ASFIKSIA NEONATORUM
1.1. Latar Belakang
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan
teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makan meningkatnaya CO2 yang dapat
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Bayi Baru Lahir sering kita jumpai di tetangga-tetangga kita atau saudara kita
yang baru saja melahirkan. Dan apakah yang kita ketahui tentang Bayi Baru Lahir,
adalah bayi yang lahir dari kehamilan cukup bulan yaitu dari usia kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat badan pada saat lahir 2500-4000 gram.
Banyak di sekitar kita Bayi Baru Lahir mati di akibatkan karena asfiksi terutama
di desa akibat sangat minimnya pengetahuan dan masih banyaknya yang lahir ke bidan.
Bidan sebagai tenaga medis di harapkan peka terhadap pertolongan persalinan
sehingga dapat mencapai well born baby dan well health mother. Oleh karena itu bidan
harus melakukan pengawasan hamil, pertolongan hamil resiko rendah, dan melakukan
perawatan ibu dan bayi baru lahir.
1.2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Terwujudnya keluarga yang mengerti dan mampu merawat hingga menjaga Bayi Baru
Lahir secara mandiri.
b. Tujuan khusus
- Menurunnya angka kematian bayi
- Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bayi
- Meningkatnya kesadaran akan asuhan yang benar yang harus diberikan pada bayi
- Memotifasi ibu terutama keluarga untuk memberikan perawatan dan asuhan yang
benar pada setiap Bayi Baru Lahir
1.3. Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis
Mendapat wawasan tentang pemberian pendidikan perawatan serta asuhan untuk bayi
yang baru lahir
b. Bagi pembaca
Mendapat informasi dan mengetahui tentang apa saja yang berkaitan dengan
perawatan serta asuhan pada Bayi Baru Lahir, sehingga tidak salah penanganan dini
2.1 KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
2.1.1 PENGERTIAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir melalui persalinan normal (spontan)
dengan APGAR Score 7-10, berat badan lahir antara 2500-4000 gram. Dari
kehamilan 37-42 mg dan tanpa cacat bawaan/kongenital.
(Depkes RI. 1993 : 7)
Neonatal ádalah jangka waktu Sejak bayi baru lahir sampai umur 28 hari
Terbagi atas 2 periode yaitu :
1. Periode neonatal dini : umur 0-9 hari
2. Periode neonatal lanjut : umur 8-28 hari
2.1.2 CIRI-CIRI BAYI SEHAT
a. Menangis spontan segera setelah lahir (dalam 30 detik pertama).
b. Lahir dari kehamilan 37-42 minggu
c. Berat badan lahir 2500-4000 gram
d. Usuran lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 34 cm
e. Lingkar lengan atas > 9,5 cm
Reflek Pada Bayi
a. Tonick neek Refflek : Gerakan mengangkat leer
b. Graf Reflek : Gerakan menggenggam
c. Moro Reflek : Gerakan tangan yag simetris apabila kepala tiba-tiba
digerakkan.
d. Rooting Reflek : Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi
e. Sucking Reflek : Reaksi menghisap putting disertai reaksi menelan.
2.1.3 PENATALAKSNAAN BAYI BARU LAHIR
1. Pencegahan Infeksi
BBL Sangat rentan terhadap infeksi saat melakukan penanganan BBL, pastikan
untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
Cuci tangan secara seksama sebelum dan estela melakukan kontak dengan
bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang Belem dimandikan
Pastikan semua peralatan. Termasuk klemgunting dan benang tali pusat di
DTT steril. Jika menggunakan bola karet penghisap. Pakai yang bersih dan
baru, jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu
bayi.
Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi dalam keadaan bersih.
Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, steloskop dan benda-
benda yang berhubungan dengan bayi dalam keadaan bersih (Dekontamunasi,
dan cuci setiap kali setelah digunakan). (JHPIEGO dan Depkes RI : 4)
2. Penilaian Awal
Segera dilakukan penilaian awal pada BBL secara cepat dan tepat (0-30 detik).
Evaluasi data yang terkumpul, buat diagnosa dan tentukan rencana untuk asuhan atau
perawatan BBL. Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah setelah lahir dengan
menggunakan APGAR.
Penilaian Apgar
No Macam - Macam 0 1 2
1.
2.
3.
4.
Warna kulit
Pernafasan
Tonus Otot
Reaksi Rangsangan
Biru, pucat
Tidak ada
Lemah
Tidak ada
Badan merah,
extremitas biru
Lambat
Extrimitas sedikit
kuat
gerakan sedikit
<100/menit
Merah jambu
segar
Menangis kuat
Gerakan aktif
Reaksi melawan
5. Denyut Jantung Tidak ada ≥100/menit
Catatan
A -S 1 menit ≥ 7 ( bayi normal 7-10 ) tidak perlu resusitasi.
A – S 1 menit 4-6 ( Asfixia sedang ) = Bag and mack ventilation.
A – S 1 menit 0-3 ( Asfixia berat ) = lakukan intubasi.
(Sarwono Prawirohardjo 1999, 249)
3. Pencegahan Kehilangan Panas
BBL tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara memadai dan cepat
kedinginan, jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami
hipotermi beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan
basah atau tidak ditutupi mungkin akan mengalami hipotermi, meskipun dalam
ruangan yang relative hangat. Cara mencegah kehilangan panas yaitu :
1. Keringkan bayi secara seksama
2. Tutupi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
3. Tutup bagian kepala bayi
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5. Jangan segera memandikan bayi baru lahir
6. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit
Apabila telapak kaki terasa dingin periksa suhu axilla bayi
Apabila suhu bayi < 36,5 oC segera hangatkan bayi.
7. Tempatkan bayi dilingkungan hangat
8. Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin, karena kontak dini antara ibu dan bayi
penting untuk kehangatan serta mempertahankan panas dengan benar pada BBL.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002, 30-31)
4. Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi merupakan tindakan stimilasi, untuk bayi dalam kondisi
sehat. Hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan.
Apabila bayi tidak menunjukkan respon dan menunjukkan tanda-tanda kegawatan
segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan. (JHPIEGO dan Depkes RI. 4-6)
5. Asuhan Tali Pusat
a. Mengikat tali pusat
Setelah plasenta dikeluarkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat tali pusat pada
puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastic tali pusat (bila tersedia)
Celupkan bagian yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5 % untuk membersihkan darah dan seksesi.
Bilas tangan dengan air sinfeksi tingkat tinggi
Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk atau kain bersih dan kering.
Ikat puntung tali pusat dengan jarak sekitar 1cm dari dinding perut bayi
(pusat). Gunakan benang atau klem plastik penjempit tali pusat desinfeksi
tingkat tinggi atau steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpil matiatau
kuncikan penjempit plastik tali pusat.
Jika pengikat dilakukan dengan benang tali pusat,lingkarkan benang
disekeliling putung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati
di bagian yang berlawanan.
Bilas tangan dengan air matang ( DTT kemudian keringkan dengan handuk
bersih dan kering )
Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan klorin 0,5%.
Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering
b. Nasehat dalam Merawat Tali Pusat
Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan
cairan,bahan apapun ke puntung tali pusat.
Mengoleskan alkohol atau betadine (terutama jika pemotong tali pusat tidak
terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan
karena menyebabkan tali pusat basah/lembab.
Beri nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :
Lipat popok dibawah puntung tali pusat
Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan aor DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih.
Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bentuan jika pusat menjadi
merah, bernanah, berdarah atau berbau.
Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah
atau darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk
bayi baru lahir. (JHPIEGO dan
Depkes, 99)
6. Pemberian ASI
Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf
ke hipofise enterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang
memacu payudara untuk menghasilkan ASI semakin sering bayi mengisap puting
susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari-hari pertama
kelahiran bayi, apabila pengisapan puting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan
secara bertahap 10-100 mL ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia
bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 mL Asi perahri (kisaran 600-1000 mL)
untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai menurun 500-700 mL setelah 6
bulan pertama menjadi 400-600 pada 6 bulan usia bayi produksi ASI akan menjadi
300-500 pada tahun kedua usia anak.
a. Keuntungan Pemberian ASI
Mempromosikan keterikatan emosional ibu dan bayi
Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum
Merangsang kontraksi uterus
b. Melalui pemberian ASI
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapatkan ASI dalam waktu satu jam setelah lahir Anjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat diklem
dan di potong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk
menyusukan bayi setelah placenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik
(termasuk manjahit laserasi) keluarga dapat membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI lebih awal.
Pedoman menyusui (WHO / UNICEF. Breast Feading Promotion and Support).
Mulai menyusui segera setelah lahir (dalam waktu satu jam)
Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu,
larutan air gula atau pengganti air susu) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas
alasann-alasan medis. Sangat jarang ibu tidak memiliki air susu yang cukup
sehingga memerlukan susu tambahan (Enkin, et.at. 2000).
Berikan ASI eksekutif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru
dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah periode
ekslusif tersebut.
Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malam
(8-10 kali) atau lebih dalam 24 jam selama bayi menginginkannya.
(JHPIEGO dan Depkes, 2007, 100-101)
7. Upaya Profilaksis Terhadap Gangguan Mata
Tetes mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu atau keluarga
memotong bayi dan di beri ASI. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep
mata Tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam
setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih di
satu jam setelah kelahiran.
Cara pemberian Profilaksis Mata.
Cuci tangan (Gunakan sabun dan air bersih mengalir)
Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut.
Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling
dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
Ujung tabung salep mata tidak boleh menyentuh mata bayi.
Jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak
menghapus obat-obat tersebut.
8. Memberikan Jalan Nafas
a. Sambil meletakkan bayi secara cepat menilai pernafasannya, bungkus bayi dengan
handuk kering.
b. Lap darah atau lendir dengan kasa pada wajah bayi untuk mencegah jalannya
udara terhalang.
c. Bayi normal akan menangis/bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah
lahir.
d. Bayi menangis dan bernafas (terlihat dari pergerakan dada, paling sedikit 30
x/menit)
e. Bila tidak bernafas dalam waktu 30 menit, segera mencari bantuan dan mulai
upaya resusitasi
f. Lendir di hidung, tenggorokan dan mulut dibersihkan dengan jari tangan di
bungkus kasa steril.
Yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir.
- kasadaran dan reaksi terhadap sekeliling. Kenali adanya reaksi terhadap
rangsangan sakit atau suara keras yang mengejutkan.
- keaktifan, bayi normal akan melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki yang
simetri saat bangun, adanya tremar bibir, kaki dan tangan saat menangis adalah
normal, tetapi bila terjadi saat tidur kemungkinan adanya kelainan.
- Simetris secara keseluruhan tubuh bayi itu seimbang
- Kepala, apakah simetris, adalah tumor atau benjolan
- Muka, apakah ada perdarahan, tanda perdarahan bercak-bercak merah biasanya
akan menghilang dalam 6 minggu
- Mulut, bila didapatkan secret yang berlebihan waspada ada kelainan
- Leher, dada, abdomen apakah ada cidera pada saat persalinan
- Punggung, adakah tumor / benjolan dan apakah lekukan tulang punggung
sempurna.
- Bahu, tangan, sendi tungkai, perhatikan bentuk dan gerakannya, adanya fraktur.
- Kulit dan kuku, dalam keadaan normal kulit dan kuku berwarna merah. Kadang
ada pengelupasan ringan.waspadai jika timbul kulit dengan warna tidak rata.
- Perhatikan juga kelancaran menghisap dan pencernaan
- Tinja dan kemih, diharapkan dalam 24 jam bayi sudah BAK dan BAB, bila
ditemukan perut distensi, tanpa keluar tinja, disertai muntah dan kebiruan.
b. Pemantauan bayi pada 2 jam pertama setelah lahir.
1. Kemampuan menghisap kuat / lemah
2. Bayi tampak aktif / lunglai
3. Bayi kemerahan atau biru
c. Tanda-tanda Bahaya Bayi baru lahir.
1. Sulit menyusu
2. Letargi
3. Demam atau hipotermi
4. Sianosis pada kulit atau bibir
5. Ikterus berat
6. Muntah terus-menerus atau muntah dengan perut membesar
7. Perilaku atau tangis yang tidak normal
8. Mata bengkak dan bernanah atau berair
9. Mekanium cair berwarna hijau gelap dengan lendir / darah
Upaya untuk menyusui pada tahap awal, tahap ini bertujuan
1. Melatih reflek hisap bayi
2. Membina hubungan psikologi ibu dan anak
3. Membantu CU melalui rangsangan puting susu
4. Mengurangi nyeri pasca persalinan
5. Memberi ketenangan pada ibu dan perlindungan bagi bayinya
6. Mencegah kehilangan panas pada bayi
7. Memberi kesempatan pada keluarga untuk mengetahui keadaan ibu dan bayi
8. Stimulasi dini terhadap tumbang anak