Billboard), yaitu papan dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan kesehatan. Papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi). Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 25
  • 26. BAB IV Strategi Promosi Kesehatan A. Pengertian Menurut Ottawa Charter, 1986 (Soekidjo, 2007) Health promotion is the process of enabling people to increase control over and improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment. Promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun nonfisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.Strategi promosi kesehatan adalah cara untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien. B. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, serta aspek preventif dan kuratif dengan sasaran kelompok orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit. a)Promosi kesehatan pada aspek promotif Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang sehat.Kelompok yang jumlahnya sekitar 80-85% dari populasi ini kurang mendapat perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Apabila jumlah ini tidak dibina kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 26
  • 27. pada kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat atau lebih meningkat lagi. a) Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 upaya/kegiatan, yakni : ♦Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention) ♦ Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention) ♦ Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention) Ruang Lingkup Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi atau pendidikan kesehatan, maka ruang lingkup promosi kesehatan ini dapat dikelompokkan menjadi : a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga) b) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah c) Promosi kesehatan di tempat kerja d) Promosi di tempat-tempat umum e) Fasilitas pelayanan kesehatan Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark. a) Promosi kesehatan (Health promotion) Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 27
  • 28. b) Perlindungan khusus (Specific protection) c) Diagnosis dini dan pengeobatan segera (Early diagnosis and prompt treatment) d) Pembatasan cacat (Disability limitation) e) Rehabilitas (Rehabilitation) C. Visi dan Misi Promosi Kesehatan Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan No. 23/1992, maupun WHO, yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Untuk mencapai visi tersebut, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut “misi”.Misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut.Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir. Advokat (Advocate) Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik. Menjembatani (Mediate) Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait. Memampukan (Enable) Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan menigkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 28
  • 29. D. Bentuk-Bentuk Strategi Promosi Kesehatan Strategi Global (Promosi Kesehatan) Menurut WHO, 1984 a) Advokasi (Advocacy) Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan- kebijakan yang menguntungkan kesehatan publik. b) Dukungan sosial (Social support) .Tujuannya adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga) yang akhirnya dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. c) Pemberdayaan masyarakat (Empowerment) Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. ♣Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) dan salah satunya rumusan strategi promosi kesehatan yang dikelompokkan menjadi 5 butir. a) Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy) Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan yang dibuat oleh para pembuat, penentu, pengembangan keputusan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat. b) Lingkungan yang mendukung (Supportive environment) Kegiatan ini untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places). Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 29
  • 30. c) Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service) Memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri.Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ini bervariasi, mulai dari terbentuknya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-bantuan teknis (pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri. d) Keterampilan individu (Personal skill) Masing-masing individu di dalam masyarakat seyogyanya mempunyai pengetahun dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya, mengenal penyakit-penyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan kesehatannya, dan mampu mencari pengobatan yang layak bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit. e) Gerakan masyarakat (Community action) Upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur- unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain, meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action). Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 30
  • 31. BAB V Metode dan Teknik Penyuluhan A. Pengertian Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Pada umumnya ada 4 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat yaitu, fasilitas, pengertian, persetujuan dan kemampuan. Metode penyuluhan adalah suatu alat untuk menghantar materi dan pesan kesehatan, yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sasaran-sasaran. Sedangkan teknik penyuluhan adalah cara menggunakan “alat” untuk menghantar materi atau pesan kesehatan. B. Metode Penyuluhan/Promosi Kesehatan ♥Berdasarkan Teknik Komunikasi a. Metode penyuluhan langsung. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll. b. Metode yang tidak langsung. Menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb. ♥Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai a. Penyuluhan PERORANGAN b. Penyuluhan KELOMPOK c. Penyuluhan MASAL C. Berdasarkan Indera Penerima a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 31
  • 32. b. Metode PENDENGARAN c. Metode “KOMBINASI” Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode dan teknik promosi kesehatan adalah : 1. Tujuan yang ingin dicapai 2. Sarana dan prasarana 3. Waktu 4. Fasilitator/petugas 5. Besar kecilnya kelompok sasaran ♠Penyuluhan Perorangan Penyuluhan perorangan dapat dilakukkan melalui Kunjungan Rumah (KR). Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan metode penyuluhan ini adalah wawancara atau tatap muka. Pelaksanaan Kunjungan Rumah Persiapan (P1) 1. Rapat tim PKMD desa membahas hasil pelaksanaan DKT 2. Mempelajadi kesimpulan DKT 3. Menetapkan sasaran 4. Menetapkan topik dan tujuan 5. Menyiapkan bahan-bahan dan media 6. Menentukan jadwal kunjungan 7. Menentukan petugas kunjungan rumah 8. Memikirkan kemungkinan tindak lanjut Pelaksanaan (P2) 1. Salam, ucapkan salam, bina suasana, jelaskan maksud kedatangan, tunjukan sikap ingin membantu dan katakan bahwa masalah keluarga dapat diatasi bersama 2. Ajak Bicara, beri penjelasan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dan gunakan alat peraga bila perlu, dan ajak keluarga ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 32
  • 33. 3. Jelaskan dan Bantu, jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah, jika tidak dapat diatasi sendiri oleh keluarga dapat dirujuk ke puskesmas. 4. Ingatkan, kepada keluarga untuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk tindak lanjut masalah, dan buat perjanjian untuk bertemu kembali. Evaluasi (P3) Jika KR ditolak ? 1. Jangan berkecil hati dan memaksakan diri 2. Tetap bersikap ramah dan ajak orang yang disegani (RT, Kades dll) pada kunjungan berikutnya Jika KR diterima ? 1. Memperkenalkan diri dan bina suasana dan kepercayaan keluarga 2. Jelaskan maksud kedatangan 3. Jika ada permasalahan keluarga yang harus didiskusikan dalam DKT, minta persetujuan terlebih dahulu. Jika tidak berkenan, cukup dibahas dalam KR 4. Berikan saran dengan halus jika diperlukan ke pelayanan kesehatan Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kunjungan rumah, yaitu : 1. Jelaskan maksud kedatangan anda 2. Sampaikan penjelasan yang sederhana, menarik dan sesuai kebutuhan keluarga tersebut. 3. Simpulkan, ulangi dan tekankan pada poin yang perlu diingatkan ♠Penyuluhan Kelompok Salah satu bentuk dari penyuluhan kelompok adalah diskusi kelompok terarah atau FGD (Focus Discussion Group). Diskusi kelompok terarah adalah suatu proses komunikasi dua arah antara pemandu dengan peserta DKT yang terdiri dari kader keluarga (kk) dan antara sesama peserta DKT. Langkah-langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah Persiapan (P1) 1. Rapat Tim PMKD 2. Pelajari masalah yang ada Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 33
  • 34. 3. Tentukan topik yang akan dibahas dalam DKT dan tujuannya 4. Tentukan pemandu, pencatat, dan pengamat 5. Buat kesepakatan jadwal pertemuan, tempat dan waktu 6. Siapkan media yang diperlukan 7. Kuasai materi yang akan dibahas dengan mengembangkan pertanyaan yang akan diajukan 8. Merancang posisi duduk Pelaksanaan (P2) 1. Salam dan ucapan terima kasih 2. Mulai dengan pembicaraan ringan 3. Rumuskan topin yang hendak dibahas dengan persetujuan peserta 4. Mulailah diskusi dan lakukan pemerataan perhatian terhadap semua peserta 5. Gunakan media untuk memperjelas informasi yang disampaikan 6. Rumuskan kesimpulan dan tindak lanjut dari diskusi kelompok 7. Buat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya dan topik yang akan dibahas, dan tutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih. Penilaian(P3) 1. Langsung, pada saat DKT berlangsung dengan melihat pasrtisipasi peserta dan kesimpulan yang dihasilkan 2. Tidak langsung, setelah DKT dengan melihat laporan pengamat ♠Penyuluhan Masa Adapun ciri dari penyuluhan massa adalah komunikasi terjadi satu arah dan kebanyakan dalam penyuluhan massa, peserta ada yang tidak kenal dengan peserta yang lain. Langkah-langkah Penyuluhan Massa Persiapan (P1) 1. Analisa masalah kesehatan dan gizi di tingkat desa 2. Tentukan masalah yangakan ditanggulangi 3. Rumuskan tujuan dan sasaran 4. Menyiapkan materi dan isi pesan 5. Menentukan metode Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 34
  • 35. 6. Menyiapkan media 7. Membuat rencana pelaksanaan (waktu, tempat, dan pembicara) 8. Tokoh masyarakat/narasumber (misalnya yang berkhotbah di masjid) 9. Menentukan jangka waktu penyuluhan Pelaksanaan (P2) 1. Peresmian oleh tokoh masyarakat yang disegani 2. Penyebarluasan pesan-pesan melalui media massa setempat, dapat dilakukan secara serempak (multimedia) misalnya, pemutaran film kesehatan, koran, poster, dan lain-lain Penilaian (P3) Keberhasilan penyuluhan dapat dinilai dengan menggunakan lembar pertanyaan, lembar pengamatan, dan kuis. Dan unsur yang dinilai adalah input dan proses. Beberapa metode yang sering digunakan untuk penyuluhan (Notoatmojo,2007) 1. Curah Pendapat 2. Diskusi Pleno/Diskusi Kelompok 3. Peragaan/Demonstrasi 4. Penugasan (Kerja Perorangan/kelompok) 5. Tanya Jawab 6. Bermain peran (Role play) 7. Diskusi Panel (Terbuka/Tertutup) 8. Ceramah BAB VI Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 35
  • 36. Persepsi dan Motivasi Sehat-Sakit A. Persepsi Sehat-Sakit Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing atau luka (injury). Sedangkan, sakit (illness) adalah penilaian seseorang (subjektif) terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya.Berdasarkan batasan diatas tampak adanya perbedaan konsep sehat-sakit yang kemudian akan menibulkan masalam konsep sehat-sakit dalam masyarakat. Penyakit (disease) Tak hadir (not Hadir (present) Sakit (illness) present) Tak dirasa (not perceived) 1 2 Dirasa (perceived) 3 4 Pada area 1 menggambarkan bahwa seseorang seseorang tidak menderita penyakit sekaligus tidak merasakan sakit. Dalam keadaan ini maka orang tersebut sehat menurut konsep sehat (kacamata petugas kesehatan). Pada area 2, seseorang ada penyakit secara klinis namun ia tidak merasa sakit. Dari sinilah muncul konsep sehat masyarakat, yaitu sehat adalah orang yang dapat bekerja dan menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan konsep sakit menurut masyarakatdimana seseorang yang sudah tidak dapat bangkit lagi dari tempat tidurnya dan tidak dapat mejalankan pekerjaan sehari-hari. Pada area 3, seseorang tidak memiliki penyakit tetapi merasa sakit atau tidak enak badan. Dalam kenyataannya, orang seperti ini sedikit. Hal ini mungkin karena gangguan –gangguan psikis saja. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 36
  • 37. Pada area 4 menggambarkan seseorang memang menderita suatu penyakit dan ia juga merasa sakit. Untuk meningkatkan area 4 ini diperlukan suatu koreksi terhadap konsep sehat dan sakit. Elemen-elemen Pokok Perilaku Sakit Empat elemen yang merupakan komponen dasar dalam perilaku sakit adalah content (isi), sequence (urut-urutannya), spacing (jarak) dan variability (variabilitas perilaku sakit). Dari ke-4 elemen ini dapat dikembangkan menjadi : 5 Konsep Analisis Perilaku Sakit a. Shoping :Proses mencari beberapa sumber berbeda dari medical care untuk satu persoalan. b. Fragmentation : Proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yangsama. c. Procastination : Proses penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala dirasakan d. Self medication : mengobati diri sendiri e. Discontinuity : Proses menghentikan pengobatan Tahap-tahap Pembuatan Keputusan 1. Tahap pengalaman/pengenalan gejala (the symptom experience). 2. Tahap asumsi peranan sakit ((the assumption of the sick role) 3. Tahap ketergantungan pasien (the dependent patient stage) 4. Tahap penyembuhan atau rehabilitasi (the recovery of rehabilitation) B. Motivasi Ada 3 komponen utama motivasi menurut Steer Porter (1995) yaitu : 1. Energizing, yaitu sesuatu yang mendorong atau menentukan tingkah laku 2. Directing, yaitu sesuatu yang membimbing atau menentukan tingkah laku 3. Maintaining/sustaining, yang memelihara dan menindaklanjuti tingkah laku. Teori Hirarki Kebutuhan Manusia dari Maslow Kebutuhan fisiologis (Phisiological needs), Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs), Kebutuhan sosial (Social needs) Kebutuhan penghargaan (Esteem needs), dan Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self actualization needs). Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 37
  • 38. BAB VII Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan A. Pendahuluan Masyarakat atau anggota masyarakat yang menderita penyakit dan tidak merasakan sakit (disease but no illness) sudah barang tentu tidak akan bertindak apa-apa terhadap penyakitnya tersebut, tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha, antara lain. Pertama, tidak bertindak apa-apa (no action). Alasannya antara lain karena kondisi yang demikian tidak mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari. Kedua, bertindak mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti diuraikan diatas. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang tersebut sudah percaya pada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasarkan pengalaman- pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan.Ketiga, mencari pengobatan kefasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy).Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini masih menduduki tempat teratas dibandingkan dengan pengobatan-pengobatan lainnya.Keempat, mencari pengobatan dengan membeli obat-obat kewarung obat (chemist shop) dan sejenisnya termasuk tukang-tukang jamu.Kelima, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan modern yang di adakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta yang dikategorikan kedalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.Keenam, adalah mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh para dokter praktek (privat medicine) B. Kerangka Kerja Anderson dan Newman Anderson dan Newman (1979) dalam Notoatmojo (1993) menyarankan bahwa model penggunaan pelayanan kesehatan ini dapat membantu/memenuhi satu atau lebih dari lima tujuan sebagai berikut : Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 38
  • 39. 1. Untuk melukiskan hubungan kedua belah pihak antara factor-faktor penentu dari penggunaan pelayanan kesehatan. 2. Untuk meringankan peramalan kebutuhan-kebutuhan masa depan terhadap pelayanan kesehatan. 3. Untuk menentukan apakah ada atau tidak adanya pelayanan dari pemakaian pelayanan kesehatan yang berat sebelah, dan lainnya. C. Tujuan Berbagai Tipe Kategori Penggunaan Pelayanan Kesehatan 1. Model Demografi (kependudukan) Dalam model ini tipe variable-variabel yang dipakai adalah umur, seks, status perkawinan dan besarnya keluarga. Variable-variabel ini digunakan sebagai ukuran mutlak atau indicator fisiologis yang berbeda dan siklus hidup dengan asumsi bahwa perbedaan drajad kesehatan, drajad kesakitan dan penggunaan pelayanan kesehatan sedikit banyak akan berhubungan dengan variable diatas. 2. Model-model struktur social (social struktur model) Di dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah pendidikan, pekerjaan dan kebangsaan.Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan social dari individu atau keluarga di dalam masyarakat. Maka mengingatkan akan berbagai gaya kehidupan yang diperlihatkan oleh individu-individu dan keluarga dari kedudukan social tertentu. 3. Model-model social Psikologis (psychalogocal models) Dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan keyakinan individu. Variable-variabel sosio-psikologis pada umumnya terdiri dari empat kategori :Pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian keseluruhan dari penyakit, Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan tindakan dalam menghadapi penyakit, dan kesiapan tindakan individu. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 39
  • 40. 4. Model Sumber Keluarga (family resourse models) Dalam model ini variable terikat yang dipakai adalah pendapat keluarga, cakupan asumsi keluarga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya. 5. Model Sumber Daya Masyarakat (community resourse models) Tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber di dalam masyarakat, dan ketercapaian dari pelayanan kesehatan yang tersedia dan sumber-sumber di dalam masyarakat. 6. Model-model organisme (organization models) Dalam model ini variable yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk- bentuk system pelayanan kesehatan. Biasanya variable yang digunakan adalah : Gaya (style) praktek pengobatan (sendiri, rekanan, atau grup), Sifat (nature) dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak),lLetak dari pelayanan kesehatan (tempat pribadi, rumah sakit, atau klinik), dan petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat, asisten dokter) 7. Model Sistem Kesehatan Keenam kategori model penggunaan fasilitas kesehatan tersebut tidak begitu terpisah, meskipun ada perbedaan dalam sifat (nature).Model system kesehatan mengintegrasi keenam model terdahulu ke dalam model yang lebih sempurna.). 8. Model Kepercayaan Kesehatan Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem- problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 40
  • 41. BAB VIII Sifat Umum dan Khusus Perilaku Manusia A. Sifat Umum Perilaku Manusia Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup.Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Dalam perilaku terdapat hasil akhir yang dapat saling mempengaruhi antara berbagai gejala. Gejala yang saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku manusia tersebut antara lain : 1. Pengamatan Yakni pengenalan objek dengan cara melihat, mendengar, meraba,membau, dan megecap, yang dikenal dengan istilah „Modalitas Pengamatan‟. a. Penglihatan Penglihatan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu : 1) Melihat bentuk yakni melihat objek yang berdimensi.objek-objek penglihatan membentuk diri menjadi keseluruhan (gestalt) menurut hukum-hukum tertentu yakni : - Hukum keterdekatan (hal yang berdekatan adalah gestalt) - Hukum Ketertutupan (hal yang tertutup adalah gestalt) - Hukum Bersamaan (hal yang sama adalah gestalt) 2) Melihat dalam yakni melihat objek berdimensi tiga. 3) Melihat warna,dua hal penting mengenai warna secara psikologis yaitu : - Nilai efektif warna, berpengaruh terhadap perilaku masyarakat - Nilai lambing warna, yang memerikan kesan tertentu kepada seseorang sehingga melambangkan sifat tertentu. b. Pendengaran Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 41
  • 42. Bunyi dan suara itu dapat kita golongkan atas dasar dua cara, yaitu: 1) Berdasarkan atas keteraturan dapat kita bedakan antara - Gemerisik - .Nada 2) Selanjutnya nada itu biasa dibeda-bedakan atas dasar: - Tinggi rendahnya, yang tergantung kepada besar kecilnya frekuensi - Intensitasnya yang tergantung pada ampiltudonya - Timbrennya yang tergantung pada kombinasi bermacam- macam frekuensi dalam tinggi rendahnya suara 2. Perhatian Adalah pemusatan energy psikis yang tertuju pada suatu objek. Beberapa macam perhatian yakni : a. Perhatian berdasarkan intensitasnya - Perhatian intensif - Perhatian tidak intensif b. Perhatian berdasarkan cara timbulnya - Perhatian spontan - Perhatian disengaja c. Perhatian berdasarkan luas objek yang dikenai perhatian - Perhatian terpencar (distributive) - Perhatian terpusat (konsentratif) Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menarik perhatian yaitu : a. Pandangan dari segi objek Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 42
  • 43. b. Pandangan dari segi subjek Dilihat dari subjek yang memperhatikan,hal-hal yang dapat menarik perhatian adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran, kebutuhan, pekerjaan dan sejarah hidup subjek itu sendiri. 3. Tanggapan Yakni gambaran yang tertinggal dalam ingatan sebagai reaksi setelah dilakukannya pengamatan. Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: - Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan - Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan - Tanggapan masa kini atau tanggapan representatif (tanggapan mengimajinasikan) Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan: Tanggapan Cara tersedianya objek disebut representative Objek tidak ada pada dirinya sendiri tetapi ada (diadakan) pada diri subjek yang menangkap .Objek hanya ada pada dan untuk subjek yang menanggap Terlepas dari unsur tempat, keadaan dan waktu Pengamatan .Cara tersedianya objek disebut persentasi Objek ada pada dirinya sendiri Objek ada pada setiap orang Terikat pada tempat, keadaan dan waktu 4. .Fantasi Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 43
  • 44. Yakni daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus dengan benda-benda yang ada. Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia riil. Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:  Fantasi tidak sadar (tidak disengaja)  Fantasi disadari (disengaja) Fantasi bersifat mengabstraksikan, kalau dalam berfantasi itu ada bagian-bagian yang dihilangkan. Fantasi bersifat mendeterminasikan kalau dalam berfantasi itu sudah ada semacam skema tertentu, lalu diisi dengan gambaran lain. Fantasi bersifat mengkombinasikan kalau menggabungkan bagian dari tanggapan yang satu dengan yang lainnya. Relevansi fantasi dengan kehidupan manusia sehari-hari antara lain : a) Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup kepribadian orang lain b) Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya c) Fantasi meyakinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dab waktu d) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dan kesukaran yang dihadapi e) Fantasi memungkinkan orang untuk menciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya 5. Ingatan Yaitu kemampuan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan- kesan. Ingatan yang baik yakni ingatan yang memiliki karakteristik, cepat, setia, teguh, luas dan siap. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 44
  • 45. Proses ingatan ada 3 yakni : 1. Mencamkan Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Mencamkan dengan sekehendak hati, dan b. Mencamkan dengan tidak sekehendak 2. Mengingat dan lupa (retensi) Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan dan hal yang dilupakan adalah hal-hal yang tidak diingat (tidak dapat diingat kembali) 3. Reproduksi Yaitu pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi ada dua bentuk, yaitu: a. Mengingat kembali (recall), dan b. Mengenal kembali (recognition) 4. Asosiasi Yaitu hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam jiwa kita. Adapun hukum-hukum asosiasi itu adalah sebagai berikut: a. Hukum sama saat atau serentak b. Hukum berurutan c. Hukum kesamaan dan kesesuaian d. Hukum berlawanan e. Hukum sebab akibat 6. Berfikir Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif, a. Bahwa berfikir itu sifatnya ideasional Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 45
  • 46. Jadi berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan dengan proses atau jalannya.Proses jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu: a. Pembentukan pengertian b. Pembentukan pendapat dan c. Penarikan kesimpulan 7. .Perasaan Macam-macam perasaan menurut Bigot (1950) yaitu : a. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah):  Perasaan indriah  Perasaan vital b. Perasaan-perasaan rohaniah Perasaan intelektual Perasaan kesusilaan Perasaan Keindahan Perasaan social Perasaan harga diri Perasaan Keagamaan 8. .Motif-Motif Yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong untuk melakukan aktifitas- aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. .Menurut Woodworth dan Marguis (1955) motif itu dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1) Kebutuhan-kebutuhan organic 2) Motif-motif darurat 3) Motif-motif objektif Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu, yaitu: 1) Motif-motif bawaan 2) Motif-motif yang dipelajari Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 46
  • 47. Berdasarkan atas jalarannya, yaitu: 1) Motif-motif ekstrinsik 2) Motif-motif intrinsik Berdasarkan isi dan persangkutpautannya, yaitu: 1) Motif jasmaniah 2) Motif rohaniah B. Sifat Khusus Individu 1. Teori Tipologi a. Hipocrates Galenus Mengungkapkan bahwa sifat yang ada pada manusia adalah seperti halnya isi alam semesta ini yang terdiri dari tanah,air,udara, dan api, maka pada manusia terdapat 4 macam cairan. Tipologi Hipocrates Galenus yaitu : - Melanchole - Chole - Phlegma - Sanguis b. Kretschmer Berdasarkan penelitian Kretschmer ia menggolongkan manusia menjadi 4 macam yaitu : - Tipe Picnic,dengan ciri khas pendek dan gemuk - Tipe Leptosom,dengan ciri khas tinggi jangkung - Tipe atletik,dengan ciri khas tubuh tampak selaras - Tipe dis plastic,dengan ciri khusus yang merupakan penyimpangan dari ketiga tipe sebelumnya c. Sheldon Sheldon menggolongkan manusia berdasarkan konstitusi dan temperamennya yaitu : 1) Berdasarkan konstitusinya yakni : - Tipe endomorfik,mirip dengan tipe picnic - Tipe masomorfik,mirip dengan tipe atletik Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 47
  • 48. - Tipe ektomorfik, mirip dengan tipe leptosome 2) Berdasarkan Temperamennya yakni : - Tipe viscerotonik,cenderung santai dan gemar hiburan - Tipe cerebrotonik.cenderung ragu-ragudan sosio-fobia - Tipe somatotonik,sikap gagah dan perkasa d. Spranger Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya ada 2 macam roh, yakni roh subjek dan roh subjektif e. Freud Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian manusia terdiri dari 3 aspek yakni : 1. Das esadalah aspek biologi kepribadian 2. Das ich adalah aspek psikologi kepribadian 3. Das uber ich adalah aspek sosiologis kepribadian 2. Intellegensi Menurut hasil penelitian telah dibuktikanbahwa angka korelasi intelegensi dan prestasi belajar antara 0,50 artinya sebesar 25% dari keseluruhan varian prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intelegensi. Teori intelegensi yakni : a. Teori Spearman b. Teori yang bersifat pragmatis c. Teori faktor d. Teori yang bersifat operasional e. Teori fungsional f. Pengukuran intelegensi 3.Bakat Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali tergantung pada latihan mengenai hal tersebut (William B. Micheel). BAB IX Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 48
  • 49. Determinan dan Perubahan Perilaku A. Konsep Perilaku Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo.2004).  Macam – macam Perilaku Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua: 1. Perilaku tertutup (covert behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2003).  Domain Perilaku Menurut (Notoatmodjo, 2003), meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karekteristik atau faktor-faktor lain dari Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 49
  • 50. orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.  Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang Menurut (Sunaryo.2004), perilaku dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor eksternal, yaitu:  Faktor genetik atau faktor endogen Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain: 1. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu dengan lainnya. 2. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin. 3. Sifat fisik, misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus. 4. Sifat kepribadian, perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu, yang dipengaruhi oleh aspek kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat, sistem norma, nilai dan kepercayaan yang dianutnya. 5. Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan. 6. Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu  Faktor eksogen atau faktor dari luar individu Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 50
  • 51. 1. Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. 2. Pendidikan. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok. 3. Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap, beraksi, dan berperilaku individu. 4. Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial. 5. Kebudayaan. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.  Faktor Determinan Perilaku Pada dasarnya faktor determinan perilaku manusia sulit ditentukan, namun secara garis besarnya ada tiga yakni : 1. Fisik 2. Psikis 3. Social Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya.Gejala kejiwaan ditentukan oleh berbagai factor diantaranya  Factor pengalaman  Keyakinan  Sarana fisik  Sosio budaya masyarakat  Teori yang berhubungan dengan determinan perilaku. 1. Teori Laurence Green Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 51
  • 52. Green menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Menurut Green kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu Factor perilaku (behaviour cause). Factor diluar perilaku (non-behaviour cause) Selanjutnya, prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain : a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. b. Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 2. Teori Snehandu B. Kar Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behaviour intention) b. Dukungan social dari masyarakat sekitarnya (social-support) c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan ( accessibility of information) d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation). 3. Teori WHO Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 52
  • 53. Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok pemikiran dan perasaan (thought and feeling) yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek. a. Pengetahuan b. Kepercayaan c. Sikap d. Orang penting sebagai referensi e. Sumber-sumber daya f. Perilaku normal, kebiasaan yang umumnya disebut kebudayaan. B. Teori Perubahan Perilaku Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerap-kan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut. 1. Health Belief Model Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50-an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ; Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehata Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku Perilaku itu sendiri. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 53
  • 54. Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. 1. Teori S-O-R: Perubahan perilaku didasari oleh: StimulusOrganismeRespons. Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus) Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process). Materi pembelajaran adalah stimulus.  Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.: a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak b. Apabila diterima (adanya perhatian)  mengerti (memahami) stimulus. c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:  Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)  Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice) 2. Teori “Dissonance” : Festinger Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance). Jika stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).  Rumus perubahan perilaku menurut Festinger: Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 54
  • 55. Pentingnya Stim xJml kog dis Dissonance:--------------------------------------------------- Pentingnya Stim x Jml kog con Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang.Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil). 3. Teori fungsi: Katz Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan.Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).  Prinsip teori fungsi: a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek) b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas) c. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial) d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang) 4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin a. Perilaku adalah keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces), dimana :  Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.  Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.  Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. b. Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut. c. Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku. C. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 55
  • 56. 1. Perubahan alamiah (natural change), 2. Perubahan terencana (planned change), 3. Kesiapan berubah (Readiness to change). D. Strategi Perubahan Perilaku  Inforcement: 1. Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau perundangan. 2. Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)  Education: 1. Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. 2. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama. E. Cara-cara Perubahan Perilaku Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu : 1. Dengan Paksaaan. 2. Dengan memberi imbalan. 3. Dengan membina hubungan baik. 4. Dengan menunjukkan contoh-contoh. 5. Dengan memberikan kemudahan. 6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi BAB X Ranah Perilaku Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 56
  • 57. Menurut Skiner (1938), seorang ahli psokologi, dalam Soekidjo (2007), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Ki Hajar Dewantoro, seorang tokoh pahlawan pendidikan nasional Indonesia, membagi ranah (kawasan) perilaku menjadi cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Ketiga ranah perilaku ini harus dikembangkan secara seimbang agar terbentuk lah manusia yang seutuhnya. Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, dalam Winkel (1996), membagi perilaku dalam tiga domain, yaitu: a. Ranah kognitif (Cognitive domain) b. Ranah afektif (Affective domain) c. Ranah psikomotor (Psychomotor domain) A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (ranah kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil dari proses pengindraan seseorang terhadap objek tertentu. Pengindraan tersebut meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan rabaan. 1. Proses Adopsi Perilaku Penelitian Rogers (1983) mengungkapkan bahwa adopsi perilaku baru pada diri seseornag melalui beberapa proses sebagai berikut:  Awarness (kesadaran), menyadari dan mengetahui keberadaan objek (stimulus).  Interest, mulai tertarik kepada stimulus.  Evaluation, menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.  Trial, telah mencoba perilaku baru.  Adoption, telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 57
  • 58. Namun, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melalui rangkaian proses di atas. Perilaku yang dilandasi pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung lama (langgeng), sedangkan perilaku yang dilakukan tanpa disertai pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung tidak dalam jangka waktu yang lama. 2. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif Enam tingkatan di dalam domain kognitif menurut Sukidjo (1993), yaitu:  Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk juga di dalamnya yaitu mengingat kembali (recall).Ini merupakan tingkatan yang paling rendah.  Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar dan tepat mengenai materi yang telah diketahui, serta dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar pula.Hal itu mencakup kegiatan menjelaskan, memberikan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.  Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari ke dalam kondisi sebenarnya (kehidupan nyata).  Analisis (analysis) Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada keterkaitan satu sama lain.  Sintesis (synthesis) Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 58
  • 59. Sintesis diartikan sebagai kemampuan umtuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Atau dengan kata lain yaitu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya dari rumusan materi yang telah ada atau telah diterima.  Evaluasi (evaluation) Evaluasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menilai materi yang telah diterima dan telah diproses. Pengukuran terhadap tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian. B. Sikap (Attitude) Menurut Newcomb, seorang ahli psokologi sosial, sikap merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap merupakan respon atau reaksi yang masih tertutup terhadap suatu stimulus, belum berupa reaksi terbuka atau tingkah laku yang nampak .Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus sebagai suatu penghayatan terhadap stimulus tersebut. 1) Komponen Pokok Sikap  Kepercayaan atau keyakinan  Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek  Kecenderungan untuk bertindak 2) Tingkatan Sikap  Menerima (reseiving), berarti subjek bersedia dan memperhatikan stimulus yang diberikan.  Merespon (responding), berarti menjawab apabila ditanya, dan menyelasaikan tugas yang diberikan.  Menghargai (valuing), berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah terkait stimulus yang diberikan.  Bertanggung jawab (responsible), berarti menerima segala risiko atas segala sesuatu yang telah dipilih atau diputuskan. Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 59
  • 60. Pengukuran terhadap sikap dapat dilakukan secara langsung dan atau tidak langsung.Secara langsung yaitu dengan menanyakan langsung melalui lisan kepada responden mengenai sikapnya terhadap suatu kondisi yang ingin kita ketahui. Sementara secara tidak langsung yaitu dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang berisi pilihan (misalnya: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). C. Praktik atau Tindakan (Practice) Untuk terwujudnya sikap menjadi tindakan, diperlukan beberapa faktor pendukung, di antaranya yaitu fasilitas dan dukungan dari orang-orang terdekat. Tingkatan tindakan meliputi: a. Persepsi (Perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. b. Respon Terpimpin (Guided response), yaitu melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh. c. Mekanisme (Mechanism), berarti telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, dan sudah menjadi kebiasaan. d. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, sudah mengalami modifikasi dengan tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut. Pengukuran terhadap tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung dengan wawancara mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu. Serta dapat juga dilakukan secara langsung dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Glazn, 1996). BAB XI Langkah- Langkah Mengenal Masalah Perilaku A. Langkah Pertama: Mengenal Masalah Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan 60